LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI 2 PENGARUH G
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TANAMAN
ACARA III : PENGARUH GELOMBANG PADA TANAMAN
Nama : Dwi Ardan Kusnadi
NIM / Kelas : 17.05.006 / 1A
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D IV
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH GELOMBANG CAHAYA
PADA TANAMAN KEDELAI
I.
TUJUAN
1. Mengetahui terjadinya peristiwa pengaruh gelombang cahaya pada tanaman
2. Menjelaskan perbedaan warna gelombang pada tanaman
II.
PENDAHULUAN
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan alga,
dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga sebagian besar menghasilkan oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Fotosintesis juga merupakan salah satu cara asimilasi karbon,
karena dalam fotosintesis karbon bebas dari (CO2) diikat (difiksasi) menjadi gula
sebagai molekul penyimpan energi.
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient
panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara
termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan
O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah
keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhan untuk menjalankan
fungsinya dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari berasal dari cahaya putih yang
diuraikan menjadi bagian-bagian warna karena panjang gelombang cahaya yang
berbeda-beda untuk setiap warna. Warna- warna tesebut adalah merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila dan ungu.
Pada umumnya cahaya yang diperlukan oleh setiap jenis tanaman berbeda-beda
tergantung pada sifat fisiologi dan morfologi tanaman tersebut. Setiap tanaman atau
jenis pohon mempunyai karakteristik yang berbeda-beda terhadap penangkapan cahaya
matahari. Beberapa tanaman yang tumbuh baik di tempat terbuka, sebaliknya ada
beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat teduh/bernaungan. Ada
pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode
hidupnya (Sudomo, 2009).
Menurut Ferry (2009), intensitas cahaya yang semakin makin tinggi juga akan
meningkatkan daya serap akar pada tanaman. Tanaman yang lebih tahan terhadap
naungan adalah tanaman yang mempunyai titik kompensasi cahaya yang rendah. Titik
kompensasi cahaya adalah titik di mana intensitas cahaya tidak lagi dapat meningkatkan
laju fotosintesa, karena tanaman telah jenuh cahaya. Cahaya memiliki sifat gelombang
(wave nature) dan sifat partikel (particle nature). Cahaya yang mencakup bagian dari
energi cahaya matahari dengan panjang gelombang antara 390 - 760 nm, cahaya
tersebut tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil dari kisaran
spektrum elektromagnetik (Lakitan, 2014).
Cahaya
menghasilkan
matahari
memiliki
sifat polikromatik
bila
dibiaskan
akan
cahaya-cahaya monokromatik. Cahaya-cahaya monokromatik inilah
yang ditangkap oleh klorofil dan digunakan dalam proses fotosintesis (Loveless, 1991).
Cahaya (Spektrum optic, atau spektrum terlihat atau spektrum tampak) adalah
bagian dari spectrum elektromagnet yang tampak oleh mata manusia. Radiasi
elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut sebagai cahaya tampak
atau cahaya saja. Tidak ada batasan yang tepat dari spektrum optik; mata normal
manusia akan dapat menerima panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun
beberapa orang dapat menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm. Mata
yang telah beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di
sekitar 555 nm, di wilayah kuning dari spektrum optik. (Erviani, 2012).
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral
jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer Bumi
sebagian besar tanpa dikurangi (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari
cahaya merah, salah satu alasan mengapai langit berwarna biru). Radiasi
elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi
lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Meskipun spektrum optik adalah
spektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas antara satu warna dengan
warna lainnya, tabel berikut memberikan batas kira-kira untuk warna-warna spektrum :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Ungu, 380–450 nm
Biru, 450–495 nm
Hijau, 495–570 nm
Kuning, 570–590 nm
Jingga, 590–620 nm
Merah, 620–750 nm (Erviani, 2012 : 88-89)
IV.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Bola lampu merah, hijau, kuning, biru, ungu
Kabel penghubung
Biji kacang hijau
Kapas
Wadah tanam
Meteran untuk mengukur tinggi tanaman
Kotak kardus
Prosedur Penelitian
a) Rangkai masing-masing bola lampu sehingga terhubung dengan sumber listrik
sebagai sumber cahaya pada tanaman
b) Tanamlah biji kacang hijau di dalam wadah yang telah diberi kapas.
