LAPORAN DAN PRAKTI KUM LAPANG

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG
EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

Kelas D
Oleh :
Dika Pratiwi Putri

115040100111122

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan di sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pembangunan nasional, karena pembangunan pertanian berkaitan erat dengan
pembangunan industri, kesehatan, perbaikan ekonomi dan penyediaan sandang, papan
serta lapangan kerja dan lain-lain. Pembangunan pertanian diarahkan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan titik berat kepada upaya peningkatan
kesejahteraan umum yang berusaha di bidang pertanian .Ilmu pertanian sangat erat
hubungannya dengan ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi adalah suatu telaah mengenai
individu-individu dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan
sumberdaya yang terbatas sebagai konsekuensi dari adanya kelangkaan Produksi adalah
sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet
ini.Dalam teori ekonomi terdapat istilah produksi . Produksi

sangat penting bagi

kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir
dan tumbuh dari menyatunyamanusia dengan alam.
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula
sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak
faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan
output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.Dalam teori produksi
memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam
memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana

Islam mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas tertentutermasuk pemilikan alat
produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak. Istilah biaya bisa diartikan dengan
sebagai cara dan pengertian yang tepat akan berubah-ubah, tergantung pada bagaimana
penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang
yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian segera
menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam
pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut.Didala laporan ini juga menjelasakn
lebih dalam lagi mngenai konsep ekonomi produksi.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1

Apakah yang dimaksud dengan ekonomi produksi?

1.2.2

Apakah yang di maksud dengan satu input variable ?


1.2.3

Apakah yang di maksud dengan Maksimisasi Profit satu input variable?

1.2.4

Apakah definisi Biaya, Penerimaan dan keuntungan dari sisi Output?

1.2.5

Bagaimana Kegiatan Ekonomi Produksi yang dilakukan oleh petani(petani
sampel) dan bagaimana hasil perbandingan Kegiatan ekonomi produksi yang
dilakukan petani sampel dengan literature yang ada

1.3 Tujuan
1.3.1

Untuk mengetahui pengertian ekonomi produksi

1.3.2


Untuk mengetahui produksi dengan satu input variable

1.3.3 Untuk mengetahui apa itu maksimisasi profit satu input variabel
1.3.4 Untuk mengetahui seperti apa Kegiatan Ekonomi Produksi yang dilakukan oleh
petani
1.3.5

Untuk mengetahui perbandingan Kegiatan ekonomi produksi usahatani petani
sampel dengan literature.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ekonomi Produksi
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan
ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang
dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas
tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba
meningkatkan


hasil

produksi

secara

global

untuk

meningkatkan

pendapatan

perkapitanya.
Sedangakan Pengertian Ekonomi Produksi itu sendiri nadalah sebuah kegiatan
menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau
kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Tujuan dari produksi itu
sendiri adalah untuk menghasilkan / menciptakan suatu barang, menambah serta
meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada, memperoleh tembahan penghasilan

serta untuk memenuhi semua kebutuhan manusia
(Lestari, 2013)
2.2 Penjelasan Produksi Dengan Satu Input Variabel
Produksi dengan satu input variabel adalah hubungan antara tingkat produksi dengan
satu macam faktor produksi yang digunakan , sedangkan faktor faktor produksi yang lain
dianggap penggunaannya tetap pada tingkat tertentu (ceteris paribus).
Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan :
Y = f (X1/ X2, X3, ….., Xn)”
“Produk Y adalah fungsi dari faktor produksi X1, jika faktor-faktor produksi X2, X3,
……, Xn ditetapkan penggunaannya pada suatu tingkat tertentu. Jadi, satu-satunya faktor
produksi yang dapat diubah jumlah penggunaannya adalah faktor produksi X1.Teori
produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat
produksi barang. (Faktor produksi lain : tetap). Hukum Hasil Lebih yang Semakin
Berkurang (The Law of Diminshing Return)

menyatakan bahwa : apabila faktor

produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak
satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi

sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan

akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total
semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun

Dari hubungan kurva-kurva tersebut, terbentuklah tiga daerah, yaitu :
Daerah I (daerah efisien tetapi tidak rasional)
Efisien karena tambahan input fisik dapat memberikan tambahan produksi. Tidak
rasional karena besarnya tambahan produksi fisik berada berada diatas rata-rata produksi,
dengan demikian petani atau produsen tidak akan berhenti menambah input pada daerah
I karena harapan untuk meningkatkan produksi masih dapat dilakukan.
Daerah II (efisien tetapi rasional)
Efisien : tambahan input masih dapat meningkatkan produksi, walaupun tambahan
produksi semakin berkurang)
Rasional : rata-rata produksi fisik masih lebih besar dari tambahan produksi APP > MPP
Daerah III (tidak efisien dan tidak rasional )
Tidak efisien karena tambahan input fisik yang diberikan akan mengakibatkan produksin
menurun (MPP < 0). Dan tidak rasional : karena daerah III tersebut merupakan daerah
rugi.
(Suhartini,2010)


2.3 Maksimisasi Profit Satu Input dan Satu Output
Untuk memaksimalkan keuntungan (π) produsen harus memaksimalkan selisih antara
penerimaan dan biaya produksi.

π = TVP-TFC atau π =p0y-v0x
Level input yang diperlukan untuk memaksimalkan output (y) dapat dihitung dengan
prosedur matematis sebagaimana dijelaskan berikut ini. Pada maksimalisasi output,
fungsi MPP harus sama dengan nol. Artinya, unit input terakir yang diaplikasikan tidak
memberikan output tambahan atau dengan kata lain tidak mengubah level output.
MPP=dy/dx=0 pada titik maksimalisasi output. Jadi, bentuk umum fungsi produksi y=bx.
Bila diturunkan: MPP=dy/dx=b tidak selalu b=0. Jika b sama dengan nol, berapapun
jumlah x digunakan tidak menghasilkan y. Untuk nilai b positip, fungsi tidak memiliki
nilai maksimum.
Satu-satunya nilai untuk x adalah 0 agar MPP sama dengan nol. Jenis fungsi ini
juga tidak memiliki nilai maksimum. Secara umum, bentuk fungsi y =axb, di mana a
dan b adaljnmah angka positip, tidak memiliki titik maksimum.
Untuk mencari nilai maksimum atau minimum fungsi keuntungan, perlu
ditempatkan titik-titik pada fungsi keuntungan yang berslope nol. Jika slope fungsi sama
dengan nol, maka turunan pertama juga sama dengan nol, sebab turunan pertama setiap

fungsi adalah persamaan yang merepresentasikan slope fungsi tersebut. Oleh karena itu
untuk mencari lokus titik-titik tersebut turunan pertama fungsi keuntungan disetarakan
dengan nol.
Profit dapat dimaksimalkan pada titik dimana slope TVP=slope TFC atau VMP=MRC.
2.4 Biaya, Penerimaan, Keuntungan dari sisi Output
2.4.1 Biaya
Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti
bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor
produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga
berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Sherman Rosyidi, biaya produksi adalah biaya yang harus

Menurut

dikeluarkan oleh

pengusaha untuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan
untuk membuat produk, baik barang maupun jasa.

Biaya produksi dapat dibagi


menjadi dua, yaitu
• Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk
membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam
berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.

• Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat. Biaya implicit ini tidak dikeluarkan
langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor
produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung
milik perusahaan sendiri
Jenis-Jenis Biaya Produksi
Berdasarkan Periode Produksi, Periode produksi dalam perusahaan dibagi
menjadi. Biaya Jangka Pendek dan Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
Biaya Jangka Pendek
Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap dalam
proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak

berubah

walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun).

Biaya Variable (Variable Cost, VC)

Biaya variable atau sering disebut biaya

variable total (total variable cost, TVC) adalah jumlah biaya produksi yang
berubah menurut tinggi rendahnyajumlah output yang akan dihasilkan. Semakin
besar output atau barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin pula biaya
variable yang akan dikeluarkan.
Biaya Total ( Total Cost, TC), Biaya total adalah keseluruhan biaya yang terjadi
pada produksi jangka pendek.:
Biaya Rata-Rata , Biaya rata-rata terdiri dari:
1. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost, AFC) adalah hasil bagi antara
biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Besar kecilnya AFC
tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, jika barang yang
dihasilkan semakin banyak, maka AFC akan semakin kecil (berbanding
terbalik). Hal ini juga mengisyaratkan bahwa

pada unit produksi yang

banyak AFC akan terlihat besar, sedangkan pada unit produksi yang banyak
AFC akan kecil jumlahnya. Kurva AFC bergerak dari sisi kiri atas kanan
bawah.
2. Biaya variable rata-rata (Average Variable Cost, AVC) adalah biaya variable
satuan unit produksi.
Biaya Marginal (Marginal Cost, MC), Biaya Marginal adalah perubahan biaya
total akibat penambahan satu unit output (Q). Biaya marginal timbul akibat
pertambahan satu unit output
Biaya Jangka Panjang

Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan
jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber
daya yang digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang
digunakan dalam proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat berubahubah.
Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala
produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baik

mengubah maupun

mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang
ditimbulkan. Dalam jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC)
(Ahmad, 2012)
2.4.2 Penerimaan
Penerimaan (Revenue) adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan
outputnya atau kurva yang didalamnya memproduksi suatu barang, ada dua hal yang
menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan
yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya :
Total Penerimaan (Total Revenue)Total Revenue di singkat TR atau juga bisa disebut
dengan total penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan.
Penerimaan Rata-rata (Avarage Total Revenue)Average Total Revenue yang
disingkat AR atau yang lebih dikenal sebagai penerimaan rata-rata yaitu adalah ratarata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang
diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan
barang yang dijual.
Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)Marginal Revenue yang disingkat MR atau
juga bisa disebut dengan penerimaan marginal adalah suatu penambahan penerimaan
atas TR sebagai akibat penambahan satu unti output.

2.5 Petani Gurem dan Kecenderungan Menghadapi Resiko

Petani gurem adalah petani kecil yang memiliki luas lahan 0,25 ha. Petani ini
merupakan kelompok petani miskin yang memiliki sumber daya terbatas. Banyak resiko
yang di hadapi oleh para petani gurem , diantaranya ialah :
1. Resiko Alamiah:
Meliputi dampak yang unpredictable dari iklim, hama, penyakit dan bencana
lainnya. Faktor determinan tersebut sangat berpengaruh pada produksi dan
panjangnya siklus produksi. Selain itu kemampuan petani untuk mengatasi kendalakendala alamiah seperti hama-penyakit sangat bervariasi tergantung dari kemampuan
petani membeli input tunai yang relevan.
2. Fluktuasi Pasar
Kesenjangan (lag) antara keputusan untuk memulai suatu usahatani dengan
pencapaian output menunjukkan bahwa harga pasar pada titik penjualan tidak
diketahui pada saat keputusan ditetapkan. Perlu campur tangan dan kebijakan
pemerintah pada kondisi di mana terjadi kelangkaan informasi dan imperfeksi pasar.
Khususnya untuk komoditi tahunan (tanaman keras) juga terdapat lag waktu antara
saat tanam dan pemanenan (antara pengeluaran biaya dan penerimaan).
3. Ketidakpastian sosial
Merujuk pada perbedaan kontrol petani atas sumber daya (resources) tertentu
dan ketergantungan hidup sekelompok petani kepada kelompok lain (dalam hal ini
pemilik tanah dan faktor produksi melalui sistem bagi hasil).
4. Tindakan Pemerintah dan Perang
Pertanian secara keseluruhan juga mengalami uncertainty berkenaan dengan
perubahan

