AKTIVITAS BELAJAR MENTAL DAN EMOSIONAL MAHASISWA MELALUI STRATEGI QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH PEMBUATAN BAHAN AJAR PAI DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UM PONTIANAK

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

AKTIVITAS BELAJAR MENTAL DAN EMOSIONAL MAHASISWA
MELALUI STRATEGI QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH PEMBUATAN
BAHAN AJAR PAI DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UM PONTIANAK
Oleh
WAHDAH
Dosen PAI FAI UM Pontianak
ABSTRAK
Artikel ilmiah ini seacara khusus bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan tentang peningkatan aktivitas belajar mental dan emosional mahasiswa
dengan menerapkan Strategi Quiz Team pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI
di Fakultas Agama Islam UM Pontianak Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan classroom action research. Model PTK yang digunakan yaitu model
penelitian tindakan Kurt Lewin yang terdiri dari: Perencanaan (planning), Tindakan
(acting), Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting) yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Penelitian ini dilakukan di fakultas Agama Islam UM Pontianak. Waktu
penelitian mulai bulan Pebruari - Mei 2016. Teknik pengumpul data yang digunakan
yaitu Observasi dan Dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Terdapat Peningkatan
Aktivitas Belajar Mental dan Emosional Mahasiswa melalui Penerapan Strategi Quiz
Team pada Mata Kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM
Pontianak, yakni siklus 1 mencapai 77,78% atau pada kategori Tinggi/Baik dan
pada siklus 2 mencapai 88,89% tergolong pada kategori Sangat Tinggi/Sangat Baik.
Oleh karena itu disarankan keapda dosen menggunakan strategi dan metode yang
bervariasi dalam menyampaikan materi perkuliahan salah satunya adalah strategi
Quiz Team.
Kata Kunci: Strategi Quiz Team dan Aktivitas Belajar Mental dan Emosional
inovatif yang memiliki komitmen
kebangsaan dan kemanusiaan yang kuat
yang mampu mengangkat harkat dan
martabat bangsa dalam pergaulan dunia.
Oleh karena ini perlu ada terobosan
baru dalam bidang pendidikan dan
pengajaran karena jika tidak, maka
posisi bangsa ini nantinya akan semakin
terpinggirkan di tengah menguatnya
ekspansi kekuatan asing dan globalisme
informasi,

ekonomi
dan
ilmu
pengetahuan. Hal ini merupakan salah
satu tugas Fakultas Pendidikan untuk
memecahkannya. Sebagaimana yang
diungkapkan Mel Silberman (2009:xvii)

A. Pendahuluan
Menyongsong
Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) dimana
persaingan bukan hanya tingkat
nasional tetapi sudah pada level
internasional. Dalam kompetisi global
ini,
sekalipun
sebuah
negara
mempunyai

sumber
alam
yang
melimpah, jika tidak didukung oleh
sumber daya manusia (SDM) yang kuat,
maka negara tersebut akan kalah
bersaing. Maka tugas pendidik adalah
bagaimana
menjadikan
peserta
didik/mahasiswa menjadi putra putri
bangsa yang berkualitas, kreatif,
1

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

Dengan
pembelajaran
konvensional yang terjadi selama

pembelajaran IPS di kelompok kontrol.
Kegiatan
pembelajaran
dilakukan
dengan cara menyampaikan sejumlah
materi kepada siswa yang diselingi
dengan sedikit diskusi kemudian diikuti
dengan pemberian tugas. Dengan
pembelajaran seperti ini, siswa tidak
mempunyai
kesempatan
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir,
kesempatan untuk bekerjasama dengan
teman sebaya, serta memecahkan
masalah yang ditemui. Pembelajaran
seperti ini, membuat siswa merasa
bosan dan jenuh sehingga sulit untuk
memahami materi pelajaran.
Ini

menunjukkan
bahwa
sebaiknya
dosen
menghindari
penggunaan strategi konvensional dan
mulai
beralih
kepada
strategi
pembalajaran aktif dalam rangka
meningkatkan aktivitas mahasiswa.
Dalam
proses
pembelajaran,
aktivitas mahasiswa sangatlah penting.
Ramayulis (2002:35) mengemukakan
bahwa jika anak aktif dalam proses
pembelajaran,
anak

