ALKALOID DAN LIPID
ALKALOID
A. Definisi Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang mengandung substansi dasar nitrogen basa, biasanya dalam
bentuk cincin heterosiklik. Alkaloid terdistribusi secara luas pada tanaman. Diperkirakan
sekitar 15 – 20%vascular tanaman mengandung lakaloid. Banyak alkaloid merupakan
turunan
asam amino lisin, ornitin, fenilalanin, asam nikotin, dan asam antranilat. Asam amino
disintesis dalam tanaman dengan proses dekarboksilasi menjadi amina, amina kemudian
dirubah menjadi aldehida oleh amina oksida. Alkaloid biasanya pahit dan sangat beracun.
Alkaloid ini diklasifikasikan lagi berdasarkan tipe dasar kimia pada nitrogen yang terkandung
dalam bentuk heterosiklik. Klasifikasi alkaloid tersebut meliputi pirrolizidine alkaloids,
peperidine alkaloids, pyridine alkaloids, indole alkaloids, quinolizidine alkaloids, steroid
alkaloids, policyclic diterpene alkaloids, indolizidine alkaloids, tryptamine alkaloids, tropane
alkaloids, fescue alkaloid dan miscellaneous alkaloid. Peranan alkaloid dalam jaringan
tanaman tidak pasti, mereka telah dikenal sebagai produk metabolik atau substansi.
B. Sumber dan Sejarah Alkaloid
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur), tumbuhan,
dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik
ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh
alkaloid.
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai
oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk
menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada
waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang
dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam,
sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.
C. Sifat-Sifat Alkaloid
1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.
3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.
4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk
garamnya.
5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan
pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
7. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya.
9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan logam berat
lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid).
D. Penggolongan Alkaloida
Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida dinyatakan
dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan strikhnin. Hampir semua nama trivial ini
berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.
Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara, yaitu :
1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur
molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa
jenis sperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida
kuinolin, dan alkaloida indol.
2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini digunakan untuk
menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan.
Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu aklakoida
tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini
mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari tumbuhan
tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan
antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin
heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal hanya
dari beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida
dapat dibedakan
atas tiga jenis utama, yaitu :
a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.
b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4
dihidrofenilalanin.
c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan.
4. Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima, dimana alkaloida
dikelompokkan atas :
a. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis
yang luas, hamper tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen
dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam
tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan
tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak
memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat agak asam
daripada bersifat basa.
b. Protoalkaloida
Protoalkaloida merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam
amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh
berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin
biologis sering digunakan untuk kelompok ini.
c. Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekusor asam amino.
ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini
yaitu steroidal dan purin.
Berikut ini adalah pengelompokan alkaloid berdasarkan struktur cincin
atau struktur intinya yang khas, dimana pengelompokkan dengan cara ini
juga secara luas digunakan :
1. Inti Piridin-Piperidin, misalnya lobelin, nikotin, konini dan trigonelin
2. Inti Tropan, misalnya hiosiamin, atropine, kokain.
3. Inti Kuinolin, misalnya kinin, kinidin
4. Inti Isokuinolin, misalnya papaverin, narsein
5. Inti Indol, misalnya ergometrin dan viblastin.
6. Inti Imidazol, misalnya pilokarpin.
7. Inti Steroid, misalnya solanidin dan konesin.
8. Inti Purin, misalnya kofein.
9. Amin Alkaloid, misalnya efedrin dan kolsikin
E. Metode Isolasi Alkaloida
Satu-satunya sifat kimia alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode
pemurnian dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus
harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkhisina, risinina)
yang tidak
bersifat basa.
Umumnya isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
1. Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu
alkaloida disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik.
Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal
sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang
bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi.
Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic
misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang
masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam
air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk
kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak, harsa dan minyak atsiri.
Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi
dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan
sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida
yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi
lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :
a. Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan
dari
ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.
b. Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang
stabil. Pada pH tinggi ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas,
terlebih bila alkaloida tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale,
Hyoscyamin dan Atropin.
c. Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung
kelarutannya dalam pelarut organik tersebut.
Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air
yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat
dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan
pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung
dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa
alkaloid menguap seperti nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari
larutan yang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan
mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksi dengan pelarut organik ,
sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara
lain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan
penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar
XAD- 2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian
endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul
pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat
dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali
polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan
asam.
2. Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.
3. Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.
Cara kedua dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan
campuran alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang
terdapat dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan
gabungan kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.
F. Identifikasi Alkaloida
1. Berdasarkan sifat spesifik.
Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhat membentuk endapan
yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga memberikan endapan, tetapi tidak larut
dalam dalam alcohol berlebih.
2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan
Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam air.
Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan
dilakukan pada pH: 2, 7, 10 dan 14.
Sebelum pengocokan, larutan harus dibasakan dulu, biasanya menggunakan natrium
hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium karbonat dan kalsium
hidroksida.
3. Reaksi Gugus Fungsionil
a. Gugus Amin Sekunder
Reaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.
nitroprussida = biru-ungu.
Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.
Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin.
b. Gugus Metoksi
Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi formaldehid, dinyatakan
dengan reaksi SCHIFF. Kelebihan Kalium Permanganat dihilangkan dengan Asam Oksalat.
Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin, Kinidin,
Emetin, Tebain, dan lain-lain.
c. Gugus Alkohol Sekunder
Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl pekat, dipanaskan diatas
tangas air = merah-ungu.
Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin, Dionin, dan Parakonidin.
d.Gugus Formilen
Reaksi WEBER & TOLLENS :
Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat (1:1), panaskan = merah.
Reaksi LABAT :
Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas tangas air = hijaubiru.
Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein,
Hidrastinin, narkotin, dan Piperin.
e. Gugus Benzoil
Reaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau ester.
Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan lain-lain.
f. Reaksi GUERRT
Alkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = merah-ungu.
Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain, Stovakain, Beta eukain, dan
lain-lain.
g. Reduksi Semu
Alkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam
Tereduksi menjadi logam raksa. Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan alkaloid
Sebagai kompleks.
Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain,
Pantokain, alipin, dan lain-lain.
h. Gugus Kromofor
Reaksi KING :
Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natrium Hidroksida = merah
intensif.
Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain.
Reaksi SANCHEZ :
Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit + Natrium Hidrolsida) =
ungu kemudian jingga.
Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin, kinidin setelah
dimasak dengan Asam Sulfat 75%.
4. Pereaksi untuk analisa lainnya (7)
a. Iodium-asam hidroklorida
Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi penyemprot pada
lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana akan memberikan hasil dengan noda
ungu-biru sampai coklat merah.
b. Iodoplatinat
Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng KLT dimana
hasilnya alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai biru-kelabu.
c. Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat)
Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.
G. Kegunaan Alkaloida
Alkaloida telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena
pengaruh fisiologisnya terhadap binatang menyusui dan pemakainnya di bidang farmasi,
tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa pendapat mengenai
kemungkinan perannya ialah sebagai berikut :
1. Salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi, ialah
bahwa alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat
hewan.
2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun
banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun
sangat kekurangan nitrogen.
3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau
pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung
fungsi ini tidak dikemukakan, ini barangkali merupakan konsep yang direka-reka dan
bersifat “manusia sentries”.
4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh karena segi struktur, beberapa alkaloid
menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangsang perkecambahan, yang
lainnya menghambat.
5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian bersifat basa, dapat
mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.
Sejalan dengan saran ini, pengamatan menunjukkan bahwa pelolohan nikotina ke
dalam biakan akar tembakau meningkatkan ambilan nitrat. Alkaloid dapat pula
berfungsi dengan cara pertukaran dengan kation tanah.
LIPID
2.1
Pengertian Lipid
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut didalam air,
namun dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform, atau
eter.
Istilah lipid kadang-kadang diartikan sama dengan lemak, dan yang dikenal sebagai
bahan makanan adalah mentega, minyak tumbuhan, minyak daging sapi, kulit ayam, lemak
yang terdapat dalam susu, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan lain-lain.
2.2
Fungsi Lipid
Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid bagi manusia berfungsi sebagai :
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
2.
Lemak mempunyai fungsi seluler dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion, dan molekul air,
keluar dan masuk sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan
steroid hormon serta kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E, K yang berguna untuk proses biologis.
5.
Sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu
luar yang kurang bersahabat.
Fungsi lipid secara medik :
Komponen membran sel
Pelindung dinding sel
Penyekat panas / insulator
Sumber simpanan energi
Pelarut vitamin ADEK
Komponen hormon
Lipid dalam bidang industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan margarine,
sabun, kosmetik, plastik, pembuatan cat, dan berbagai produk lainnya.
Dalam bidang farmasi minyak lemak dan lemak digunakan sebagai emolient, emulgator,
basis salep, pelarut obat suntik.
2.3
1.
Sifat Lipid
Warna : Minyak lemak dan lemak umumnya berwarna pucat, berwarna kuning karena
mengandung pigmen Karotenoid. Juga dapat berwarna Jingga (Dalam bentuk padatannya).
Apabiula minyak dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi pada pigmen yang
dikandungnya, sehingga terjadi pengurangan warna pada minyak tersebut.
2. Bau : Berbau Wangi disebabkan adanya senyawa Nonyl Metil Keton (pada minyak kelapa) &
β-ionon (pada minyak kelapa sawit). adanya rantai asam yang sangat pendek akan
menyebabkan kerusakan pada minyak dan akan mengalami perubahan bau (Tengik)
3. Kelarutan : Tidak larut dalam air kecuali Castor oil, sedikit larut dalam alkohol, larut dalam
eter, karbon disulfida, dan kloroform.
4. Titik Cair : Minyak lemak dapat memadat dan dapat mencair pada batas temperatur tertentu,
ini berguna untuk pengenalan komponen. Namun keadaan padat cairnya minyak lemak dan
lemak tidak tentu, contohnya Oleum Chaulmogra pada daerah tropis berupa minyak cair,
sedangkan pada daerah sub tropis berbentuk padat. Oleum Olivarum pada suhu rendah dapat
menjadi padat, dan gliserida-gliserida dari asam lemak tidak jenuh berbentuk cair.
5. Titik didih : Titik didih asam lemak semakin besar sesuai dengan panjang rantai karbon dari
asam lemak penyusunnya.
6.
Sifat lainnya : Bila terhidrolisis akan menghasilkan asam lemak, berperan dalam
metabolisme tumbuhan dan hewan.
2.4
Penggolongan Lipid
Lipid berdasarkan struktur dan karakteristik non polar :
Lemak (fat)
Lilin
Fosfolipid
Lipoprotein
Glikolipid
Spingolipid
Vitamin
Eikosanoat
Steroid
Lipid berdasarkan hasil hidrolisinya:
Lipid sederhana adalah yaitu ester asam lemak dengan berbagi alkohol, misalnya: minyak
dan lemak.
Lipid majemuk atau kompleks adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
misalnya: fosfolipid dan glikolipid
Derivat lipid adalah senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, misalnya: sterol
(kolesterol dan fitosterol)
Lipid berdasarkan gugus polar dan non polar:
Lipid non polar ( lipid netral ) adalah lipid yang mengandung gugus non polar, contoh:
kelompok lemak (fat). Berperan dalam metabolisme sebagai cadangan energi.
Lipid yang mengandung gugus polar dan non polar, contoh: fosfolipid. Berperan dalam
membran sel dan organel untuk melindungi isi sel dan organel sel untuk melindungi isi sel
dan organel sel dari lingkungan luar sel.
Lipid berdasarkan struktur kimianya:
1.
Lipid sederhana (ester asam lemak dengan berbagai alkohol exp: lemak/gliserida dan
lilin/waxes)
2.
Lipid gabungan/majemuk (ester asam lemak yang punya gugus tambahan, exp: fosfolipid,
serebrosida)
3. Derivat lipid/turunan lipid (senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, exp: asam
lemak, gliserol, sterol)
A. Klasifikasi Lipid Menurut Bloor
1. Lipid Sederhana
Lemak netral ( monogliserida, digliserida, trigliserida )
Lemak netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol.Fungsi dasar dari Lemak
netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Lemak netral terdiri atas
monogliserida, digliserida, dan trigliserida ). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2
atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak
disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika
berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan
energi penting dari sumber lipid.Trigliserida adalah sebuah gliserida atau ester dari gliserol
dan tiga asam lemak.( atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida ) Pada manusia ,
Trigliserida terletak di adiposa (lemak) jaringan, yang secara luas didistribusikan dalam
tubuh. Trigliserida dihidrolisis dalam usus dan diserap sebagai asam lemak dan
monogliserida.Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam
tubuh dalam bentuk trigliserida.Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel
lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke
dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yangmembutuhkan komponen-komponen tersebut
kemudian dibakar dan Smenghasilkan energi,karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Ester asam lemak dengan alkohol
Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam/lilin ( waxes ). Lilin tidak
larut di dalam air dan sulit dihidrolisis.Lilin sering digunakan sebagai lapisan pelindung
untuk kulit, rambut dan lain-lain.Lilin merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol
rantai panjang.
Lilin/Wax
Lilin/wax adalah ester aasm lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai
rantai C panjang (14 – 34). Contohnya adalh setilalkohol dan mirisilalkohol.
CH3 – (CH2)14 – CH2OH (setilalkohol)
CH3 – (CH2)28 – CH2OH (mirisilalkohol)
Lilin dapat diperoleh dari lebah madu, ikan paus, lumba-lumba. Lilin tidak larut
dalam pelarut lemak. Lilin tidak mudah terhidrolisis sehingga lilin tidak dapat berfungsi
sebagai bahan makanan. Pada tumbuhan lillin berfungsi sebagai lapisan pelidung terhadap
air pada daun atau buah, pada hewan juga sebagai pelindung dari air misalnya pada
domba,burung atau serangga.
2.
Lipid Majemuk ( Kompleks )
Fosfolipid
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat.Fosfolipid merupakan
komponen lipid terbesar kedua setelah trigliserida lemak dan minyak pada tubuh
hewan.Fosfolipid berbentuk lemak padat yang berwarnakuning dan sifatnya larut dalam
pelarut lemak (pelarut organik) selain aseton.Fosfolipid merupakan komponen pembentuk
struktur dinding sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan.
Fosfolipid merupakan senyawa yang menyusun struktur lipid bilayer pada membran sel yang
berperan dalam mengatur sistem transport dari dalam ke luar sel. Saat ini telah banyak hasil
riset yang menunjukkan fungsi lain dari fosfolipid sebagai pengatur proses biologis dalam
tubuh, seperti: koneksi sistem saraf dan beberapa penyakit terkait kerja saraf. Meskipun
fosfolipid bukan termasuk senyawa essensial, namun keberadaannya dalam makanan
memiliki dampak positif bagi kesehatan antara lain: mencegah penyakit liver, pengontrol
kadar
kolesterol,
perkembangan
sistem
otak
dan
saraf.
Fosfolipid menyusun 20-25% berat kering otak manusia dewasa. Fosfolipid berperan dalam
membentuk kerangka membran sel otak, sehingga kinerja fosfolipid akan sangat berpengaruh
pada tingkat kecerdasan manusia.
Glikolipid
Glikolipid ialah molekul-molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula
sederhana seperti galaktosa atau glukosa.Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk
lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.Glikolipid dapat
diturunkan dari gliserol atau pingosine dansering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
Asam Lemak
Asam lemak adalah bagian dari molekul lemak.Ini dapat berfungsi sebagai zat
penyusun lemak tubuh atau dapat juga digunakan tubuh untuk menghasilkan energi.Asam
lemak atau lemak di dalam tubuh selain berasal dari lemak/minyak yang dikonsumsi, juga
dapat berupa hasil sintesis tubuh dari karbohidrat atau protein.
Asam lemak merupakan komponen unit pembangun yang khas pada kebanyakan
lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari
4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar
yang panjang, yang menyebabkan kebanyakan lipid tidak larut didalam air dan tampak
berminyak atau berlemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di
dalam sel atau jaringan, tetapi terdapat dalm bentuk yang terikat secara kovalen pada
berbagai kelas lipid yang berbeda,asam lemak dapt dibebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis
kimia atau enzimatik.
Hampir semua asam lemak di alam memiliki jumlah atom karbon yang genap, asamasam lemak dengan jumlah 16 dan 18 karbon adalah yang paling dominan. Ekor hidrokarbon
yang panjang mungkin jenuh sepenuhnya, yaitu hanya mengandung ikatan tunggal, atau
bagian ini mungkin bersifat tidak jenuh, dengan satu ikatan ganda. Pada kebanyakan asam
lemak tidak jenuh,terdapat iktan ganda.
Ikatan ganda hampir semua asam lemak tidak jenuh yang ada di alam berada dalam
konfigurasi cis, yang menghasilkan suatu lekukan kaku pada rantai alifatik. Asam lemak
jenuh dari C12 sampai C24 bersifat padat, mempunyai konsistensi lilin. Asam lemak tak jenuh
sebaliknya, bersifat cairan berminyak pada suhu tubuh.
Asam lemak yang umumnya dijumpai bersifat tidak larut di dalam air, tetapi dapat
terdispersi menjadi misel didalam NaOH atau KOH encer yang mengubah asam lemak
menjadi sabun, nama yang diberikan bagi garam asam lemak. Sabun terutama adalah suatu
campuran garam potasium asam lemak. Sabun K+ atau Na+ bersifat ampifatik mengionnya
gugus karboksil menyusun bagian kepala yang bersifat polar dan bagian rantai
hidrokarbonnya merupakan ujung nonpolar. Sabun K+ dan Na+ mempunyai sifat
mengemulsikan senyawa berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalm air. Ekor sabun
yang bersifat hidrofobik memanjang ke dalm tetes lemak, sedangkan kepala molekul sabun
yang bersifat polar menghadap ke air. Jadi, sabun memberikan mantel hidrofilik mengelilingi
tetes lemak, untuk membentuk dispersi atau emulsi yang halus.
Asam lemak terbagi menjadi 2, yaitu :
Asam lemak jenuh ( Saturated fatty acid ) : tidak membentuk ikatan rangkap karbonkarbon pada hidrokarbon. Lemak jenuh kebanyakan tidak baik bagi kesehatan.
Memilki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki ikatan rangkat karbon
2. Tidak dapat mengalami proses penambahan atom hidrogen (hidrogenasi)
3. Notasi pada asam lemak jenuh misalkan asam palmitat ( 16 : 0)
Asam lemak tak jenuh ( Unsaturated fatty acid ) : membentuk ikatan rangkap karbonkarbon pada hidrokarbon. Lemak tak jenuh lebih disukai, dikatakan lebih aman. Lemak ini
tidak menimbulkan penyakit, bahkan dapat dipergunakan untuk diet contoh bersumber dari
buah-buahan. Notasi asam lemak tidak jenuh misalnya oleat ( 18:1 ) menyatakan asam
tersebut memiliki 18 atom karbon dan 1 ikatan rangkap karbon.
Atom
Karbon
Struktur
Nama Sistematik
Nama
Umum
Titik
lebur
o
C
Asam Lemak Jenuh
12
CH3(CH2)10COOH
n-Dodekanoat
Asam Laurat
44,2
14
CH3(CH2)12COOH
n-Tetradekanoat
Miristat
53,9
16
CH3(CH2)14COOH
n-Heksadekanoat
Palmitat
63,1
18
CH3(CH2)16COOH
n-Oktadekanoat
Stearat
69,6
20
CH3(CH2)18COOH
n-Eikosanoat
Arakhidat
76,5
24
CH3(CH2)22COOH
n-Tetrakosanoat
Lignoserat
86,0
Asam Lemak tidak Jenuh
16
CH3(CH2)5CH==CH(CH2)7COOH
Palmitoleat
-0,5
18
CH3(CH2)7CH==CH(CH2)7COOH
Oleat
13,4
18
CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOH
Linoleat
-5
18
CH3CH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOH
Linolenat
-11
20
CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)3CO
Arakhidonat
-49,5
OH
Kolesterol
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat.Kolesterol
merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel
otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah
komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang
sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu ( fungsi
pencernaan ).
Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah :
1.
Merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem membran dari spesieshewan
eukariotik, bersama dengan phospholipid dan protein. Jumlah kolesteroldalam jarngan hewan
ekuivalen dengan sistem membran.
2. Prekursor senyawa sterol penting yang terdapat dalam tubuh. seperti asam empedu,hormonhormon steroid (meliputi androgen, estrogen dan corticosteroid) danvitamin D3.
3. Kolesterol juga berperanan penting dalam pengnyerapan lemak dalam usus halusdan dalam
transportasi lebih lanjut ke sistem peredaran darah atau haemolymph.Disini kolesterol
bergabung dengan asam lemak untuk membentuk ester kolesterolyang sangat larut dan lebih
emulsif daripada molekul asam lemak bebas
B.
Lipid Berdasarkan ikatannya
1. Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Lemak Umumnya diperoleh
dari hewan, Berwujud padat pada suhu ruang. Tersusun dari asam lemak jenuh. Asam lemak
jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik
vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Asam lemak jenuh merupakan asam
lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya.
Lemak/triasilgliserol/trigliserida
Lemak adalah trigliserida yang di bentuk dari reaksi esterifikasi antara asam lemak
dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom C. Pada
lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak.
HO – CH2
HO – CH
+
HO – CH2
Gliserol
R1 – C – OH
R2 – C – OH
R3 – C – OH
asam lemak
R1 – COO – CH2
R2 – COO – CH
+ 3H2O
R3 – COO – CH2
trigliserida / lemak
Sifat :
1.
Lemak hewan berupa zat padat (suhu ruangan), lemak tumbuhan berupa zat cair (minyak
nabati).
2. Lemak bertitik lebur tinggi adalah asam lemak jenuh, sedang lemak cair (minyak ) adalah
asam lemak tidak jenuh.
3. Bilangan iodin (banyaknya gram iodin yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak), makin
besar bilangan iodin, makin banyak ikatan rangkapnya.
4. Lemak rantai pendek mudah larut dalam air, lemak rantai panjang sukar/tidak larut dalam air.
5. Pelarut lemak adalah : ester, kloroform, benzen, alkohol panas
6. Jika lemak dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Minyak
Sedangkan minyak umumnya diperoleh dari tumbuhan. Berwujud cair pada suhu
ruang, Tersusun dari asam lemak tak jenuh.asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak
yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . Fungsi dari lemak dan
minyak adalah sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan
biomolekul , Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena
lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram
lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1
gram protein atau karbohidrat, dan Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu
pada asam lemak esensial.
C.
Lipid Berdasarkan asalnya
1.
Lemak Nabati
Lemak nabati berasal dari tumbuhan.Mengandung lemak tak jenuh dan tidak
mengandung kolestrol.Di dapat dari kelapa, kemiri, alpukat, durian, dll.Lemak nabati
berfungsi dalam menurunkan kadar kolesterol, mencegah terjangkitnya penyakit jantung
koroner dan pertumbuhan beberapa jenis kanker.
2. Lemak Hewani
Lemak hewani berasal dari hewan.Mengandung lemak jenuh dan kolestrol. Didapat
dari daging, telur, susu, keju, mentega, dll.Lemak hewani mengandung kolesterol yang tinggi.
Kolesterol sebagai komponen penting dalam asam empedu dimana asam empedu membantu
melarutkan lemak globular dari makanan sehingga dapat larut dalam air atau enzim lipase,
dan bereaksi dengan molekul lemak sehingga dapat melancarkan penyerapan lemak.
D.
Lipid Berdasarkan Kelas Dari Lemak
1.
Triasilgliserol
Triasilgliserol adalah ester asam lemak dari gliserol
Triasilgliserol adalah ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel
tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah
molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus
fungsional dengan polaritas tinggi. Triasilgliserol yang terdapat di alam bersifat tidak larut
didalam air, namun mudah larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform, benzena atau eter
yang sering digunakan untuk ekstraksi lemak dari jaringan.
Senyawa yang mengandung satu jenis asam lemak pada ketiga posisi disebut
triasilgliserol sederhana, contohnya asam stearat, asam palmitat, dan asam oleat.
Triasilgliserol yang mengandung dua atau lebih asam lemak yang berbeda di sebut
triasilgliserol campuran, contohnya kebanyakan lemak alami, seperti minyak olive, mentega
dan lemak makanan lainnya merupakan campuran dari triasilgliserol sederhana dan campuran
yang mengandung berbagai jenis sam lemak yang berbeda dalam panjang rantai dan derajat
kejenuhan.
Triasilgliserol adalah Lipida Penyimpan
Triasilgliserol terutama berfungsi sebagai lemak penyimpan. Pada hampir semua
hewan dan tumbuhan, triasilgliserol terdapat sebagi tetes minyak mikroskopi, terdispersi dan
teremulsi di dalam sitosol dengan halus. Pada adiposit atau sel lemak, yaitu hewan sel khusus
pada jaringan pengikat hewan, sejumlah triasilgliserol disimpan sebagi tetes lemak, yang
hampir mengisi seluruh volume sel.
Pada beberapa hewan, triasilgliserol yang tersimpan di bawah kulit mempunyai fungsi
ganda, keduanya adalah sebagai depot penyimpan energi yang penting dan sebagai insulasi
terhadap suhu yang amat rendah. Misalnya anjing laut, burung pinguin yang berdarah panas
lainnya, terisi penuh dengan triasilgliserol.
Triasilgliserol yang banyak mengandung mengandung asam lemak jenuh, berbentuk
padat pada suhu ruang serta memiliki titik cair yang tinggi di sebut “lemak”. Sedangkan
triasilgliserol yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, berbentuk cair pada suhu
ruang serta memilki titik cair yang rendah disebut “minyak”.
Minyak atau lemak yang berasal dari hewan disebut minyak/lemak hewani contohnya
lemak yang terdapat pada jaringan adipose dan sumsum tulang. Sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut minyak/lemak nabati contohnya lemak yang terdapat pada buah-buahan,
kacang-kacangan.
CH2OCR
R – CO – CH
fosfatidikolina
CH2OPOCH2CH2N(CH3)3
2. Sfingolipid
Sfingolipid termasuk derivat sfingosin. Sfingolipid adalah lemak yang ditemukan di
dalam membaran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak
mengandung gliserol. Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seremida
fosfokolina).
OH
NH2
CH3(CH2)12 – CH = CH – CH – CH – CH2OH
Sfingosin
Spingolipid Juga Merupakan Komponen Membran
Spingolipid kelas kedua terbesar dari lipid membran, juga mempunyai kepala yang
bersifat polar dan dua ekor nonpolar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol.
Spingolipid tersusun atas satu molekul alkohol amino berantai panjang spingosin, atau satu
diantara turunannya, dan suatu alkohol polar pada bagian kepala.
Spingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alkohol amino berantai panjang yang
ditemukan pada berbagai spingolipid. Terdapat tiga subkelas spingolipid : Spingomielin,
serebrosida, dan gangliosida.
3. Steroid
Steroid adalah Lipida yang Tidak Tersabunkan dengan Fungsi Khusus
Sel juga mengandung lipid yang tidak tersabunkan,yang tidak mengandung asam
lemak dan karenannya tidak dapat terbentuk sabun. Steroid adalah molekul kompleks yang
larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak
adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolestrol adalah sterol utama pada jaringan
hewan.
4. Lipoprotein
Lipoprotein Menggabungkan Sifat-sifat Lipida dan Protein
Beberapa lipid berikatan dengan protein spesifik membentuk lipoprotein. Banyak
bukti yang menunjukkan bahwa kombinasi tingkat plasma yang tinggi dari lipoprotein
berdensitas amat rendah (VLDL = very low density lipoprotein ) dengan tingkat yang rendah
dari lipoprotein berdensitas tinggi ( HDL = high density lipoprotein ) merupakan faktor
penting penyebab aterosklerosis, pembentukkan deposit tebal dari kolesterol dan senyawa
ester turunannya pada permukaan sebelah dalam dari pembuluh darah. Aterosklerosis segara
menimbulkan kelumpuhan dan serangan infarksi koroner, yang diakibatkan oleh
terganggunya aliran darah melalui pembuluh darah yang tersumbat, pada otak dan jantung
secara berturut-turut.
2.5
Identifikasi Kandungan Lipid dengan Uji Kualitatif
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis
kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
UJI KELARUTAN LIPID
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai
macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila
lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang
sama-sama nonpolar.
UJI KEJENUHAN PADA LIPID
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod
Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform
sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi
Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi
terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh
dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus
hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna
merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang
kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon
asam lemak.
Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat
diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi
berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam
lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.
UJI KETENGIKAN
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid
mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid.
Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring
dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak.
Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk
CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan
menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk
lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat
reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Syamsu 2007).
UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume
yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian
atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna
fluoresens hijau (Pramarsh 2008).
UJI BILANGAN IOD
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak
yang barasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
mengandung asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak
mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan
asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang
terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan
rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang
dapat bereaksi.
2.6
Tanaman Penghasil Lipid dan Kegunaannya
Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah,
jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L.)
Famili: Fabaceae
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein
dan lemak.[3] Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau
disangrai.[3] Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan
merupakan industri pangan yang menguntungkan.[3] Produksi minyak kacang tanah mencapai
sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. [1] Selain dipanen
biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan
ternak atau merupakan pupuk hijau.[
Kedelai (Glycine max atau Glycine soja)
Famili: Fabaceae
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta
beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat
dibuat menjadi
tahu (tofu),
bermacam-macam saus penyedap (seperti kecap, taosi, dan tauco),
tempe,
susu kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa),
tepung kedelai,
minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan
biodiesel),
makanan ringan
KELAPA (Cocos nucifera L.)
Famili: Arecaceae
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya
dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga
bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh
Sedijatmo.
Kayu dari batangnya, yang disebut kayu glugu, dipakai orang sebagai kayu dengan
mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai
atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan
anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik,
terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk
kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah
dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis)
Famili: Arecaceae
Antara barangan yang terbaru hasil penyelidikan kelapa sawit telah dapat
menghasilkan :
Aiskrim :
Antara kegunaan istimewa minyak sawit ialah sebagai bahan asas dalam
pengeluaran aiskrim. Walaupun lemak susu adalah bahan paling sesuai digunakan dalam
pembuatan aiskrim, minyak sayuran yang diadun istimewa boleh dijadikan bahan alternatif.
Konfeksi :
Pengganti Lemak Koko (CBR) adalah lemak yang digunakan untuk
menggantikan secara separa atau keseluruhan penggunaan lemak koko dalam pembuatan
produk coklat dan konfeksi.
Krimer :
Adunan minyak sawit dan minyak isirung sawit, serta lain minyak digunakan
secara meluas untuk menggantikan lemak susu dalam penyediaan krimer kopi bukan
berasaskan tenusu. Krimer sawit menggantikan penggunaan krimer tenusu dalam penyediaan
minuman kopi, serta ia tahan lebih lama dan lebih mudah digunakan.
Serbuk santan :
Santan adalah bahan penting digunakan kebanyakan rakyat Malaysia
untuk menghasilkan lauk-pauk dan kuih-muih tradisional atau moden
KAPUK RANDU (Ceiba pentandra L. Gaertn.)
Famili: Malvaceae
(Bombacaceae)
Kegunaan Kapas
:
Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga digunakan dalam jaring ikan,
saringan kopi, tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama terbuat dari fiber kapas, dan
juga uang dollar AS modern. Denim, sebuah jenis pakaian 'durable', sebagian besar terbuat
dari kapas, dan juga kebanyakan T-shirt.
ZAITUN (Olea europaea L.)
Famili: Oleaceae
Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah
mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang
tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk
berbagai macam keperluan. Zaitun adalah anggota suku Oleaceae.
KANOLA (Brassica napus L.)
Famili: Brassicaceae
Kanola umumnya diolah untuk menghasilkan minyak rapa Minyak rapa juga semakin
penting sebagai bahan baku biodiesel akibat naiknya harga minyak bumi dan sifatnya yang
terbaharukan dan teruraikan. Untuk kepentingan energi dan pelumas, minyak HEAR lebih
disukai karena rantai asam erukat lebih panjang dan stabil pada pemanasan. Permasalahan
yang terjadi saat ini adalah petani lebih menyukai LEAR sehingga terjadi kompetisi terhadap
penggunaannya sebagai makanan. Harga minyak rapa sekarang meningkat akibat
pemanfaatan sebagai bahan bakar.
Penggunaan lain minyak rapa adalah sebagai campuran dalam oli/pelumas, lak, cat,
lilin, farmasetika, emulgator, campuran plastik, tensida, dan sabun.
JARAK (Ricinus communis L.)
Famili: Euphorbiaceae
Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis
racun yang mematikan. Pohon jarak merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya
akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat
minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak
dipakai sebagai campuran pelumas.
JAGUNG (Zea mays ssp. Mays L.)
Famili: Poaceae
Produk utama jagung adalah bijinya, yang menjadi bahan pangan dan bahan baku
pakan.Sebagai bahan pangan, biji jagung direbus lalu dimakan langsung atau digiling kasar
menjadi pangan sarapan serealia atau dihaluskan menjadi tepung maizena. Sebagai pakan,
jagung kering diberikan langsung atau dipecah atau digiling. Saat ini jagung juga dijadikan
sebagai sumber energi alternatif.
Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran
pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer
jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan
A. Definisi Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang mengandung substansi dasar nitrogen basa, biasanya dalam
bentuk cincin heterosiklik. Alkaloid terdistribusi secara luas pada tanaman. Diperkirakan
sekitar 15 – 20%vascular tanaman mengandung lakaloid. Banyak alkaloid merupakan
turunan
asam amino lisin, ornitin, fenilalanin, asam nikotin, dan asam antranilat. Asam amino
disintesis dalam tanaman dengan proses dekarboksilasi menjadi amina, amina kemudian
dirubah menjadi aldehida oleh amina oksida. Alkaloid biasanya pahit dan sangat beracun.
Alkaloid ini diklasifikasikan lagi berdasarkan tipe dasar kimia pada nitrogen yang terkandung
dalam bentuk heterosiklik. Klasifikasi alkaloid tersebut meliputi pirrolizidine alkaloids,
peperidine alkaloids, pyridine alkaloids, indole alkaloids, quinolizidine alkaloids, steroid
alkaloids, policyclic diterpene alkaloids, indolizidine alkaloids, tryptamine alkaloids, tropane
alkaloids, fescue alkaloid dan miscellaneous alkaloid. Peranan alkaloid dalam jaringan
tanaman tidak pasti, mereka telah dikenal sebagai produk metabolik atau substansi.
B. Sumber dan Sejarah Alkaloid
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur), tumbuhan,
dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik
ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh
alkaloid.
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai
oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk
menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada
waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang
dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam,
sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.
C. Sifat-Sifat Alkaloid
1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.
3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.
4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk
garamnya.
5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan
pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
7. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya.
9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan logam berat
lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid).
D. Penggolongan Alkaloida
Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida dinyatakan
dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan strikhnin. Hampir semua nama trivial ini
berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.
Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara, yaitu :
1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur
molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa
jenis sperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida
kuinolin, dan alkaloida indol.
2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini digunakan untuk
menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan.
Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu aklakoida
tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini
mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari tumbuhan
tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan
antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin
heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal hanya
dari beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida
dapat dibedakan
atas tiga jenis utama, yaitu :
a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.
b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4
dihidrofenilalanin.
c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan.
4. Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima, dimana alkaloida
dikelompokkan atas :
a. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis
yang luas, hamper tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen
dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam
tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan
tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak
memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat agak asam
daripada bersifat basa.
b. Protoalkaloida
Protoalkaloida merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam
amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh
berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin
biologis sering digunakan untuk kelompok ini.
c. Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekusor asam amino.
ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini
yaitu steroidal dan purin.
Berikut ini adalah pengelompokan alkaloid berdasarkan struktur cincin
atau struktur intinya yang khas, dimana pengelompokkan dengan cara ini
juga secara luas digunakan :
1. Inti Piridin-Piperidin, misalnya lobelin, nikotin, konini dan trigonelin
2. Inti Tropan, misalnya hiosiamin, atropine, kokain.
3. Inti Kuinolin, misalnya kinin, kinidin
4. Inti Isokuinolin, misalnya papaverin, narsein
5. Inti Indol, misalnya ergometrin dan viblastin.
6. Inti Imidazol, misalnya pilokarpin.
7. Inti Steroid, misalnya solanidin dan konesin.
8. Inti Purin, misalnya kofein.
9. Amin Alkaloid, misalnya efedrin dan kolsikin
E. Metode Isolasi Alkaloida
Satu-satunya sifat kimia alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode
pemurnian dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus
harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkhisina, risinina)
yang tidak
bersifat basa.
Umumnya isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
1. Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu
alkaloida disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik.
Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal
sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang
bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi.
Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic
misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang
masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam
air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk
kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak, harsa dan minyak atsiri.
Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi
dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan
sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida
yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi
lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :
a. Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan
dari
ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.
b. Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang
stabil. Pada pH tinggi ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas,
terlebih bila alkaloida tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale,
Hyoscyamin dan Atropin.
c. Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung
kelarutannya dalam pelarut organik tersebut.
Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air
yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat
dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan
pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung
dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa
alkaloid menguap seperti nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari
larutan yang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan
mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksi dengan pelarut organik ,
sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara
lain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan
penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar
XAD- 2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian
endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul
pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat
dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali
polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan
asam.
2. Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.
3. Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.
Cara kedua dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan
campuran alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang
terdapat dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan
gabungan kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.
F. Identifikasi Alkaloida
1. Berdasarkan sifat spesifik.
Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhat membentuk endapan
yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga memberikan endapan, tetapi tidak larut
dalam dalam alcohol berlebih.
2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan
Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam air.
Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan
dilakukan pada pH: 2, 7, 10 dan 14.
Sebelum pengocokan, larutan harus dibasakan dulu, biasanya menggunakan natrium
hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium karbonat dan kalsium
hidroksida.
3. Reaksi Gugus Fungsionil
a. Gugus Amin Sekunder
Reaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.
nitroprussida = biru-ungu.
Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.
Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin.
b. Gugus Metoksi
Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi formaldehid, dinyatakan
dengan reaksi SCHIFF. Kelebihan Kalium Permanganat dihilangkan dengan Asam Oksalat.
Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin, Kinidin,
Emetin, Tebain, dan lain-lain.
c. Gugus Alkohol Sekunder
Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl pekat, dipanaskan diatas
tangas air = merah-ungu.
Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin, Dionin, dan Parakonidin.
d.Gugus Formilen
Reaksi WEBER & TOLLENS :
Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat (1:1), panaskan = merah.
Reaksi LABAT :
Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas tangas air = hijaubiru.
Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein,
Hidrastinin, narkotin, dan Piperin.
e. Gugus Benzoil
Reaksi bau : Esterifikasi dengan alcohol + Asam Sulfat pekat = bau ester.
Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan lain-lain.
f. Reaksi GUERRT
Alkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = merah-ungu.
Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain, Stovakain, Beta eukain, dan
lain-lain.
g. Reduksi Semu
Alkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam
Tereduksi menjadi logam raksa. Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan alkaloid
Sebagai kompleks.
Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain,
Pantokain, alipin, dan lain-lain.
h. Gugus Kromofor
Reaksi KING :
Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natrium Hidroksida = merah
intensif.
Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain.
Reaksi SANCHEZ :
Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit + Natrium Hidrolsida) =
ungu kemudian jingga.
Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin, kinidin setelah
dimasak dengan Asam Sulfat 75%.
4. Pereaksi untuk analisa lainnya (7)
a. Iodium-asam hidroklorida
Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi penyemprot pada
lempeng KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dimana akan memberikan hasil dengan noda
ungu-biru sampai coklat merah.
b. Iodoplatinat
Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng KLT dimana
hasilnya alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai biru-kelabu.
c. Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat)
Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.
G. Kegunaan Alkaloida
Alkaloida telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena
pengaruh fisiologisnya terhadap binatang menyusui dan pemakainnya di bidang farmasi,
tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa pendapat mengenai
kemungkinan perannya ialah sebagai berikut :
1. Salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi, ialah
bahwa alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat
hewan.
2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun
banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun
sangat kekurangan nitrogen.
3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau
pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung
fungsi ini tidak dikemukakan, ini barangkali merupakan konsep yang direka-reka dan
bersifat “manusia sentries”.
4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh karena segi struktur, beberapa alkaloid
menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangsang perkecambahan, yang
lainnya menghambat.
5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian bersifat basa, dapat
mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.
Sejalan dengan saran ini, pengamatan menunjukkan bahwa pelolohan nikotina ke
dalam biakan akar tembakau meningkatkan ambilan nitrat. Alkaloid dapat pula
berfungsi dengan cara pertukaran dengan kation tanah.
LIPID
2.1
Pengertian Lipid
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut didalam air,
namun dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform, atau
eter.
Istilah lipid kadang-kadang diartikan sama dengan lemak, dan yang dikenal sebagai
bahan makanan adalah mentega, minyak tumbuhan, minyak daging sapi, kulit ayam, lemak
yang terdapat dalam susu, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan lain-lain.
2.2
Fungsi Lipid
Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid bagi manusia berfungsi sebagai :
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
2.
Lemak mempunyai fungsi seluler dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion, dan molekul air,
keluar dan masuk sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan
steroid hormon serta kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E, K yang berguna untuk proses biologis.
5.
Sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu
luar yang kurang bersahabat.
Fungsi lipid secara medik :
Komponen membran sel
Pelindung dinding sel
Penyekat panas / insulator
Sumber simpanan energi
Pelarut vitamin ADEK
Komponen hormon
Lipid dalam bidang industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan margarine,
sabun, kosmetik, plastik, pembuatan cat, dan berbagai produk lainnya.
Dalam bidang farmasi minyak lemak dan lemak digunakan sebagai emolient, emulgator,
basis salep, pelarut obat suntik.
2.3
1.
Sifat Lipid
Warna : Minyak lemak dan lemak umumnya berwarna pucat, berwarna kuning karena
mengandung pigmen Karotenoid. Juga dapat berwarna Jingga (Dalam bentuk padatannya).
Apabiula minyak dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi pada pigmen yang
dikandungnya, sehingga terjadi pengurangan warna pada minyak tersebut.
2. Bau : Berbau Wangi disebabkan adanya senyawa Nonyl Metil Keton (pada minyak kelapa) &
β-ionon (pada minyak kelapa sawit). adanya rantai asam yang sangat pendek akan
menyebabkan kerusakan pada minyak dan akan mengalami perubahan bau (Tengik)
3. Kelarutan : Tidak larut dalam air kecuali Castor oil, sedikit larut dalam alkohol, larut dalam
eter, karbon disulfida, dan kloroform.
4. Titik Cair : Minyak lemak dapat memadat dan dapat mencair pada batas temperatur tertentu,
ini berguna untuk pengenalan komponen. Namun keadaan padat cairnya minyak lemak dan
lemak tidak tentu, contohnya Oleum Chaulmogra pada daerah tropis berupa minyak cair,
sedangkan pada daerah sub tropis berbentuk padat. Oleum Olivarum pada suhu rendah dapat
menjadi padat, dan gliserida-gliserida dari asam lemak tidak jenuh berbentuk cair.
5. Titik didih : Titik didih asam lemak semakin besar sesuai dengan panjang rantai karbon dari
asam lemak penyusunnya.
6.
Sifat lainnya : Bila terhidrolisis akan menghasilkan asam lemak, berperan dalam
metabolisme tumbuhan dan hewan.
2.4
Penggolongan Lipid
Lipid berdasarkan struktur dan karakteristik non polar :
Lemak (fat)
Lilin
Fosfolipid
Lipoprotein
Glikolipid
Spingolipid
Vitamin
Eikosanoat
Steroid
Lipid berdasarkan hasil hidrolisinya:
Lipid sederhana adalah yaitu ester asam lemak dengan berbagi alkohol, misalnya: minyak
dan lemak.
Lipid majemuk atau kompleks adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
misalnya: fosfolipid dan glikolipid
Derivat lipid adalah senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, misalnya: sterol
(kolesterol dan fitosterol)
Lipid berdasarkan gugus polar dan non polar:
Lipid non polar ( lipid netral ) adalah lipid yang mengandung gugus non polar, contoh:
kelompok lemak (fat). Berperan dalam metabolisme sebagai cadangan energi.
Lipid yang mengandung gugus polar dan non polar, contoh: fosfolipid. Berperan dalam
membran sel dan organel untuk melindungi isi sel dan organel sel untuk melindungi isi sel
dan organel sel dari lingkungan luar sel.
Lipid berdasarkan struktur kimianya:
1.
Lipid sederhana (ester asam lemak dengan berbagai alkohol exp: lemak/gliserida dan
lilin/waxes)
2.
Lipid gabungan/majemuk (ester asam lemak yang punya gugus tambahan, exp: fosfolipid,
serebrosida)
3. Derivat lipid/turunan lipid (senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, exp: asam
lemak, gliserol, sterol)
A. Klasifikasi Lipid Menurut Bloor
1. Lipid Sederhana
Lemak netral ( monogliserida, digliserida, trigliserida )
Lemak netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol.Fungsi dasar dari Lemak
netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Lemak netral terdiri atas
monogliserida, digliserida, dan trigliserida ). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2
atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak
disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika
berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan
energi penting dari sumber lipid.Trigliserida adalah sebuah gliserida atau ester dari gliserol
dan tiga asam lemak.( atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida ) Pada manusia ,
Trigliserida terletak di adiposa (lemak) jaringan, yang secara luas didistribusikan dalam
tubuh. Trigliserida dihidrolisis dalam usus dan diserap sebagai asam lemak dan
monogliserida.Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam
tubuh dalam bentuk trigliserida.Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel
lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke
dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yangmembutuhkan komponen-komponen tersebut
kemudian dibakar dan Smenghasilkan energi,karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Ester asam lemak dengan alkohol
Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam/lilin ( waxes ). Lilin tidak
larut di dalam air dan sulit dihidrolisis.Lilin sering digunakan sebagai lapisan pelindung
untuk kulit, rambut dan lain-lain.Lilin merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol
rantai panjang.
Lilin/Wax
Lilin/wax adalah ester aasm lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai
rantai C panjang (14 – 34). Contohnya adalh setilalkohol dan mirisilalkohol.
CH3 – (CH2)14 – CH2OH (setilalkohol)
CH3 – (CH2)28 – CH2OH (mirisilalkohol)
Lilin dapat diperoleh dari lebah madu, ikan paus, lumba-lumba. Lilin tidak larut
dalam pelarut lemak. Lilin tidak mudah terhidrolisis sehingga lilin tidak dapat berfungsi
sebagai bahan makanan. Pada tumbuhan lillin berfungsi sebagai lapisan pelidung terhadap
air pada daun atau buah, pada hewan juga sebagai pelindung dari air misalnya pada
domba,burung atau serangga.
2.
Lipid Majemuk ( Kompleks )
Fosfolipid
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat.Fosfolipid merupakan
komponen lipid terbesar kedua setelah trigliserida lemak dan minyak pada tubuh
hewan.Fosfolipid berbentuk lemak padat yang berwarnakuning dan sifatnya larut dalam
pelarut lemak (pelarut organik) selain aseton.Fosfolipid merupakan komponen pembentuk
struktur dinding sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan.
Fosfolipid merupakan senyawa yang menyusun struktur lipid bilayer pada membran sel yang
berperan dalam mengatur sistem transport dari dalam ke luar sel. Saat ini telah banyak hasil
riset yang menunjukkan fungsi lain dari fosfolipid sebagai pengatur proses biologis dalam
tubuh, seperti: koneksi sistem saraf dan beberapa penyakit terkait kerja saraf. Meskipun
fosfolipid bukan termasuk senyawa essensial, namun keberadaannya dalam makanan
memiliki dampak positif bagi kesehatan antara lain: mencegah penyakit liver, pengontrol
kadar
kolesterol,
perkembangan
sistem
otak
dan
saraf.
Fosfolipid menyusun 20-25% berat kering otak manusia dewasa. Fosfolipid berperan dalam
membentuk kerangka membran sel otak, sehingga kinerja fosfolipid akan sangat berpengaruh
pada tingkat kecerdasan manusia.
Glikolipid
Glikolipid ialah molekul-molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula
sederhana seperti galaktosa atau glukosa.Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk
lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.Glikolipid dapat
diturunkan dari gliserol atau pingosine dansering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
Asam Lemak
Asam lemak adalah bagian dari molekul lemak.Ini dapat berfungsi sebagai zat
penyusun lemak tubuh atau dapat juga digunakan tubuh untuk menghasilkan energi.Asam
lemak atau lemak di dalam tubuh selain berasal dari lemak/minyak yang dikonsumsi, juga
dapat berupa hasil sintesis tubuh dari karbohidrat atau protein.
Asam lemak merupakan komponen unit pembangun yang khas pada kebanyakan
lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari
4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar
yang panjang, yang menyebabkan kebanyakan lipid tidak larut didalam air dan tampak
berminyak atau berlemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di
dalam sel atau jaringan, tetapi terdapat dalm bentuk yang terikat secara kovalen pada
berbagai kelas lipid yang berbeda,asam lemak dapt dibebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis
kimia atau enzimatik.
Hampir semua asam lemak di alam memiliki jumlah atom karbon yang genap, asamasam lemak dengan jumlah 16 dan 18 karbon adalah yang paling dominan. Ekor hidrokarbon
yang panjang mungkin jenuh sepenuhnya, yaitu hanya mengandung ikatan tunggal, atau
bagian ini mungkin bersifat tidak jenuh, dengan satu ikatan ganda. Pada kebanyakan asam
lemak tidak jenuh,terdapat iktan ganda.
Ikatan ganda hampir semua asam lemak tidak jenuh yang ada di alam berada dalam
konfigurasi cis, yang menghasilkan suatu lekukan kaku pada rantai alifatik. Asam lemak
jenuh dari C12 sampai C24 bersifat padat, mempunyai konsistensi lilin. Asam lemak tak jenuh
sebaliknya, bersifat cairan berminyak pada suhu tubuh.
Asam lemak yang umumnya dijumpai bersifat tidak larut di dalam air, tetapi dapat
terdispersi menjadi misel didalam NaOH atau KOH encer yang mengubah asam lemak
menjadi sabun, nama yang diberikan bagi garam asam lemak. Sabun terutama adalah suatu
campuran garam potasium asam lemak. Sabun K+ atau Na+ bersifat ampifatik mengionnya
gugus karboksil menyusun bagian kepala yang bersifat polar dan bagian rantai
hidrokarbonnya merupakan ujung nonpolar. Sabun K+ dan Na+ mempunyai sifat
mengemulsikan senyawa berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalm air. Ekor sabun
yang bersifat hidrofobik memanjang ke dalm tetes lemak, sedangkan kepala molekul sabun
yang bersifat polar menghadap ke air. Jadi, sabun memberikan mantel hidrofilik mengelilingi
tetes lemak, untuk membentuk dispersi atau emulsi yang halus.
Asam lemak terbagi menjadi 2, yaitu :
Asam lemak jenuh ( Saturated fatty acid ) : tidak membentuk ikatan rangkap karbonkarbon pada hidrokarbon. Lemak jenuh kebanyakan tidak baik bagi kesehatan.
Memilki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak memiliki ikatan rangkat karbon
2. Tidak dapat mengalami proses penambahan atom hidrogen (hidrogenasi)
3. Notasi pada asam lemak jenuh misalkan asam palmitat ( 16 : 0)
Asam lemak tak jenuh ( Unsaturated fatty acid ) : membentuk ikatan rangkap karbonkarbon pada hidrokarbon. Lemak tak jenuh lebih disukai, dikatakan lebih aman. Lemak ini
tidak menimbulkan penyakit, bahkan dapat dipergunakan untuk diet contoh bersumber dari
buah-buahan. Notasi asam lemak tidak jenuh misalnya oleat ( 18:1 ) menyatakan asam
tersebut memiliki 18 atom karbon dan 1 ikatan rangkap karbon.
Atom
Karbon
Struktur
Nama Sistematik
Nama
Umum
Titik
lebur
o
C
Asam Lemak Jenuh
12
CH3(CH2)10COOH
n-Dodekanoat
Asam Laurat
44,2
14
CH3(CH2)12COOH
n-Tetradekanoat
Miristat
53,9
16
CH3(CH2)14COOH
n-Heksadekanoat
Palmitat
63,1
18
CH3(CH2)16COOH
n-Oktadekanoat
Stearat
69,6
20
CH3(CH2)18COOH
n-Eikosanoat
Arakhidat
76,5
24
CH3(CH2)22COOH
n-Tetrakosanoat
Lignoserat
86,0
Asam Lemak tidak Jenuh
16
CH3(CH2)5CH==CH(CH2)7COOH
Palmitoleat
-0,5
18
CH3(CH2)7CH==CH(CH2)7COOH
Oleat
13,4
18
CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOH
Linoleat
-5
18
CH3CH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOH
Linolenat
-11
20
CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)3CO
Arakhidonat
-49,5
OH
Kolesterol
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat.Kolesterol
merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel
otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah
komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang
sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu ( fungsi
pencernaan ).
Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah :
1.
Merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem membran dari spesieshewan
eukariotik, bersama dengan phospholipid dan protein. Jumlah kolesteroldalam jarngan hewan
ekuivalen dengan sistem membran.
2. Prekursor senyawa sterol penting yang terdapat dalam tubuh. seperti asam empedu,hormonhormon steroid (meliputi androgen, estrogen dan corticosteroid) danvitamin D3.
3. Kolesterol juga berperanan penting dalam pengnyerapan lemak dalam usus halusdan dalam
transportasi lebih lanjut ke sistem peredaran darah atau haemolymph.Disini kolesterol
bergabung dengan asam lemak untuk membentuk ester kolesterolyang sangat larut dan lebih
emulsif daripada molekul asam lemak bebas
B.
Lipid Berdasarkan ikatannya
1. Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Lemak Umumnya diperoleh
dari hewan, Berwujud padat pada suhu ruang. Tersusun dari asam lemak jenuh. Asam lemak
jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik
vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Asam lemak jenuh merupakan asam
lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya.
Lemak/triasilgliserol/trigliserida
Lemak adalah trigliserida yang di bentuk dari reaksi esterifikasi antara asam lemak
dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom C. Pada
lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak.
HO – CH2
HO – CH
+
HO – CH2
Gliserol
R1 – C – OH
R2 – C – OH
R3 – C – OH
asam lemak
R1 – COO – CH2
R2 – COO – CH
+ 3H2O
R3 – COO – CH2
trigliserida / lemak
Sifat :
1.
Lemak hewan berupa zat padat (suhu ruangan), lemak tumbuhan berupa zat cair (minyak
nabati).
2. Lemak bertitik lebur tinggi adalah asam lemak jenuh, sedang lemak cair (minyak ) adalah
asam lemak tidak jenuh.
3. Bilangan iodin (banyaknya gram iodin yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak), makin
besar bilangan iodin, makin banyak ikatan rangkapnya.
4. Lemak rantai pendek mudah larut dalam air, lemak rantai panjang sukar/tidak larut dalam air.
5. Pelarut lemak adalah : ester, kloroform, benzen, alkohol panas
6. Jika lemak dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Minyak
Sedangkan minyak umumnya diperoleh dari tumbuhan. Berwujud cair pada suhu
ruang, Tersusun dari asam lemak tak jenuh.asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak
yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . Fungsi dari lemak dan
minyak adalah sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan
biomolekul , Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena
lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram
lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1
gram protein atau karbohidrat, dan Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu
pada asam lemak esensial.
C.
Lipid Berdasarkan asalnya
1.
Lemak Nabati
Lemak nabati berasal dari tumbuhan.Mengandung lemak tak jenuh dan tidak
mengandung kolestrol.Di dapat dari kelapa, kemiri, alpukat, durian, dll.Lemak nabati
berfungsi dalam menurunkan kadar kolesterol, mencegah terjangkitnya penyakit jantung
koroner dan pertumbuhan beberapa jenis kanker.
2. Lemak Hewani
Lemak hewani berasal dari hewan.Mengandung lemak jenuh dan kolestrol. Didapat
dari daging, telur, susu, keju, mentega, dll.Lemak hewani mengandung kolesterol yang tinggi.
Kolesterol sebagai komponen penting dalam asam empedu dimana asam empedu membantu
melarutkan lemak globular dari makanan sehingga dapat larut dalam air atau enzim lipase,
dan bereaksi dengan molekul lemak sehingga dapat melancarkan penyerapan lemak.
D.
Lipid Berdasarkan Kelas Dari Lemak
1.
Triasilgliserol
Triasilgliserol adalah ester asam lemak dari gliserol
Triasilgliserol adalah ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel
tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah
molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus
fungsional dengan polaritas tinggi. Triasilgliserol yang terdapat di alam bersifat tidak larut
didalam air, namun mudah larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform, benzena atau eter
yang sering digunakan untuk ekstraksi lemak dari jaringan.
Senyawa yang mengandung satu jenis asam lemak pada ketiga posisi disebut
triasilgliserol sederhana, contohnya asam stearat, asam palmitat, dan asam oleat.
Triasilgliserol yang mengandung dua atau lebih asam lemak yang berbeda di sebut
triasilgliserol campuran, contohnya kebanyakan lemak alami, seperti minyak olive, mentega
dan lemak makanan lainnya merupakan campuran dari triasilgliserol sederhana dan campuran
yang mengandung berbagai jenis sam lemak yang berbeda dalam panjang rantai dan derajat
kejenuhan.
Triasilgliserol adalah Lipida Penyimpan
Triasilgliserol terutama berfungsi sebagai lemak penyimpan. Pada hampir semua
hewan dan tumbuhan, triasilgliserol terdapat sebagi tetes minyak mikroskopi, terdispersi dan
teremulsi di dalam sitosol dengan halus. Pada adiposit atau sel lemak, yaitu hewan sel khusus
pada jaringan pengikat hewan, sejumlah triasilgliserol disimpan sebagi tetes lemak, yang
hampir mengisi seluruh volume sel.
Pada beberapa hewan, triasilgliserol yang tersimpan di bawah kulit mempunyai fungsi
ganda, keduanya adalah sebagai depot penyimpan energi yang penting dan sebagai insulasi
terhadap suhu yang amat rendah. Misalnya anjing laut, burung pinguin yang berdarah panas
lainnya, terisi penuh dengan triasilgliserol.
Triasilgliserol yang banyak mengandung mengandung asam lemak jenuh, berbentuk
padat pada suhu ruang serta memiliki titik cair yang tinggi di sebut “lemak”. Sedangkan
triasilgliserol yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, berbentuk cair pada suhu
ruang serta memilki titik cair yang rendah disebut “minyak”.
Minyak atau lemak yang berasal dari hewan disebut minyak/lemak hewani contohnya
lemak yang terdapat pada jaringan adipose dan sumsum tulang. Sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut minyak/lemak nabati contohnya lemak yang terdapat pada buah-buahan,
kacang-kacangan.
CH2OCR
R – CO – CH
fosfatidikolina
CH2OPOCH2CH2N(CH3)3
2. Sfingolipid
Sfingolipid termasuk derivat sfingosin. Sfingolipid adalah lemak yang ditemukan di
dalam membaran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak
mengandung gliserol. Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seremida
fosfokolina).
OH
NH2
CH3(CH2)12 – CH = CH – CH – CH – CH2OH
Sfingosin
Spingolipid Juga Merupakan Komponen Membran
Spingolipid kelas kedua terbesar dari lipid membran, juga mempunyai kepala yang
bersifat polar dan dua ekor nonpolar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol.
Spingolipid tersusun atas satu molekul alkohol amino berantai panjang spingosin, atau satu
diantara turunannya, dan suatu alkohol polar pada bagian kepala.
Spingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alkohol amino berantai panjang yang
ditemukan pada berbagai spingolipid. Terdapat tiga subkelas spingolipid : Spingomielin,
serebrosida, dan gangliosida.
3. Steroid
Steroid adalah Lipida yang Tidak Tersabunkan dengan Fungsi Khusus
Sel juga mengandung lipid yang tidak tersabunkan,yang tidak mengandung asam
lemak dan karenannya tidak dapat terbentuk sabun. Steroid adalah molekul kompleks yang
larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak
adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolestrol adalah sterol utama pada jaringan
hewan.
4. Lipoprotein
Lipoprotein Menggabungkan Sifat-sifat Lipida dan Protein
Beberapa lipid berikatan dengan protein spesifik membentuk lipoprotein. Banyak
bukti yang menunjukkan bahwa kombinasi tingkat plasma yang tinggi dari lipoprotein
berdensitas amat rendah (VLDL = very low density lipoprotein ) dengan tingkat yang rendah
dari lipoprotein berdensitas tinggi ( HDL = high density lipoprotein ) merupakan faktor
penting penyebab aterosklerosis, pembentukkan deposit tebal dari kolesterol dan senyawa
ester turunannya pada permukaan sebelah dalam dari pembuluh darah. Aterosklerosis segara
menimbulkan kelumpuhan dan serangan infarksi koroner, yang diakibatkan oleh
terganggunya aliran darah melalui pembuluh darah yang tersumbat, pada otak dan jantung
secara berturut-turut.
2.5
Identifikasi Kandungan Lipid dengan Uji Kualitatif
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis
kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
UJI KELARUTAN LIPID
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai
macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila
lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang
sama-sama nonpolar.
UJI KEJENUHAN PADA LIPID
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod
Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform
sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi
Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi
terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh
dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus
hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna
merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang
kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon
asam lemak.
Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat
diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi
berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam
lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.
UJI KETENGIKAN
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid
mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid.
Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring
dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak.
Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk
CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan
menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk
lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat
reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Syamsu 2007).
UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume
yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian
atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna
fluoresens hijau (Pramarsh 2008).
UJI BILANGAN IOD
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan lemak
yang barasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
mengandung asam lemak jenuh,sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak
mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan
asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang
terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan
rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang
dapat bereaksi.
2.6
Tanaman Penghasil Lipid dan Kegunaannya
Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah,
jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L.)
Famili: Fabaceae
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein
dan lemak.[3] Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau
disangrai.[3] Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan
merupakan industri pangan yang menguntungkan.[3] Produksi minyak kacang tanah mencapai
sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. [1] Selain dipanen
biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan
ternak atau merupakan pupuk hijau.[
Kedelai (Glycine max atau Glycine soja)
Famili: Fabaceae
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta
beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat
dibuat menjadi
tahu (tofu),
bermacam-macam saus penyedap (seperti kecap, taosi, dan tauco),
tempe,
susu kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa),
tepung kedelai,
minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan
biodiesel),
makanan ringan
KELAPA (Cocos nucifera L.)
Famili: Arecaceae
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya
dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga
bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh
Sedijatmo.
Kayu dari batangnya, yang disebut kayu glugu, dipakai orang sebagai kayu dengan
mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai
atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan
anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik,
terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk
kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah
dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis)
Famili: Arecaceae
Antara barangan yang terbaru hasil penyelidikan kelapa sawit telah dapat
menghasilkan :
Aiskrim :
Antara kegunaan istimewa minyak sawit ialah sebagai bahan asas dalam
pengeluaran aiskrim. Walaupun lemak susu adalah bahan paling sesuai digunakan dalam
pembuatan aiskrim, minyak sayuran yang diadun istimewa boleh dijadikan bahan alternatif.
Konfeksi :
Pengganti Lemak Koko (CBR) adalah lemak yang digunakan untuk
menggantikan secara separa atau keseluruhan penggunaan lemak koko dalam pembuatan
produk coklat dan konfeksi.
Krimer :
Adunan minyak sawit dan minyak isirung sawit, serta lain minyak digunakan
secara meluas untuk menggantikan lemak susu dalam penyediaan krimer kopi bukan
berasaskan tenusu. Krimer sawit menggantikan penggunaan krimer tenusu dalam penyediaan
minuman kopi, serta ia tahan lebih lama dan lebih mudah digunakan.
Serbuk santan :
Santan adalah bahan penting digunakan kebanyakan rakyat Malaysia
untuk menghasilkan lauk-pauk dan kuih-muih tradisional atau moden
KAPUK RANDU (Ceiba pentandra L. Gaertn.)
Famili: Malvaceae
(Bombacaceae)
Kegunaan Kapas
:
Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga digunakan dalam jaring ikan,
saringan kopi, tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama terbuat dari fiber kapas, dan
juga uang dollar AS modern. Denim, sebuah jenis pakaian 'durable', sebagian besar terbuat
dari kapas, dan juga kebanyakan T-shirt.
ZAITUN (Olea europaea L.)
Famili: Oleaceae
Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah
mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang
tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk
berbagai macam keperluan. Zaitun adalah anggota suku Oleaceae.
KANOLA (Brassica napus L.)
Famili: Brassicaceae
Kanola umumnya diolah untuk menghasilkan minyak rapa Minyak rapa juga semakin
penting sebagai bahan baku biodiesel akibat naiknya harga minyak bumi dan sifatnya yang
terbaharukan dan teruraikan. Untuk kepentingan energi dan pelumas, minyak HEAR lebih
disukai karena rantai asam erukat lebih panjang dan stabil pada pemanasan. Permasalahan
yang terjadi saat ini adalah petani lebih menyukai LEAR sehingga terjadi kompetisi terhadap
penggunaannya sebagai makanan. Harga minyak rapa sekarang meningkat akibat
pemanfaatan sebagai bahan bakar.
Penggunaan lain minyak rapa adalah sebagai campuran dalam oli/pelumas, lak, cat,
lilin, farmasetika, emulgator, campuran plastik, tensida, dan sabun.
JARAK (Ricinus communis L.)
Famili: Euphorbiaceae
Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis
racun yang mematikan. Pohon jarak merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya
akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat
minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak
dipakai sebagai campuran pelumas.
JAGUNG (Zea mays ssp. Mays L.)
Famili: Poaceae
Produk utama jagung adalah bijinya, yang menjadi bahan pangan dan bahan baku
pakan.Sebagai bahan pangan, biji jagung direbus lalu dimakan langsung atau digiling kasar
menjadi pangan sarapan serealia atau dihaluskan menjadi tepung maizena. Sebagai pakan,
jagung kering diberikan langsung atau dipecah atau digiling. Saat ini jagung juga dijadikan
sebagai sumber energi alternatif.
Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran
pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer
jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan