KEGIATAN DAN PENELITIAN BIDANG PEMBINAAN DAN JARINGAN PENELITIAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN
KEGIATAN DAN PENELITIAN
BIDANG PEMBINAAN DAN JARINGAN PENELITIAN
KEGIATAN DAN PENELITIAN BIDANG JARLIT
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN SDM JARLIT
2 KERJASAMA PENELITIAN DENGAN JARLIT DAERAH
3 FORUM KOMUNIKASI PENDIDIKAN
4 PANGKALAN DATA HASIL PENELITIAN
5
KEGIATAN DAN PENELITIAN BIDANG JARLIT
6 Perencanaan Kebutuhan, Distribusi Dan Kompetensi Guru
Streamlining Pelatihan Guru dan Kepala KAJIAN ISU-IASU AKTUAL 1: Sekolah Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dan
7 Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dalam Rangka Implementasi Kurikulum Kajian Implementasi PMU KAJIAN ISU-ISU AKTUAL 2:
8 KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN BANTUAN SUBSISDI
9 MAHASISWA (BIDIKMISI) Peran Pemda Dalam DESENTRALISASI PENDIDIKAN:
10 Mengimplementasikan Kurikulum 2013 KAJIAN EVALUASI EFEKTIFITAS ALOKASI DANA PENDIDIKAN: Efektivitas Alokasi Dana Block Grant Program Pendidikan Kecakapan
11 Hidup dan Desa Vokasi
PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI
KONDISI PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI Bahan Data
Rekomendasi Kebijakan Penetapan Keputusan
- Bupati/walikota menetapkan beberapa kebijakan pendidikan.
Bupati/walikota memerlukan masukan/bahan untuk membuat keputusan / menetapkan kebijakan Pembuatan keputusan / penetapan kebijakan harus dilakukan atas dasar data Perlu ada pihak yang memberi usulan kebijakan kepada Bupati/Walikota atas dasar data / hasil penelitian / hasil analisis kebijakan
TUJUAN JARLIT
Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi program dan sharing pendanaan antara pusat, propinsi dan kabupaten/kota Melaksanakan kerjasama penelitian dan pengembangan yang terkait dengan penetapan kebijakan
Melaksanakan peningkatan mutu SDM dan kelembagaan penelitian dan
pengembangan Melakukan pertukaran informasi hasil- – hasil penelitian
Merekomendasikan rumusan kebijakan berbasis penelitian dalam upaya
mengatasi permasalahan pembangunan
melalui networking
Rasional Program Kerjasama Penelitian dengan Jarlit
- Perlunya optimalisasi sumberdaya penelitian dan pengembangan,
- Peningkatkan sinergi lembaga penelitian Pusat dan daerah,
- Penguatan kapasitas peneliti/dosen di lembaga
penelitian Pusat dan daerah dalam bidang pendidikan.
- Peningkatan produktivitas penelitian dan pengembangan yang bisa dijadikan bahan opsi kebijakan
http://kerjasamajarlit2014.com/
KERJASAMA PENELITIAN JARLIT DAERAH DAN PUSLITJAK TAHUN 2014
- Kerjasama Penelitian dgn Jarlit Daerah Th. 2014 sebanyak 41 jarlit (7 Jarlit Provinsi dan 34 Jarlit Kab./Kota dari usulan/proposal sebanyak 55 jarlit.
• Besarnya dana kerjasama yang bersumber dari Puslitjak @ Rp 30jt (Total
Rp 1,23M) dan dana pendamping dari APBD paling kecil Rp 15jt dan terbesar Rp 300jt (jarlit Sumut) dengan rata-rata Rp 48jt (Total Rp 2M).- Judul penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Kajian Profesionalisme/kompetensi Guru (sebanyak 10 jarlit); 2. kajian Implementasi Kurikulum 2013 (8 jarlit);
3. Kajian Ketercapaian SNP/SPM (5 jarlit)
4. Implementasi PMU;
5. Kajian Penyelengaraan Akademi Komunitas
IDE DASAR PANGKALAN DATA
1 TAG LINE :
- Pengukuran Kapasitas Kemampuan Riset • Referensi ilmiah pengambilan kebijakan
Pemerintah
- Manampilkan informasi perkembangan riset
- - Negara
Kerjasama strategis
Sharing Ketersediaan sumber daya
- Portal kolaborasi kegiatan dan hasil riset
Hak Intelektual
- Menangkal duplikasi riset
Peneliti
- Media preservasi digital riset
Anti plagiarisme
- Saringan dan pengakuan proses hasil riset
Media Pengakuan
- Portal informasi hasil riset dan komunikasi langsung dengan peneliti
Masyarakat • Portal pembelajaran tentang budaya meneliti
Isu Pokok Pembangunan Pendidikan Terkait Pengelolaan Guru
Isu Pokok Pendidikan yang Terkait dengan Pengelolaan Guru
.....dari 4 isu pokok yang menjadi arahan Kemdikbud Masalah & Tantangan
Arah Kebijakan AKSES
Populasi yang besar Disparitas sosial, ekonomi, geografis memastikan Daya tampung terbatas ketersediaan dan Pemerataan Layanan. keterjangkauan ...