akan
lebih
bertanggung
jawab
dan
berani
mengambil
keputusan
sehingga
pengertian mengenai suatu persoalan
benar-benar mereka pahami dengan
baik. Ini dapat peneliti pahami bahwa
dengan melakukan aktivitas belajar
maka mahasiswa dapat lebih memahami
materi yang dipelajari.
Aktivitas
mahasiswa
harus
diciptakan oleh dosen sebagai pengelola
proses pembelajaran. Salah satu strategi

pembelajaran aktif (aktive learning)
yang dapat dijadikan alternatif pilihan
oleh dosen dalam rangka meningkatkan
aktivitas belajar mahasiswa adalah
Strategi Quiz Team. Berhubung
penelitian ini merupakan penelitian
lanjutan, maka pada penelitan ini,
peneliti ingin melihat aktivitas belajar

bahwa: “salah satu yang menjadi
agenda pokok yang harus dipecahkan
oleh fakultas pendidikan, bagaimana
mencetak
guru-guru
yang
bisa
mengubah kelas menjadi suasana
kompetitif, aktif dan menggembirakan”.
Untuk itu maka dalam rangka
menimbulkan kebermaknaan belajar

bagi siswa/mahasiswa dan dalam rangka
membuat mahasiswa menjadi aktif
dalam proses pembelajaran, maka perlu
ada perubahan paradigma mengajar dari
berpusat pada guru/dosen berubah
menjadi berpusat pada siswa/mahasiswa
atau yang dikenal dengan sebutan
strategi pembelajaran aktif.
Berdasarkan penelitian
yang
pernah dilakukan oleh Wahdah (2014)
dengan judul “motivasi mahasiswa di
semester IV FAI UM Pontianak tahun
akademik 2013/2014”, ditemukan hasil
bahwa salah satu faktor yang
menentukan motivasi mahasiswa dalam
belajar adalah faktor dari dosen
khususnya berkaitan dengan strategi
mengajar dosen. Sehingga pada
peneltian tersebut disarankan dosen

menggunakan strategi, metode dan
media
yang
bervariasi
dalam
menyampaikan materi perkuliahan
khususnya menggunakan strategi active
learning. Akan tetapi berdasarkan
instrumen penilaian mahasiswa PAI
terhadap dosen yang dilakukan akhir
semester Genap 2014/2015, peneliti
menemukan masih ada dosen yang
belum
menggunakan
strategi
pembelajaran aktif. Ini berarti ada
beberapa
dosen
yang
masih

menggunakan strategi pembelajaran
konvensional yang berpusat pada dosen
(teacher centre) bukan berpusat pada
mahasiswa. Ni Putu Sukma Srijayanti, I
Gede Meter dan I Wayan Darsana
(2014) dalam hasil penelitiannya
mengemukakan bahwa

2

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

akan membuat belajar lebih efektif
sebagaimana Dryden dan Voss (2000)
mengemukakan bahwa
Belajar akan efektif jika suasana
pembelajarannya
menyenangkan.
Seseorang

yang
secara
aktif
mengkonstruksi
pengetahuannya
memerlukan dukungan suasana dan
fasilitas belajar yang maksimal. Suasana
menyenangkan dan tidak diikuti suasana
tegang
sangat
baik
untuk
membangkitkan motivasi untuk belajar.
Karena strategi ini membuat suasana
menjadi menyenangkan akan membuat
mahasiswa mengikuti pembelajaran
dengan aktif.
Selanjutnya Dalvi (2006) dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa
strategi Quiz Team dapat meningkatkan
prestasi belajar dan keaktifan siswa
dapat meningkat dengan penggunaan
strategi pembelajaran aktif Quiz Team.
Nurhaniza, Islamias dan Rini
(2006) dalam sebuah penelitian
menyimpulkan
bahwa
Penerapan
strategi pembelajaran Quiz Team dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
pada pokok bahasan hidrokarbon di
kelas X di SMAN 1 Salo Kabupaten
Kampar. Peningkatan prestasi belajar
siswa kelas eksperimen pada pokok
bahasan hidrokarbon dengan penerapan
Strategi pembelajaran Quiz Team terjadi
karena adanya pengaruh keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan
beberapa
hasil
penelitian di atas, maka peneliti dapat
simpulkan bahwa strategi Quiz Team ini
dapat dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan
aktivitas
belajar
mahasiswa. Namun setiap strategi sudah
pasti
memiliki
kelebihan
dan
kelemahan. Kelebihan dan Kelemahan
Model Pembelajaran Aktif strategi Quiz
Team menurut Stevania Wita dan Aman
(2013) adalah pembelajaran menjadi
menyenangkan, siswa lebih aktif,

mahasiswa namun pada ranah yang
berbeda yaitu memfokuskan pada
Mental Activities dan Emitional
Activities. Peneliti ingin membuktikan
Apakah nantinya strategi Quiz Team
juga tepat meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa khususnya aktivitas
mental dan emosional pada mata kuliah
Pembuatan Bahan Ajar PAI.
Berdasarkan latar belakang yang
dikemukakan di atas, maka dapat
peneliti rumuskan masalah umum dalam
penelitian ini yaitu apakah terdapat
peningkatan aktivitas belajar mental dan
emosional
mahasiswa
dengan
menerapkan Strategi Quiz Team pada
mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI
di Fakultas Agama Islam UM
Pontianak. Dari masalah umum tersebut
dapat peneliti rumusan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi Quiz Team
dalam meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa pada mata
kuliah Pembuatan Bahan Ajar
PAI di Fakultas Agama Islam UM
Pontianak?
2. Apakah
melalui
penerapan
strategi
Quiz
Team
dapat
meningkatkan aktivitas belajar
mental dan emosional mahasiswa
pada mata kuliah Pembuatan
Bahan Ajar PAI di Fakultas
Agama Islam UM Pontianak?
Dalam
sebuah
penelitian
Maisaroh (2010) menyimpulkan bahwa
Penerapan
pembelajaran
Active
Learning Quiz Team telah mampu
meningkatkan kemampuan tanggung
jawab peserta didik terhadap apa yang
mereka pelajari melalui cara yang
menyenangkan dan tidak menakutkan.
Pembelajaran yang dilaksanakan
dalam kondisi yang menyenangkan

3

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

1. Pilihlah
topik
yang
dapat
sampaikan dalam tiga segmen
2. Bagilah peserta didik menjadi 3
kelompok A, B dan C
3. Sampaikan kepada perserta didik
format pembelajaran yang anda
sampaikan
kemudian
mulai
presentasi.
Batasi
persentasi
maksimal 10 menit.
4. Setelah presentasi minta tim a
untuk menyiapkan pertanyaan
berkaitan dengan materi yang
baru saja disampaikan. Kelompok
b dan c menggunakan waktu
untuk melihat lagi catatan meraka.
5. Mintalah kelompok a untuk
memberikan pertanyaan kepada
kelompok b, jika tim b tidak dapat
menjawab, lempar pertanyaan
pada kelompok c.
6. Kelompok
a
memberikan
pertanyaan kepada kelompok c
jika kelompok c tidak bisa
menjawab, lemparkan kepada
kelompok b.
7. Jika tanya jawab ini selesai,
lanjutkan perkuliahan kedua,
tunjuk kelompok b untuk menjadi
kelompok penanya. Lakukan
seperti proses untuk kelompok a.
8. Setelah kelompok b selesai
dengan pertanyaannya, lanjutkan
perkuliahan ketiga, dan kemudian
tunjuk kelompok c sebagai
penanya.
9. Akhiri
perkuliahan
dengan
menyimpulkan tanya jawab dan
jelaskan
sekiranya
ada
pemahaman peserta didik yang
keliru.
Menurut Winkel (2014:59) belajar
adalah suatu aktivitas mental/psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan
sejumlah
perubahan
dalam
pengetahuan, keterampilan, dan nilai
sikap. Perubahan ini bersifat secara

