Untuk diisi dengan no : ISSN: 9999-9999

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN TOWER

  

AIRNAV INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL

SOEKARNO-HATTATANGERANG

Rizky Dwi Andrea

  Bandar udara itu sendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya memberikan pelayanan

  

Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan Tower Controller JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center)

pada Perum Airnav Indonesia di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai melalui metode asosiatif dengan

pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai di Tower Controller JATSC (Jakarta Air

Traffic Service Center) pada Perum Airnav Indonesia di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

Tangerang yang berjumlah 169 orang. Data sampel penelitian diperoleh dari sebaran kuesioner terhadap 63

(enam puluh tiga) orang responden, setiap responden diberikan 20 pernyataan dengan menggunakan skala

likert. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa pengaruh kompetensi terhadap kinerja kerja pegawai Tower

Controller JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) pada Perum Airnav Indonesia di Bandar Udara

Internasional Soekarno-Hatta adalah sangat kuat, artinya bahwa pengaruh kedua variabel tersebut adalah

signifikan pada derajat kepercayaan sangat kuat. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik kompetensi maka

akan semakin meningkatkan kinerja pegawai Tower Controller JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) pada

Perum Airnav Indonesia di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Berdasarkan hal tersebut disarankan

agar pegawai Tower Controller JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) pada Perum Airnav Indonesia di

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dapat meningkatkan kompetensi nya sehingga karyawan mampu

bekerja melebihi target kerja yang dibebankan agar kinerja dan efektivitas kerja pegawai menjadi lebih baik

dan pekerjaan cepat terselesaikan.

  

Jurusan Manajemen/ Jurusan Akuntansi/ Jurusan Sistem Informasi/ Jurusan Akuntansi Komputer

Jl. Raya Serang Km. 10 – Bitung – Tangerang -15810

Telp : 021.59492836/ 021.59492837

E-mail: rizkydwiandrea@gmail.com

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  cargo) dengan penyedia moda tranportasi udara (maskapai penerbangan).

  aeronautica dan non-aeronautica. Untuk pelayan aeronautica dikelola seluruhnya oleh Perum

  Bandar udara yang merupakan salah satu komponen dalam dunia penerbangan yang memiliki andil penting dalam setiap jalannya kegiatan transportasi udara. Hal ini dikarenakan Bandar udara sebagai pemain utama penghubung antara calon pengguna jasa penerbangan (penumpang pesawat /

  Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura II serta Bandara UPT (Unit Pelaksana Teknis) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

  JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) adalah Unit Cabang dari Perum LPPNPI yang memberikan pelayanan navigasi penerbangan / Air

  Traffic Services di Bandar Udara Internasional

  Soekarno-Hatta. Adapun pelayanan diberikan kepada setiap pesawat yang terbang di Wilayah Udara Jakarta. Pelayanan yang diberikan dimulai dari pesawat bergerak di darat hingga pesawat terbang pada ketinggian tertentu / sampai dengan batasan wilayah udara Jakarta.

  Dengan jumlah lalu lintas udara yang padat di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta maka dalam memberikan pelayanan navigasi, JATSC membagi ke dalam beberapa sektor pelayanan. Sektor tersebut bertugas sesuai dengan wilayah

  Arti penting penerbangan sebagai alat transportasi dapat terlihat dari semakin meningkatnya kebutuhan jasa angkutan bagi mobilitas orang maupun barang dari daerah ke daerah lain, bahkan dari dalam negeri ke luar negeri. Di samping itu penerbangan juga berperan sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan perekonomian daerah yang berpotensi namun belum berkembang dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan.

  Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik memiliki dampak yang positif terhadap dunia penerbangan, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya pergerakan lalu lintas penerbangan di Indonesia menuju ke berbagai belahan dunia dengan moda transportasi udara.

  LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangangan Indonesia) sesuai dengan UU Penerbangan No. 1 Tahun 2009, dan untuk pelayanan non-aeronautica dikelola oleh PT. sehingga pemberian layanan dapat disampaikan secara maksimal.

  ADC (Aerodrome Control Tower) merupakan sektor ysng bertugas memberikan pemanduan pesawat yang berada di sekitar Aerodrome (vicinity

  bawah standar. Tentu saja kondisi ini harus segera dibenahi penyebab menurun atau rendahnya kinerja

  controller JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) Perum Airnav di Bandar Udara

  Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan tower

  traffic control dan traffic yang padat pada saat peak season.

  karyawan unit tower yang jumlahnya masih kurang, keterampilan karyawan yang kurang menunjang terhadap pekerjaan, fasilitas navigasi yang masih kurang, Kurangnya day-off (hari libur) bagi karyawan, keterbatasan kemampuan dalam mengoperasikan peralatan navigasi yang baru, penurunan tingkat konsentrasi air traffic control dalam mengatur pergerakan pesawat, beban kerja yang berlebihan, pengembangan karir karyawan yang belum optimal, banyak karyawan yang sakit akibat beban kerja yang terlalu berat, terjadinya gangguan kecemasan yang sering dialami oleh air

  Traffic Service Center antara lain : Kondisi

  Pada kenyataannya terdapat fenomena-fenomena yang menurunkan kinerja karyawan pada Jakarta Air

  Dalam kehidupan modern dewasa ini, faktor manusia sangatlah diutamakan dengan menitikberatkan secara mendasar pada pengukuran hasil nyata yang mampu dicapai oleh seorang tenaga kerja yang terlibat dalam proses penentuan sasaran. Kinerja didalam organisasi diukur dari mampu tidaknya mewujudkan sasaran yang telah diterapkan sebelumnya dan bila mampu jauh hasil nyatanya dibandingkan dengan sasaran tersebut. Ketidakjelasan dalam menetapkan sasaran, akan mengakibatkan karyawan tidak dapat mengevaluasi dan tidak mengetahui sampai sejauh mana kinerja yang telah dicapainya.

  dengan keluaran yang diterima oleh organisasi bersangkutan. Salah satu dorongan seseorang mengejar kinerja pada suatu organisasi adalah adanya kompensasi, sudah menjadi sifat dasar dari manusia pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai pada saat ini. Para karyawan juga mulai memikirkan bahwa kerja bukanlah hanya sekedar untuk memperoleh pendapatan, tetapi juga memikirkan untuk itulah mereka menginginkan suatu dorongan dalam hidupnya.

  Traffic Service Center berhubungan secara langsung

  Kinerja Jakarta Air Traffic Service Center mencerminkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan jumlah dan kualitas keluaran yang dibutuhkan lingkungan. Ukuran kinerja Jakarta Air

  Adapun kinerja air traffic control sangat rendah hal tersebut disebabkan oleh faktor pengembangan karyawan yang tidak jelas, tidak ada penilaian kinerja karyawan.

  Kinerja air traffic control tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal ini mengandung maksud menghasilkan sesuatu atau sesuai dengan yang dikehendaki, yaitu hasil optimal yang dapat dicapai.

  air traffic control.

  Air Traffic Service Center tidak memuaskan atau di

  of aerodrome). Padatnya lalu lintas penerbangan

  Akibat masih kurangnya kompetensi yang dimiliki air traffic control, kinerja karyawan Jakarta

  diperlukan seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan pesat industri penerbangan wajib dimiliki oleh seorang air traffic controller. Selain kompetensi karyawan diperlukan juga berbagai peralatan, yang dapat menunjang untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

  traffic control yang dimiliki oleh seorang air traffic controller, namun perkembangan ilmu penerbangan

  penerbangan karena terkait dengan kualitas pelayanan yang diberikan terhadap pengguna jasa penerbangan. Tidak hanya basic pendidikan air

  poin penting dalam pemberian suatu jasa layanan

  Tanggung jawab dari perusahaan untuk selalu meng-upgrade kompetensi karyawannya baik dalam perkembangan ilmu penerbangan maupun pelatihan di bidang kerja masing-masing sepertinya tidak berjalan dengan lancar. Hal inilah yang menjadi

  seharusnya kondisi tersebut memerlukakan kecepatan dan ketepatan dalam mengambil sebuah keputusan untuk menjamin sebuah keselamatan penerbangan.

