TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA KDRT

ISSN : 2o88'429x

\zol- 3 No- 1 - 1\{ei2013

fallopian tube

utrrur

**lorni
bladder
pubie brne

g.rp*t

urBthra
urgina

,NEONATUS,
(JURNAL ILMiAH STlKes BHAKTI PERTIWI INDOENSIA)
ahun


Penasehat

: Hj. Ella Nurlelawati, S.Si.T, SKM, M'Kes

Penanggung Jawab

: Rosmiati, S.Si.T, SKM, M.Kes

lgian
cara

Ketua Dewan Editor

:

Dewan Editor

: Hj. Maimunah, SST, SKM, M.Kes

Al-Bahra, S.Kom, M.Kom


litian

lgan
r kali

Hj.Lilik Susilowati, SKM, M.Kes
Yayah Komariah, S.SIT, M'Kes

/ang

Marini Madiastuti, S,Si.T, M'P.H

olah

Sri Hayuningsih, SKM, M.K.M

ryak

Pemimpin Redaksi


: Vivi Silawati, SKM, M.KM

dan

Redaksi Pelaksana

: KhairilWalid Nasution, SKM

llmu

lpah Syarifah.K, SKM

'nya

Widi Sagita, SST, M.Kes

dan

Dewi Sartika Br. Sembiring, S'Si.T

Tupur Tanuadike, SST, M.Kes
lndah Yuliani, SKM, M.Kes

Tata Usaha

: lka Puspasari, S.Si.T

Penerbit

: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada

asih

lian

)f3

Masyarakat (LP3M) STlKes Bhakti Pertiwi Indonesia

Alamat Redaksi


:Jl.JagakarsaRayaNo'3TJagakarsa'JakartaSelatan
Telepon: (021)78834853; Fax: (021) 7270840
Website : www.stikesbhaktipertiwi.ac'id
E-Mail : stikesbPi@Yahoo.com

rksi

Vol.3

No.l-

Mei 2013

NEONATUS

ISSN : ?ABB-429X

DAFTAR ISI
1.


Gambaran
lbu Bersatin Dengan Ekstraksi Vakum
Di
RSrA cinta ^r:?Ir:l{ik.
Kasih periode Gnur; Desember
r cr lur 2011
- vveE'| r *JEr Tahun
widi

sagita

2'

1-10

Asuhan Kepe.awatan pada Krien
Dengan c/osed Fracture Femur
Dextra posf onrDi Lantai r rrna
c

Rd;.q_;h""*JiGedung prof.
Dr' H' Soerarto Rumah sa*ii
umJmr, pusat
qeql IFatmawatiJakarta
strrr€rwdrl
sri

Hayunigsih

3'

fi42

Anarisa Terhadap_penyebab
Kejadian Anemia pada rbu Hamir
Di
Puskesmas Wanasari kecamata'n
ciuitrng
Bekasi


Kri;p#,

4'

Analisa Terhadap Pengetahuan
tbu
Bersih Dan Aman D Kerurahar Hamil rentang Fersalinan
Mekarbakti--'tiitayan Kerja
Puskesmas Mekarbarti xanupat*
frrg"r*gi;i.,r,
ior r
Marini Madiastuti

4T-62

5'

Asuhan Keperawatan pada
Tn.R dengan rsorasi sosiar di ruang
Nuri Rumah Sakit.liwa Dr.

Sounurto,-Heerdjan \rcr\d*a
'|vvr.,Jqll Jakarta
rndah yuriani

6.

Faktor-Faktor yang B_erhubungan
Dengan Pengetahuan lbu Nifas
Tentang perawata-n p"vrJurr' oi
Rumah Bersalin Bidan Noviati
Rusadi Kota Bekasi_Jawa A;rrt
ianun

6g_17

ZOt

7.

8.


t

78-87
Analisa Terhadap Karakteristik
rbu Bersarin Dengan Ekramsia
Di
RS. PGt Cikini
Hj. Tetin Rismayanti

Tindak Kekerasan
Rumah, Tangga (KDRT) ,r;t;t'
Pencegahan Dan perriMungrn"'ilr*r,
"O*,r,
Korban (Berdasarkan

tLfrh +l.liB
vv '
iliflifi'#sii"
Nurlaila

Suci Rahayu Rais

; ;;o; i;ffi ; ill

p,

gn

"

=,

;

97_112

lll

Vol.3 No.1- Mei 2013

rssN :2088-4?9X

NEONATUs

TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
(KDRT), UPAYA PENCEGAHAN DAN
PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN
(Berdasarkan u

ndans-y#:::I;Hri#:n1]:3i

Penshapusan

J"ntans
Nurlaila Suci Rahayu Rais

"