antusias serta termotivasi untuk belajar,
mempermudah siswa memahami materi
pelajaran, melatih siswa berbicara dan
mengemukakan pendapatnya, serta
prestasi belajar siswa meningkat.
Kelemahan penerapan strategi Team
Quiz adalah kurang tepat diterapkan
pada kelas yang jumlah siswanya
banyak, dari segi waktu guru harus
dapat membagi waktu dengan baik agar
tidak terlalu memakan waktu.
Prosedur pelaksanaan strategi
Quiz Team menurut Mel Silberman
(2009:163) mengemukakan bahwa:
1. Pilihlah
topik
yang
dapat
dipresentasikan dalam tiga bagian
2. Bagilah peserta didik/mahasiswa
menjadi 3 tim
3. Jelaskan bentuk sesinya dan
mulailah
presentasi.
Batasi
persentasi sampai 10 menit atau
kurang.
4. Minta tim a menyiapkan kuis
yang berjawaban singkat. Kuis ini
tidak memakan waktu lebih dari 5
menit untuk persiapan. Tim b dan
c memanfaatkan waktu untuk
meninjau catatan meraka.
5. Tim a menguji anggota tim b, jika
tim b tidak menjawab, tim c diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
6. Tim a melanjutkan pertanyaan ke
pertanyaan selanjutnya kepada
anggota tim c dan ulang
prosesnya.
7. Ketika kuis selesai, lanjutkan
dengan bagian kedua pelajaran
anda, dan tunjuk tim b sebagai
pemimpin kuis.
8. Setelah tim b menyelesaikan ujian
tersebut, lanjutkan dengan bagian
ketiga dan tentukan tim c sebagai
pemimpin kuis.
Selanjutnya
Hisyam
Zaini
(2008:54) juga mengungkapkan hal
yang serupa bahwa langkah-langkah
Quiz Team/team quiz yaitu:

4

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

membuat
rangkuman,
mengerjakan tes, mengisi angket.
5. Drawing Activities: Menggambar,
membuat grafik, chart, diagram
peta, dan pola.
6. Motor Activities: Melakukan
percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat
model,
menyelenggarakan
permainan, menari dan berkebun.
7. Mental Activities: Merenungkan,
mengingatkan,
memecahkan
masalah, menganalisa faktorfaktor,
melihat
hubunganhubungan,
dan
membuat
keputusan.
8. Emitional
Activities:
Minat,
membedakan, berani, tenang, dan
lain-lain
Berkaitan
dengan
aktivitas
belajar, Syaiful Bahri Djumarah dan
Aswan Zaini (2002:38) mengemukakan
bahwa aktivitas belajar meliputi: 1)
Mendengarkan, 2) Memandang, 3 )
Menulis dan mencatat, 4) Membaca, 5)
Membuat ikhtisar atau ringkasan dan
menggaris bawahi, 6) Mengingat dan 7)
Berfikir.
Mengingat
begitu
luasnya
aktivitas belajar mahasiswa, sesuai
dengan pendapat Dierich di atas, yakni
ada delapan aktivitas belajar, maka pada
penelitian tahap ini peneliti membatasi
penelitian pada ruang lingkup Mental
Activities dan Emitional Activities saja,
berhubung beberapa aktivitas yang lain
sudah di teliti pada penelitian
sebelumnya. (sesuai Roadmap pada
bagian pendahuluan).
Adapun yang termasuk Mental
Activities: Merenungkan, mengingatkan,
memecahkan masalah, menganalisa
faktor-faktor,
melihat
hubunganhubungan, dan membuat keputusan.
Sedangkan
yang
termasuk
Emitional Activities yaitu memiliki
minat, tidak menunjukkan rasa bosan,

