MAKALAH PSIKOLOGI KHALAYAK DAN KONSUMEN (1)
MAKALAH PSIKOLOGI KHALAYAK DAN KONSUMEN TENTANG PRESEPSI
KELOMPOK 7:
`
ELDI R S. CHANIAGO
2014 - 41 -
ADOLF S. DELSTASON
2014 – 41 – 405
TUBAGUS CIPTADI
2014 – 41 - 053
RADEN RIZKY RAMADHAN
2014 – 41 – 363
AUDHY GERALDY
2015 - 41 -
KINTAN AYUDIA
2015 - 41 - 352
SHIFT G (SIANG)
MATA KULIAH PSIKOLOGI KHALAYAK DAN KONSUMEN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah
memberikan bimbingannya kepada kami dan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan
sumbangan pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya. Semoga dengan makalah yang sederhana ini
dapat memenuhi harapan kita semua dan memberikan manfaat bagi pembaca,
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Terima kasih.
Jakarta, 01 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2`
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Prasangka
2.2
Sumber-sumber prasangka
2.3
Faktor – faktor timbulnya Prasangka
2.4
Mengatasiprasangka
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau kelompok etnis
dan tiap – tiap suku tersebut mempunyai kebudayaan dan sejarah
perkembangannya masing – masing yang pada akhirnya mempengaruhi perilakunya
termasuk didalam prasangka sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Lavine, (1977)
yang menyatakan bahwa kebudayaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
segala aspek kehidupannya. Selanjutnya kebudayaan adalah cara manusia
meneropong lingkungannya maka dari itu kebudayaan adalah hasil dari perilaku
manusia dan kebudayaan juga membentuk serta menentukan perilaku manusia.
Dengan demikian juga diartikan, bahwa kebudayaan yang dimiliki oleh tiap – tiap
suku bangsa yang ada diindonesia akan mempengaruhi segala aspek kehidupan
manusia termasuk didalamnya prasangkat sosial.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
Apa Pengertian Prasangka?
Apa saja sumber – sumber dari Prasangka?
Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya prasangka ?
Bagaimana cara Mengatasi Prasangka?
1.3.TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Untuk mengetahui pengertian Prasangka.
Untuk mengetahui Sumber-Sumber Prasangka.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya prasangka.
Untuk mengetahui cara Mengatasi Prasangka.
1.4.MANFAAT
1.
Dapat mengetahui Pengertian Prasangka.
2.
Dapat mengetahui Sumber-Sumber Prasangka.
3.
Dapat mengetahui Faktor –Faktor yang mempengaruhi timbulnya Prasangka.
4.
Dapat mengetahui cara Mengetahui Prasangka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian prasangka
Prasangka antar kelompok sering terjadi di Indonesia, khususnya para pelajar
atau mahasiswa yang terjadi karena berbagai macam sebab, namun yang sering
terjadi karena sebab-sebab yang sederhana/sepele (misal: saling pandang, saling
ejek, dan lain sebagainya). Permasalahan tersebut muncul karena tidak ada
penyelesaian, yang berkembang kemudianprasangka dan akhirnya timbulah konflik
secara fisik (tawuran) diantara mereka yang tidak jarang menimbulkan korban harta
maupun jiwa.
Prasangka ialah suatu sikap negative terhadap para anggota kelompok tertentu,
yang semata-mata didasarkan pada keanggotaannya di kelompok itu. Prasangka
sering diartikan sebagai sikap atau perilaku negatif terhadap suatu kelompok atau
anggota suatu kelompok.
Prasangka sebagai suatu sikap melibatkan perasaan negative atau emosi yang
ditujukan kepada seseorang atau kelompok yang diprasangkai. Anggota kelompok
luar diasumsikan memiliki lebih bayak ciri sifat yang tidak diinginkan, dipersepsi lebih
mirip satu sama lain dibanding para anggota kelompok sendiri, dan seringkali tidak
disukai.
PRASANGKA SOSIAL
Prasangka sosial merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan
manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda dengan golongan
orang yang berprasangka itu. Menurut David O. Sears dan kawan-kawan (1991),
prasangka sosial adalah penilaian terhadap kelompok atau seorang individu yang
terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, artinya prasangka sosial
ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya atau
kelompoknya. Prasangka sosial memiliki kualitas suka dan tidak suka pada obyek
yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau perilaku
seseorang yang berprasangka tersebut.