kebijakan

pemerintah

dan

atau

perang

yang

secara

langsung

mempengaruhi peta kerjasama perekonomian (penetapan harga internasional dan
pinjaman dana luar negeri bagi keperluan pembangunan)
(Junnia, 2012)
2.6 Petani Penyakap Bagi Hasil
Petani penyakap bagi hasil tidak menganggap bagian dari hasil panen yang
diserahkannya kepada pemilik tanah sebagai bagian dari pendapatannya. Petani
penyakap adalah petani yang mengusahakan lahan milik orang lain dan bagi hasil sesuai
dengan kesepakatan dimana petani penyakap yang bertindak sebagai manajer.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan Ekonomi Produksi dalam Melakukan Usaha Tani Petani Sampel
Dalam hasil survey yang saya lakukan di daerah Meduran Asrikaton Kecamatan Pakis
Kembar ,Kabupaten Malang ini bahwa kegiatan ekonomi produksi pertanian dalam
berusahatani warga desa ini menitikberatkan pada sektor pertanian. Salah satu yang dapat
saya temui yaitu Bapak Muhammad Suat. Beliau merupakan warga asli dari desa Meduran
RT 05 RW 08 Asrikaton ini. Beliau berusia 60 tahun dengan tingkat pendidikan yaitu tamat
SD. Bapak Suat ini tinggal di rumah miliknya sendiri dengan beranggotakan 5 orang dan
memiliki 3 orang anak.
Bapak Suat ini merupakan seorang petani padi yang hanya mengandalkan hasil panen
dari sawahnya. Dalam bercocok tanam padi beliau menggunakan sawah milik dirinya sendiri.
Luas lahan yang di miliki beliau yaitu 0,7 hektar atau 7000 meter persegi. Bapak Suat ini
memilih komoditas tersebut karena di lingkungan sekitar tempat tinggal beliau mayoritas
bercocok tanam padi, selain itu memang turun menurun dari orangtua beliau sudah berocok
tanam padi. Untuk pengolahan tanahnya beliau biasanya meminjam traktor milik tetengga
atau kadang-kadang mencangkulnya sendiri. Cara penanaman untuk tanaman padi beliau
menggunakan sistem jajar legowo dengan menggunakan tenaga kerja sekitar 8 orang. Dalam
perawatannya beliau biasa menggunakan pupuk urea, ponska dan ZA serta menggunakan
pestisida untuk mengusir hama. Cara memanen bapak Suat masih tradisional yaitu dengan
cara digeplok. Dalam hal pasca panennya bapak Suat bisa menghasilkan 16 ton dalam sekali
panen, itupun tergantung musim,kata beliau saat musim ketigo hasilnya lebih banyak
dibandingkan saat musim pancaroba, selain itu hasil panennya tidak seluruhnya dijual, beliau
membaginya dengan cara setengah dikonsumsi dan setengahnya lagi dijual. Dalam penjualan
beliau lebih memilih langsung di jual ke tengkulak, hal ini di karenakan lebih praktis jika
langsung di jual ke tengkulak dan tidak perlu repot-repot mencari konsumennya. Untuk 1 kali
panen pak Suat mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3.500.000,-

No

Perincian

Satuan

Harga
Satuan

Nilai Rp.

Rp.
Modal :
Jumlah Pengeluaran :
1.

Bibit

2.

Pupuk:

10 Kg

10.000

Rp.300.000,-



Urea

1 kw

180.000/kw

Rp.180.000,-



ZA

1 kw

180.000/kw

Rp.180.000,-

1 Botol

20.000/botol

Rp.20.000,-

Cangkul

1 Buah

7000

Rp.12.000,-

Lempah
Tenaga Kerja

1 Buah

5000

3.

Pestisida Kimia

4.

 Orodan
Peralatan :
 Penyusutan

5

-

Penanaman

8 orang:
(6 Wanita,2 Pria)

15.000

Rp.130.000,-

20.000
-

Tenaga pekerja

2 orang

400.000

Rp.400.000,-

Jumlah

Rp.1.062.000,-

traktor+sewa

No

Komoditi

Nilai

Jumlah

Produksi

Produksi

(Rp.)

Dijual
Jumlah

Dikonsumsi
Jumlah (Rp)

Keterangan

(Rp)
Setengah

1

Padi

16 kwintal

370.000/kw

2.960.000

2.960.000

hasil

panen dijual dan
setengah

sisanya

dikonsumsi sendiri

Input
Bibit
Pupuk

Biaya
Rp. 125.000,-

1. Urea

Rp.180.000

2. ZA
Pestisida

Rp.180.000

1. Decis
Tenaga kerja
Total

Rp.35.000,Rp.530.000
Rp.1.050.000

Input Tetap
1. Cangkul

Satuan
1 Unit

Harga Satuan
Rp.70.000,-

Biaya
Rp.70.000,-

2. Lempah

1 Unit

Rp.50.000,-

Rp.50.000,-

3. Penyusutan

2 Unit

Rp.7.000,-

Rp.12.000

Rp.5.000,Total

Input Tetap
Cangkul

Rp.132.000,-

Biaya
70.000

Input variable
Pupuk urea(1 kw)

Biaya
180.000

Lempah

50.000

Pupuk Za(1 kw)

180.000

Penyusutan

12.000

Pestisida (Desis)
Bibit(10 kg)
Tenaga kerja :

35.000
125.000

- keluarga sendiri

___________

-Penanaman: 8 orang (6 130.000
perempuan ,2 laki-laki)
Laki-laki : @20.000
Perempuan : @15.000

Total biaya tetap

132.000

-Sewa traktor
Air

400.000
300.000

Total biaya variabel

1.050.000

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa, Bapak Suat mengeluarkan biaya untuk
biaya tetap sebesar Rp.132.000 dan biaya variabel Rp 1.050.000, dan biaya total antara biaya
tetap dan biaya variabel adalah 1.182.000/ musim tanam.Sedangakan setiap hasil panennya
bapak Suat menerima Rp 2.960.000.

