View of MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA (MENGARANG DESKRIPSI) MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SISWA

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA
(MENGARANG DESKRIPSI) MELALUI PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL SISWA
Oleh :
SAIFULLAH
SMA Negeri 1 Bangkalan Kabupaten Bangkalan
Abstract: Tujuan Penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia (mengara-ng
deskripsi) dengan pembelajaran kontekstual siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan Ka-bupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2015/2016. Variabel yang menjadi sasaran perubahan da-lam
penelitian tindakan kelas adalah prestasi belajar bahasa Indonesia (mengarang deskripsi),
sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian itu adalah pembelajaran kontekstual. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan tiga sik-lus.
Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan ref-leksi.
Sebagai subjek penelitian adalah siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi / pengamatan,
kajian dokumen, tes, perekaman dan wawancara. Teknik analisis data mengguna-kan teknik
analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikkan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat di-simpulkan bahwa, ada
peningkatan prestasi belajar bahasa Indonesia (mengarang deskripsi) setelah dilaksanakan tindakan
kelas melalui pembelajaran kontekstual. Hal ini dapat ditunjuk-kan dengan meningkatnya prestasi

belajar bahasa Indonesia (mengarang deskripsi) darI sebe-lum dan sesudah dilaksanakan tindakan.
Siklus I dari nilai rata-rata 64,22 sebelum tindakan menjadi 72,03 dan dari pencapaian Kriteria
Kelulusan Minimal (KKM) 22,22% menjadi 55, 56%. Siklus II terjadi peningkaan dari nilai ratarata 72,03 menjadi 77,83 dan dari pencapaian Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 55,56% menjadi
77,78%. Berdasarkan simpulan yang di-buat, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia melalui pembe-lajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi
belajar bahasa Indonesia (mengarang deskrip-si) pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2015 /2016.
Keywords: Prestasi Belajar, Mengarang, Bahasa Indonesia, Kontekstual
Abstract:Research Objectives to improve learning achievement of Indonesian language

(mengara-ng description) with contextual learning of students Class X SMA 1 Bangkalan
Bangkalan District Bangkalan Lesson 2015/2016 The variables that are subjected to changes in
classroom action research are the learning achievement of Indonesian (composing descriptions),
while the action variables used in the research are con- textual learning. This form of research is
a classroom action research using three cycles. Each cycle consists of four stages, namely
planning, implementation, observation and ref-selection. As the subject of the research are the
students of Class X SMA Negeri 1 Bangkalan Bangkalan Year of Lesson 2015. This can be
demonstrated by the increase in Indonesian learning achievement (composing description) from
before and after action. Cycle I of the average value of 64.22 before the action became 72.03 and
from the achievement of Minimum Passing Criteria (KKM) 22.22% to 55, 56%. Cycle II there is

an increase from the average value of 72,03 to 77,83 and from the achievement of Minimum
Graduation Criteria (KKM) 55,56% to 77,78%. Based on the conclusions made, it can be
proposed a recommendation that learning Indonesian through contextual learning can improve
109

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

the learning achievement of Indonesian (composing descriptions) in the students of Class X
SMA Negeri 1 Bangkalan Bangkalan Regency 2015/2016 Lesson Year.
Keberhasilan siswa dalam mengi-kuti
Pendahuluan
Bahasa memiliki peran sentral da-lam
kegiatan belajar mengajar di seko-lah
perkembangan intelektual, sosial dan
banyak ditentukan kemampunnya dalam
emosional peserta didik. Bahasa juga
menulis. Menyadari akan pen-tingnya hal
merupakan penunjang keberhasi-lan peserta
ini, anak perlu diperkenal-kan berbagai jenis
didik dalam mempelajari semua mata

karangan dan dilatih menulis berbagai jenis
pelajaran yang diikuti. Pembelajaran bahasa
karangan (tuli-san) tersebut.
diharapkan mem-bantu peserta didik dalam
Mengarang merupakan bahasa tu-lisan
mengenali dirinya, budayanya, dan budaya
memiliki sifat yang tetap, artinya bahwa apa
orang lain me-ngemukakan gagasan dan
yang dinyatakan dengan lambang bahasa
pera-saan serta menggunakan kemampuan
tulisan harus benar-be-nar mencerminkan
analitis dan imajinatif yang ada dalam
maksud
penulisnya.
Di
dalam
dirinya.
mengarang,paparan diatur se-cara logis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diIntonasi, nada, lafal, teka-nan, dinyatakan
arahkan untuk meningkatkan keteram-pilan

dengan tanda-tanda ba-ca sekalipun tidak
peserta didik agar mampu berko-munikasi
semua unsur penjelas bahasa lisan dapat
dalam bahasa Indonesia seca-ra lisan
digantikan tugasnya dengan tanda baca dan
maupun tertulis. Proses komu-nikasi pada
tulisan. Slamet (2011 : 96 ) menyatakan
hakikatnya adalah proses negoisasi pesan
bahwa menga-rang analog dengan menulis,
dalam suatu konteks atau situasi.
karenanya kedua istilah tersebut dapat saling
Perhatian dan kegiatan pembelaja-ran
me-nggantikan.
bahasa dikembangkan menjadi pembelajaran
Kemampuan Bahasa Indonesia sis-wa
keterampilan
berbahasa.
Pembelajaran
Kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan terutama
bukan lagi ditekankan pada pengetahuan

masalah mengarang masih sa-ngat jauh dari
bahasa, melainkan pada keterampilan
harapan, sehingga perlu adanya perubahan
berbahasa. Keteram-pilan berbahasa yang
dalam
pembelajaran.
Pembelajaran
dimaksudkan
me-liputi
keterampilan
kontekstual merupakan salah satu solusi
menyimak, berbica-ra, membaca, dan
untuk meningkatkan kemampuan atau
menulis.
prestasi belajar Baha-sa Indonesia bagi
Keempat keterampilan tersebut disiswa Kelas X di SMA Negeri 1 Bangkalan
berikan secara terpadu. Dalam hal ini peran
Kabupaten Bangkalan.
guru bahasa sangat menentukan keberasilan
Pembelajaran kontekstual diharap-kan

para siswa. Untuk itu guru perlu
dapat mendorong siswa agar me-nyadari dan
menyiapkan diri dalam menya-jikan materi
menggunakan
pemaha-mannya
untuk
ajar,
menentukan
kegiatan
bersama
mengembangkan diri. Siswa akan menyadari
siswanya, mengupayakan agar bahan
bahwa apa yang mereka pelajari akan
sajiannya
mampu
meningkatkan
berguna bagi hi-dupnya nanti.
keterampilan khusus tertentu.
Berdasarkan paparan diatas, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar me110


Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

Menurut Zainal Arifin (2000 : 2-3) “prestasi
adalah kemampuan, ke-terampilan dan sikap
dalam menyele-saikan suatu hal. Kecakapan
atau ke-mauan nyata ini telah dimiliki oleh
in-dividu setelah melalui pengalaman atau
proses belajar, kecakapan atau kemau-an ini
dapat langsung ditampilkan in-dividu dalam
situasi tertentu Dewa Ke-tut Sukardi (1994 :
41) yang menya-takan bahwa “prestasi
merupakan ke-mauan kecakapan atau
abilitas nyata”. Kecakapan atau kemauan
nyata ini te-lah dimiliki oleh individu setelah
mela-lui pengalaman atau proses belajar kecakapan atau kemauan ini ditampilkan
individu dalam situasi tertentu. dapat
langsung Dalam Kamus Besar Indo-nesia
Depdikbud (1990 : 700) “ Pres-tasi ialah
hasil yang telah dicapai dari yang telah di

lakukan atau di kerjakan. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa prestasi akan
diperoleh seseorang bila seseorang telah
melakukan usaha atau latihan untuk
memperoleh sesuatu telah direncanakan
sebelumnya. Hasil yang diperoleh dapat
berupa angka, huruf a-tau hasil karya
sehingga memotivasi seseorang agar prestas
inya lebih me-ningkat.
Menurut Wi nkel (2009 : 540) berpendapat bahwa “ prestasi adalah kemampuan-kemampuan yang dihasilkan
karena usaha belajar, namun masih merupakan kemampuan internal yang ha-rus
dinyatakan atau dibuktikan.
Dari pengertian di atas dapat di
simpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang
di peroleh seseorang setelah me-lakukan ke
giatan dengan kemauan dan usaha

ngarang deskripsi siswa dalam pelajaran
bahasa Indonesia dapat mening-kat jika
dalam

proses
pembel
ajarannya
menggunakan pembelajaran kontekstu-al.
Hal ini mendorong penulis untuk mengambil
judul “Meningkatkan Pres-tasi Belajar
Bahasa Indonesia (Menga-rang Deskripsi)
melalui Pembelajaran Kontekstual Siswa
Kelas X SMA Ne-geri 1 Bangkalan
Kabupaten Bangka-lan Tahun Pelajaran
2015/2016”.
Hakikat Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Dalam hakikat prestasi belajar ba-hasa
Indonesia ini ada dua belas hal ya-ng akan
dibahas yaitu pengertian pres-tasi,pengertian
belajar, pengertian pres-tasi belajar, faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar,
pengertian bahasa In-donesia, ragam bahasa
Indonesia, pem-belajaran bahasa Indonesia
di Kelas X, pengertian mengarang,

pengertian me-ngarang deskripsi, macammacam des-kripsi, teknik menulis karangan
des-kripsi, langkah menulis karangan deskripsi.
Pengertian Prestasi
Setiap orang pada umumnya dalam
melakukuan kegiatan atau pun berbagai
usaha mengharapkan atau menghenda-ki
hasil yang maksimal menurut ke-mampuan
masing-masing. Hasil maksi-mal menurut
kemampuan sering dise-but prestasi.
Adapun prestasi dapat di-artikan hasil
diperoleh karena adanya aktivitas belajar
yang telah dilakukan.
Pendapat ahli Suryabrata “prestasi
adalah suatu hasil yang dicapai seseo-rang
setelah ia melakukan suatu ke-giatan”.
111

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

pengalaman

lingkungan.

Pengertian Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2005 : 68)
berpendapat bahwa “belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang re-latif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Seperti yang diperlihatkan oleh Slameto
(2003 : 2) mengemukakan bahwa “belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk mem-peroleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya
sendiri
dalam
in-teraksi
dengan
lingkungan”.
Pernyataan
diatas
mengemukakan
bahwa belajar dapat didefinisikan seba-gai
sebuah proses percobaan yang menghasilkan perubahan perilaku yang re-latif
tetap yang tidak dapat dijelaskan oleh
keadaan, pematangan, atau kecen-derungan
respon
pembawaan
yang
ber-sifat
sementara. Definisi belajar ini mempunyai
tiga komponen penting. Pertama, belajar
menggambarkan peru-bahan yang potensial
pada tingkah laku atau perilaku. Kedua,
perubahan pada perilaku yang disebabkan
oleh belajar bersifat tetap. Ketiga, perubahan
pada perilaku dapat disebabkan oleh proses
selain belajar.
Pendapat lain dikemukakan Mar-tinis
Yamin (2009 : 96) bahwa “belajar
merupakan proses orang memperoeh
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar
dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat
seseorang”.
Berdasarkan berbagai pendapat di-atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
tahapan perubahan seluruh ting-kah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil

dan

interaksi

dengan

Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu
masalah utama dalam kehidupan manu-sia,
karena sepanjang rentang kehidu-pan
manusia selalu mengejar prestasi dalam
kehidupan manusia pada tingkat dan jenis
tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu
pula pada manusia khususnya manusia yang
berada pada bangku sekolah.
Kemampuan intelektual siswa sa-ngat
menentukan keberasilan siswa da-lam
memperoleh prestasi. Untuk me-ngetahui
berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
maka perlu dilakukan suatu evaluasi,
tujuannya untuk menge-tahui prestasi yang
diperoleh siswa se-telah proses belajar
mengajar berlang-sung. Prestasi belajar
siswa dapat dike-tahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan
tentang tinggi
atau
rendahnya prestasi belajar mengajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ada-lah
tingkat
kemanusiaan
yang
dimiliki
seseorang dalam menerima, menolak dan
menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar menga-jar. Prestasi
belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberasilan sesuatu da-lam mempelajari
materi pelajaran yan g dinyatakan dalam
bentuk nilai atau ra-pot setiap bidang studi
setelah menga-lami proses belajar mengajar.
Pengertian Bahasa Indonesia
Manusia merupakan makhluk yang
perlu berinteraksi dengan manusia lain-nya.
Interaksi terasa semakin penting pada saat
112

