BAB II GAMBARAN UMUM STREET FASHION DI TOKYO 2.1 Kebudayaan Dalam Berpakaian - Tokyo No Sutoriito Fashion

  

BAB II

GAMBARAN UMUM STREET FASHION DI TOKYO

2.1 Kebudayaan Dalam Berpakaian

  Maraknya pop culture dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang sangat erat kaitannya dengan masuknya budaya Barat dan modernisasi di kalanganmasyarakat, khususnya masyarakat kota di Tokyo. Salah satu jenis subkultur di antara banyaknya pop culture di Jepang adalah populernya gaya berbusana anak-anak muda Jepang yang lebih dikenal dengan sebutan street fashion. Para penggunanya sebagian besar adalah remaja baik putra maupun putri yangusianya berkisarantara16-2Oan tahun. Kegiatan mereka pada saat ber- Harajuku di sekitar kawasan Harajuku yang ditutup pada hari minggu adalah mempertunjukkan pakaian, tariantarian, dan berlagak seperti tokoh-tokoh anime, manga, video game sungguhan ketika mereka sedang memakai kostum. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, gaya-gaya berpakaian tersebut merupakan hasil percampuran antara budaya lokal dan luar Negeri. Namun selaindikarenakan masuknya budaya luar street fashion ini muncul juga dikarenakan perubahan- perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Jepang khususnya pada kaum muda Jepang. Hal ini berkaitan dengan jenuhnya para kaum muda Jepang dengan segala peraturan yang terlalu mengikat baik di dalam rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hisao Naka yang diterjemahkan oleh Emy Kuntjoro Jakti dalam buku yang berjudul Kaum MudaJepang Dalam Masa Perubahan. Ia mengatakan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukannya,aspek- aspek kehidupan seperti rumah tangga, sekolah, tempat kerja, persahabatan dan hubunganmasyarakat, pemuda Jepang mendapat angka yang sangat rendah dalam hal kepuasan jikadibandingkan dengan lain. Salah satu contoh ketidakpuasan pemuda-pemuda tersebut dapat digambarkan melalui kehidupan mereka disekolah, dimana sikap para guru yangotomatis memberi keterangan, dan berdasarkan keputusannya mengenai kemampuan setiap siswa hanya pada hasil- hasil ujian, dengan terlalu banyak menekankan hafalan. Kemudian, dalam bidang pekerjaan, ketidakpuasan disebabkan oleh upah yang rendah, sikap perusahaan yang hanya mementingkan diri sendiri, berkurangnya masa libur, dan pekerjaan yang sangat rutin. Dari penelitian yang dilakukannya, Ia menyimpulkan bahwa ciri yang menyolok dari pemuda Jepang adalah meskipun ketidakpuasan yang ekstrem terasa, hampir semua segi kehidupan sosial dan nasional, dari ketidakpuasan ini bersifat abstrak. Dari pernyataan-pernyataan tersebutlah dapat diketahui bahwa keabstrakan dari penolakanpara kaum muda Jepang terhadap ketidakpuasan dalam kehidupan mereka disalurkan. Salah satunya melalui cara berpakaianmereka di Harajuku. Namun, dengan menjamurnya budaya-budaya asing di dalam kehidupan remaja Jepang, tidak menghilangkan identitas asli mereka sebagai bangsa Jepang.

  2.2 Pengertian street fashion

  Banyak orang berbicara tentang fashion, namun tidak banyak yang mengerti apa makna fashion itu sebenamya. Apakah sama dengan busana? Tata rias? Ataukah gaya rambut? Ternyata semuanya benar. Tidak semua fashion adalah pakaian atau busana. Beberapa fashion dapat terkait dengan perubahan warna dan bentuk tubuh, misalnya penggunaan tato atau tindik dan lain sebagainya. Namun yang pasti semua fashion adalah dandanan. Fashionmerupakan suatu fenomena kolektif yang tidak bisa dihasilkan oleh seorang desainer saja, dan tidak bisa diinterpretasikan secara bebas dari sosial konteksnya. Street fashion adalah fashion yang tidakmengikuti majalah, merk, dan iklan, namun menyebar dikalangan anak muda di jalanan sehingga mekanisme popularitasnya Iebih banyak dari “bawah ke atas” daripada “atas ke bawah”. Majalah dan desainer banyak mengambil inspirasi dari gaya anak mudajalanan ini.

