ASKEP KEL DENGAN GASTRITIS INDONESIA

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GASTRITIS
PADA KELUARGA Tn. C. T. DI KELURAHAN NAIONI

OLEH:

NAMA

: YUSYANTI MATTA

NIM

: 01-10-00317

PROGRAM PROFESI NERS
STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG
2014

A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Definisi Keluarga
a. Menurut Who, 1969 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013) keluarga adalah

anggota rumah tangga yang saling berhubungan melaui pertalian darah, adopsi
atau perkawinan.
b. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
atara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang lakilaki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga,
Sayekti,1994 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013).
c. Depkes RI (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
d. Bailon dan Maglaya (1989), keluarga adalah dua atau lebih individu yang
tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
e. UU No.10 tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu
dan anaknya
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
keluarga itu terjadi jika ada:
 Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)
 Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)

 Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
 Ada peran masing-masing anggota keluarga
 Ikatan emosional
2. Ciri Dan Sifat Keluarga
a)

Menurut Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton, (dikutip dari Dion &
Yasinta Betan, 2013), yaitu:
 Keluarga merupakan hubungan perkawinan
 Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
 Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan

 Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak
 Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, atau rumah tangga
b)

Menurut Stuart , 2001 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013), lima sifat

keluarga yang dijabarkan adalah sebagai berikut:
 Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu system
 Keluarga

mempertahankan

fungsinya

secara

konsisten

terhadap

perlindungan, makanan, dan sosialisasi anggotanya
 Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi antar anggota keluarga
 Setiap anggota keluarga dapat atau tidak dapat saling berhubungan atau
tidak dapat tinggal dalam satu atap
 Keluarga bias memiliki anak atau tidak.
c)


Ciri keluarga Indonesia
Menurut Dion & yasinta Betan (2013), ada beberapa cirri keluarga Indonesia
secara menyeluruh, sebagai berikut:
 Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong
 Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
 Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan silakukan
secara musyawarah

3. Tipe keluarga
a. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
 Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
 Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, pamanbibi).
b. Secara modern
(Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme) maka
pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah:


 Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.

 Reconstituted Nuclear
Pembentukan keluarga baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya,
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru,
satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

 Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti
karier.

 Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja di luar rumah.


 Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

 Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

 Commuter married
Suami istri atau keduanya orang orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

 Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.

 Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

 Institusional

Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

 Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

 Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.

 Unmaried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.

 Cohibing Coiple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

 Gay and lesbian family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
4. Peran dan fungsi pokok keluarga

 Peran formal dalam keluarga adalah:
a. Peranana Ayah: sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman. Juga
sebagai kepala keluarga, sebagai angggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu: sebagai sitri dari suami dari ibu dari anak-anak berperan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anakanaknya, pelindung dari salah satu anggota kelompok sosial, serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungan disamping dapat berperan pula sebagai
pencari nafkah tambahan keluarga.
c. Peranana Anak: adalah melaksanakan tugas peranana psikologis sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fiisk, mental, sosial dan spiritual.
 Menurut Friedman,1998 (dikutip dari Suprajitno, 2004), secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif (the affective function)
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function)
adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan

social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function)

adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function)
Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health are function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 tugas pokok keluarga yang dijabarkan oleh Friedman (1998) yang
sampai saat ini masih dipakai dalam asuhan keperawatan keluarga. Tugas
kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) dalam Effendi & Makhfudli (2009),
dikutip dalam Dion & Yasinta Betan (2013), adalah:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dank arena
kesehatanlah kadang – kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana akan
habis. Orang tua perlu mengenal masalah keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung
jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat
kapan

terjadinya,

perubahan

apa

yang

terjadi

dan


seberapa

besar

perubahannya.
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara

keluarga

yang

mempunyai

kemampuan

memutuskan

untuk

menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan maka meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar
keluarga.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga keluarganya yang
sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a. Keadaan

penyakitnya

(sifat,

penyebaran,

komplikasi,

prognosis

dan

keluarga

yang

perawatannya)
b. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
c. Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan
d. Sumber-sumber

yang

ada

dalam

keluarga

(anggota

berttanggung jawab, sumber keuangan atau financial, fasilitas fisik,
psikososial)
e. Sikap keluarga terhadap sakit
4. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau mncipttakan suasana rumah yang
sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a.

Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga

b.

Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan

c.

Pentingnya hygiene sanitasi

d.

Upaya pencegahan penyakit

e.

Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan sanitasi

f.

Kekompkana antar anggota keluarga

5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal berikut ini:
a.

Keberadaan fasilitas keluarga

b.

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan

c.

Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan

d.

Pengalaman yang kurang bbaik terhadap petugas kesehatan

e.

Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

6. Tahap-tahap perkembangan keluarga
a) Tahap I: Pasangan keluarga baru / keluarga pemula
Dimulai saat individu
Tugas perkembangannya adalah:
 Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan lain-lain
 Keluarga berencana
Masalah kesehatan utama yang muncul: penyesuaian seksual dan peran
perkawinan, kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit kehamilan, Kb,
konseling prenatal dan komunikasi.

b) Tahap II: keluarga anak pertama/child bearing
Tahap ini dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan.
Merupakan masa transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga
Tugas perkembangannya adalah:
 Adapatasi perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, seksual dan
kegiatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
 Membagi peran dan tanggung jawab
 Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
 Menata ruang untuk anak
 Biaya/dana child bearing
 Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Masalah kesehatan uatana yaitu pendidikan materniatas yang berpusat pada
bayi, pengenalan dan pemahaman masalah fisik secara dini, peningkatan
kesehatan umum, imunisasi, tumbuh kembang anak dan masalah transisi peran
orang tua.
c) Tahap III:keluarga dengan anak usia pra-sekolah
Tahap ini dimulai dari anak pertama berusia 2.5 tahun sampai 5 tahun.
Tugas perkembangannya:
 Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
 Membantu anak bersosialisasi
 Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi
 Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga
 Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
 Pembagian tanggungjawab
 Merencanakan kegiatan dalam waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
Masalah kesehatan utama yang muncul yaitu masalah kesehatan fisik, masalah
kesehatan psikologis seperti perceraian,pergaulan dan persaingan antar kakak
beradik dan pengasuhan anak.
d) Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahuan dan mulai sekolah dasar
dan berakhir pada usia 13 tahun dimana merupakan awal dari masa remaja.

Tugas perkembangannya:
 Keluarga beradaptasi terhadap pengaruh teman dan sekolah anak
 Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan diluar rumah, sekolah, dan
lingkungan yang lebih leuas
 Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
 Menyediakan aktivitas untuk anak
 Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga
 Meningkatkan komunikasi terbuka.
e) Tahap V: keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulasi sejak usia 13 tahun sampai dengann 20 tahun.
Tugas perkembangan keluarganya yaitu:
 Pengembangan terhadap remaja
 Memelihara komunikasi terbuka
 Memelihara hubungan intim dalam keluarga
 Mempesiapkan perubahan sistem peraan dan peraturan anggota keluarga
Masalah kesehatan yang muncul: patah tulang, cedera, penyalahgunaan obatobatan terlarang.
f)

Tahap VI: keluarga dengan anak dewasa muda/tahap pelepasan
Tahap ini dimulasi sejak anak pertama meningggalkan rumah orang tua sampai
dengan anak terakhir
Tugas perkembangan keluarga:
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
 Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya
 Membantu orang tua atau suami / istri yang sedang sakit atau memasuki
masa tua
 Orang tua berperan suami dan istri, kakek, nenek
 Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat.

Maslah kesehatan yang muncul: masalah komunikasi dewasa muda dengan
orang tua, masalah transisi peran suami/istri, masalah orang yang memberikan
perawatan bagi orang tua, munculnya pe nyaki-penyakit kronis.
g) Tahap VII: keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulasi ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal
Tugas perkembangan keluarga:
 Mempertahankan kesehatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
 Meningkatkan keakraban pasangan
 Mempertahankan

kesehatan

dengan

ilahraga

pengontrolan

BB,

diet

seimbang, istirahat yang cukup
 Mempunyai lebih banyak waktu dalam mengolah minat sosial dan waktu
santai
 Memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua
 Keakraban dengan pasangan
 Memulihkan hubungan dengan anak dan keluarga
 Persiapan masa tu
Masalah kesehatan yang muncul: masalah hubungan perkawinan, komunikasi
hubungan dengan anak-cucu, masalah hubungan perawatan orang tua yang
sudah lansia atau tidak mampu merawat diri.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT GASTRITIS
1. Pengertian
a. Gastritis adalah peradangan umum dari mukosa lambung. Gastritis dapat
berupa akut atau kronis (Wilson Thompson, 1990).
b. Gastritis adalah peradangan yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi
asam lambung mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung (Brunner
&Suddart, 2002).
2. Etiologi
Gastritis akut adalah peradangan sementara yang dapat disebabkan oleh
sejumlah faktor: alkohol, aspirin, obat antiinflamasi dan kortikosteroid, gangguan
metabolisme (misalnya uremia), stres fisiologis (misalnya trauma), refluks garam
empedu, diet yang sembrono (makan terlalu banyak atau sedikit), atau terapi
radiasi.
Gastritis kronis adalah suatu kondisi progesive dan menahun. Dapat sebagai
tipe A gastritis (fundus) atau tipe B (antral) gastritis. Gastritis fundus A juga dikenal
sebagai gastritis atrhophic adalah jenis yang paling parah ditandai degenerasi dari
mukosa baik di tubuh dan fundus dari lambung dengan perubahan subsequen pada
gastrik function. Penyebab faktor intrinsik dalam serum penderita banyak (60%)
dengan atrhopic gastristis dan kondisi autoimun lain seperti penyakit tiroid, diabetes
melitus, dan gastritis insuffiency, sering pula dikaitkan dengan anemia pernisiosa.
Tipe B (antral) gastritis adalah jauh lebih umum dan kurang parah dari gastritis
fundus. Antral gastritis terbatas pada daerah antral perut dan ditandai oleh
peradangan mukosa, namun tidak seperti gastritis fundus, jarang menyebabkan
atrofi mukosa atau hilangnya fungsi lambung. Parietal antibodi sel tidak terlihat, dan
tidak ada hubungan dengan anemia pernisiosa atau karsinoma lambung. Pada
beberapa dekade terakhir diketahui penyebabnya adalah kolonisasi helicobacter
pylori, organisme ini sering dikaitkan dengan gastritis antral dan ulkus duodenum.
3. Manifestasi klinis
Gartritis Akut:
a. Nyeri lambung
b. Mual muntah
c. Terjadi perdarahan pada saluran pencernaan

Gastritis Kronik:
a. Nyeri ulu hati
b. Mual muntah
c. Rasa asam di mulut
d. Tidak ada nafsu makan
e. Pusing
f.

Lemah

4. Komplikasi
a.

Terjadi perdarahan saluran pencernaan bagian atas berupa muntah darah dan
berak darah

b.

Syok karena perdarahan

c.

Anemia/ kurang darah

5.