Prasangka sosial merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan
manusia tertentu, golongan , ras, atau kebudayaan yang berlainan dengan golongan
orang yang berprasangka itu. Prasangka sosial yang terdiri dari attitude-attitude
sosial yang negatif terhadap golongan lain, dan mempengaruhi tingkah lakunya
terhadap golongan manusia lain.
karakteristik Orang Yang Berprasangka
Ciri-ciri pribadi orang berprasangka bisa dilihat sebagai berikut:
1. Orang-orang yang berciri tidak toleransi
2. Kurang mengenal akan dirinya sendiri
3. Kurang berdaya cipta
4. Tidak merasa aman
5. Memupuk khayalan-khayalan agresif
Prasangka sosial menurut Rose, (dalam Gerungan, 1981) dapat merugikan
masyarakat secara dan umum dan organisasi khususnya. Hal ini terjadi karena
prasangka sosial dapat menghambat perkembangan potensi individu secara
maksimal. Selanjutnya Steplan (1978) menguraikan bahwa prasangka sosial tidak
saja mempengaruhi perilaku orang dewasa tetapi juga anak-anak sehingga dapat
membatasi kesempatan mereka berkembang menjadi orang yang memiliki toleransi
terhadap kelompok sasaran misalnya kelompok minoritas.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian tentang dampak prasangka sosial di
atas adalah bahwa dengan adanya prasangka sosial akan mempengaruhi sikap dan
tingkah laku seseorang dalam berbagai situasi. Prasangka sosial dapat menjadikan
seseorang atau kelompok tertentu tidak mau bergabung atau bersosialisasi dengan
kelompok lain. Apabila kondisi tersebut terdapat dalam organisasi akan
mengganggu kerjasama yang baik sehingga upaya pencapaian tujuan organisasi
kurang dapat terealisir dengan baik.
Dampak bagi orang yang menjadi obyek prasangka
Dampak dari prasangka sosial di atas adalah bahwa dengan adanya
prasangka social yang akan mempengaruh sikap dan tingkah laku seseorang dalam
berbagai situasi. Prasangka sosial dapat menjadikan seseorang atau kelompok
tertentu tidak mau bergabung atau bersosialisasi dengan kelompok lain. Apabila
kondisi tersebut terdapat dalam organisasi akan mengganggu kejasama yang baik
sehingga upaya pencapaian tujuan organisasi kurang dapat terealisir dengan baik.
2.2. Sumber-Sumber Prasangka
Ketidaksetaraan Sosial
Ketidaksetaraan sosial ini dapat berasal dari ketidaksetaraan status dan
prasangka serta agama dan prasangka. Ketidaksetaraan status dan
prasangka merupakan kesenjangan atau perbedaan yang mengiring ke arah
prasangka negatif. Sebagai contoh, seorang majikan yang memandang budak
sebagai individu yang malas, tidak bertanggung jawab, kurang berambisi, dan
sebagainya, karena secara umum ciri-ciri tersebut ditetapkan untuk para
budak. Agama juga masih menjadi salah satu sumber prasangka. Sebagai
contoh kita menganggap agama yang orang lain anut itu tidak sebaik agama
yang kita anut.
Identitas Sosial
Identitas sosial merupakan bagian untuk menjawab “siapa aku?” yang dapat
dijawab bila kita memiliki keanggotaan dalam sebuah kelompok. Kita
megidentifikasikan diri kita dengan kelompok tertentu (in group), sedangkan
ketika kita dengan kelompok lain kita cenderung untuk memuji kebaikan
kelompok kita sendiri.
Prasangka secara Emosional
Prasangka secara Emosional sering kali timbul dipicu oleh situasi sosial, pada
hal faktor emosi juga dapat memicu prasangka sosial. Secara emosional,
prasangka dapat dipicu oleh frustasi dan agresi, kepribadian yang dinamis,
dan kepribadian otoriter.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Prasangka Sosial
Pengaruh Kepribadian
Dalam perkembangan kepribadian seseorang akan terlihat pula pembentukan
prasangka sosial. Kepribadian otoriter mengarahkan seseorang membentuk
suatu konsep prasangka sosial, karena ada kecenderungan orang tersebut
selalu merasa curiga, berpikir dogmatis dan berpola pada diri sendiri.
