UPAYA POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN PEMALSUAN BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR (BPKB) (Studi Polresta Bandar Lampung)

  

UPAYA POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN

PEMALSUAN BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR (Studi

Polresta Bandar Lampung)

(Jurnal)

  

Oleh:

M. AGIL PRIANGGA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2018

  

ABSTRAK

UPAYA POLRI DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN

PEMALSUAN BUKU PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR (BPKB)

(Studi Polresta Bandar Lampung)

  

Oleh

M. Agil Priangga, Erna Dewi, Muhammad Farid

Email : agilpriangga@gmail.com

  Kemajuan dalam kehidupan di masyarakat modern nampaknya memudahkan timbulnya konflik kepentingan serta godaan hidup mewah tidak adanya keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran, khususnya untuk biaya hidup dalam batas kelayakan manusia. Hal tersebut memberikan peluang masyarakat melakukan tindakan melanggar norma hukum dan norma asusila. Permasalahan adalah Bagaimana upaya POLRI dalam penanggulangan tindak pidana pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Apa faktor penghambat POLRI dalam penanggulangan tindak pidana pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).Pendekatanyang digunakanyaitupendekatanyuridisnormatif dan Pendekatanyuridisempiris.Narasumber dalam penelitian ini SATRESKRIM KepolisiandanAkademisi. Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan, upaya menanggulangi Tindak Pidana pemalsuan (BPKB), Polri mengedepankan tindakan preventif dibandingkan dengan tindakan represif karena tindakan pencegahan lebih baik dari tindakan pemberantasan, Hambatan yang dihadapi penyelesaian kasus pemalsuan BPKB. Diantaranya kurangnya pemahaman Lembaga Penjaminan dan masyarakat terhadap tindak pidana pemalsuan surat, kurangnya kemampuan menganalisa dari pihak kepolisian, alat serta prasarana, jaringan kejahatan, dan pelaku dari luar daerah. Saranyang dapatpenulisberikanadalahadalah Pihak Kepolisian khusunya Samsat harus memberikan pelatihan-pelatihan kepada Lembaga Penjaminan, Pihak Samsat seharusnya membuat aplikasi untuk mengecek atu meng cross-cek apakah BPKB suatu kendaraan itu terdaftar atau tidak di Samsat, Pihak Kepolisian seharusnya lebih meningkatkan keteitian dalam hal memperpanjanpajak kendaraan,bermotor, pembuatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

  Kata Kunci: Upaya Penanggulangan, POLRI, BPKB Palsu

  

ABSTRACT

Police Effort In Handling Crime Act Of Counterfeiting Vehicle Owner Book

(Study Polresta Bandar Lampung)

  

Advances life in modern society seem to facilitate the emergence of conflicts of

interest and luxurious lifestyles. The absence of balance between income and

expenditure for living costs whitin the limits of human worthiness. It provides an

opportunity for the public to commit acts violating the legal norms and norms of

morality. The problem is how the police effort in the prevention of criminal

falsification book of motor vehicle owners and whether the factors inhibiting the

police in the prevention of criminal fraud book owners of motor vehicle. The

approach used is the normative juridical approach and the empirical judicial

approach. The interviewees in this research ar police and academics. Based on

the result of reseach conducted, efforts to overcome the crime of counterfeiting

BPKB, Police put forward preventive measures than repressive measures because

the preventive action is better than the action of eradication. Obstacles faced in

the settlement of the case is the lack understanding of the guarantor institution

and the public against the crime of letter forgery. Lack of ability to analyze by the

police an incomplete means and facilities. Suggestions that the author can give

the police especially police should provide training the guarantor institution an

make an application to check whether BPKB registered or not. The Police should

further improve the accuracy in terms of extending motor vehicle taxes and

makeing BPKB.