relatif konstan dan berbekas. Menurut
Sardiman (2011:100) bahwa Aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat
fisik maupun mental. Dalam proses
belajar kedua aktivitas itu harus saling
berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget
menerangkan dalam buku Sardiman
bahwa jika seorang anak berfikir tanpa
berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak
berfikir.
Pada
proses
aktivitas
pembelajaran harus melibatkan seluruh
aspek peserta didik, baik jasmani
maupun rohani sehingga perubahan
perilakunya dapat berubah dengan
cepat, tepat, mudah dan benar, baik
berkaitan dengan aspek kognitif afektif
maupun psikomotor (Nanang Hanafiah,
2010:23).
Jadi aktivitas belajar merupakan
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
dengan giat dan bersungguh-sungguh
oleh seseorang dalam belajar. Aktivitas
belajar mahasiswa dapat digolongkan
kedalam 8 kelompok sebagaimana
Dierich dalam Hamalik (2004:172-173)
membagi aktivitas belajar menjadi 8
yaitu:
1. Visual Activities : melihat
gambar-gambar,
mengamati
eksperimen,
demonstrasi,
pameran dan mengamati orang
lain bekerja/bermain,
2. Oral Activities : mengemukakan
suatu
fakta/prinsip,
menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, member
saran, mengemukakan pendapat,
wawancara diskusi dan interupsi,
3. Listening
Activities
:
mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan/diskusi
kelompok, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio,
4. Writing Activities : menulis
cerita, laporan, bahan-bahan kopi,

5

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

gembira,
bersemangat,
bergairah,
Siklus 1 Siklus 2
berani, tenang, tidak gugup.
No Nama Observer
APKD 1 APKD 1
B. Metode Penelitian
1 Rizka Yuliawati
100%
100%
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau dalam
Selanjutnya adalah hasil observasi
bahasa
Inggris
dikenal
dengan
tahap pelaksanaan dapat dilihat pada
classroom action research. Model PTK
tabel di bawah ini:
yang digunakan yaitu model penelitian
Tabel 2.
tindakan Kurt Lewin yang terdiri dari:
Rekapitulasi Hasil APKD 2
Perencanaan (planning), Tindakan
Pelaksanaan Pembelajaran
(acting), Pengamatan (observing) dan
Menggunakan Strategi Quiz Team
Refleksi (reflecting) yang dilaksanakan
Hasil
Persentase
Pelaksanaan
(%)
dalam dua siklus. Penelitian ini
Indikator
No
Penilaian
dilakukan di fakultas Agama Islam UM
Siklus Siklus Siklus Siklus
1
2
1
2
Pontianak. Waktu penelitian mulai
Pelaksanaan
bulan Pebruari - Mei 2016. Teknik
pengumpul data yang digunakan yaitu 1 pembelajaran
0
0
0
0
dinilai
Observasi dan Dokumentasi.
kurang
Pelaksanaan
pembelajaran
dinilai cukup
Pelaksanaan
pembelajaran
dinilai baik
tapi
perlu
perbaikan
Pelaksanaan
pembelajaran
dinilai sangat
baik

C. Pembahasan Hasil Penelitian
2
Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri
dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari
3
satu kali pertemuan. Di bawah ini akan
dideskripsikan hasil penelitian siklus 1
dan siklus 2.
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan 4
menggunakan strategi Quiz Team
dalam meningkatkan aktivitas belajar
mahasiswa pada mata kuliah
Pembuatan Bahan Ajar PAI di
Fakultas
Agama
Islam
UM
Pontianak.
Diawali
dengan
tahap
perencanaan. Aspek yang dinilai dalam
kegiatan perencanaan dosen, terdiri dari
: Menentukan Pokok Bahasan, Indikator
Hasil
Belajar,
Mengorganisasikan
Materi,
Media, Pengorganisasian
Kegiatan Belajar dan Merencanakan
Penilaian. Adapun hasil observasi
kegiatan perencanaan yaitu:
Tabel 1.
Rekapituasi Penilaian Terhadap SAP

0

0

0

0

1

4,76

0

0

20

95,24

21

100

Pada
siklus
1
kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menerapkan Strategi Quiz Team
terdapat 1 kegiatan yang sudah
dilaksanakan namun masih perlu
perbaikan
yaitu
pada
kegiatan
“Mahasiswa merefleksi penguasaan
materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi”.
Pada kegiatan ini tidak semua
mahasiswa merefleksi penguasaan
materi dengan membuat catatan. Ada
beberapa dari mereka yang hanya
terdiam menyaksikan temannya dan
hanya
mendengarkan
temannya
membuat keimpulan.