DIAGNOSTIK DAN TEMUAN STUDI
Gastritis akut
1. Nasogastris aspiriration : mungkin berisi darah
2. Endoskopi : Erosions ulseration superficial dan bledding terlihat
3. Barium studi : menunjukkan ulserasi, tetapi lesi suprvicial biasanya tidak
terlihat
4. Angiography : mengidentifikasi bledding spesifik pada perdarahan
gastric.
5. CBC : mungkin terlihat Hb, Hct, MCV, MCH dan MCHC berkurang
Gastritis kronis
1. Endoskopi : menunjukkan choronic inflamasi dan atrofi gastirc
2. Biopsi : kehilangan kelenjar lambung normal; atrhopy dari degenerasi
otot lapisan mukosa dan sturcturesnya; juga untuk menyingkirkan
gastirk karsinoma, yang berhubungan dengan gastristis athropic, dapat
digunakan
untuk mengidentifikasi C.pylori, yang mungkin ada dalam antral (tipe
B) gastristis.
3. Serum gastrin : Elevated dalam tipe A (fundus) gastristis: normal atau
rendah dalam tipe B (antral) gastristis.

4. Serum antibodi terhadap sel parietal dan faktor intrinsik (IF) :
Presence pada gastrists atrofik tipe A.
5. Serum vitamin B12 levels : rendah, menunjukkan anemia pernisiosa,
yang berhubungan dengan tipe A gastristis.
6. Schlling tes : rendah, menunjukkan anemia pernisiosa, yang
berhubungan dengan tipe A gastristis.
6.

MANAJEMEN MEDIK
MANAJEMEN UMUM :
 Eliminasi dari iritans lambung (alcohol, aspirin, cortikosteroid, agen
antiinflamasi) Nasogastric (N / G) dengan tabung isap untuk dekompresi
gastirc dan pemantauan selama episode akut bledding, acid saline lavage
untuk mengontrol bledding, cairan intravena untuk mempertahankan
volume plasma untuk menggantikan intake , counseling untuk pasien
dengan stres emosional yang signifikan.
 Survellance untuk pengembangan anemia pernisiosa atau kanker lambung
(endoskopi dan pemantauan serum kadar vitamin B12).
TERAPI OBAT :
 Antasida (misal Maalox) untuk menjaga PH lambung
 H2 reseptor antagonis (misalnya simetidin, 300 mg IV atau IM 300 mg;
ranitidin, 50 mg IV atau IM atau 300 mg) untuk mengurangi sekresi asam
lambung.
 Vasopresin (IV atau dengan anglographyc caheter) untuk menginduksi
vasocontriction yang mengurangi bledding.
 Antibiotik untuk pasien dengan C. pylort infection; antacida untuk
mengontrol epigastrium distress; antimutics untuk mengontrol nausea;
vitamin dan mineral suplements vitamin B12 injeksi untuk pasien dengan
perniceuosa anemia.
BEDAH :
 Laser koagulasi pada bledding,
 Gasterctomy sebagian atau total jika manajemen medis tidak efektif dalam
mengendalikan bledding.
 Vagotomy dan phyloroplasty: vagotomy mengurangi stimulus untuk
produksi asam,

mengurangi motilitas lambung, memperbesar pilorus

membantu

mencegah

obstruksi

pilorus.

7. Penatalaksanaan
a. Hindari jauhkan bahan–bahan penyebab iritasi pada lambung (alkohol,
obat–obatan, stress)
b. Beri makanan lunak selama perdarahan masih terjadi
c. Kaji stress emosional pasien, kalau perlu konsultasi pada ahlinya

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang kompleks bersifat
dinamis, menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota
keluarga dengan menggunakan metode ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
1.

Pengkajian.
Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang berkesinambungan,
dianalisa dan diinterprestasikan serta diidentifikasi secara mendalam. Sumber data
pengkajian diperoleh dari mengamatan atau observasi, pemeriksaaan fisik anggota
keluarga dan data lain yang ada seperti hasil pemeriksaan kesehatan KMS.
Data pengkajian mencakup :
a.

Data Demografi
1).

Identitas kepala keluarga yang menjadi penanggung jawab keluarga

2).

Komposisi keluarga

3).

Genogram

4).

Tipe/bentuk keluarga : bentuk keluarga dan masalah yang muncul
berkaitan dengan bentuk keluarga tersebut\

5).