  Di Jepang, street fashion atau street kei biasanya langsung diasosiasikan pada HarajukuStyle, khususnya Ura-Harajuku (Keet, 2007: 110).

  2.3 Jenis-jenis street fashion

  Di dalam street fashion di Tokyo, ada berbagai macam jenis street fashion yang memiliki ciri khas tertentu dalam berpakaian atau pun berpenampilan. Berikut adalah jenisnya: 1.

  Harajuku Style

  原宿

  Harajuku ( ) adalah nama sebuah distrik di Tokyo, Jepang, lokasinya berada di antara Shibuya, Aoyama,dan Shinjuku. Sejak tahun 1960-an, Harajuku telah menjadi pusat fashion dan gaya di

  Jepang. Area tersebut terkenal akan banyaknya toko-toko yang menjual pakaian, tas, alat makeup, dan aksesoris begitu pula salon, kafe, dan toko-toko keren lainnya. Harajuku Style sangat beragam dan banyak gaya berbeda secara ekstrem, mulai dari gaya innocent Lolita hingga penampilan Dark-Punky kelompok musik rock Jepang Visual Kei. Harajuku menjadi lebih terkenal lagi diera 1980-an, tidak hanya di Jepang tetapi di mancanegara juga, hal ini karena maraknya street performance (pertunjukkan jalanan) dan pakaian-pakaian yang menarik hasil imajinasi para anak muda Jepang yang berkumpul bersama setiap hari Minggu, saat jalanan dan butik fashion di Omotesando ditutup dari lalu lintas kendaraan . inilah yang menjadi titik pertemuan sempurna antara bersenang-senang, bermain musik, dan aksi unjuk gigi. Ciri-ciri umum Harajuku Style adalah 1.

  Mix and Match (padu padan) Hal yang penting di dalam gaya Harajuku yaitu dengan memadu madankan beberapa fashion yang berbeda. Mencampur gaya yang berbeda dan menabrak warna juga model yang ada. Apa pun boleh dipakai, selama hal itu adalah ekspresi hasil pemikiran sendiri.

  2. Dress in Layers (berlapis-lapis) Hal lain yang menjadi ciri khas gaya Harajuku adalah berlapis-lapis. Memakai sweater, jaket, atau rompi melapisi blus dan menggunakaan legging, atau kaus kaki panjang dengan boots. Biasanya juga dengan menggunakan rok berenda agar menambah voloume pada gaun luar yang dipakai.

  3. Customize Your Clothes (rancang atau remodifikasi sesuai karakter diri) Memodifikasi ulang pakaian baru ataupun lama dengan gaya “do it your self” adalah hal yang popular di dalam bergaya Harajuku. Misalnya, jika kita memiliki sepotong rok, tetapi berpikir akan lebih manis apabila berpita atau lebih asimetris, maka yang harus dilakukan adalah mengambil gunting dan lem atau jarum jahit, lalu membuat rok tersebut seunik diri kita sehingga tidak ada yang menyerupainya.

  4. Accessorize (bermain dengan aksesoris yang nyentrik atau eye-catchy) Tambahan aksesoris berani kita miliki, seperti ikat pinggang, anting-anting, jepit rambut, perhiasan, dan tas. Namun diingat, aksesoris tersebut yang dipakai.

  Di dalam Harajuku Style juga ada berbagai macam gaya yangberagam dan berbeda, yaitu: a.

  Takenoku-zoku (1979-1980)

  竹の子族

  Takenoku-zoku ( ) adalahnama sekelompok anak muda street performers dengan gaya kostum mereka yang unik baggy clothes dan happi coat yang terinspirasi dari pakaian tradisional Jepang zaman Heian (784-1185) saatpengaruh budaya China masih kuat di Jepang. Nama Takenoko itu sendiri adalah anak bambu (Macias & Evers, 2007: 27-33).

  b.

