DAMPAK TRAGEDI TIANANMEN SQUARE TERHADAP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat secara kodrati pada diri
manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Setiap orang
memiliki hak asasi yang wajib dihormati oleh orang lain. Diantaranya adalah hak
berpendapat serta hak hidup dan hak untuk mempertahankan kehidupan. Lalu
bagaimana dengan peristiwa yang terjadi di Cina? Tragedi Tiananmen Square
merupakan salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia. Peristiwa tersebut
merupakan peristiwa berdarah paling tragis yang pernah terjadi sepanjang sejarah
Cina.
Ada beberapa faktor yang membuat suatu isu menjadi global, yaitu banyak
pihak yang terlibat dan transborder, menjadi agenda di organisasi internasional,
menjadi perhatian elit atau pembuat kebijakan di banyak negara, merupakan objek
penelitian masyarakat militer, serta diliput media massa. Peristiwa Tiananmen
menjadi isu internasional karena memenuhi kriteria faktor suatu isu menjadi
global, yaitu agenda di menjadi organisasi internasional dan diliput media massa.
Peristiwa Tiananmen telah dibicarakan di lembaga-lembaga internasional. Seperti
angkat bicaranya juru bicara Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat,
dibicarakan di forum internasional PBB serta beritanya disiarkan di BBC, Al –

Jazeera, Radio Australia dan media internasional lainnya.
Selain itu, dampak dari tragedi Tiananmen adalah permasalahan status
kewarganegaraan yang telah lama dinantikan oleh para aktivis yang diasingkan di
Taiwan dan negara-negara di luar Cina selama bertahun-tahun. Mereka dianggap
sebagai pembangkang oleh pemerintah Cina. Status kewarganegaraan mereka juga
tidak jelas. Mereka keturunan Cina, namun menetap lama di negeri orang sebagai
orang yang diasingkan (ilegal) yang tidak diakui kewarganegaraannya oleh Cina
sendiri. Beberapa diantara mereka diselundupkan ke luar Cina oleh penguasa
negeri tirai bambu tersebut setelah bersembunyi dan menunggu hingga 10 bulan.

1

Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap status kewarganegaraan para
aktivis tersebut. Selain itu, akses komunikasi ke keluarga mereka yang ada di Cina
juga diputus. Sehingga mereka harus memutar otak untuk bertahan hidup dengan
cara melanjutkan pendidikan maupun bekerja. Namun ada beberapa orang yang
beruntung diantara mereka yang dapat melanjutkan pendidikan hingga mencapai
Strata 3, sehingga tetap memperjuangkan demokrasi di negeri asalnya serta ada
pula yang selamat berkat operasi Yellowbird.
Sangat memprihatinkan kondisi para aktivis yang berada di luar Cina dengan

akses komunikasi kepada keluarga tidak ada sama sekali akibat pengasingan. Hal
tersebut merupakan salah satu pelanggaran HAM mengenai hak atas perlindungan
diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda yang dibawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak, berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
B. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah Tragedi Tiananmen Square ini dapat memberi manfaat
berupa manfaat teoritis yang berupa pengetahuan kepada pembaca pada
umumnya dan kepada rekan mahasiswa pada khususnya mengenai pelanggaran
dan penegakan Hak Asasi Manusia, apakah hak asasi manusia dapat diterapkan
diseluruh negara didunia (universal), masalah kewarganegaraan yang berkaitan
dengan masalah HAM pasca tragedi Tiananmen.
Adapaun manfaat Praktis, yaitu setelah pengetahuan tentang hak asasi
manusia telah dipahami maka sudah saatnya memperbaiki tatanan perilaku
individu sebelum terjun ke kelompok sosial masyarakat yang lebih luas
mengenai kewajiban menghormati hak orang lain. Sehingga tercipta kehidupan
yang harmonis, damai, serta toleransi antar sesama manusia dapat terwujud.

2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak tersebut
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Hak Asasi Manusia merupakan hak-hak yang melekat pada diri manusia,
tanpa hak-hak itu, manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak
tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam
kehidupan masyarakat (Tilaar 2001).
Kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia disebut hak asasi manusia.
Hak asasi manusia melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Hak-hak ini tidak dapat diingkari. Pengingkaran terhadap hal
tersebut berarti mengingkari martabat kemanusiaan. Oleh karena itu, negara,
pemerintah, atau organisasi apapun mengemban kewajiban untuk mengakui dan
melindungi hak manusia tanpa kecuali. Artinya, hak manusia harus selalu
menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,

nerbangsa, dan bernegara.
Setiap orang mempunyai kebebasan, tetapi setiap orang juga wajib
mengakui dan menghormati hak asasi orang lain. Kewajiban ini berlaku juga
bagi setiap organisasi pada tataran manapun, terutama negara dan pemerintah.
Dengan

demikian,

negara

dan

pemerintah

bertanggung

jawab

untuk


menghormati, melindungi, membela, dan menjamin hak asasi setiap warga
negara dan penduduknya tanpa diskriminasi.

3

B. Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Berbagai Kehidupan
Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak kemerdekaan, hak memiliki
sesuatu. Kemudian berkembang menurut tingkat kemajuan kebudayaan hingga
saat ini. Hak-hak asasi manusia meliputi berbagai bidang, sebagai berikut :
1. Hak asasi pribadi (personal rights), yaitu hak kemerdekaan memeluk
agama masing-masing, hak menyatakan pendapat, dan hak kebebasan
berorganisasi atau berpartai.
2. Hak asasi ekonomi (property rights), yaitu hak kebebasan memiliki
sesuatu, hak membeli dan menjual sesuatu, serta hak mengadakan
suatu perjanjian atau kontrak.
3. Hak asasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam
keadilan dan hukum pemerintahan (rights og legal quality).
4. Hak asasi politik (political rights), yaitu hak untuk diakui sebagai
warga negra yang sederajat. Oleh karena itu, setiap warga negara
mempunyai hak dipilih dan memilih, mendirikan partai politik atau

organisasi, serta mengadakan petisi, kritik dan saran.
5. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture rights), yaitu hak
memilih pendidikan dan hak memilih kebudayaan yang disukai.
6. Hak asasi untuk mendapat perlakuan dan perlindungan hukum
(procedural rights), seperti hak mendapatkan perlakuan yang wajar
dan adil dalam penangkapan, peradilan, dan pembelaan hukum.
C. Tragedi Tiananmen Square dan Kaitannya dengan HAM
Protes Lapangan Tiananmen 1989, dikenal juga dengan istilah Insiden
6/4 atau Pembantaian Lapangan Tiananmen (Tiananmen Square) adalah sebuah
rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa diadakan di Lapangan
Tiananmen di Beijing, Republik Rakyat Cina, antara 15 April dan 4 Juni 1989.
Protes ini menuntut pemerintah komunis Cina memberantas korupsi, menuntut
reformasi dan demokratisasi selain itu, protes tersebut juga ditujukan karena
adanya ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet

4

menjadi demonstrasi pro-demokrasi yang memang merupakan suatu yang belum
lazim di Cina yang otoriter.
Mahasiswa memulai protes pada pertengahan April 1989, dipicu oleh

kematian Hu Yaobang, sekretaris jenderal partai yang mengundurkan diri. Hu
Yaobang (Gambar 1.5) dipandang sebagai seorang yang berpikiran liberal dan
dipaksa mengundurkan diri dari posisinya oleh Deng Xiaoping. Banyak orang,
terutama kaum intelektual, menganggap ini sebagai sebuah perlakuan yang tidak
adil.
Protes bermula dalam skala kecil, dalam bentuk peringatan terhadap Hu
Yaobang dan meminta partai membaharui pandangan resmi mereka terhadap Hu.
Protes ini berkembang setelah berita tentang konfrontasi antara mahasiswa dan
polisi menyebar. Pada pemakaman Hu, sekelompok besar mahasiswa berkumpul
di lapangan Tiananmen dan meminta permohonan di atas, namun gagal, untuk
bertemu Perdana Menteri Li Peng, yang dipandang luas sebagai saingan politik
Hu. Oleh karena itu para pelajar mengadakan sebuah mogok di universitas di
Beijing.
Pada 26 April, seorang editor Harian Rakyat menuduh mahasiswa
merencanakan kekacauan. Pernyataan ini membuat kemarahan para mahasiswa,
dan pada 27 April sekitar 50.000 mahasiswa pergi ke jalan-jalan Beijing, tidak
menghiraukan perintah bubar yang diumumkan oleh penguasa dan tetap
menuntut pemerintah mencabut pernyataan.
Pada 4 Mei, sekitar 100.000 pelajar dan pekerja berparade di Beijing
(Gambar 1.6) meminta pemerintah untuk reformasi media bebas dan sebuah