Latar belakang budaya :
a). Kebudayaan keluarga
b). Jaringan sosial yang diikuti keluarga
c). Lingkungan budaya tempat tinggal keluarga
d). Adaptasi keluarga terhadap kebudayaan yang berbeda dimana keluarga
tinggal

6).

Kegiatan keagamaan dan keyakinan seluruh anggota keluarga dan
nilai-nilai yang menjadi prinsip dalam keluarga

7).

Status sosial ekonomi keluarga . pencari nafkah utama dalam
keluarga, bagaiman cara pengaturannya di rumah tangga, dapat dilihat dari
barang-barang rumah tangga yang dimiliki
a). Kaji

perabotan

rumah

tangga

yang

dimiliki

keluarga

dan

cara

pengaturannya
b). Kaji perasaan keluarga terhadap rumah tinggalnya dan kebutuhan privacy
seluruh anggota keluarga
8).

Denah rumah : apakah proposional dengan jumlah anggota
keluarga

9).

Karakteristik lingkungan rumah
a). Kaji tipe lingkungan rumah, apakah daerah kumuh, kota, pedesaan dan
tipe tempat tinggal (hunian, industri, pertanian)
b). Kaji keadaan lingkungan tempat tinggal, apakah dekat dengan industri
dan bagaimana keadaan geografis dan fasilitas yang tersedia di
lingkungan tempat tinggal termasuk fasilitas pelayanan kesehatan
c). Kaji kondisi kemanan tempat tinggal keluarga terhadap kejahatan

10).

Modifikasi geografi keluarga. Kaji berapa lama tinggal dilingkungan
tersebut, dan riwayat geografis keluarga apakah berpindah – pindah?

11).

Asosiasi dan transaksi keluarga denga komunitas. Kaji sejauh mana
keluarga memandang komunitasnya dan penggunaan fasilitas kesehatan
yang ada serta bagaimana keluarga

menadang kegiatan yang ada di

lingkungannya
12).

Jaringan dukungan sosial keluarga. Kaji jaringan informasi dan
formal yang mambantu keluarga bila ada masalah dan bagaimana
hubungannya terhadap orang atau lembaga-lembaga di lingkungannya

b.

Struktur Keluarga
1).

Pola dan proses komunikasi keluarga
Kaji komunikasi dalam keluarga apakah fungsional atau disfungsional dan
apakah mempergunakan pola berulang-ulang serta bagaimana pesan-pesan
emosional disampaikan dalam keluarga.

2).

Struktur kekuatan keluarga
Kaji siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga, teknik yang
digunakan, apakah ada yang dominan baik dalam masalah ekonomi maupun
sosial serta cara keluarga untuk merubah perilaku keluarganya

3).

Struktur peran keluarga

Kaji peran formal dan informal setiap anggota keluarga yang bisa
mempengaruhi proses keluarga.
4).

Nilai-nilai keluarga
Kaji nilai-nilai yang dianut keluarga, apakah ada konflik dengan nilai yang
dominan di lingkungan, serta adakah nilai yang mempengaruhi status
kesehatan keluarga

c.

Fungsi-fungsi Keluarga
1).

Fungsi afektif
Kaji gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan
yang diciptakan keluarga dan bagaimana mengembangkan sikap saling
menghargai di antara anggota keluarga

2).

Fungsi sosialisasi
Kaji bagaimana interaksi atau hubungannya dalam keluarga, sejauhmana
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku

3).