Pendidikan dan Status
Semakin tinggi pendidikan seseorang dan semakin tinggi status yang
dimilikinya akan mempengaruhi cara berpikirnya dan akan meredusir
prasangka sosial.
Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua
Dalam hal ini orang tua memiliki nilai-nilai tradisional yang dapat dikatakan
berperan sebagai family ideologi yang akan mempengaruhi prasangka sosial.
Pengaruh Kelompok
Kelompok memiliki norma dan nilai tersendiri dan akan mempengaruhi
pembentukan prasangka sosial pada kelompok tersebut. Oleh karenanya
norma kelompok yang memiliki fungsi otonom dan akan banyak memberikan
informasi secara realistis atau secara emosional yang mempengaruhi sistem
sikap individu.
Pengaruh Komunikasi
Komunikasi juga memiliki peranan penting dalam memberikan informasi yang
baik dan komponen sikap akan banyak dipengaruhi oleh media massa seperti
radio, televisi, yang kesemuanya hal ini akan mempengaruhi pembentukan
prasangka sosial dalam diri seseorang.
2.4 Mengatasi Prasangka
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencegah
timbulnya prasangka, yaitu:
1. Melalukan kontak langsung
2. Mengajarkan pada anak untuk tidak membenci
3. Mengoptimalkan peran orang tua, guru, individu dewasa yang dianggap
penting oleh anak dan media massa untuk membentuk sikap menyukai atau
idak menyukai melalui contoh perilaku yang ditunjukkan.
4. Menyadarkan individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu
lain,
yaitu
belajar
mengenal
berdasarkankarakteristiknya
yang
dan
unik,
memahami
tidak
hanya
individu
lain
berdasarkan
keanggotaan individu tersebut dalam kelompok tertentu.
Alasan-alasan yang mendasari hukum dapat mengurangi prasangka adalah:
1. Hukum membuat diskriminasi menjadi perbuatan ilegal, sehingga akan
mengurangi tindakan yang memojokkan pada kehidupan anggota-anggota
minoritas.
2. Hukum membantu untuk menetapkan atau memantapkan norma-norma
dalam masyarakat, yaitu hukum berperan dalam mendefinisikan jenis-jenis
perilaku yang dapat diterima atau tidak dapat diterima dalam masyarakat.
3. Hukum mendorong konformitas terhadap perilaku yang non diskriminatif,
yang mungkin pada akhirnya akan menghasilkan internalisasi sikap tidak
berprasangka melalui proses persepsi diri atau pengurangan disonansi
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Prasangka sosial adalah penilaian terhadap kelompok atau seorang individuyang
terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, artinya prasangkasosial
ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya
ataukelompoknya. Prasangka sosial memiliki kualitas suka dan tidak suka pada
objek yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau
perilakuseseorang yang berprasangka tersebut.Ciri-ciri prasangka sosial menurut
Brigham (1991) dapat dilihat darikecenderungan individu untuk membuat kategori
sosial (social categorization). Kategori sosial adalah kecenderungan untuk membagi
dunia sosial menjadi duakelompok, yaitu “kelompok kita” (in group) dan “kelompok
mereka” (out group).