  decision serta judgement yang diberikan, yang mana

  Komponen penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan decision pada pesawat tersebut adalah jadgement dan aviation knowledge. Beberapa insiden yang terjadi terkait dengan pesawat yang gagal mendarat karena tidak cukupnya jarak aman antar pesawat untuk mendarat, mengindikasikan bahwa terdapat kondisi yang kurang tepat dalam

  yang akan lepas landas. Berbagai komponen penting perlu diperhatikan untuk dapat memberikan ijin kepada pesawat mendarat pada sebuah landasan maupun begitu juga sebaliknya saat memberikan ijin pada pesawat yang akan lepas landas. Hal ini menjadikan beban kerja yang tinggi dan ADC dalam menjalankan setiap tugasnya.

  maker terhadap pesawat yang mendarat atau pesawat

  Bagian penting yang berada di dalam ADC (Aerodrome Control Tower) adalah tower control. Dimana tower control tersebut merupakan decision

  yang berada di dalam wilayah pemanduan sektor ini, memerlukan adanya suatu jaminan yang pasti bahwasanya keselamatan penerbangan pada tiap pesawat yang telah menjadi tanggung jawabnya.

  Internasional Soekarno-Hatta Tangerang

1.2 Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

  2. KAJIAAN LITERATUR

  Misalnya, seorang karyawan dalam melaksanakan pembelajaran harus mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi secara efektif dan efesien. 3) Kemampuan/ketrampilan (skill), adalah sesuatu

  2) Pemahaman (understanding), yaitu ke dalam kognitif, dan afektif yang dimiliki individu.

  Menurut Gordon dalam Sutrisno (2011 : 204) menjelaskan beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut : 1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya, seorang karyawan mengetahui cara melakukan identifikasi belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang ada di perusahaan.

  Menurut Sutrisno (2011 : 204) Dalam menghadapi pengaruh lingkungan organisasi, menuntut kesiapan sumber daya manusia organisasi untuk memiliki kemampuan dalam menjawab tantangan tersebut dengan menunjukkan kinerjanya melalui kegiatan-kegiatan dalam bidang tugas dan pekerjaannya di dalam organisasi.

  Peningkatan kemampuan merupakan strategi yang diarahkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan sikap tanggap dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Adapun dimensi-dimensinya dapat berupa upaya pengembangan sumber daya manusia, pengetahuan organisasi, dan reformasi kelembagaan.

  Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton dalam Sutrisno (2011 : 204) mengartikan suatu tugas ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh SDM organisasi untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pekerjaan sesuai dengan yang dibebankan oleh organisasi.

  Menurut Denim (2008:171) mengatakan bahwa : Kompetensi sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi juga dapat didefinisikan sebagai spesifikasi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penempatannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh masyarakat di dunia kerja.

  Adapun McAshan dalam Sutrisno (2011 : 203) mengemukakan bahwa :Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirirnya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

  Menurut Mulyasa dalam Sutrisno (2011 : 203) mengemukakan kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan dan bertindak.

  Sedangkan menurut Kismiyati dalam Supriyanto (2006 : 331) yaitu :Kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan, kemampuan atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analistik atau kepemimpinan.

  Sutrisno (2011 : 203) menjelaskan bahwa pengertian kompetensi dalam organisasi publik maupun privat sangat diperlukan terutama untuk menjawab tuntutan organisasi, di mana adanya perubahan yang sangat cepat, perkembangan masalah yang sangat kompleks dan dinamis serta ketidakpastian masa depan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh ketrampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta penerapannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan di tempat kerja mengacu pada persyaratan kerja yang ditetapkan.

