UPAYA PENANGGULANGAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) PADA TAHAP PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK DI PROVINSI LAMPUNG

  

UPAYA PENANGGULANGAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) PADA

TAHAP PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK DI

PROVINSI LAMPUNG

(JURNAL)

  

Oleh

M. Tetuko Nadigo Putra A.T.

  

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

ABSTRAK

UPAYA PENANGGULANGAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) PADA

TAHAP PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK DI

PROVINSI LAMPUNG

  

Oleh

M. Tetuko Nadigo Putra A.T, Sunarto, Eko Raharjo

  Politik uang (money politic) pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak memang menjadi senjata bagi pasangan calon, karena dengan melakukan politik uang dapat mendulang popularitas pasangan calon tersebut, padahal tindakan politik uang dapat beresiko membatalkan pasangan calon. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimanakah upaya penanggulangan politik uang dan apakah yang menjadi faktor penghambat upaya penanggulangan politik uang (money

  

politic ) pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Lampung.

  Penulisan skripsi ini menggunakan dua pendekatan masalah yaitu pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa upaya penanggulangan politik uang (Money politic) pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Lampung yaitu dengan upaya Pre-Emtif dimana KPU Provinsi, Bawaslu dan Polda Lampung melakukan himbauan agar tidak melakukan politik uang. Dalam upaya Preventif KPU Provinsi, Bawaslu dan Polda Lampung melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada seluruh calon untuk tidak melakukan politik uang. Dan dalam upaya represif Polda Lampung bersama dengan sentra gakkumdu melakukan penindakan langsung apabila adanya laporan dan betul adanya kegiatan politik uang. (2) Faktor penghambat dalam upaya penanggulangan politik uang pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Lampung yaitu dimana masih ada aturan pilkada yang rentan untuk dilakukannya politik uang dan belum adanya aturan yang mengatur sebagai contoh belum adanya aturan tentang kampanye pada masa sebelum penetapan. Didalam laporan adanya dugaan politik uang kepada aparat yaitu sentra gakkumdu jika kurangnya syarat formil maka pelaporan tersebut tidak bisa di tindaklanjuti. Dan masih lemahnya ekonomi masyarakat dan prilaku baik masyarakat masih kurang.

  Kata Kunci: Penanggulangan, Politik Uang (Money politic), Pilkada Serentak.

  

ABSTRACT

EFFORTS TO REDUCE THE PRACTICE OF MONEY POLITICS AT THE

PREPARATION AND IMPLEMENTATION STAGES OF

SIMULTANEOUS REGIONAL ELECTIONS IN

LAMPUNG PROVINCE

At the stage of preparation and implementation stages of simultaneous regional

elections, money politics has become an important weapon for the pairs of candidate as

it may gain popularity, regardless the risk of candidate cancelation. The problems

discussed in this research are formulated as follows: what efforts have been done to

combat the practice of money politics and what are the inhibiting factors in combating

the practice of money politics at the preparation and implementation stages of

simultaneous regional elections in Lampung Province. This research used two problem

approaches namely normative and empirical approaches. The data sources consisted of

primary and secondary data materials. The data collection technique was carried out

through literature studies and field studies. The data analysis was carried out

qualitatively. Based on the discussion and results of the research, it can be concluded

that the efforts to overcome money politics at the preparation and implementation stages

of simultaneous regional elections in Lampung Province was done through Pre-Emtive

efforts where the provincial KPU (the General Elections Commission), Bawaslu (the

General Elections Supervising Committee), and Polda (Lampung Regional Police),

called not to engage in money politics. In the preventive Efforts, the Provincial KPU,

Bawaslu, and Polda conducted services of guidance and socialization to all candidates

not to conduct in money politics. And in the repressive efforts, Polda Lampung together

with the center of gakkumdu (integrated law enforcement) took immediate action if there

was a report about money politics activities. (2) the inhibiting factors in the efforts to

overcome money politics at the preparation and implementation stages of simultaneous

regional elections in Lampung Province, included: there are still election regulations

that are vulnerable to money politics and the absence of rules governing about the

practice of money politics, for example the lack of rules regarding campaigns before the

determination. In the report of the alleged money politics to the authorities or the center

of Gakkumdu, if the lack of formal conditions, the reporting cannot be followed up.

Another factor is the weak level of economic condition of the society and the lack of

good manner of the society.