1. In group adalah kelompok sosial di mana individu merasa dirinya dimiliki
ataumemiliki (“kelompok kami”), sedangkan
2. Out group adalah grup di luar grupsendiri (“kelompok mereka”).
Sumber penyebab prasangka secara umum dapat dilihat berdasarkan
tigapandangan, yaitu:
1. Ketidaksetaraan Sosial
2. Identitas Sosial
3. Prasangka secara Emosional
Proses pembentukan prasangka sosial menurut Mar’at (1981) dipengaruhi
olehbeberapa faktor yaitu;
1. Pengaruh Kepribadian
2. Pendidikan dan Status
3. Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua
4. Pengaruh Kelompok
5. Pengaruh Komunikasi
Prasangka merupakan hasil dari interaksi sosial, maka prasangka sebagianbesar
disebabkan oleh faktor sosial. Berikut terdapat beberapa teori psikologi yangdapat
menjelaskan bagaimana faktor sosial yang telah dijelaskan diatas
dapatmenyebabkan munculnya prasangka dan mengapa prasangka muncul
dalaminteraksi sosial, yaitu : teori konflik realistik, teori belajar sosial, teori
kognitif,teori psikodinamika, teori kategorisasi sosial, teori perbandingan sosial,
teoribiologi dan devrisasi relatif.Dengan adanya prasangka sosial akan
mempengaruhi sikap dan tingkah lakuseseorang dalam berbagai situasi. Prasangka
sosial dapat menjadikan seseorangatau kelompok tertentu tidak mau bergabung
atau bersosialisasi dengan kelompok lain. Apabila kondisi tersebut terdapat dalam
organisasi akan mengganggukerjasama yang baik sehingga upaya pencapaian
tujuan organisasi kurang dapatterealisir dengan baik.
3.2. SARAN
Saran Harus adanya keterbukaan satu sama lain dan masing-masing pihak
harus dapat menerima keragaman budaya, ras dan etnis sebagai kekayaan suatu
bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Justru dengan kesatuan dalam keragaman
ini kita akan menjadi suatu bangsa kuat di mata dunia. Bagi generasi yang akan
datang, diupayakan memerangi prasangka antara golongan. Jelasnya pelajaran budi
pekerti luhur harus kembali diajarkan kepada anak-anak sejak dini, baik dirumah
maupun di sekolah karna lingkungan sangat berpengaruh besar. Sementara itu,
sebaiknya dihindari pengajaran - pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka prasangka sosial tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Prasangka
2. https://annisaavianti.wordpress.com/2010/07/27/prasangka-penyebab-
dampak-dan-cara-mengatasinya/
3. http://sumberilmupsikologi.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-dan-sebab-
sebab-terjadinya.html
4. http://psikologikita8.blogspot.co.id/2016/06/psikologi-sosial-prasangka-
diskriminasi-sumber-prasangka-mengatasi-dampak-prasangka.
5. http://mongonsidi48.blogspot.co.id/2015/02/prasangka-sosial-dan-contoh-
kasus.html
KELOMPOK 7:
`
ELDI R S. CHANIAGO
2014 - 41 -
ADOLF S. DELSTASON
2014 – 41 – 405
TUBAGUS CIPTADI
2014 – 41 - 053
RADEN RIZKY RAMADHAN
2014 – 41 – 363
AUDHY GERALDY
2015 - 41 -
KINTAN AYUDIA
2015 - 41 - 352
SHIFT G (SIANG)
MATA KULIAH PSIKOLOGI KHALAYAK DAN KONSUMEN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah
memberikan bimbingannya kepada kami dan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan
sumbangan pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya. Semoga dengan makalah yang sederhana ini
dapat memenuhi harapan kita semua dan memberikan manfaat bagi pembaca,
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Terima kasih.
Jakarta, 01 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2`
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Prasangka
2.2
Sumber-sumber prasangka
2.3
Faktor – faktor timbulnya Prasangka
2.4
Mengatasiprasangka
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau kelompok etnis
dan tiap – tiap suku tersebut mempunyai kebudayaan dan sejarah
perkembangannya masing – masing yang pada akhirnya mempengaruhi perilakunya
termasuk didalam prasangka sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Lavine, (1977)
yang menyatakan bahwa kebudayaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
segala aspek kehidupannya. Selanjutnya kebudayaan adalah cara manusia
meneropong lingkungannya maka dari itu kebudayaan adalah hasil dari perilaku
manusia dan kebudayaan juga membentuk serta menentukan perilaku manusia.
Dengan demikian juga diartikan, bahwa kebudayaan yang dimiliki oleh tiap – tiap
suku bangsa yang ada diindonesia akan mempengaruhi segala aspek kehidupan
manusia termasuk didalamnya prasangkat sosial.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
Apa Pengertian Prasangka?
Apa saja sumber – sumber dari Prasangka?
Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya prasangka ?
Bagaimana cara Mengatasi Prasangka?
1.3.TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Untuk mengetahui pengertian Prasangka.