dialog formal antara penguasa dan wakil pilihan mahasiswa. Pemerintah
menolak dialog tersebut, hanya setuju untuk berbicara dengan anggota dari
organisasi pelajar yang ditunjuk. Pada 13 Mei, banyak kelompok mahasiswa
menempati lapangan Tiananmen dan memulai protes lapar, meminta pemerintah
menarik tuduhan yang ditulis di Harian Rakyat dan memulai pembicaraan
dengan wakil mahasiswa. Ratusan mahasiswa turut serta dalam protes lapar dan
didukung oleh ratusan ribu mahasiswa yang memprotes dan juga penduduk
Beijing yang berakhir selama seminggu.

5

Meskipun pemerintah mengumumkan Undang-undang Darurat pada 20
Mei, demonstrasi terus berlanjut. Setelah para pemimpin Komunis berunding
keluarlah perintah untuk menggunakan kekuatan militer untuk memecahkan
krisis itu, dan Zhao Ziyang ditendang dari kedudukannya sebagai pemimpin
politik karena dianggap gagal dalam mencegah aksi militer. Lalu Partai Komunis
memutuskan untuk menghentikan situasi itu sebelum berkembang lebih jauh.
Tentara dan tank-tank dari Brigade 27 dan 28 dari Tentara Pembebasan Rakyat
(人民解放軍) dikirim untuk mengendalikan kota. Pasukan-pasukan ini diserang
oleh para buruh dan mahasiswa Cina di jalan-jalan kota Beijing dan kekerasan

yang muncul sesudah itu mengakibatkan kematian di antara penduduk sipil dan
militer. Pemerintah Cina mengakui bahwa beberapa ratus orang mati dalam
insiden ini.
Angka-angka perkiraan korban sipil berbeda-beda: 400-800 (CIA), dan
2.600 (Palang Merah Cina). Para mahasiswa pengunjuk rasa mengklaim bahwa
lebih dari 7.000 orang yang terbunuh ada juga yang memperkirakan jumlah
korban tewas lebih dari 1.000 orang (Gambar 1.9), lebih dari 10.000 orang
terluka, dan ribuan ditahan. Hingga saat ini tidak ada data resmi mengenai
jumlah korban, karena setelah kekerasan ini, pemerintah Cina melakukan
penangkapan di mana-mana untuk menekan sisa-sisa pendukung gerakan itu.
Pemerintah membatasi akses pers asing dan mengendalikan liputan atas
kejadian-kejadian di pers daratan Cina.
Selain itu, sumber Viva News menuliskan bahwa aksi protes yang
digalang aktivis mahasiswa berlangsung sejak 15 April 1989 dan baru berakhir
pada 4 Juni 1989 setelah pemerintah mengambil langkah keras untuk
mengatasinya. Laman stasiun televisi BBC mengungkapkan bahwa konvoi tank
pasukan Cina melaju ke jantung Ibukota Beijing di malam hari tanggal 3 Juni
1989. Selain itu, dari berbagai arah, pasukan pemerintah bergerak ke Tiananmen
sambil menembaki para demonstran yang tak bersenjata.
Selama tujuh pekan sebelumnya, para pemrotes, yang sebagian besar

adalah mahasiswa, menduduki Tiananmen. Mereka menolak bubar sebelum
tuntutan terpenuhi, yaitu meminta pemerintah melakukan reformasi demokratik
di Cina. Aksi protes dimulai saat para mahasiswa menggelar acara perkabungan

