MAKALAH AYAT DAN HADITS EKONOMI ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ekonomi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi umat manusia,
di sanalah tempat manusia melakukan sebagian besar aktifitasnya. Banyak sekali
contoh dari kegiatan ekonomi, seperti berjualan, membuka usaha, bekerja sebagai
pegawai, membeli barang kebutuhan, dan lain sebagainya.
Banyak sekali elemen yang ada dalam ekonomi, baik itu masyarakat,
perusahaan, ataupun pemerintah. Di sini pemakalah akan menjelaskan berbagai
contoh kegiatan ekonomi, para pelaku dalam kegiatan ekonomi, serta bagaimana
implementasi zakat dalam kegiatan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan singkat diatas, mengenai kegiatan ekonomi,
ternyata

ruang lingkup kegiatan ekonomi sangat luas sekali. Dan untuk

membahasnya secara lebih jelas, dan untuk lebih memfokuskan objek
pembahasan, maka pemakalah akan membuat beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1. Apa pengertian dari kegiatan ekonomi?

2. Siapa saja pelaku kegiatan ekonomi?
3. Apa saja macam-macam bentuk kegiatan ekonomi Islam?
4. Prinsip-prinsip apa sajakah yang mendasari kegiatan ekonomi Islam?
5. Bagaimana implementasi zakat dalam kegiatan ekonomi?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi dapat diartikan sebagai seluruh pekerjaan atau usaha
yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yang mencakup
kegiatan produksi, kegiatan distribusi, dan kegiatan konsumsi.
1. Kegiatan produksi

1

Adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan atau menambah nilai guna
suatu barang atau jasa, sedangkan orang yang melakukan kegiatan produksi
disebut dengan produsen. Adapun tujuan dari kegiatan produksi antara lain:
1) Mempertahankan kelanjutan usaha dengan cara meningkatkan proses
produksi secara terus-menerus.

2) Meningkatkan kualitas, kuantitas dan moral usaha.
3) Memenuhi kebutuhan konsumen atau masyarakat.
4) Meningkatkan keuntungan usaha dengan jalan menekan biaya produksi
2. Kegiatan Distribusi
Adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen melalui
proses jual beli, sedangkan orang yang melakukan kegiatan ini disebut
distributor. Kegiatan distribusi dapat dilakukan melalui: pedagang, toko atau
agen, pasar, koperasi, dan dari rumah ke rumah dengan memanfaatkan jasa
sales. Adapun tujuan dari kegiatan distribusi antara lain:
1) Mempercepat hasil produksi sampai di tangan konsumen.
2) Mencapai penyebaran hasil produksi kepada konsumen secara merata.
3) Menjaga kesinambungan atau kontinuitas kegiatan produksi.
4) Meningkatkan dan memperbesar kualitas maupun kuantitas hasil produksi.
5) Menstabilkan harga baran.
3. Kegiatan Konsumsi
Adalah kegiatan manusia menggunakan hasil produksi untuk memenuhi
kebutuhan baik berupa barang atau jasa, sedangkan orang yang melakukan
kegiatan konsumsi disebut dengan konsumen. Adapun tujuan dari kegiatan
konsumsi antara lain:
1) Untuk memperoleh kepuasan sebesar-besarnya.

2) Untuk memenuhi kemakmuran atau mencapai kemakmuran.
3) Untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4) Untuk menghasilkan nilai guna barang atau jasa.1
2.2 Pelaku Kegiatan Ekonomi
Pelaku kegiatan ekonomi adalah individu-individu atau lembaga-lembaga
yang terlibat dalam proses kegiatan ekonomi baik produksi, distribusi, maupun
konsumsi. Yang berperan dalam pelaku ekonomi adalah rumah tangga,
masyarakat, perusahaan/sektor usaha dan pemerintah. Pemerintah selain sebagai
pelaku ekonomi juga berperan aktif sebagai pengawas, pengontrol dan
koordinator dalam kegiatan ekonomi agar tercipta iklim ekonomi yang kondusif.
1. Rumah Tangga
Rumah tangga sebagai pelaku kegiatan ekonomi terbagi menjadi tiga
macam, yaitu:
1 http://www.slideshare.net/fadianur/kegiatan-ekonomi-14214698

2

1) Rumah Tangga sebagai Produsen
Rumah tangga produsen dalam kegiatan ekonomi merupakan pemilik
faktor produksi yang meliputi tanah, tenaga kerja, keahlian dan modal.

Kegiatan produksi yang dilakukan dalam rumah tangga adalah menyediakan
produk yang dibutuhkan pelaku ekonomi lainnya. Dalam kegiatan ini rumah
tangga keluarga memperoleh penghasilan/pendapatan dalam bentuk uang.
2) Rumah Tangga sebagai Distributor
Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh rumah tangga bertujuan untuk
mendapatkan penghasilan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan
membuka toko atau warung, menjadi pedagang keliling atau pedagang
asongan.
3) Rumah Tangga sebagai Konsumen
Rumah tangga merupakan kelompok yang paling sering melakukan
kegiatan konsumsi. Faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi rumah
tangga adalah:
1. Jumlah pendapatan keluarga.
2. Jumlah anggota keluarga.
3. Tingkat harga barang atau jasa.
4. Status sosial ekonomi keluarga.
2. Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku kegiatan ekonomi terbagi menjadi tiga
macam, yaitu:
1) Masyarakat sebagai Produsen

Masyarakat produsen mencakup berbagai bentuk kegiatan masyarakat
yang dapat menghasilkan pendapatan, misalnya: kegiatan usaha, berdagang,
bercocok tanam, beternak, dan lain-lain. Dalam kegiatan usaha, yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat adalah sektor usaha informal
yang mempunyai ciri- ciri:
1. Tidak memiliki alat-alat produksi yang canggih.
2. Tidak memiliki pendidikan/keahlian khusus.
3. Dapat membuka lapangan kerja yang tidak sedikit jumlahnya.
4. Hanya memiliki ruang lingkup usaha ekonomi yang sempit dan kecil.
2) Masyarakat sebagai Distributor
Masyarakat distributor adalah para penyalur barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.
3) Masyarakat sebagai Konsumen
Masyarakat konsumen adalah para pengguna produk-produk umum,
seperti: jalan raya, jembatan, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain.
3. Perusahaan/Sektor Usaha

3

Perusahaan/sektor usaha sebagai pelaku kegiatan ekonomi terbagi

menjadi tiga, yaitu:
1) Perusahaan Produsen
Sesuai dengan fungsinya, perusahaan dalam aktivitasnya selalu
menghasilkan barang atau jasa. Beberapa hal yang harus dilakukan
perusahaan sebelum menjalankan aktivitasnya adalah:
1. Menentukan barang/jasa yang akan diproduksi.
2. Menentukan pengelolaan barang/jasa.
3. Memastikan barang/jasa yang akan diproduksi dibutuhkan oleh
masyarakat.
2) Perusahaan sebagai Distributor
Hal-hal yang dilakukan perusahaan sebagai distributor, antara lain:
1. Mengadakan kegiatan promosi.
2. Mengadakan kegiatan perdagangan.
3. Membuka agen atau cabang.
4. Memiliki armada angkutan untuk pendistribusian barang/jasa.
3) Perusahaan sebagai Konsumen
Kegiatan konsumsi yang dilakukan perusahaan berkaitan erat dengan
proses produksi yang dijalankan, antara lain:
1. Pengadaan bahan baku.
2. Pengadaan alat, sarana, dan pra sarana.