c) Masukkan wadah yang sudah ditanami dengan biji kacang hijau ke dalam kardus
yang telah diberi lubang udara, agar tidak masuk cahaya lain.
d) Hubungkan lampu dengan warna yang berbeda ke masing-masing kardus,
sehingga masing-masing tanaman di dalam kardus hanya mendapat 1 warna
cahaya saja
V.
PEMBAHASAN
Cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnet pada rentang cahaya tampak.
Memiliki energi, memiliki momentum, menjalar dengan frekuensi tertentu, tetapi tidak
bermassa. Hanya saja memiliki dua sifat sebagai gelombang dan partikel (materi), yang
mana sebagai partikel dikenal dengan pancaran foton.
Cahaya matahari adalah sumber energi dari semua mahluk hidup di bumi,
Radiasi matahari yang sampai kebumi hanya sebagaian kecil dari spektrum
elektromagnit. Panjang gelombang cahaya matahari yang sampai ke bumi berkisar
antara 310 sampai 2300 nm (1 nm = 0,0001 mikron) yang terdiri sinar ultraviolet – infra
merah. Dari sedikit radiasi matahari yang sampai ke bumi, ternyata terdapat suatu
pigmen klorofil pada tumbuhan yang mampu memanfaatkannya untuk kelangsungan
kehidupan di bumi ini.
Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 225 nm yang merupakan foton
berenergi tinggi serta berbahaya bagi banyak kehidupan, dihalangi oleh lapisan ozon
pada atmosfis paling atas. Sedang sinar dengan panjang gelombang 2500 nm ke atas
diserap oleh uap air dan CO2 di atmosfis. Sehingga sinar yang sampai ke bumi hanya
sebagian kecil saja yaitu beberapa spektrum mulai dari infra merah yang tidak terlihat
mata, merah, jingga, kuning, biru, nila, ungu, dengan pajang gelombang antara 750 –
400 nm, dan ultra ungu yang juga tidak dapat dilihat mata.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan dengan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga
menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih
banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang
gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi (Hanum, 2008).
Berdasarkan perlakuan yang telah dilakukan di atas, pemberian spektrum cahaya
warna merah merupakan perlakuan yang paling efektif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang hijau. Pada tanaman yang diberi cahaya warna merah,
tanaman tersebut memiliki batang yang paling kokoh jika dibandingkan dengan
tanaman yang diberi warna lainnya, batangnya tegak, tidak pucat, dan daunnya sangat
hijau. Sedangkan yang paling tidak efektif adalah warna ungu, pemberian cahaya warna
ungu mengakibatkan tumbuhan mengalami etiolasi (gangguan pertumbuhan), tumbuhan
akan terus bertambah tinggi, batangnya kurus, pucat, dan daunnya berwarna kuning
pucat. Tumbuhan memerlukan cahaya sebagai energi untuk tumbuh, ikarenakan
kekurangan cahaya tumbuhan yang mengalami etiolasi akan terus tumbuh tinggi untuk
mencari cahaya. Foton pada cahaya merah ialah foton yang memiliki energi paling
rendah jika dibandingkan dengan foton pada spektrum warna lainnya, namun pada
proses fotosintesis reaksi yang terjadi bukan dipengaruhi oleh seberapa besar energi
total yang dimiliki oleh spektrum warna cahaya tersebut, melainkan berapa banyak
jumlah foton yang diserap oleh pigmen (zat warna tumbuhan). Semakin banyak foton
yang diserap oleh pigmen, maka semakin efektif proses fotosintesis tersebut, hal ini
sesuai yang diungkapkan oleh Frank B Salisbury dan Cleon W Ross (1995:73).
