BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Tentang Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara).

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kita semua tentu mengenal kata organisasi dan kitapun dapat dengan mudah

  menyebut beberapa contoh organisasi. Bisa dikatakan bahwa manusia selalu berhubungan dengan organisasi, bahkan sejak lahir sampai dengan meninggalpun tidak pernah lepas darinya. Sebagai contoh ketika manusia dilahirkan, rumah sakit atau klinik bersalin merupakan contoh organisasi, jika mahasiswa, perguruan tinggi atau universitas tempat kuliah adalah contoh organisasi. Perusahaan, partai politik, departemen, lembaga pemerintah dan swasta adalah contoh lain organisasi.

  Semua contoh yang disebutkan diatas sekaligus memberi gambaran betapa pentingnya organisasi bagi kehidupan manusia – sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia dan betapa bergantungnya manusia terhadap organisasi. Menurut perspektif ilmu komunikasi, organisasi tidak terbentuk karena adanya surat atau dokumen persetujuan, tetapi organisasi ada sejak adanya interaksi atau komunikasi tertentu diantara orang-orang yang menunjukkan bahwa mereka tengah berorganisasi (Morissan, 2009:25).

  Kita tidak dapat membayangkan masyarakat tanpa organisasi, masyarakat tidaklah mungkin ada tanpa organisasi. Ketika seseorang bekerja bersama orang lain untuk mencapai tujuan bersama maka pada saat itulah organisasi ada. Hidup manusia selalu dilingkupi atau berada dalam organisasi, mulai dari organisasi kecil dan sederhana seperti keluarga, hingga organisasi besar dan kompleks seperti perusahaan besar atau bahkan negara. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apapun bentuknya.

  Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan tiga unsur dasar, yaitu orang-orang atau sekumpulan orang, kerjasama dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber-sumber yang dimiliki.

  Organisasi didirikan manusia disebabkan karena kesamaan kepentingan, baik dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain di dalam organisasi, para anggotanya bermaksud mencapai tujuan yang sama.

  Setiap organisasi memiliki budaya. Pada hakikatnya budaya merupakan faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Organisasi pada dasarnya terdiri atas kelompok-kelompok yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Ketika seseorang berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, atau bahkan dari satu departemen ke departeman yang lain di perusahaan yang sama, akan merasakan perbedaan diantara kedua lingkungan tersebut. Usaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda ini melibatkan pembelajaran mengenai nilai baru, pemrosesan informasi dengan cara baru, dan bekerja dengan serangkaian norma, adat dan ritual yang telah terbentuk (Ivancevich, Konopaske dkk, 2006:41).

  Nilai, norma, adat dan ritual budaya tidak muncul begitu saja tetapi berkembang melalui evolusi dan dipengaruhi oleh politik, agama, bahasa dan aspek budaya yang lain. Nilai-nilai dan keyakinan organisasi inilah yang merupakan dasar budaya organisasi (Kreitner dan Kinicki, 2005:80).

  Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagi perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma- norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai suatu pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya. Budaya organisasi juga disebut sebagai budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan. Nilai adalah apa yang diyakini bagi orang-orang dalam berperilaku dalam organisasi. Norma adalah aturan yang tidak tertulis dalam mengatur perilaku seseorang. Budaya organisasi/budaya perusahaan menurut Robbins, 2002, ialah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota suatu organisasi. Eliott Jaeques dalam Duncan, mengartikan budaya organisasi ialah cara berpikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi, dan para anggota baru harus mempelajari atau paling sedikit menerimanya sebagian agar mereka diterima sebagai bagian dari organisasi (Ardana dkk, 2008:170).

  Pengertian diatas bisa dikatakan sebagai suatu sistem dari nilai bersama, yang akan dipakai sebagai pedoman dalam bertindak oleh anggota-anggota organisasi yang menekankan bahwa budaya organisasi berkaitan dengan aspek subjektif dari seseorang dalam memahami apa yang terjadi dalam organisasi. Budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.

  Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Sutrisno, 2010:2). Salah satu wujud dari budaya organisasi sebagai fenomena yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan ketika seseorang berinteraksi dalam suatu organisasi ialah simbol-simbol yang terdiri dari logo, slogan, upacara- upacara, cerita-cerita yang sering disampaikan orang dalam organisasi tersebut.

  Anggota organisasi menciptakan, menggunakan dan menafsirkan simbol setiap hari. Berbagai simbol menjadi hal penting bagi budaya perusahaan, sebab simbol mencakup tindakan, rutinitas dan percakapan di dalam organisasi. Terkadang karyawan melihat simbol tidak hanya dari sekedar tampilan fisik tetapi jauh dari itu, hal-hal dibalik itu. Ada kalanya simbol muncul sebagai hasil interaksi sejumlah faktor eksternal yang saling mempengaruhi dan kompleks.

  Suatu budaya organisasi yang kuat dan telah berakar akan dapat memberikan yang jelas dan lugas tentang suatu persoalan diselesaikan. Budaya memiliki pengaruh berarti pada sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi. Suksesnya suatu organisasi disebabkan karena budayanya yang begitu kuat yang membuat organisasi itu lebih percaya diri dan akhirnya menjadi lebih efektif. Sejauh mana simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada individu-individu di luar organisasi yang menafsirkannya tetapi pada bagaimana karyawan perusahaan mempraktikkannya.

  PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara. Tujuan didirikannya badan usaha ini yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan serta memanfaatkan seluruh penyediaan barang dan jasa yang sudah ada. PT. PLN bergerak dalam bidang kelistrikan dan bidang lain yang terkait, dimana listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan slogan “Semangat Kerja Kami adalah Energi untuk Melistriki Nusantara” dan yang mempunyai visi “diakui sebagai Organisasi kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani” dimana wujud dari visi, misi perusahaan adalah “Saling Percaya; Integritas; Peduli; Pembelajar”.

  Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana slogan yang merupakan salah satu contoh dalam simbol- simbol budaya organisasi serta visi dan misi yang dimiliki oleh PT. PLN, dapat menciptakan dan mengkomunikasikan nilai-nilai organisasi di dalam pemahaman karyawan terhadap simbol-simbol budaya organisasi di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Jl. Brigjend Katamso KM 5,5 No 30 Titi Kuning, Medan.

I.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah simbol-simbol budaya organisasi yang ada di PT. PLN (Persero)

  Pembangkitan Sumatera Bagian Utara? Bagaimanakah para karyawan memahami simbol-simbol budaya organisasi tersebut?

  I.3 Pembatasan Masalah

  Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak terlalu luas dan mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah: a.

  Penelitian ini bersifat studi deskriptif, yaitu bersifat menjelaskan dan menguraikan teori budaya organisasi berdasarkan penelitian Clifford Geertz, Michael Pacanowsky dan Nick O’Donnell Trujillo.

  b.

  Penelitian ini difokuskan kepada pemahaman karyawan terhadap simbol- simbol budaya organisasi di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Jl. Brigjend Katamso KM 5,5 No 30 Titi Kuning, Medan.

  c.

  Objek penelitian adalah karyawan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Jl. Brigjend Katamso KM 5,5 No 30 Titi Kuning, Medan.

  d.

  Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga selesai.

  I.4 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah:

  1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol budaya organisasi berupa simbol fisik, simbol perilaku dan simbol verbal di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Jl. Brigjend Katamso KM 5,5 No 30 Titi Kuning, Medan.

  2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman karyawan terhadap simbol fisik, simbol perilaku dan simbol verbal di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara.

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.

  Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan memperkaya bahan referensi bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya pada pengembangan ilmu komunikasi

  2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti khususnya dalam kajian bidang budaya organisasi dan mengaplikasikannya dalam dunia kerja khususnya bidang komunikasi.

Dokumen yang terkait

Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Tentang Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara).

7 118 125

Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Medan

4 80 119

Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Operasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Belawan, Sumatera Utara

3 72 119

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Budaya Organisasi pada BSA Owner Motorcycle’ Siantar di Kota Pematangsiantar

0 0 9

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Budaya Organisasi Dengan Komitmen Afektif

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Studi Pengaruh Kepercayaan Karyawan pada Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi di PT. Bank Sumut

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah - Perbedaan Komitmen Organisasi ditinjau dari Budaya Organisasi pada Karyawan

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cv. Grand Keude Kupie Medan

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 0 12

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori - Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Tentang Pemahaman Karyawan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi di PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara).

0 2 24