6

atas mantan pemimpin Partai Komunis, Hu Yaobang, yang wafat seminggu
sebelumnya. Kian hari, jumlah massa pemrotes terus bertambah. Mereka pun
lantas mengungkapkan kemarahan atas wabah korupsi di tubuh birokrasi
sekaligus menuntut reformasi dan demokratisasi.
Bagi pemerintah Cina, aksi para demonstran itu dianggap sebagai
kerusuhan sosial sehingga harus ditindak tegas. Maka, pemerintah mengerahkan
tentara untuk membubarkan konsentrasi massa sekaligus menangkapi para
aktivis dan mahasiswa yang berperan menyelenggarakkan demonstrasi. Namun
pemberantasan itu berjalan brutal sehingga menimbulkan banyak korban tewas.
Sebagian masyarakat internasional, terutama dari negara-negara Barat,
mengecam tindakan pemerintah Cina itu.
D. Kondisi Internal Cina Pasca Tragedi Tiananmen
Selama lebih dari dua dekade, pembantaian gerakan prodemokrasi di
Lapangan Tiananmen nyaris tidak berbekas. Kecuali dua hal yang selalu melekat

pada peristiwa tersebut. Pertama, para pemimpin mahasiswa yang masuk dalam
daftar 21 orang paling dicari oleh penguasa Beijing. Mereka dituduh memicu
insiden yang oleh pemimpin China paling berpengaruh dalam sejarah
modernisasi RRC, Deng Xiaoping (Gambar 1.4), disebut sebagai fan geming
baoluan (kerusuhan kontra-revolusioner). Generasi Tiananmen 1989 ini bahkan
tidak ada yang mau menggugat dan mengingat lagi peristiwa berdarah tersebut.
Kedua, orang berbaju putih (Lihat lampiran, Gambar 1.1) yang disebut oleh
dunia sebagai Manusia Tank. Fotonya menjadi legenda, saat dia berdiri
mencegah lajunya kolom tank T-59 Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) pada 5
Juni 1989. Hingga saat ini tidak ada yang tahu, bahkan Pemerintah China, siapa
”Manusia Tank” ini.
Peristiwa Berdarah Tiananmen tahun 1989 bagi China adalah seperti
amnesia. Tiba-tiba saja tidak ada orang yang ingat apa yang terjadi pada malam
3-4 Juni 1989 itu. Hal tersebut dikarenakan pemerinta Cina memblokir beberapa
situs, seperti dikutip dalam VIVAnews yang menuliskan pemerintah Cina
menerapkan sensor ketat internet terhadap kata-kata yang merujuk pada
peringatan 23 tahun tragedi Lapangan Tiananmen.

7

Di beberapa provinsi, polisi Cina juga menahan puluhan aktivis yang
berdemonstrasi, memperingati tragedi yang menewaskan ribuan orang tersebut.
Diberitakan Reuters, Senin 4 Juni 2012, China memblokir beberapa kata
pencarian di laman pencari negara tersebut. Di antara kata-kata itu adalah "enam
empat" yang merujuk pada bulan Juni tanggal 4, "23", "lilin" dan "tidak akan
lupa."
Pemblokiran serupa juga diterapkan pada posting status di akun sosial media
seperti Twitter, Sina Weibo. Sina Weibo, yang dikenal sebagai Twitter-nya
China. Weibo populer digunakan warga China setelah Pemerintah China
memblokir dua situs jejaring sosial populer, Twitter dan Facebook. Jika
mengetikkan kata-kata yang dilarang, maka terdapat peringatan bertuliskan
"hasil pencarian tidak bisa ditampilkan dengan alasan hukum, peraturan dan
kebijakan." Selain menghapus posting pengguna, China juga memblokir pemilik
akun yang memasang foto profil lapangan Tiananmen atau yang mengingatkan
pada tragedi tahun 1989 itu serta memblokir tampilan gambar lilin yang terdapat
pada Sina Weibo. Lilin tersebut disandingkan dengan pesan kemanusiaan tragedi
Tiananmen. Para pengguna Weibo menggunakan lilin itu sebagai simbol untuk
melaporkan, mengenang, dan melakukan gerakan kemanusiaan terkait tragedi
Tiananmen.
Sementara itu Al-Jazeera menuliskan bahwa puluhan demonstran di provinsi
Fujian dipukuli dan ditahan polisi saat memperingati tragedi Tiananmen.
Penahanan juga terjadi di Beijing saat lebih dari 30 warga menggelar petisi
Tiananmen.
Selain itu, pada BEIJING, KOMPAS.com menuliskan bahwa pemerintah
Cina memblokir kata-kata kunci tragedi Tiananmen, 3-4 Juni 1989, di laman
pencari internet dan situs jejaring sosial China, Sina Weibo, Senin (4/6/2012).
Pemblokiran itu merupakan upaya pemerintah agar tragedi berdarah tersebut
tidak dibicarakan lagi, bahkan dilupakan.
Kata-kata kunci yang diblokir antara lain ”4 dan 6”, merujuk pada tangga 4
Juni; ”23”, terkait ulang tahun ke-23 tragedi tersebut; ”lilin”; serta ”jangan
lupakan”. Hal itu menyebabkan warga China kesulitan mengakses informasi
terkait tragedi itu. Jika menuliskan kata-kata kunci itu di laman pencarian,