MUTU & RELEVANSI Peningkatan kelayakan Sarana-prasarana Kualitas & distribusi guru meningkatkan mutu dan
Pendidikan karakter relevansi secara
Keselarasan dengan dunia kerja berkelanjutan
Kompetensi Lulusan ...
rasionalitas
OTONOMI DAERAH
Masalah
DampakTerjadi ketidaksesuaian penempatan guru, yang disebabkan oleh: Adanya ketidaksesuaian - antara guru yang ditempatkan dengan guru yang dibutuhkan oleh sekolah; distribusi guru yang tidak
Kepala Daerah berkuasa Penempatan guru tidak - merata, dan kesulitan atas pengkatan dan didasarkan pada data memenuhi kewajiban pendistribusian guru
pemetaan guru menurut
mengajar minimal 24 jammata pelajaran di setiap
pelajaran per minggu sekolah;- Ada intervensi dari pihak
tertentu yang memiliki
kepentingan dan mempunyai .. kompetensi guru menjadi kewenangan lebih tinggi. rendah
Spending more or spending better: Improving education financing in Indonesia. World Bank,
Jakarta, 2013.
Figure 1: Student/Teacher Ratio (STR)
- – International Comparison
Country Background Report on the Education Sector in Indonesia. ACDP, 2013.
Figure 2: Indonesia Student/Teacher Ratios (All levels, 2000
- – 2010)
- Terdapat ketimpangan ketersediaan guru antara perkotaan dan pedesaan
(68% sekolah di perkotaan dan 52% sekolah pedesaan kelebihan guru); • 66% Sekolah di daerah terpencil kekurangan guru.
55% 68% 52% 17%
- 34%
- 37%
- 66%
- 80%
- 60%
- 40%
- 20% 0% 20% 40% 60% 80%
- Jumlah dan jenis guru berdasarkan kualifikasi dan mapel yang diampu
- Sistem perhitungan kebutuhan guru
- Permasalahan dan usulan solusi perencanaan kebutuhan & pemenuhan guru
- Rasio siswa-guru antar satuan pendidikan
- Sistem pendistribusian guru baru
- penataan dan pemerataan guru PNS dikaitkan dgn SKB 5 Menteri
- Penyebab kesenjangan distribusi guru antar wilayah
- upaya pendistribusian yg lebih adil dan merata
- Peta kompetensi dari aspek :
- jenis guru
- wilayah
- bidang uji kompetensi (Profesional dan pedagogi)
- Kompetensi dasar dan indikator
- faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil UKG serta
- jumlah • Guru baru • Jenis guru
- Penataan • Wilayah
- jenis guru
- Bidang uji
- Ketersediaan • Keterjangkauan • Kualitas • Kesetaraan • Kepastian • Distribusi • Mismatched • Kekurangan di Daerah
- Kualifikasi • Profesionalisme • Menghasilkan Guru • Kewenangan Tambahan • Kelas Rangkap (Multigrade)
- Berkemampuan TIK
- Berkarakter
- Peningkatan Kualifikasi &
- Pembayaran Tunjangan
- Uji Kompetensi dan
- Rehab Gedung Sekolah -BOS
- Penyediaan Lab dan
- Bantuan Siswa Miskin Manajemen Berbasis Sekolah
- Sosialisasi - Pelatihan guru PTK
- - UU
- - PP
- - Permen
- Monitoring & Pengaw
- - Perda
- - KOTA/KABUPATEN
- - nghambat - -
- Masyarakat - Lembaga
Total Kota Desa Terpencil P% sekolah kelebihan guru % Sekolah kekurangan guru
Figure 5: Junior Secondary (SMP/MTs) Selected Subject Teacher Surplus/Deficit by district/city in Aceh, 2011
