IMPLEMENTASI STRATEGI REBALANCE TO ASIA

IMPLEMENTASI STRATEGI REBALANCE TO ASIA-PACIFIC
AMERIKA SERIKAT TERHADAP KOREA SELATAN TAHUN
2011-2016
Waritsa Yolanda
NIM. 1501115622

ABSTRACT
Since the end of 2011, US changing policy on Asia-Pacific can be more obviously
seen. President Obama, for example, has stated that US will permanently exist in
the region after for long time focused its policy on Middle East and Europe. This
paper is part of a research report on the change of the direction of United States
(The U.S.) foreign policy which is focusing on Asia-Pacific region known as pivot
strategy or rebalance to Asia-Pacific. This paper describes how Obama
implemented its rebalance strategy to South Korea in various aspects like
military, economic, and social in order to get its national interest. This paper uses
concepts such as decision making, detterence, foreign policy, and hegemonic
stability theory to answer the questions.
Keywords : US Foreign policy, Hegemonic stability, Rebalance, Asia Pacific,
South Korea, deterrence, decision making
Pendahuluan
Kawasan Asia Pasifik merupakan kawasan yang memilliki nilai penting

dalam kegiatan dunia jika dilihat dari segi geografis. Melihat lokasi geografis
dapat mempengaruhi kebijakan strategi dan power suatu negara yang ingin
mencapai kepentingan nasionalnya. Kawasan Asia Pasifik dianggap sebagai
kawasan yang paling cocok untuk memahami pentingnya peran dalam
membangun kerjasama yang sifatnya multilateral. Salah satu negara yang
difokuskan dalam tulisan ini, yaitu Amerika Serikat, melihat bahwa kawasan ini

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

1

sangat berpengaruh terhadap keamanan wilayahnya, karena Asia Pasifik
berbatasan langsung dengan Pantai Timur Amerika Serikat.
Menurut Amerika Serikat, Asia Pasifik adalah kawasan yang terbentang
dari Pasifik Barat dan Asia timur termasuk kawasan Samudra Hindia dan Asia
Selatan. Sehingga, Amerika Serikat mengartikan kawasan Asia Pasifik terbentang
mulai dari India berlajut ke kawasan Asia Tenggara dan Mikronesia, kemudian ke
Utara yaitu kawasan Asia Timur. Berikut gambaran jelas kawasan Asia Pasifik
berdasarkan United States Pacific Command (USPACOM).
Gambar 1. Peta Asia Pasifik menurut USPACOM

Sumber : U.S. Pacific Command: A Command of Partnership, Readiness
and

Presence1
Masa pemerintahan Presiden Obama dimulai pada masa ketika terjadinya
krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang tidak hanya menyebabkan kesulitan
1 U.S. Pacific Command: A Command of Partnership, Readiness and Presence
http://www.globalsecurity.org/military/library/report/call/call_10-12-ch09.htm , pada tanggal 17
April 2017 pukul 08.25 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

2

di dalam negeri, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang
bagaimana perekonomian Amerika Serikat sanggup bertahan dan tatanan liberal
internasional yang telah diperjuangkan Amerika Serikat sejak Perang Dunia II,
terlebih

lagi


ketika

disandingkan

dengan

kemajuan

dan

keberhasilan

perekonomian Tiongkok saat ini. Krisis di dalam negeri dan fokus yang di
curahkan pemerintah terhadap perang di Irak dan Afganistan mendorong
timbulnya tuntutan dari dalam negeri Amerika Serikat untuk fokus yang lebih
besar dalam membangun dan memperbaiki masa depan dibanding terlarut dalam
konflik yang tidak sedikit memakan biaya dan tenaga. Terlebih lagi, banyaknya
anggapan yang timbul di kawasan Asia Pasifik yang menyatakan bahwa Amerika
Serikat kehilangan pesonanya di dunia dan dipandang semakin melemah karena

kurang fokus dalam melaksanakan strategi-strategi yang telah direncakankan.
Oleh karena itu, pada penghujung tahun 2011 Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat Hillary Clinton memperkenalkan kebijakan Pivot Asia Pasifik
atau 'rebalance to Asia Pacific, yang mana bertumpu pada perubahan fokus
kebijakan luar negeri Amerika Serikat dari kawasan trans-atlantik dan timur
tengah ke kawasan Asia-Pasifik.2 Pemerintahan Amerika Serikat masa Presiden
Barrack Obama menandatangani keputusan Fiscal Year 2012 mengenai rencana
postur pertahanan dan penempatan pasukan dibawah USPACOM. Sebelumnya,
kebijakan Amerika Serikat terfokus pada war on terror pasca tragedi 9/11. Upaya
memerangi terorisme terkonsentrasi di kawasan Timur Tengah, terutama Irak dan
Afganistan, karena dianggap menjadi markas jaringan teroris dunia Al-Qaida.
Setelah persetujuan penetapan fiscal year, awal tahun 2012 pemerintahan Barrack
Obama mengeluarkan kebijakan terkait pertahanan Amerika Serikat. Kebijakan
tersebut seperti yang terdapat dalam dokumen Sustaining U.S. Global Leadership:
Priorities for 21st Century Defense.3 Kebijakan strategi rebalance to Asia Pacific
ini diambil untuk mempertahankan kepemimpinan, mengamankan kepentingan,
dan mengembangkan nilai-nilai Amerika di kawasan Samudera Pasifik. Salah satu
2 Hillary Clinton, “America’s Pacific
Century,” Foreign Policy, October 11, 2011,
http://www.foreignpolicy.com/articles/2011/10/11/americas_pacific_century. Diakes pada tanggal

17 April 2017 pukul 08.55 WIB
3 Sustaining U.S Global Leadership: Priorities for 21 st Century Defense, melalui
http://archive.defense.gov/news/Defense_Strategic_Guidance.pdf, pada 10 April 2017, pukul
01.27 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

3

cara untuk mencapai strategi rebalance adalah penguatan kerjasama aliansi
bilateral dan peningkatan kehadiran militer, ekonomi, dan sosial demokrasi di
kawasan. Penguatan kerjasama didasarkan pada kebutuhan bersama antara negara
aliansi untuk mencapai keamanan bersama.

Untuk memperjelas hal tersebut, penulis menggunakan konsep yang
digunakan untuk menjelaskan pokok permasalahan di atas yaitu proses pembuatan
keputusan politik luar negeri Graham T. Allison. Politik luar negeri adalah strategi
atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan (decision
maker) suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional
lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang

dituangkan dalam terminology kepentingan nasional.4
Adapun beberapa konsep yang di gunakan penulis dalam penelitian ini
seperti, konsep kebijakan luar negeri, adalah segala tindakan suatu pemerintah
terhadap negara lain dalam politik internasional, dengan didasarkan pada
serangkaian asumsi dan tujuan tertentu, serta dimaksudkan untuk menjamin
keamanan nasional. Konsep Decision Making Process, Secara teoritis, ada tiga
elemen utama yang menentukan politik luar negeri suatu negara: sistem
internasional, sistem politik domestik, dan aktor pengambil keputusan politik luar
negeri. Konsep Offense-Defensive Theory, Dalam hubungan internasional antar
negara-negara di dunia, terdapat sistem anarki yang memunculkan situasi dimana
satu negara meningkatkan postur militernya, hal itu membuat keamanan negara
lain akan menurun. Konsep Deterrence, Realis melihat bahwa sistem
internasional adalah anarki, untuk survive di dunia yang sangat berbahaya dengan
tidak adanya pemerintah yang baik, sehingga harus ada pemimpin yang mampu
membuat keamanan untuk negaranya.
Selain konsep decision making, penulis juga menggunakan Hegemonic
Stability Theory. Teori ini mengindikasikan bahwa sistem internasional akan lebih
stabil tatkala suatu negara-bangsa menjadi kekuatan dunia yang dominan atau
4 Jack C. Plano & Roy Olton, “Kamus Hubungan Internasional”, Jakarta, Putra A Bardin, 1999


Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

4

sebagai hegemon. Hegemon yang dimaksud dalam hubungan internasional adalah
‘pemimpin” atau “negara yang memimpin” suatu kelompok negara. Berbicara
tentang hegemoni, maka kita akan berpikir tentang sistem antar negara. Hegemoni
tidak terjadi dengan sendirinya, namun merupakan fenomena politik yang unik
yang ada dalam sistem antar negara sekaligus produk dari kondisi sejarah dan
politik.
Dalam konteks ini, jatuhnya hegemon yang telah ada atau kondisi dimana
tidak ada satupun hegemon akan menyebabkan hilangnya stabilitas sistem
internasional. Jika hegemon menerapkan kepemimpinan, baik melalui diplomasi,
koersi, atau persuasi, berarti ia mengaktualisasikan kekuatan dalam jumlah besar
(preponderance of power). Hegemoni mengacu pada kemampuan suatu negara
mendominasi penerapan aturan dan perjanjian dalam politik internasional dan
hubungan ekonomi. Hegemonic stability theory dapat membantu menganalisis
kebangkitan “great power” hingga peran pemimpin dunia atau hegemon yang
telah berlangsung sejak abad ke-15. Konsep ini juga dapat digunakan untuk
memahami dan mengkalkulasi politik internasional ke depan melalui analisis

hubungan simbolik antara hegemon yang power-nya tengah menurun dan
munculnya hegemon baru.5
Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (Library Research) yaitu
dengan menerapkan pola pengolahan data yang di peroleh dari berbagai literatur,
media massa, data-data dari website, serta dari berbagai sumber yang memiliki
keterkaitan dan mendukung permasalahan yang ada. Teknis analisi data yang
digunakan yaitu teknik deksriptif-analitik.
Pembahasan
Latar Belakang Munculnya Strategi Rebalance Towards Asia Pacific
Pada November 2011, dalam pidato di depan Parlemen Australia, Obama
menyampaikan adanya perubahan arah kebijakan luar negeri pemerintahannya
yang akan mengalihkan perhatian untuk potensi yang lebih besar di kawasan AsiaPasifik. Obama menegaskan, ―The United States is turning our attention to the
5 Mat Yazid, Noor. 2015. The Theory Of Hegemonic Stability, Hegemonic Power And
International Political Economic Stability. Global Journal of Political Science and Administration.
Vol.3, No.6, pp.67-79. European Centre for Research Training and Development UK

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

5


vast potential of the Asia-Pacific region‖.6 Perubahan arah kebijakan yang akan
berfokus pada kawasan Asia-Pasifik, yang kemudian dikenal dengan Strategi
Rebalance to Asia-Pasific ini didasarkan pada pengakuan bahwa bagian terbesar
dari sejarah politik dan ekonomi abad ke-21 akan ditulis di kawasan Asia-Pasifik.
Pemerintah Amerika Serikat menyadari bahwa Asia-Pasifik menjadi pendorong
utama politik global saat ini. Asia-Pasifik meliputi banyak mesin utama penggerak
ekonomi global, serta penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, merupakan rumah
bagi beberapa sekutu kunci Amerika Serikat dan emerging powers penting, seperti
Tiongkok, India, dan Indonesia. Dalam pidatonya, Obama menilai pentingnya
Asia-Pasifik sehingga menjadi prioritas tertinggi dalam kebijakannya.
Here, we see the future. As the world’s fastest-growing region -- and
home to more than half the global economy -- the Asia Pacific is
critical to achieving my highest priority, and that's creating jobs and
opportunity for the American people. With most of the world’s nuclear
power and some half of humanity, Asia will largely define whether the
century ahead will be marked by conflict or cooperation, needless
suffering or human progress. … As President, I have, therefore, made a
deliberate and strategic decision -- as a Pacific nation, the United
States will play a larger and long-term role in shaping this region and
its future, by upholding core principles and in close partnership with

our allies and friends.
Oleh sebab itu, Obama sengaja membuat keputusan strategis di mana
Amerika Serikat berkomitmen akan memainkan peran yang lebih besar di
kawasan Asia-Pasifik. Pidato Obama tersebut menggarisbawahi tiga komponen
penting dalam strategi, yaitu ―efforts to advance security, prosperity, and human
dignity.7
Di dalam artikel Kebijakan Luar Negeri ya yang berjudul “America‟s
Pasific Century”,8 Hillary menjelaskan mengenai strategi rebalance to AsiaPasific yang menuntut adanya komitmen berkelanjutan yang disebut Hilarry
6Remarks
By
President
Obama
to
the
Australian
Parliament
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2011/11/17/remarks-president-obamaaustralian-parliament, pada 17 April 2017 01.11 WIB
7 Ibid
8 Hillary Clinton, “America’s Pacific Century,”, loc cit


Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

6

sebagai diplomasi ―forward-deployed. Maksudnya adalah terus mengirimkan
berbagai aset diplomatik Amerika Serikat, termasuk pejabat tertinggi, ahli
pengembangan, tim interagensi, serta aset tetap kepada setiap negara dan sudut
kawasan Asia-Pasifik. Strategi ini harus menjaga akuntansi untuk beradaptasi
dengan perubahan yang cepat dan dramatis di seluruh Asia.
Sehingga, berdasarkan pemikiran tersebut, terdapat 6 aksi kunci yang
akan diproses dalam strategi :
(1) Memperkuat aliansi keamanan bilateral;
(2) Memperdalam hubungan kerjasama dengan emerging powers,
termasuk Tiongkok;
(3) Terikat dengan lembaga multilateral regional;
(4) Memperluas perdagangan dan investasi;
(5) Membangun kehadiran militer berbasis luas;
(6) Memajukan demokrasi dan hak asasi manusia.9
Pada tahun 2012, Obama terpilih kembali menjadi Presiden Amerika
Serikat.

Perubahan

kabinet

pada

periode

kedua

pemerintahan

Obama

menghasilkan reartikulasi strategi Amerika Serikat terhadap Asia-Pasifik. Presiden
Obama pada periode kedua mulai menyempurnakan ekspresi strategis dan
menyesuaikan taktik implementasi strategi. Pada April 2013, Gedung Putih
kemudian merilis lembar fakta yang menyajikan kembali “President’s rebalance
objectives” sebagai :
(1) shaping regional institution and architecture;
(2) advancing economic integration across the region;
(3) strengthening and modernizing U.S. alliences;
(4) forging deeper partnership with emerging powers;
(5) pursuing a stable constructive relationship with Tiongkok;
(6) promoting universal and democratic values.10
Melalui lembar fakta yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri Amerika
Serikat pada Desember 2013, dimuat tujuh tujuan Amerika Serikat dalam strategi
rebalance, yaitu :
(1) Memodernisasi dan memperkuat aliansi Amerika Serikat;

9 Remarks By President Obama to the Australian Parliament, loc cit.
10 White House, “Fact Sheet: The Fiscal Year 2014 Federal Budget and the Asia-Pasific.”
https://obamawhitehouse.archives.gov/sites/default/files/docs/asia_pacific_rebalance_factsheet_20
130412.pdf pada 17 April 2017 pukul 01.18 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

7

(2) Mengembangkan dan memperkuat ikatan dengan emerging partners;
(3) Mendukung lembaga-lembaga regional yang efektif;
(4) Meningkatkan lembaga-lembaga regional;
(5) Memastikan kehadiran militer di kawasan itu secara efektif
mendukung berbagai keterlibatan Amerika Serikat;
(6) Mempromosikan pembangunan demokrasi, pemerintah yang baik,
dan HAM;
(7) Meningkatkan ikatan people-to-people.11
Daftar yang lebih panjang mengenai tujuan strategi Amerika Serikat ini
merupakan upaya Departemen Luar Negeri untuk menghubungkan enam kunci
utama yang disampaikan Hillary dengan beberapa pernyataan resmi pemerintah
yang datang setelahnya. Sebagaimana tercermin dalam lembar fakta tersebut,
Amerika Serikat memiliki berbagai kepentingan di wilayah Asia-Pasifik. Semua
pernyataan pemerintah Amerika Serikat mengenai strategi rebalance tersebut
berasal dari rumusan awal dalam tujuan luas yang disampaikan presiden Obama,
yaitu

keamanan,

kemakmuran,

dan

martabat

manusia.

Keamanan

dan

kesejahteraan telah secara konsisten disebut sebagi dua pilar utama rebalance,
tetapi pilar ketiga bergeser dari “martabat manusia‟ menjadi “nilai-nilai
demokrasi‟. Pergeseran ini menunjukkan perluasan ketiga pilar untuk tidak hanya
mencangkup hak asasi manusia, tetapi demokrasi dan pemerintahan yang baik
juga.
Asia Pasifik dianggap penting karena lebih dari 50% populasi dunia
berada di kawasan ini. USPACOM menyatakan bahwa beberapa diantaranya
merupakan negara dengan kekuatan militer besar dunia, lima negara memiliki
perjanjian keamanan dan merupakan aliansi Amerika Serikat. Kelima negara
tersebut adalah Jepang, Korea Selatan, Australia, Thailand, dan Filipina. 12
Pentingnya kawasan ini juga dikarenakan adanya dua dari tiga negara dengan
ekonomi terbesar di dunia, yaitu Tiongkok di urutan kedua dan Jepang di urutan

11 Fact Sheet : The East Asia-Pacific Rebalance: Expanding US Engagement.”
https://asean.usmission.gov/the-east-asia-pacific-rebalance-expanding-u-s-engagement/,
diakses
pada 17 April 2017 pukul 01.20 WIB
12 About USPACOM. Headquaters, United States Pacific Command. Dalam
Diakses tanggal 9 April 2017, pukul 23.32 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

8

ketiga.13 Selain itu, Asia Pasifik termasuk kawasan dengan negara yang mayoritas
berpenduduk muslim, serta demokrasi terbesar.
Strategi rebalance ini juga mengacu kepada upaya Amerika Serikat untuk
mengoreksi dugaan pengabaian kawasan Asia-Pasifik oleh pemerintahan George
W. Bush. Sebelum Presiden Obama menjabat, banyak pemimpin Asia Tenggara di
wilayah ini merasa mereka telah diabaikan oleh Amerika Serikat. Adanya
kebijakan War on Terror dan komitmen militer Amerika Serikat di Irak dan
Afghanistan

telah

membuat

strategi

rebalance

dimaksudkan

untuk

menyeimbangkan kembali perhatian ke kawasan ini. Istilah ini juga dipilih untuk
mencegah adanya anggapan bahwa Amerika Serikat meninggalkan perhatiannya
di kawasan lain dan beralih ke Asia-Pasifik.
Strategi

rebalance

juga

mencerminkan

kebutuhan

untuk

mengartikulasikan prioritas global Amerika Serikat setelah penarikan pasukan dari
Irak dan Afghanistan, yang membebaskan sumber daya diplomatik dan militer
Amerika Serikat ke Timur Tengah selama sepuluh tahun terakhir. Pengurangan
dalam pengeluaran dan anggaran militer federal Amerika Serikat juga menyerukan
pernyataan yang jelas tentang prioritas strategis Amerika Serikat untuk
mengalokasikan sumber daya yang terbatas. Untuk militer Amerika Serikat, hal
ini datang dalam bentuk panduan pertahanan strategis Januari 2012 yang
ditandatangani

oleh

Presiden

Barack

Obama,

yang

menyatakan

akan

menyeimbangkan kebutuhan menuju wilayah Asia-Pasifik.14
Implementasi Strategi Rebalance di Asia Pasifik secara Umum
Sejak diumumkannya strategi Rebalance oleh Presiden Obama pada tahun
2011, Amerika Serikat telah melakukan beberapa implimentasi dalam
mewujudkan misinya. Implementasi itu antara lain15 :
13
Andrew
Bergmann.
2014.
World’s
Largest
Economies.
Dalam
http://money.cnn.com/news/economy/world_economies_gdp/. Diakses tanggal 9 April 2017, pukul
23.38 WIB
14 Sustaining U.S Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense, loc.cit
15FACT SHEET: Advancing the Rebalance to Asia and the Pacific, melalui
https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2015/11/16/fact-sheet-advancingrebalance-asia-and-pacific. Diakses pada 10 April 2017, pukul 00.30 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

9

1.

Memperkuat perjanjian aliansi militer dengan Australia, Jepang,

Korea Selatan, Filipina, dan Thailand;
2.

Memajukan hubungan perdagangan dan investasi melaui standar

Trans-Pacific Partnership (TPP) dengan sebelas Negara lainnya, yang
bertujuan untuk memperkuat integrasi ekonomi dan membangun standar
lingkungan dan buruh yang belum pernah dilakukan sebelumnya;
3.

Memperkuat kemitraan dengan Indonesia, Malaysia, Singapura,

Vietnam dan India, serta hubungan dengan tidak resmi dengan masyarakat
Taiwan;
4.

Mengembangkan hubungan yang lebih bertahan lama dan

produktif dengan Tiongkok, ditandai dengan area perkembangan dari
perjanjian-perjanjian yang menguntungkan dalam tantangan global dan
membangun cara-cara menghindari perselisihan.
5.

Memperkuat arsitektur lembaga kawasan yang bertujuan untuk

memperkuat kembali sistem, contohnya melalui Konferensi Tingkat Tinggi
Asean atau East Asia Summit (EAS) dan mengirimkan Ambassador
Amerika Serikat pertama di ASEAN;
6.

Mendukung transisi menuju demokrasi Myanmar dan menjalin

hubungan yang lebih dekat;
7.

Memajukan hubungan people-to-people program seperti Young

Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI).
Implementasi Strategi Rebalance terhadap Korea Selatan
a.

Aspek Keamanan

Amerika Serikat dan Korea Selatan telah melakukan hubungan militer
selama lebih dari 65 tahun.16 Setelah Perang Dunia Kedua, Korea Selatan merdeka
pada tahu 1948, dan mulai melakukan perjanjian aliansi militer pertama kali

16 Doug Bandow. 2010. The U.S.-South Korea Alliance Outdated, Unnecessary, and Dangerous.
Melalui < https://object.cato.org/sites/cato.org/files/pubs/pdf/fpb90.pdf>, diakses pada 12 April
2017 pukul 15.02 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

10

dengan Amerika Serikat pada tahun 1953, yaitu Mutual Defence Treaty.17 Dengan
perjanjian ini, sekitar 29.000 angkatan Militer Amerika Serikat ditempatkan di
Korea Selatan. Kerjasama pertahanan keamanan ini kemudian semakin
berkembang sejak diumumkannya Joint Vision for the Alliance oleh Presiden
Barrack Obama dan Presiden Lee Myun Bak pada tanggal 16 Juni 2009 di
Washington, D.C, Amerika Serikat. Aliansi ini menjanjikan untuk meningkatkan
kerjasama globalisasi pertahanan di masa depan antar Amerika Serikat dan Korea
Selatan. Di tahun yang sama tepatnya pada tanggal 26 Mei 2009 Amerika Serikat
juga menjalin kerjasama Proliferation Security Initiative (PSI) dengan Korea
Selatan. PSI merupakan upaya secara global untuk menghentikan penyelundupan
senjata pemusnah masal atau Weapon of Mass Destruction (WMD), sistem
pengirimannya dan material-material yang berhubungan dengan senjata pemusnah
masal dari dan ke pelaku negara dan non-negara di seluruh dunia.
Pada 25 Juli 2010, Amerika Serikat dan Korea Selatan resmi memulai
latihan militer gabungan di daerah perairan Laut Jepang. Pengambilan keputusan
ini berdasarkan Strategi Militer Nasional Amerika Serikat pada tahun 2011 (The
National Military Strategy of the United States of America) yang intinya Amerika
Serikat berkomitmen untuk tetap mempertahankan keberadaan pasukan gabungan
di Semenanjung Korea setidaknya hingga tahun 2015 serta memberikan bantuan
dalam bentuk militer kepada Korea Selatan yang bisa dilihat melalui table 1.
(Major U.S. Military Units in South Korea)18

17 Mutual Defense Treaty Between the United States and the Republic of Korea; October 1, 1953
http://avalon.law.yale.edu/20th_century/kor001.asp, diakses tanggal 14 April 2017 pukul 23.11
WIB
18 Green, Michael dkk. 2016. Asia Pacific Rebalance 2025: Capabilities, Presence, and
Partnerships. CSIS: Washington DC. Hal. 49

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

11

Salah satu pelatihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea
Selatan yang telah berlangsung dari tahun 1997, namun kembali diperkuat di masa
pemerintahan Obama sebagai salah satu strategi rebalance nya adalah Foal Eagle.
Foal Eagle merupakan pelatihan milter bersifat bilateral yang bertujuan untuk
meningkatkan kesiapan dan kemampuan pasukan Amerika Serikat dan Korea
Selatan dalam menghadapi krisis, terutama krisis menghadapi Korea Utara. 19
Pelatihan militer yang dilakukan secara rutin ini baru-baru saja dilakukan pada
tanggal 1 Maret 2017. Sekitar 3600 pasukan militer Amerika Serikat dikerahkan
untuk bergabung dengan 28.000 pasukan militer Amerika Serikat yang sudah
ditempatkan di Korea Selatan sebelumnya.20
Hasil dari latihan militer gabungan ini adalah semakin eratnya hubungan
aliansi Amerika Serikat dan Korea Selatan serta memancing kemarahan dari pihak
Korea Utara, sebab Korea Utara memandang latihan bersama AS dan Korea
Selatan ini sebagai ancaman keamanan nasionalnya dan Korea Utara bereaksi
dengan ancaman bahwa Pyongyang akan merespon kembali dengan serangan
senjata nuklir. Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara menyebut semua latihan
militer AS dan Korea Selatan ini sebagai maneuver perang dan provokasi untuk
melumpuhkan Pyongyang dengan kekuatan senjata. Namun meskipun ditentang
19
US,
South
Korea
launch
annual
Foal
Eagle
exercise
melalui
http://www.militarynews.com/norfolk-navy-flagship/news/quarterdeck/us-south-korea-launchannual-foal-eagle-exercise/article_a09c2170-c4b3-5ca7-9510-96b53e610c0f.html pada tanggal 14
April 2014 pukul 22.13 WIB
20 Ibid

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

12

keras oleh Korea Utara, latihan militer tetap berjalan dan latihan perang bersama
Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Selain adanya latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea
Selatan, untuk menghadapi potensi ancaman serangan rudal balistik Korea Utara
dan juga untuk memperkuat jaringan (Ballistic Missile Defense – BMD) Amerika
Serikat di kawasan Asia Timur, salah satu strategi Presiden Obama dalam
menerapkan strategi rebalance toward Asia Pacific nya dengan berupaya untuk
melibatkan Korea Selatan ke dalam kerjasama pertahanan rudal balistik BMD
yang telah dibentuk oleh Amerika Serikat dan Jepang sejak tahun 2006. Diskusi
mengenai pembentukan kerjasama BMD ini telah dimulai pada awal tahun 2016. 21
Salah satu hasil dari diskusi ini adalah Amerika Selatan mengumumkan bahwa
mereka mulai memasang sistem pertahanan rudal di Korea Selatan yang disebut
dengan Terminal High-Altitude Area Defense system (THAAD), yang mana
THAAD ini dirancang untuk mempertahankan diri dari ancaman Korea Utara.
Sistem THAAD menembak rudal dengan daya jangkau rendah dan sedang yang
sedang mengudara.22
Dengan berbagai perjanjian aliansi di bidang militer yang dilakukan pada
masa pemerintahan Obama ini menunjukkan bahwa Obama berkomitmen untuk
menerapkan strategi Rebalance toward Asia Pacific.
(Major U.S. Forces in South Korea)

21
South
Korea,
U.S.
to
discuss
THAAD
missile
defense
plan
http://edition.cnn.com/2016/02/07/asia/us-south-korea-thaad-missile-defense/ pada tanggal 15
April 2017 pukul 00.40 WIB
22AS
mulai
pasang
sistem
pertahanan
rudal
Thaad
di
Korea
http://www.bbc.com/indonesia/dunia-39189535 pada tanggal 15 April 2017 pukul 00.12 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

13

23

b.

Aspek Ekonomi

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa ekonomi merupakan salah satu
elemen paling penting dalam strategi rebalance. Oleh sebab itu, Amerika Serikat
melakukan berbagai upaya untuk dapat memperdalam ikatan ekonomi dan
memperluas investasi dan perdagangan dengan negara-negara mitra demi
tercapainya kepentingan nasionalnya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, Amerika
Serikat melalui melakukan berbagai perjanjian kerjasama dengan Korea Selatan,
yang pada tahun 2014 menempatkan diri sebagai Negara terbesar ketujuh dalam
laju ekspor dan impor layanan komersial (table 2), karena hal tersebut merupakan
elemen kunci dari strategi rebalance.24
Tabel 2. Laju Ekspor Dan Impor Layanan Komersial Dunia

23 Asia Pasific Rebalance 2025. Op cit. Hal 53.
24 ibid

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

14

(Sumber : WTO)25
Korea Selatan adalah salah satu mitra strategi dan ekonomi terpenting bagi
Amerika Serikat di Asia, dan sejak tahun 2009 hubungan antara dua Negara ini
semakin kuat. Ini ditunjukkan dengan perjanjian ekonomi yang disebut dengan
Korea-U.S. Free Trade Agreement (KORUS FTA).26 Perjanjian perdagangan
bebas antara Amerika Serikat dan Korea Selatan ini ditandatangani pada tanggal
15 Maret 2012. Tarif pada hampir 80 persen produk konsumen, industri dan
manufaktur yang diperdagangkan secara dua arah dihapuskan pada tanggal itu,
dan seperti yang diusulkan pada tanggal 1 Januari 2016, 15 persen barang-barang
perdagangan dua arah akan menjadi bebas pajak. Beberapa tarif masih akan tetap
berlaku sampai tahun 2021, beberapa di antaranya akan dihapus setiap tahun atau
dalam rentang waktu lima sampai sepuluh tahun. Namun, masih ada sedikit tarif
produk tertentu yang bertujuan untuk tetap melindungi industri dalam negeri
terutama industri warisan dan kerajinan tangan dari Negara Amerika Serikat dan
Korea Selatan.
Kementrian Perdagangan Seoul Korea Selatan mengatakan bahwa selama
dua tahun terakhir sejak ditandataganinya pelaksanaan KORUS FTA, ekspor
Korea Selatan meningkat 1,6% pada tahun untuk tahun pertama setelah pakta
tersebut mulai berlaku dan naik 5,4% untuk tahun kedua. Pengiriman Korea
Selatan ke dunia turun 2,0% dan naik 2,6% pada periode yang sama, menurut data
25 Modest trade growth anticipated for 2014 and 2015 following two year
https://www.wto.org/english/news_e/pres14_e/pr721_e.htm, pada tanggal 17 April 08.23 WIB
26 U.S.-South Korea Relations. 2016. https://fas.org/sgp/crs/row/R41481.pdf , diakses pada
tanggal 16 April 2017 pukul 17.05 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

15

kementerian perdagangan Seoul.27 Di bawah KORUS, 95 persen barang-barang
adalah bebas pajak. Pada tahun 2015, perdagangan dua arah bernilai sekitar 113.8
Miliar, dan 33.4 Miliar dalam jasa. Perjanjian telah menaikkan ekspor sebanyak
lebih dari miliar dollar, baik untuk Amerika Serikat dan Korea Selatan
menciptakan lapangan kerja baru yang terkait dengan ekspor di Korea Selatan dan
Amerika Serikat.28
Korea selatan adalah mitra perdagangan Amerika Serikat ketujuh terbesar
dan Amerika Serikat adalah mitra perdagangan Korea Selatan yang terbesar
kedua. Kemudian Korea Selatan telah mengungkapkan keinginannya untuk
kemuungkinan bergabung dengan perjanjian perdagangan bebas U.S.-led TransPacific Partnership (TPP), yang sudah ditandangani 12 anggota, namun belum
diratifikasi 12 negara.
Korea Selatan dan Amerika Serikat adalah mitra ekonomi utama. Pada
2016, barang dan jasa perdagangan dua arah antara kedua Negara mencapai $ 145
Miliar (Tabel 1), menjanjikan Korea Selatan sebaagai mitra dagang no.7 terbesar
bagi Amerika Serikat. Bagi beberapa Negara Barat dan sector Amerika Serikat,
pasar Korea Selatan bahkan menjadi lebih penting. Kore Lebih tergantung dalam
hal ekonomi dengan Amerika Serikat ketimbang ketergantungan Amerika Serikat
terhadap Korea Selatan. Dalam hal perdagangan barang, pada tahun 2016,
Amerika Serikat adalah mitra Korea Selatan terbesar kedua dalam hal
perdagangan, pasar ekspor terbesar kedua, dan sumber terbesar ketiga dari impor.
Tahun 2013 merupakan tahun dimana terdapat pemasok terbesar Korea Selatan
dan tujuan untuk Foreign Direct Investment (FDI).
Table 3. Annual U.S.-South Korea Trade, Selected Years
(billions of U.S. dollars)
Year

U.S. Exports

U.S. Imports

Trade Balance

27 Trade Policy. 2014. Has the KOR-USA Free Trade Agreement lived upto its expectations <
https://tradepolicy.wordpress.com/2014/04/03/has-the-kor-usa-free-trade-agreement-lived-upto-itsexpectations > pada tanggal 15 April 2017 pukul 01.13 WIB
28 U.S. Relations With the Republic of Korea https://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/2800.htm, diakses
pada tanggal 15 April 2017 pukul 18.56 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

16

Goods
2011

4
5

2012*

.
2

4
4

2013

.

4

2015

.

4

2016

.

4
2

2

.
4

.

2
1

6

6
4

.
6

6
3

.

7

.

1

.

.

1

5

0

8

8
3

.
9

Major
U.S.
Export
s

Goods: Semiconductors and semiconductor manufacturing
equipment; civilian aircraft; medical equipment;
chemicals; motor vehicles and parts; plastics; corn and
wheat; and beef and pork.

Major
U.S.
Import
s

Goods: Motor vehicles and parts; cell phones; computers,
tablets, and their components; iron and steel and products;
jet fuel and motor oil; plastics; and tires.

.
6

8
1

.

-

.

9

9

1
4

.

1
0

.
9

-

4

.

- .
9 2

.
5

.

1

- .
7 7

3

0

2
8

.

1
0

4

2
8

.
4

7

.

-

- .
5 4

5

5

2
4

.
9

.

-

.

6

2

1
9

4

.

-

.

Services Total

4

1
5

6

1

1

.

7

.

1
2

2

3

7

1

7

.

1

.
3

0

6

0

4

7
0

.

1

Goods

6
7

6

0

7

2

.
9

.

7

.
9

1
0

0

0

.
7

.

6

.

9

6

3

5

.

5

.

Services Total

6

9

4

6

5

.

6

.

5
7

5

4

2

0

6

.

2

.
9

2

0

0

4

.

2

Goods

6
1

2

1

3

4

1

.

4

.
7

8

5

6

1
6

4

3
2014

Services Total

1
8

.
7

.
7

1
7

.
5

Services: South Korean educational, personal,
and business travel to the United States;
charges for the use of intellectual property;
financial and other business services;
transport services.
Services: Transport services; business and
personal travel.

Source: U.S. Census Bureau and Bureau of Economic Analysis (BEA),
FT-900, March 7, and International Transactions Tables, accessed 16 April,
2017.29
c. Aspek Sosial dan Demokrasi
29 U.S.-South Korea Relations https://www.everycrsreport.com/reports/R41481.html, diakses
pada tanggal 16 April 2017 pukul 17.00 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

17

Aspek ketiga dalam strategi rebalance adalah martabat manusia (human
dignity), sebagai mana yang disampaikan Obama dalam pidatonya di Australia.
Dalam formulasi strategi, yang termasuk bagian dari aspek martabat manusia
adalah meningkatkan hubungan antar masyarakat, kepedulian sosial, serta
memajukan demokrasi dan pemerintahan yang baik (good governance).
Pemerintah Amerika Serikat menyadari akan pentingnya people-to-people ini
sehingga menjadikannya sebagai salah satu elemen dalam strategi rebalance-nya.
Karena, semakin suatu masyarakat antar negara mengerti satu sama lain, maka
mereka akan mampu berkolaborasi pada isu-isu yang menjadi perhatian dan
kepentingan bersama. Amerika Serikat telah melakukan berbagai program untuk
meningkatkan bidang pendidikan, budaya, dan pertukaran p-to-p.
Pada tanggal 14 Februari 2012, Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea
Selaran, Kim Sung Y. menjadi pembicara dalam Korea Center's February
Luncheon. Beliau mengatakan bahwa terdapat lebih dari dua juta masyarakat
Korea dan blasteran Korea-Amerika yang tinggal dan bekerja di Amerika Serikat.

Mereka dapat dijumpai dari berbagai sudut ekonomi, seperti pengusaha, dokter,
pengacara, pekerja bank, ilmuwan, arsitek, guru, dan sebagainya.30
Korea Selatan terus mengirimkan jumlah siswa terbanyak di dunia dari
Negara manapun ke Amerika Serikat, hampir sekitar 100.000 siswa. Seperti yang
telah dilakukan selama bertahun-tahun lamanya, Amerika Serikat membantu
30 US-ROK Relations in the New Year http://asiasociety.org/us-rok-relations-new-year, diakses
pada tanggal 16 April 2017 pukul 16.45 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

18

melatih generasi selanjutnya dari pemimpin-pemimpin Korea, dan masyarakat
Amerika belajar mengenai Korea melalui pemuda-pemuda tersebut.31
Telah banyak program-program pertukaran yang dilakukan oleh Amerika
Serikat dan Korea Selatan, seperti International Visitor Leadership Program —
yang pada tahun 2012 memasuki tahun ke-72. Pemerintah Korea Selatan, dalam
hal ini pihak kedutaan, memilih pemimpin-pemimpin muda berbakat dalam
berbagai bidang untuk pertukaran tingkat professional yang bersifat intensif di
Amerika Serikat.32
Terdapat lebih dari 1200 pemimpin Korea masa depan yang bergabung
dengan program ini, termasuk dua orang yang akhirnya menjadi presiden -- Kim
Dae-jung dan Kim Young-sam —, serta tujuh mantan perdana menteri, banyak
anggota kabinet dan Majelis Nasional, pendidik, wartawan, tokoh masyarakat dan
seniman. Nominasi berlanjut hingga tahun 2012 karena Kedutaan Besar tidak
hanya melihat para pemimpin politik yang sedang meningkat, tetapi juga pada
LSM dan organisasi lain yang berada di garis depan, misalnya, melawan
perubahan iklim dan mempromosikan pertumbuhan hijau, membantu korban
korban perdagangan manusia, dan bekerja dengan penyandang disabilitas.33
Hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan ini pun berjalan dua
arah, seperti lebih dari 100 Fulbright English Teaching Assistants (ETAs) dari
Amerika Serikat dalam satu tahun mengajar sekolah sekolah negeri di luar Seoul.
Program Fulbright ETA adalah program ETA tertua dan terbesar di dunia.
Bermitra dengan guru-guru Korea, ETA memberikan pengetahuan bahasa Inggris
dari native dan keterampilan-keterampilan yang sebelumnya sulit untuk
diterapkan kepada siswa-siswa di luar Seoul. Salah satu aspek menarik dari
program ini adalah semua peserta ETA tinggal di keluarga Korea dan mencicipi
kehidupan dan budaya Korea Selatan secara langsung. Tidak hanya di provisinsi
besar seperti Daegu dan Busan, namun juga di kota-kota kecil seperti Iksan, Naju
dan Gumi. 34
31 ibid
32 ibid
33 ibid
34 ibid

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

19

Selain program Fulbright ETA, di dalam bidang pendidikan, Amerika Serikat
dan Korea Selatan melanjutkan kerjasamanya dalam bergabgai kegiatan J-1
Exchange Visitor Programs, termasuk program Working Holiday dan Korea
WEST (Work, English Study, Travel) , yang telah mengirimkan lebih dari 2300
murid ke Amerika Serikat sejak tahun 2009. Program WEST menyediakan
kesempatan bagus bagi mahasiswa Korea Selatan untuk mengunjungi Amerika
Serikat selama 18 bulan untuk belajar bahasa Inggris, berpartisipasi dalam
magang dan bepergian secara mandiri. 35
Dalam bidang kesehatan, Amerika Serikat dan Korea Selatan bekerja sama
dalam memajukan Agenda menjamin keamana dunia dari ancaman-ancaman
biologis yang didukung International Health Regulations (IHR). Kedua Negara
ini telah setuju untuk melakukan kerjasama setidaknya dalam 30 kegiatan dan 13
negara selama lima tahun dalam mencapai semua target Global Health Security
Agenda (GHSA). Kedua Negara ini telah memberikan konstribusi di bidang
keuangan dan staff dalam mengakhiri virus Ebola di Afrika Barat dan tetap
berkomitmen dalam menuntaskan kasus Ebola hingga nol, pemulihan sistem
kesehatan, dan pencapaian target GHSA dan impementasi penuh dari IHR di
Afrika Barat.
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Publik Amerika Serikat atau U.S.
Department of Health and Human Services (HHS) dan Kementrian Kesehatan dan
Kesejahteraan Korea Selatan atau Ministry of Health and Welfare (MOHW) juga
terus bekerjasama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Korea dan Amerika.
Ketika virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV)
menjangkit, Amerika Serikat berkoordinasi dengan World Health Organization
(WHO) untuk menyediakan kebijakan dan tenaga ahli untuk memperkuat
kapasitas respon Korea Selatan. Amerika Serikat terus mendukung usaha Korea
Selatan untuk meningkatkan sistem kesehatan masyarakatnya dalam merespon
lebih efektif terhadap kemungkinan virus tersebut bangkit kembali.

35 The White House. 2015. Joint Fact Sheet: The United States-Republic of Korea Alliance:
Shared Values, New Frontiers. Diakses melalui https://obamawhitehouse.archives.gov/the-pressoffice/2015/10/16/joint-fact-sheet-united-states-republic-korea-alliance-shared-values-new
pada
tanggal 16 April 2017 pukul 13.41 WIB

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

20

Dengan adanya MOU antara HHS dan MOHW yang diteruskan hingga pada
tanggal 22 Juni 2015, U.S. National Institutes of Health and Korea National
Institute of Health menandatangani Letter of Intent pada tangga; 16 Oktober 2015
untuk meningkatkan kerjasama penelitian dibidang biomedis, pertukaran personil,
dan kerjasama pelatihan di bidang seperti precision medicine dan penyakit infeksi
baru seperti MERS-CoV.36
Analisis Implementasi Strategi Rebalance di Korea Selatan
Berdasarkan pemaparan mengenai bentuk implementasi rebalance di Korea
Selatan, dapat terlihat bahwa Amerika Serikat menyesuaikan pengimplementasian
strategi rebalance dengan keadaan, urgensi, dan kepentingan yang terkait dengan
dengan negara yang menjadi objek implementasinya. Dengan kata lain, penerapan
strategi rebalance pada tiap-tiap negara bersifat fleksibel atau bisa berbeda-beda.
Hal tersebut tergantung pada berbagai macam faktor strategis, baik itu politik,
ekonomi, sosial, budaya, keamanan, dan geografis.
Korea Selatan merupakan negara yang arti penting utamanya bagi Amerika
Serikat dalam berbagai aspek, baik itu aspek keamanan, ekonomi maupun sosial
budaya. Hubungan antara dua Negara ini telah terjalin setelah Jepang mengalami
kekalahan pada Perang Dunia II, dimana Korea Selatan berada di bawah pengaruh
Amerika Serikat. Hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan hingga
pada waktu ini masih terpelihara dengan baik karena memang ada kepentingan
yang saling membutuhkan, disamping karena persamaan ideologinya. Pasukan
Amerika Serikat masih tetap ditempatkan di Korea Selatan sehingga kondisi
tersebut membuat Korea Selatan saat ini masih merasa aman dari ancaman agresi
dari luar negaranya, terutama oleh Korea Utara. Secara Geopolitik, Kepentingan
Amerika Serikat melakukan kerjasamanya dengan Korea Selatan mengenai krisis
semenanjung Korea adalah karena alasan lokasi. Korea adalah bagian paling
berharga dari real estate geopolitik di dunia, karena merupakan perhubungan
dimana sebagian besar kekuatan besar bertemu dan bersaing. Cina dan Rusia
berbagi perbatasan darat dengan Korea, Jepang dipisahkan oleh laut kecil, dan
meskipun Pasifik adalah samudra yang besar, namun itu juga disebut dengan
36 ibid

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

21

‘danau Amerika’. Tak satu pun dari kekuasaan ini ingin Korea tunduk bersatu
dengan Negara yang lain dan karena Amerika Serikat adalah Negara yang
memiliki kebijakan yang paling pro-aktif. Amerika Serikat juga memiliki aspirasi
untuk hegemoni global. Ini berarti menjaga Jepang tunduk, dan menahan
pengaruh Tiongkok dan Rusia dengan tujuan jangka panjang dari memecah-belah
mereka sehingga mereka pesaing tidak lagi. Sangat jelas dilihat bagaimana Korea
cocok dengan tujuan-tujuan strategis Amerika ini. Sebagaimana lokasi fisik
memberikan basis yang berdekatan dengan China dan Rusia dan sementara
pasukan secara permanen ditempatkan di Korea Selatan berjumlah sedikit, salah
satu fungsi dari latihan bersama dengan Korea Selatan adalah untuk berlatih
masuknya bala bantuan besar-besaran secara cepat. Selain itu, Korea Selatan juga
berfungsi untuk membendung kekuatan Korea Utara yang giat dalam hal
militernya. Basis militer Korea Selatan tersebut juga digunakan sebagai area untuk
proyeksi kekuatan Amerika Serikat di Asia Timur dan membendung penyebaran
ideologi dan kekuatan komunis.
Munculnya kekuatan-kekuatan ekonomi baru seperti Tiongkok telah
mengakibatkan terciptanya pusat-pusat kekuasaan baru di seluruh dunia. Hal ini
dapat mengubah tatanan keseimbangan kekuasaan abad ke-21 dan menimbulkan
tantangan yang signifikan terhadap kepemimpinan Amerika Serikat. Sebagai
sebuah great power, Amerika Serikat mengambil tindakan untuk mengatasi
berbagai tantangan maupun ancaman terhadap kepentingannya tersebut, yaitu
melalui strategi rebalance.
Menurut teori stabilitas hegemoni, eksistensi kekuatan dominan merupakan
syarat bagi terbentuknya sistem internasional yang terbuka dan stabil.
Pemeliharaan tatanan ekonomi liberal internasional memerlukan dukungan jangka
panjang dan kepemimpinan dari kekuatan hegemonic yang memiliki kemampuan
ekonomi, politik, dan milier untuk mengontrol susunan dan norma-norma politik
dan

ekonomi

internasional.37

Amerika

Serikat

memandang

bahwa

kepemimpinannya sebagai hegemon tunggalyang menjaga stabilitas internasional

37 Tony Tai-TinLiu, Hung Ming-te, Hgemonic Stability and Northast Asia:What Hegemon? What
Stability?, Journal of Asia Pacific Studies. Vol.2 No.2 2011. Hal 218.

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

22

sesuai dengan nilai-nilainya perlu dipertahankan. Hal ini tercermin dalam artikel
yang ditulis Hillary :
In next 10 years, we need to be smart and systematic about where we invest
time and energy, so that we put ourselves in the best position to sustain our
leadership, secure our interests, and advance our values. One of the most
important tasks of American statecraft over the next decade will therefore
be to lock in substantially increased investment – diplomatic, economic,
strategic, and otherwise – in the Asia-Pacific region.38
Oleh sebab itu strategi rebalance dirancang untuk dapat mengakomodir
kepentingan nasional tersebut. Melalui strategi rebalance, Amerika Serikat
berusaha mempertahankan posisinya sebagai dominan dan memperdaam
pengaruhnya terhadap negara aliansi dan mitra, seperti yang diimplementasikan
terhadap Korea Selatan.
Implementasi strategi rebalance di Korea Selatan disesuaikan dengan nilainilai penting Korea Selatan bagi Amerika Serikat. Amerika Serikat memanfaatkan
momentum adanya konflik antara Korea Selatan dan Korea Utara atau Tiongkok
dijadikan jalan bagi kembali masuknya kekuatan militer Amerika Serikat di
kawasan Asia Timur. Kelemahan Korea Selatan yang membutuhkan dukungan
besar dari Amerika Serikat dalam menghadapi Korea Selatan dimanfaatkan
Amerika Serikat untuk menghidupka kembali peran strategisnya di Kawasan Asia
Pasifik seperti pada saat Perang Dingin dahulu. Dapat kita ihat, Amerika Serikat
berhasil mengembalikan pasukan militernya untuk berotasi di wilayah Asia Timur
melalui Korea Selatan dibawah perjanjian kerjasama Joint Vision for the Alliance
yang dibentuk oleh kedua negara.
Kehadiran militer Amerika Serikat disebutkan bertujuan untuk menjamin
keamanan kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya. Diantaranya adalah untuk
menjaga keamanan laut, mempromosikan kerjasama regional, melakukan kontrol
politik dan ekonomi, mencegah lawan untuk memiliki kekuasaan yang lebih besar
di

kawasan,

serta

memungkinkan

negara-negara

berkembang

untuk

38 Hillary Clinton, op.Cit

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

23

mengalokasikan sumberdaya untuk pertumbuhan ekonomi dan memperluas pasar
bagi ekspor Amerika Serikat.
Rebalance merupakan grand strategy yang mencangkup berbagai aspek, di
Korea Selatan implementasi strategi tersebut juga meliputi aspek ekoomi.
Ekonomi di Asia Timur didominasi oleh persingan antara Amerika Serikat dan
Tiongkok. Sebagai contoh, Pemerintah Obama berharap melalui KORUS FTA
akan meningkatkan pengaruh Amerika Serikat di kawasan Asia-Pasifik dan
memperkuat penyebaran nilai-nilai Amerika Serikat di bidang ekonomi, terutama
ditengah tantangan semakin kuatnya perekonomian dari “rival‟ Amerika Serikat
di kawasan. KORUS FTA diharapkan dapat mempersempit kesenjangan ekonomi
dan meningkatkan arus perdagangan antara anggotanya, sehingga apabila
diimplementasikan

ketergantungan

ekonomi

anggota

terhadap

Tiongkok

kemungkinan akan berkurang. Dengan demikian, Amerika Serikat dapat
memperkuat posisinya sebagai hegemon di kawasan Asia-Pasifik.
Menurut Gramsci, kepemimpinan yang berkelanjutan dari setiap sistem
politik, khususnya sistem global, tidak hanya menuntut kekuatan militer dan
ekonomi untuk menegakkan dominasi, tetapi juga memerlukan kekuatan ideologi,
politik, budaya dan kelembagaan agar dapat membujuk orang lain untuk
menerima aturan dan norma-norma dari suatu sistem yang sebagian besar
dirancang oleh hegemon dan sekutunya.39 Strategi Rebalance secara keseluruhan
terlihat untuk mengcover semua yang di perlukan Amerika Serikat untuk menjadi
negara hegemon, karena tidak hanya mencakup aspek keamanan dan ekonomi,
melainkan juga aspek sosial dan ideology, bahkan geopolitik.
Di bidang sosial dan demokrasi Amerika Serikat berusaha memperdalam
penanaman nilai-nilai demokrasi, kebebasan, dan HAM di kalangan masyarakat
dan pemerintah Korea Selatan melalui pertukaran people-to-people, asistensi
dalam perbaikan birokrasi pemerintahan, dll. Strategi rebalance bahkan
memperkuat ikatan dengan aliansi hingga ke tingkat paling dasar, yaitu dengan

39 Nguyen Huyen Phuong, Hegemonic Decline, Globalisation and the United States’ Strategic
Pivot to Asia: Implication for Vietnam, Hal 9.

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

24

masyarakat setempat melalui program-program kerjasama dalam pendidikan dan
kesehatan.
Kesimpulan
Implementasi strategi rebalance di Korea Selatan menunjukkan bahwa
Amerika Serikat berusaha untuk menegaskan eksistensi negaranya sebagai
“pemimpin‟ atau hegemon, di tengah semakin mendesaknya signifikansi perat
Tiongkok di Asia Pasifik yang menurut Amerika Serikat bisa mengancam
kestailan sistem internasional dan dapat menjadi penghalang bagi kepentingan
Amerika Serikat. Rebalance merupakan kebijakan strategis pemerintah Obama
untuk mengelola penurunan relatif hegemoni Amerika Serikat sekaligus untuk
mengatasi ancaman maupun tantangan di masa mendatang. Mealui strategi
rebalance, Amerika Serikat berupaya memperdalam pengaruhnya (influence). Hal
ini dilakukan dalam rangka untuk menjaga stabilitas hegemoni, dimana Amerika
Serikat berperan sebagai hegmon tunggal yang memiliki pengaruh besar dalam
mengontrol nilai-nilai dan norma-norma internasional agar tercipta kestabilan.
Implementasi strategi rebalance di Korea Selatan diarahkan untuk tujuan tersebut.
Aspek keamanan menjadi prioritas utama implementasi rebalance di Korea
Selatan. Hal ini disebabkan secara geoplitik Korea Selatan memiliki peran
strategis bagi kepentingan Amerika Serikat. Selain Jepang, Korea Selatan bisa
dijadikan pusat basis militer Amerika Serikat di Asia Timur yang akan
menghambat gerakan agresif Tiongkok dan Korea Utara di kawasan tersebut.
Di Samping prioritas dalam bidang keamanan, implementasi strategi
rebalance di Korea Selatan juga dalam bidang ekonomi dan sosial demokrasi.
Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan perjanjian bilateral KORUS FTA
yang mana Pada bidang sosial, Amerika Serikat memperdalam penyebaran
pemahaman ideologi liberal dan demokrasi melalui program-program exchange,
kerjasama bidang medis, dan sebagainya bagi pemerintah Korea Selatan. Hal
tersebut dilakukan untuk memperkuat hegemoni Amerika Serikat hingga tingkat
palig dasar dari masyarakat.

Waritsa Yolanda : Implementasi Strategi…

25

Daftar Pustaka
Buku
Green, Michael dkk. 2016. Asia Pacific Rebalance 2025: Capabilities, Presence,
and Partnerships. CSIS: Washington DC.
J Barteu, David, dkk. 2014. Assessing the Asia-Pacific Rebalance. CSIS:
Washington DC.
Jack C. Plano & Roy Olton, “Kamus Hubungan Internasional”, Jakarta, Putra A
Bardin, 1999
Yahuda, Michael. 2011. The International Politics of the Asia-Pacific.(edisi
ketiga, revisi). Routledge: United Kingdom.
Jurnal
Tony Tai-TinLiu, Hung Ming-te, Hgemonic Stability and Northast Asia:What
Hegemon? What Stability?, Journal of Asia Pacific Studies. Vol.2 No.2
2011.
Walt, Stephen M. 1985. Alliance Formation and The Balance of World Power.
International Security Journal. Vol. 9, No. 4. The MIT Press.
Website
About USPACOM. Headquaters, United States Pacific Command. Dalam
Diakses tanggal 9 April
2017, pukul 23.32 WIB
Andrew
Bergmann.
2014.
World’s
Largest
Economies.
http://money.cnn.com/news/economy/world_economies_gdp/.
tanggal 9 April 2017, pukul 23.38 WIB

Dalam
Diakses

AS mulai pasang sistem pertahanan rudal Thaad di Korea
http://www.bbc.com/indonesia/dunia-39189535 pada tanggal 15 April