Keyword : Persepsi, Siswa dan Narkoba Pendahuluan - PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP SOSIALISASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KOTA MEDAN

PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS
TERHADAP SOSIALISASI PENYALAHGUNAAN
NARKOBA DI KOTA MEDAN
Abrar Adhani, Ribut Priadi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email : abraradhani@umsu.ac.id
Abstrak
Remaja, merupakan masa perubahan dari yang semula anak-anak menuju ke arah
kedewasaan. Lebih kurang 30% penduduk Indonesia adalah remaja yang berusia
10- 24 tahun. untuk kota Medan sendiri, penduduk yang masuk dalam kategori
usia 10-24 tahun mencapai angka 641.615 jiwa berdasarkan data Medan dalam
angka 2012 atau sekitar 30,30%. Remaja menjadi target utama dalam peredaran
dan penyalahgunaan narkoba. Banyak diantara para siswa masih belum paham
akan bahayanya nakoba. Sehingga dengan mudahnya mereka tertipu oleh bujuk
rayu dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Penelitian tentang ”Persepsi
Siswa Sekolah Menengah Atas Terhadap Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba di
Kota Medan” dilakukan dengan Desain penelitian kombinasi pendekatan kualitatif
dan kuantitatif dengan model dominant-less dominant design. Metodologi yang
dilakukan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 bagian, yang pertama melalui
metodologi survey dan yang kedua melalui diskusi mendalam. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelajar Sekolah Menengah Atas di Kota Medan pernah

mendapat informasi terkait dengan penyalahgunaan penggunaan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba dapat menyebakan ketergantungan secara fisik maupun
psikologis. Pemanfaatan media informasi baik melalui media sosial maupun
pembentukan komunitas rekan sebaya menjadi sebuah cara yang efektif dalam
membangun kesadaran pelajar sekolah menengah atas di kota Medan terkait
dengan bahaya penyalahgunan narkoba.
Keyword : Persepsi, Siswa dan Narkoba
menyalahgunakan

Pendahuluan
Permasalahan

narkotika

dan

obat-obat terlarang semakin hari

narkoba


belakangan ini menjadi isu yang

semakin

hangat di tengah-tengah masyarakat,

mengkhawatirkan

dimana

pengguna narkoba sudah menjalar

korban

yang

berjatuhan

bahan-bahan ini secara tidak benar,


mereka-mereka

atau

menggunakan narkoba masih duduk

lain

194

tidak

bahwa

pada

kata

muda,


lagi

Lebih

tersebut adalah akibat menggunakan

dengan

usia

banyak.

yang

sedikit
mulai

195 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205
di bangku SD, SMP, dan SMU.


mampu bekerjasama dan bersinergis

Dapat dibayangkan bagaimana nasib

dalam menggalakkan gerakan anti

bangsa ini bila bibit mudanya sudah

narkoba. Penelitian ini diarahkan

diracuni oleh narkoba.

untuk mengetahu persepsi siswa

Lebih kurang 30% penduduk

sekolah menengah atas terhadap

Indonesia adalah remaja yang berusia


sosialisasi penyalahgunaan narkoba

10- 24 tahun.

di Kota Medan.

untuk kota Medan

sendiri, penduduk yang masuk dalam
kategori usia 10-24 tahun mencapai

Kajian Pustaka

angka 641.615 jiwa berdasarkan data

Teori AIDDA

Medan dalam angka 2012 atau

AIDDA adalah teori yang


sekitar 30,30%. Usia ini merupakan

sesuai dalam tahapan iklan . AIDDA

usia yang sangat memilik potensi

adalah singkatan

dari

besar terhadap pembangunan daerah

Interest,

Decision,

ke depannya. Dan di usia ini jugalah

Action. Proses tahapan komunikasi


merupakan sasaran utama dalam

ini

penyalahgunaan

komunikasi

narkoba.

Hal

Desire,

mengandung

Attention,

maksud


hendaknya

dan

bahwa
dimulai

menjadi

runyam

dengan membangkitkan perhatian

ketahui

bahwa

atau attention (Kasali:1995). A -


kegiatan kejahatan narkoba adalah

Attention - Perhatian I - Interest -

kegiatan yang tersusun rapi dan

Minat D - Desire - Hasrat D -

bersifat internasional yang beroperasi

Desicion - Keputusan A - Action –

dengan sistem jaringan yang tertutup

Tindakan. Bagaimana iklan mampu

dan rahasia. Selain itu juga, banyak

menarik perhatian sampai akhirnya


diantara para siswa masih belum

ada keputusan untuk melakukan

paham

kegiatan (action) sebagaimana yang

tersebut

akan

manakala

kita

akan

bahayanya

nakoba.

Sehingga dengan mudahnya mereka

diharapkan

tertipu oleh bujuk rayu dari orang-

(khasali:1995).

oleh

komunikator

orang yang tidak bertanggung jawab.

Formula tersebut sering pula

Dalam konteks ini, peran luas

dinamakan A-A Procedure sebagai

masyarakat

sangat

di

harapkan

singkatan dari Attention - Action —

Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........196

yang

Procedure,
komunikan

berarti

dalam

kegiatan dimulai

agar

melakukan

dahulu dengan

Tata

cara

pentahapan

komunikasi persuasif, sebagaimana
dipaparkan

atas

bisa

diketahui

perhatian.

hasilnya dalam beberapa saat saja,

Berdasarkan formula AIDDA itu,

tetapi juga bisa bertahun-tahun. Dari

komunikasi

proses

menumbuhkan

dengan

persuasive

upaya

didahului

membangkitkan

perhatian.
Apabila

perhatian

sudah

berhasil

terbangkitkan,

kini

menyusul

upaya

komunikasi

itu

tampak,

bahwa pentahapan yang dimulai dari
upaya

membangkitkan

perhatian

sampai

menimbulkan

kegiatan,

berlangsung singkat saja.

menumbuhkan

Apabila

minat. Upaya ini berhasil dengan

psikologisnya

mengutarakan

yang

perubahan yang terjadi pada model

kepentingan

AIDDA juga bisa ditinjau dari

komunikan. Karena itu komunikator

komponen perubahan sikap yang

harus mengenal siapa komunikan

terjadi pada diri manusia akibat

yang

terpaan pesan (Rakhmat; 2002) yaitu:

hal-hal

menyangkut

dihadapinya,

"Know

your

audience, kenalilah khalayakmu."
Tahap
memunculkan

berikutnya

adalah

hasrat

pada

ditinjau
maka

1) Cognitive

:

disampaikan
pikiran

dari

segi

komponen

Pesan

yang

ditujukan

komunikan.

pada

Hal

ini

komunikasi untuk melakukan ajakan,

dilakukan agar komunikan tahu

bujukan, atau rayuan komunikator.

dan paham akan pesan yang

Disini

disampaikan.

imbauan

emosional

Hal

ini

sama

(emotional appeal) perlu ditampilkan

dengan attention pada model

oleh komunikator, sehingga pada

AIDDA.

tahap

berikutnya

mengambil
melakukan
sebagaimana
daripadanya.

komunikan

keputusan
suatu

untuk
kegiatan

diharapkan

2) Affektive : Pada tahap ini tujuan
komunikator tidak hanya supaya
komunikan
sehingga
tertentu

tergerak
timbul

seperti

hatinya
perasaan

minat

yang

muncul akibat adanya perhatian.

197 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205
3) Behavioral

:

Dampak

langsung atau tidak langsung

yang

timbul adalah berupa tindakan

terus-menerus

berhubungan

atau kegiatan. Hal ini sudah

dengan

memberikan

mulai bisa dilihat pada proses

perangsangan (stimulasi) melalui

pengambilan keputusan.

berbagai

anak,

corak

komunikasi

Psikologi Perkembangan Remaja

antara orang tua dengan anak

Dalam Pencegahan Narkoba Bagi

(Prawirosudirjo, 2003).
3.

Pelajar
Menurut Rumini dan Sundari

Lingkungan

Sosial

Dinamika

Perubahannya,

(2004), remaja adalah peralihan dari

Lingkungan

masa anak dengan masa dewasa yang

berbagai

mengalami

menyertainya

perkembangan

semua

dan

sosial

ciri

dengan

khusus

yang

memegang

aspek atau fungsi untuk memasuki

peranan

masa

munculnya corak dan gambaran

dewasa.

Masa

remaja

besar

terhadap

kepribadian pada anak.

berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita

Lingkungan pergaulan anak

dan 13 tahun sampai dengan 22

adalah sesuatu yang harus dimasuki

tahun bagi pria.

karena

di

lingkungan

tersebut

perkembangannya,

seorang anak bisa terpengaruh ciri

remaja dipengaruhi oleh beberapa

kepribadiannya, tentunya diharapkan

faktor, yakni:

terpengaruh oleh hal-hal yang baik.

Dalam

1.

Faktor

Pribadi,

Setiap

anak

samping

itu,

lingkungan

berkepribadian khusus. Keadaan

pergaulan adalah sesuatu kebutuhan

khusus pada anak bisa menjadi

dalam pengembangan diri untuk

sumber

hidup bermasyarakat. Karena itu,

munculnya

berbagai

lingkungan

perilaku menyimpang.
2.

Di

sosial

sewajarnya

Keluarga

menjadi perhatian kita semua, agar

adalah unit sosial yang paling

bisa menjadi lingkungan yang baik,

kecil

yang

Faktor

Keluarga,

dalam

masyarakat.

Lingkungan keluarga berperan
besar karena merekalah yang

bisa

meredam

dorongan-

dorongan negatif atau patologis pada

Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........198

anak

maupun

remaja

(Santrock,

2002).

yang berlaku untuk umum atau
generalisasi

(Sugiyono,

2010).

Teknik pengambilan sampel pada
penelitian

Metode Penelitian
Penelitian
Siswa

sekolah

tentang

Persepsi

dilakukan

dengan

model random sampling. Adapun

atas

data yang telah dikumpul melalui

terhadapa sosialisasi penyalahgunaan

angket atau quisioner selanjutnya

narkoba di Kota Medan dilakukan

dianalisis secara deskriptif.

dengan

menengah

ini

pendekatan

deskriptif

kuantitatif. Pendekatan ini dipilih
agar dapat menganalisis data dengan
cara

mendeskripsikan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil

penelitian

terhadap

atau

variabel pengetahuan siswa terkait

menggambarkan data yang telah

dengan informasi narkoba dapat

terkumpul sebagaimana adanya tanpa

dilihat pada tabel 1.

bermaksud

membuat

kesimpulan

Tabel 1
Pengetahun Responden dan Sumber Informasi
KARAKTERISTIK
RESPONDEN
Laki-Laki
Perempuan
N
%
N
%
Mendapat
YA
318
92,17
291
84,35
Informasi
TIDAK
27
7,83
27
7,83
Tentang
Total
345
100
318
100
Narkoba
Orang Tua
43
13,52
33
11,34
Guru
37
11,64
69
23,71
Teman
26
8,18
33
11,34
Tokoh Agama/
49
15,41
24
8,25
Masyarakat
Sumber
Penyuluh
23
7,23
21
7,22
Televisi
105
33,02
93
31,96
Informasi
Radio
9
2,83
0
0
Terkait Narkoba
Surat Kabar
0
0
3
1,03
Buku /
6
1,89
0
0
Majalah
Internet
20
6,29
15
5,15
Total
318
100
291
100
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2017

199 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205
Dari hasil penelitian sebagaimana

bahwa banyaknya responden yang

yang dapat dilihat pada tabel 1

mengetahui

menunjukkan

narkoba ini dapat dipahami dari

responden

bahwa
pernah

91,86

%

memperoleh

mana

kepanjangan

responden

mengetahui

tentang apa yang dimaksud dengan

informasi

narkoba.

penelitian

melalui informasi dari orang tua,

menunjukkan bahwa

31,96 %

guru,

responden

informasi

maupun

Hasil

memperoleh

tentang

dari

teman,

narkoba,

tokoh

media

baik

masyarakat

massa

terkait narkoba melalui tayangan

Keluarga,

yang disajikan oleh televisi. Hal ini

menjadi bagian terpenting dalam

memperlihatkan bahwa responden

mensosialisasikan tentang narkoba

menerima

informasi

dan bahaya penyalahgunaannya.

komunikasi

massa,

lewat

sekolah

lainnya.

Hasil

sedangkan

dan

media

penelitian

juga

melalui komunikasi antar personal

menunjukkan

maupun

organisasi

responden mengetahui bahwa orang

tergolong lebih jarang dilakukan

yang menggunakan narkoba dapat

untuk dapat memberikan pemahaman

menyebabkan

kepada responden tentang bahaya

secara

narkoba.

Ketergantungan

komunikasi

bahwa

99,10%

ketergantuan,

fisik

maupun

baik

psikologis.

ini

dapat

menimbulkan gangguan kesehatan
Pengetahuan Responden Tentang

jasmani dan rohani. Penyalahgunaan

Bahaya Narkoba

narkoba

Berdasarkan hasil penelitian

biasanya

penggunaan

diawali

coba-coba

oleh

sekedar

diketahui bahwa 97,29 % responden

mengikuti teman, untuk mengurangi

menyatakan mengetahui

atau

NAPZA

menghilangkan

rasa

nyeri,

adalah merupakan singkatan dari

kelelahan, ketegangan jiwa, atau

narkotika,

sebagai

Psikotropika

dan

hiburan,
Bila

maupun
taraf

untuk

obat/bahan adiktif berbahaya lainnya

pergaulan.

coba-coba

dan hanya 2,71 % responden yang

tersebut

dilanjukan

tidak mengetahuinya. Berdasarkan

menerus

akan

hasil penelitian tersebut, dapat dilihat

kecanduan akan narkoba itu sendiri.

secara

berubah

terus

menjadi

Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........200

terkait

berada dilikungan rumah tangga saja,

dengan sikap responden yang tidak

tepai ketika anak berada diluar

akan

mecoba-coba

rumah, pengaruh dari rekan sebaya

menggunakan narkoba menunjukkan

sangatlah mendukung si anak untuk

bahwa

berbuat.

Pertanyaan

peneliti

pernah

97,74

menyatakan

%

responden

setuju

dan

86,88

bahkan

%

responden

sangat setuju untuk tidak akan coba-

menyatakan pihak sekolah ataupun

coba

narkoba,

pihak lainnya pernah melakukan

responden

sosialisasi tentang penyalahgunaan

menyatakan tidak setuju dan sangat

narkoba di sekolah responden, hanya

tidak setuju. Jika melihat hasil

13,12 % responden yang menyatakan

tersebut, maka dapat digambarkan

tidak pernah. 8,60 % responden

secara

menyatakan

menggunakan

selebihnya

2,26

sekilas

%

bahwa

meskipun

sosialisasi

responden tahu bahwa penggunaan

penyalahgunaan

narkoba

sering

dapat

ketergantungan
psikologis,

menyebabkan
fisik

tetapi

maupun
responden

narkoba

dilakukan

responden,

33,40

menyatakan

tentang
sangat
disekolah

%

responden

sering,

33,80

%

menganggap bahwa mencoba-coba

menyatakan jarang dan 13,12 %

menggunkan

menyatakan tidak pernah.

narkoba

bukanlah

Terkait bentuk kegiatan yang

semua permasalahan.
Dari
menunjukkan

hasil

penelitian

dilakukan

dalam

sosialisasi

bahwa

mayoritas

penyalahgunaan narkoba di kalangan

responden sepakat terhadap pengaruh

siswa

sekolah menengah atas,

rekan sebaya lebih besar ketimbang

dilakukan dalam bentuk ceramah

orang tua, hal ini dapat dilihat dari

(57,92%),

59,28% responden yang menyatakan

dialog (12,22%) dan Tatap muka

rekan sebaya memiliki pengaruh

(5,88%).

Melihat hasil tersebut, menunjukkan

tabel

bahwa

30,77%

orang

tua

hanya

memainkan perannya ketika anak

(23,98%),

Hasil penelitian berdasarkan

yang kuat ketimbang orang tua.

peran

Penyuluhan

4.17

menunjukkan

responden

bahwa

menyatakan

bentuk kegiatan yang paling tepat

201 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205
bahaya

kondisi perkembangan yang ada.

narkoba

Sekolah tidak hanya sebagai media

dilaksanakan dalam bentuk ceramah,

belajar saja, akan tetapi sekolah

19,00% menyatakan dalam bentuk

harus lebih berperan aktif guna

dialog,

menimbulkan kesadaran bagi para

untuk

mensosialisasikan

penyalahgunaan

15,84%

menyatakan

dalam

responden
bentuk

tatap

siswa nya.
Pengetahuan siswa tentang

muka, 9,50% melalui media sosial,
7,69% menyatakan melalui spanduk,

bahaya

penyalahgunaan

narkoba

1,81% menyakatan lewat baliho dan

melahirkan sikap untuk tidak pernah

15,38% responden menyatakan lewat

mau mecoba narkoba, meskipun

bentuk kegiatan lainnya.

masih ada sekita 2% responden yang
ini

menyatakan masih mau mencoba

menunjukkan bahwa pelajar Sekolah

narkoba. Hal ini menunjukkan bahwa

Menengah Atas di Kota Medan

pengetahuan yang dimiliki tidak

pernah mendapat informasi tekait

sejalan

dengan penyalahgunaan penggunaan

seharusnya

narkoba.

narkoba

peran sekolah sangat menentukan,

dapat menyebakan ketergantungan

sekolah sebagai sebuah institusi dan

secara

sarana sosialisasi merupakan sebuah

Hasil

penelitian

Penyalhgunaan

fisik

Pengetahuan
pelajar

maupun

perbuatan

dilakukan.

yang

Disinilah

dimiliki

oleh

media yang sangat tepat untuk

Menengah

Atas

senantiasa selalu mengingatkan dan

yang

Sekolah

psikologis.

dengan

(SMA) di Kota Medan seharusnya

mengimbau

dapat

senantiasa

ditindaklanjuti

dengan

siswa/i

nya

selalu

untuk

menjauhi

melaksanakan kegiatn yang bernilai

penyalahgunaan narkoba, hal ini

positif. Bapak Muhardi yang menjadi

dapat

salah seorang informan penelitian ini

melalui berbagai metode, baik secara

menegaskan

ceramah, media luar ruang maupun

bahwa,

sekolah

merupakan bagian dari masyarakat
yang

paling

menentukan

sikap

dilakukan

pihak

sekolah

aktifitas-aktifitas lainnya.
Selain

pelajar. Aktifitas kegiatan disekolah

keluarga

harus senantiasa sinkron dengan

terpenting

pihak

juga

sekolah,

menjadi

dalam

bagian

mendukung

Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........202

keterlibatan siswa dalam narkoba.

Hal ini dapat kita lihat dari jawaban

Keadaan keluarga yang utuh dan

responden yang menyatakan bahwa

peran

teman sebaya selalu mengingatkan

setiap

memantau

orang

tua

untuk

perkembangan

remaja

sangat mempengaruhi remaja untuk
tidak

berprilaku

responden

akan

bahaya

penyalahgunaan narkoba.
Mengingat

menyimpang.

maraknya

Komunikasi yang baik dan lancar,

peredaran narkotika di Indonesia

memiliki

yang sepertinya hukum di Indonesia

semua

waktu

untuk

anggota

bersama

keluarga

serta

tidak

membuat

mereka

(para

perhatian, sehingga suasana rumah

pengedar atau bandar ) jera, selalu

terasa tenang dan penuh kehangatan.

saja ada penyeledupan narkotika ke

Keharmonisan

yang

wilayah Indonesia. Ini menjadi tugas

mengurangi

dan kewajiban kita sebagai orang tua

demikian

keluarga
akan

kesibukan remaja di luar yang bisa

untuk

mempengaruhinya untuk bertindak

mewaspadai anak-anak kita di dalam

menyimpang.

pergaulan. Awasi tingkah laku dan

Dalam pergaulan keseharian,

pola

mengawasi

dan

lebih

hidup anak-anak. Orangtua

remaja cenderung lebih terpengaruh

harus peka terhadap perubahan sikap

dengan

anak-anak

yang

ketimbang apa yang disampaikan

mereka

terlibat

orang tua. Meskipun waktu yang

narkotika akan terlihat dengan sangat

dihabiskan bersama keluara lebih

jelas. Kita patut dan wajib menjaga

banyak ketimbang bersama teman

dan melindungi mereka dari serangan

sebaya, akan tetapi rekan sebaya

hal semacam itu. Begitu mereka

lebih

terjerumus, adalah masalah besar di

ajakan

teman

banyak

aktifitas

dan

responden.

sebaya

memperngaruhi
perbuatan

Oleh

karena

para
itu

memang

kalau

penggunaan

kemudian hari.
Bila

narkotika

digunakan

membentuk atau menghimpun rekan

secara terus menerus atau melebihi

sebaya

takaran yang telah ditentukan akan

dapat

bernilai

positif

bilamana diarahkan untuk kegiatan

mengakibatkan

dan aktifitas-aktifitas positif lainnya.

Kecanduan

inilah

ketergantungan.
yang

akan

203 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205
mengakibatkan gangguan fisik dan

itu

psikologis,

perhatian dan kasih sayang.

karena

terjadinya

sendiri

dengan

memberikan

kerusakan pada sistem syaraf pusat

Pihak sekolah harus melakukan

(SSP) dan organ-organ tubuh seperti

pengawasan yang ketat terhadap

jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

gerak-gerik anak didiknya, karena

Dampak

penyalahgunaan

biasanya

penyebaran

(transaksi)

narkotika pada seseorang sangat

narkoba sering terjadi di sekitar

tergantung pada jenis narkotika yang

lingkungan sekolah. Yang tak kalah

dipakai, kepribadian pemakai dan

penting adalah, pendidikan moral

situasi atau kondisi pemakai. Secara

dan

umum, dampak kecanduan narkotika

ditekankan kepada siswa. Karena

dapat terlihat pada fisik, psikis

salah satu penyebab terjerumusnya

maupun sosial seseorang.

anak-anak ke dalam lingkaran setan

keagamaan

harus

lebih

Upaya pencegahan terhadap

ini adalah kurangnya pendidikan

penyebaran narkotika, khususnya di

moral dan keagamaan yang mereka

kalangan pelajar, sudah seyogianya

serap, sehingga perbuatan tercela

menjadi

kita

seperti ini pun, akhirnya mereka

bersama. Dalam hal ini semua pihak

jalani. Oleh sebab itu, mulai saat ini,

termasuk

dan

kita selaku pendidik, pengajar, dan

masyarakat harus turut berperan aktif

sebagai orang tua, harus sigap dan

dalam mewaspadai ancaman narkoba

waspada, akan bahaya narkoba yang

terhadap anak-anak kita. Adapun

sewaktu-waktu dapat menjerat anak-

upaya-upaya yang lebih kongkret

anak kita sendiri. Dengan berbagai

yang dapat kita lakukan adalah

upaya tersebut di atas, mari kita jaga

melakukan kerja sama dengan pihak

dan awasi anak didik kita, dari

yang berwenang untuk melakukan

bahaya narkotika tersebut, sehingga

penyuluhan tentang bahaya narkoba,

harapan

atau mungkin mengadakan Razia

generasi yang cerdas dan tangguh di

Mendadak Secara rutin. Kemudian

masa

pendampingan dari orang tua siswa

terealisasikan

tanggung

orang

tua,

jawab

guru,

kita

yang

untuk

akan

menelurkan

datang

dengan

dapat
baik.

Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........204

semua anggota keluarga serta

Simpulan

yang

Berdasarkan hasil penelitian

perhatian,

telah

rumah terasa tenang dan penuh

dengan

dilaksanakan
kajian

tekait

perencanaan

sehingga

kehangatan.

suasana

Keharmonisan

narkoba

keluarga yang demikian akan

bagi pelajar sekolah menengah atas

mengurangi kesibukan remaja di

di Kota Medan, maka dapat ditarik

luar yang bisa mempengaruhinya

simpulan sebagaimana berikut :

untuk bertindak menyimpang.

komunikasi

pencegahan

1. Berdasarkan
penelitian

hasil

temuan

bahwa

mengatahui
narkoba

hal

yang

paling

responden

mempengaruhi kelakukan pelajar,

informasi

59,28% responden menyatakan

tentang
dan

3. Dalam

bahwa

teman

sebaya

sangat

dampak

dari

narkoba

yang

mempengaruhi responden dalam

dilakukan. Tayangan televisi baik

aktifitas kesehariannya, meskipun

iklan maupun informasi lainnya

waktu

menjadi

keluarga lebih banyak daripada

penyalahgunaan

rujukan

responden

utama

untuk

bagi

mengetahui

informasi terkait narkoba dan
dampak penyalahgunaannya.
2. Peran

terpenting

pencegahan

narkoba

berkumpul

bersama

berkumpul dengan rekan sebaya.
4. Bentuk

kegiatan

yang

paling

efektif dalam mensosialisasikan

dalam

tentang bahaya penyalahgunaan

adalah

narkoba dapat dilakukan melalui

perhatian

dan

keterlibatan

ceramah, dialog dan komunikasi

keluarga

dalam

menunjang

tatap muka satu lawan satu.

aktifitas positif pelajar. Keadaan
keluarga yang utuh dan peran

DAFTAR PUSTAKA

setiap orang tua untuk memantau

Creswell, John W, 1994.Research
Design:
Qualitative
and
Quantitative
Approach.
California: Sage Publication.

perkembangan

remaja

sangat

mempengaruhi remaja untuk tidak
berprilaku

menyimpang.

Komunikasi yang baik dan lancar,
memiliki waktu untuk bersama

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu
Teori dan Filsafat Komunikasi.

205 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205
Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.
_____________________.
1986.
Dimensi-dimensi Komunikasi.
Bandung,
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Hurlock, E.B. 2002. Psikologi
Perkembangan. 5th edition.
Erlanga: Jakarta
Kriyantono, Rachmat, 2007. Teknik
Praktis Riset Komunikasi,
Jakarta: Kencana.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi
Antarpribadi. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Moleong , 2005. Metodologi
Kualitatif
Edisi
Revisi.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya
Papalia, old. 2001. Perkembangan
Pada Remaja. Jakarta : Rineka
Cipta
Prawirosudirjo. 2003. Menginjak
Masa Remaja. Jakarta :
Bhratara Karya Aksara.
Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi
Komunikasi. Edisi Revisi.

PT.Remaja
Bandung.

Rosdakarya.

________________. 1999. Metode
Penelitian
Komunikasi.
Bandung, PT. Remaja Rosda
Karya.
Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004.
Perkembangan
Anak
dan
Remaja. PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Santrock. J. W. 2002. Life-Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup.(edisi kelima)
Jakarta: Erlangga
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D.
Bandung:
Penerbit
Alfabeta.

Sumber Lainnya
Undang-Undang No. 22 tahun 1997
tentang Narkotika
Medan Dalam Angka 2012