  Adapun Spencer dan Spencer dalam Sutrisno (2011:201) mengatakan bahwa :Kompetensi adalah suatu yang mendasari karakteristik dari suatu individu yang dihubungkan dengan hasil yang diperoleh dalam suatu pekerjaan.

  Menurut Scale dalam Sutrisno (2011 : 201) mengemukakan bahwa : Kompetensi secara harfiah berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang.

  Kondisi personil unit tower yang jumlahnya masih kurang

  1) Keterampilan karyawan yang kurang

  11)

  optimal 10) Traffic yang padat pada saat peak season.

  9) Pengembangan karir karyawan yang belum

  dialami oleh air traffic control

  8) Terjadinya gangguan kecemasan yang sering

  yang terlalu berat

  6) Beban kerja yang berlebihan 7) Banyak karyawan yang sakit akibat beban kerja

  Penurunan tingkat konsentrasi air traffic control dalam mengatur pergerakan pesawat

  5)

  mengoperasikan peralatan navigasi yang baru

  3) Kurangnya day-off (hari libur) bagi karyawan 4) Keterbatasan kemampuan dalam

  Fasilitas navigasi yang masih kurang

  2)

  menunjang

2.1 Kompetensi

  tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan karyawan dalam memilih metode kerja yang dianggap lebih efektif dan efisien. 4) Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku para karyawan dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain- lain). 5) Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji, dan sebagainya. 6) Minat (interest), adalah kecendurungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.

  Misalnya, melakukan sesuatu aktivitas tugas. Sumber daya manusia dapat tetap bertahan karena mereka memiliki kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk merumuskan visi dan strategi perusahaan serta kemampuan untuk memperoleh dan mengarahkan sumber daya lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan strategi perusahaan.

  Dari beberapa definisi kompentensi diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dimiliki individu yang telah melekat pada perilakunya dalam berbagai keadaan dan tugas pekerjaannya.

  Di dalam organisasi, sejumlah orang harus memainkan peranan sebagai pemimpin, sedangkan yang lainnya harus memainkan peranan sebagai pengikut. Hubungan antar individu dan kelompok dalam organisasi menghasilkan suatu harapan terhadap perilaku kerja individu. Sedangkan kinerja organisasi merupakan hasil dari interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.

  Menurut Bastian (dalam Fahmi 2010 : 2) kinerja adalah “Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.”

  Menurut Rivai (2004 : 309) kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja.

  Sedangkan Mangkunegara (2000 : 67) menjelaskan bahwa Kinerja (prestasi kerja) adalah oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

  Menurut Hasibuan (2005:94) mengemukakan yang bahwa kinerja adalah “Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”Adapun Pengertian Manajemen Kinerja menurut Ruki (2001 : 6) sebagai berikut : 1) Ditinjau dari bunyi kalimatnya, Manajemen Kinerja ini berkaitan dengan usaha, kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi untuk “merencanakan mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan”.

2.2 Kinerja

  2) Karena program ini dimulai dari manajemen maka seluruh kegiatan yang dilakukan dalam sebuah proses manajemen harus terjadi dimulai dengan menetapkan menetapkan tujuan dan sasaran yan ingin dicapai, kemudian tahap pembuatan rencana, pengorganisasian, penggerakan / pengarahan dan akhirnya evaluasi atas hasilnya.