3. Pembayaran tagihan dan gaji karyawan.
Berdasarkan jenisnya, perusahaan/sektor usaha terbagi menjadi tiga,
yaitu:
1) BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN adalah badan usaha yang didirikan dan dimiliki pemerintah.
Tujuan kegiatan BUMN antara lain:
1. Untuk menambah keuangan kas Negara.
2. Membuka lapangan kerja.
3. Melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
2) BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan dimiliki swasta secara
individu atau kelompok. Tujuan kegiatan BUMS antara lain:
1. Mengembangkan dan memperluas usaha.
2. Membuka lapangan kerja.
3. Memperoleh laba sebesar-besarnya.

3) Koperasi
4

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi antara lain:
1. Memajukan kesejahteraan anggota koperasi (khususnya).
2. Mensejahterakan dan mencapai kemakmuran masyarakat (umumnya).
3. Ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
4. NEGARA
1) Negara sebagai Produsen
Kegiatan produksi yang dilakukan pemerintah bertujuan
1.
2.
3.
2)

meningkatkan kesejahteraan rakyat, antara lain:
Membangun pembangkit tenaga listrik.
Membangun sarana transportasi.
Membangun perusahaan air minum.
Negara sebagai Distributor
Negara sebagai distributor memiliki kewajiban untuk menyalurkan
barang dan jasa dari yang berlebihan kepada yang kekurangan sehingga

hasil-hasil produksi dapat dinikmati seluruh rakyat. Kegiatan distribusi

yang dilakukan pemerintah antara lain:
1. Menyalurkan energi listrik melalui PLN.
2. Menyalurkan jasa telepon melalui Telkom.
3) Negara sebagai Konsumen
Kegiatan konsumsi yang dilaksanakan pemerintah bertujuan untuk
1.
2.
3.
4.

menjalankan roda pemerintahan, antara lain:
Membayar gaji pegawai.
Menggunakan tenaga ahli.
Menggunakan alat-alat kantor.
Memanfaatkan energi listrik.2

2.3 Bentuk-bentuk Kegiatan Ekonomi Berbasis Syariah
Ada banyak sekali bentuk dari kegiatan ekonomi, yang mungkin tidak

terhitung jumlahnya, namun di sini pemakalah akan menjelaskan sebagian dari
bentuk kegiatan ekonomi, terutama kegiatan ekonomi yang sesuai syariah.
1. Bagi Hasil (Profit Sharing)
1) Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil adalah suatu bentuk kerjasama yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana.

2 http://arissupri.blogspot.com/2014/03/ruang-lingkup-ilmu-ekonomi_28.html

5

Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan
dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana.3
2) Bentuk-bentuk Bagi Hasil
1. Al-Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dan tenaga dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.4
Landasan Hukum

Q.S. An-Nisa ayat 12:

‫ كفلهمم لشكرككالء ثفي الثثلل ل ث‬... ...
‫ث‬
“... maka mereka berserikat pada sepertiga ...”
Q.S Shaad ayat 24:

‫عثمللواا‬
‫كوثإ ثكن ك كثثيررا ثثمكن ٱل م ل‬
‫عل كىى بكمعضض ثإ ثكلا ٱل ثكثذيكن كءاكملنواا كو ك‬
‫خل ككطاثء ل كيكبمثغى بكمعلضلهمم ك‬
‫ح ث‬
‫ت‬
‫ٱلىثكصلث ىك‬

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu

sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh.”
Hadit Nabi saw:

‫خمن أكحلدلهكما‬
‫ث ال ثكشثرك كيمثن كما ل كمم يك ل‬
‫عمن أ كثبي لهكريمكركة كركفكعله كقاكل ثإ ثكن اللكه يكلقمولل أ ككنا كثالث ل‬
‫ك‬
‫كصاثحبلله‬

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah
Azza wa Jalla berfirman, Aku pihak ketiga dari dua orang yang

berserikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya.”
2. Al-Mudharabah
Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antar dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka ia harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.5
Landasan Hukum
Q.S A-Muzzammil ayat 20:
3 http://niia1993.blogspot.com/2014/04/pengertian-dan-landasan-hukum-bagi.html
4 Bidayatul Mujtahid II, hlm. 253-257
5 Ahmad asy-Syarbasyi, al-Mu’jam al-Iqtishad al-Islami (Beirut: Dar alamil Kutub, 1987)

6

‫كوكءاكخلروكن يكمضثرلبوكن ثفى ٱل مأ كمرثض يكبمتكلغوكن ثمن كفمضثل ٱلل ثكثه‬

“... dan dari orang-orang yang berjalan (melakukan suatu perjalanan
usaha) di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ...”
Hadits Nabi saw:

‫عبمثداللمطل ثثب‬
‫ ككاكن كسيثذلدكنا الكع ثكبالس ابملن ك‬:‫عن ملهما ك أن ثكله كقاكل‬
‫ع ثكباثس كرثضكي اللله ك‬
‫كركوى ابملن ك‬
‫حررا كول ك يكن مثزلل ثبثه كواثدريا‬
‫عكلى كصاثحثبثه أ كمن ل ك يكمسل للك ثبثه بك م‬
‫ثإكذا كدكفكع الكمالل مكضاكربكرة ثإمشتككركط ك‬
‫ت ك كبكثد كرمطبكضة كفثإمن كفكعكل كذالثكك كضكمكن كفبكل ككغ لشمركطله كرلسموللاللثه‬
‫كول ك يكمشتكثرى ثبثه كدابثكضة كذا ك‬
‫عل كيمثه كوكسل ثككم كفأ ككجاكزله‬
‫كص ثكلى اللله ك‬