8

muncul peringatan ”hasil pencarian tidak bisa ditampilkan demi alasan hukum,
peraturan, dan kebijakan”.
E. Kondisi Para Aktivis Pasca Tragedi Tiananmen
Pemimpin mahasiswa yang membentuk sejumlah organisasi dan federasi
solidaritas unjuk rasa Lapangan Tiananmen diburu. Mereka dimasukkan dalam
daftar 21 orang yang paling dicari penguasa Beijing. Mereka semua sembunyi di
seluruh pelosok daratan China, menunggu sampai lebih dari 10 bulan untuk
kemudian diselundupkan ke luar RRC.
Nama-nama yang 23 tahun terkenal, seperti Chai Ling (Universitas Beijing),
Feng Congde (Universitas Beijing), Li Lu (Universitas Nanjing), Wuer Kaixi
(IKIP Beijing), ataupun Wang Dan (Universitas Beijing), sekarang menghilang
di tengah deru globalisasi. Chai Ling dan Feng Congde menikah dan melarikan
diri ke Paris, Perancis, tetapi pasangan ini kemudian cerai dan tinggal di Amerika
Serikat.
Li Lu memperoleh tiga gelar sekaligus dari Universitas Columbia, AS. Dia
bekerja sebagai pengusaha modal ventura dan mendirikan perusahaan Himalaya
Capital Management, bekerja dengan orang kaya AS Warren Buffet. Di
Lapangan Tiananmen 23 tahun lalu, Li ikut mogok makan sebagai bentuk protes
ketika itu.
Wuer Kaixi kini tinggal di Taiwan, menikah dan punya dua anak. Keturunan
suku minoritas Xinjiang ini adalah salah satu pemimpin mahasiswa yang
menggunakan piyama ketika bertemu Perdana Menteri Li Peng, setelah berkalikali dirawat di rumah sakit karena mogok makan.
Wang Dan sempat dipenjara empat tahun setelah Peristiwa Tiananmen 1989.
Kemudian dia keluar dari RRC dan menyelesaikan pendidikan doktor di
Universitas Harvard, selanjutnya mengajar di Universitas Tsing Hua, Taiwan. Di
luar kesibukannya, Wang masih tetap meneruskan perjuangannya soal demokrasi
di China.
Selain itu, ada juga korban yang bernama Fang Zheng yang diberitakan
dalam Groups yahoo. Fang Zheng merupakan ratusan, bahkan ribuan, korban di
Tiananmen telah terlupakan oleh insan Cina modern saat ini. Fang Zheng telah

9

kehilangan kedua kakinya karena diamputasi setelah dilindas oleh tank Pasukan
Pembebasan Rakyat (PLA) di Tiananmen. Sementara itu, masih banyak tokoh
dan

korban

lain

yang

terlupakan,

termasuk

beberapa

di

antaranya di pengasingan. Pembangkang Wang Dan dan Wei Jingsheng mungkin
pengecualian.
Berkembangnya gerakan demokrasi di Cina, bukannya instan. Wacana
pembaharuan berlangsung terutama sejak awal dasawarsa 1980-an. Beberapa isu
penting yang diangkat oleh kelompok-kelompok pro-demokrasi menyangkut
keterbelakangan ekonomi, korupsi, pelanggaran HAM dan kebebasan pers.
Selain para aktivis yang keberadaannya saat ini memprihatinkan akibat dipenjara
selama bertahun-tahun dan bahkan ada yang tidak diketahui sama sekali
keberadaannya atau hilang, tetapi ada juga diantara mereka yang beruntung dapat
diselamatkan melalui sebuah gerakan sosial.
Pendukung gerakan adalah dari kalangan intelektual liberal, mahasiswa dan
buruh. Mereka secara terbuka didanai oleh National Endowment for Democracy
(NED) yang bertujuan untuk mengubah pemerintahan Cina. Sponsor penting lain
adalah Human Right Watch untuk wilayah Asia. Human Right Watch atau Asia
sendiri adalah cabang dari Helsinki Watch yang sebagian didanai oleh CIA.
NED, Human Right dan organisasi lokal seperti Laogai yang dipimpin Harry Wu
serta belasan organisasi lainnya, terus berkampanye soal pelanggaran HAM,
kebebasan pers, dan soal korupsi di pemerintahan Cina.
Ketika gelombang demokratisasi berhasil digagalkan oleh penguasa komunis
Cina, CIA berusaha sekuat tenaga untuk melakukan penyelamatan tokoh-tokoh
penting pro-demokrasi. Presiden George Bush memerintahkan aksi rahasia untuk
menyelamatkan pemimpin pro-demokrasi di Cina. Operasi ini dikenal dengan
sandi Yellowbird atau operasi “burung kuning”. Pada tahap awal, CIA
menyelundupkan mereka melalui kereta api bawah tanah ke luar Beijing. Mereka
kemudian ditampung di Hongkong dan Makao. Kedua wilayah ini menjadi
tempat aman pelarian dan penyelamatan para pembangkang, sebutan pemerintah
Cina untuk para pendukung demokrasi di negara itu.
Selama tujuh tahun terakhir sejak tragedi Tiananmen, operasi Yellowbird
telah berhasil menyelamatkan sekitar 700 aktifis pro-demokrasi di Cina,

10

termasuk tokoh penting Wuer Kaixi dan Li Lu. Tokoh terkemuka lainnya yang
berhasil diamankan ke Barat adalah Runnan Lesu dan Yan Jaiqi.
Keberhasilan operasi Yellowbird, juga tidak terlepas dari peran Duta Besar
Amerika Serikat di Beijing, Lilley. Ia menyerahkan lebih dari 200 visa untuk
cendekiawan, ilmuwan, dan mahasiswa dan beberapa kali meminjamkan uang
Untuk pelarian. Lilley juga berperan mengamankan astrofisikawan Cina Feng
Lizhi. Tokoh ilmuwan penting Cina ini meminta perlindungan ke Kedutaan AS
di Beijing karena merasa tidak lagi aman di negaranya. Hal ini sangat berkaitan
dengan masalah kewarganegaraan. Meminta perlindungan ke negara lain (suaka)
merupakan salah satu problem kewarganegaraan yang dialami oleh seseorang
untuk memperoleh status kenegaraan yang jelas dan pasti di negara yang
dimintai perlindungan. Hal tersebut menunjukkan sudah tidak adanya pengakuan
serta perlindungan hak asasi bagi dirinya di negeri asalnya, yaitu Cina. Beberapa
hak yang dituangkan dalam Universal Declaration of Human Rights adalah hak
untuk diakui kepribadiannya menurut hukum, hak untuk hidup, kemerdekaan dan
keamanan badan. Hak inilah yang dituntut oleh tokoh ilmuwan tadi. Sudah
sewajarnya sebuah negara menjalankan kewajibannya dengan memenuhi hakhak warga negaranya disamping menjalankan hak-haknya mengenai national
interest.
F. Pasca Tragedi Tiananmen di Mata Dunia
Tragedi Tiananmen telah menjadi isu Internasional karena hal tersebut
menjadi pembicaraan di lembaga-lembaga internasional. banyak negara yang
mendesak pemerintah Cina untuk membebaskan para tahanan pasca tragedi
Tiananmen. Ada beberapa gebrakan yang dilakukan dunia untuk membantu
korban Tiananmen Square serta penyelesaian masalah konflik internal Cina
sendiri.
Banyak pihak luar, salah satunya adalah Amerika Serikat yang mengajak
pemerintah Cina untuk berunding masalah tragedi tiananmen untuk mendapatkan
penjelasan hingga ke akar-akrnya. Akan tetapi, perundingan tersebut tidak
berhasil karena sikap pemerintah Cina yang tertutup sebagai cerminan dari

