SKEMA KREDIT KOPERASI DAN PERANAN KOPERA

SKEMA KREDIT KOPERASI DAN PERANAN
KOPERASI SEBAGAI SOKO GURU ATAU PONDASI
PEREKONOMIAN

Disusun oleh:
Derina Widiyana
Opi Oktaviani
Tedi Kurniadi
Windi Pratiwi
Agre Tri Anjasmara

(174010168)
(174010172)
(174010181)
(174010184)
(174010202)

Universitas Pasundan Bandung
Fakultas Ekonomi Bisnis
Manajemen
2017 / 2018


A. Klasifikasi Kredit
Aspek skema pendanaan, kredit dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
Kredit Bersubsidi biasa dikenal juga “Kredit Program” adalah kredit yang
membiayai berbagai progam di sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan
persyaratan yang ringan oleh pemerintah.
Ciri – Ciri:
Dananya berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
Persyaratannya ringan
Sasarannya adalah masyarakat banyak/masal
Jangka waktu kredit relatif singkat (kira – kira 1 tahun)
Jaminan kredit pada umumnya adalah produk dari usaha yang dibiayai oleh kredit
tersebut
Kredit Komersial adalah kredit yang diberikan oleh perbankan dengan
persyaratan – persyartan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar.
Prosedur yang harus ditempuh untuk mendapatkan ke-17 macam kredit tersebut
adalah sebagai berikut:
Kredit Usaha Tani
1. Petani mengajukan kredit melalui kelompok tani
2. Kelompok tani akan mengadakan musyawarah, menyusun RDKK dengan

bimbingan PPL, dan mengajukan kredit melalui Kop/LSM
3. Kop/LSM akan menyeleksi para peserta dan memeriksa RDKK merekap
RDKK dari beberapa kelompok tani, termasuk rencana penarikan dan
pelunasan kredit tersebut.
4. Bank akan menandatangani perjanjian kredit dengan Kop/LSM, serta
menyalurkan dana kepada Kop/LSM.
5. Kop/LSM akan membuat perjanjian dengan kelompok petani.
6. Kelompok tani akan menarik kredit dari Kop/LSM, dan meneruskan kepada
para petani.
7. Petani diwajibkan membayar kembali pinjamannya 2 minggu setelah panen
atau paling lambat 2 bulan setelah realisasi kredit.

8. Kelompok tani membayar kepada Kop/LSM, dalam bentuk tunai atau
natura.
9. Kop/LSM membayar ke bank.

KKOP
1.
Koperasi membuat rencana kebutuhan dan mengusulkan permohonan kredit
kepada Bank.

 Menyerahkan jadwal penarikan dan angsuran
 Menyerahkan jaminan, jika diperlukangh
 Menandatangani akad kredit dapat dikoordinasikan melalui koperasi
sekunder
 Koperasi sekunder meneruskan permohonan ke Bank dan dapat
menandatangani akad kredit dengan bank jika diberi kuasa oleh koperasi
primer atau mengetahui akadkredit antara koperasi primer dengan baik.
2.
3.

Koperasi primer menarik dan sesuai jadwal.
Koperasi primer melunasi kredit:
 Modal kerja, umumnya sekaligus.
 Investasi, sesuai jadwal
KPR – RSS
1. Calon pemilik rumah mengajukan kredit kepemilikan rumah melalui
developer/pengembang.
2. Developer meneruskan permohonan ke bank penyalur KPR
3. Bank membuat akad kredit dengan calon pemilik rumah


4. Bank merealisasikan kredit kepada pemilik rumah, namun secara fisik, uang
diberikan kepada developer sebagai realisasi pembayaran dari calon pemilik
rumah kepada kepad developer.
5. Pembayaran angsuran sesuai pinjaman.
KMK – BPR/PMK – BPRS
1. Permohonan mengajukan kredit ke BPR/BPRS.
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani
3. Pengembalian kredit dilakukan sesuai jadwal
KKPA/KKPA – TR
1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkan ke pengurus
koperasi, dan kemudian pengurus koperasi, dan kemudian pengurus koperasi
menilai dan memusyawarahkan persyaratannya.
2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan
pengurus koperasi (executing ) atau anggota koperasi primer dengan
diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai chanelling).
3. Pelunasan disesuaikan dengan jadwal modal kerja (umumnya sekaligus) dan
juga jadwal investasi (sesuai dengan jadwal angsuran)
KKPA PIR – TRANS
1. Perusahaan ini mengajukan permohonan kredit sesuai kebutuhan proyek
(termasuk kapitalisasi bunga pada masa tenggang)

2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani.
3. Perusahaan inti mengajukan rencana pengalihan kebun plasma paling lambat
6 bulan sebelum masa tenggang berakhir.
4. Pengalihan kebun dan kredit kepada anggota koperasi primer paling lambat
bulan setelah masa tenggang berakhir.
5. Pembayaran angsuran dilakukan perusahaan inti melalui permotongan
penjualan hasil kebun plasma.

KKPA – TKI
1. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) menyusun kebutuhan 1
tahun yang dirinci dalam Rancangan Kebutuhan Kredit (RKK)
2. Jika usul kredit tersebut disetujui, Surat Penegasan Kredit (SPK) dikeluarkan
oleh Bank.
3. Pengembalian kredit diangsurkan setiap bulan.
KKPA BAGI HASIL
1. Anggota koperasi/BMT mengajukan kebutuhan dana
2. Koperasi /BMT akan menilai usulan, mengajukan usulan ke bank dengan
menyampaikan jadwal penarikan/pelunasan dan jaminan (jika diperlukan)
3. Penandatanganan akad kredit antara Bank dengan anggota koperasi/BMT
(channeling0, atau dengan koperasi/BMT (executing)

4. Koperasi/BMT membuat akad kredit dengan anggotannya
5. Pelunasan kredit dilakukan sesuai jadwal melalui koperasi /bank kepada
bank.
KKPM/PPKM
1. PKM mengajukan permohonan kredit langsung ke bank atau melalui
kelompok atau melalui pengurus kelompok yang menilai kebutuhan kredit.
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dengan PKM atau
dengan kelompok.
3. Pengembalian kredit dilakukan langsung kepada Bank atau melalui
kelompok.
Kredit KPTTG – Taskin
1. Anggota kelompok membuat usulan kebutuhan dana
2. Kelompok Taskin mengkoordinasikan permohonan pinjaman anggota dan
mengajukan proposal ke Tim Pokjanis.

3. Tim Pokjanis menganalisis dan memberi persetujuan atau penolakan atas
usulan
4. Kelompok Taskin mengajukan permohonan ke Bank Pelaksana
5. Bank Pelaksana bersama kelompok Taskin menandatangani dan
merealisasikan kredit kepada anggota kelompoknya

6. Anggota kelompok Taskin mengembalikan angsuran melalui kelompok
Taskin.
KKPA – Nelayan
1. (a). Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkannya
kepada pengurus koperasi, (b). Pengurus koperasi menilai dan
memusyawarahkan.
2. (a). Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan
pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan
diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channeling), (b).
Koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan
sesuai jadwal).
3. (a). Anggota koperasi menjual produknya melalui koperasi, dan oleh
koperasi, hasil penjualan tersebut diperhitungkan sebagai pelunasan kredit
dari anggota, (b). Pelunasan oleh koperasi/anggota koperasi (jika koperasi
bertindak sebagai channeling), disesuaikan dengan jadwal modal kerja dari
investasi (sesuai jadwal angsuran)
KKPA –Unggas
1. (a). Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkannya
kepada pengurus koperasi, (b). Pengurus koperasi menilai dan
memusyawarahkan persyaratannya, (c). Atas permohonan kredit tersebut,

diproses jaminan kredit dari perusahaan inti sebagai analisis.
2. (a) Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan
pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan
diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channeling), (b).
Koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan
sesuai jadwal).

3. Penjualan hasil ternak dari peternak kepada inti, langsung atau melalui
koperasi, diperhitungkan sebagai angsuran, yang diteruskan oleh perusahaan
inti kepada bank pemberi kredit.
4. Perusahaan inti melunasi kredit sesuai jadwal.
KMK – UKM
1. Anggota koperasi melalui koperasi mengajukan permohonan kebutuhan
pembiayaan usahanya.
2. Koperasi, pengusaha kecil dan menengah (PKM)mengajukan permohonan
kebutuhan dana kepada bank pelaksana.
3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit kepada PKM atau koperasi.
4. Koperasi meneruskan dana tersebut kepada anggotanya.
5. Anggota koperasi melalui koperasi dan PKM mengembalikan kredit.
KPT – PUD

1. Anggota koperasi mengajukan permohonan KPT – PUD ke koperasi
2. Koperasi/PKM mengajukan permohonan kepada bank pelaksana
3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit dan mencairkan kredit kepada
koperasi/PKM.
4. Koperasi menyalurkan KPT – PUD kepada anggota.
5. Anggota koperasi melalui koperasinya dan PKM mengembalikan kredit
Kredit Taskin Koppas
1. Koppas/koperasi yang mempunyai USP Swamitra maupun yang tidak,
mengajukan permohonan kredit Bukopin (sebagai bank pelaksana)
2. Bukopin merealisasikan permohonan kredit kepada Koppas/koperasi
3. Koppas/koperasi meneruskan dan kredit yang diterima kepada USP
Swamitra

4. Anggota kelompok Taskin, mengajukan kredit ke USP Swamitra/LK yang
ditunjukkan.
5. USP Swamitra atau LK menyalurkan kepada anggota/kelompok Taskin
6. Angsuran oleh anggota koperasi/kelompok Taskin melalui USP Swamitra
atau LK yang ditunjukkan.
PERANAN KOPERASI BAGI ANGGOTA DAN MASYARAKAT
PENGGUNA KREDIT / SIMPAN PINJAM

Koperasi simpan pinjam atau sering juga disebut dengan istilah koperasi
kredit merupakan sebuah lembaga keuangan selain bank yang dikelola dan
dijalankan untuk memberikan bantuan pinjaman modal dan memberikan bunga
kredit rendah. Tujuan awal dari koperasi simpan pinjam adalah memberikan solusi
keuangan hanya untuk para anggota koperasi saja, namun seiring perkembangan
kebutuhan yang ada di masyarakat, koperasi turut andil memberikan bantuan untuk
kebutuhan usaha kecil dan menarik dana dari masyarakat umum.
Pada dasarnya antara bank dan kooperasi memiliki beberapa fungsi yang
sama, yaitu seperti memberikan bantuan permodalan dan menarik dana dari
masyarakat berupa tabungan atau deposito. Meski memiliki fungsi yang sama,
namun koperasi memiliki beberapa kelebihan yang membuat ia lebih menarik
dibanding bank, seperti bunga kredit rendah, pajak rendah, dan layanan yang lebih
baik.
Pelayanan bank ada beberapa yang tidak bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat, bahkan terkadang tidak ramah dalam urusan permodalan usaha.
Hadirnya koperasi simpan pinjam memberikan kelebihan yang akan
mempermudah dan meringankan kebutuhan masyarakat dan tidak hanya sebatas
permodalan saja.
Berikut adalah peranan koperasi simpan pinjam dalam menjawab kebutuhan
masyarakat yang tidak bisa didapat jika dibanding dengan lembaga keuangan

lainnya.
1. Memberikan permodalan usaha
Bank dan koperasi sama-sama memberikan pelayanan permodalan untuk
kegiatan usaha. Perbedaan bank dan koperasi dalam hal permodalan adalah
kemudahan dalam mendapatkan modal tersebut. Bank memberlakukan banyak

syarat dan terkadang lebih rumit pengurusannya dalam pengajuan pinjaman dana,
seperti data legalitas usaha dan jaminan. Sedangkan untuk memperoleh dana
pinjaman modal dari koperasi bisa tanpa bermacam-macam syarat yang
menyusahkan.
Dalam pemberian modal, bank juga melihat faktor besar kecilnya usaha
yang dijalankan, apakah nantinya layak untuk mendapat pinjaman atau tidak, bank
memiliki banyak kriteria yang harus terpenuhi. Umumnya bank hanya mudah
untuk pengusaha-pengusaha kelas atas dimana memiliki kestabilan uang yang
memadai. Sedangkan koperasi tidak melihat semua kriteria tersebut, bahkan untuk
pengusaha kecil atau usahanya masih baru berjalan (mikro), koperasi akan tetap
memberikan kemudahan dalam permodalan.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial
Salah satu fungsi koperasi adalah menyalurkan dana kredit ke anggota dan
masyarakat. Dimana dana ini bisa digunakan untuk kegiatan usaha yang produktif,
seperti untuk kegiatan membuka usaha atau memperluas kegiatan usaha. Dengan
mendukung adanya kegiatan yang produktif ini, di harapkan mampu menciptakan
sebuah kegiatan yang menghasilkan peningkatan pendapatan ekonomi di
masyarakat. Sehingga pada akhirnya akan tercapainya semua keinginan bersama
dalam mewujudkan kesejahteraan sosial yang merata dan menurunkan angka
kemiskinan di masyarakat. Inilah dampak positif dengan adanya pemerataan
pendapatan ekonomi.
3. Menghalangi adanya praktik rentenir
Kebutuhan akan perluasan kegiatan usaha, maka akan mendorong para
pengusaha untuk mencari tambahan modal usaha dengan secepat-cepatnya.
Kendala pengajuan pinjaman modal ke bank yaitu memerlukan banyak persyaratan
dan penilaian kelayakan, ditambah lagi dengan bunga yang tinggi yang nantinya
bisa saja akan menambah beban keuangan hasil bisnis. Solusi yang tepat adalah
dengan mengajukan pinjaman ke koperasi, selain karena prosesnya cepat bahkan
bisa tanpa syarat. Kelebihan lainnya adalah bunga yang ditawarkan jauh lebih kecil
dari Bank, sehingga akan lebih memberikan kemudahan dan kenyamanan apalagi
bagi para usaha kecil dan menengah.
Dengan adanya koperasi di tengah-tengah masyarakat akan memberikan
solusi keuangan yang lebih mudah. Namun faktanya hingga sekarang bahwa masih
banyak praktik rentenir masih terjadi di masyarakat. Masalahnya ketika
masyarakat belum cukup teredukasi tentang adanya koperasi adalah ketika

kebutuhan modal ini menjadi sangat mendesak maka solusi yang cepat adalah
dengan meminjam ke rentenir, rentenir umumnya memberlakukan bunga yang
sangat tinggi, sehingga praktik ini lebih banyak kerugiannya dibanding
manfaatnya. Mengenalkan koperasi kepada masyarakat dan apa saja yang layanan
koperasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat maka akan memberikan edukasi
bahwa terdapat solusi yang lebih aman dan manusiawi, sehingga praktik rentenir
tidak berlaku lagi di masyarakat.
4. Mempercepat pertumbuhan ekonomi
Negara-negara ASEAN saat ini telah membuka pasar bebas atau yang lebih
dikenal dengan sebutan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dengan berlakunya
MEA, maka hal ini merupakan media yang strategis bagi Indonesia untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu cara untuk menghadapi
pasar bebas ini adalah menawarkan produk-produk yang berkualitas dan kreatif
dari industri UKM-UKM nasional. Pemerintah harus mendorong terciptanya
UKM-UKM baru baik itu dalam skala kecil, menengah, hingga atas, semua harus
ikut terlibat dalam perluasan pasar internasional.
Keberadaan koperasi merupakan langkah yang tepat dalam mendukung
tumbuhnya sektor-sektor UKM, terlebih untuk skala kecil dan menegah. Dengan
adanya tuntutan untuk menghasilkan produk-produk baru dan berkualitas, tentu
bagi UKM sektor kecil dan menengah kendala utamanya adalah permodalan.
Disinilah letak peran koperasi dalam memberikan bantuan kepada UKM-UKM
yaitu dalam perihal permodalan, sehingga dampaknya dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional.
5. Solusi penyimpanan uang selain bank
Jika selama ini kita hanya mengetahui bahwa bank adalah satu-satunya
lembaga yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
tabungan atau deposito, ternyata masih ada lembaga lain yang memiliki peran yang
sama dengan bank, yaitu koperasi simpan pinjam. Mungkin bagi beberapa orang,
koperasi tidak lebih menarik dari Bank, namun jika mengetahui kelebihan koperasi
dibanding bank, pasti kita akan berpikir dua kali untuk tidak menolak apa yang
ditawarkan oleh koperasi.
2 kelebihan koperasi yang tidak pernah didapatkan di bank yaitu, yang
pertama adalah bunga deposito di koperasi lebih tinggi dari bank, kemudian yang
kedua adalah besarnya pajak bunga simpanan di koperasi jauh lebih kecil

dibanding bank. Secara keuntungan, koperasi jelas memberikan benefit lebih
dibanding dengan Bank dan ini menjadi solusi yang menarik untuk investasi.

Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam
Jenis simpanan koperasi simpan pinjam dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu.
1. Simpanan pokok, Merupakan sejumlah uang yang didapatkan dari anggota
ketika pertama kali masuk dalam koperasi.
2. Simpanan wajib, Merupakan sejumlah uang yang dihimpun dari anggota
yang sifatnya wajib dan rutin dibayar dalam waktu tertentu. Dana ini dapat
diambil dalam kurun waktu yang cukup lama dan biasanya dana ini
digunakan untuk jaminan hari tua.
3. Tabungan koperasi, Sejumlah uang yang disetorkan secara berangsur-angsur
dan penarikan dananya hanya diperbolehkan khusus untuk anggota yang
bersangkutan atau keluarga dengan syarat memiliki buku tabungan yang sah.
4. Simpanan berjangka koperasi, Dana yang disetorkan sebanyak satu kali
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang berlaku.
Sumber Modal yang Dimiliki Koperasi Simpan Pinjam
Sumber permodalan koperasi bisa didapat dari 2 jenis modal, yaitu:
1. Modal sendiri,Merupakan modal yang dihimpun dari sluruh anggota
koperasi, bentuknya sendiri berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, dan hibah.
2. Modal pinjaman,Modal ini bisa didapat dari bank, koperasi lainnya, dan
surat utang.
Bidang Usaha Koperasi
Koperasi simpan pinjam memiliki beberapa bidang usaha yang diprogramkan,
antara lain.

 Mengumpulkan dana tabungan dari seluruh anggota.
 Mendorong agar masyarakat semakin teredukasi untuk menabung di
koperasi.
 Memberikan kredit pinjaman modal untuk tambahan modal usaha dalam
rangka perluasan usaha.
 Memberikan pelayanan kredit untuk pembelian dan penjualan barang.
Ada ketidakpuasan dari pelayan yang diberikan oleh bank dalam kegiatan usaha
dan ekonomi. Ketika kegiatan usaha ingin lebih berkembang dan memperluas
pasar, maka kebutuhan akan modal akan sangat penting sekali. Bank yang selama
ini dikenal sebagai sumber pemodalan usaha ternyata memiliki beberapa
kekurangan yang bisa dikatakan tidak ramah untuk beberapa pengusaha, terutama
pengusaha kecil dan pemula. Namun hingga sekarang faktanya yang seperti ini
masih terjadi, sehingga bagi pengusaha kecil harus memiliki solusi sumber
keuangan lain yang lebih bisa diandalkan.
Munculnya koperasi simpan pinjam memberikan sebuah jawaban atas kesulitan
yang dialami oleh pengusaha kecil dan menengah. Koperasi simpan pinjam
menawarkan banyak kemudahan yang tidak didapatkan dari layanan perbankan
pada umumnya. Selain terkait dengan permodalan, koperasi simpan pinjam juga
memiliki kelebihan lain dibanding bank seperti bunga kredit yang rendah, bunga
deposito lebih tinggi, dan pajak lebih ringan.

KOPERASI DALAM TRILOGI PEMBANGUNAN
Trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional
yang dinamis dan strategis yang kemudian juga dijadikan sebagai misi yang
melekat pada masing-masing pelaku ekonomi, baik negara, swasta, maupun
koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita bangun.
Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan
kedudukan yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara
normatif maupun operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan misi
yang diembannya.
2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing
dengan memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) yang
dimilikinya.Keunggulan koperasi yang dimaksud di sini ialah bahwa masingmasing pelaku ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika
dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya.

Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi
masing-masing pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah. BUMN bukan merupakan suatu perusahaan yang mengejar
keuntungan sebagai prioritas utama, akan tetapi merupakan alat pemerintah yang
efektif dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian, BUMN
mengemban tugas melayani kepentingan umum untuk memenuhi hajat orang
banyak.
Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki dan dikelola secara
perseorangan, keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki modal
untuk mencapai tujuan memberi keuntungan yang semaksimal mungkin.
Lain halnya sektor koperasi yang merupakan wadah ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, dimiliki dan dikelola oleh anggota
untuk kepentingan anggota serta masyarakat secara kekeluargaan.
Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan
komparatif yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adaah
sebagai berikut:
1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan
perintis perekonomian nasional
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang
pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan
hasil- hasilnya.

KEUNGGULAN KOMPARATIF PELAKU EKONOMI
Pemerataan

Trilogi Pembangunan

Koperasi

Pertumbuhan
Stabilitas

BUMS

Pelaku
ekonomi

BUMNN

Dari bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan pelaku ekonomi
BUMN lebih terfokus dalam bidang stabilitas, sedangkan BUMS lebih diarahkan
untuk mencapi pertumbuhan ekonomi. Badan usaha koperasi, ditinjau dari aspek
prinsip-prinsip organisasinya, lebih menitikberatkan pada asas pemerataan. Seiring
dengan perubahan ruang, waktu, dan nilai dalam perjalanannya, koperasi juga
berperan dalam pencapaian pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.

SEMBILAN ASAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Keimanan dan
ketaqwaan

Manfaat

Pengelolaan Koperasi
Tidak terlepas dari
moral, etika dan bisnis
Tujuan Koperasi
Kesejahteraan
masyarakat

Demokrasi

unsur

anggota

dan

Prinsip Koperasi
Satu orang satu suara

Adil dan Merata
9 Asas
Pembangunan
Nasional

Prinsip Koperasi
SHU dibagi secara adil adil

Keseimbangan

Cakupan Koperasi
Koperasi sebagai badan usaha
dan gerakan ekonomi rakyat
Status Koperasi

Hukum

Badan usaha yang tidak memiliki
badan hukum

Kemandirian

Kejuangan

IPTEK

Prinsip Koperasi
Kemandirian
Asas Koperasi
Perekonomian nasional merupakan
usaha bersama dan kekeluargaan
Usaha Koperasi
Tidak terlepas dari perkembangan
IPTEK

KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN INDONESIA

Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai kemakmuran
masyarakat. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan ini diatur oleh UUD
1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, ”Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan.”
Dalam penjelasan pasal 33 Uud 1945 ini dikatakan bahwa ”produksi di
kerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan atau pemilikan anggotaanggota

masyarakat.

Kemakmuran

masyarakat

yang

diutamakan,

bukan

kemakmuran orang-seorang. Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai
dengan itu ialah koperasi.”
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini menempatkan kedudukan koperasi (1)
sebagai sokoguru perekonomian nasional, dan (2) sebagai bagian integral tata
perekonomian nasional. Menurut Kamus Umum Lengkap karangan wojowasito
(1982), arti dari sokoguru adalah pilar atau tiang. Jadi, makna dari istilah koperasi
sebagai sokoguru perekonomian dapat diartikan koperasi sebagai pilar atau

”penyangga utama” atau ”tulang punggung” perekonomian. Dengan demikian
koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem
perekonomian nasional.
Ditinjau dari sisi badan yusaha atau pelaku bisnis, ada 3 kelompok pelaku
bisnis dalam sistem perekonomian nasional yaitu:
1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2) Badan Usaha Koperasi (BUK)
3) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
POSISI KOPERASI DALAM UUD 1945

BUMN
Pasal 33 UUD 1945

A
Pelaku
ekonomi

koperasi
swasta

S
A

1 usaha bersama
2. kekeluargan

S

Dari bagan tersebut, dapat dilihat bahwa seluruh pelaku ekonomi nasional
(BUMN, BUK, BUMS) menurut amanat konstitusional (pasal 33 UUD 1945)
harus berasaskan (1) usaha bersama, (2) kekeluargaan. Artinya, operasionalisasi
fungsi dari pelaku ekonomi swasta, negara, dan koperasi harus berdasarkan atas
asas usaha bersama dan kekeluargaan.
Kedua asas tersebut telah melekat pada organisasi koperasi sejak didirikan
oleh anggota-angotanya. Dengan kedudukan koperasi seperti itu, maka peranan
koperasi dalam mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan dalam mewujudkan

kehidupan demokrasi ekonomi adalah sangat strategis. Sedangkan pelaksanaan
pembangunan ekonomi harus didasarkan kepada demokrasi ekonomi.

MENGAPA KOPERASI SEBAGAI SOKOGURU?
UUD 1945 pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru perekonomian
nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945
tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:
1) Koperasi mendidik sikap self-helping.
2) Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat
harus lebih diutamakan daripada kepentingan dri atau golongan sendiri.
3) Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4) Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.
Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap
pelaksanaan pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:
1) Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etika dalam
rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila.
2) Asas Manfaat, bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga negara

serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan
elestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.
3) Asas Demokrasi Pancasila, bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan
nasional

yang meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara

dilakukan

dengan

semangat

kekeluargaan

yang

bercirikan

kebersamaan,

gotong-royong, persatuan dan kesatuan melalui musyawarah

untuk mencapai

mufakat.

4) Asas Adil dan Merata, bahwa pembangunan nasional yang diselenggarakan
sebagai usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat dan di
seluruh wilayah tanah air.
5) Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan,
bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara
berbagai

kepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, keselarasan antara

kepentingan dunia dan akhirat, jiwa dan raga, individu, masyarakat dana negara,
dan lain-

lain.

6) Asas Kesadaran Hukum, bahwa dalam pembangunan nasional setiap warga
negara dan penyelenggara negara harus taat pada hukum yang berintikan
keadilan dan kebenaran, serta negara diwajibkan untuk menegakkan dan
menjamin kepastian hukum.
7) Asas Kemandirian, bahwa dalam pembangunan nasional harus berlandaskan
pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan
kepada kepribadian bangsa.
8) Asas Kejuangan, bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,
penyelenggaraan negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa

dan semangat pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan
lebih mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi/golongan.
9) Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam pembangunan nasional dapat
memberikan

kesejahteraan

lahir

batin

yang

setinggi-tingginya,

penyelenggaraannya perlu menerapakan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan
tekonologi secara seksam dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.