Jadi biaya per musim Bapak Suat yaitu
TC=TFC+TVC
= Rp.132.000. + Rp.1.050.000
= Rp. 1.182.000 tiap musimnya
Total Biaya Bersih Proses produksi yaitu
n=TR-TC
=Rp.2.960.000 - Rp. 1.182.000
= Rp. 1.778.000
Jadi jika di analisis menggunakan R/C Ratio, usah tani yang dijalankan pak Suat dapat
diketahui hasilnya sebesar R/C Ratio= 2.960.000 / 1.778.000= 1,7. diketahui bahwa R/C
Ratio = 1,7 Karena R/C Ratio lebih besar dari 1 (>1) maka usahatani padi masih sangat layak
untuk diusahakan dan menguntungkan Rp. 1.778.000 per tanamnya

3.2 Kegiatan Ekoprod Usaha Tani Petani Sampel di bandingkan Dengan Literatur
Penjelasan Handayani (2006) lebih jauh mengungkapkan bahwa pendapatan usahatani
milik sampel kurang sedikit dari pada pendapatan usahatani milik literatur. Nilai R/C
pada usahatani milik sampel adalah sebesar 1,7 sedangkan pada usahatani milik literatur
adalah sebesar 1,97. Lebih rendahnya keuntungan yang diterima pada usahatani milik
sampel disebabkan proporsi biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan usahatani

milik literatur, Di sisi lain, pendapatan usahatani bukan milik sampel memiliki
keuntungan yang lebih kecil dibandingkan pendapatan usahatani milik literatur. Namun,
secara umum keseluruhan usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Meduran
Asrikaton cukup menguntungkan dan memberikan intensif untuk dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan pada petani sampel untuk hasil dari produksinya sebagian dijual dan
dikonsumsi

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ekonomi Produksi adalah sebuah kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga
kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih
tinggi nilainya.

Bapak Suat belum di katakan petani besar,dari hasil Bapak Suat bercocok tanam dapat
dihasilkan TC sebesar Rp. 1.182.000 tiap musimnya dan hasil penerimaan nya Rp.2.960.000
dan hasil bersih nya Rp.1.778.000. analisis rc ratio usaha tani yang dijalankan Bapak Suat
dapat diketahui hasilnya sebesar R/C Ratio yaitu Rp.2.960.000/ Rp. 1.778.000. = 1,7.
Produksi yang dijalankan Bapak Suat dalam berusaha tani padi dapat dikatakann
sudah layak dijalankan karena R/C ratio yang didapatkan > 1 yaitu 1,7. Karena R/C Ratio
lebih besar dari 1 (>1) maka usahatani padi masih sangat layak untuk diusahakan dan perlu di
lanjutkan Namun bisa dikatakan juga belum efisien dan belum mendekati maksimisasi profit.
Karena tidak semua hasil produksinya dijual. Sebagian di konsumsi.

4.2 Saran
Kita sebagai genersai intelektual harus mampu dan bermanfaat bagi para petani agar
para petani mampu medapatkan hasil yang maksimal sehingga kesejahtraan petani bisa di
wujudkan. Maju terus pertanian Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad.2012.Prilakuprodusen.http://ahmadcirebon.blogspot.com/2012/06/perilakuprodusen.html. Diakses 21 Mei 2013
Anonymousa.2012.Penerimaan dan Harga .http://pasirandu88.blogspot.com/2012/04/ongkosdan-penerimaan.html. Diakses 21 Mei 2013
Handayani DM. 2006. Analisis Profitabilitas dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut
Luas dan Status Kepemilikan Lahan di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Lestari,Cinta.2013.PengertianProduksi.(http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/
pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-produksi.html).Diakses pada
21 Mei 2013
Junnia.2012.Klasifikasipetani.http://gmki-bogor.blogspot.com/2009/12/definisi-petani-danklasifikasi-petani.html. Diakses 17 Mei 2013
Suhartini.2010.EkonomiMakro.Shttp://economicsjurnal.blogspot.com/2010/06/ekonomimikro-menengah.html. Diakses 13 Mei 2013

LAMPIRAN
Dokumentasi :