ABSTRAK
Keluarga yang harmonis, bahagia dan saling mencintai, meniadi dambaan
sefr'ap insan, namun pada kenyataannya banyak keluarga yang inerasa tidak
nyaman, tertekan dan sedih karena teriadi kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), baik kekerasan yang bersifat fisik, psikologis, seksual emosional,
maupun penelantaran. Adapun metodologi penulisan ini didasarkan afas
pengaturan dalam UU. No. 23/2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (UU-PKDRT) dikaitkan dengan hasil penelitian di lapangan.
Adapun hasil pe:nelitian menunjukkan bahwa KDRT dapat disebabkan oleh faktor
ekonomi, faktor komunikasi dan kepercayaan; faktor perselingkuhan; faktor
perilaku; faktor keyakinan bahwa KDRT adalah masalah intern keluarga sehingga
tabu dibicarakan apalagi dilaporkan kepada yang berwajib; dan faktor pendidikan,
menjadi kunci kemandirian perempuatt. Adapun upaya penanggulangan KDRT
menjadi tanggung jawab bersama oleh pihak kepolisian, pemerintah dan
masyarakat yaitu upaya yang bersifat preventif dan upaya represif, serta upaya
perlindungan hukum bagi korban KDRT. Bahwa hal-hal yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yaitu lewat
jalur hukum mengacu pada UU-PKDRT dan lewat jalur non hukum melalui mediasi
keluarga.
Kata Kunci : Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Perlindungan hukum, UU-PKDRT.

ABSTRACT
Happy Family, harmony and love each other, is the desire of each human
being, but in reatity many famities who feel uncomfortable, depressed and sad due
ta domestic violence, both physical violence, psychological, se;xual, emotional, or
neglect. The methodology of this paper rs based on the regulation of the Act. No.
X/2A04 on the Elimination of Domestic Violence (UU-PKDRI) assocr,ated with the
field research. The'results of the research showed that domestic violence can be
caused by many factors such as economy, communication and trust; infidelity;
behavior; belief that domestic violence is an internal family matter so it should not
be drscussed or even reported to the authorities or police, and education factor
ptays an impori role to women's indepsnflsnce. As for the efforts to prevent of
domestic violence is a shared responsibility by the police, the government and the
public such as preventive and repressive efforts, as well as the efforts of legal
protection for victims of domestic violence. There are two ways that should be
done to prevent of domestic violence is through legal actions refers to the LawPKDRT and non-legalthrough family mediation.
Keywords: Domestic Violence, Legal Protection, Law-PKDRT.
Tindok Kekeroson Dolom Rumoh Tonggo (KDRT), Upoyo Pencegohon don ,........ 97
Dro. Nurloilq Suci Rohoyu Rois, MM, MH Dosen STMIK Rohorja, Tongerong

*

Vol.3 No.1 - Mei 2013

NEONATUS

rsSN : ?O88-429X

A. PENDAHULUAN
Kekerasan telah menjadi fenomena sosial yang terjadi dimana-mana,
baik dalam masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Bahkan, kekerasan
terhadap sesama manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu,
yang terjadi bukan saja dalam ruang publik, tetapi juga terjadi dalam ruang
domestik (rumah tangga). Dari berbagai kekerasan yang terjadi, ternyata yang
paling menonjol saat ini adalah kekerasan dalam rumah tangga (domestic
violence), yang dapat digolongkan kepada tindakan kejahatan seperti
pemukulan dan serangan fisik dalam rumah tangga.
Sebagaimana akhlr-akhir ini, banyak terdengar berbagai berita tentang
kekerasan dalam rumah tangga di berbagai media masa. Kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) adalah kekerasan yang dilakukan di dalam rumah
tangga, korbannya tidak hanya dari kalangan perempuan atau isteri saja tapi
bisa terjadi pada suami, bahkan juga dialami oleh anak-anak. Kekerasan dalam
rumah tangga dapat terjadi dalam bentuk fisik seperti pemukulan, kekerasan
seksual dan perkosaan terhadap anak perempuan serta eksploitasl. Meskipun
demikian, pada kenyataannya sebagian besar KDRT dilakukan oleh suami
terhadap isterinya yang secara fisik memang jauh lebih lemah.
Tidak jarang, kita menyaksikan KDRT di lingkungan kita, dan melihat
fenomena yang demikian mengerikan, ironisnya kita tidak bisa berbuat apaapa, dengan alasan klasik, itu menjadi urusan pribadi keluarga, dimana orang
lain tidak dapat ikut campur dalam masalah rumah tangga seseorang. Oleh
karena itu, agar dapat menghindari tindakan kekerasan atau setidak-tidaknya
meminimalisir kejadian, kita perlu memahami betul tentang llngkup KDRT itu
sendiri.
Secara umum kasus KDRT
lndonesia masih tinggi, bahkan
cenderung mengalami peningkatan. Tingginya kasus KDRT ditengarai karena
masih lemahnya posisi perempuan dan juga taraf pendidikannya yang masih
rendah. Dengan kata lain, kekerasan dalam rumah tangga terjadi karena isteri
tidak bersikap independen dan terlalu bergantung kepada suami, akibatnya
mereka jarang melaporkan apabila ada tindak kekerasan di dalam rumah
tangganya. Padahal dengan kemandirian kaum perempuan dalam berbagai
aspek kehidupan, diharapkan angka KDRT terhadap perempuan dapat ditekan.
Perempuan yang berdaya (woman in power) akan menimbulkan rasa percaya
diri dan
tentunya akan menaikkan harga dirinya, sehingga bisa
menghindarkan dirinya dari tindak kekerasan.
Apabila kita menelaah Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan disebutkan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Penjelasan Umum UU No. 111974 tujuan
perkawinan yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu
suami isteri perlu saling membantu dan melengkapi, agar masing-masing
dapat mengembangkan kepribadiannya membantu
mencapai
kesejahteraan spritull dan material. Kemudian dalam Pasal 33 UU No. 1/1974
Tentang Perkawinan dapat kita lihat dengan adanya yang menentukan hak dan
kewajiban suami isteri, yaitu'wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia
dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.