“Fotosintesis dan reaksi fotokimia lainnya tidak bergantung pada energi total
cahaya, tapi pada jumlah foton atau kuanta yang diserap. Foton berenergi tinggi pada
spektrum biru mempunyai energi hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan foton pada
spektrum merah, tapi kedua foton itu mempunyai efek yang persis sama dalam
fotosintesis”.
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya
penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan
tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan
antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara,
permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma (Hanum, 2008).
Sel tumbuhan hijau, selain klorofil mengandung karotenoid. Molukel-molukel
ini juga merupakan pigmen, mempunyai warna yang berkisaran antara merah dan
kuning. Cahaya yang di serap paling kuat dibagian biru dan sprektum yang tampak.
Karatenoid acap kali merupakan pigmen dominan pada bunga dan buah (Sugiri, 1998).
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian jurnal yang telah dipaparkan di atas dan dari hasil penelitian yang
telah penulis lakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
a) Ada pengaruh pemberian spektrum warna merah, kuning, hijau, biru, dan ungu
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
b) Terdapat perbedaan tinggi batang, diameter batang, dan warna daun terhadap
pemberian spektrum warna pada masing-masing perlakuan.
c) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, spektrum warna merah adalah
yang paling efektif terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Daftar Pustaka
J.W. Kimbal. 1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta :Erlangga
Volk, W. 1988. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga.
Sulistyowati & Uut. 2010. Biologi. PT. Temprina Media Grafika: Nganjuk.
Latunra & A. Ilham, 2011. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan
II. Universitas Hasanuddin Press, Makassar
Akin & Hasri. 2006. Virologi Tumbuhan. Yogyakarta
Kanisius. Pengaruh Warna Cahaya Tambahan Terhadap Pertumbuhan Dan
Pembungaan Tiga Varietas Tanaman Krisan (Chrysanthemum Morifolium) Potong.
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Jurnal tidak diterbitkan (online),
diakses 1 desember 2014.
Handoko, et al. 2008.Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak terhadap Laju
Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla Vercillata.Universitas Nusantara PGRI Kediri
FISIOLOGI TANAMAN
ACARA III : PENGARUH GELOMBANG PADA TANAMAN
Nama : Dwi Ardan Kusnadi
NIM / Kelas : 17.05.006 / 1A
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D IV
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH GELOMBANG CAHAYA
PADA TANAMAN KEDELAI
I.
TUJUAN
1. Mengetahui terjadinya peristiwa pengaruh gelombang cahaya pada tanaman
2. Menjelaskan perbedaan warna gelombang pada tanaman
II.
PENDAHULUAN
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan alga,
dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga sebagian besar menghasilkan oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Fotosintesis juga merupakan salah satu cara asimilasi karbon,
karena dalam fotosintesis karbon bebas dari (CO2) diikat (difiksasi) menjadi gula
sebagai molekul penyimpan energi.
Energi foton yang digunakan untuk menggerakkan elektron melawanan gradient
panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara
termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan
O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah
keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhan untuk menjalankan
fungsinya dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari berasal dari cahaya putih yang
diuraikan menjadi bagian-bagian warna karena panjang gelombang cahaya yang
berbeda-beda untuk setiap warna. Warna- warna tesebut adalah merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila dan ungu.
Pada umumnya cahaya yang diperlukan oleh setiap jenis tanaman berbeda-beda
tergantung pada sifat fisiologi dan morfologi tanaman tersebut. Setiap tanaman atau
jenis pohon mempunyai karakteristik yang berbeda-beda terhadap penangkapan cahaya
matahari. Beberapa tanaman yang tumbuh baik di tempat terbuka, sebaliknya ada
beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada tempat teduh/bernaungan. Ada
pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode
hidupnya (Sudomo, 2009).