Fungsi

perawatan

kesehatan

:

kaji

sejauh

mana

keluarga

menyediakan:
a) Makanan : kaji berapa kali anggota keluarga makan dalam sehari, menu
makanannya,

cara

mempersiapkan,

mengolah

dan

menyimpan

makanan, adakah makanan pantang atau yang dilarang agama dan
makanan yang disukai masing-masing anggota keluarga
b) Pakaian : kaji penampilan keluarga saat dikunjungi dan aksesoris yang
digunakan
c) Perawatan anggota keluarga yang sakit : kaji kebiasaan keluarga tentang
cara pengobatan bila ada anggota keluarga yang sakit, apakah
menggunakan sarana kesehatan yang tersedia, dan apa yang dilakukan
bila ada yang sakit
d) Sejauh

mana

pengetahuan

keluarga

mengenal

sehat-sakit,

dan

kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan anggota
keluarga :
 Keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
 Keluarga membuat keputusan tindakan yang tepat
 Keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
 Keluarga mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang
sehat
 Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dimasyarakat

4).

Fungsi reproduksi : kaji berapa anak yang diinginkan, pengetahuan
keluarga tentang Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi yang digunakan

5).

Fungsi ekonomi : kaji sejauhmana keluarga memenuhi sandang,
pangan, papan, kesehatan dan sejauhmana keluarga memanfaatkan barang
kesejahteraan keluarga dan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat

d.

Koping Keluarga
1).

Kaji stresor keluarga jangka panjang dan jangka pendek

2).

Kaji respon keluarga terhadap stresor

3).

Kaji penggunaan strstegi koping dalam Keluarga

4).

Kaji koping yang berhasil dilakukan oleh Keluarga

5).

Kaji koping difungsional

Analisa Data
Setelah data dikumpulkan lalu dilakukan analisa data untuk :
a.

Menyeleksi data terperinci seperti katagori yang lebih luas seperti
katagori yang berhubungan dengan status kesehatan atau praktek anggotaanggota keluarga atau tentang rumah dan lingkungan

b.

Mengelompokkan syarat-syarat yang berhubungan untuk menentukan
hubungan antara data tersebut

c.

Membedakan atau memilah-milahkan data yang relevan dengan data
yang tidak relevan untuk memutuskan informasi apa yang berhubungan untuk
mengerti dengan situasi yang ada dan informasi apa yang tidak penting

d.

Mengidentifikasi

pola-pola

seperti

fungsi

fisiologi,

perkembangan

nutrisi/diet, koping atau pola komunikasi, perilaku dan gaya hidup
e.

Membandingkan pola dengan norma-norma atau standar kesehatan
fungsi keluarga dan pendapat tentang tugas kesehatan

f.

Mengintepretasikan hasil-hasil, lalu dibandingkan untuk menentukan
tanda-tanda atau gejala atau syarat-syarat defisit kesehatan yang spesifik,
pemeliharaan kesehatan atau krisis yang dapat diduga atau stres poin dan
membuat

kesimpulan-kesimpulan

atau

menggambarkan

kesimpulan-

kesimpulan tentang alasan-alasan adanya masalah kesehatan yang dapat
melengkapi untuk tidak menampilkan tugas kesehatan keluarga.

2.

Diagnosa Keperawatan.
Masalah kesehatanasalah situasi atau kondisi yang berhubungan dengan promosi
dan atau pemeliharaan kesehatan dan pemulihan dari penyakit. Sedangkan
diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan menjadi diagnosa keperawatan.
Hal ini dijadikan gangguan bagi keluarga untuk melakukan tugas kesehatan yang
spesifik untuk masalah kesehatan khusus.
Adapaun jenis diagnosa keperawatan :
a.

Aktual : sudah terjadi gangguan kesehatan pada keluarga.

b.

Resiko : sudah ada data yang terjadi yang menunjang
terjadinya masalah kesehatan tetapi belum terjadi gangguan.

c.

Potensial : keadaan sejahtera dimana keluarga dalam
keadaan sejahtera sehingga kesehatan dapat ditingkatkan sebagai komponen
diagnosa keperawatan: masalah, penyebab, tanda dan gejala.

Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga :
a.

Memprioritaskan masalah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah :
1).

Kriteria I : sifat masalah (actual, potensial, resiko).

2).