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

keaneragaman suku bangsa, pe-ngembang
kebudayaan, teknologi, ilmu pengetahuan,
serta sebagai alat perhu-bungan dalam
kepentingan pemerintah dan negara.

manusia
membutuhkan
eksis-tensinya
diakui. Kegiatan ini membu-tuhkan alat,
sarana atau media, yaitu bahasa. Sejak saat
itulah bahasa men-jadi alat, sarana media.
Bahasa merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam kehidupan umat
manusia. Bahasa merupakan seperang-kat
ajaran yang bermakna, bahasa seba-gai alat
komunikasi antar anggot a ma-syarakat yang
berupa lambang bunyi yang bermakna yang
dihasilkan oleh a-lat ucap manusia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang
terpenting di wilayah Indonesia. Pentingnya
peranan bahasa ini bersum-ber dari Ikrar
ketiga Sumpah Pemuda 1928. Sumber lain
yang mendukung pentingnya bahasa
Indonesia di negara ini adalah pasal 36 yang
berbunyi “ba-hasa Negara ialah bahasa
Indonesia”.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
Negara. Kedudukan bahasa In-donesia
sebagai bahasa Negara ber-fungsi sebagai
bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan,
sebagai
pengembang
kebudayaan, sebagai pe-ngembang ilmu
pengetahuan dan tek-nologi. Fungsi, bahasa
Indonesia seba-gai bahasa nasional yaitu
sebagai lam-bang kebanggaan nasional,
sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa
de-ngan latar belakang sosial budaya dan
bahasa, sebagai pengembang kebuda-yaan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
sebagai alat perhubungan dalam kepentingan
pemerintah dan Negara.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang
digunakan di Indonesia yang berfungsi
sebagai pemersatu bangsa Indonesia dengan

Ragam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai ra-gam
lisan dan tulisan yang keduadua-nya
digunakan dalam situasi formal (resmi) dan
situasi nonformal. Makna ragam lisan
diperjelas dengan informa-si, yaitu tekanan,
nada, tempo suara dan perhentian.
Sedangkan penggunaan ragam tulisan oleh
bentuk, pola kalimat tanda baca .dipengaruhi
dan Ragam ba-hasa Indonesia juga dibagi
atas bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Ragam ba-hasa baku menggunakan kaidah
bahasa yang lebih lengkap dibandingkan dengan ragam tidak baku. C iri ragam ba-hasa
baku adalah memiliki sifat keman-tapan
dinamis, artinya konsisten de-ngan kaidah
dan aturan yang tetap, me-miliki sifat
kecendekiaan,
bahasa
baku
dapat
mengungkapkan penalaran atau pemikiran
yang teratur, logis dan ma-suk akal.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia pa-da
hakikatnya adalah pembelajaran keterampilan berbahasa, bukan pembela-jaran
tentang bahasa. Tata bahasa, ko-sakata dan
sastra dalam konteks, yaitu dalam kaitannya
dengan keterampilan tertentu yang tengah
diajarkan.
Keterampilan - keterampilan ber-bahasa
yang perlu ditentukan pem-belajaran
berbahasa Indonesia adalah keterampilan
reseptif(keterampilan me-ndengarkan dan
membaca) dan kete-rampilan produktif
(keterampilan me-nulis dan berbicara).
113

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

yang menuntut
pengalaman, waktu,
kesepakatan, latihan serta me-merlukan cara
berpikir
yang
teratur
un-tuk
mengungkapkannya dalam bentuk bahasa
tulis.

Pembelajaran ber-bahasa diawali dengan
pembelajaran
keterampilan
reseptif,
sedangkan kete-rampilan produktif dapat
turut terting-kat pada tahap -tahap
selanjutnya.
Keempat keterampilan tersebut diberikan secara terpadu. Dalam hal ini peran
guru sangat menentukan keber-hasilan para
siswa. Untuk itu guru per-lu menyiapkan
diri dalam menyajikan bahan atau materi
ajar, menentukan ke-giatan apa saja yang
dilakukan bersama dengan siswanya,
mengupayakan agar bahan sajiannya mampu
meningkatkan keterampilan khusus tertentu.
Alat dan sarana penunjang yang s esuai
dengan bahan yang diajarkan. Semuanya diramu untuk mencapai tujuan pembela-jaran.
Pembelajaran menulis lanjutan di ke las
IV menekankan pada pelatihan penulisan
atau penyusunan dengan eja-an yang tepat
dan benar, penulisan pe-ragraf pada
umumnya, cara-cara me-nulis karangan
dalam berbagai bentuk. Pembelajaran
menulis di kelas IV lebih luas daripada kelas
III dan lebih ber-variasi.

Pengertian Mengarang Deskripsi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indo-nesia
Depdiknas ( 2002 : 258) menye-butkan
bahwa “Deskripsi adalah ragam wacana
yang menuliskan atau meng-gambarkan
sesuatu berdasarkan kesan – kesan dari
pengamatan dan perasaan penulisnya”.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengarang deskripsi
adalah suatu karangan yang menggambarkan dan melukiskan sesuatu dengan
maksud untuk menghidupkan kesan dan
daya khayal mendalam.
Macam -macam Deskripsi
Berdasarkan kategori yang lazim, ada
dua objek yang diungkapkan dalam
deskripsi, yakni rang dan tempat. Atas dasar
itu, karangan deskripsi dipilah atas dua
kategori yakni karangan des-kripsi orang
dan karangan deskripsi tempat.