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah,
ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan,menuruni
lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan
tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw dan
Rasulullah pun mebolehkannya.” (H.R. Tabrani)
3. Al-Muzara’ah
Al-Muzara’ah adalah kerjasama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan
pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan

imbalan bagian tertentu dari hasil panen.6 Al-Muzara’ah seringkali
diidentikkan dengan mukhabarah.7 Di antara keduanya terdapat sedikit
perbedaan, muzara’ah: benih dari pemilik lahan, sedangkan mukhabarah:
benih dari penggarap.
4. Al-Musaqah
Al-Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah,
dimana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan
pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu
dari hasil panen.8
2. Jual-Beli
1) Pengertian Jual-beli
Jual beli adalah proses pemindahan hak milik berupa barang atau harta
kepada pihak lain dengan menggunakan uang sebagai salah satu alat
tukarnya. Rukun-rukun jual-beli yang harus terpenuhi dalam Islam antara
lain:
1) Penjual dan pembeli.
6 Fiqh Sunnah III, hlm 173
7 Muhammad Rawas Qal’aji, Mu’jam Lughat al-Fuqaha (Beirut: Darun-Nafs, 1985)
8 Ibid

7

2) Benda yang dijual.
3) Alat tukar yang sah (uang).
4) Ijab Qabul.
Ijab adalah perkataan penjual dalam menawarkan barang dagangan,
misalnya: “Saya jual barang ini seharga Rp 5.000.” Sedangkan qabul adalah
perkataan pembeli dalam menerima jual beli, misalnya: “Saya beli barang
itu seharga Rp 5.000.”
Imam Nawawi berpendapat, bahwa ijab dan qabul tidak harus
diucapkan, tetapi boleh juga menurut adat kebiasaan yang sudah berlaku.
Hal ini sangat sesuai dengan transaksi jual-beli yang terjadi saat ini di pasar
swalayan. Pembeli cukup mengambil barang yang diperlukan kemudian
dibawa ke kasir untuk dibayar.
2) Syarat Jual-Beli
1) Jual-beli dilakukan oleh orang yang berakal.
2) Jual-beli dilakukan atas kemauan sendiri (tidak dipaksa).
3) Barang yang diperjualbelikan memiliki manfaat (tidak mubazir).
4) Penjual dan pembeli sudah baligh.
5) Keadaan barang suci atau dapat disucikan.
6) Barang yang dijual adalah milik penjual atau milik orang lain yang
dipercayakan kepadanya untuk dijual.
7) Barang yang dijual dapat diketahui dengan jelas baik ukuran, bentuk,
sifat dan bentuknya oleh penjual dan pembeli.9
Landasan hukum
Q.S An-Nisa ayat 5:

... ‫كول ك تلمؤ تلمواال ثلسكفكهاكء ا كممكوال كك للم ال ثكثتى كجكعكل اللله ل كك لمم ثقيكرما‬

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna

akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan
Allah sebagai pokok kehidupanmu ...”
Q.S An-Nisa ayat 29:

‫عمن تككراضض‬
‫كيا أ كيثلكها ال ثكثذيكن آكملنوا كلا تكأ مك لللوا أ كممكوال كك لمم بكيمن كك لمم ثبال مكباثطثل ثإثلا أ كمن تك ل‬
‫جاكررة ك‬
‫كوكن ثت ك‬
‫ثمن مك لمم كوكلا‬
‫تكمقتلللوا أ كن مفلكسك لمم ثإ ثكن الل ثككه ككاكن ثبك لمم كرثحيرما‬

”Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dengan
jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama-suka di antara
9 http://basicartikel.blogspot.com/2013/04/pengertian-jual-beli-dan-ruang.html

8

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha
Penyayang kepadamu.”
Hadits Nabi saw:

‫عل كيمثه كوكسل ثككم اثن ثككما ال مبكيملع‬
‫عمن أ كثبي كسثعيمثد ال م ل‬
‫ كقاكل كرلسمولل اللثه كص ثكلى اللكه ك‬: ‫خمدثرثثي يكلقمولل‬
‫ك‬
‫عمن تككراضض )رواه ابن ماثجه‬
‫) ك‬

Dari

Abi

Sa’id

al-Khudri

berkata,

Rasulullah

SAW

bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu didasarkan atas saling meridhai.” (H.R. Ibnu
Majah)

(‫ل ك بكيمكع اثلﱠ ثفيمكما تلمملثلك )رواه ابو داود‬

“Tidak Sah jual beli kecuali pada barang yang dimiliki.” (H.R. Abu Daud
dari Amr bin Syu’aib)

3) Bentuk-bentuk Jual-Beli
1. Jual-Beli Murabahah (bai’ al-Murabahah)
Jual-beli murabah adalah jual-beli pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah.
Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada
pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.
Pada akad murabahah, bank membiayai pembelian barang yang
dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok,
kemudian ia menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah
keuntungan (cost plus profit). Berikut skemanya:

Negosiasi

Bank

Akad Jual-beli
Bayar

Nasabahhhh
Terima barang

Beli barang

Landasan hukum
Q.S. Al-Baqarah ayat 275:

Produsen

Kirim

‫ ا ككح ثكل كاللله البكيمكع كوكح ثكركم الثثركبوا‬.... ....

”.... Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba ....”
Hadits Nabi saw:
“Dari Suhaih ar-Rumi ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual-beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan

9

tepung untuk keperluan rumah (bukan untuk dijual).” (H.R. Ibnu
Majah)10
2. Jual-Beli Salam (bai’ as-Salam)
Jual-beli salam adalah pembelian barang yang diserahkan di
kemudian hari, yang pembayarannya dilakukan di muka. Berikut
skemanya:

Skema Bai’ as-Salam
PRODUSEN
PENJUAL

NASABAH

Kirim Pesanan
Kirim Dokumen

Pemesanan Barang
Nasabah & Bayar Tunai

BANK SYARIAH

Bayar
Negosiasi Pesanan dengan
Kriteria

Landasan hukum
Q.S. Al-Baqarah ayat 282:

‫كيا أ كيثلكها ال ثكثذيكن آكملنوا ثإكذا تككدايكن متلمم ثبكديمضن ثإكلى أ ككجضل لمكس ث رمى كفاك متللبوله‬

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak

secara tunai (utang piutang) untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya.”
Hadits Nabi saw:

‫كممن ا كمسل ككف ثفمى كشمئ كفثفمي ك كيمضل كممعل لموضم كوكومزضن كممعل لموضم اثكلى ا ككجضل كممعل لموضم )رواه ابن‬
‫)أثباس‬

"Barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan

dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka
waktu yang diketahui.”(H.R. Ibnu Abbas)11
3. Jual-Beli Istishna (bai’ al-Istishna)
Jual-beli istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan
pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan
dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk
membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati
dan akhirnya menjualnya kepada pembeli.
Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran,
apakah

pembayaran

dilakukan

di muka,

melalui

cicilan,

atau

10 Heri Sudarsono, BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH: Deskripsi dan Ilustrasi (Edisi 4),
(Yogyakarta: Ekonisia, 2012), hlm.71
11 DR. Muhammad Syafi’i Antonio, M.Ec, BANK SYARIAH: Dari Teori ke Praktik, 2001, Gema Insani,
Jakarta, hlm. 108

10

ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang. Menurut
jumhur fuqaha, bai’ al-istishna merupakan suatu jenis khusus dari akad
bai’ as-salam. Biasanya jenis bai’ ini dipergunakan di bidang manufaktur.
Dengan demikian, ketentuan bai’ al-istishna mengikuti ketentuan dan
aturan akad bai’ as-salam. Berikut skemanya:
NASABAH
KONSUMEN
(PEMBELI)

PRODUSEN
PEMBUAT
Beli

Pesan
Jual
BANK PENJUAL

4. Jual-Beli di Pasar Modal Syariah
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri.12 Sedangkan berdasarkan
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
modal, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, bahwa: Pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.13
Sedangkan efek itu sendiri adalah objek yang diperdagangkan di
pasar modal, seperti saham dan obligasi. Prinsip yang diterapkan dalam
pasar modal syariah adalah prinsip mudharabah, dimana investor
merupakan

shahibul

maal,

sedangkan

para

emiten

merupakan

mudharibnya.
Mengenai obligasi yang sesuai syariah, sebagaimana fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN) No: 32/DSN-MUI/IX/2002, obligasi syariah
adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah
12 Heri Sudarsono, BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH: Deskripsi dan Ilustrasi (Edisi 4),
(Yogyakarta: Ekonisia, 2012), hlm. 199
13 Ibid, hlm. 215

11

yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah. Berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar dana
obligasi pada saat jatuh tempo
Adapun prinsip jual-beli di pasar modal syariah, yaitu:
1) Efek yang diperjual-belikan harus merupakan representasi dari barang
dan jasa yang halal.
2) Objek transaksi harus jelas.
3) Transparansi informasi (perhitungan keuntungan dan kerugian, serta
neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek dengan
waktu minimal 3 bulan).
4) Tidak boleh menukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang
berbeda.
5) Tidak boleh melakukan penjualan efek syariah yang belum dimiliki
(short selling).
6) Tidak boleh melakukan rekayasa permintaan dan rekayasa penawaran
agar keuntungan di atas laba normal.

3. Sewa-Menyewa (Al-Ijaroh)
Al-Ijaroh adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri. Namun demikian, di dalam al-ijaroh ada yang disebut
dengan Al-Ijaroh Al-Muntahiya Bit-Tamlik (IMBT), yakni perpaduan antara
kontrak jual-beli dan sewa, atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan
kepemilikan barang di tangan si penyewa.14
Landasa hukum
Q.S. Al-Baqarah ayat 233:

‫عل كيمك لمم ثإكذا كسل ثكمملتم ثكما كءاتكيملتم ثبٱل مكممعلرو ث‬
‫ف كوٱتثكلقواا‬
‫كوثإمن أ ككردتثلمم كأن تكمستكمرثضلعوواا أ كمول ىككدك لمم كفكلا لجكناكح ك‬
‫عل كلموواا أ ك ثكن ٱلل ثككه ثبكما تكمعكمللوكن بكثصيمرر‬
‫ٱلل ثككه كوٱ م‬

“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.”
Hadits Nabi saw:

14 DR. Muhammad Syafi’i Antonio, M.Ec, BANK SYARIAH: Dari Teori ke Praktik, 2001, Gema Insani,
Jakarta, hlm. 118

12

‫جاكم أ كمجكرله )رواه أحمد‬
‫ح ثك‬
‫جكم كوأ ك م‬
‫ع ثكباضس أ ك ثكن الن ثثب ثكي كص ثكلى اللله ك‬
‫كركوى ابملن ك‬
‫عكطىال ك‬
‫عل كيمثه كوكسل ثككم امحتك ك‬
Diriwayatkan

dari

Ibnu Abbas

bahwa Rasulullah

‫)والبخارى ومسلم‬

swaw bersabda:

“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah upahnya kepada tukang bekam
itu.”

‫علطموا ال مأ كثجيمكر أ كمجكرله كقبمكل أ كمن يكثج ثكف‬
‫عثن ابمثن ل‬
‫ ا ك م‬:‫عل كيمثه كوكسل ثككم كقاكل‬
‫عكمكر أ ك ثكن الن ثثب ثكي كص ثكلى اللله ك‬
‫ك‬
‫عكرلقله‬
‫ك‬

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda: “Berikanlah upah pekerja
sebelum keringatnya kering.”

4. Gadai (Ar-Rahn)
Ar-Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memeperoleh
jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ar-rahn adalah semacam jaminan
utang atau bisa disebut gadai.15
Landasan Hukum
Q.S. Al-Baqarah ayat 283:

‫كم بكمعرضا كفل ميلكؤثثد ٱل ثكثذى‬
‫عل كىى كسكفضر كول كمم تكثجلدواا ككاثتربا كفثر كىهرن ثكممقلبوكضرة كفثإمن أ كثمكن بكمعلض ل‬
‫كوثإن لكنتلمم ك‬
‫ ٱمؤتلثمكن أ كىكمن كتكلهۥ‬...

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu´amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) ...”
Hadits Nabi saw:

‫عل كيمثه كوكسل ثككم امشتككرى كطكعارما ثممن يكلهوثدضثي‬
‫عن مكها أ ك ثكن الن ثثب ثكي كص ثكلى اللله ك‬
‫عاثئكسكة كرثضكي اللله ك‬
‫عمن ك‬
‫ك‬
‫عا ثممن كحثديمضد‬
‫ثإكلى أ ككجضل كوكركهن كله ثدمر ر‬

15 Ibid, hlm. 128

13

“Dari Aisyah ra berkata: Bahwa Rasulullah saw membeli makan dari seorang
Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi.”
5. Asuransi Syariah (Takaful)
Dalam kitab Undang-Undang (UU) Hukum Dagang pasal 246, asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, yang mana seorang penanggung
mengikat diri kepada seorang tertanggung dengan menerima premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tentu.
Adapun asuransi syariah (Takaful) adalah, usaha saling melindungi dan
tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam
bentuk aset, atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Tidak
mengandung

gharar

(penipuan),

maysir

(perjudian),

riba,

zhulm

(penganiayaan), risywah (suap), barang haram, dan maksiat.
Landasan Hukum
Q.S. At-Taubah ayat 71:

‫ت بكمعلضلهمم أ كمولثكيالء بكمعضض يكأ ململروكن ثبٱل مكممعلرو ث‬
‫عثن ٱل ملمنك كثر‬
‫كوٱل ملممؤثملنوكن كوٱل ملممؤثمن ىك ل‬
‫ف كويكن مكهموكن ك‬
‫كويلثقيلموكن ٱل ثكصل كىوكة كويلمؤلتوكن ٱل ثكزك كىوكة كويلثطيلعوكن ٱلل ثككه كوكرلسول كلهۥو أ لوا ول كىثئكك كسيكمركحلملهلم ٱلل ثكله ثإ ثكن ٱلل ثككه‬
‫ك‬
‫عثزيرز كحثكيمر‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu
akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
6. Menabung di Bank Syariah
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan
menabung berarti seseorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang
tidak diinginkan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak
langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok
secara lebih baik.16
16 Ibid, hlm. 153

14

Beberapa jenis tabungan di bank syariah diantaranya:
1) Giro
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, giro, dan surat perintah pengambilan lain atau
dengan cara pemindahbukuan. Dalam prinsip syariah, nasabah yang
membuka rekening giro berarti melakukan akad al-wadiah (titipan). Wadiah
terbagi menjadi dua, wadiah yad al-amanah dan wadiah yad adh-dhamanah.
Wadiah yad al-amanah adalah akad titipan yang dilakukan dengan
kondisi penerima titipan (dalam hal ini bank) tidak wajib mengganti jika
terjadi kerusakan. Sedangkan wadiah yad adh-dhamanah adalah titipan yang
dilakukan dengan kondisi penerima titipan bertanggung jawab atas nilai dari
uang yang dititipkan.17
2) Tabungan
Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, tabungan adalah
simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, giro
atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Adapun tabungan di bank syariah menerapkan akad wadiah yad addhamanah. Jadi, tabungan ini tidak mendapatkan keuntungan, karena ia
titipan dan dapat diambil sewaktu-waktu dengan dengan menggunakan buku
tabungan atau media lain seperti kartu ATM.
3) Deposito
Deposito adalah sejenis produk investasi yang ditawarkan oleh bank
kepada masyarakat. Kelebihan tabungan deposito adalah tingkat suku bunga
bank yang diberikan lebih besar daripada produk tabungan biasa, namun
uang yang telah disimpan hanya boleh ditarik nasabah setelah jangka waktu
tertentu. Dalam deposito, bank syariah menerapkan akad mudharabah,
nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank sebagai
mudharib.
Landasan Hukum
Q.S. Al-Baqarah ayat 266:

‫حثتكها الن مكهالر ل كله ثفيكها‬
‫أ كيككو ثلد أ ككحلدك لمم أ كمن تك ل‬
‫عكنا ض‬
‫كوكن ل كله كجن ثكرة ثممن ن كثخيضل كوأ ك م‬
‫جثري ثممن تك م‬
‫ب تك م‬
‫ثممن ك ل ث ثل الثثككمكرا ث‬
‫ت‬
‫ت كوأ ككصابكله ال مثكبكلر كول كله لذثثريثكرة لضكعكفالء كفأ ككصابككها ثإ م‬
‫عكصارر ثفيثه كنارر كفامحتككركق م‬
‫ ك ككذلثكك يلبك ثيثلن الل ثكله ل كك للم الكيا ث‬...
‫ت ل ككعل ثكك لمم تكتككفك ثكلروكن‬

17 Ibid, hlm. 155

15

“Apakah ada salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun
kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia
memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya
sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil.”
Hadits Nabi saw:
“Sikap yang baik, penuh kasih sayang, dan berlaku hemat adalah sebagian
dari dua puluh empat bagian kenabian.” (H.R. Tirmidzi)
“Termasuk dari kefaqihan seseorang adalah berhematnya

dalam

penghidupan.” (H.R. Ahmad)
2.4 Zakat dalam Kegiatan Ekonomi
1. Zakat Fitrah
Setiap menjelang Idul Fitri orang Islam diwajibkan membayar zakat
fitrah sebanyak 1 sha’ (sekitar 3 kilogram) dari jenis makanan yang dikonsumsi
sehari-hari. Hal ini ditegaskan dalam hadits yang berbunyi: “Rasulullah saw
mewajibkan zakat fthri (berbuka bulan Ramadhan), sebanyak satu sha’ (3,1
liter) tamar atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba, lelaki atau
perempuan.“(H.R. Bukhari).18
Syarat-syarat zakat fitrah
1) Islam.
2) Merdeka (bukan budak, hamba sahaya).
3) Mempunyai kelebihan makanan atau harta dari yang diperlukan di hari raya
dan malam hari raya.
Maksudnya mempunyai kelebihan dari yang diperlukan untuk dirinya
sendiri dan orang-orang yang wajib ditanggung nafkahnya, pada malam dan
siang hari raya. Baik kelebihan itu berupa makanan, harta benda atau nilai
uang.
Dalam hadits dijelaskan: ”Barang siapa meminta-minta sedang ia
mencukupi sesungguhnya ia memperbanyak api neraka (siksaan).“Para
sahabat ketika itu bertanya “Apa yang dimaksud dengan mencukupi itu?”
Jawab Rasulullah saw, “Artinya mencukupi baginya adalah sekedar cukup
buat dia makan tengah hari dan malam hari.” (H.R. Abu Daud dan Ibnu
Majah). Kelebihan harta yang dimaksud tentu saja bukan barang yang
dipakai sehari-hari seperti rumah, perabotan dan lain-lain. Jadi tidak perlu
menjual sesuatu untuk membayar zakat fitrah.
4) Menemui waktu wajib mengeluarkan zakat fitrah.
18 https://azurahkio.wordpress.com/2008/09/22/pengertian-zakat-macam-macamnya/