Untuk mengetahui Sumber-Sumber Prasangka.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya prasangka.
Untuk mengetahui cara Mengatasi Prasangka.
1.4.MANFAAT
1.
Dapat mengetahui Pengertian Prasangka.
2.
Dapat mengetahui Sumber-Sumber Prasangka.
3.
Dapat mengetahui Faktor –Faktor yang mempengaruhi timbulnya Prasangka.
4.
Dapat mengetahui cara Mengetahui Prasangka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian prasangka
Prasangka antar kelompok sering terjadi di Indonesia, khususnya para pelajar
atau mahasiswa yang terjadi karena berbagai macam sebab, namun yang sering
terjadi karena sebab-sebab yang sederhana/sepele (misal: saling pandang, saling
ejek, dan lain sebagainya). Permasalahan tersebut muncul karena tidak ada
penyelesaian, yang berkembang kemudianprasangka dan akhirnya timbulah konflik
secara fisik (tawuran) diantara mereka yang tidak jarang menimbulkan korban harta
maupun jiwa.
Prasangka ialah suatu sikap negative terhadap para anggota kelompok tertentu,
yang semata-mata didasarkan pada keanggotaannya di kelompok itu. Prasangka
sering diartikan sebagai sikap atau perilaku negatif terhadap suatu kelompok atau
anggota suatu kelompok.
Prasangka sebagai suatu sikap melibatkan perasaan negative atau emosi yang
ditujukan kepada seseorang atau kelompok yang diprasangkai. Anggota kelompok
luar diasumsikan memiliki lebih bayak ciri sifat yang tidak diinginkan, dipersepsi lebih
mirip satu sama lain dibanding para anggota kelompok sendiri, dan seringkali tidak
disukai.
PRASANGKA SOSIAL
Prasangka sosial merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan
manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda dengan golongan
orang yang berprasangka itu. Menurut David O. Sears dan kawan-kawan (1991),
prasangka sosial adalah penilaian terhadap kelompok atau seorang individu yang
terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, artinya prasangka sosial
ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya atau
kelompoknya. Prasangka sosial memiliki kualitas suka dan tidak suka pada obyek
yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau perilaku
seseorang yang berprasangka tersebut.
Prasangka sosial merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan
manusia tertentu, golongan , ras, atau kebudayaan yang berlainan dengan golongan
orang yang berprasangka itu. Prasangka sosial yang terdiri dari attitude-attitude
sosial yang negatif terhadap golongan lain, dan mempengaruhi tingkah lakunya
terhadap golongan manusia lain.
karakteristik Orang Yang Berprasangka
Ciri-ciri pribadi orang berprasangka bisa dilihat sebagai berikut:
1. Orang-orang yang berciri tidak toleransi
2. Kurang mengenal akan dirinya sendiri
3. Kurang berdaya cipta
4. Tidak merasa aman
5. Memupuk khayalan-khayalan agresif
Prasangka sosial menurut Rose, (dalam Gerungan, 1981) dapat merugikan
masyarakat secara dan umum dan organisasi khususnya. Hal ini terjadi karena
prasangka sosial dapat menghambat perkembangan potensi individu secara
maksimal. Selanjutnya Steplan (1978) menguraikan bahwa prasangka sosial tidak
saja mempengaruhi perilaku orang dewasa tetapi juga anak-anak sehingga dapat
membatasi kesempatan mereka berkembang menjadi orang yang memiliki toleransi
terhadap kelompok sasaran misalnya kelompok minoritas.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian tentang dampak prasangka sosial di
atas adalah bahwa dengan adanya prasangka sosial akan mempengaruhi sikap dan
tingkah laku seseorang dalam berbagai situasi. Prasangka sosial dapat menjadikan
seseorang atau kelompok tertentu tidak mau bergabung atau bersosialisasi dengan
kelompok lain. Apabila kondisi tersebut terdapat dalam organisasi akan
mengganggu kerjasama yang baik sehingga upaya pencapaian tujuan organisasi
kurang dapat terealisir dengan baik.