Pengertian Mengarang
Menurut Suparno dan Muhammad
Yunus (2011 : 35) menyatakan bahwa
“mengarang pada hakikatnya adalah
mengungkapkan
atau
menyampaikan
gagasan dengan bahasa tulis”. Dilihat dari
keluasaan dan kerincian, gagasan dalam
karangan memiliki jenjang dan secara
berjenjang pula gagasan iu dapat
diungkapkan dalam dan dengan berba-gai
unsur bahasa.
Berdasarkan definisi tersebut, da-pat
disimpulkan bahwa mengarang ada-lah
mengungkapkan gagasan secara berjenjang

Pengertian Pembelajaran
Menurut pendapat Hery Kresnadi dan
Leo Sutisno (2011 : 5.1) Istilah
pembelajaran merupakan padanan dari
“teaching and learning“. Menurut
Rumiati (2011 : 4.1) pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang
dilakukan
oleh
guru
dan
siswa.
Pembelajaran mempunyai dua mamfaat dan
karakter.
Pertama
dalam
proses
pembelajaran, proses mental siswa dilibatkan secara maksimal, maksudnya siswa
114

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

berkembang, berfikir kri-tis dan kreetif
untuk mencapai standar yang tinggi, dan
menggunakan pene-litian autentik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah proses pengatifan pengetahuan yang sudah ada dimana apa yang
akan dipelajari tidak terlepas dari
pengetahuan yang sudah dipelajari, de-ngan
demikian pengetahuan yang akan diperoleh
siswa adalah pengetahuan ya-ng utuh yang
memiliki keterkaitan satu sama lain yang
bermakna.
Dasar Teori Pembelajaran Konteks-tual
Landasan filosofi Contextual Tea-ching
and Learning adalah konstrukti-visme, yaitu
filosofi belajar yang mene-kankan bahwa
belajar tidak hanya se-kedar menghafal.
Siswa harus meng-konstruksi pengetahuan
di benak me-reka sendiri. Pengetahuan tidak
dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta -fakta
atau proposisi yang terpisah, tetapi
mencerminkan keterampilan yang da-pat
diditerapkan.
Konstruktivisme berakar pada fil-safat
pragmatisme yang digagas oleh John Dewey
pada awa.l abad ke 20, yaitu sebuah filosofi
belajar
yang
me-nekankan
pada
pengembangan minat dan pengalaman
siswa.
Menurut cara pandang teori konstruktivisme bahwa belajar adalah pro-ses
membangun
pengetahuan
melalui
pengalaman nyata dari lapangan. Arti-nya
siswa akan cepat memiliki pe-ngetahuan jika
pengetahuan itu diba-ngun atas dasar realitas
yang ada di da-lam masyarakat.

tidak hanya mendengar dan men-catat
melainkan
harus
juga
berfikir.
Keduadengan pembelajaran akan terbangun suasana logis dan proses tanya
jawab secara terus menerus yang ber-tujuan
untuk meningkatkan kemampu-an berfikir
siswa, sehingga siswa dapat memperoleh
pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dapat di-tarik
kesimpulan bahwa pembelajaran adalah
interaksi aktif antara guru dan siswa dengan
mengoptimalkan sarana dan prasarana
pendidikan untuk men-capai kualitas yang di
harapkan.
Pengertian Pembelajaran Konstek-tual
Tujuan jangka panjang kegiatan
pembelajaran adalah membantu siswa
mencapai kemampuan secara optimal untuk
dapat belajar lebih mudah dan efektif dimasa
datang. Untuk mencapai hal tersebut perlu
kerangka pembelaja-ran secara konseptual
(model pembela-jaran) yang menentukan
tercapainya tu-juan pembelajaran.
Pernyataan di atas mengemukakan
bahwa pembelajaran kontekstual ada-lah
sebuah proses pendidikan yang ber-tujuan
menolong para siswa melihat makna
didalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cars menghu-bungkan
subjek-subjek akademik de-ngan konteks
dalan kehidupan keseha-rian mereka, yaitu
dengan konteks pri-badi, social dan budaya
mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem
tersebut meliputi tujuh komponen berikut:
membuat
keterkaitan-keterkaitan
yang
bermakna, melakukan pekerjaan yang
berarti, melakukan pembelajaran yang diatur
sendiri, melakukan kerja sama, membantu
individu untuk tumbuh dan berkembang,
115

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

menemukan
pengetahuan.
De-ngan
adanya keingintahuanlah pe-ngetahuan
selalu dapat berkembang. Dalam
pembelajaran
ini
guru
tidak
menyampaikan informasi begitu saj a
tetapi memancing siswa dengan bertanya
agar dengan bertanya dapat menemukan
jawabannya sendiri. Dengan demikian
pengembangan keterampilan guru dalam
bertanya sangat diperlukan.
4) Masyarakat belajar (learning community ), hasil belajar dapat dipero-leh
dari hasil sharing dengan orang lain,
teman, antar kelompok, dan sumber lain.
Permasalahan tidak mungkin dipecahkan
sendirian, teta-pi membutuhkan bantuan
orang lain untuk saling membutuhkan.
Dalam CTL, hasil belajar dapat diperoleh
dari hasil shar ing dengan orang la-in,
teman, an tar kelompok, sumber lain dan
bukan hanya guru. Dengan demikian azas
masyarakat belajar dapat diterapkan
melalui belajar ke-lompok, dan sumbersumber dari lu-ar yang dianggap tahu
tentang sesu-atu yang menjadi fokus
pembela-jaran
5) Pemodelan (modeling), adalah pro-ses
pembelajaran dengan mempera-gakan
suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa.
Sebagai contoh, memba-ca berita,
membaca lafal bahasa, mengoperasikan
instrumen memer-lukan contoh agar
siswa dapat me-ngerjakan dengan benar.
Dengan de-mikian modeling merupakan
azas penting dalam pembelajaran melalui
CTL, karena melalui CTL siswa da-pat
terhindar
dari
verbalisme
atau
pengetahuan yang bersifat teoretis –
abstrak. Perlu juga dipahami bahwa
modeling tidak terbatas dari guru te-tapi
dapat juga memamfaatkan sis-wa atau
sumber
lain
yang
mempu-nyai
pengalaman atau keahlian.
6) Refleksi, adalah proses pengendap-an
pengalaman yang telah dipelajari dengan
cara mengevaluasi kembali kejadian yang