6

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

Kegiatan tersebut di atas dianggap
masih belum sempurna sehingga masih
perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.
Alhamdulillah pada siklus ke 2
pelaksanaan pembelajaran sudah dapat
terlaksana dengan sempurna.
2. Peningkatan
aktivitas
belajar
mahasiswa dengan menggunakan
strategi Quiz Team pada mata kuliah
Pembuatan Bahan Ajar PAI di
Fakultas
Agama
Islam
UM
Pontianak.
Aktivitas belajar mahasiswa yang
akan di ukur yaitu :
1. Mental Activities (aktivitas mental)
Yang
terdiri
dari
aktivitas
merenungkan,
mengingat,
memecahkan masalah, menganalisa
faktor, melihat hubungan, dan
membuat keputusan.
2. Emotional
Activities
(aktivitas
emosional)
Yang
terdiri
dari
gembira,
bersemangat, bergairah, berani,
tenang dan tidak gugup.
Adapun hasil observasi aktivitas
belajar di atas sebagai berikut:
Tabel 3.
Peningkatan Aktivitas Belajar
Mahasiswa dengan Menggunakan
Strategi Quiz Team pada mata kuliah
Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas
Agama Islam UM Pontianak
No

SIKLUS

Jumlah
Aktivitas
Mahasiswa
Mencapai
Indikator

Persentase
Keberhasilan

1

Pra Siklus

4

44,44%

2

Siklus Satu

7

77,78%

3

Siklus Dua

8

88,89%

sebelum tindakan hanya mencapai
persentase 44,44%. Pada siklus 1
persentase ketuntasan mencapai 77,78%
dan pada siklus 2 mencapai 88,89%. Ini
mengandung arti bahwa “Terdapat
Peningkatan
Aktivitas
belajar
Mahasiswa dengan Menggunakan
Strategi Quiz Team pada Mata
Kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI
di Fakultas Agama Islam UM
Pontianak”.
Adapun besaran
peningkatan aktivitas belajar mahasiswa
dari pra siklus ke siklus 1 terdapat
peningkatan sebesar 33,34% dan dari
siklus 1 ke siklus 2 terdapat peningkatan
sebesar 11,11%.
Pembahasan
Perencanaan atau pada perguruan
tinggi disebut satuan acara perkuliahan
(SAP) yang disusun oleh dosen sudah
memuat Kompetensi Dasar yang sudah
tertuang di dalam silabus mata kuliah
yang kemudian dijadikan acuan dalam
merumuskan tujuan pembelajaran.
Kedudukan perencanaan penting artinya
dalam proses pembelajaran karena salah
satu alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran
adalah
adanya
perencanaan.
Sebagaimana
yang
dikemukakan oleh Masitoh dkk
(2005:136) bahwa: “Perencanaan yang
tepat merupakan alat untuk mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
komprehensif.
Merencanakan
pembelajaran secara berurutan dan
cermat memberikan informasi yang
berharga bagi guru tentang anak, bahan,
metode mengajar dan hasil belajar”.
SAP yang telah disusun dijadikan
acuan dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Pelaksanaan
proses
pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan Strategi Quiz Team.
Yaitu
sebuah
strategi
dengan
melibatkan
mahasiswa
secara
berkelompok dalam melaksanakan

Berdasarkan tabel 5.8 di atas,
dapat dijelaskan bahwa Aktivitas
Belajar
Mahasiswa
dengan
Menggunakan Strategi Quiz Team pada
mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI
di Fakultas Agama Islam UM Pontianak
7