11

negara Sosialis Komunis. Cina menganggap bahwa konflik internal negerinya
tersebut dapat diselesaikan sendiri dengan peraturan pemerintah Cina dan tidak
membutuhkan pihak luar.
Beberapa media menuliskan tanggapan beberapa petinggi negara sebagai
reaksi atas tragedi pasca Tiananmen Square. Mereka diantaranya adalah beria
dari Radio Australia yang mengemukakan bahwa Perwakilan Partai Progresif
Demokratis mendesak Beijing untuk menyampaikan maaf kepada keluarga
korban dan tahanan yang akhirnya dibebaskan, serta agar mengijinkan beberapa
tokoh mahasiswa dalam pengasingan untuk pulang ke tanah air.
Selain itu, sumber berita Mvoa menuliskan bahwa di Taiwan, Presiden Ma
Ying-jeou

mengeluarkan

pernyataan

yang

mengimbau

Tiongkok

agar

menghargai HAM, melakukan reformasi politik serta membebaskan para
pembangkang yang ditahan. Departemen Luar Negeri Amerika juga mengimbau
Tiongkok agar membebaskan tahanan politik serta menjelaskan berapa banyak
korban yang tewas, ditahan maupun yang hilang dalam penindasan di Lapangan
Tiananmen itu. Berita tersebut dikutip di VIVAnews.
G. Penerapan Hak Asasi Manusia di Seluruh Dunia
Prinsip Universalitas merupakan salah satu prinsip utama hak asasi manusia.
Prinsip universalitas adalah prinsip yang dimiliki dalam nilai-nilai etik dan moral
yang tersebar di seluruh wilayah di dunia, dan pemerintah termasuk
masyarakatnya harus mengakui dan menyokong hak-hak asasi manusia. Ini
menunjukkan bahwa hak-hak asasi manusia itu ada dan harus dihormati oleh
seluruh umat manusia di dunia manapun, tidak tergantung pada wilayah atau
bangsa tertentu.
Akan tetapi, jika hak asasi manusia telah berlaku universal, mengapa masih
banyak terjadi kasus pelanggaran HAM di dunia? Bahkan para pelanggar HAM
menganggap biasa hal tersebut padahal telah mengetahui hak asasi manusia itu
sensiri. Mereka bahkan dengan bebas melakukan banyak pelanggaran HAM,
seperti menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah, memperjualbelikan
manusia (Human Trafficking)untuk kepentingan tertentu misalnya penjualan
organ tubuh, pelacuran, perbudakan, dan sebagainya.

12

Seandainya hak asasi manusia telah diterapkan secara universal dengan
sebenar-benaranya, maka masalah pelanggaran HAM tidak terjadi dan dunia saat
ini pasti akan baik-baik saja. Namun, prinsip universalitas pada hak asasi
manusia sepertinya tidak sesuai jika melihat keadaan seperti saat ini. Ada
beberapa negara yang tidak sesuai jika HAM diterapkan kedalam negara
tersebut. Seperti Cina dan Korea Utara, negara Sosialis yang akses
masyarakatnya dibatasi oleh pemerintah. Oleh karena itu, hak asasi manusia
tidak sesuai jika diterapkan diseluruh negara di dunia. Dengan adanya perbedaan
budaya, nilai yang tertanam dalam masyarakat serta latar belakang terbentuknya
suatu negara menunjukkan corak negara tersebut kedepannya. Sehingga ada
negara yang didalamnya dapat diterapkan peraturan mengenai hak asasi manusia,
dan adapula yang tidak sesuai.
Ada beberapa perbedaan konsep HAM di dunia. Pertama yaitu HAM
menurut konsep negara-negara barat yang rata-rata menganut paham liberal
menyatakan ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak; ingin mendirikan
federasi rakyat yang bebas, negara sebagai koordinator dan pengawas; hak asasi
lebih awal ada daripada tatanan negara; serta memiliki filosofi dasar yaitu hak
asasi tertanam pada diri individu manusia. Kedua, HAM menurut konsep
Sosialis yaitu hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat;
hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada; serta negara berhak membatasi
hak asasi manusia apabila situasi menghendaki. Ketiga, HAM menurut konsep
bangsa-bangsa Asia dan Afrika, yaitu tidak boleh bertentangan dengan ajaran
agama atau sesuai dengan kodratnya; masyarakat sebagai keluarga besar yang
artinya penghormatan utama terhadap kepala keluarga; serta individu tunduk
kepada adat yang menyangkut tugas dan kewajiban sebagai anggota masyarakat.
Oleh karena itu, dengan banyaknya perbedaan konsep negara-negara didunia
mengenai HAM maka tidak seharusnya hak asasi manusia itu berlaku universal.
Jika penerapannya secara universal, maka akan timbul reaksi tidak sesuai dengan
konsep suatu negara dan akan mengganggu stabilitas internal hingga eksternal
negara tersebut.

