KETERSEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH

KETERSEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH DALAM
MENDUKUNG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN AKAN AIR BESIH DI TANGERANG SELATAN

Nadia Putri Adityo
Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
JL. Raya Jakarta, Km. 04, Pakupatan, Kota Serang, Banten
nadiaadityo@gmail.com
Abstrak
Air merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan kita. Tanpa air
kita tidak dapat melakukan berbagai hal yan memerlukan air. Air merupakan hal
kedua terpenting setelah oksigen. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Namun ketersediaan air bersih sangatlah mengkhawatirkan bahkan mengancam
kehidupan karena volume air kotor dan limbah manusia sudah menyebar ke
dalam tanah sehingga air tanah semakin tercemar. Air yang merupakan
komponen penting sangatlah harus diperhatikan pengelolaan dan ketersediaanya
di setiap daerah agar dapat mencukupi kebutuhan akan air bersih. Apalah
artinya pembangunan suatu daerah yang tumbuh dengan pesat tanpa didukung
pengelolaan air bersih yang baik. Untuk itu ketersediaan dan pengelolaan air
bersih menjadi salah satu faktor yang penting dalam mendukung pembangunan

berkelanjutan .
Kata kunci: air bersih, pembangunan berkelanjutan.
PENDAHULUAN
Polusi sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi bahkan ada yang
menyatakan bahwa untuk menghentikan polusi kita pula harus menghentikan pembangunan.
Tapi ini bukanlah argumen yang tepat jika kita siap untuk menerima beberapa tingkat
toleransi polusi, tidak ada konflik yang serius antara polusi dan pertumbuhan. Lingkungan
yang baik seperti barang mewah; jika dikategorikan orang miskin dan orang kaya kita dapat
melihat orang miskin tidak begitu peduli mengenai isu lingkungan dan pembangunan
ekonomi, menurut mereka masih banyak hal penting daripada harus memikirkan mengenai
hal tersebut. Namun orang kaya melakukan hal sebaliknya. Polusi mencemari lingkungan
kita, udara, tanah, dan air.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebabkan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
1

Upaya pengendalian pencemaran air yaitu mengendalikan kualitas air masukan ke
badan air penampung yaitu sungai kecil dan persawahan. Dalam rangka melaksanakan
pengendalian pencemaran air, Pemerintah telah mengundangkan beberapa peraturan antara

lain UU. No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup; UU. No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air; dan PP. No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air serta lainnya.
Air bersih yang merupakan komponen penting dalam kehidupan kini faktanya
menjadi hal yang dikhawatirkan akibat dari terbatasnya ketersediaan air bersih ataupun
pengelolaan air bersih yang belum baik. Dalam setiapn daerah perlu diperhatikan agar
kebutuhan akan air bersih dapat dipenuhi karena akan menunjang segala aktifitas rumah
tangga, kegiatan ekonomi, dan kegiatan lainnya. Khususnya didaerah Tangerang Selatan
dimana pembangunan infrastruktur, permukiman dan industri begitu pesat terjadi akan tetapi
tidak didukung dengan pengelolaan air bersih yang baik.
Permasalahan mengenai ketersediaan air bersih di Tangerang Selatan seharusnya
menjadi perhatian utama pemerintah dan pengembang besar swasta yang ikut dalam
pembangunan kawasan di Tangerang Selatan.Tangerang Selatan sebagai hasil pemekaran dari
Kabupaten Tangerang yang baru beberapa tahun ini dinyatakan terpisah otonomi daerahnya
seharusnya mulai merencanakan mengenai pengelolaan air bersih, Selama ini
kebutuhan air minum bagi rumah tangga, industri dan kegiatan ekonomi lainnya bersumber
dari dua sumber utama, yaitu: Pertama, dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang dan instalasi
air bersih yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah tanah. Tentu
Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus memiliki instalasi pengolahan air bersih secara
mandiri yang langsung dikelola dan dibawah pengawasan pemerintah daerah (PDAM).

Tangerang Selatan, merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan dan
pembangunan infrastruktur yang sangat cepat terlebih apabila dilihat dari tahun berdirinya
yang masih sangat muda, Sumber daya alam di Tangerang Selatan dalam hal penggunaan
lahan sebagian besar adalah untuk perumahan dan permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau
67,54% dari 14.719 Ha itu artinya kebutuhan air bersih untuk memenuhi kegiatan rumah
tangga semakin banyak. Dalam beberapa tahun berdirinya Kota Tangerang Selatan, dewasa
ini muncul permasalahan mengenai ketersediaan air besih di Tangerang Selatan karena
pemerintah melalui PDAM belum sepenuhnya maksimal memafaatkan sumber daya air yang
ada di Tangerang Selatan untuk diolah agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih.
2

Apabila pemerintah Tangerang Selatan ingin mengupayakan kemandirian dari sisi
pengelolaan air bersih banyak sekali sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan yang
sebesar-besarnya bagi manusia khususnya masyarakat Tangerang Selatan. pada uraian di atas
maka penilitian berupaya memecahkan masalah tersebut dengan tujuan dapat mengetahui
potensi sumber daya alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam
mendukung pembangunan di Tangerang Selatan.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Tangerang Selatan, dan sekitarnya mengenai

kondisi air bersih serta potensi sumber air bersih dan dilakukan pada hari Senin 9 Juni 2014
sampai dengan 16 Juni 2014.
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berita, data dan kasus
mengenai isu pengelolaan dan ketersediaan air bersih di Tangerang Selatan.
Prosedur
Penelitian ini merupakan jenis metode deskriptif, dimana penelitian ini akan
menggambarkan fenomena seperti apa adanya fenomena tersebut. Bukan bermaksud untuk
memanipulasi atau mengontrol.
Pada penelitian kali ini, pertama dilakukan pengumpulan data dari berbagai macam
sumber dari Badan atau Dinas terkait dan sumber dari internet (situs resmi pemerintah),
selain itu beberapa jurnal bahasa Indonesia dan jurnal Internasional dijadikan pedoman dalam
penelitian kali ini dalam menganalisa hasil penelitian.

3

HASIL PENELITIAN
1.1 Kondisi Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Bersih / Air Minum di Tangerang
Selatan
Sampai saat ini Tangerang Selatan masih belum mandiri dalam pengelolaan isntalasi

pengolahan air besrih / air minum ini terlihat dari sumber utama kebutuhan air bersih / air
minum yang masih dipasok dari pihak PDAM Kabupaten Tangerang dan instalasi air bersih
yang dikelola oleh pihak pengembang. Kedua, berasal dari air bawah tanah.
Pesatnya pembangunan dan penyedotan air tanah di kawasan Kec. Serpong dan
Serpong Utara dikhawatirkan membawa dampak bagi warga sekitar akan kebutuhan air
bersih. Kondisi di Kec. Serpong dan Serpong Utara sudah terlalu padat serta semakin
menyusut lahan resapan air sehingga warga sekitar khawatir terhadap kebutuhan air tanah
maupun bersih. Keberadaan perumahan baru dan pusat perkantoran yang pesat di kawasan
Serpong dan Serpong Utara khususnya kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) jelas membawa
dampak yang besar bagi kebutuhan air tanah. Puluhan tahun warga di dua kecamatan ini
memanfaatkan air tanah untuk kebutuhan hidup sehari-hari tapi karena semakin banyak
pembangunan air tanah mulai berkurang. Krisis air bersih atau air tanah di dua kecamatan itu,
memang sangat mengkhawatirkan jika melihat dari lokasi atau lahan resapan air yang
semakin lama menyusut akibat pembangunan maupun kawasan bisnis. Untuk Kec. Pamulang,
Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur dan Setu kondisi air tanah masih dalam kategori aman
tapi untuk Kec. Serpong dan Serpong Utara memang mengkhawatirkan melihat dari
pembangunan yang pesat di kawasan tersebut terlebih banyak yang memanfaatkan air tanah
untuk kepentingan sehari-hari maupun komersil.
Standar Kebutuhan Air Minum
Lokasi Wilayah


/ per Kapita / per Hari

Pedesaan

60 Liter

Kota Kecil

90 Liter

Kota Sedang

110 Liter

Kota Besar

130 Liter

4


Kota Metropolitan
150 Liter
Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan
menunjukan Akses masyarakat terhadap air bersih sudah diatas rata-rata adapun hasilnya
dapat dapat dilihat dari tebel berikut.

Tabel
Cakupan Penduduk Terhadap Akses Air Bersih

1

Pamulan
g

Pamulang

Ciputat

Ciputat


2

JUMLAH

4

SGL

3

SUMUR BOR

2

% AKSES AIR
BERSIH
PDAM

1


AKSES AIR BERSIH

JUMLAH

JUMLA
H KK

SGL

PUSKES
MAS

SUMUR BOR

KEC

PDAM

N

O

5

6

7

8

9

10

11

12

260.291


-

190.012

10.412

200.42
4

-

73

4

77

35.915

-

27.655

1.077

28.732

-

77

3

80

100.472

-

78.368

5.024

83.392

-

78

5

83

41.896

-

29.746

1.676

31.422

-

71

4

75

173.820

-

135.580

5.215

140.79
4

-

78

3

81

81.159

12.174

56.000

4.058

72.232

15,
0

69

5

89

53.360

-

40.554

2.134

42.688

-

76

4

80

151.028

17.500

111.761

4.531

133.79
2

11,6

74

3

89

71.973

-

55.419

2.159

57.578

-

77

3

80

105.304

17.902

71.607

3.159

92.668

17,
0

68

3

88

14.257

1.283

9.124

1.568

11.976

9,0

64

11

84

12.132

-

8.371

1.092

9.463

-

69

9

78

1.101.60
7

48.859

814.196

42.105

905.16
0

4

74

4

82

Jombang

3

4

5

Ciputat
Timur

Kampung
Sawah
Ciputat
Timur

Serpong
Utara

Pondok
Jagung

Pondok
Aren

Pondok
Aren
Jurang
Mangu
Perigi

6

7

Serpong

Setu

Serpong

Setu
Kranggan

JUMLAH

5

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan & Makanan-minuman Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan, Tahun 2010
Dari hasil studi EHRA menyebutkan, sebagian besar responden telah mengkonsumsi
air yang memenuhi standar kesehatan untuk diminum yang berasal dari air botol kemasan, air
ledeng PAM, air isi ulang, air hidran umum PAM, air kran umum PAMSIMAS/PAM, air
sumur gali terlindungi, mata air terlindungi, air sumur pompa tangan yaitu total persentasenya
sebesar 94.66%, sementara yang menggunakan air dari sumber yang beresiko kesehatan
adalah sebanyak 5.36% yaitu air yang bersumber dari sumur tidak terlindungi, mata air tidak
terlindungi dan sumber lainnya.
Gambar
Sumber Air Yang Biasa Digunakan Untuk Minum

Untuk memasak, hasil studi menunjukkan bahwa responden menggunakan air dari
sumber yang relative aman adalah sebanyak 93.2% dan sisanya 6.8% menggunakan air dari
sumur tidak terlindungi, mata air tidak terlindungi dan sumber lainnya
1.2 Kuantitas dan Kualitas Air
Pada tahun 2009 jumlah pelanggan yang terlayani jaringan air bersih sudah mencapai
114,322 KK. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang terlayani air bersih dari
baru mencapai 47,48 % dari keseluruhan rumah tangga (240.764 KK) yang ada di Kota
Tangerang Selatan. Bagi penduduk yang tidak terlayani jaringan PDAM sumber air bersih
umumnya berasal dari air tanah.
6

Di Kecamatan Serpong, sebagian besar kebutuhan air bersih penduduk di peroleh dari
PDAM (44.81 %). Sumber air bersih lainnya diperoleh dari sumur yang terdiri dari sumur
gali sebesar 12.12 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 6.07 %, sumur pompa sebesar
10.05 % dan sumur pompa yang dipasang listrik 4.52 %.
Di Kecamatan Serpong Utara, pelayanan air bersih dari PDAM menempati urutan
kedua setelah Kecamatan Serpong Masyarakat yang menggunakan air PDAM berkisar 21.15
%. Bagi daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan PDAM, masyarakat menggunakan
sumber air dari sumur gali (8.39 %), sumur gali dipasang listrik (5.97 %), sumur pompa
(11.27 %) dan sumur pompa di pasang listrik (7.10 %).
Di Kecamatan Pamulang belum ada rumah tangga yang menggunakan sumber air
bersih dari PDAM. Pemenuhan akan kebutuhan air bersih bersumber dari air sumur yang
terdiri dari sumur gali sebesar 4.90 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 28.88 %,
sumur pompa sebesar 5.88 % dan sumur pompa yang dipasang listrik 24.86 %.
Pemenuhan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Ciputat sebagian besar berasal
dari air sumur, untuk pelayanan dari PDAM belum masuk. Pemakaian sumur gali sebesar
31.24 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 11.66 %, sumur pompa sebesar 36.52 %
dan sumur pompa yang dipasang listrik 22.17 % Pemenuhan air bersih bagi masyarakat di
Kecamatan Ciputat Timur sebagian besar berasal dari air sumur yaitu sumur gali (10.72 %),
sumur gali dipasang listrik (16.10 %), sumur pompa (5.88 %) dan sumur pompa di pasang
listrik (12.01 %).
Di Kecamatan Pondok Aren jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber air
bersih dari PDAM sebanyak 17.62 %, kemudian diikuti dengan penggunaan air bersih yang
bersumber dari sumur gali sebesar 15.85 %, sumur gali yang dipasang listrik sebesar 25.76
%, sumur pompa sebesar 19.61 % dan sumur pompa yang dipasang listrik 26.28 %
Di Kecamatan Setu, pelayanan air bersih dari PDAM menempati urutan terakhir.
Masyarakat yang menggunakan air PDAM sebesar 16.42 %. Bagi daerah-daerah yang belum
terjangkau jaringan PDAM, masyarakat menggunakan sumber air dari sumur gali (16.78 %),
sumur gali dipasang listrik (4.64 %), sumur pompa (10.78 %) dan sumur pompa di pasang
listrik (3.05 %). Adapun mengenai jumlah rumah tangga dan sumber Air Minum di Kota
Tangerang Selatan sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini

7

Tabel
Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum
Kota Tangerang Selatan
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2009

Kecamatan

Jumlah

KETERANGA
KK
N

SGL

SGL +

SPT

SPT +

PDAM

52

4.515

41

Serpong

21.587

5.604

8.899

- SGL
+
Serpong
Utara

: Termasuk36
Sumur gali
dipasang Pompa
listrik.
20.415
4.436
46
8.807

4,200

Pamulang

53.817

21

22.152

24

30.811

0

42.286

134

8.671

149

27.484

0

Ciputat Timur

30.339

46

11.972

24

14.890

0

Pe

Pondok Aren

59.338

68

19.150

80

32.578

3.500

ny

Setu

12.982

72

3.447

44

3.783

3.261

-

SPT

Ciputat

1.3

JML SARANA AIR BERSIH

+

: Termasuk SPT dipasang Pompa listrik

edi

aan Air Bersih
Cakupan Layanan
Saat ini sistim penyediaan air minum untuk pelayanan Kota Tangerang selatan
dilayani oleh Instalasi pengolahan Air Minum (IPA) sebanyak 5 unit, sistim persebut
berlokasi, di Serpong 3 unit, Serpong Utara 1 unit dan Pondok Aren 1 unit, untuk kecamatan
yang lainya saat ini belum dapat terlayani oleh sistim penyediaan air minum yang ada,
sehingga masyarakat yang berada diwilayah tersebut untuk memenuhi kebutuhan air
minumnya masih mengandalkan dari air tanah dalam dan saluran/sungai terdekat.
Selengkapnya data mengenai Instalasi pengolahan Air Minum yang ada di wilayan Kota
tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel
Tabel
Sebaran Water Treatment Plant (WTP)
No

Kecamatan

Sebaran WTP

1

Serpong

3

2

Serpong Utara

1

3

Ciputat

0
8

4

Ciputat Timur

0

5

Pamulang

0

6

Pondok Aren

1

7

Setu

0
Kota Tangerang Selatan

5

Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, Tahun 2008

Sistem Non Perpipaan
Sistem non perpipaan di Kota tangerang Selatan terkonsentrasi pada wilayah-wilayah
yang selama ini belum terjangkau oleh sistim penyediaan air minum yantg dilayani oleh
PDAM.
Untuk mendukung kebutuhan air minum dalam lingkungan perumahan tersebut,
selain menggunakan air minum PDAM khususnya di daerah perkotaan, juga banyak
menggunakan sumber-sumber air lainnya seperti sumur pompa, sumur, mata air dan lain
sebagainya.
Sumber pendanaan dalam upaya peningkatan pelayanan air minum Kota selama ini
sebagian besar berasal dari DAU/APBD dan APBN , ke depan akan ditekankan dari dana
Pemerintah

Pusat

disamping

dana-dana

(APBN/APBD/PDAM/swasta/pinjaman luar

negeri/DAK).
1.4 Analisis Kondisi Pelayanan
Memperhatikan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh aksessibilitas terhadap nilai
nilai kebersihan, kesehatan dan potensi pasar untuk memperoleh air minum, serta kriteria
kriteria tingkat pelayanan maka disusun rencana tingkat pelayanan untuk kebutuhan domestik
maupun non domestik sebagai berikut :
Tingkat Pelayanan yang direncanakan :
a. Alokasi air untuk pengembangan sistem eksisting diusulkan sebesar 120 L/ orang / hari
dan cakupan pelayanan 55 % populasi penduduk kecamatan.
b. Untuk sistem baru dengan sambungan langsung diusulkan sebesar 60 L/orang /hari dan
cakupan 50 % populasi penduduk kecamatan.
c. sedangkan untuk non perpipaan diusulkan sebesar 30 L/orang / hari dengan cakupan
pelayanan sebesar 50 % populasi kecamatan.
9

d. Kebutuhan non domestik sebesar 20 % dari jumlah kebutuhan domestik.
e. Pelayanan air direncanakan 24 jam sehari, dicapai dengan pemasangan reservoir pada
masing masing sistem.
f. Kapasitas terpasang diusahakan sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi idle
capacity.
g. Kualitas air merupakan kualitas air minum. Kualitas air yang diproduksi dan
didistribusikan oleh PDAM harus memenuhi persyaratan kesehatan yaitu mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Kualitas air dikaji dari hasil laporan pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan secara berkala oleh PDAM.
h. Kehilangan air di IPA sebesar 5 % dan pada perpipaan sebesar 20 %.
1.5 Analisis Kebutuhan Air
Kebutuhan air minum akan disesuaikan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang
ada di Kota tangerang Selatan.
1.6 Analisis Sistem Prasarana Dan Sarana Air Minum
Sistem prasarana dan sarana air minum yang dibutuhkan untuk pengembangan di Kota
Tangerang Selatan adalah dengan sisten perpipaan dan non system perpipaan baik untuk
perdesaan maupun untuk perkotaan, untuk system perdesaan system yang digunakan
cenderung pengembangannya menggunakan system IKK.

Sistem Prasarana Yang Diusulkan
1.

Sistem Non Perpipaan

Sistem prasarana yang diusulkan untuk system non perpipaan diusulkan sebesar 30
L/orang / hari dengan cakupan pelayanan sebesar 50 % populasi kecamatan, yaitu dengan
menambah hidran umum di setiap kecamatan.

10

2. Sistem Perpipaan
Sistem yang diusulkan untuk sistim perpipaan akan disesuaikan dengan pola
pengembangan wilayah kota dan untuk wilayah-wilayah yang potensial..
3. Usulan Dan Prioritas Program
Di Kota Tangerang Selatan sistim penyediaan air minum yang diprogramkan 5 (lima)
tahun kedepan adalah dengan membangun komponen-komponen sebagai berikut :
a.

Optimalisasi Sistim

b.

Komponen air baku

c.

Komponen pipa transmisi

d.

Komponen sistim produksi

e.

Komponen Pipa distribusi

f.

Komponen pelayanan.

g.

Master Plan, DED, Pelatihan Manajemen dan Supervisi.

4. Usulan Dan Prioritas Proyek Penyediaan Pengelolaan Air Minum
Usulan dan prioritas proyek penyediaan dan pengelolaan air minum untuk Kota
Tangerang Selatan dapat dlihat Pada table indikasi Program 2010 - 2014.
a. Pengembangan air minum perdesaan, IKK dan Perkotaan
b. Peningkatan pelayanan bagi system non perpipaan

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
11

1. Pengelolaan Sistim Penyediaan Air Minum Kota tangerang Selatan saat ini masih
dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kota tangerang. Kedepan dengan
dimekarkannya Kota tangerang selatan, sistim penyediaan air minum secara
perlahan-lahan harus terpisah.
2. Pesatnya pembangunan dalam pemanfaatan lahan untuk permukiman dan
perkantoran dijadikan sebagai salah satu faktor berkurangnya daerah resapan air
sehingga beberapa kawasan di Tangerang Selatan mulai terjadi krisis air bersih
yaitu Serpong Utara dan Kecamatan Serpong.
3. Ketersedian dan pengelolaan air besih sangatlah penting untuk mendukung
pembangunan disuatu daerah. Sehingga pembangunan yang terjadi akan selalu
memerhatikan aspek lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
4. Masih banyaknya masyarakat perkotaan dan perdesaan yang belum terlayani
jaringan air minum.
5. Masih tingginya tingkat kebocoran yang terjadi di jaringan air minum PDAM
Kota Tangerang Selatan.
6. Kesaradan masyarakat dalam menggunakan air yang masih belum efisien.
7. Belum semua wilayah perkotaan terlayani oleh jaringan perpipaan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan:
1. Mendesak Walikota Tangerang Selatan memperketat perizinan perumahan baru,
proses perolehan ijin AMDAL, UKL, UPL dapat dilaksanakan sesuai aturan yang
benar.
2. Pengembang baru atau mereka yang ingin membangun perumahan baru, tak mudah
mendapatkan izin sebelum melihat lokasi yang akan dibangun serta tak memiliki
lahan terbuka hijau sebagai salah satu penampungan air atau resapan air.
3. Mendata ulang keberadaan tempat usaha atau komersil yang memanfaatkan air tanah
untuk kepentingan bisnis seperti tempat cucian kendaraan bermotor, pabrik dan
lainnya.
12

4. Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM
(PDAM, Dinas PU Kab/Kota, UPT, Kelompok masyarakat ) di Kota Tangerang
Selatan dilakukan dengan cara Meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui
pelatihan; Peningkatan kualitas air minum; Memperkuat fungsi dinas-dinas terkait;
Memperkuat PDAM; dan Memberdayakan kelompok masyarakat.
5. Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan (PDAM)
di Kota Tangerang Selatan dilakukan melalui penyehatan PDAM, regionalisasi
PDAM, penyesuaian tarif, peningkatan SDM, dsb.
6. Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan dengan
penyelenggaraan SPAM di Kota Tangerang Selatan dilakukan dengan cara
penyusunan PERDA/mengimplementasikan permen yang ada menjadi PERDA dan
mengimplementasikan NSPM.
7. Di Kota Tangerang Selatan, cukup banyak sumber air baku yang bisa diolah menjadi
sumber air minum bagi berbagai kebutuhan. Wiliyah Kota Tangerang Selatan
setidaknya dialiri oleh tiga sungai yang airnya cukup melimpah yaitu Sungai
Cisadane, Pesanggarahan dan Kali Angke. Selain itu, masih terdapat sembilan situ dan
danau yang memiliki kapasitas yang layak diolah.

13

DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia Indonesia. “Pembangunan Berkelanjutan”. 24 April 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan
R O’Connor. “Economics And The Environment”. 31 May 1977.
http://www.jstor.org/discover/10.2307/25506337?
uid=3738224&uid=2134&uid=2482445033&uid=2482445023&uid=2&uid=70&uid=3&uid
=60&sid=21104293463133
Robbert G Patterson. “Materiality And Economic Environment”. 9 Oktober 1967.
http://www.jstor.org/discover/10.2307/244173?searchUri=%2Faction%2FdoBasicResults
%3FQuery%3Deconomics%2Benvironment%26amp%3Bprq%3Deconomics%26amp%3Bhp
%3D25%26amp%3Bacc%3Doff%26amp%3Bwc%3Don%26amp%3Bfc%3Doff%26amp
%3Bso%3Drel%26amp%3Bracc%3Doff%26amp%3Bvf
%3Djo&resultItemClick=true&Search=yes&searchText=economics&searchText=environme
nt&uid=3738224&uid=2134&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21104293463133
Kelompok Kerja Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan. “Air Tanah Berkurang Di Wilayah
Serpong”. 5 Mei 2014. http://www.ampl.or.id/digilib/read/98-air-tanah-berkurang-di-wilayahserpong/49905
POKJA AMPL Kota tangerang Selatan. “Buku Putih Sanitasi Kota Tangerang Selatan”. 1
Januari 2011. Tangerang Selatan.

14