MAKALAH KEWAJIBAN DAN KONTIJENSI LANCAR

MAKALAH
KEWAJIBAN DAN KONTIJENSI LANCAR

DI SUSUN OLEH:

ELISABET SITI NAMA TUKAN (1613138)
RICHARD WIBISONO (1613044)
GAUDENSIUS NOVAL K. (1613077)

KELAS : AKUNTANSI (B)

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMAJAYA MAKASSAR
OKTOBER 2018

KEWAJIBAN DAN KONTIJENSI LANAR

KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat
ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini, entitas tertentu untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa

depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
Karateristik kewajiban, yaitu :
a)

kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan
kemungkinan mentransfer masa depan atau penggunaan kas,
barang, atau jasa.

b)
c)

kewajiban yang tidak dapat dihindari.

Transaksi atas kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu
harus telah terjadi.

Akibat pembagian dasar kewajiban, adalah :
a)

Adanya kewajiban lancer


b)

Adanya utang jangka panjang

Kewajiban lancar adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara
layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada dan diklasifkasikan
sebagai aktiva lancer atau penciptaan kewajiban lancar lain.
Siklus operasi adalah periode waktu yang diperlukan antara akuisisi barang
dan jasa yang terlibat dalam proses manufaktur serta realisasi kas akhir
yang dihasilkan dari penjualan dan penagihan selanjutnya.
Jenis – jenis kewajiban lancer, yaitu :
1. Hutang usaha atau utang dagang; merupakan saldo yang terhutang
kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli
dengan akun terbuka atau secara kredit di sertai syarat penjualan
kredit yaitu 30 – 60 hari.
2. Wesel bayar ; adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat berasal
dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel dapat
diklasifkasikan menjadi wesel dengan bunga dan wesel tanpa bunga


(zero-interest-bearing note) tidak secara eksplisit menyatakan suku
bunga atas nilai nominal wesel dan bunga tetap dibebankan karena
pada saat jatuh tempo peminjam diharuskan untuk membayar kembali
suatu jumlah yang lebih besar dari kas yang diterima pada tanggal
penerbitan. Dengan kata lain, peminjam menerima kas sebesar nilai
sekarang wesel. Nilai sekarang sama dengan nilai nominal wesel pada
saat jatuh tempo dikurangi bunga atau diskonto yang dibebankan oleh
pemberi pinjaman sesuai dengan persyaratan wesel.
3. Jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang ; Bagian dari obligasi,
wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lainnya yang jatuh tempo
dalam tahun fskal berikutnya dilaporkan sebagai kewajiban lancar.
Apabila hanya sebagian dari hutang jangka panjang itu yang akan
dibayarkan dalam 12 bulan berikutnya. Dalam situasi ini, penggunaan
aktiva lancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya tidak terjadi.
Oleh karena itu, pengklasifkasian sebagai kewajiban lancar
merupakan hal yang tidak tepat. Rencana untuk melikuidasi hutang
semacam itu harus diungkapkan baik dalam tanda kurung maupun
dengan catatan atas laporan keuangan
4. Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali ;

Kriteria Pendanaan Kembali, yaitu :
1. Perusahaan memiliki rencana untuk mendanai kembali
kewajiban atas dasar jangka panjang
2. Perusahaan menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan
pendanaan kembali.
Maksud pendanaan kembali adalah mendanai kembali kewajiban jangka
pendek sehingga penggunaan modal kerja tidak akan diperlukan lagi
selama tahun fskal atau siklus operasi.
1. Hutang dividen ; adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan
kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan
direksi. Dividen tunai selalu dibayar dalam satu tahun setelah
pengumuman (3 bulan), maka hal itu diklasifkasikan sebagai
kewajiban lancar. Dividen saham preferen tertunggak bukan
kewajiban sehingga tindakan formal dewan direksi mengotorisasi
pembagian laba.
2. Uang muka dan deposito pelanggan ; kewajiban lancer perusahaan
mencakup deposito kas yang di kembalikan, yang diterima dari
pelanggan dan karyawan.
3. Pendapatan diterima di muka; kriterianya yaitu :
1. Ketika uang muka diterima; Kas didebet, akun kewajiban lancar

yang mengidentifkasi sumber pendapatan diterima di muka
dikredit.
2. Ketika pendapatan diterima; akun pendapatan diterima di muka
didebet, akun pendapatan yang diterima dikredit.

3. Hutang pajak penjualan ; Pajak penjualan atas transfer properti
pribadi berwujud dan atas jasa-jasa tertentu harus ditagih dari
pelanggan dan diserahkan kepada otoritas pemerintah yang
tepat. Jurnal : kas atau piutang usaha didebet, akun penjualan
dan utang pajak penjualan dikredit.
4. Hutang pajak penghasilan ; Perusahaan harus mempersiapkan
SPT pajak penghasilan dan menghitung hutang pajak
penghasilan yang dihasilkan dari operasi periode berjalan.
Hutang pajak atas laba perusahaan, seperti yang dihitung per
SPT pajak, harus diklasifkasikan sebagai kewajiban lancar.
10. Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan ; Jumlah yang
terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah pada akhir periode
akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Pos-pos yang berhubungan
dengan kompensasi karyawan dilaporkan sebagai kewajiban lancer, yaitu :
1. Pemotongan gaji.