Kriteria II : kemungkinan yang dapat diubah yang dilihat dari
aspek pengetahuan yang ada, teknologi dan tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat, sumber
daya masyarakat.

3).

Kriteria III : potensial untuk dicegah yang dilihat dari aspek
kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah,
lamanya masalah, tindakan yang sedang dijalankan, kelompok resiko tinggi.

4).

Kriteria IV : menonjolnya masalah yang dilihat dari persepsi
keluarga terhadap masalah.
Untuk mendapatkan masalah prioritas, nilai-nilai yang sudah didapat dari 4

kriteria yang ada di scoring menggunakan table perhitungan menurut Bailon dan
Malagya (1978) :
Skoring :
1).

Tentukan skor untuk setiap kriteria

2).

Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalian dengan bobot :

Skor

x bobot
Angka tertinggi

3).

Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 =
seluruh.

Bobot :
No

Kriteria

Komponen

Skor

Bobot

1

Sifat masalah.

Aktual

3

1

Potensial

2

Resiko

1

Mudah

2

Sebagian

1

Tidak dapat

0

Tinggi

3

Cukup

2

Rendah

1

Berat, segera
ditangani.

2

2

3

4

Kemungkinan
masalah dapat diubah.

Potensial masalah
dapat dicegah.

Menonjolnya masalah.

Ada masalah, tidak
perlu segera
ditangani.

2

1

1

Tidak dirasakan ada
masalah
0

3.

Rencana Keperawatan.
Rencana tindakan keperawatan keluarga untuk membantu keluarga menampilkan
tugas-tugas kesehatan :
a.

Membantu keluarga menyadari adanya masalah kesehatan.

b.

Membimbing keluarga memutuskan mengambil tindakan yang tepat
bila ada masalah.

c.

Mengembangkan kemampuan keluarga dan senantiasa mengadakan
perawatan bagi anggota keluarganya.

d.

Memperbaiki kemampuan keluarga agar tersedianya lingkungan

rumah yang kondusif untuk memelihara kesehatan dan perkembangan anggota
keluarga.
e.

Memfasilitasi kemampuan keluarga untuk memanfaatkan sumber
daya kesehatan yang ada dimasyarakat.

4.

Tindakan Keperawatan.
Tindakan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
dimana perawat mendaptkan kesempatan untuk membangkitkan minat dari keluarga
untuk mengadakan kesempatan untuk mengadakan perbaikan ke arah perilaku
hidup sehat, yaitu :
a.

Memberikan informasi.

b.

Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

c.

Identifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tibdakan.

d.

Motivasi sikap emosi sehat.

e.

Identifikasi sumber yang dimiliki keluarga.

f.

Konsekuensii tipe tindakan.

g.

Demonstrasikan cara perawatan.

h.

Gunakan alat dan fasilitaskesehatan yanga ada di rumah.

i.

Mengawasi keluarga melakukan perawatan di rumah.

j.

Menemukan sumber yang dapat digunakan keluarga.

k.

Melakukan perubahan lingkungan seoptimal mungkin.

l.

Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.

m.

Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yanag ada.

5.

Evaluasi.
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya, bila tidak atau belum berhasil pelu disusun rencana baru yang
sesuai. Terdapat 2 macam evaluasi yaitu :
a.

Evaluasi Kuantitatif
Evaluasi yang dilaksanakan dengan melihat jumlah pelayanan atau kegiatan
yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif, jumlah kegiatan dianggap dapat
memberikan hasil yang memuaskan.

b.

Evaluasi Kualitatif
Merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari 3 dimensi
yang saling terkait yaitu :
1).

Struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau
bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanakan kegiatan dalam upaya
keperawatan hal ini menyangkut antara lain kecakapan atau kualifikasi
perawat, minat atau dorongan, waktu atau tenaga yang dipakai, dana yang

tersedia.
2).

Proses : berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan.

3).

Hasil : difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.