Dampak bagi orang yang menjadi obyek prasangka
Dampak dari prasangka sosial di atas adalah bahwa dengan adanya
prasangka social yang akan mempengaruh sikap dan tingkah laku seseorang dalam
berbagai situasi. Prasangka sosial dapat menjadikan seseorang atau kelompok
tertentu tidak mau bergabung atau bersosialisasi dengan kelompok lain. Apabila
kondisi tersebut terdapat dalam organisasi akan mengganggu kejasama yang baik
sehingga upaya pencapaian tujuan organisasi kurang dapat terealisir dengan baik.
2.2. Sumber-Sumber Prasangka
Ketidaksetaraan Sosial
Ketidaksetaraan sosial ini dapat berasal dari ketidaksetaraan status dan
prasangka serta agama dan prasangka. Ketidaksetaraan status dan
prasangka merupakan kesenjangan atau perbedaan yang mengiring ke arah
prasangka negatif. Sebagai contoh, seorang majikan yang memandang budak
sebagai individu yang malas, tidak bertanggung jawab, kurang berambisi, dan
sebagainya, karena secara umum ciri-ciri tersebut ditetapkan untuk para
budak. Agama juga masih menjadi salah satu sumber prasangka. Sebagai
contoh kita menganggap agama yang orang lain anut itu tidak sebaik agama
yang kita anut.
Identitas Sosial
Identitas sosial merupakan bagian untuk menjawab “siapa aku?” yang dapat
dijawab bila kita memiliki keanggotaan dalam sebuah kelompok. Kita
megidentifikasikan diri kita dengan kelompok tertentu (in group), sedangkan
ketika kita dengan kelompok lain kita cenderung untuk memuji kebaikan
kelompok kita sendiri.
Prasangka secara Emosional
Prasangka secara Emosional sering kali timbul dipicu oleh situasi sosial, pada
hal faktor emosi juga dapat memicu prasangka sosial. Secara emosional,
prasangka dapat dipicu oleh frustasi dan agresi, kepribadian yang dinamis,
dan kepribadian otoriter.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Prasangka Sosial
Pengaruh Kepribadian
Dalam perkembangan kepribadian seseorang akan terlihat pula pembentukan
prasangka sosial. Kepribadian otoriter mengarahkan seseorang membentuk
suatu konsep prasangka sosial, karena ada kecenderungan orang tersebut
selalu merasa curiga, berpikir dogmatis dan berpola pada diri sendiri.
Pendidikan dan Status
Semakin tinggi pendidikan seseorang dan semakin tinggi status yang
dimilikinya akan mempengaruhi cara berpikirnya dan akan meredusir
prasangka sosial.
Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua
Dalam hal ini orang tua memiliki nilai-nilai tradisional yang dapat dikatakan
berperan sebagai family ideologi yang akan mempengaruhi prasangka sosial.
Pengaruh Kelompok
Kelompok memiliki norma dan nilai tersendiri dan akan mempengaruhi
pembentukan prasangka sosial pada kelompok tersebut. Oleh karenanya
norma kelompok yang memiliki fungsi otonom dan akan banyak memberikan
informasi secara realistis atau secara emosional yang mempengaruhi sistem
sikap individu.
Pengaruh Komunikasi
Komunikasi juga memiliki peranan penting dalam memberikan informasi yang
baik dan komponen sikap akan banyak dipengaruhi oleh media massa seperti
radio, televisi, yang kesemuanya hal ini akan mempengaruhi pembentukan
prasangka sosial dalam diri seseorang.
2.4 Mengatasi Prasangka
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencegah
timbulnya prasangka, yaitu:
1. Melalukan kontak langsung
2. Mengajarkan pada anak untuk tidak membenci
3. Mengoptimalkan peran orang tua, guru, individu dewasa yang dianggap
penting oleh anak dan media massa untuk membentuk sikap menyukai atau
idak menyukai melalui contoh perilaku yang ditunjukkan.
4. Menyadarkan individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu
lain,
yaitu
belajar
mengenal
berdasarkankarakteristiknya
yang
dan
unik,
memahami
tidak
hanya
individu
lain
berdasarkan
keanggotaan individu tersebut dalam kelompok tertentu.
Alasan-alasan yang mendasari hukum dapat mengurangi prasangka adalah:
1. Hukum membuat diskriminasi menjadi perbuatan ilegal, sehingga akan
mengurangi tindakan yang memojokkan pada kehidupan anggota-anggota
minoritas.