  Keywords : Police Efforts, Handling, Book Owners Of Fake Motor Vehicles

I. PENDAHULUAN

  Saat ini kendaraan bermotor sangat beragam jenis dan kegunaannya, dan volume kendaraan bermotor semakin meningkat setiap tahunnya, kendaraan bermotor sendiri bukan lagi menjadi sebuah barang mewah namun sudah menjadi kebutuhan pokok atau primer bagi seluruh lapisan masayarakat. Kemajuan dalam kehidupan di masyarakat modern yang dalam kemajemukan kepentingan nampaknya memudahkan kemungkinan timbulnya konflik kepentingan serta godaan hidup mewah disatu pihak dan di lain pihak tidak adanya keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran, khususnya untuk biaya hidup dalam batas kelayakan manusia. Hal tersebut memberikan peluang dan memicu warga masyarakat yang tidak teguh dalam ketaqwaan dan keimanannya, melakukan tindakan melanggar norma hukum dan norma asusila. Kejahatan sebagai fenomena masyarakat dapat diuraikan atau didekati dari berbagai sudut pandang. Kejahatan merupakan termonologis dari apa yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), perbuatan pidana dapat dibedakan antara kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan diatur dalam buku II tentang misdrijf dan pelanggaran diatur dalam buku III tentang merupakan fenomena kehidupan manusia dan masyarakat, oleh karena itu tidak dapat dilepaskan dari ruang dan waktu. Kejahatan adalah masalah manusia yang berupa kenyataan sosial, yang sebabnya kurang dipahami. Hal ini terjadi dimana saja dan kapan saja dalam pergaulan hidup. Naik turunnya angka kejahatan tergantung pada keadaan masyarakat, keadaan politik, ekonomi, kebudayaan dan lain sebagainya. Berhadapan dengan suatu gejala yang luas dan mendalam, yang bersarang sebagai penyakit dalam tubuh masyarakat, sehingga membahayakan kehidupan setidak-tidaknya menimbulkan kerugian.

  1 Indonesia adalah negara hukum,

  setiap perbuatan masyarakat dan aparat negara harus berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan undang-undang. Bagi mereka yang melakukan perbuatan melanggar hukum wajib diproses dengan prosedur atau tata cara penyelesaian secara sah menurut hukum. Adanya pelanggaran atau kejahatan dalam pemalsuan surat kendaraan bermotor diancam dengan hukuman pidana, maka proses penanganan tindak pidana tersebut secara umum berlaku ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

  Surat atau tulisan didalamnya terkandung arti atau makna tertentu dari sebuah pikiran, yang kebenarannya harus dilindungi. Membuat surat palsu adalah 1

  3

  menyusun surat atau tulisan pada Tahun 2011-2015 (unit) . Pada keseluruhannya, adanya surat ini Tahun 2012 data pertumbuhan karena dibuat secara palsu. Surat kendaraan berjenis Mobil palsu mempunyai tujuan untuk Penumpang 10.432.259 unit, Bis menunjukkan bahwa surat seakan- 2.273.821 unit, Mobil Barang akan berasal dari orang lain dari 5.286.061 unit, Sepeda Motor pada penulisannya (pelakunya), ini 76.381.183 unit, jumlah volume disebut pemalsuan materiil, asal usul kendaraan pada Tahun 2012 adalah surat itu adalah palsu. Contohnya A 94.373.324 unit. membuat surat yang seakan-akan

  Pada Tahun 2013 data pertumbuhan berasal dari B dan menandatangani kendaraan berjenis Mobil surat itu dengan cara meniru tanda

2 Penumpang 11.484.514 unit, Bis tangan B.

  2.286.309unit, Mobil Barang Tujuan Pemalsuan BPKB adalah 5.615.494 unit, Sepeda Motor untuk: 84.732.652 unit, jumlah volume kendaraan pada Tahun 2013 adalah

  1. keuntungan Mendapatkan 104.118.969 unit. bagi ke 2 pihak yaitu pemilik kendaraan bermotor yang Pada Tahun 2014 data pertumbuhan tidak memiliki BPKB dan kendaraan berjenis Mobil pembuat BPKB palsu. Penumpang 12.599.038 unit, Bis

  2.398.846 unit, Mobil Barang 2. Untuk memberikan rasa

  6.235.136 unit, Sepeda Motor aman bagi pemilik kendaraan 92.976.240 unit, jumlah volume bermotor yang tidak kendaraan pada Tahun 2014 adalah memiliki BPKB jika sudah 114.209.260 unit. memiliki BPKB palsu.