13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat pada diri setiap
manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sehingga hak-hak tersebut
wajib dihormati oleh setiap orang. Kasus Tiananmen Square merupakan
pelanggaran HAM berat diantaranya adalah menghilangkan nyawa orang,
membatasi ruang gerak seseorang, melakukan penindasan, kekerasan dan
sebagainya. Dalam hal ini status kewarganegaraan menjadi sangat penting.
Korban tragedi tersebut diasingkan ke luar negeri lalu diantaranya ada yang
meminta perlindungan (suaka) di negara lain, dan ada pula yang tetap
menginginkan kembali ke Cina dengan tetap menjadi demonstran pro-demokrasi
di luar Cina.
Hak asasi manusia tidak sesuai jika bersifat universal. Ada negara yang tidak
dapat menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia sepenuhnya karena tidak
sesuai dengan latar belakang budaya yang berkembang di negara tersebut.
Seperti negara sosialis tidak akan sesuai jika di dalam negara tersebut diterapkan
HAM, karena konsep negara sosialis adalah hak asasi hilang dari individu dan
terintegrasi dalam masyarakat serta hak asasi manusia tidak ada sebelum negara
ada.
B. Saran
Hendaknya nilai-nilai hak asasi manusia diimplementasikan secara nyata dan
bijak dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta sikap damai dan toleransi sesama
manusia sehingga kehidupan aman dan sejahtera.
Sebaiknya Hak Asasi Manusia tidak sepenuhnya diterapkan di suatu negara.
Hak asasi manusia hendaknya melebur dan menyesuaikan konsepnya dengan
nilai-nilai dan kebudayaan masyarakat suatu negara agar pelaksanaan HAM

14

dapat berjalan dengan baik sehingga tercipta iklim yang kondusif bagi suatu
negara khususnya dan bagi seluruh dunia pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim, Aim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Tim Dosen.Pendidikan Kewarganegaraan. Makassar: Tim Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Hasnuddin.
Wikipedia. Demonstrasi Tiananmen 1989, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Demonstrasi_Tiananmen_1989, diakses 11
Mei 2013 pukul 19.09 WITA).
UMM. Peringati Tragedi Tiananmen dengan Sensor, (Online),
(http://www.umm.ac.id/en/internasional-umm-735-rrc-peringati-trageditiananmen-dengan-sensor.html, diakses 12 Mei 2013 pukul 16.05 WITA).
Dunia News Viva.. Tragedi Tiananmen, (Online),
(http://dunia.news.viva.co.id/news/read/320418-4-6-1989--trageditiananmen, diakses 12 Mei 2013 pukul 16.11 WITA).
Tekno Kompas. Amnesia Anak Bangsa diterpa Pembangunan, (Online),
(http://tekno.kompas.com/read/2012/06/03/03114191/
amnesia.anak.bangsa.diterpa.pembangunan, diakses 12 Mei 2013 pukul
16.14 WITA).
Dunia News Viva. AS Desak China Bebaskan Tahanan Tiananmen, (Online),
(http://dunia.news.viva.co.id/news/read/320608-as-desak-china-bebaskantahanan-tiananmen, diakses 12 Mei 2013 pukul 16.24 WITA).
Radio Australia. Tragedi Tiananmen diperingati di Taiwan, (Online),
(http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2009-06-04/trageditiananmen-diperingati-di-taiwan/101762, diakses 12 Mei 2013 pukul 16.37
WITA).
http://groups.yahoo.com/group/ambon/message/866, diakses 12 Mei 2013 pukul
17.07 WITA.
http://m.voaindonesia.com/a/94022.html, diakses 12 Mei 2013 pukul 17.16
WITA.

15

LAMPIRAN

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3. Mao Zedong, pendiri
negara
Republik Rakyat Cina.
Gambar 1.4. Deng Xiaopeng

16

Gambar 1.5. Hu Yaobang

Gambar 1.6

Gambar 1.7. Seorang mahasiswa pemrotes sedang menyerukan kepada
para tentara agar pulang kembali pada 3 Juni 1989.

Gambar 1.8

Gambar 1.9

17