Menurut Ferry (2009), intensitas cahaya yang semakin makin tinggi juga akan
meningkatkan daya serap akar pada tanaman. Tanaman yang lebih tahan terhadap
naungan adalah tanaman yang mempunyai titik kompensasi cahaya yang rendah. Titik
kompensasi cahaya adalah titik di mana intensitas cahaya tidak lagi dapat meningkatkan
laju fotosintesa, karena tanaman telah jenuh cahaya. Cahaya memiliki sifat gelombang
(wave nature) dan sifat partikel (particle nature). Cahaya yang mencakup bagian dari
energi cahaya matahari dengan panjang gelombang antara 390 - 760 nm, cahaya
tersebut tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan porsi kecil dari kisaran
spektrum elektromagnetik (Lakitan, 2014).
Cahaya
menghasilkan
matahari
memiliki
sifat polikromatik
bila
dibiaskan
akan
cahaya-cahaya monokromatik. Cahaya-cahaya monokromatik inilah
yang ditangkap oleh klorofil dan digunakan dalam proses fotosintesis (Loveless, 1991).
Cahaya (Spektrum optic, atau spektrum terlihat atau spektrum tampak) adalah
bagian dari spectrum elektromagnet yang tampak oleh mata manusia. Radiasi
elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut sebagai cahaya tampak
atau cahaya saja. Tidak ada batasan yang tepat dari spektrum optik; mata normal
manusia akan dapat menerima panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm, meskipun
beberapa orang dapat menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm. Mata
yang telah beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di
sekitar 555 nm, di wilayah kuning dari spektrum optik. (Erviani, 2012).
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral
jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer Bumi
sebagian besar tanpa dikurangi (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari
cahaya merah, salah satu alasan mengapai langit berwarna biru). Radiasi
elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisi
lainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer. Meskipun spektrum optik adalah
spektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas antara satu warna dengan
warna lainnya, tabel berikut memberikan batas kira-kira untuk warna-warna spektrum :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Ungu, 380–450 nm
Biru, 450–495 nm
Hijau, 495–570 nm
Kuning, 570–590 nm
Jingga, 590–620 nm
Merah, 620–750 nm (Erviani, 2012 : 88-89)
IV.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Bola lampu merah, hijau, kuning, biru, ungu
Kabel penghubung
Biji kacang hijau
Kapas
Wadah tanam
Meteran untuk mengukur tinggi tanaman
Kotak kardus
Prosedur Penelitian
a) Rangkai masing-masing bola lampu sehingga terhubung dengan sumber listrik
sebagai sumber cahaya pada tanaman
b) Tanamlah biji kacang hijau di dalam wadah yang telah diberi kapas.
c) Masukkan wadah yang sudah ditanami dengan biji kacang hijau ke dalam kardus
yang telah diberi lubang udara, agar tidak masuk cahaya lain.
d) Hubungkan lampu dengan warna yang berbeda ke masing-masing kardus,
sehingga masing-masing tanaman di dalam kardus hanya mendapat 1 warna
cahaya saja
V.
PEMBAHASAN
Cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnet pada rentang cahaya tampak.
Memiliki energi, memiliki momentum, menjalar dengan frekuensi tertentu, tetapi tidak
bermassa. Hanya saja memiliki dua sifat sebagai gelombang dan partikel (materi), yang
mana sebagai partikel dikenal dengan pancaran foton.
Cahaya matahari adalah sumber energi dari semua mahluk hidup di bumi,
Radiasi matahari yang sampai kebumi hanya sebagaian kecil dari spektrum
elektromagnit. Panjang gelombang cahaya matahari yang sampai ke bumi berkisar
antara 310 sampai 2300 nm (1 nm = 0,0001 mikron) yang terdiri sinar ultraviolet – infra
merah. Dari sedikit radiasi matahari yang sampai ke bumi, ternyata terdapat suatu
pigmen klorofil pada tumbuhan yang mampu memanfaatkannya untuk kelangsungan
kehidupan di bumi ini.
Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 225 nm yang merupakan foton
berenergi tinggi serta berbahaya bagi banyak kehidupan, dihalangi oleh lapisan ozon
pada atmosfis paling atas. Sedang sinar dengan panjang gelombang 2500 nm ke atas
diserap oleh uap air dan CO2 di atmosfis. Sehingga sinar yang sampai ke bumi hanya
sebagian kecil saja yaitu beberapa spektrum mulai dari infra merah yang tidak terlihat
mata, merah, jingga, kuning, biru, nila, ungu, dengan pajang gelombang antara 750 –
400 nm, dan ultra ungu yang juga tidak dapat dilihat mata.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan dengan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga
menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih
banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang
gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi (Hanum, 2008).
Berdasarkan perlakuan yang telah dilakukan di atas, pemberian spektrum cahaya
warna merah merupakan perlakuan yang paling efektif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang hijau. Pada tanaman yang diberi cahaya warna merah,
tanaman tersebut memiliki batang yang paling kokoh jika dibandingkan dengan
tanaman yang diberi warna lainnya, batangnya tegak, tidak pucat, dan daunnya sangat
hijau. Sedangkan yang paling tidak efektif adalah warna ungu, pemberian cahaya warna
ungu mengakibatkan tumbuhan mengalami etiolasi (gangguan pertumbuhan), tumbuhan
akan terus bertambah tinggi, batangnya kurus, pucat, dan daunnya berwarna kuning
pucat. Tumbuhan memerlukan cahaya sebagai energi untuk tumbuh, ikarenakan
kekurangan cahaya tumbuhan yang mengalami etiolasi akan terus tumbuh tinggi untuk
mencari cahaya. Foton pada cahaya merah ialah foton yang memiliki energi paling
rendah jika dibandingkan dengan foton pada spektrum warna lainnya, namun pada
proses fotosintesis reaksi yang terjadi bukan dipengaruhi oleh seberapa besar energi
total yang dimiliki oleh spektrum warna cahaya tersebut, melainkan berapa banyak
jumlah foton yang diserap oleh pigmen (zat warna tumbuhan). Semakin banyak foton
yang diserap oleh pigmen, maka semakin efektif proses fotosintesis tersebut, hal ini
sesuai yang diungkapkan oleh Frank B Salisbury dan Cleon W Ross (1995:73).
“Fotosintesis dan reaksi fotokimia lainnya tidak bergantung pada energi total
cahaya, tapi pada jumlah foton atau kuanta yang diserap. Foton berenergi tinggi pada
spektrum biru mempunyai energi hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan foton pada
spektrum merah, tapi kedua foton itu mempunyai efek yang persis sama dalam
fotosintesis”.
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya
penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan
tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan
antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara,
permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma (Hanum, 2008).
Sel tumbuhan hijau, selain klorofil mengandung karotenoid. Molukel-molukel
ini juga merupakan pigmen, mempunyai warna yang berkisaran antara merah dan
kuning. Cahaya yang di serap paling kuat dibagian biru dan sprektum yang tampak.
Karatenoid acap kali merupakan pigmen dominan pada bunga dan buah (Sugiri, 1998).
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian jurnal yang telah dipaparkan di atas dan dari hasil penelitian yang
telah penulis lakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
a) Ada pengaruh pemberian spektrum warna merah, kuning, hijau, biru, dan ungu
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
b) Terdapat perbedaan tinggi batang, diameter batang, dan warna daun terhadap
pemberian spektrum warna pada masing-masing perlakuan.
c) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, spektrum warna merah adalah
yang paling efektif terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Daftar Pustaka
J.W. Kimbal. 1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta :Erlangga
Volk, W. 1988. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga.
Sulistyowati & Uut. 2010. Biologi. PT. Temprina Media Grafika: Nganjuk.
Latunra & A. Ilham, 2011. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan
II. Universitas Hasanuddin Press, Makassar
Akin & Hasri. 2006. Virologi Tumbuhan. Yogyakarta
Kanisius. Pengaruh Warna Cahaya Tambahan Terhadap Pertumbuhan Dan
Pembungaan Tiga Varietas Tanaman Krisan (Chrysanthemum Morifolium) Potong.
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Jurnal tidak diterbitkan (online),
diakses 1 desember 2014.
Handoko, et al. 2008.Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak terhadap Laju
Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla Vercillata.Universitas Nusantara PGRI Kediri