  Pada Tahun 2015 data pertumbuhan 3. Untuk mempermudah pelaku kendaraan berjenis Mobil pembuat BPKB palsu dalam

  Penumpang 13.480.973 unit, Bis memperjual belikan 2.420.917 unit, Mobil Barang kendaraan bermotor yang 6.611.028 unit, Sepeda Motor tidak memiliki BPKB asli. 98.881.267 unit, jumlah volume kendaraan pada Tahun 2015 adalah

  4. jaminan untuk Sebagai 121.394.185 unit. meminjam uang di Bank.

  Pada Tahun 2016 data pertumbuhan Perkembangan Jumlah Kendaraan kendaraan berjenis Mobil Bermotor Dirinci Menurut Jenisnya, 2

  https://www.bps.go.id/website/pdf_publikas Ilham Lasahido, Modul Penanganan Surat, i/Statistik-Transportasi-Darat- Diklat, Depatemen Keuangan Nasional. 2015.pdf,diunduh9 Desember 2017,Pukul Penumpang 14 580 666 unit, Bis 2.486.898 unit, Mobil Barang 7.063.433 unit, Sepeda Motor 105.150.082 unit, jumlah volume kendaraan pada Tahun 2016 adalah 129.281.079 unit. Sehingga persentase pertumbuhan volume kendaraan berjenis Mobil Penumpang 9.12 %, Bis 1.83 %, Mobil Barang 7.49 %, Sepeda Motor 9.53, jumlah volume kendaraan pada Tahun 2012 hingga 2016 selalu meningkat, dengan jumlah peningkatan sebesar 9.28% pertahunnya.

  Pemalsuan (valscheid in geschriften) diatur dalam BAB XII Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dari Pasal 263 sampai dengan Pasal 276, yang dapat dibedakan menjadi enam macam kejahatan pemalsuan surat, yaitu :

  1. Pemalsuan surat pada umumnya: bentuk, pokok, pemalsuan surat

  2. Pemalsuan surat yang diperberat 3.

  Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akta otentik

  4. Pemalsuan Surat Keterangan Dokter 5. Pemalsuan Surat-surat tertentu 6. Pemalsuan Surat keterangan pejabat tentang hak milik

  Cepatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif pada perkembangan atau pertumbuhan masyarakat. Dampak positifnya adalah bahwa dengan cepatnya pertumbuhan iptek tersebut sudah tentu memberikan kemanfaatan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat yang selalu tumbuh berkembang dan berubah. Sedangkan dampak negatifnya adalah dengan cepatnya pertumbuhan iptek tersebut ternyata telah dibarengi dengan berkembangnya tindak kejahatan dalam berbagai jenis dan cara. Kondisi tersebut tentunya tidak disia-siakan oleh dunia kejahatan, yang juga tidak mengenal lagi batasan ruang, pelaku, dan korban yang juga memanfaatkan teknologi canggih. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya kejahatan-kejahatan yang bermunculan yang meresahkan masyarakat mulai dari kasus curat (pencurian dengan pemberatan), curas (pencurian dengan kekerasan), curanmor (pencurian kendaraan bermotor) termasuk diantaranya pemalsuan Surat-Surat kendaraan bermotor.