Prinsip dalam CTL
1) CTL Mencerminkan prinsip kesaling -bergantungan.
2) CTL mencerminkan prinsip differensial.
3) CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
Komponen dalam CTL
Pembelajaran CTL melibatkan tu-juh
komponen utama pembelajaran, yakni :
1) Konstruktivisme
adalah
proses
membangun dan menyusun penge-tahuan
baru dalam struktur kognitif siswa
berdasarkan
pengalaman.
Me-nurut
kontruktivisme, pengetahuan memang
berasal dari luar tetapi di-kontruksi oleh
dalam diri seseorang. Oleh karena itu,
pengetahuan ter-bentuk oleh dua faktor
penting yaitu objek yang menjadi bahan
penga-matan dan kemampuan subjek
untuk menginter prestasi objek tersebut.
Asumsi ini melandasi CTL. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya
mendorong agar siswa bisa mengkontruksi
pengetahuaannya
melalui
proses pemgamatan nyat a yang dibangun oleh individu si pembelajar.
2) Inkuiri adalah proses pembelajaran
didasarkan pada pencairan dan penemuan melalui proses berfikir se-cara
sistematis. Secara umum proses lnkuiri
dapat dilakukan melalui be-berapa
langkah yaitu: merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, me-ngumpulkan
data, menguji hipotesis dan membuat
kesimpulan. Penera-pan azas inkuiri pada
CTL dimulai dengan adanya masalah
yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan
cara mendorong siswa untuk menemukan
masalah sampai merumuskan kesimpulan. Azas menemukan dan ber-fikir
sistematis akan dapat menum-buhkan
sikap ilmiah, sebagai dasar pembentukan
kreativitas.
3) Bertanya adalah bagian inti belajar dan
116

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

ik bukan hasil mengingat seperangkat
fakta, melainkan dari hasil menemukan
sendiri. Kegiatan inkuiri dilakukan
sebagai berikut : merumuskan masalah;
mengambil/ melakukan pengamatan ;
menganali-sa dan menyajikan hasil ;
mengko-munikasikan kepada pembaca.
3)
Kembangkan sikap ingin tahu siswa
dengan bertanya.
Tujuaannya bertanya adalah un-tuk
menggali informasi, mengkon-firmasi
apa
yang sudah diketahui dan
mengarahkan perhatian kapada aspek
yang belum diketahuinya. Ke-giatan
bertanya dapat diterapkan da-lam bentuk
ketika peserta didik ber-diskusi, bekerja
dengan kelompok, menemui kesulitan
dan mengamati sesuatu. Kegiatan
bertanya dapat di-terapkan antara sesama
peserta di-dik. Bertanya merupakan
strategi utama dalam pembelajaran
berbasis kontekstual.
4)
Ciptakan “ masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok) Ciri kelas
yang berbasis mesyarakat belajar adalah
pembelajaran dilaku-kan dengan bentuk
kelompok-ke-lompok. Hasil pembelajaran
dipe-roleh dari kerja sama. Kelompok belajar disarankan terdiri atas peserta didik
yang kemampuannya hetero-gen. Yang
pandai mengajari yang lemah, yang sudah
tahu membim-bing yang belum tahu, yang
memili-ki gagasan segera menyampaikan usulannya. Kelompok belajar bisa bervariasi,
baik jumlahnya, maupun keanggotaannya,
bisa juga melibat-kan peserta didik di kelas
atasnya.
5)
Hadirkan “model” sebagai contoh
pembelajaran.
Pemodelan
dalam
pembelajaran
dilakukan dengan cara memberikan
model atau contoh yang perlu ditiru.
Yang merasa kurang mampu me-ngarang
deskripsi tidak perlu cemas karena guru

lalu untuk mendapat-kan pemahaman
yang dicapai baik yang bernilai positif
dan negatif. Melalui refleksi siswa akan
dapat memperbaharui pengetahuan yang
telah dibentuknya serta menambah
khasanah pengetahuaanya.
7) Penilaian nyata adalah proses yang dilaku
kan
guru
untuk
mengumpul-kan
informasi tentang perkemba-ngan belajar
yang dilak ukan siswa. Penilaian ini
diperlukan untuk me-ngetahui apakah
siswa benar-benar belajar atau tidak,
penilaian itu ber-guna untuk mengetahui
apakah pe-ngalaman belajar mempunyai
pe-ngaruh positf terhadap perkemba-ngan
siswa baik intelektual, mental , maupun
psikomotor. Pembelajaran ini lebih
menekankan pada proses belajar. Oleh
karena itu penelitian ini dilakukan secara
terintegrasi. Da-lam CTL keberasilan
pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
perkem-bangan kemampuan intelektual
saja, akan tetapi perkembangan seluruh
aspek.
Langkah Pembelajaran Kontekstual
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara
belajar sendiri, menemukan sen-diri dan
mengkonstruksikan sendiri .
Dalam teori kontruktivisme dijelas-kan
bahwa
struktur
pengetahuan
dikembangkan oleh otak manusia me-lalui
dua cara, asimilasi dan akomo-dasi.
Asimilasi
maksudnya
struktur
pengetahuan baru dibangun atas da-sar
pengetahuan yang sudah ada di-modi
fikasi untuk menam pung dan
menyesuaikan hadirnya pengalaman baru
2) Laksanakan sejauh mungkin kegi-atan
inkuiri untuk semua topik. Komponen
inkuiri merupakan ba-gian inti dari
kegiatan
pembelajaran
berbasis
kontekstual.
Pengetahuan
dan
keterampilan yang diperoleh pe-serta did
117

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

bukan satu-satunya ya-ng dapat dijadikan
model. Misal de-ngan cara meminta
teman sejawat sebagai model.
6)
Lakukan refleksi di akhir pertemuan
Refleksi yang dimaksud disini adalah
cara berfikir tentang apa ya-ng baru
dipelajari atau berfikir kebe-lakang
tentang apa yang baru dila-kukan.
Refleksi juga merupakan ta-nggapan
terhadap kegiatan yang ba-ru dilakukan
atau pengetahuan yang baru diterima.
Pada akhir pembela-jaran, guru dapat
menyediakan wak-tu sejenak agar peserta
didik
mela-kukan
refleksiKegiatan
refleksi di-wujudkan dalam bentuk:
pertanyaan langsung tentang semua yang
di-peroleh; catatan dibuku siswa; kesan
dan saran siswa tentang pembelaja-ran.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara.
Penilaian pembelajarn kontekstu-al ini
dilakukan dengan mengamati peserta
didik selama proses belajar, bukan hanya
dari hasil. Penilaian bukan hanya dari
guru, melainkan bisa juga dari teman atau
orang
la-in.
asesmen
autentik
dilaksanakan selama dan sesudah proses
pembe-lajaran
berlangsung
secara
berkesi-nambungan dan terintegrasi.
Manfaat
dalam
pembelajaran
kontekstual antara lain terciptanya ruang
kelas yang didalamnya siswa akan aktif,
siswa akan lebih bertang-gungjawab
dengan apa yang mereka pelajari
,pelajaran lebih menyenang-kan, siswa
akan bekerja keras untuk mencapai tujuan
pembelajaran, sis-wa akan menggunakan
pengalaman
dan
pengetahuan
sebelumnya
untuk
membangun
pengetahuan baru.