  Visual Kei (1989-saat ini) Visual Kei adalah suatu gerakan diantara musisi Japanese rock (jrock) dan dikarakterisasi dengan elaborasi kostum esentrik, penampilan, dan gaya rambut serta make-up yang amat mencolok. Visual Kei secara harfiah berarti music gaya visual. Musik yang dimainkan biasanya berkisar antara goth rock, heavy metal, dan punk yang terinspirasi dan band-band Inggris maupun Amerika Serikat, begitu pula dengan gaya berbusana mereka. Hal yang paling menarik dari gaya Visual Kei ini adalah adanya konsep androgini (tidak dapat dibedakan antara maskulin dan feminin) dalam berdandan.

  c.

  Lolita Lolita adalah gaya yang memberikan imej manis dan innocent (tanpa dosa)seperti boneka. Di Jepang gaya Lolita yang manis itu dipadu padankan dengan unsur gaya dunia hitam atau disebut dengan gaya vampire, lainhalnya dengan gothic dan punk, yang tentu saja menimbulkan efek atau kesan seram dan misterius dan didominasi warna hitam ini kemudaian dikenal dengan sebutan Gothic Lolita yang biasa disingkat menjadi Goth-Loli. Namun dalam lafal orang

  ゴスロリ

  Jepang menjadi Gosurori ( ) karena berasal dari bahasa asing (Macias & Evers 2007: 116-131).

  d.

  Decora (pertengahan I 990-saat ini) Decora muncul di pertengahan tahun 1990-an hingga sekarang. Ciri khas gaya ini adalah dekorasi diri dengan pernak-pernik yang amatberlebihan. Decora sendiri sebenarnya berasal dari kata bahasa inggris yaitu decoration.Beberapa Decora girls senang memakai piyama yang berwujud karakter hewan fantasi seperti tokoh Stitch, Pikachu, Winnie the Pooh, dan karakter lucu lainnya.

  e.

  Fairy Kei (1996-saat ini) Satu lagi gaya di Harajukuselain Lolita dan Decora, yaituFairy Kei. Seperti Decora Fairy kei juga menunjukan imej kekanak-kanakan yang cukup ekstrem.

  Bedanya, Fairy Kei tidak menggunakan aksesoris yang terlalu berlebihan seperti Decora. Seperti namanya, Fairy gaya Street Fashionini memang terinspirasi dengan dunia Fairy Tale atau cerita dongeng peri, seperti cerita-cerita Disney, princessatau Barbie. Warna-warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dan lembut.

  f.

  Ura-Hara Kei (1997-saat ini) Ura-Hara merupakan singkatan Ura-Harajuku artinya daerahdibelakang

  Harajuku (antara Meiji st dan Aoyama st), dimana pecinta gaya ini biasa berkumpul Gaya Uru-Hara terlihat stylish-girlie, namun yang menjadi ciri khasnya adalah kesan kasual atau santai dan nyaman.

  g.

  Mori Kei (2008-saat ini) Mori Kei yang adalah gaya street fashion yang memberikan kesan natural dan Iebih dekat dengan alam dengan menggunakan warna- warnayangmengingatkan kita dengan suasana hutan yang sangat teduh dan

  森

  nyaman. Mori( ) sendiridalam bahasa Jepang adalah hutan. Sedangkan para pecinta gaya ini disebut Mori girl atau gadis hutan.

2. Shibuya Style

  渋谷

  Shibuya ( ) merupakan tetangga terdekat Harajuku, yang juga merupakan lokasi Street Style terkenal di Tokyo setelah Harajuku. Jika Harajuku Iebih didominasi ABG berusia belasan tahun, shibuya lebih didominasi oleh wanita belia dan priamuda berusia awal 20-an. Kelompok wanita muda yang eksis di

  ギャル

  Shibuya dengan evolusi dan penampilannya disebut Gals atau Gyaru ( )