di

ini

dan

Tindok Kekeroson Dolom Rumoh Tonggo (KDRT), Upayo Pencegohan dan ......... 98
Dro. Nurloilo Suci Rohoyu Rois, MM, MH Dosen STMIK Rohorjo, Tongerang

*

Vol.3 No.1 - Mei 2013

NEONATUS

I55N :2088-429X

Dari pasal-pasal di atas dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya dalam
rumah tangga tidak diperbolehkan adanya kekerasan, khususnya kekerasan
oleh suami terhadap isterinya. Masyarakat lndonesia memandang suatu
Lembaga Perkawinan sebagai lembaga yang sakral, yang seyogyanya melalui
perkawinan diharapkan dapat menciptakan suatu kehidupan rumah tangga
yang harmonis, penuh kebahagiaan cinta kasih. Oleh karena keluarga
seharusnya merupakan tempat tinggal yang memberi keteduhan, ketenangan,
aman dan tenteram bagi suami isteri beserta anak-anak maupun anggota
keluarga lainnya. Sehingga, keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang
bahagia, tenteram, dan damai merupakan dambaan setiap orang dalam
berumah tangga. Dengan kata lain, bahwa setiap keluarga pastinya
menghendaki dapat membangun keluarga bahagia yang harmonis atau dalam
istilah islami disebut keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Perikatan yang terjadi antara seorang pria dan seorang wanita yang
disahkan oleh suatu lembaga perkawinan, akan memberikan suatu hak dan
kewajiban yang seimbang antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri. Suami dan istri memikul kewajiban dan tanggung jawab untuk
menegakkan suatu rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan
suatu masyarakat. Hak dan kedudukan suami istri adalah seimbang. Artinya,
hak dan kedudukan lsteri sama dengan hak kedudukan suami dalam
kehidupan rumah tangga.
Untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang
bahagia, tentram, dan damai, sangat tergantung pada individu dalam lingkup
rumah tangga, terutama kadar kualitas perilaku dan pengendalian diri setiap
orang dalam lingkup rumah tangganya. Oleh karena dalam menjalani
kehidupan berumah tangga sudah pasti akan banyak menemui persoalanpersoalan keluarga yang dapat mengurangi keharmonisan dan ketentraman
hidup suami isteri. Permasalahan-permasalahan rumah tangga dari hal-hal
yang sangat kecil/sepele sampai ke persoalan yang sulit dicari solusinya,
kesemuanya seringkali bermuara kearah percecokkan dan perselisihan
pendapat yang pada akhirnya akan dapat memicu terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga. Apalagi apabila permasalahan keluarga mulai diwarnai dengan
adanya perselingkuhan, seringkali berakibat terjadi kekerasan yang di alami
oleh isteri yang dilakukan oleh suaminya.
Berkaitan dengan tlndak kekerasan, semestinya hal itu tidak akan terjadi
apabila kedua pasangan saling memegang komitmen, oleh karena ikatan lahir
batin antara seorang pria dan seorang wanita dapat berupa suatu pertalian jiwa
yang terjalin karena adanya kemauan yang sama dan iklas antara seorang pria
dan seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri.
Kekerasan apapun bentuknya, sering berdampak sangat
menghancurkan, bukan saja bagi orang-orang terdekatnya. Dampak yang
nyata terlihat adalah dampak fisik, seperti luka atau lebam. Bahkan mungkin
juga dapat menyebabkan kematian. Luka fisik mungkin akan cepat hilang,
namun yang mengkhawatirkan justru dampak psikologis bisa sangat besar,
yang akan terbawa pada kehidupan selanjutnya, karena dapat mempengaruhi
bidang-bidang kehidupan lainnya, seperti kehidupan dalam bermasyarakat,
kehidupan dalam mencari nafkah dan lain sebagainya.
Tindqk Kekeroson Dolom Rumoh Tanggo (KDRT), Upoyo Pencegohon don ......... 99
Dro. Nurloilo Suci Rohoyu Rqis, MM, MH Dosen STMIK Rohorjo, Tangerong

*

VOI.J I\O.I

-

M.EI ZULS

NtrUNA I U5

I \\Nt

lt

a*--

Walaupun kekerasan dalam rumah tangga sudah sering kali te'.::
diberbagai kalangan, baik kalangan bawah, menengah maupun kalangan a:as
dan bahkan sudah ada payung hukumnya yaitu UU-PKDRT, dalam praktekr:; a
tidak banyak orang yang mau membukanya. Sikap tertutupnya korban KDRT
ini berarti akan menutup celah-celah dalam mencari keadilan atau setida