2. Hukum membantu untuk menetapkan atau memantapkan norma-norma
dalam masyarakat, yaitu hukum berperan dalam mendefinisikan jenis-jenis
perilaku yang dapat diterima atau tidak dapat diterima dalam masyarakat.
3. Hukum mendorong konformitas terhadap perilaku yang non diskriminatif,
yang mungkin pada akhirnya akan menghasilkan internalisasi sikap tidak
berprasangka melalui proses persepsi diri atau pengurangan disonansi
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Prasangka sosial adalah penilaian terhadap kelompok atau seorang individuyang
terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut, artinya prasangkasosial
ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya
ataukelompoknya. Prasangka sosial memiliki kualitas suka dan tidak suka pada
objek yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau
perilakuseseorang yang berprasangka tersebut.Ciri-ciri prasangka sosial menurut
Brigham (1991) dapat dilihat darikecenderungan individu untuk membuat kategori
sosial (social categorization). Kategori sosial adalah kecenderungan untuk membagi
dunia sosial menjadi duakelompok, yaitu “kelompok kita” (in group) dan “kelompok
mereka” (out group).
1. In group adalah kelompok sosial di mana individu merasa dirinya dimiliki
ataumemiliki (“kelompok kami”), sedangkan
2. Out group adalah grup di luar grupsendiri (“kelompok mereka”).
Sumber penyebab prasangka secara umum dapat dilihat berdasarkan
tigapandangan, yaitu:
1. Ketidaksetaraan Sosial
2. Identitas Sosial
3. Prasangka secara Emosional
Proses pembentukan prasangka sosial menurut Mar’at (1981) dipengaruhi
olehbeberapa faktor yaitu;
1. Pengaruh Kepribadian
2. Pendidikan dan Status
3. Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua
4. Pengaruh Kelompok
5. Pengaruh Komunikasi
Prasangka merupakan hasil dari interaksi sosial, maka prasangka sebagianbesar
disebabkan oleh faktor sosial. Berikut terdapat beberapa teori psikologi yangdapat
menjelaskan bagaimana faktor sosial yang telah dijelaskan diatas
dapatmenyebabkan munculnya prasangka dan mengapa prasangka muncul
dalaminteraksi sosial, yaitu : teori konflik realistik, teori belajar sosial, teori
kognitif,teori psikodinamika, teori kategorisasi sosial, teori perbandingan sosial,
teoribiologi dan devrisasi relatif.Dengan adanya prasangka sosial akan
mempengaruhi sikap dan tingkah lakuseseorang dalam berbagai situasi. Prasangka
sosial dapat menjadikan seseorangatau kelompok tertentu tidak mau bergabung
atau bersosialisasi dengan kelompok lain. Apabila kondisi tersebut terdapat dalam
organisasi akan mengganggukerjasama yang baik sehingga upaya pencapaian
tujuan organisasi kurang dapatterealisir dengan baik.
3.2. SARAN
Saran Harus adanya keterbukaan satu sama lain dan masing-masing pihak
harus dapat menerima keragaman budaya, ras dan etnis sebagai kekayaan suatu
bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Justru dengan kesatuan dalam keragaman
ini kita akan menjadi suatu bangsa kuat di mata dunia. Bagi generasi yang akan
datang, diupayakan memerangi prasangka antara golongan. Jelasnya pelajaran budi
pekerti luhur harus kembali diajarkan kepada anak-anak sejak dini, baik dirumah
maupun di sekolah karna lingkungan sangat berpengaruh besar. Sementara itu,
sebaiknya dihindari pengajaran - pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka prasangka sosial tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Prasangka
2. https://annisaavianti.wordpress.com/2010/07/27/prasangka-penyebab-
dampak-dan-cara-mengatasinya/
3. http://sumberilmupsikologi.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-dan-sebab-
sebab-terjadinya.html
4. http://psikologikita8.blogspot.co.id/2016/06/psikologi-sosial-prasangka-
diskriminasi-sumber-prasangka-mengatasi-dampak-prasangka.
5. http://mongonsidi48.blogspot.co.id/2015/02/prasangka-sosial-dan-contoh-
kasus.html