Pendidikan Agama Islam = Islamic Education, Seni Budaya = Art and Culture, Bimbingan dan Penyuluhan = Counseling/BK
Kompetensi Guru
25000
UKG Rata-rata = 43.82
Maks
91.00 YOGYA
51.45 20000
DKI Min
1.00
46.83 JATENG
Rata
43.82
46.55 JATIM
46.46 Stdev
10.95
15000
BABEL
46.27 N 518,026
SUMBAR
45.72 JABAR
45.20 10000
KEPRI
44.72 BALI
43.99
43.50 BANTEN
5000
43.31 PAPUA
42.87 KALSEL
42.73 RIAU
42.17 KALTIM
5 Rata-rata
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
41.93 KALBAR
1 Nasional :
41.91 100
BENGKULU
43.82
41.63 PAPUA BARAT
95
41.52
91.00
91.00 NTB
90
40.93 SUMSEL
85
83.00
40.84 SUMUT
80
79.00
40.82 JAMBI
75
40.76 LAMPUNG
70
40.61 SULTRA
65
40.60 Rata-rata GORONTALO
60
40.50 Nasional = SULUT
55
40.35 KALTENG
43.82
50
40.09
49.41 SULSEL
48.34
45
45.34
40.06 SULTENG
41.49
40
39.86 NTT
39.80
35 SULBAR
38.86 MALUKU
30
Distribusi Nilai UKG per Jenjang dan Kompetensi Hasil UKG Tahun 2013: Perbandingan Kompetensi Pedagogi & Profesional
57.58
60 TK SD SMP SMA SMK SDLB
20
10
JENJANG Jml Peserta Rata-rata
44.92 Pedagogik Profesional Pedagogik Profesional Peda + Prof TK 109.388 46,91 57,58 54,38 SD 290.707 41,83 44,47 43,68 SMP 81.910 49,33 50,60 50,22 SMA 37.574 49,86 54,03 52,77 SMK 38.078 49,91 51,66 51,09 SLB 4.199 50,09 44,92 46,47
51.66
54.03
50.60
44.47
50.09
30
49.91
44,10 41,43 44,95 45,53
49.33
41.83
46.91
50
40
49.86
Tujuan Penelitian Mengukur dan mengidentifikasi :
Perencanaan
Kebutuhan
pendistribusian
guru
kompetensi
guru
Kerangka Penelitian Analisis pengelolaan guru
Regulasi pengelolaan guru Perencanaan
Distribusi Kompetensi
Kebutuhanguru
PNS
Masukan dan Rekomendasi Pengelolaan guru Metode Penelitian Pemilihan sampel
Responden disdik prov 3, LPMP 1, BKD 2, Disdik kab/kota
4, kepala sekolah 4, pengawas disdik 2 ,
Teknik Pengumpulan data
Purpose dengan pertimbangan geografis
dan hasil UKG perwilayah Kuisioner dan FGD Teknik Analisis data Statistik Deskriptif dengan dukungan analisis kualitatif dengan cara mengorganisasikan, mengklasifikasikan, mengkategorikan, dan membandingkan secara komparatif keragaman kebutuhan, rekrutmen, dan distribusi guru. Data kuantitatif didayagunakan terutama untuk menghitung prediksi kebutuhan guru, distribusi danPopulasi dan Sampel Populasi Sampel Responden Satuan pendidikan SD, dan SMP
Kepsek, Disdik, BKD Kepsek, Disdik, BKD
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN GURU
Khusus
Visi Kemdikbud
YOGYA
50.85 JATENG
46.13 BABEL
Hasil UKG : Kompetensi Pedagogi
45.73 DKI
45.68 JATIM
45.61 JABAR
44.86 UKG: Pedagogi SUMBAR
44.80 Maks 100.00 KEPRI
44.43 BALI
43.53 Min
43.12 BANTEN KALSEL
43.20
42.38 Rata
42.27 PAPUA
Stdev
13.09 RIAU
42.17
41.53 KALTIM
N 518,026
41.44 NTB
41.36 BENGKULU
41.33 KALBAR Rata-rata Nasional 50000
Rata-rata = 43.20
= 43.20
41.30 GORONTALO 45000
40.30 PAPUA BARAT SUMSEL
40.27 40000
40.17 SULUT 35000
KALTENG
39.94
39.93 SULSEL 30000
39.83 JAMBI 25000
39.68 LAMPUNG 20000
39.54 SUMUT
39.45 SULTRA 15000
39.37 NTT 10000
SULTENG
39.19
38.73 SULBAR 5000
MALUKU
38.41 Jumlah Guru Per Jenjang
3.61
92.25
79.78
30.49
75.17
56.86 TK SD SMP SLB SMA SMK
0% 20% 40% 60% 80% 100% DKI JATENG JATIM SUMUT RIAU SUMSEL KALBAR KALSEL SULUT SULSEL MALUKU N T B PAPUA MALUT BABEL KEPRI SULBAR
N E G E R I S W A S T A TK 9,924 265,175 275,099 SD 1,430,127 120,149
1,550,276 SMP 409,942 103,889 513,831 SLB 3,074 7,009
10,083 SMA 177,330 58,578 235,908 SMK 90,515 68,667 159,182 J U M L A H
2 , 1 2 0 , 9 1 2 6 2 3 , 4 6 7 2 , 7 4 4 , 3 7 9 S T A T U S S E K O L A H J U M L A H J E N J A N G
YOGYA
51.64 DKI
47.23
Hasil UKG : Kompetensi Profesional
JATIM
46.74 JATENG
46.71 BABEL
46.45 UKG: Profesional SUMBAR
46.04 Maks
96.00 JABAR
45.32 Min KEPRI
44.86 BALI
Rata
44.05
44.13
43.72 PAPUA
Stdev
11.73 BANTEN
43.65 N 518,026
43.04 KALSEL RIAU
42.96
42.42 KALTIM
42.15 KALBAR Rata-rata Nasional
42.14 PAPUA BARAT = 44.05
Rata-rata = 44.05
42.13 BENGKULU 14000
41.56 NTB
41.32 SUMUT 12000
JAMBI
41.22
41.18 SUMSEL 10000
LAMPUNG
41.17
41.08 SULTRA 8000
40.66 SULUT
40.52 KALTENG 6000
40.42 SULTENG
40.41 GORONTALO 4000
40.21 SULBAR SULSEL
40.16 2000
40.08 NTT MALUKU
39.08 TUJUAN memetakan (mapping) pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh unit-unit dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru dan kemampuan manajerial kepala sekolah, dalam
UMUM upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelatihan-pelatihan melalui alternatif saran kebijakan penyederhanaan (streamlining) penyelenggaraan pelatihan-pelatihan tersebut
1. Merumuskan alternatif strategi pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi pedagogik guru KHUSUS
2. Merumuskan alternatif strategi pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah
3. Merumuskan alternatif pengelolaan pelatihan sesuai dengan kebutuhan guru dan kepala sekolah
KERANGKA PIKIR
METODE PENELITIAN
POPULASI seluruh guru dari satuan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah baik yang berstatus negeri maupun swasta
SAMPEL penanggungjawab penyelenggara pelatihan untuk guru dan kepala sekolah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan stratified random sampling, didasarkan pada nilai hasil tes
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL kompetensi pedagogik guru yang dilakukan oleh Badan SDM Kemdikbud pada tahun 2013
Stratifikasi Nilai Hasil Randomisasi Purposif Sekolah, Tes Kompetensi Kabupaten/Kota Sampel Kepala Sekolah dan Pedagogik Guru Studi Guru
Skema tahapan sampling studi
METODE PENELITIAN
Stratifikasi Nilai Tes Komp. Pedagogik Guru Kepala Sekolah Guru Kelas/Mata Pelajaran SD SMP SMA SD Kls.
IV SMP Kls. VII SMA Kls. X BI MAT BI MAT Rendah
√ √ √ √ √ √ √ √ Sedang
√ √ √ √ √ √ √ √ Tinggi
√ √ √ √ √ √ √ √ METODE PENELITIAN content analysis dan deskriptif.
Analisis Data Content analysis digunakan dalam pemetaan pelatihan- pelatihan untuk guru dan kepala sekolah, guna menganalisis isi dari materi/topik pelatihan untuk mengidentifikasi adanya kesamaan atau overlapping materi/topik pelatihan antara satu pelatihan dengan pelatihan lainnya.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui efektifitas pelatihan menurut persepsi guru dan kepala sekolah, guna merumuskan alternatif mekanisme pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan (i) guru dalam upaya meningkatkan kemampuan pedagogiknya, dan (ii) kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan manajerialnya. Rasionalitas
Semua warga Negara Indonesia berhak mendapatkan
akses layanan pendidikan sekurang-kurangnya pada
jenjang pendidikan menengah (SMA atau SMK) Keberhasilan program wajib belajar Dikdas 9 thn memiliki konsekuensi logis terhadap pemberian akses bagi anak
usia sekolah yang telah lulus pada jenjang pendidikan
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi (pendidikan menengah)
Fakta menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir,
pendidikan menengah terus mengalami peningkatan
APK, yaitu dari 52,20 persen pada 2005/2006 menjadi 70,53 persen pada 2010/2011.Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah Tahun 2011/2012 Perkembangan APK Dikmen
B a l i 105.94
2005/2006-2011/2012 (Persen)
DI Yogyakarta 103.54
100.46 Maluku Utara
76.44
80.00 DKI Jakarta
98.87
70.53
69.6 Aceh
94.73
70.00
64.28 Maluku
93.39
60.51 Sulawesi Tenggara
92.78
56.22
60.00
52.20 Sulawesi Utara
91.22
50.00 Bengkulu
88.80 R i a u
88.32
40.00 Sulawesi Barat
84.20 Sumatera Utara
83.27
30.00 Papua Barat
82.99 Bangka Belitung
82.81
20.00 Kalimantan Timur
82.56 Sulawesi Selatan
10.00
78.08 Jawa Timur
77.81
0.00 Sumatera Barat
76.67
2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
Sumatera Selatan
75.30 Kepulauan Riau
75.03 Distribusi APK Dikmen Nusa Tenggara Barat
74.90 Rata-Rata
Kabupaten/Kota 2011/2012
J a m b i
74.74 Nas APK SM Kalimantan Tengah
73.71
76,44 %
Banten
72.01
(235 Kab/Kota)
Gorontalo
71.98
51.51% 48.49% (262Kab/Kota)
Jawa Tengah
69.61
(256 Kab/Kota) (241 Kab/Kota)
Papua
68.06 Jawa Barat
67.77 Sulawesi Tengah
65.73 Lampung
62.98
61.70 Nusa Tenggara Timur
PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU
PENDIDIKAN MENENGAH NASIONAL Perbandingan APK Program Wajar 12 Tahun dan APK Normal ...menyiapkan generasi 100 tahun kemerdekaan 2045, generasi mendatang minimal lulusan menengah..
120 APK 97,0% (2020)
100 APK 97,0% (2040)
80 K P
60 A
z Tahun
Reguler Program Percepatan
APK Wajar 12 Tahun APK Program Wajar 12 Tahun APK Normal APK Normal
.... Melalui upaya percepatan, sasaran nasional APK pendidikan menengah sebesar 97% diperkirakan tercapai pada tahun 2020 . Namun sebaliknya, bila tanpa upaya percepatan maka sasaran nasional tersebut diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2040 ......
Pendidikan Menengah Universal (PMU) Pendidikan menengah yang meliputi SMA,MA, dan SMK
Pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh warga negara RI untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu
Difasilitasi oleh Pemerintah untuk menampung semua penduduk usia sekolah
Pembiayaan ditanggung bersama oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
Sanksi relatif longgar bagi yang tidak mengikuti
Pentingnya Pendidikan Menengah Universal
Memanfaatkan Bonus Demografi Indonesia Sebagai Modal Sumberdaya
1 Manusia Menjaga kesinambungan dan konsekuensi logis keberhasilan wajib belajar
2 Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Wajib belajar memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi, daya
3 saing, kesehatan, dan pendapatan Menjawab tantangan persaingan global yang membutuhkan SDM
4 berpendidikan Pendidikan menengah memiliki kontribusi positif terhadap kehidupan
5 bersosial dan berpolitik
Usia lulus SMP/Sederajat masih belum layak bekerja, sehingga bila tidak
6
Tujuan Kajian memperoleh opsi rekomendasi kebijakan tentang strategi
Tujuan implementasi PMU oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam rangka meningkatkan APK pendidikan menengah
Umum
1. Menganalisis secara mendalam bagaimana program dan
Tujuan pelaksanaan PMU yang telah dilakukan di setiap propinsi terkait
Khusus dengan komponen-kompenen sebagai berikut Sarana-prasarana pendidikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Peserta Didik Pendanaan Pendidikan
2. Menganalisis tentang disparitas APK di tingkat provinsi, kabupaten dan kota 3. nalisis hambatan/kendala dalam implementasi PMU
Ruang Lingkup Kajian
Daerah yang akan dijadikan sampel adalah daerah yang telah
1 melaksanakan rintisan PMU Penyelengaraan PMU yang didanai oleh Pemerintah Pusat,
2 Pemerintah Daerah dan Masyarakat Komponen model implementasi program PMU yang dikaji adalah :
3 Satuan pendidikan (USB, RKB, Ruang Belajar lainnya, Rehabilitasi Ruang Kelas, Peralatan pendidikan dan Asrama Guru dan siswa)
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Penyediaan, Distribusi dan Kualifikasi)
Peserta Didik (BOS, Bantuan Biaya Pendidikan, Beasiswa, BOP Paket C)
Ruang Lingkup Kajian
Daerah yang akan dijadikan sampel adalah daerah yang telah
melaksanakan rintisan PMUBa ru ( RK B)
M isk in B ea si sw a
Peserta Didik B OS SM B a n tu a n Si sw a
P e ndi di k an
Si sw a P e ral a tan
A sr ama Guru da n
K el a s
R eh a b Rua ng
(U S B) da n Ru a ng K e la s
1 Komponen model implementasi program PMU yang dikaji adalah :
U ni t S e kol a h Ba ru
Satuan Pendidikan Ru a n g Bel a ja r la inn ya
K ua li fi ka si
D is tr ibusi
P e n ye di a an
2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3 Penyelengaraan PMU yang didanai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat
B OP P a ket C
Kerangka Penelitian Implementasi PMU
Satuan Pendidikan Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Peserta Didik PELAKSANAAN PMU YANG BERMUTU
Identifikasi Hambatan dan Kendala Strategi dan upaya
Analisis dan Rekomendasi
Metode Kajian menggambarkan bagaimana daerah telah descriptive research,
Jenis mengimplementasikan program PMU dari segi sarana dan prasara, pendidik
Penelitian dan tenaga kependidikan dan pendanaan
Kuantitatif dan Kualitatif Pendekatan
Populasi, seluruh provinsi dalam wilayah Republik Indonesia Populasi &
Sampel, provinsi dalam wilayah Republik Indonesia yang telah melaksanakan rintisan Program Pendidikan Menengah Universal yang dipilih secara
Sampel purposive
Pejabat Dinas Pendidikan, 10 kabupaten/kota di 10 provinsi dalam wilayah
Republik Indonesia dan Pejabat Pemda yangrelevan
Responden Kepala Sekolah, sekolah yang telah melaksanakan rintisan Program Pendidikan Menengah Universal Dinas Pendidikan Provinsi
Dina spendidikan kabupaten/kota Sumber data
Bappedda
Rintisan PMU di Provinsi Sudah merintis Pendidikan Menengah Universal (PMU) berarti telah
Keterangan : memiliki perda yang mendukung Pelaksanaan PMU Belum merintis Pendidikan Menengah Universal (PMU)
DAERAH SAMPEL
59.49 Sedang rendah Tengah
93,39 Tinggi
72.05 Tinggi sedang Maluku
91,22
85.54 Sedang Tinggi Sulawesi Utara Kabupaten Minahasa Utara
78,08
90.97 Sedang Tinggi Sulawesi Selatan Kota Makasar
82,56
80.69 Rendah Sedang Kalimantan Timur Kota Balikpapan
Kota Banjarmasin 58,54
77,27 Tinggi sedang Kalimantan Selatan
Bali Kabupaten Karangasem 105,94
Provinsi/Kabupaten/Kota Rata-rata APK (%) Kategori Barat Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang
83,27 61,92 Sedang
Tinggi Jawa Timur Kabupaten Malang
103,54 86,13 Tinggi
85.75 Rendah Tinggi DI Yogyakarta Kabupaten Bantul
62,98
84.04 Rendah Sedang Lampung Kabupaten Pringsewu
75,30
84.03 Sedang Sedang Sumatera Selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu
82,81
64.75 Rendah Rendah Kepulauan Bangka Belitung Kabupaten Blitung
74,74
Rendah Jambi Kabupaten Tjung Jabung Barat
77,81
9
KAJIAN EFEKTIFITAS PEMBERIANBANTUAN SUBSIDI MAHASISWA
(BIDIKMISI)
Partisipasi (APM/APK) Siswa/Mahasiswa APM SD/MI/Paket A APM SMP/MTs/Paket B 78,80 95,75 APK SMA/SMK/MA/Paket C APK PT/PTA (usia 19-23 tahun) 78,70
27,90
JAKARTA. KOMPAS.Com - Ribuan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
(PTAIN) se Indonesia mengeluh karena dana beasiswa mereka disunat tanpa kejesalan. Selain itu pencairan kerap mengalami keterlambatan .
(http://www.lipsus.kompas.com Ester Lince Napitupulu | Tjahja Gunawan Diredja | Senin, 18 Maret 2013 | 08:38 WIB
selain tidak adanya pengumuman yang ditempelkan, penjaringan penerima beasiswa bidikmisi
“
juga tidak sesuai dengan kriteria. Seharusnya indeks prestasi komulatif (IPK) mahasiswa minimal
2,75, namun ada penerima beasiswa Bidikmisi yang IPK nya hanya 2 sampai semester tiga”
“bantuan biaya hidup sebesar Rp 600 Ribu terkadang tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan
kuliah. Kalau hanya untuk kebutuhan makan, minum dan sewa kos saja masih mencukupi ”Sya'dulloh Salam, mahasiswa jurusan elektro, Universitas Malang, penerima beasiswa bidik misi, dalam http://www.malangraya.info/ "Bisa jadi mereka sebenarnya miskin tapi karena gengsi akhirnya menggunakan dana bidik misi untuk hidup mewah, dan kebutuhan kuliah masih memberatkan orang tua
“
RUMUSAN MASALAH
1 Bagaimana Efektivitas PenyelenggaraanP rog Pemberian Bantuan Dana Bidikmisi dari Aspek Ketepatan Sasaran, Jumlah dan Waktu?
2
Bagaimana Dampak ProgPemb Bantuan
Dana Bidikmisi
dari AspekKeberlanjutan
Pend, Prestasi
Akadmk,Disiplin,Motivasi belajar
dan Aktivitas
Prog Kampus?
3 ?
TUJUAN
:Secara umum menemukan opsi saran kebijakan tentang strategi pemberian Bidikmisi yang efektif dan efisien dalam rangka mendukung
keberlangsungan dan keberlanjutan studi dengan prestasi yang
terbaik.Tujuan khusus adalah: Mengkaji efektivitas program Bidikmisi terkait: Ketepatan sasaran penerima, besaran dana dan waktu penerimaan dana.
Dampak program pemberian Bantuan Bidik Misi dilihat
dari keberlanjutan hingga menyelesaikan pendidikan, disiplin dan motivasi belajar, aktivitas dalam program kegiatan kampus prestasi akademikKAJIAN PUSTAKA
Perluasan dan Pemerataan Akses
1 Faktor Keberlanjutan Pendidikan
2 Konsep Subsidi dan Subsidi Siswa Sebagai Sosial Charity
3 Program Pemberian Bantuan Dana Bidikmisi
4 Efektivitas Program
5 Kemiskinan (Konsep dan Pengukuran)
6
Dasar Hukum Kebijakan Permasalahan Efektivitas Analisis Rekomendasi PROSES : SASARAN, JUMLAH DAN WAKTU DAMPAK : Putus Kuliah
DASAR HUKUM (UU, PP)
(DO) Keberlang- sungan pendidikan
Prestasi belajar Disiplin dan motivasi belajar
Aktivitas dalam program kampus
Strategi Peningkatan Efektivitas Pemberian
Bantuan Dana Bidikmisi
KEBIJAKAN/ PROGRAM BANTUAN DANA BIDIKMISI KERANGKA PIKIR PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
1
2 Populasi dan Sampel Penelitian Teknik Pengumpulan Data
3 Teknik Analisis Data
4
DAFTAR PERGURUAN TINGGI DAN PROGRAM STUDI BERDASARKAN SAMPEL
20
20
20
20
2
2
20 Bali UNUD
20
20
20
2
2
20 Kalimantan Selatan UNLAM
20
20
2
2
2
20 UNIMED
20
20
20
2
2
20 Sumatera Utara USU
20
20
20
2
2
20 UNP
20 UNDIKSA
2
20
2
1680
Total Mahasiswa
42 42 420 420 420 420
20 Total
20
20
20
2
2
20 Maluku UNPATTI
20
20
20
2
20 NTB UNRAM
20
20
20
20
2
2
20 UNM
20
20
20
2
2
20 Sulawesi Selatan UNHAS
20
20
20
TERPILIH
Provinsi Perguruan Tinggi FAKULTAS/PROGRAM STUDI MAHASISWA PENERIMA BIDIKMISISOSIAL & HUMANIORA
2
20
2
2
20 DIY UGM
20
20
20
2
2
20 UNNES
20
20
20
2
20 Jawa Tengah UNDIP
20
20
20
20
2
2
20 UPI
20
20
20
2
2
UNPAD
Jawa Barat
SAINS & TEKNOLOGI 2010 2011 2012 2013
20
20 UNY
2
20
2
20 Sumatera Barat UNAND
20
20
20
2
2
20 UNESA
20
20
20
2
2
20 UNAIR
20
2
20
2
2
20 UM
20
20
20
2
2
20 Jawa Timur UNIBRAW
20
20
20
2
20
JENIS DAN JUMLAH RESPONDEN PADA MASING-MASING PERGURUAN
TINGGI No Provinsi Perguruan Tinggi RESPONDEN
1 Jawa Barat
20
20
83 UNIMED
1
1
1
20
20
83
20
20
7 Kalimantan Selatan UNLAM
1
1
1
20
20
20
20
1
20
1
1
1
20
20
20
20
83 UNP
1
1
83
20
20
20
20
83
6 Sumatera Utara USU
1
1
20
1
8 Bali UNUD
20
20
83 UNM
1
1
1
20
20
20
83
20
1
1
1
20
20
20
20
83
20
20
5 Sumatera Barat UNAND
1
1
1
20
20
20
20
83 UNDIKSA
1
1
1
20
20
20
20
83
9 Sulawesi Selatan UNHAS
1
1
1
83
TOTAL Pembantu
1
1
1
20
20
20
20
83 UNNES
1
1
2 Jawa Tengah UNDIP
20
20
20
20
83
3 DIY UGM
1
1
1
83
20
20
Rektor III Dekan/
PembanD ekan III Kepala
BAAK Mahasiswa Penerima Bidikmisi
2010 2011 2012 2013
UNPAD
1
1
1
20
20
20
20
83 UPI
1
1
1
20
20
20
1
20
20
20
20
20
20
83 UNAIR
1
1
1
20
20
1
20
83 UNESA
1
1
1
20
20
20
20
1
20
20
20
83 UNY
1
1
1
20
20
20
83
1
4 Jawa Timur UNIBRAW
1
1
1
20
20
20
20
83 UM
10 NTB UNRAM
ANALISIS Efektivitas Bidikmisi :
1. Sasaran (ketepatan persyaratan penerima dan jumlah penerima
2. Jumlah Dana (ketepatan besaran dana)
3. Waktu penerimaan dana Variabel, Sub Variabel
Dampak Bidikmisi :
1. Disiplin
2. Motivasi belajar
3. Prestasi
4. Aktivitas program kampus
5. Kebutuhan dana pribadi
10 KAJIAN DESENTRALISASI PENDIDIKAN:
Peran Pemda dalam Mengimplementasikan
Kurikulum 2013
Pengembangan Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar (PP 19/2005) [Setiap standar memiliki: Tantangan, Persoalan , dan Solusi masing-masing ] Kurikulum 2013
Sedang Dikerjakan Telah dan terus Dikerjakan
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN Sertifikasi
Sertifikasi
STANDAR PEMBIAYAAN
Pengukuran Kinerja
TUJUAN
UMUM Merumusan opsi kebijakan dalam rangka meningkatkan efektivitas desentralisasi
pendidikan, terkait dengan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam implementasi kurikulum 2013. KHUSUSMengetahui peran Pemda dan pihak-pihak lain yang terkait di daerah (stakeholders) dalam hal:
1. Sosialisasi implementasi Kurikulum 2013,
2. Persiapan dan pelaksanaan SDM khusunnya melalui pelatihan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah,
3. Pengadaan dan pendistribusian buku Kurikulum 2013,
4. Pendanaan implementasi Kurikulum 2013,
5. Monitoring dan pengawasan (kontrol) dalam implementasi Kurikulum 2013,
6. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013.
RUANG LINGKUP
Peran Pemerintah Daerah meliputi:
1. Peran Pemerintah Provinsi
2. Peran Pemerintah Kota/Kabupaten
3. Peran masyarakat/ stakeholder
(Lembaga/organisasi sosial, yayasan, tokoh
masyarakat, LSM)KERANGKA BERFIKIR PUSAT
PROVINSI - Pengadaan dan DESENTRALISASI
Distribusi buku
IMPLEMENTAS
Kurikulum
I KURIKULUM
2013 2013
PEMDA Faktor -
pendukung/pe
PIHAK LAIN
Koordinasi Antar Pemerintah
C. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data dengan FGD dan Angket
Lokasi 10 Kabupaten/kota di 10 Provinsi
Pemilihan provinsi/kab/kota berdasarkan pada tahap ini daerah yang telah mengimplementasikan Kurikulum- 2013
Responden: aparatur dinas pendidikan prov/kab/kota
Hasil dan Opsi Kebijakan Skenario Implementasi Kurikulum 2013 di tingkat daerah berdasarkan pada peran masing-masing tingkat pemerintahan