  Keywords: Efforts, Money Politics, Simultaneous Regional Elections

I. PENDAHULUAN

  Politik uang atau Money politic adalah suatu upaya memengaruhi orang lain (masyarakat) dengan menggunakan imbalan materi atau dapat juga diartikan jual-beli suara pada proses politik dan kekuasaan serta tindakan membagi-bagikan uang, baik milik pribadi atau partai untuk Uang (Money politic) dapat diartikan sebagai upaya mempengaruhi perilaku orang lain dengan menggunakan imbalan tertentu. Ada yang mengartikan politik uang sebagai tindakan jual beli suara pada proses politik dan kekuasaan

  persaingan untuk mendulang suara sebanyak- banyaknya dalam pilkada, uang dijadikan sebagai instrumen alat tukar dengan suara masyarakat, Di tengah keadaan seperti ini, yang menjadi pertanyaan kemudian ialah mengapa uang selalu menjadi pilihan untuk dilakukan oleh calon dalam rangka memperoleh suara terbanyak , Selain itu apakah uang yang telah diberikan oleh calon berdampak pada adanya ikatan transaksi komersial dimana seorang pemilih berkewajiban untuk memberikan suaranya karena telah di beli oleh calon tersebut, padahal suara bukanlah barang yang dapat dipertukarkan atau diperjual- belikan. Di lain pihak, keberadaan

  money politic s secara yuridis formal

  bertentang dengan aturan hukum yang ada. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 mengenai Pemilu Anggota Legislatif Pasal 86 ayat 1 menegaskan: setiap calon anggota legislatif dilarang 1 Thahjo Kumolo, Politik Hukum PILKADA menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta pemilu dalam hal ini konstituen.

  Pelaksanaan proses (electoral) pemilihan kepala daerah yang baik memerlukan adanya komitmen dari semua stakeholders yang terkait dalam proses pemilihan seperti halnya penyelenggara pilkada (Komisi Pengawas Pilkada), calon/ pasangan calon yang mencalonkan diri, tim sukses pasangan calon, lembaga- lembaga pengamat/ organisasi pemantau pilkada, dan juga dari masyarakat sendiri. Adanya proses pemilihan kepala daerah yang baik serta luberjurdil (langsung, umum, bebas, jujur, dan adil) diharapkan akan menghasilkan pemimpin-pemimpin baik di level pusat maupun daerah yang memiliki legitimasi yang tinggi dan kuat untuk menjalankan roda pemerintahan. Artinya dalam model demokrasi Scumpeterian (prosedural) satu-satunya sumber legitimasi adalah hasil dari proses elektoral (pilkada)

1 Ditengah ketat dan tingginya

  2 Pelaksanaan pilkada yang baik dan

  luberjurdil tersebut pada prakteknya sangat sulit dilakukan. Hal ini terjadi karena setidaknya ada dua faktor utama yang menghambat demokrasi Pertama, para stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu tersebut tidak mampu secara maksimal melaksanakan dan mengikuti norma- norma atau aturan pilkada yang sudah ada. Persoalan yang paling banyak terjadi adalah biasanya adalah pelanggaran yang dilakukan oleh calon maupun tim suksesnya agar mereka menang dalam pemilihan kepala daerah tersebut. Sebagai 2 Edward Aspinall, Mada Sukmajati, Politik akibatnya, proses pemilihan kepala daerah berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, demikian pula dengan hasil dari proses pemilihan tersebut. Kedua, budaya dan struktur sosial masyarakat yang mengakomodir nilai-nilai dan tindakan politik yang mengancam eksistensi demokrasi itu sendiri. Tindakan masyarakat yang permisif terhadap pelanggaran pilkada, transaksional, dan menguatnya jaringan kekerabatan dalam pilkada menjadi ancaman tersendiri bagi keberlangsungan demokrasi.

  Proses pemilihan kepala daerah yang sejatinya merupakan manifestasi keberadaan demokrasi di Indonesia seakan menjadi berubah maknanya dan seolah hanya menjadi formalitas untuk melegitimasi kekuasaan. Pada ahirnya, hasil dari proses pemilihan kepala daerah juga seringkali tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi itu sendiri

  penetapan, bahkan sebelum dapat nomor undian juga menjadi isu tersendiri karena dengan ketidakwajaran untuk dana politik otomatis jika calon yang melakukan ketidakwajaran menang dalam pilkada maka mau tidak mau calon harus mengembalikan dana politik yang sudah dikeluarkan dan juga pasti harus mendapat dana politiknya kembali atau mungkin lebih. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 sebagaimana perubahan UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada mengatur sanksi pidana bagi pihak manapun yang menjalankan praktik politik uang, sanksi diatur dalam Pasal 3 L. Sumartini, Money Politics dalam Pilkada,

  Jakarta: Badan Kehakiman Hukum Nasional

  187 poin A hingga D dalam UU Nomor 10 Tahun 2016, Dalam pasal tersebut disebut bahwa orang yang terlibat politik uang sebagai pemberi bisa dipenjara paling singkat 36 bulan dan paling lama 72 bulan, Selain hukuman badan, pelaku juga dikenakan denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar, Undang Undang ini hanya berlaku masa kampanye sedangkan pada masa sosialisasi atau sebelum masa penetapan, calon yang melakukan

  Money politic seperti memberi sapi

  atau mobil kepada masyarakat belum di atur di dalam Undang Undang, Mestinya diatur karena secara sosialisasi jujur dan adil di dalam pilkada masih belum diterapkan hanya orang kaya saja yang bisa menang, jelas ini meracuni pemikiran masyarakat.