  Secara teknis program ini memang harus dimulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran yaitu kinerja dalam bentuk apa dan yang seperti bagaimana yang ingin dicapai! Karena yang menjadi obyek adalah kinerja manusia, maka bentuk yang paling umum tentunya adalah kinerja dalam bentuk “produktifitas sumber daya manusia”

  Menurut Mangkunegara (2009 : 67) mendefinisikan bahwa “Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

  Menurut Furtwengler (2002 : 183), aspek- aspek yang terdapat dalam kinerja meliputi : kecepatan, kualitas, layanan, nilai, ketrampilan interpersonal, mental untuk sukses, terbuka untuk berubah, kreatifitas, keterampilan berkomunikasi, inisiatif, dan perencanaan dalam organisasi.

  Menurut Sugiyono (2011 : 99) mengatakan bahwa Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

  Pada penelitian ini digunakan metode kuantitatif, karena berlandaskan pada filsafat positivisme yaitu memandang bahwa realitas/gajala/fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur dan bersifat hubungan sebab akibat, dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif yang diambil secara acak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi tersebut.

  2.3 Metode penelitian

  .

  Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang.

  Tower Controller JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) pada Perum Airnav Indonesia di

  Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan

  Dikatakan sementara, karena karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik

  2.2 Hipotesis

  Dari beberapa pengertian dan kinerja yang disampaikan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi tempat individu tersebut bekerja.

  Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka berfikir sebagai berikut : Tabel 1.Model Penelitian

  hubungan internal antara karyawan dengan konsumen akan memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap persepsi kualitas layanan. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi dari kompetensi karyawan sangat mempengaruhi kinerja serta persepsi konsumen dalam menilai kualitas pelayanan.

  interpersonal interaction that take place during servise delivery often have the greatest effect on

  Berhasil tidaknya suatu layanan sangat tergantung pada unsur pelaksana atau petugas yang melaksanakan kegiatan layanan tersebut. Oleh karena itu, pelayanan sangat tergantung dari kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan, hal ini memberikan gambaran bahwa kualitas pelayanan meliputi kompetensi karyawan yang memberikan pelayanan kepada konsumen. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Lovelock dalam Laksana (2008:95) yang menyatakan bahwa “The

  Untuk meningkatkan kinerja karyawan, penilaian yang dilakukan oleh organisasi harus didasarkan atas tujuan yang ditetapkan oleh organisasi. Kemudian organisasi itu sendiri mengadakan penilaian dari kemampuan dan minat seorang karyawan, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran, serta tingkat motivasi seorang karyawan. Dari hasil penilaian kinerja karyawan dapat diketahui berapa besar potensi karyawan dalam bekerja serta mengetahui kelebihan dan kekurangan para karyawan yang dinilai. Hasil dari penilaian tersebut dapat menentukan kebijaksanaan dalam menetapkan tindakan dan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi.

  Program kinerja karyawan merupakan suatu progam yang harus dilaksanakan oleh setiap organisasi swasta ataupun instansi pemerintah. Untuk mendapatkan karyawan perlu diadakannya program kinerja karyawan yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan kompetensi bagi karyawan yang bersangkutan.

  Salah satu tujuan pengelolaan tenaga kerja adalah meningkatkan kinerja pada suatu organisasi. Faktor kinerja karyawan tersebut merupakan hal yang akan menentukan kelangsungan hidup suatu organisasi.

  Proses penelitian bersifat deduktif yaitu untuk menjawab rumusan masalah, digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data lapangan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Menurut Sugiyono (2007 : 11) data yang diperoleh, dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik inferensial, sehingga dapat disimpulkan Services Center Bandar Udara Internasional bahwa hipotesis yang dirumuskan dapat diterima Soekarno-Hatta yang berjumlah 169 orang. atau ditolak.

  Menurut Sugiyono (2007 : 73) sampel adalah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan maka dalam hal ini penulis menggunakan metode peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, linear sederhana untuk menganalisa data dan fakta tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan yang diperoleh selama penelitian. Dengan metode sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan ada berdasarkan data dan fakta yang peroleh. diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)

  Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

  Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin.