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan aktivitas dan tanggung
jawab peseerta didik atau dalam hal ini
mahasiswa. Sebagaimana Hisyam Zaini
dkk (2008:54) yang mengatakan bahwa
Strategi Quiz Team dapat digunakan
dalam
rangka
meningkatkan
kemampuan tanggung jawab belajar
peserta didik dalam suasana yang
menyenangkan. Hal yang senada juga
dikemukakan oleh Mel Silberman
(2009:163) bahwa Strategi Quiz Team
dapat
digunakan
dalam
rangka
meningkatkan kemampuan tanggung
jawab peserta didik terhadap apa yang
mereka pelajari melalui cara yang
menyenangkan dan tidak menakutkan”.
Strategi Quiz Team dianggap
tepat
untuk
digunakan
untuk
menyampaikan materi karena siswa
akan lebih santai dan lebih termotivasi
untuk berdiskusi dengan temannya.
Kelebihan Model Pembelajaran Aktif
strategi Quiz Team menurut Stevania
Wita dan Aman (2013) adalah
pembelajaran menjadi menyenangkan,
siswa lebih aktif, antusias serta
termotivasi
untuk
belajar,
mempermudah siswa memahami materi
pelajaran, melatih siswa berbicara dan
mengemukakan pendapatnya, serta
prestasi belajar siswa meningkat.
Selanjutnya menurut Mel Silbermen
(2009) Kelebihan strategi Quiz Team
adalah:
1. Belajar dapat digunakan dalam
jumlah siswa yang besar.
2. Siswa lebih fokus pada aktivitas
proses belajar mengajar.
3. Membuat siswa mempunyai sikap
bersaing dengan sportif.
Apabila proses pembelajaran
berlangsung dengan suasana yang
menyenangkan, aman dan nyaman ini
membuat mahasiswa melalui proses
belajar
dengan
mudah,
senang,
konsentrasi dan penuh semangat.

Apabila mahasiswa belajar dengan
penuh motivasi ini akan membuat
mahasiswa lebih aktif dalam belajar.
Karena motivasi dapat menjadi salah
satu faktor keberhasilan belajar
mahasiswa sebagaimana dikemukakan
olah Jaelani (2011) Motivasi merupakan
salah satu faktor penting yang
mempengaruhi belajar dan hasil belajar
seseorang yang memiliki motivasi
kecenderunagan untuk mencurahkan
segala
kemampuannya
untuk
menghasilkan hasil belajar yang optimal
sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan semakin tinggi motivasi
yang
dimiliki
mahasiswa,
akan
mendorong mahasiswa belajar lebih giat
lagi dan frekuensi belajarnya menjadi
semakin meningkat. Dengan kata lain
bahwa jika dosen menyajikan proses
perkuliahan dengan suasana yang
menyenangkan, aman dan nyaman bagi
mahasiswa, maka mahasiswa akan
termotivasi untuk belajar dan aktivitas
belajar mereka juga akan meningkat.
Hal ini terbukti dengan hasil penelititan
ini yang memperoleh hasil senagai
berikut:
10

100.00%

7 77.78%

8

8 88.89%

6

60.00%

4
4

80.00%

44.44%

2

40.00%
20.00%

0

0.00%
Pra Siklus Siklus Satu ( Siklus Dua (
1)
2)
Jumlah Aktivitas Mahasiswa Mencapai
Indikator
Persentase Keberhasilan

8

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

Berdasarkan hasil penelitian
dan kesimpulan dalam penelitian
ini, maka dapat disarankan sebagai
berikut:
a. Diharapkan dosen menggunakan
strategi dan metode yang
bervariasi dalam menyampaikan
materi perkuliahan salah satunya
adalah strategi Quiz Team.
b. Diharapkan kepada lembaga
pendidikan untuk menyediakan
biaya, sarana dan prasarana
dalam
mendukung
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran aktif.
c. Diharapkan kepada mahasiswa
untuk selalu memotivasi diri
untuk selalu aktif dalam
perkuliahan.
d. Diharapkan kepada mahasiswa
untuk saling memotivasi agar
terus aktif dalam perkuliahan.