Perbedaan Pembelajaran Konteks-tual
dan Pembelajaran Konvensional
Ada perbedaan pokok antara pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
konvensional seperti yang banyak diterapakan di sekolah sekarang ini. Ada-pun
perbedaannya adalah sebagai beri-kut:
1) Pembelajaran kontekstual menem-patkan
siswa sebagai subjek belajar, artinya
siswa berperan aktif dalam setiap proses
pembelajaran dengan cara menemukan
dan menggali sen-diri materi pelajaran.
Sedangkan,
dalam
pembelajaran
konvensional siswa ditempatkan sebagai
objek be-lajar yang berperan sebagai
pene-rima informasi secara pasif
2) Dalam pembelajaran kontekstual, siswa
belajar melalui kegiatan ke-lompok,
seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling
menerima dan memberi. Sedangkan
dalam pembe-lajaran konvensional siswa
lebih ba-nyak belajar secara individu
dengan menerima, mencatat, dan
menghafal materi pelajaran.
3) Dalam
pembelajaran
kontekstual,
pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil. Sedangkan, dalam
pembelajaran konvensional, pembelajaran
bersifat teoretis dan abstrak.
4) Dalam pembelajaran kontekstual, kemam
puan didasarkan atas penga-laman.
Sedangkan
dalam
pembelaja-ran
konvensional kemampuan dipe-roleh
melalui latihan-latihan.
5) Tujuan akhir dari proses pembelaja-ran
melalui pembelajaran konteks-tual adalah
kepuasan diri. Sedang-kan, dalam
pembelajaran konvensio-nal tujuan akhir
adalah nilai atau angka.
Peran guru dan siswa dalam pembelajaran kontekstual
1) Siswa dalam pembelajaran konteks-tual
dipandang sebagai individu ya-ng sedang
berkembang.
Kemampu-an
belajar
118

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

seseorang akan dipenga-ruhi oleh tingkat
perkembangan
dan
keluasaan
pengalaman yang dimili-kinya. Anak
bukanlah orang dewasa dalam bentuk
kecil, melainkan or-gasme yang sedang
berada
dalam
ta-hap–tahap
perkembangan. Kemam-puan belajar
akan sangat ditentukan oleh tingkat
perkembangan dan pe-ngalaman mereka.
Dengan demiki-an, peran guru bukanlah
sebagai ins-truktur atau “penguasa” yang
mema-ksakan siswa agar mereka bisa
bela-jar sesuai dengan tahap perkembangan.
2) Setiap anak memiliki kecenderu-ngan
untuk belajar hal-hal yang baru dan
penuh tantangan. Kegemaran anak adalah
mencoba hal –hal yang dianggap aneh
dan baru. Oleh kare-na itulah belajar bagi
mereka adalah mencoba memecahkan
setiap
perso-alan
yang
menantang.Dengan demi-kian, guru
berperan dalam memilih bahan-bahan
belajar yang dianggap penting untuk
dipelajari siswa.
3) Belajar bagi siswa adalah proses mencari
keterkaitan atau keter-hubungan antara
hal-hal yang baru dengan hal-hal yang
sudah dike-tahui. Dengan demikian,
peran guru adalah membantu agar setiap
siswa mampu menemukan keterkaitan
an-tara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya.
4) Belajar bagi anak adalah proses menyempurnakan skema yang telah ada
(asimilasi) atau proses pemben-tukan
skema baru (akomodasi), de-ngan
demikian tugas guru adalah menfasilitasi
(mempermudah) agar anak mampu
melakukan proses asi-milasi dan proses
akomodasi.

penelitian, teknik pengum-pulan data,
validitas data, teknik ana-lisis data dan
prosedur penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Bangkalan Kabupaten Bangkalan
Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penetapan pada siswa Kelas X ini
didasari oleh pertimbangkan bahwa prestasi
belajar bahasa Indonesia pada aspek
mengarang deskripsi masih ren-dah serta
pada tahun pelaja ran sebe-lumnya dalam
penyampaian materi pembelajaran Bahasa
Indonesia khu-susnya mengarang diskripsi
belum
me-nggunakan
pembelajaran
kontekstual masih bersifat konvensional
Waktu penelitian dilaksanakan pa-da
semester II Tahun Pelajaran 2015/ 2016.
Dalam penelitian ini menggunakan
strategi model siklus. Adapun ranca-ngan
penelitiannya terdiri dari peren-canan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi,
refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa dan guru
Kelas X SMA Negeri 1 Bangka-lan
Kabupaten Bangkalan Tahun Pela-jaran
2015/2016, dalam pembelajaran bahasa
Indonesia
pokok
bahasan
me-nulis
karangan.
Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas
dan juga jenis sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpu-lan
data yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah: 1) Wawancara; 2) Observasi; 3)
Pencatatan Arsip dan Do-kumentasi; 4) Tes;
5) Perekaman.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pelaksanaan tindakan dalam pene-litian
ini didapatkan hasil diantaranya adalah
perubahan tingkah laku siswa pada saat

Metodologi Penelitian
Dalam metodologi penelitian ter-diri
dari tempat dan waktu penelitian, bentuk
dan strategi penelitian, sumber data, subjek
119