16

Artinya menemui sebagian dari bulan Ramadhan dan sebagian dari
awalnya bulan Syawwal (malam hari raya).
2. Zakat Maal (Harta)
Zakat maal mencakup zakat hasil pertanian, zakat hasil pertambangan,
zakat harta temuan (rikaz), zakat emas dan perak, zakat uang simpanan, zakat
saham dan obligasi, zakat perniagaan, zakat profesi, serta zakat hasil ternak.
Dan masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
1. Zakat Hasil Pertanian
Setiap tanaman yang merupakan makanan pokok dan dapat disimpan,
menurut ulama Syafi’iyah, wajib dizakati.
Hukum Zakat Hasil Pertanian Menurut Para Ulama
Jumhur (mayoritas) ulama meluaskan zakat hasil pertanian ini pada
tanaman lain yang memiliki ‘illah (sebab hukum) yang sama. Jumhur ulama
berselisih pandangan mengenai ‘illah (sebab) zakat hasil pertanian. Imam
Abu Hanifah berpendapat bahwa zakat hasil pertanian itu ada pada segala
sesuatu yang ditanam baik hubub (biji-bijian), tsimar (buah-buahan) dan
sayur-sayuran.
Imam Malik dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa zakat hasil
pertanian itu ada pada tanaman yang merupakan kebutuhan pokok dan dapat
disimpan. Imam Ahmad berpendapat bahwa zakat hasil pertanian itu ada
pada tanaman yang dapat disimpan dan ditakar. Ibnu Taimiyah berpendapat
bahwa zakat hasil pertanian itu ada pada tanaman yang dapat disimpan.
Tiga pendapat terakhir ini yang dinilai lebih kuat. Sedangkan pendapat
Abu Hanifah adalah pendapat yang lemah dengan alasan beberapa dalil
berikut:

‫ك‬
‫خمضكركوا ث‬
‫ت كوثهكى‬
‫عثن ال م ل‬
‫ يكمسأ كل لله ك‬-‫صلى الله عليه وسلم‬- ‫ب ثإكلى الن ثكثبثثى‬
‫ك‬
‫عمن لمكعاضذ أن ثكله ك كتك ك‬
‫ال مبللقولل‬
‫ ل كيمكس ثفيكها كشمىءر‬:‫كفكقاكل‬

Dari Mu’adz, ia menulis surat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

dan bertanya mengenai sayur-sayuran (apakah dikenai zakat). Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sayur-sayuran tidaklah dikenai
zakat.” (H.R. Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan bahwa sayuran tidak dikenai kewajiban zakat.

‫ أ ك ثكن كرلسوكل‬: ‫عمن أ كثبى لموكسى كولمكعاثذ بمثن كجبكضل‬
‫عمن أ كثبى بلمركدكة ك‬
‫حكيى ك‬
‫حكة بمثن يك م‬
‫ك‬
‫عمن كطل م ك‬
‫ بككعثكلهكما ثإكلى ال ميككمثن كفأ ككمكرلهكما أ كمن يلكعلثكما ال ثكناكس أ كممكر ثدين كثهم‬-‫الل ثكثه صلى الله عليه وسلم‬
17

‫» ل ك تكأ ملخكذا ثفى ال ثكصكدكقثة ثإل ثك ثممن كهثذثه ال كمصكنا ث‬: ‫كوكقاكل‬.‫م‬
‫ف ال كمربككعثة ال ثكشثعيثر كوال مثحن مكطثة كوال ثكزثبيثب‬
‫كوالتثكممثر‬

Dari Tholhah bin Yahya, dari Abu Burdah, dari Abu Musa dan Mu’adz bin

Jabal berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus
keduanya ke Yaman dan memerintahkan kepada mereka untuk mengajarkan
agama. Lalu beliau bersabda, “Janganlah menarik zakat selain pada empat
komoditi: gandum kasar, gandum halus, kismis dan kurma.” (H.R. Baihaqi)
Hadits ini juga menunjukkan bahwa zakat hasil pertanian bukanlah untuk
seluruh tanaman.
Akan tetapi, pendapat ulama Zhohiriyah yang menyatakan bahwa
zakat hasil pertanian hanya terbatas pada empat komoditi tadi dapat
disanggah dengan alasan ini: Bahwa empat komoditi yang disebutkan dalam
hadits adalah makanan pokok yang ada pada saat itu.
Bagaimana mungkin ini hanya berlaku untuk makanan pokok seperti
saat itu saja dan tidak berlaku untuk negeri lainnya? Karena syari’at tidaklah
membuat ‘illah suatu hukum dengan nama semata, namun dilihat dari sifat
atau ciri-cirinya. Pendapat Imam Syafi’i lebih cenderung digunakan, karena
hadits-hadits yang telah disebutkan di atas memiliki ‘illah (sebab hukum)
yang dapat ditarik di mana gandum, kurma dan kismis adalah makanan
pokok di masa silam, karena menjadi suatu kebutuhan primer dan makanan
tersebut bisa disimpan. Sehingga hal ini dapat diqiyaskan atau dianalogikan
pada padi, gandum, jagung, sagu dan singkong yang memiliki ‘illah yang
sama, yakni sama-sama komoditi.
Nisab Zakat Hasil Pertanian
Nishob zakat pertanian adalah 5 wasaq. Dalil yang mendukung
pendapat jumhur adalah hadits:

‫كول كيمكس ثفيكما لدوكن كخممثس أ كمولسضق كصكدكقرة‬

“Tidak ada zakat bagi tanaman di bawah 5 wasaq.” (H.R. Bukhari)
1 wasaq = 60 sho’
Lalu bagaimana konversi nisab zakat ini ke timbangan (kg)?
Perlu dipahami bahwa sho’ adalah ukuran untuk takaran. Sebagian

ulama menyatakan bahwa satu sho’ kira-kira sama dengan 2,4 kg.
sedangkan Syaikh Ibnu Baz menyatakan, 1 sho’ kira-kira 3 kg. Karena
setiap benda memiliki massa jenis yang berbeda. Yang paling afdhol untuk
mengetahui besar sho’ adalah setiap barang ditakar terlebih dahulu. Hasil ini
kemudian dikonversikan ke dalam timbangan (kilogram).
18

Taruhlah jika kita menganggap 1 sho’ sama dengan 2,4 kg, maka
nishob zakat tanaman = 5 wasaq x 60 sho’ x 2,4 kg = 720 kg. Dari sini
dapat ditarik kesimpulan, jika hasil pertanian telah melampaui 1 ton (1000
kg), maka sudah terkena wajib zakat.
Kadar Zakat Hasil Pertanian
Jika tanaman diairi dengan air hujan atau dengan air sungai tanpa ada
biaya yang dikeluarkan atau bahkan tanaman tersebut tidak membutuhkan
air, dikenai zakat sebesar 10 %. Sedangkan jika tanaman diairi dengan air
yang memerlukan biaya untuk pengairan misalnya membutuhkan pompa
untuk menarik air dari sumbernya, maka dikenai zakat sebesar 5%.
Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits Nabi saw yang
diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar:

‫ثفيكما كسكق ث‬
‫ كوكما لسثقكى ثبالن ثكمضثح ثنمصلف ال ملعمشثر‬، ‫عثكثر ث ريا ال ملعمشلر‬
‫ت ال ثكسكمالء كوال ملعليولن أ كمو ككاكن ك‬

“Tanaman yang diairi dengan air hujan atau dengan mata air atau dengan
air tada hujan, maka dikenai zakat 1/10 (10%). Sedangkan tanaman yang

diairi dengan mengeluarkan biaya, maka dikenai zakat 1/20 (5%).” (H.R
Bukhari dan Muslim)19

2) Zakat Hasil Pertambangan
Zakat Hasil Tambang (Ma'din) dikeluarkan untuk setiap barang hasil
dari penambangan yang dilakukan. Hasil tambang tidak disyaratkan haul,
zakatnya wajib dibayar ketika barang itu telah digali. Hal ini mengingat
bahwa haul disyaratkan untuk menjamin perkembangan harta, sedang dalam
hal ini perkembangan tersebut telah terjadi sekaligus, seperti dalam zakat
tanaman.
Tabel Zakat Tambang20
No
.
1
2

Jenis
Tambang
Tambang
emas
Tambang

Nisab
senilai 91,92 gram
emas murni
Senilai 642 gram

Kadar
Zakat

Waktu
Penyerahan

2,5%

Tiap tahun

2,5%

Tiap tahun

19 http://rumaysho.com/zakat/panduan-zakat-hasil-pertanian-2464
20 http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Hasil_Tambang

19

3

4

5

perak
Tambang
selain emas
dan perak,
seperti:
platina, besi,
timah,
tembaga, dsb.
Tambang
batu-batuan,
seperti batu
bara, marmer,
dsb.
Tambang
minyak gas

perak

Senilai nisab emas

2,5%

Ketika memperoleh

Senilai nisab emas

2,5 Kg

Ketika memperoleh

Senilai nisab emas

2,5 Kg

Ketika memperoleh

Landasan Hukum
Q.S. At-Taubah ayat 103:

‫عل كيمثهمم ثإ ثكن كصكلاتككك كسك كرن ل كلهمم كوالل ثكله‬
‫لخمذ ثممن أ كممكوالثثهمم كصكدكقرة تلكط ثهلرلهمم كوتلكزثكيثهمم ثبكها كوكص ث ثل ك‬
‫كسثميرع ك‬
‫عثليمر‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.”
3) Zakat Barang Temuan (Rikaz)
Zakat Barang Temuan (Rikaz) wajib dikeluarkan untuk barang yang
ditemukan terpendam di dalam tanah, atau yang biasa disebut dengan harta
karun. Zakat barang temuan tidak mensyaratkan baik haul (lama
penyimpanan) maupun nisab (jumlah minimal untuk terkena kewajiban
zakat), sementara kadar zakatnya adalah sebesar seperlima atau 20% dari
jumlah harta yang ditemukan.
Jadi setiap mendapatkan harta temuan berapapun besarnya, wajib
dikeluarkan zakatnya sebesar seperlima dari besar total harta tersebut.
Landasan Hukum
Hadits Nabi saw:

20

Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: " .. dan pada
rikaz (diwajibkan zakatnya) satu perlima. " (H.R. Bukhari)21
4) Zakat Emas dan Perak
Adapun nisab emas sebesar 20 Dinar emas (85 gram), dengan haul
selama satu tahun dan kadar 2,5%. Artinya bila seorang muslim memiliki
emas sebesar setidaknya 20 Dinar emas (85 gram) selama satu tahun ia
wajib membayar zakat sebesar 2,5% dari jumlah emasnya tersebut.
Sedangkan nisab perak adalah 200 Dirham (595 gram), haul selama
satu tahun dan kadar 2,5% atau sekurang kurangnya 5 Dirham. Adapun
tatacara perhitungannya sama dengan zakat emas.22
Syarat-syarat Zakat Emas dan Perak
1. Islam.
2. Merdeka.
3. Milik sendiri.
4. Cukup nisabnya.
5. Cukup haul (setahun).
Landasan Hukum
Q.S. At-Taubah ayat 34:

‫ب أ كثليضم‬
‫ب كوال مثف ثكضكة كوكلا يلن مثفلقون ككها ثفي كسثبيثل الل ثكثه كفبكثثشمرلهمم ثبكعكذا ض‬
‫كوال ثكثذيكن يكك مثنلزوكن ال ثكذكه ك‬

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”
Hadits Nabi saw:

‫ت ل كله‬
‫ح م‬
‫كما ثممن كصاثحثب كذكهضب كول ك ثف ثكضضة ل ك يلكؤثثدي ثمن مكها كحثقككها ثإل ثك ثإكذا ككاكن يكموكم الثقكياكمثة لصثف ك‬
‫ ك لل ثككما‬،‫ كفيلك مكوى ثبكها كجبمكهتلله كوكجن مبلله كوكظمهلرله‬،‫عل كيمكها ثفي كناثر كجكهن ثككم‬
‫ كفأ لمحثمكي ك‬،‫كصكفاثئلح ثممن كناضر‬

‫ كفيككرى كسثبيمل كله ثإ ثكما ثإكلى‬،‫ت ثإل كيمثه ثفي يكموضم ككان ثممقكدالرله كخممثسيمكن أ كل مكف كسن كضة‬
‫ت أ لثعيمكد م‬
‫بكلركد م‬
‫ كوثإ ثكما ثإكلى ال ثكناثر‬،‫جن ثكثة‬
‫ال ك‬

“Siapa saja yang memiliki emas atau perak tapi tidak mengeluarkan

zakatnya melainkan pada hari kiamat nanti akan disepuh untuknya
lempengan dari api neraka, lalu dipanaskan dalam api neraka Jahannam,
lalu disetrika dahi, rusuk dan punggungnya dengan lempengan tersebut.
Setiap kali dingin akan disepuh lagi dan disetrikakan kembali kepadanya
pada hari yang ukurannya sama dengan lima puluh ribu tahun. Kemudian

21 http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Barang_Temuan
22 Ibid, Zakat_Emas_dan_Perak

21

ia melihat tempat kembalinya apakah ke surga atau ke neraka.”
(H.R. Muslim)
‫كول ك ثفى أ ككق ثكل ثممن ثعمشثريكن ثمثمكقال ر ثمكن ال ثكذكهثب كشمىءر كول ك ثفى أ ككق ثكل ثممن ثمائكتكمى ثدمركهضم كشمىءر‬

“Tidak ada zakat jika emas kurang dari 20 mitsqol dan tidak ada zakat jika
kurang dari 200 dirham.” (H.R. Ad-Daruquthni)