  Keberadaan dari berbagai jenis kendaraan bermotor pada saat ini merupakan salah satu dari sekian banyak hasil dari cepatnya pertumbuhan iptek yang memang memberikan kemanfaatan yang besar bagi kebutuhan dan kehidupan masyarakat. Namun demikian, sepertinya telah dikemukakan di atas selain memberikan kemanfaatan yang besar bagi masyarakat ternyata keberadaan berbagai jenis kendaraan bermotor tersebut memberikan dampak negatif bagi masyarakat itu sendiri. Tindak kejahatan pemalsuan surat kendaraan bermotor merupakan fakta yang ada di dalam masyarakat yang merupakan dampak dari keberadaan jenis kendaraan bermotor itu. Kasus pemalsuan disertai penipuan surat di wilayah Bandar Lampung yang tertangkap tangan oleh aparat Kepolisian Kota Bandar Lampung dipimpin Kompol Dery Agung Wijaya. Salah satu tersangka Hasan (29) berhasil diamankan dengan barang bukti 2 (dua) BPKB yang dipergunakan untuk agunan atau jaminan di Bank. Dari keterangan pelaku,pelaku berperan sebagai penyedia data yang diperlukan seperti rangka mesin sesuai Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dari mobil yang disewa sebelumnya.

  surat-surat kendaraan bermotor yang beredar tanpa dokumen yang sah, pada prinsipnya pihak Polri tidak pernah mentolerir dan akan mengambil tindakan penertiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berbagai bentuk reaksi sosial dapat dilakukan untuk menanggulangi tindak kejahatan pemalsuan surat kendaraan bermotor ini, antara lain dengan hukum pidana (penal), yang merupakan bagian dari tujuan pidana. Tujuan atau upaya penaggulangan kejahatan

   diunduh10 desember

  pada hakekatnya merupakan bagian integral dari upaya perlindungan masyarakat (sosial defence) dan upaya mencapai kesejahteraan masyarakat (sosial welfare). Dengan demikian tujuan akhir atau tujuan utama dari tujuan pidana adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Upaya

  Polri Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (Studi Polresta Bandar Lampung).

  Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:

4 Terkait dengan tindakan pemalsuan

  a) Bagaimanakah upaya POLRI dalam penanggulangan pemalsuan

  Buku Pemilik Kendaraan Bermotor di Wilayah Hukum Kepolisian Kota Bandar Lampung?

  b) Apakah faktor penghambat

  POLRI dalam penanggulangan pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor di Wilayah Hukum Kepolisian Kota Bandar Lampung?

  Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Prosedur pengumpulan data dalam penulisan penelitian ini dengan carastudi kepustakaan dan lapangan. Data yang diperoleh dikelola dengan menggunakan metode induktif.

  II. PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perkara Kejahatan Pemalsuan (BPKB) Buku Pemilik Kendaraan Bermotor

  Hasan merupakan salah satu pelaku dari sindikat pemalsu Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) yang masih beroperasi di daerah sukarame. Ia baru pertama kali melakukan pemalsuan dan tidak kenal dengan siapa ia membuat Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) palsu, ia membayarkan uang sebesar Rp. 8.000.000 kepada temannya untuk membuat Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) palsu. Sehari-hari hasan hanya bekerja wiraswasta dan hanya mengikuti temannya membuat Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) palsu untuk tambahan hidup sehari-hari. Hasan membuat Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) palsu tersebut dengan cara membayar sebesar Rp.8.000.000 (delapan juta rupiah) untuk setiap satu Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) palsu. Pada saat melakukan pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Hal pertama yang dilakukan oleh Hasan yaitu dengan cara menyewa sebuah mobil dari tempat rental mobil. kemudian dalam menjalankan aksinya Hasan mengaku lebih dari satu atau sekitar lima orang. Hasan bertindak sebagai penyedia data yang diperlukan seperti rangka mesin sesuai surat tanda nomor kendaraan (STNK) dari mobil yang disewa sebelumnya. Setelah seluruh keperluan disiapkan, kemudian diserahkan kepada rekan lainnya yang bertugas membuat BPKB palsu tersebut.

  Setelah Hasan mendapatkan BPKB palsu, Hasan menjaminkan BPKB tersebut ke sebuah bank dan Hasan pun akhirnya ditangkap oleh Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung pada hari Kamis tanggal

  17 Desember 2015 di rumahnya setelah SATRESKRIM POLRESTA Bandar lampung mendapatkan laporan bahwa ada seseorang yang disinyalir menjaminkan BPKB palsu pada Bank tersebut.

  5 B.

   Upaya POLRI Dalam Penanggulangan Kejahatan Pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)

  Sudut pandang hukum (a crime from

  the legal point of view). Batasan

  kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang melanggar hukum pidana. Bagaimanapun jeleknya suatu perbuatan sepanjang perbuatan itu tidak dilarang di dalam perundang- undangan pidana, perbuatan itu tetap

   unduh 10 sebagai perbuatan bukan kejahatan. Contoh konkrit dalam hal ini adalah perbuatan seorang wanita yang melacurkan diri. Dilihat dari definisi hukum, perbuatan wanita tersebut bukan kejahatan karena perbuatan melacurkan diri tidak dilarang dalam perundang-undangan pidana Indonesia. Sesungguhnya perbuatan melacurkan diri sangat jelek dilihat dari sudut pandang agama, adat istiadat, kesusilaan, dan lain-lainnya, namun perbuatan itu tetap bukan kejahatan dilihat dari definisi hukum, karena tidak melanggar perundang- undangan yang berlaku.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penanggulangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses, cara, perbuatan atau upaya yang dilakukan di dalam meminimalisir Tindak Pidana Pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

  upaya atau langkah-langkah Polri dalam menanggulangi kejahatan pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai berikut: a.

   Upaya penyelesaiian secara pre- emtif

  Upaya penyelesaian ini lebih menitik beratkan kepada peningkatan kesadaran masyarakat melalui pemberian edukasi ataupun melalui sosialisasi kepada masyarakat 6

  http://alisarjunip.blogspot.co.id/2014/07/def enisi-penanggulangan.html), Tanggal 21

  tentang pemahaman Buku Pemilik Kendaraan Bermotor(BPKB) asli dan palsu sehingga masyrakat juga mengetahui bagaimana konsekuensi jika melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Dedi Zen Martin menegaskan bahwa upaya penyelesaian secara pre-emtif dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat. Dalam hal ini untuk edukasinya adalah menerangkan kepada masyarakat agar membatasi kepemilikan kendaraan yang akan dimiliki oleh masyarakat akan mengurangi dampak pemalasuan dari oknum pelaku kejahatan. Dengan mengurangi kendaraan dan mempersulit disign dari BPKB itu sendiri maka pemalsuan akan diminimalisir dari ing kat kesulitan BPKB itu sendiri.

  7

  hal ini dapat merugikan pihak bank sendiri. Kalau saja pihak bank lebih paham dan menaruh kecurigaan sebelumnya maka hal ini dapat dihindari. Dedi Zen Martin juga memaparkan bahwa mensosialisasikan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap keaslian suatu dokumen diperlukan agar masyarakat lebih waspada terhadap kasus pemalsuan. Agar dapat lebih mudah mengenali dokumen palsu, perlu masyarakat ketahui bahwa dokumen yang palsu mempunyai harga yang relatif lebih

6 Ada 3 (tiga)

  Berdasarkan hasil wawancara dengan responden Dedi Zen Martin selaku Pejabat Sementara (Ps) Kasubnit I Idik IV Ranmor murah dibandingkan dengan yang asli. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam hal ini. Dengan mendalami pemahaman dimasyarakat maka, masyarakat juga bisa membantu pihak kepolisian dengan sadar akan hukum.

  adakan pelatihan bagi lembaga- lembaga penjaminan agar kasus- kasus seperti ini tidak terulang lagi, karena BPKB adalah suatu jaminan yang cukup menjanjikan hasilnya jika di jaminkan di bank apalagi jika BPKB tersebut adalah palsu, dan untuk menambah wawasan serta pemahaman masyarakat terhadap BPKB asli atau palsu, disetiap polres harus ada kegiatan pelatihan tentang tata cara membedakan BPKB asli dan palsu. Polres juga harus menjemput bola dalam artian melakukan kegiatan Sosialisasi ke setiap lapisan masyarakat untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat, atau dengan cara membuat aplikasi untuk mengecek atau meng cross cek apakah kendaraan mereka benar terdaftar datanya di SAMSAT atau tidak. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dalam membedakan BPKB asli dan palsu.

  9 8 Berdasarkan hasil wawancara dengan responden Dedi Zen Martin selaku Pejabat Sementara (Ps) Kasubnit I Idik IV Ranmor Reskrim Polresta Bandar Lampung 9 Berdasarkan hasil wawancara dengan b.

   Upaya Penyelesaian Secara Preventif

  Upaya penyelesaian dengan cara ini bermaksud untuk mencegah terjadinya tindak pidana yang akan terjadi dimasa mendatang. Hal ini didasari karena lebih baik mencegah sesuatu dari pada menanganinya. Unsur - unsur yang terdapat didalam

8 Maroni menambahkan harus di

  pasal 263 ayat 2 yaitu dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah asli, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian. Dalam upaya pencegahan tindak pidana pemalsuan surat kendaraan bermotor maka pihak SATLANTAS harus lebih banyak melakukan tindakan preventif atau sebelum tindak kejahatan itu terjadi dalam rangka mencegah pemalsuan surat kendaraan bermotor. Seperti melakukan pelatihan kepada setiap BABINKAMTIBMAS tentang caramembedakan BPKB palsu dan asli, agar mereka dapat menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat awam di daerahnya masing-masing . Maroni mengatakan bahwa pemalsuan BPKB semakin meluas apabila tidak dilakukan pencegahan. Pencegahan ini sangat penting mengingat banyak orang yang berniat buruk untuk meraih keuntungan yang besar dengan cara

  Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang melanggar Undang-Undang. Pemberian tanda khusus pada BPKB dapat mencegah terjadinya pemalsuan. Seperti contoh mata uang kita dapat membedakannya dengan cara

  3D (dilihat,diraba dan ditrawang). Seharusnya dapat dibedakan baik dalam bentuk fisik dan angka nomor kendaraan.

  10 c.

   Upaya Penyelesian Secara Represif

  Upaya represif merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada saat terjadinya suatu tindak pidana. Upaya ini lebih kepada mentertibkan sesuatu yang sedang atau telah terjadi. Dedi Zen Martin menerangkan dalam meminimalisirkan suatu tindak pidana pemalsuan BPKB maka yang harus diliat terlebih dahulu yaitu lingkungan jaringan kejahatannya. Jaringan kejahatan dapat diketahui dari pelaku yang telah diproses dengan melakukan penyelidikan. Informasi tersebut bisa didapat dari interogasiyang dilakukan oleh penyidik Dedi Zen Martin menambahkan bahwa untuk menyelesaikan penyebaran secara mengusut semua jaringan kejahatan pemalsuan BPKB yang telah terjadi di daerah Bandar Lampung harus bekerjasama dengan POLDA Sumatra Selatan, karena tindak pidana pemalsuan BPKB yang terjadi

  • –undang telah memberikan efek jera terhada pelaku melalui sanksi yang tegas. Terkait proses hukum terhadap pelaku pemalsuan BPKB Dedi Zen
  • –undang, pemeriksaan saksi, autentikasi harus jelas, kalau palsu harus dibuktikan dengan yang dikeluarkan oleh Direktorat Lalu Lintas (DIRLANTAS) dan kalau masalah pajak maka pihak Dinas Pendapatan

  Berdasarkan hasil wawancara dengan responden Maroni selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni di kota Bandar Lampung merupakan kejahatan yang dilakukan juga oleh pelaku diluar daerah Bandar Lampung yang dilakukan didaerah Bandar Lampung.

  11 Terkait upaya penyelesaian hukum terhadap pelaku, Polresata Bandar Lampung melalui Dedi Zen Martin mengklaim bahwa proses hukum pelaku pemalsuan BPKB melalui temuan dari laporan korban,yang melaporkan bahwa pada saat pelaku menjaminkan BPKB palsu ke Bank. Bapak polisi juga mengkalim bahwa pelaku sudah diproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

  Dedi Zen Martin juga memberikan

  pandangan bahwa berkaitan dengan tindak pidana pemalsuan sanksi hukum yang telah diatur dalam undang

  Martin menjelaskan bahwa tetap

  harus dijalani, semua harus sesuai dengan undang

  Berdasarkan hasil wawancara dengan responden Dedi Zen Martin selaku Pejabat Sementara (Ps) Kasubnit I Idik IV Ranmor

  

Provinsi yang wajib memeriksa ke Pemilik Kendaraan Bermotor

  12 asliannya. (BPKB) palsu.

C. Faktor Penghambat POLRI D. Dasar Pelaku Dikenakan Pasal Dalam Penanggulangan 263 KUHP Kejahatann Pemalsuan Buku

  Pemilik Kendaraan Bermotor Tidak dapat kita pungkiri bahwa pemalsuan merugikan banyak pihak. (BPKB)

  Hal ini tentu sangat meresahkan Ada beberapa hambatan dalam upaya masyarakat terutama masyarakat penanggulangan kejahatan kasus yang tidak paham hukum. Pelaku pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan selalu memanfaatkan situasi agar Bermotor(BPKB). Diantaranya dapat dengan mudah menjalankan kurangnya pemahaman Lembaga aksinya yang telah di rencanakan Penjaminan dan masyarakat terhadap dengan sangat matang. Pelaku yang tindak pidana pemalsuan surat, bernama hasan dengan mudahnya kurangnya kemampuan menganalisa mengelabuhi bank. Tentu saja pelaku dari pihak kepolisian, alat serta memenuhi syarat dikenakan Pasal prasarana, jaringan kejahatan, dan 263 kuhp. Pertanyaan yang timbul pelaku dari luar daerah. dari Pasal 263 KUHP ini adalah:

  1) pemahaman Kurangnya

  Penggunaan surat palsu dalam tindak Lembaga Penjaminan terhadap pidana pemalsuan dokumen harus keaslian dari BPKB yang akan dapat mendatangkan kerugian. Kata dijaminkanHal ini dibuktikan

  “dapat” maksudnya tidak perlu dari adanya kasus Pemalsuan kerugian itu nyata/benar ada, baru yang dilakukan oleh oknum kemungkinan saja akan adanya seperti Hasan, seharusnya pihak kerugian itu sudah cukup untuk kepolisian khususnya bagian menjerat pelaku pemalsuan surat. SAMSAT banyak melakukan

  Bank mempunyai kerugian karena penyuluhan dan sossialisasi telah merasa ditipu oleh pelaku yang kepada lembaga-lembaga bernama hasan dengan cara

  Penjaminan tentang cara menggadaikan BPKB palsu. membedakan BPKB yang asli dan yang palsu. Berkaitan dengan keterangan di atas

  2) pemahaman Penjelasan R. Soesilo mengenai Kurangnya masyarakat terhadap Buku

  Pasal 263 KUHP mengenai bentuk- bentuk pemalsuan dengan cara 12 sebagai berikut:

  Berdasarkan hasil wawancara dengan 1.

responden Dedi Zen Martin selaku Pejabat Membuat surat palsu: membuat

Sementara (Ps) Kasubnit I Idik IV Ranmor isinya bukan semestinya (tidak

Reskrim Polresta Bandar Lampung benar).

  2. berperan aktif sebagai pengayom

  Memalsu surat masyarakat. Mengubah surat sedemikian rupa sehingga isinya menjadi lain dari isi yang asli. Caranya bermacam- 2. pemahaman

  Kurangnya macam, tidak senantiasa surat itu Lembaga Penjaminan dan diganti dengan yang lain, dapat pula masyarakat menjadi faktor dengan cara mengurangkan, utama Penghambat POLRI manambah atau merubah sesuatu dari Dalam Penanggulangan

  13

  surat itu. Pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor. Ketidak III.

   PENUTUP

  pahaman Lembaga Penjaminan akan BPKB mana yang asli dan

  mana yang palsu membuat masyrakat atau oknum-oknum Berdasarkan hasil penelitian dan membuat BPKB palsu untuk pembahasan yang telah dilakukan dijaminkan ke lembaga dan diuraikan penulis, maka dapat penjaminan dengan didorong disimpulkan yaitu: oleh kebutuhan sehari hari yang semakin meningkat setiap

A. SIMPULAN

  1. POLRI dalam Upaya tahunnya.Selain itu biaya penanggulangan pemalsuan npembuatan BPKB palsu yang Buku Pemilik Kendaraan lebih murah dan kerahasiaan Bermotor (BPKB) dapat efektif yang terus tertutupi menjadikan dilakukan apabila dapat pelaku dengan leluasa bergerak. bekerjasama baik pihak

  Sehingga polri sendiri cukup Polisi,Samsat dan masyarakat. kesulitan untuk melakukan

  Seharusnya dapat di cegah penyelidikan. seperti mendownload aplikasi yang ada. Tetapi kurang maksimalnya bagi pihak samsat

  B. SARAN

  maupun polri tidak mensosialisasikan aplikasi yang Berdasarkan kesimpulan di atas ada. Polri seharusnya memiliki maka dalam hal ini penulis dapat kebijakan dalam meminimalisir memberikan saran: tindak pidana pemalsuan BPKB dalam hal ini

  1. Pihak Kepolisian khusunya BABINKAMTIMNAS dapat Samsat seharusnya memberikan pelatihan-pelatihan kepada

  Lembaga Penjaminan agar

  R, Soesilo, 1991,KitabUndang-Undang

  kejahatan Pemalsuan seperti ini

  Hukum Pidana (KUHP), Serta Komentar-

  dapat dengan mudah diketahui Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. sebelum pelaku mendapatkan uang hasil menjaminkan BPKB Undang Hukum Acara Pidana palsu tersebut dan dapat (KUHAP) diringkus sebelum kasus tersebut terjadi. Undang-Undang Lalu-Lintas dan

  Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun

  2. Pihak Samsat seharusnya 2009 membuat aplikasi untuk mengecek atu meng cross-cek

  No. HP: 081369114198 apakah BPKB suatu kendaraan itu terdaftar atau tidak di Samsat.

  3. Pihak Kepolisian seharusnya lebih meningkatkan keteitian dalam hal memperpanjang pajak kendaraan, bermotor, pembuatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Tnda Nomor Kendaraan (STNK) .

  DAFTARPUSTAKA

  Martiman Prodjohamidjojo,

  Memahami Dasar-Dasar Pidana Indonesia 2, Jakarta:

  Pradya Paramitha,1997 Ilham Lasahido, Modul Penanganan

  Surat, Diklat, Depatemen Keuangan Nasional . 2006

  R, Soesilo, 1991, Kitab Undang-

  Undang Hukum Pidana (KUHP), Serta Komentar- Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal . Politeia: Bogor

  UU No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) UU No. 8 Tahun 1981 tentang Undang