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

kelompok;
penyimpulan
hasil
pembelajaran.
Pada siklus I aktivitas siswa me-liputi
aspek diatas mencapai 50,00% meliputi
pertemuan I dan pertemuan II. Sedangkan
pada siklus II aktivi-tas guru meningkat
menjadi 76,25% meliputi pertemuan I
dan pertemuan II.
3. Hasil Nilai Karangan Deskripsi Sis-wa
Hasil penelitian yang lain adalah hasil
menulis karangan deskripsi sis-wa Kelas
X. Nilai tersebut terdiri a-tas nilai
menulis karangan deskripsi siklus I, nilai
menulis karangan des-kripsi siklus II.
Nilai menulis kara-ngan deskripsi siklus I
adalah pada tabel 1.
Tabel 1
Rekapitulasi Nilai Menulis Karangan
Deskripsi Siklus I

pembelajaran, perubahan cara mengajar
guru dan perubahan hasil be-lajar dari siswa
secara keseluruhan, pe-rubahan tersebut
akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian ini.
1. Hasil Observasi Guru
Dalam observasi selama proses belajar
menulis karangan deskripsi yang
dilakukan oleh peneliti dan sa-lah satu
guru diperoleh peningkatan aktivitas guru
selama siklus I sampai siklus II. Adapun
aspek yang dinilai meliputi : memberikan
informasi se-cara tepat; menggunakan
waktu se-suai perencanaan; penuh
perhatian terhadap siswa; memotivasi
siswa secara individu; memotivasi siswa
secara kelompok; memberikan ber-bagai
jenis sumber; menggunakan multi
metode; pembuatan kesimpu-lan hasil
belajar; melakukan peniai-an proses;
memberikan tindak lan-jut.
Pada siklus I aktivitas guru me-liputi
aspek diatas mencapai 51,25% meliputi
pertemuan I dan pertemuan II. Sedangkan
pada siklus II aktivi-tas guru meningkat
menjadi 78,75% meliputi pertemuan I
dan pertemuan II.
2. Hasil Observasi Siswa
Dalam observasi selama proses belajar
menulis karangan deskripsi yang
dilakukan oleh peneliti dan sa-lah satu
guru dipe roleh peningkatan aktivitas
siswa selama siklus I sam-pai siklus II.
Adapun aspek yang di-nilai meliputi :
mengajukan perta-nyaan; menjawab
pertanyaan; inte-raksi antar siswa;
memanfaatkan
sumber
belajar;
mengajukan
penda-pat;
mengikuti
jaannya proses pem-belajaran; menjaga
ketertiban; me-ngerjakan tugas secara
indvidu; me-ngerjakan tugas secara

Nomor

Nilai

Frekuensi

Prosentase

1

55-64

3

16,67%

2

65-74

5

27,78 %

3

75-84

8

44,44%

4

85-94

2

11,11 %

Jumlah

18

Lebih jelasnya, nilai hasil menul is
karangan deskripsi siswa siklus I pada
tabel 1 dibuat grafik, dapat di-lihat pada
gambar 1.
Gambar 1
Nilai Menulis deskripsi siklus I

120

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

Berdasarkan hasil nilai tulisan siswa
siklus II diatas dapat diketahui kondisi
akhir dari karangan deskrip-si siswa.
Siswa yang masih dibawah KKM (75)
adalah empat siswa (22, 22%). Siswa
yang telah mencapai nilai KKM (75)
adalah empat belas siswa (77,78%).

Siklus I yang telah dilaksanakan
ternyata masih terdapat kelemahan.
Kelemahan tersebut adalah kurang
tepatnya penggunaan tanda baca oleh
siswa. Kelemahan tersebut di-perbaiki
dalam pembelajaran menu-lis karangan
deskripsi. Siklus II di-laksanakan
tindakan berupa penera-pan pembelajaran
kontekstual de-ngan penekanan pada
aspek tanda baca dalam karangan
deskripsi. Ha-sil menulis karangan
deskripsi siklus I adalah pada tabel 2.
Tabel 2
Rekapitulasi Nilai Menulis Karangan
Deskripsi Siklus II
Nomor

Nilai

Frekuensi

Prosentase

1

55-64

1

11,11%

2

65-74

3

16,67%

3

75-84

11

61,11%

4

85-94

3

16,67%

Jumlah

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan menulis karangan deskrip-si
siswa melalui pembelajaran konteks-tual
yang dilihat dari proses maupun hasil tulisan
siswa. Langkah penerapan pembelajaran
kontestual juga terlihat dalam penjabaran
proses penbelajaran dalam pelaksaan
tindakan. Kendala-kendala yang dijelasakan
dalam tiap siklus telah dapat teratasi dalam
perbai-kan siklus berikutnya. Secara garis
be-sar penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukukan oleh peneliti.
1. Peningkatan Menulis Karangan Siswa
Prestasi belajar siswa pada pela-jaran
bahasa Indonesia pokok baha-san
menulis karangan deskripsi pada siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Bang-kalan
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
2015/2016 dapat mening-kat dengan
menerapkannya
pembe-lajaran
kontekstual. Peningkatan m-eliputi proses
pembelajaran serta hasil karangan siswa
dari siklus I sampai dengan siklus II.
Peningka-tan hasil menulis karangan
deskripsi siswa dapat dilihat pada tabel 3.

18

Lebih jelasnya, nilai hasil menu-lis
kara ngan deskripsi siswa siklus II pada
tabel 2 dibuat grafik, dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2
Grafik Nilai Menulis Deskripsi Siklus II

121

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

Tabel 4
Rekapitulasi Nilai Karangan Menulis
Deskripsi Siklus I sampai Siklus II

Tabel 3
Rekapitulasi Nilai Menulis
Karangan Deskripsi
No

Nilai

1

Frekuensi
Siklus I

Siklus II

55-64

3

1

2

65-74

5

3

3

75-84

8

11

4

85-94

2

3

18

18

Jumlah

No

Tindakan
siklus

1.

I

2

Lebih jelasnya dapat dibuat gra-fik
yang menunjukkan peningkatan hasil
tulisan deskripsi dari siklus I sampai
siklus II pada tabel 3 dapat dilihat pada
gambar 3.

II

Materi

1. Menentukan tema kara-ngan sesuai
yang ada di lingkungan sekitar,
misal-nya kelas dan sekolah.
2. Menyampaikan gagasan sesuai
yang ada di lingku-ngan sekitar.
1. Menentukan tema kara-ngan sesuai
yang ada di lingkungan sekitar,
misal-nya kelas dan sekolah.
2. Menyampaikan gagasan sesuai
yang ada di lingku-ngan sekitar.
3. Menyusun karangan sesu-ai yang
ada dilingkungan sekitar dengan
memper-hatikan penggunaan ejaan.