  Calon yang melakukan politik uang (money politic) otomatis dia akan mengembalikan dana politik pasti calon tersebut tidak mau rugi. Kampanye berlebihan di dalam pilkada seperti sebelum mendapatkan nomor undian tetapi sudah melakukan ketidakwajaran juga menjadi isu tersendiri seperti yang baru baru ini terjadi di dalam Pilkada Lampung salah satu calon mengadakan jalan sehat berhadiah motor, gelar wayang kulit berhadiah

3 Ketidakwajaran sebelum

  4

  dan masih banyak lagi, dapat menguntungkan calon tersebut sehingga calon yang memiliki uang lebih memiliki kesempatan menang lebih besar dari pada calon yang tidak melakukan ketidakwajaran atau kampanye berlebihan, ketidakwajaran atau kampanye berlebihan sebelum masa penetapan 4

   memang masih belum di atur di dalam Undang-Undang akan tetapi penulis mengharapkan ketidakwajaran atau kampanye berlebihan sebelum masa penetapan atau pada masa sosialisasi agar di atur di dalam Undang-Undang.

  Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis berusaha untuk menuangkan kedalam Penanggulangan Politik Uang (Money

  politic ) Pada Tahap Persiapan Dan

  Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Lampung. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : a.

  Bagaimanakah upaya penanggulangan politik uang (Money politic ) pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Lampung? b. Apakah yang menjadi faktor penghambat upaya penanggulangan politik uang (Money politic ) pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Lampung?

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Narasumber penelitian ini terdiri Anggota Komisi Pemilihan Umum, Anggota Badan Pengawas Pemilu, Kepolisian Daerah Lampung, dan Akademisi Hukum Pidana Universitas Lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka

  5 Sumber dan jenis data yang

  digunakan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah data primer dan data sekunder. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

  II. PEMBAHASAN A. Upaya Penanggulangan Politik Uang (Money politic) Pada Tahap Persiapan Dan Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Lampung

  Upaya penanggulangan adalah usaha, ikhtiar guna mencapai suatu maksud dengan proses untuk menanggulangi suatu kejahatan dalam hal ini adalah politik uang (Money politic). Upaya penanggulangan kejahatan yang dikemukakan oleh Arif Barda Nawawi di atas memperlihatkan bahwa dalam rangka penanggulangan tindak pidana atau kejahatan maka 3 (tiga) sifat upaya yaitu upaya awal mencegah terjadinya tindak pidana (pre-emtif), penanggulangan sebelum terjadinya kejahatan (preventif) dan, upaya penanggulangan setelah terjadinya kejahatan (represif)

  6 Upaya

  penanggulangan kejahatan telah dan terus di lakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan sambil terus menerus mencari cara paling tepat dan efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

  5 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum , Jakarta: Prasetyawidia Pratama, 2000,hlm. 11 6 Barda Nawawi Arief, 2002, Kebijakan

1. Upaya Pre-Emtif

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak M. Tio Aliansyah bahwa Upaya Penanggulangan Politik Uang (Money

  politic ) Pada Tahap Persiapan Dan

  Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Lampung dalam bentuk Pre- Emtif yang telah di implementasikan oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung antara lain : Provinsi dalam masa sebelum penetapan melakukan himbauan kepada seluruh pasangan calon agar tidak melakukan tindak pidana politik uang (Money politic ) karena konsekuensi dari melakukan Politik Uang adalah beresiko dapat dibatalkan sebagai calon kalau ada keputusan pengadilan yang inkrah

7 Pembatalan pasangan calon terdapat di

  dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 pasal 73 ayat (2) yang berbunyi: Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan Bawaslu Provinsi dapat dikenai sanksi administrasi pembatalan sebagai pasangan calon oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Sanksi yang berat seharusnya dapat menjadi pertimbangan calon pasangan untuk tidak melakukan politik uang (Money politic ) karena upaya penanggulangan Pre-Emtif upaya awal untuk mencegah terjadinya tindak pidana, upaya awal di sini lebih di teka nkan dalam faktor “Niat” jadi jika pasangan calon tidak memiliki niat untuk melakukan politik uang (Money

  politic ) karena calon pasangan

  mengetahui jika melakukan politik uang dapat mengakibatkan pembatalan 7 Hasil wawancara narasumber di KPU calon maka si calon tersebut enggan melakukan politik uang (Money politic ).

  Dalam upaya penanggulangan Pre- Emtif semua aspek harus turut ikut serta dalam mencegah adanya kesempatan, contoh nya masyarakat harus cerdas di dalam kampanye seorang calon, jika calon tersebut maka sebagai masyarakat jangan langsung di terima sembako tersebut tanyakan tujuan dan niat dari pasangan calon tersebut terlebih dahulu. Jika masyarakat sudah menolak sembako dari pasangan calon tersebut maka otomatis niat pasangan calon untuk melakukan politik uang (Money politic ) jadi hilang.

  Menurut bapak Hari Sutrisno upaya penanggulangan Pre-Emtif adalah upaya yang menghilangkan niat dan kesempatan bagi calon yang ingin melakukan politik uang (Money

  politic )

  8 2.

   Upaya Preventif

  Penanggulangan tindak pidana politik uang (Money politic) dilakukan untuk mencegah terjadinya atau timbulnya tindak pidana yang pertama kali. Mencegah terjadinya tindak pidana lebih baik daripada mencoba untuk mendidik pelaku tindak pidana untuk menjadi lebih baik kembali, sebagaimana semboyan dalam kriminologi yaitu usaha-usaha memperbaiki pelaku tindak pidana perlu diperhatikan dan diarahkan agar tidak terjadi kejahatan ulang. Sangat beralasan upaya preventif diutamakan karena upaya preventif dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa suatu 8 Hasil wawancara narasumber di Polda keahlian khusus dan ekonomis. Upaya preventif menduduki posisi kunci dan strategis dari seluruh upaya politik kriminil. Upaya preventif ini adalah untuk memperbaiki kondisi-kondisi social tertentu. Dengan demikian dilihat dari sudut kriminal, Seluruh kegiatan preventif melalui upaya itu mempunyai kedudukan strategis, memegang posisi kunci yang harus Melihat dari uraian di atas untuk mencegah terjadinya tindak pidana Politik Uang (Money politic) Pada Tahap Persiapan Dan Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Lampung maka, Upaya preventif yang dilakukan ialah: a.

  Upaya Penanggulangan Politik Uang (Money politic) Oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung

  Tugas dan upaya penanggulangan politik uang (Money politic) oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung dalam menanggulangi politik uang (Money politic) Pada Tahap Persiapan Dan Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Lampung Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung dalam tugasnya mensosialisasikan, menghimbau kepada seluruh calon pasangan, membuat aturan yang jelas tentang pilkada, dan membatasi dana kampanye karena tindakan politik uang dapat membatalkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, maka Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung melakukan sosialisasi kepada seluruh calon pasangan calon untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana politik uang (Money politic) karena konsekuensi dari tindak pidana politik uang dia beresiko dapat membatalkan pasangan

  Menurut M. Tio Aliansyah

  9

  salah satu kewenangan Komisi Pemilihan Umum Provinsi ialah membatalkan pasangan calon berdasarkan putusan pengadilan yang sudah inkrah dan berdesarkan rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu, jadi ketika telah terbukti melakukan tindak pidana politik uang (Money politic) kemudian masuk kedalam proses Badan Pengawas Gakkumdu penegakan hukum terpadu kemudian telah dinyatakan P21 dan dalam persidangan dia terbukti melakukan tindak pidana politik uang (Money politic) berapapun besarannya jika dia terbukti melakukan tindak pidana politik uang maka Badan Pengawas Pemilu mengeluarkan rekomendasi karena berangkatnya melalui Badan Pengawas Pemilu yang ada laporan dari masyarakat kemudian Badan Pengawas Pemilu menindak lanjuti kalau sudah memenuhi syarat maka Badan Pengawas Pemilu akan melakukan gelar Perkara dengan Sentra Gakkumdu dan jika Sentra Gakkumdu telah memenuhi syarat maka melaporkanya ke Kejaksaan kemudian menyerahkannya ke Pengadilan jika hasilnya ternyata pasangan calon tersebut bersalah maka Badan Pengawas Pemilu membuat rekomendasi untuk Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung untuk membatalkan pasangan calon, Pembatalan pasangan calon terdapat di dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 pasal 73 ayat (2). Dalam rangka menanggulangi tindak pidana politik uang (Money politic) di provinsi lampung, Komisi Pemilihan Umum Provinsi memberi ruang pada seluruh pasangan calon untuk 9 Hasil wawancara narasumber di KPU membuat bahan kampanye tetapi sesuai dengan aturan, untuk membuat alat peraga kampanye tidak boleh melebihi dari aturan maksimal harga alat peraga kampanye, Komisi Pemilihan Umum Provinsi juga mengatur tentang pembatasan dana kampanye menyeluruh yaitu sebesar

  72M/ tujuh puluh dua miliyar rupiah untuk se-Provinsi Lampung yang kabupaten, 228 kecamatan 2640 desa yang tersebar di seluruh Provinsi Lampung, Pembatasan dana kampanye yang sebesar 72M/ tujuh puluh dua miliyar rupiah yaitu untuk semua setiap kegiatan kampanye menyeluruhnya tidak boleh melebihi dari 72M/ tujuh puluh dua miliyar rupiah Salah satu upaya Komisi Pemilihan Umum Provinsi dalam menanggulangi tindak pidana politik uang (Money

  politic ) di Provinsi Lampung. Adapun

  aturan yang memperbolehkan pasangan calon untuk membagi- bagikan barang kepada pemilih bukan tindakan politik uang (Money politic) adalah 9 (Sembilan) barang tersebut yang telah di uraikan di atas yaitu: kaos, topi, kalender, tempat minum, stiker, kartu nama, pin, ballpoint dan, paying dengan ukuran yang sudah di tentukan. Komisi Pemilihan Umum Provinsi juga memperbolehkan pasangan calon untuk melakukan kegiatan perlombaan, tetapi kegiatan perlombaan tidak berlebihan hadiah dari perlombaan itu dibatasi hanya sampai Rp 1 (Satu) juta maksimalnya, kegiatannya dibatasi hadiah nya dibatasai itu adalah dalam rangka upaya menanggulangi tindak pidana politik uang (money politic) di provinsi lampung.

  b.

  Upaya Penanggulangan Politik Uang (Money politic) Oleh Badan Pengawas Pemilu Provinsi Lampung

  Menurut Maroni

  10 Badan Pengawas

  Pemilu dalam menanggulangi politik uang (Money politic) harus jemput

  bola (Memasang Orang-orang) tidak

  hanya mengandalkan diri sendiri memiliki keterbatasan tenaga dan keterbatasan kemampuan oleh karena keterbatasan itu rentan dengan politik uang (Money politic), yang di maksud memasang orang-orang ialah Badan Pengawas Pemilu memasang kaki tangan di sebuah desa, kaki tangan dari Badan Pengawas Pemilu harus orang asli dari desa sana karena jika dari anggota resmi dari Badan Pengawas Pemilu yang menjadi kaki tangan maka sudah dicurigai, tetapi jika penduduk asli tersebut maka tidak dicurigai karena orang tersebut memang penduduk asli desa sana sehingga tidak menimbulkan kecurigaan padahal sebenarnya orang itu adalah kaki tangan Badan Pengawas Pemilu, karena menurutnya pasangan calon yang berani melakukan tindakan tindak pidana politik uang (Money politic) karena mereka beranggapan tidak ada yang mengawasi, jika yang mengawasi adalah orang yang tidak di sangka- sangka maka tindak pidana politik uang (Money politic ) dapat ditanggulangi karena calon yang ingin melakukan politik uang akan was-was terhadap orang disekitarnya dan calon pasangan tersebut ragu untuk melakukan tindak pidana politik uang (Money politic). 10 Hasil wawancara narasumber di Fakultas

11 Badan Pengawas Pemilu dalam

  12 Menurut Hari Sutrisno

  14.50 Wib 13 Hasil wawancara narasumber di Polda

  Lampung pada tanggal 25 april 2018 pukul

  melaksanakan tugas untuk pilkada serentak khususnya pada tahun 2018 untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, Bupati dan Wakil Bupati. Peran Polda Lampung di dalam penanganan tindakan dugaan tindak pidana politik uang (Money politic), Polda lampung bekerja bersama-sama dengan 3 (Tiga) unsur instansi yang 12 Hasil wawancara narasumber di Polda

  politic ), Polda Lampung dalam

  Lampung dalam politik uang (Money

  13 Peran Polda

  Menurut Erwin Prima Rinaldo

  menanggulangi tindak pidana politik uang (Money politic) melakukan sosialisasi-sosialisasi yang berkaitan dengan pencegahan pelanggaran pemilu, varian sosalisasi ada dengan cara tatap muka dengan masyarakat, dengan Stakeholder yang berterkaitan dengan Pemilu mulai dari instansi- kelembagaan, Ormas/ LSM. Sedangkan di tingkat pusat Badan Pengawas Pemilu memiliki MoU (Memorandum of Understanding) / Nota kesepakatan dengan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) pada aspek hulu, sedangkan aspek hilir di daerah. Itu juga berkaitan dengan penambahan kewenangan Badan Pengawas Pemilu di dalam undang-undang no 1 dan perubahannya undang-undang no 8 serta undang-undang no 10 tahun 2016, yang menjadi fungsinya adalah penindakan terhadap tindak pidana politik uang (Money politic) yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif (TSM). perbedaan dengan aturan sebelumnya, sebelum lahir undang-undang no 1 dan no 8 tahun 2015 perubahan terakhir undang- undang no 10 tahun 2016 itu awalnya memakai undang-undang no 32 yaitu politik uang (Money politic) harus di putuh terlebih dahulu oleh pengadilan, setelah pengadilan memutuskan ada tindakan politik uang maka diberlakukannya sanksi yaitu berupa pembatalan calon pasangan, namun setelah undang-undang no 32 berubah menjadi undang-undang no 1, no 8 dan, no 10 tidak harus melalui putusan pengadilan dan tugas tersebut menjadi sepenuhnya kewenangan Badan 11 Hasil wawancara narasumber di Bawaslu

  politic ) dan penindakan bersama-sama

  Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Lampung adalah dengan cara dengan melakukan sosialisasi, himbauan, pembinaan, pembentukan satgas anti politik uang (Money

  politic ) Pada Tahap Persiapan Dan

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hari Sutrisno bahwa upaya Upaya Polda Lampung dalam Penanggulangan Politik Uang (Money

  Upaya Penanggulangan Politik Uang (Money politic) Oleh Polda Lampung

  c.

  Pengawas Pemilu, jika dalam skema sebelumnya pengadilan adalah aspek pidana, maka dalam Badan Pengawas Pemilu menjadi aspek administrasi, alasan mengapa sepenuhnya menjadi kewenangan Badan Pengawas Pemilu yaitu karena Badan Pengawas Pemilu menjadi domain dalam penindakan pembatalan calon walaupun pilkadanya di kabupaten kota bukan kewenangannya berada di dalam Badan Pengawas Pemilu.

  dengan sentra gakkumdu mana sudah di amanatkan di dalam Undang-Undang no 10 tahun 2016

  pasal 152 di tangani di sentra gakkumdu yang terdiri dari 3 (Tiga) instansi : 1)

  Badan Pengawas Pemilu 2)

  Kepolisian 3)

  Kejaksaan Berdasarkan uraian diatas maka upaya

  politic

  ) secara Preventif yang di lakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Lampung, Badan Pengawas Pemilu Provinsi Lampung, dan Polda Lampung adalah dengan cara melakukan sosialisasi kepada seluruh calon untuk tidak melakukan politik uang (Money politic) karena sanksi dari melakukan politik uang (Money politic) cukup berat yaitu pembatalan sebagai calon.

3. Upaya Represif

  Upaya penal atau represif merupakan upaya penanggulangan kejahatan yang lebih menitikberatkan pada sifat penindakan, pemberantasan, atau penumpasan setelah terjadinya kejahatan. Upaya penindakan diharapkan dapat memberikan efek jera terhadap pelaku agar tidak mengulangi lagi perbuatannya, selain itu untuk menimbulkan efek rasa takut bagi masyarakat untuk tidak berbuat kejahatan karena harus dipidana/ditindak apabila tertangkap aparat penegak hukum.

  Menurut Hari Sutrisno

  14

  sentra gakkumdu di dalam menindak politik uang (Money politic) diharapkan agar menimbulkan efek jera bagi pasangan calon, jadi kedepannya pasangan calon tersebut enggan melakukan politik 14 Hasil wawancara narasumber di Polda uang (Money politic), Kepolisian juga meminta kepada seluruh lapisan element agar turut memberantas politik uang (Money politic) termasuk masyarakat juga harus berperan aktif dalam pemilu, jika masyarakat tersebut melihat tindakan politik uang masyarakat harus cerdas tidak menerima politik uang (Money politic) tetapi segera melaporkan ke dalam Undang No 10 Tahun 2016 tentang Pilkada pelaku politik uang bisa dipidana. Pasal 187a menyebutkan setiap orang yang dengan sengaja memberikan atau menjanjikan politik uang bisa dipidana dengan pidana paling singkat 36 bulan dan paling lama 72 bulan serta denda paling sedikit Rp200 juta dan paling banyak Rp1 miliar. Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja menerima pemberian atau janji politik uang, dalam menumpas atau memberantas politik uang (Money politic) memang tidak bisa sampai nol tetapi dengan aktifnya semua element yaitu aparat dan masyarakat di harapkan bisa meminimalkan/ menetralisir tindak pidana politik uang (Money politic).

  B. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Upaya Penanggulangan Politik Uang (Money politic) Pada Tahap Persiapan Dan Pelaksanaan Pilkada Serentak Di Provinsi Lampung

  Masalah penegakan hukum tidak semudah yang terlihat, rumitnya pembuktian tindak pidana seringkali terhambat karena adanya keterbatasan- keterbatasan baik dari sisi hukum materil yang dapat diterapkan dan kuantitas aparat penegak hukum yang belum memadai serta kurangnya upaya penegakan hukum. Setelah kita lihat upaya penanggulangan politik uang (Money politic) yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, Polda Lampung sekarang kita dapat melihat faktor penghambat dalam menanggulangi terjadinya politik uang (Money

  politic ).

  hukum pidana menurut teori yang dilakukan oleh Soejono Soekanto yang menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:

  1. Faktor Perundang-undangan (Substansi hukum)

  Faktor Undang-Unadang menpunyai peran yang utama dalam penegakan hukum dan berlakunya kaedah hukum dimasyarakat ditinjau dari kaedah hukum itu sendiri. Seharusnya peraturan mengenai pemilu dan kampanye harus dievaluasi terutama pada masa sebelum penetapan menurut penulis kegiatan membagi- bagikan tersebut dapat menguntungkan bakal calon tersebut sehingga bakal calon yang memiliki uang lebih memiliki kesempatan menang lebih besar dari pada bakal calon yang tidak melakukan kegitan membagi-bagikan tersebut.

  2. Faktor Penegak Hukum

  Faktor ini adalah salah satu faktor penting pada penegakan hukum, karena penegak hukum merupakan aparat yang melaksanakan proses upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku hubungan

  Menurut Hari Sutrisno

  15 Kepolisian

  dan sentra gakkumdu adalah aparat penegak hukum, jika ada pelanggaran politik uang (Money politic) perlu dilakukan pelaporan maka di dalam penanganan pelaporan itu di atur di dalam pasal 134 ayat 1,2 dan 3. Kurangnya syarat pelaporan merupakan salah satu faktor penghambat kepolisian dan sentra penanggulangan politik uang (Money

  politic ).

  3. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung

  Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan perangkat keras. Sarana dan fasilitas yang memadai diperlukan demi mendukung proses penanggulangan politik uang, dalam mendukung proses penanggulangan politik uang diperlukan sarana dan fasilitas pengaduan masyarakat yang mudah untuk mengadukan kegiatan politik uang karena jika sarana dan fasilitas pengaduan kurang maka itu menjadi salah satu faktor penghambat untuk menanggulangi politik uang, karena jika fasilitas dan sarana kurang memadai, maka upaya penanggulangan akan terhambat.

  4. Faktor Masyarakat

  Kepatuhan hukum masyarakat terhadap hukum, merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum yang bersangkutan. Sikap masyarakat yang kurang menyadari bahwa setiap warga turut serta dalam penegakan hukum tidak semata-mata menganggap tugas penegakan hukum urusan penegak hukum menjadi salah satu faktor 15 Hasil wawancara narasumber di Polda

  • –hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu
penghambat dalam penegakan hukum. Seharusnya prilaku masyarakat harus ditingkatkan, karena prilaku yang baik berperan penting untuk mencegah terjadinya politik uang (Money

  politic ), prilaku yang baik masyarakat

  seharusnya sudah diberikan sejak masa pendidikan, jadi pada saat proses pendidikan prilaku yang baik sudah terbentuk di dalam masyarakat. Maka jika calon melakukan politik uang maka masyarakat tidak menerimanya akan tetapi masyarakat melaporkan tindakan tersebut pada aparat penegak hukum yaitu pihak yang berwajib.

  Kebudayaan Indonesia merupakan dasar dari berlakunya hukum adat. Berlakunya hukum tertulis (perundang

  politic ) salah satunya adalah pada saat

  sebelum penetapan. Undang-Undang mengenai politik uang (Money politic) sebelum masa penetapan memang masih belum di atur, jika pasangan calon tersebut belum ditetapkan maka pasangan tersebut belum ada Umum. Karena sebelum masa penetapan pasangan calon tersebut bukan siapa-siapa jadi sebelum masa penetapan Komisi Pemilihan Umum kesulitan dalam melakukan tindakan karena kebanyakan dari bakal calon tersebut berdalih mereka melakukan sedekah bukan politik uang (Money

5. Faktor Kebudayaan

  politic ). Calon tersebut beranggapan

  jika melakukan sedekah tidak mungkin dilarang karena mereka belum ada keterikatan dengan Komisi Pemilihan Umum. Menurut penulis seharusnya peraturan mengenai pemilu dan kampanye harus dievaluasi terutama pada masa sebelum penetapan menurut penulis kegiatan membagi-bagikan tersebut dapat menguntungkan bakal calon tersebut sehingga bakal calon yang memiliki uang lebih memiliki kesempatan menang lebih besar dari pada bakal calon yang tidak melakukan kegitan membagi-bagikan tersebut.

  • undangan) harus mencerminkan nilai- nilai yang menjadi dasar hukum adat. Dalam penegak hukum, semakin banyak penyesuaian antara peraturan perundang-undangan dengan kebudayaan masyarakat. Budaya masyarakat dan lemahnya ekonomi masyarakat maka banyak masyarakat yang ingin mengambil uang atau materi dari calon pasangan yang melakukan politik uang bukanya melaporkan tindakan tersebut ini menjadi salah satu faktor penghambatnya. Karena banyaknya masyarakat mengambil uang atau materi dari calon pasangan yang melakukan politik bukanya melaporkan tindakan tersebut maka ini yang membuat semakin banyak pula pasangan calon yang melakukan politik uang. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menganalisis bahwa faktor yang paling dominan di faktor penghambat ialah faktor Perundang- undang mengenai pilkada masih banyak celah yang rentan untuk dilakukannya politik uang (Money

  III. PENUTUP A. Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Polda Lampung, Badan Pengawas Pemilu, dan menanggulangi politik uang (Money

  politic

  Upaya Represif, yaitu upaya menghadapi pelaku kejahatan seperti dengan pemberian hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku, dalam hal ini pada terjadinya politik uang (Money

  d.

  Faktor penegak hukum dimana didalam laporan adanya dugaan politik uang (Money politic) yang di laporkan ke aparat yaitu sentra gakkumdu kurang nya syarat formil, sebagai contoh tidak adanya indetitas pelaku maka pelaporan tersebut tidak bisa di tindaklanjuti c. Faktor sarana atau fasilitas pendukung dimana seharusnya sarana dan fasilitas pendukung seperti sarana pengaduan masyarakat untuk tindakan politik uang (Money politic) harus lebih dimudahkan.

  b.

  Faktor perundang-undangan, dimana masih ada aturan pilkada yang rentan untuk dilakukanya politik uang (Money politic), dan belum adanya aturan yang mengatur sebagai contoh belum adanya aturan tentang kampanye pada masa sebelum penetapan.

  2. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam upaya penanggulangan politik uang (Money politic ) pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Lampung adalah sebagai berikut : a.

  yaitu sentra gakkumdu sebagai penegak hukum dapat melakukan penindakan langsung apabila adanya laporan dan betul (Money politic).

  politic ) aparat yang berwajib

  c.

  ) pada tahap persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Lampung yang dapat dilaksanakan dengan cara- cara, yaitu: a.

  bisa diberi sanksi dan dapat mengakibatkan pembatalan sebagai calon.

  politic ) karena tindakan tersebut

  ), misalnya kepolisian, Badan Pengawas Pemilu, Komisi Pemilihan umum melakukan sosialisasi kepada seluruh calon untuk tidak melakukan politik uang (Money

  politic

  Upaya Preventif, yaitu upaya penanggulangan yang dilakukan Polda Lampung, Badan Pengawas Pemilu, dan Komisi Pemilihan Umum yang menitikberatkan pada tindakan pencegahan, termasuk juga kegiatan pembinaan masyarakat yang ditunjukan untuk memotivasi segenap lapisan masyarakat agar dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan politik uang (Money

  b.

  Upaya Pre-Emtif, yaitu berupa upaya-upaya awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian, Badan Pengawas Pemilu, dan mencegah terjadinya politik uang (Money politic), usaha- usaha yang di lakukan adalah menghilangkan niat dari calon yang ingin melakukan politik uang (Money politic) dengan cara melakukan himbauan untuk tidak melakukan politik uang (Money politic) karena sanksi dari politik uang (Money politic) dapat mengakibatkan pembatalan sebagai calon.

  Faktor masyarakat dimana masih lemahnya ekonomi masyarakat dan prilaku baik masyarakat e.

  Kumolo, Thahjo. 2015. Politik Hukum Faktor kebudayaan dimana masih banyaknya masyarakat . Bandung: PT

  PILKADA Serentak yang menerima materi yang Mizan Publika.

  dibagi-bagikan oleh calon dan itu menjadi kebiasaan. Soekanto, Soerjono. 2000. Pengantar

  Penelitian Hukum , Jakarta: Prasetyawidia Pratama.

B. Saran

  Berdasarkan simpulan yang telah Sumartini, L. 2004. Money politics diuraikan, maka saran yang dapat dalam Pilkada, Jakarta: Badan

  1. Departemen Kehakiman dan Hak Agar peraturan mengenai pemilu dan kampanye dievaluasi Asasi Manusia. terutama pada masa sebelum penetapan menurut penulis Kitab Undang-Undang Hukum Pidana kegiatan membagi-bagikan tersebut dapat menguntungkan Pasal 134 tentang Penanganan bakal calon tersebut sehingga Pelaporan bakal calon yang memiliki uang lebih memiliki kesempatan Peraturan Komisi Pemilihan Umum menang lebih besar dari pada No 1 Tahun 2017 tentang bakal calon yang tidak melakukan Agenda Tahapan dan Jadwal. kegitan membagi-bagikan tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

  2.

  2005 tentang Pemilihan, Penegak hukum terutama sentra gakkumdu agar lebih tegas dalam Pengesahan, Pengangkatan, dan menindak calon yang melakukan Pemberhentian Kepala Daerah politik uang (Money politic). dan Wakil Kepala Daerah.

  3. dan fasilitas agar Sarana ditingkatkan terutama sarana Perbawaslu No. 11 Tahun 2014 jo. untuk pelaporan, agar masyarakat Perbawaslu No. 02 Tahun 2015 lebih dipermudah dan tidak tentang Pengawasan Pemilihan dipersulit dalam pelaporan Umum; terhadap politik uang (Money

  

politic ).

   diakses pada

DAFTAR PUSTAKA

  tanggal 15 maret 2018 pukul Arief, Barda Nawawi. 2002.

  10.20 Wib

  Kebijakan Hukum Pidana , Bandung: Citra Aditya Bakti.

  Aspinall, Edward dan Mada Sukmajati. 2015. Politik Uang Di Indonesia, Yogyakarta: PolGov.