  ギャル男

  sedangkan yang prianyadisebut dengan Gyaruo ( ) singkatan dari Gyaru Otoko atau Gyaru laki-laki. Dari zaman ke zaman para Gyaru berevolusi dengan busana dan gaya ekstrem yang berbeda. Sebagai contoh di tahun 1990-an, gaya Gyaru yang fenomenal adalah Kogal atau Kogyaru yang innocent namun seksi dengan seragam sekolahnya, namun di tahun 2000-an gaya Gyaru yang fenomenal justru gaya yang sangat jauh kesan dari innocent melainkan cenderung menakutkanyaitu gaya Ganguro yang melabrak konsep cantik masyarakat Jepang pada umumnya, sedangkan untuk saatini gaya Gyru yang sedang tren adalah gaya Onee Gyaru yang terkesandewasa dan memesona dengan keglamorannya. Selain itu, ada juga gaya Gyaru yang merupakan perpaduan dari gaya harajuku yang manis innocent dan shibuya yang cenderung classy-seksi. Misalnya, Dolly Gyaru dan Mori Gyaru, gaya yang seperti ini dikenal dengan istilah Shibuhara dan Harashibu.

  Ciri-ciri umum Shibuya Style, yaitu : 1.

  Full of makeup Tata rias wajah mereka sangat sempurna dan selalu disempurnakan setiap saatjika diperlukan lengan peralatan kosmetik lengkap yang selalu ada di dalam tas.

  2. Fake for Perfect Mereka sangat memperhatikan penampilan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tidak heran jika mereka selalu siap dengan wig berwarna coklat emas cokelat gelap, jika tidak sempat menata rambut dengan catok, kuku palsu hias,bulu mata palsu yang tebal dan lentik, lensa kontak berwama biru ataucokelat yang bercahaya dan memberikan efek dramatis.

  3. B1ink-blink, fur, and branded Barang mewah bermerk khususnya di Eropa, dan aksesoris yang terlihat gemerlap termasuk di telepon seluler mereka, wajib hukumnya untuk bergaya di Shibuya.

  Selain barang-barang , aksesoris yang berbulu sintetis seperti tipped, rompi, dan boots berbulu juga digemari, khususnya di musim gugur dan musim dingin. Di Shibuya Style juga terdapat berbagai macam gaya yang beragam dan berbeda, diantaranya adalah : a.

  Kogal (pertengahan hingga akhir 1 990-an) Kogal atau Kogyaru muncul dari pertengahan hingga 1990-an Gaya

  Kogal umumnya merupakan gayasekolahan yang terlihat lugu danmanis sekaligus seksi didalam balutan baju sekoiah yang modis. Kata ko padakata Kogal berasal

  子供

  dan kata kodomo ( ) yang dalam bahasa Jepang berarti anak-anak. Kogal sendiri memiliki keunikan yaitu memakai kaus kaki putih longgar atau disebut

  ルーズソックス

  ruzu sokkusu ( ), sehingga terkesan kedodoran dan membuatbetis mereka terlihat Iebih ramping.

  b.

  Ganguro, Yamanba & Sentaa Guy (akhir I 990an-awal 2000 hingga saat ini) Gonguro gyaru banyak terdapat di Shibuya, mereka bergaya seperti orangAfro-Amerika, dengan kulit yang sangat gelap dan rambut yang di bleaching, mereka tampil nyentrik dan selalu tertawa ceria seceria warna-warni elektrik danperhiasan berwarna emas yang dikenakannya, mereka benar-benar ingin melawan konsep wanita cantik yang ada dimasyarakatnya.

  Gaya Gonguro kemudian menjadi Manba atau Yamanba (dan awal tahun2000-an hingga sekarang). Masih dengan kulit gelapnya, hanya saja kulitgelapnyabukan karena dihitamkan di salon lagi, melainkanmenggunakan alas bedak berwarna gelap saja agar terhindar dari kanker kulit.

  Baik Ganguro maupun Yamanba dikenal dengan sikapnya yang slebor, dan tidak tahu sopan santun. Yamanba atau ganguro memiliki tari-tarian yang sangat unik, tari-tarian ini disebut para-para (Macias & Evers, 2007: 58-69).

  c.

  Kigurumin (2003-2004) Kigurumin berwajah sama seperti manba, namun suka memakai piyama mascot yang berbentuk karakter tertentu atau hewan yang lucu seperti sapi, beruang, hamster, dan pernak-pernik anak lainnya seperti decora di harajuku. TetapiKigurumin ini tidak bertahan lama, kurang lebih hanya 1 tahun dandilanjutkan oleh Decora girls di Harajuku (Macias & Evers, 2007: 86-93).

  d.