Nilai
Keterang
rata -rata
an
hasil belajar
72,03

Belum
Berhasil

77,8 3

Berhasil

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh bahwa prestasi belajar Ba-hasa
Indonesia pokok bahasan me-nulis
karangan deskripsi meningkat setelah
diterapkannya pembelajaran kontekstual.
2. Cara-Cara
Mengatasi
Kendala
Penerapan Pembelajaran Kon-tekstual
Penerapan pembelajaran konteks-tual
dalam pembelajaran menulis deskripsi
terdapat
kendala-kendala.
Kendalakendala tersebut dapat di-atasi dengan
baik. Adapun cara-cara mengatasinya
dalam tiap siklus:
a) Siklus I
Kendala yang terjadi dalam
pelaksanaan siklus I adalah kurangnya siswa terhadap sumber belajar
yang dihadirkan selama proses
pembelajaran. Kendala la-in siswa
kurang berminat dalam pelaksanaan
pembelajaran selain itu juga siswa
kurang memperha-tikan penggunaan
tanda baca dan ejaan yang tepat dalam
menulis karangan deskripsi.
Kendala-kendala tersebut di-atasi
dengan cara menghadirkan sumber

Secara lebih rinci perkembangan
prestasi belajar bahasa Indonesia po-kok
bahasan menulis karangan des-kripsi
siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
2015/2016 dapat dijelaskan sebagai
berikut:

122

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

Kabupaten Bangkalan Ta-hun Pelajaran
2015/2016. Terlihat dari nilai rata-rata kelas
yang meningkat da-ri pertemuan sebelum
tindakan yaitu 6 4,22. Setelah dilakukan
tindakan pada siklus 1 nilai rata-ratanya
72,03 dan mencapai nilai KKM (75) pada
siklus II yaitu 77,83.
Bertolak dari kesimpulan dan implikasi
hasil penelitian yang telah di-kemukakan
diatas, selanjutnya dapat diajukan saran saran sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai masukan bagi para
guru seko-lah dasar Kelas X dalam
mengembang-kan pembelajaran bahasa
Indonesia
de-ngan
penggunaan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif yaitu
pembelajaran
kontekstual.
2)
Dapat
digunakan untuk mengurangi hambatanhambatan yang sering terjadi dalam
pembelajaran
ba-hasa
Indonesia.
3)
Penggunaan pembe-lajaran kontekstual pada
pembelajaran bahasa Indonesia akan
menjadikan pembelajaran bahasa Indonesia
lebih terasa bermakna. 4) Peningkatan interaksi oleh siswa antar siswa, siswa den-gan
kelompok, kelompok dengan ke-lompok
dalam pembelajaran bahasa In-donesia. 5)
Siswa diharapkan dapat be-lajar mengenai
segala sesuatu yang di-amati dan dirasakan
walaupun itu hal kecil yang berada di
lingkungan sekitar siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran
kontekstual.
6)
Siswa
hendaknya dapat memaknai pembelajaran
bahasa Indo-nesia menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. 7) Hendaknya
mengemba-ngkan
berbagai
model
pembelajaran i-novatif salah satunya
pembelajaran kontekstual.

belajar yang lebih mena-rik dalam
proses pembelajaran. Agar siswa lebih
berminat menu-lis karangan deskripsi
siswa dido-rong untuk berinteraksi
dengan alam sekitar yang ada
dilingku-ngan daam kehidupan seharihari.
b) Siklus II
Perbaikan
pembelajaran
yang
masih kurang pada siklus I dilaksanakan pada siklus II ini. Pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II ini adalah
menerapkan
pembelajaran
kontekstual dengan penekanan pada tanda
baca dan ejaan. Selain itu juga
menghadirkan sumber bela-jar lain
dalam proses pembelaja-ran.
Perbaikan pelaksanaan pembelajaran terutama dalam memberi-kan
suasana baru pada siswa agar lebih
berminat
pada
pelaksanaan
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran siklus II telah dilaksa-nakan
sesuai dengan rencana ya-ng telah
dibuat. Selama proses pembelajaran
sudah tidak ditemu-kan lagi kendala
yang cukup ber-arti. Penelitian ini
kemudian di-akhiri karena indikator
yang dite-rapkan sudah tercapai.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan deskripsi hasil anali-sis
data, temuan penelitian dan pemba-hasan
penelitian, maka kesimpulan pe-nelitian
sebagai berikut:
Bahwa terdapat peningkatan pres-tasi
belajar pokok bahasan mengarang deskripsi
dengan pembelajaran kon-tekstual siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan
123

Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesi (Mengarang Deskripsi), Saifullah

Martinis Yamis. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetens.i Ja-karta :
.Gaung Persada (GP) Press.

Daftar Pustaka
Ahmad Rofi’uddin. 2001. Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi. Malang: Universitas Negeri
Malang.

Muhammad Rohmadi, dkk. 2008. Teori dan
Aplikasi
Bahasa
Indonesia
di
Perguruan Tinggi. Surakarta : UNS
Press.

Amir.2011.Dasar -Dasar Penulisan Karya
Ilmiah .Surakarta : UNS Press.

Muhibbin Syah. 2005 . Psikologi Belajar .
Jakarta : PT Raja

Burhan Nurgiyantoro. 1995. Penilaian dalam
Pengajaran Bahasa dan Sas-tra.
Yogyakarta : BPFE.

Grafindo. 2004. Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Ban-dung:
Remaja Rosda Karya.

Chatarina Tri Arni,dkk. 2004. Psiko-logi
BelajarSemarang : UNNES Press.

Nana Sudjana. 2002. Dasar -Dasar Proses
Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru
Algesindo

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Baha-sa
Indonesia Jakarta : Balai Pus-taka.
Dewa Ketut Sukardi. 1994. Bimbingan dan
Penyuluhan Belajar di Seko-lah.
Surabaya: Usaha Nasional.
Elaine B. Johnson.2002. Contextual
Teaching and Learning : Menjadi-kan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyika
n dan BermaknaIbnu Setiawan.
2011.Bandung : Mizan Learning Cen-ter
(MLC).
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian
Tindakan Kelas Malang : Universi-tas
Negeri Malang.
Kukuh Santosa. 2003. Pembelajaran Mulok
Pendidikan Lingkungan Ke-lautan
dengan
Pendekatan
Kon-tekstual.
Semarang : UNNES.
Leo

Sutrisno. 2011. Pengembangan
Pembelajaran Jakarta : Balai Pus-taka.
M.
Saekhan
Muchith.
2008.
Pembelajaran Kontekstual Sema-rang
:RaSAIL Media.

124