D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang sudah dikemukakan
pada Bab IV, dapat disimpulkan secara
umum bahwa Terdapat Peningkatan
Aktivitas Belajar Mental dan Emosional
Mahasiswa melalui Penerapan Strategi
Quiz Team pada Mata Kuliah
Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas
Agama Islam UM Pontianak. Secara
khusus dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi Quiz Team
dalam meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa pada mata kuliah
Pembuatan Bahan Ajar PAI di
Fakultas Agama Islam UM
Pontianak, yaitu mulai dari
pembuatan SAP yang dibuat oleh
dosen pada siklus 1 dan siklus 2
mencapai 100% tergolong kategori
Sangat
Baik.
Keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran pada siklus
1 mencapai 95,24 % dan siklus 2
mencapai
100%.
Pelaksanaan
pembelajaran siklus 1 dan 2 dapat
dikategorikan Sangat Tinggi/Sangat
Baik.
2. Melalui strategi Quiz Team
aktivitas belajar mental dan
emosional
mahaisswa
dapat
meningkat. Peningkatan aktivitas
belajar mental dan emosional
mahasiswa dengan menggunakan
strategi Quiz Team pada mata
kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI
di Fakultas Agama Islam UM
Pontianak pada siklus 1 mencapai
77,78%
atau
pada
kategori
Tinggi/Baik dan pada siklus 2
mencapai 88,89% tergolong pada
kategori Sangat Tinggi/Sangat
Baik.
Saran

Daftar Pustaka
Ramayulis, 2002. Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Hamalik, O, 2004. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara
Silberman, M, 2009. Active Learning
101 Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta:
Pustaka
Insan
Madani
Winkel,
W.S,
2014.
Psikologi
Pengajaran, Yogyakarta: Sketsa
Zaini, H, 2008. Strategi Pembelajaran
Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Dalvi, 2006. Upaya Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa Dalam

9

Jurnal’ Tarbawi Khatulistiwa’ Vol.2 No. 2 2016
ISSN : 2442-756X

Tenaga
Kependidikan
dan
Ketenagaan perguruan Tinggi
Djumarah, B, Syaiful dan Zaini, A,
2002. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka Cipta
Dryden, G.. & Vos, J., 2003. The
Learning Revolution (Terj.),
Kaifa, Bandung
Hanafiah, N & Cucu Suhana, 2010.
Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: Refika Aditama
Nurhaniza, Islamias, Rini, 2013.
Penerapan Strategi Pembelajaran
Aktif Tipe Quiz Team Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon Di Kelas X SmA
Negeri 1 Salo, Online
http://repository.unri.ac.id

Pembelajaran Agama Dengan
Menggunakan Metode Belajar
Aktif Tipe Kuis Tim Di Kelas VI B
MI Diniyah Putri Padang
Panjang Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2005 – 2006, online
Jurnal Guru 3: 59-69.
Maisaroh, R, 2010. Peningkatan Hasil
Belajar
Siswa
Dengan
Menggunakan
Metode
Pembelajaran Active Learning
Tipe Quiz Team Pada Mata
Pelajaran Keterampilan Dasar
Komunikasi Di Smk Negeri 1
Bogor, Jurnal Ekonomi &
Pendidikan, Volume 8 Nomor 2,
November 2010
Sukma, N. Putu Sukma Srijayanti, I
Gede Meter , I Wayan Darsana,
2014. Model Pembelajaran Team
Quiz Berbantuan Media Gambar
Berpengaruh Terhadap Hasil
Belajar Ips Siswa Kelas V, eJournal
MIMBAR
PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol. 2 No. 1
Tahun 2014
Wahdah, 2015. Motivasi Belajar
Mahasiswa di Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah
Pontianak
Tahun
Akademik
2013/2014, Jurnal Pendidikan
Islam Tarbawi Khatulistiwa, Vol
1, Nomor 1 ISSN 2442-756X
Wita, S dan Aman, 2013. Implementasi
Metode Pembelajaran Team Quiz
(Kuis
Kelompok)
Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Sejarah Siswa Kelas Xi Ips 4
Sman 1 Sewon Tahun Ajaran
2012/2013. Risalah Vol 2 Edisi 2
Agustus
2013,
http://journal.student.uny.ac.id
Masitoh, dkk, 2005. Pendekatan
Belajar Aktif di Taman Kanakkanak,
Jakarta:
Dirjendikti
Direktorat Pembinaan Pendidikan

10