  Tren Gals (hingga saat ini) Onee kei merupakan gaya gals atau gyaru yang sedang popular saat ini. Kata Onee pada Onee Kei pada dasarnya berasal dan kata Oneesan yang artinyakakak perempuan. Gaya ini memang memberikan kesan wanita muda yangdewasa dan memesona. Gaya mereka terkesan glamour bahkan untuk versi gayakasualnya. Suka dengan perhiasan yang serba gemerlap dan barang-barang yangekslusif, bulu mata palsu, rambut ikal bergelombang dan biasanya diwarnai pirang cokelat, bahkan mereka pun menggunakan lensa kontak yangmembesarkan pupil mata dan bercahaya agar terlihat seperti mata tokoh-tokoh karakter manga yang dramatis. Gaya Onee Kei yang ekstrem glamor disebut Hime Kei. Cirikhas hime kei adalah rambut yang disasak sedemikian rupa bentuknya.

3. Akihabara Style

  秋葉原

  Akihabara ( ) atau Akiba telah lama dikenal sebagai daerah pusat elektronik berkelas dunia yang berada di Tokyo, Jepang. Dari barang elektronik baru hingga bekas pakai derigan kualitas yang masih baik, ada di sini. Pc, video game player seperti play station juga bermarkas di sini. Tak heran jika para pecinta anime dan karakter yang digambarkan oleh manga, anime, ataupun video tersebut begitu menggemaskan dan membuat perasaan seperti tunas yang tumbuh. OIeh karena itu, setiap kali melihat karakter yang sangat mereka sukai, mereka akan mengatakan atau mengucapkan kata moe~ seperti para gadis jepang yang suka berseru kawaii saat melihat sesuatu yang menggemaskan. Menurut kolumnis Ishihara Soichiro, istilah moe~ berasal dari kata moe-izuru yang membuat orangberpikir tentang benih yang bertunas dan tanah tumbuh ke atas (Nipponia, Maret 2007: 9).

  Kebutuhanpara otaku akan dunia fantasi yang kelihatan nyata akhirnyamenginspirasipara pebisnis mendirikan restoran dan café yangmempresentasikan dunia imajinasi dan cerita-cerita manga, anime, ataupun

  メイド喫茶

  videogame. Menjamurlah beraneka Maid Café ( ) sejaktahun 2000-an, dengan para pelayan yang menggunakan kostum maid pelayan ala keluarga kaya Eropa. Ada juga butler café dengan pelayan yang menggunakan kostum butler atau seorangpria pelayan, café seperti ini lebih ditunjukan bagi otaku wanita. Pelayan diMeido Café ataupun Butler Café sangat luar biasa, karena pengunjungnya akandi manja dan merasa seperti di rumah sendiri dengan memiliki pelayan yang menyapanya,“okaerinasai, Gosujinsama/Ojosama” yang artinya kurang lebih selamat pulang ke rumah, Tuan atau Nyonya besar, dan untuk di kerap Buttler Café, pengunjung kerap disapa My Princess. Pelayanan special ini sebanding dengan harga yangharus di bayar oleh para pengunjung café tersebut. Ciri-ciri umum Akiba Style (AKB-KEI), yaitu 1.

  Terinspirasi oleh cerita-cerita yang terdapat di manga, anime, atau video game Jepang.

  2. Berkarakter dan detail.

  3. Memberikan sensasi utopia atau dunia fantasi bagi yang mengenakannya maupun yang melihatnya.

  Tidak hanya di Harajuku dan Shibuya di Akiba style pun ada terdapat berbagai macam gaya yang berbeda, yaitu : a.

  Cosplay (1983-saat ini)

  コスプレ

  Kata cosplay ( ) merupakan singkatan dari costume role play, sebuah istilah yang diciptakan untuk mengggambarkan budaya yang tumbuh di kalangan anak muda urban Jepang dimana para pemain cosplay tersebut berdandanseperti para pemain cosplay. Ini dinamakan karena pada dasarnya mereka adalah penggemar berat anime, video games, manga (OTACOOL 2, 2010: 103).

  b.

  Uni-cos (uniform cosplay) Uni cos adalah cosplay yang menggunakan kostum seragam yang biasa ditemui di cerita-cerita manga, anime, video game misalnya siswi sekolah, maid, polisi wanita, dan susternya. Namun, karakternya tidak spesifik berasal dari cerita manga, anime, video game (OTACOOL, 2010: 121 dan Keet, 2007: 106).

  c.

  Meido style Cosplayer uni cos dengan seragam maid yang paling banyak ditemukan di

  Akihabara dibandingkan dikawasan distrik lainnya. Biasanya mereka bercosplay di sepanjang jalan akihabara dengan seragam yang unik dan menggemaskan untuk mempromosikan café-café tempat mereka bekerja. Mereka begitu menjiwai peran mereka sebagai pelayan rumah mewah ala Eropa.

  d.

  Butler style Butler style adalah gaya yang menggunakan kostum seperti kostum pria kepala pelayan rumah Eropa. Kebanyakan yang memakai kostum ini adalah seorang gadis cantik, mereka memakai kostum butler ini bergaya seperti pria (Roland Kelts, 2006: 164).

  e.

  School Girl Style Secara umum School Girls Style ini mempunyai dua tipe seragam sekolah untuk siswi di jepang, seragam yang seperti seragam sailor atau pelaut yang biasa

  セーラー服

  disebut sera fuku ( ) atau kadang juga disingkat sefuku dan blazer style yang lebihterlihat dewasa dengan kemeja putih, dasi, rok plead di atas lutut dan blazer. Padaumumnya siswi di jepang lebih menyukai seragaam blazer lengan tangan panjang.

  f.

  Chara Cos (Chara Cosplay) Chara Cos adalah istilah cosplay yang menggunakan kostum karakter khusus atau spesifik yang terdapat di dalam manga, anime, video game.

  Penggemar manga dan anime ini telah mempunyai kebiasaan berkumpul bersamadisebuah convention yang disingkat cons sejak 1970-an. Pada umumnyacosplayer ini tergabung dalam situs jejaring social cosplay, salah satunya yang paling terbesar dan terkena adalah cure (OTACOOL 2, 2010: 5). g.

  Kigurumi, Cosplay, Doller, Animegao

  着ぐるみ

  Kigurumi ( ) secara umum bisa diartikan sebagai mascot. Semua orang yang berkostum menutupi tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki dengankostum yang mencitrakan karakter atau tokoh-tokoh bisa disebut kigurumi,termasuk kelompok Kigurumin Gals di shibuya yang memakai piama berkarakterPikachu atau Winnie the pooh.

  Namun, pengertian kigurumi secara khusus atau spesifik biasanya lebih menuju pada cosplay terekstrem yang menggunakan atribut kostum dari ujung rambut hingga ujung kaki. Hingga tidak sedikit pun kulit tubuh sipemain cosplay terlihat, termasuk bagian wajahnya yang tertutupi kedok tokoh karakter manga, anime jepang yang dibawakan. Konsep ini mirip Chara Cos, hanya saja mereka memakai kedok dan kostum untuk menutupi kulit asli manusia atau cospalyer, oleh karena itu ada yang menamakan cosplayer kigurumi dengan istilah Animegao berwajah anime atau cosplay doller boneka pemain. Karakter kigurumiini tidak boleh berbicara, mereka hanya menggunakan bahasa isyarat untuk merespon, seperti para pelayan atau meido di kigurumi café bernama Aokazetei cafe yang berlokasi di Akihabara. Aturan ini mengingat bahwa mayoritas Kigurumi cosp1ayer ini adalah seorang laki-laki yang bercosplay sebagai karakter khas dunia anime Jepang yang kawaii,akan terasa aneh dan merusak imajinasi orang lain yang melihat wajah imut dan manis berkedok animegao, apabila mendengar suara mereka yang sebenarnya laki-laki dan jauh dan kesan imut (Macias & Evers, 2007: 86-93).