5) Zakat Uang Simpanan
Banyak urusan bisnis yang menggunakan mata uang sebagai alat
pertukarannya. Yang dimaksud uang simpanan di sini adalah, segala uang
yang disimpan, baik itu uang pribadi, tabungan, atau deposito.
Syarat zakat uang simpanan
1. Islam.
2. Merdeka.
3. Milik sendiri.
4. Cukup haul.
5. Cukup nisab.
Landasan Hukum
Hadits Nabi saw:
“Sayidina Ali telah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: Apabila
kamu mempunyai (uang simpanan) 200 dirham dan telah cukup haul
(genap setahun), maka diwajbkan zakatnya 5 dirham. Dan tidak diwajibka
mengeluarkan zakat (emas) kecuali kamu mempunyai 20 dinar. Dan apabila
kamu memiliki 20 dinar dan telah cukup setahun, maka diwajibkan
zakatnya setengah dinar. Demikian juga kadarnya jika nilainya bertambah,
dan tidak diwajibkan zakat suatu harta kecuali genap setahun”. (H.R. Abu
Daud)23
6) Zakat Saham dan Obligasi
Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan suatu perseroan
terbatas (PT) atau atas penunjukan saham tertentu. Setiap saham merupakan
bagian yang sama atas kekayaan itu. Sedangkan obligasi adalah surat
berharga (semacam cek) yang berisi pengakuan bahwa bank, perusahaan,
atau pemerintah berhutang kepada pembawanya (pemegang obligasi)
dengan keuntungan tertentu.
Saham dan Obligasi adalah surat berharga yang berlaku dalam
transaksi-transaksi perdagangan khusus yang disebut BURSA EFEK. Cara
23 https://azurahkio.wordpress.com/2008/09/22/pengertian-zakat-macam-macamnya/

22

menghitung zakat saham dan obligasi adalah 2,5 % atas jumlah terendah
dari semua saham atau obligasi yang dimiliki selama setahun, setelah
dikurangi atau dikeluarkan pinjaman untuk membeli saham (jika ada).
Dalil dan Syarat-syarat Zakat Saham dan Obligasi
Dalil dan syarat-syarat mengeluarkan zakat saham atau obligasi sama
seperti dalil dan syarat zakat uang simpanan diatas.24

7) Zakat Perniagaan
Zakat Perniagaan (dalam hukum islam dinamakan dengan zakat
tijarah) adalah zakat yang dikeluarkan atas kepemilikan harta yang
diperuntukkan untuk jual-beli. Zakat ini dikenakan kepada perniagaan yang
diusahakan baik secara perorangan maupun perserikatan (CV, PT, Koperasi
dan sebagainya).
Syarat dan Ketentuan Zakat Perniagaan
Syarat dan ketentuan zakat perniagaan, termasuk nisab dan haul
mengikuti ketentuan zakat emas.25
Landasan Hukum
Hadits Nabi saw:
"Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari
semua yang kami persiapkan untuk berdagang." (H.R. Abu Dawud)
8) Zakat Profesi
Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi
(hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai
negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan
wiraswasta. Imam Ar-Razi berpendapat, bahwa “hasil usaha” meliputi
semua harta dalam konsep menyeluruh yang dihasilkan oleh kegiatan atau
aktivitas manusia.
Sejarah Zakat Profesi
Zakat profesi adalah masalah baru, tidak pernah ada dalam sepanjang
sejarah Islam sejak masa Rasulullah SAW hingga tahun 60-an akhir pada
abad ke-20 yang lalu, ketika mulai muncul gagasan zakat profesi ini.
Penggagas zakat profesi adalah Syeikh Yusuf Qaradhawi dalam kitabnya
Fiqh Az-Zakah, yang cetakan pertamanya terbit tahun 1969.
24 Ibid
25 http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Harta_Perniagaan

23

Kajian dan praktik zakat profesi mulai marak di Indonesia kira-kira
sejak tahun 90-an akhir dan awal tahun 2000-an. Khususnya setelah kitab
Yusuf Qaradhawi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Didin Hafidhuddin dengan judul Fikih Zakat yang terbit tahun 1999.
Sejak saat itu zakat profesi mulai banyak diterapkan oleh lembaga
pengelola zakat di Indonesia, baik BAZ (badan amil zakat) milik
pemerintah, baik BASDA atau BASNAZ, maupun LAZ (lembaga amil
zakat) milik swasta, seperti PKPU, Dompet Dhuafa, dan sebagainya.
Hukum Zakat Profesi
Terdapat khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan ulama ataupun
lembaga dakwah/fatwa dalam masalah zakat profesi. Ada sebagian yang
membolehkan zakat profesi, seperti Syeikh Abdul Wahhab Khallaf, Syeikh
Abu Zahrah, Yusuf Qaradhawi, Prof. Didin Hafidhuddin, Quraisy Syihab,
Majelis Tarjih Muhammadiyah, MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Namun ada pula sebagian yang tidak setuju dan tidak membolehkan
zakat profesi, dengan alasan utama bahwa zakat profesi tidak pernah
dicontohkan oleh Nabi saw. Mereka misalnya Dr. Wahbah Az Zuhaili, Prof.
Ali As Salus, Syeikh Bin Baz, Syeikh Muhammad bin Shaleh Utsaimin,
Hai`ah Kibaril Ulama, Dewan Hisbah PERSIS, dan juga Bahtsul Masail
NU.26
Syarat Zakat Profesi
1. Islam.
2. Merdeka.
3. Milik Sendiri.
4. Hasil usaha yang baik sebagai sumber zakat.
Hasil usaha tersebut termasuk pendapatan, yang terdiri dari kumpulan
Honor, Gaji, Bonus, Komisi, Pemberian, pendapatan profesional, Hasil
sewa dan sebagainya. Para Fuqoha menerangkan bahwa semua
pendapatan tersebut sebagai “Mal Mustafad” yaitu perolehan baru yang
termasuk dalam sumber harta yang dikenakan zakat.

Nisab dan Haul Zakat Profesi
Ketentuan zakat profesi, yakni nisab, haul dan kadar zakat mengikuti
ketentuan zakat emas.
26 http://hizbut-tahrir.or.id/2013/09/13/mengkritisi-zakat-profesi/

24

Landasan Hukum
Q.S. Al-Baqarah ayat 267:

‫ كيا أ كيثلكها ال ثكثذيكن آكملنوا أ كن مثفلقوا ثممن كط ثيثكبا ث‬...
‫ت كما ك ككسبمتلمم‬

“Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik …”
Q.S. Adz-Dzariyat ayat 19:

‫حلرموثم‬
‫كوثفى أ كممكوالثثهمم كح ث رق ثلل ثكساثئثل كوال مكم م‬

“Dan pada harta