2. Absensi yang dikompensasi.
3. Bonus.

KONTINJENSI
Kontinjensi (contingencies) dalam FASB (Financial Accounting Standard
Board) Statement No. 5 adalah “suatu kondisi, situasi, atau serangkaian
situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan atau
kerugian untuk perusahaan yang pada akhirnya akan diselesaikan apabila
satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.”
Keuntungan Kontinjensi
Pengertiannya adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki
kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada
akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Jenis keuntungan kontinjensi ; adalah:
1. Penerimaan atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain
sebagainya.
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan
pajak.
3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.


Keuntungan kontinjensi tidak akan dicatat dan akan diungkapkan dalam
catatan hanya jika probabilitasnya tinggi bahwa suatu keuntungan
kontinjensi akan menjadi kenyataan.
Kerugian Kontinjensi
Pengertiannya adalah situasi yang melibatkan ketidak-pastian atas
kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat
dari kerugian kontinjensi menurut defnisinya disebut sebagai kewajiban
kontinjen / contingent liabilities (kewajiban yang bergantung pada
terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan
untuk mengkonfrmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal
pembayaran, atau keberadaannya).
Jenis kerugian kontinjensi, yaitu :
1. Perkara Pengadilan, Klaim, dan Pengenaan ; seperti :
a)

Periode waktu penyebab dasar tindakan.

b)


Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.

c)

Estimasi layak mengenai jumlah kerugian.
1. Biaya Garansi dan Jaminan; Jaminan (garansi produk) adalah janji
yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki
defsiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jaminan ini
umumnya digunakan oleh manufaktur sebagai teknik promosi
penjualan. Matode dasar akuntansi yang digunakan untuk biaya
jaminan adalah matode dasar kas dan matode akrual.
2. Premi dank upon ; premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat
rumah tangga kecil, mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis.
Kupon adalah sesuatu yang ditebus untuk potongan tunai atas barang
yang dibeli.
3. Kewajiban lingkungan.

Penyajian Dan Analisis
1. Penyajian Kewajiban Lancar;
Kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan

dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena
singkatnya periode waktu yang terlibat, yang seringkali kurang dari satu
tahun, maka perbedaan antara nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai
jatuh tempo biasanya tidak besar.

Pencatatan laporan keuangan jika kewajiban jangka pendek dikeluarkan
dari kewajiban lancer karena pendanaan kembali, adalah
1. Penjelasan umum mengenai perjanjian pendanaan.
2. Persyaratan dari setiap kewajiban baru yang terjadi atau akan terjadi.
3. Persyaratan dari setiap skuritas ekuitas yang diterbitkan atau akan
diterbitkan.
1. Penyajian Kontinjensi;
Suatu kerugian kontinjensi dan kewajiban akan dicatat jika kerugiannya
adalah mungkin dan dapat diestimasi. Akan tetapi, jika kerugiannya sangat
mungkin atau dapat diestimasi tetapi tidak keduanya, dan jika terdapat
paling sedikit kemungkinan yang layak bahwa suatu kewajiban telah terjadi,
maka pengungkapan berikut diperlukan dalam catatan:
1. Sifat kontinjensi.
2. Estimasi mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau
suatu pernyataan bahwa estimasi tidak dapat dilakukan

Beberapa kewajiban kontinjen lain yang harus diungkapkan meskipun
kemungkinan kerugiannya kecil adalah
1. Jaminan atas hutang pihak lain
2. Kewajiban bank komersial menurut “stand-by letters of credits
3. Jaminan untuk membeli kembali piutang (atau properti lain yang
berhubungan) yang telah dijual atau diberikan.
Pengungkapan itu harus mencakup sifat dan jumlah Jaminan serta jumlah
yang dapat dipulihkan dari pihak lain, jika dapat diestimasi.
1. 3.

Analisis Kewajiban Lancar;

Perbedaan antara kewajiban lancar dan hutang jangka panjang adalah
menyediakan informasi likuiditas perusahaan. Likuiditas yang berkaitan
dengan kewajiban adalah waktu yang diharapkan berlalu hingga suatu
kewajiban harus dibayar. Dengan kata lain, kewajiban yang akan dibayar
dengan segera merupakan kewajiban lancar.
Suatu perusahaan yang likuid dapat bertahan lebih baik dalam menghadapi
masalah keuangan. Selain itu, perusahaan juga memiliki peluang yang lebih
baik dalam mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang

berkembang.
Analisis yang digunakan untuk menghitung ratio adalah

1. Rasio lancar (current ratio) adalah rasio total aktiva lancar terhadap
total kewajiban lancer.
Rumus :
Ratio lancar = aktiva lancar : kewajiban lancar
Rasio tersebut seringkali diekspresikan sebagai cakupan dari sedemikian
banyak waktu. Kadang-kadang rasio itu disebut sebagai rasio modal kerja
karena modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar.
1. Ratio cepat adalah ratio yang menghubungkan total kewajiban lancer
dengan kas, sekuritas, dan piutang.

Rumus :
Ratio cepat = (kas + investasi jangka pendek + piutang bersih) : kewajiban
lancar.
Penggunaan rumus ratio cepat lebih banyak digunakan karena ratio lancar
tidak mengungkapkan aktiva lancar yang terikat dalam persediaan yang
bergerak lambat.