  N n  2

  1 N e   

  Keterangan : N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sampel e = Tingkat Kesalahan

  Tabel 2.Dimensi-dimensi penelitian Populasi (N) 169 orang karyawan di Unit ADC

  & APP-TMA pada Jakarta Air Traffic Services

  Center Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

  dengan asumsi tingkat kesalahan (e) = 5%, maka jumlah sampel (n) adalah :

  169 n  2 1 169 0,05

     118,8 n 

  orang = 119 orang (dibulatkan)

  2.7 Tehnik pengumpulan data

  Metode pengumpulan data adalah usaha dalam memperoleh data dengan metode yang telah ditentukan oleh peneliti. Untuk memperoleh data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai pokok permasalahan untuk mengungkap data tentang kompetensi karyawan dan fasilitas perpustakaan terhadap kualitas pelayanan, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1) Metode Angket (Kuesioner)

  Menurut Sugiyono (2010 : 199) mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik

2.4 Populasi dan sample

  mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara Menurut Sugiyono (2011 : 297) populasi memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri tertulis kepada responden untuk dijawab atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

  2) Metode Dokumentasi karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Menurut Suharsimi (2010 : 274) mengatakan untuk dipelajari dan kemudian ditarik bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data kesimpulannya. mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

  Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, di Unit ADC & APP-TMA pada Jakarta Air Traffic agenda, dan sebagainya.

  3) Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2009 : 132) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dam persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sehingga untuk mengetahui pengukuran jawaban responden pada penelitian ini yang mana menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner, penulis menggunakan metode skala Likert (Likert’s

  Summated Ratings).

  Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert, dengan tingkatan sebagai berikut :

  a) Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5

  b) Jawaban Setuju diberi bobot 4

  c) Jawaban Ragu-ragu diberi bobot 3

  d) Jawaban Tidak Setuju diberi bobot 2

  e) Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  b

  Tabel.3 Model Summary Change Statistics

  Std. R R Adjusted Error of the Square F Sig. F

  R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change 1 ,752 ,566 ,562 2,698 ,566 152,5 a 1 117 ,000

  32

  a. Predictors: (Constant), KOMPETENSI

  b. Dependent Variable: KINERJA TOWER CONTROLLER Berdasarkan dari tabel 4.8 Model Summary ini berarti komunikasi mempunyai kontribusi kontribusi kompetensi (X) terhadap kinerja (Y) terhadap efektivitas kerja pegawai Tower Controller pegawai Tower Controller JATSC(Jakarta Air JATSC(Jakarta Air Traffic Service Center) Pada

  Traffic Service Center) Pada Perum Airnav Perum Airnav Indonesia Bandar Udara Internasional Indonesia Bandar Udara Internasional Soekarno- Soekarno-Hatta sebesar 56,60% dan sisanya sebesar

  Hatta dapat diketahui melalui koefisien determinasi 40,40% dipengaruhi faktor lain. yaitu R Square x 100% atau 0,566 x 100% = 56,60% a Tabel.4 Coefficients

  Model Unstandardized Coefficients

  Standardized Coefficients

  T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6,659 1,731 3,846 ,000 KOMPETENSI ,755 ,061 ,752 12,350 ,000

  a. Dependent Variable: KINERJA TOWER CONTROLLER Berdasarkan dari tabel.4 Coefficients a , nilai

  (constant) = 6.659 dan nilai B = 0,755 serta harga

  t hitung dan tingkat signifikansi = 0,000. Dari tabel

  Coefficients a

  diperoleh persamaan perhitungan regresi sederhana adalah Y = a + bX = 6,659 + 0,755X. Setiap peningkatan 1 skor variabel kompetensi berpengaruh terhadap kinerja kerja sebesar 0,755 skor pada konstanta 6,659 dengan asumsi variabel kompetensi nilainya konstan

  Hipotesis penelitian yang diajukan adalah apakah terdapat pengaruh kompetensi terhadap kinerja kerja pegawai Tower Controller JATSC(Jakarta Air

  Udara Internasional Soekarno-Hatta sebesar 56,60% dan sisanya sebesar 40,40% dipengaruhi faktor lain. Persamaan regresi linier adalah adalah Y = a + bX = 6,659 + 0,755X. Setiap peningkatan 1 skor variabel kompetensi berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0,755 skor pada konstanta 6,659 dengan asumsi variabel kompetensi nilainya konstan.

DAFTAR PUSTAKA

  :  = 0 Berarti tidak terdapat pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai Tower

  Controller JATSC(Jakarta Air Traffic Service Center) Pada Perum Airnav Indonesia Bandar

  Yokyakarta : BPFE Yokyakarta. Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan

  Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: ANDI. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen (edisi 2).

  Jakarta:Ikatan Pustakawan Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19.

  2006. “Sikap Peneliti Terhadap Layanan Perpustakaan Nasional RI”. Dalam Supriyanto dan Rimbarawa (Ed.), Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan.

  Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia. Fahmi.

  Metode Penelitian, Universitas Indonesia, UI Press.

  Aksara. Consuelo G. Sevilla dkk .(1993). Pengantar

  Adminstrasi, Administrasi Negara Dan Administrasi Pembangunan. Jakarta : Bina

  Pontianak: FISIP UNTAN. Badri, sofwan. 1988. Konsep-Konsep Dasar

  Kompetensi Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pontianak”. Dalam Publika, Volume I, Nomor 01 Tahun 1,

  Aziiziir, Nurul Masriyah .2013. “Pengaruh

  of Employees Competencies on Perceived Service Quality at Majlis Perbandaran Pulau Pinang”. Tesis. Malaysia.

  Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Ariffin, Suhaida BT Kamalul. 2005. “The Effect

  Traffic Service Center) Pada Perum Airnav Indonesia Bandar Udara Internasional Soekarno-

  Controller JATSC(Jakarta Air Traffic Service Center) Pada Perum Airnav Indonesia Bandar

  Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat ditarik simpulan adalah kompetensi mempunyai kontribusi terhadap kinerja pegawai Tower

  Soekarno-Hatta.

  Hatta?, atau dengan rumusan matematis dapat diuraikan sebagai berikut : H

  Berdasarkan dari tabel .4 Coefficients a pengolahan data penelitian dengan bantuan perhitungan SPSS Statistics 23 diperoleh nilai t hitung sebesar 11,805, sedangkan besarnya t tabel dengan derajat bebas (df) 63 pada (0,95) sebesar 2,000 Dengan demikian nilai t hitung (12,350) ≥ t tabel (2,000), sehingga jelas H ditolak dan H a diterima. Dengan terbukti t hitung ≥ t tabel , dapat dinyatakan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Tower Controller

  Udara Internasional Soekarno-Hatta.

  Controller JATSC(Jakarta Air Traffic Service Center) Pada Perum Airnav Indonesia Bandar

  Berarti terdapat pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai Tower

  H a :  0

  Udara Internasional Soekarno-Hatta.

  JATSC(Jakarta Air Traffic Service Center) Pada Perum Airnav Indonesia Bandar Udara Internasional

4. KESIMPULAN

  Sampel pada Penelitian Non- Eksperimental.

  Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

  Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. 2009.

  Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

  Mansur. 2008. “Faktor-Faktor yang

  Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Publik pada Bagian Bina Sosial Setdako Lhokseumawe”. Tesis. Medan : Universitas Sumatra Utara.

  Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta. Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali.

  2011. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. 2010. Metode

  Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

  Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.

  Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

  Zuamah. 2007. “Analisis Pengaruh Kompetensi

  Teknis, Kompetensi Sosial, Dan Kualitas Interaksi terhadap Kualitas Layanan dalam Meningkatkan Citra Perusahaan dan Kepuasan Konsumen (Studi Pada: PT. Askes (persero) Kantor Cabang Utama Semarang)”. Tesis.

  Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP.