MAKALAH STUDI KASUS PUBLIK RELATION Diaj

MAKALAH STUDI KASUS PUBLIK RELATION
Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi
Profesional
Judul Makalah :
ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN PUBLIC RELATION YANG
TIDAK EFEKTIF DALAM MENANGGAPI KOMPLAIN
(Studi Kasus Prita Mulyasari)
Oleh :
Akbar Jamaludin A

F34060720

Arief Rakhman Hakim

F34061091

Dianita Laila F

F34063115

Gabriella


F34060024

Hanna Salama

F34060381

Juliando Saragih

F34060005

Martin Dwiko

F34060017

Melyana Oktavia

F34061569

Yoga Regantoro


F34062398

Yulia

F34063194

2009
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Public Relations (PR) didefinisikan sebagai sebuah fungsi manajemen
yang

memfokuskan


diri

pada

membangun/mengembangkan

relasi

serta

komunikasi yang dilakukan individual maupun organisasi terhadap publik guna
menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Publik yang dimaksud dari
definisi

di

atas

yaitu


para

Employees-Stockholders-Communities-Media-

Government-Investment Community-Customers.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa aktifitas Public Relations berada
pada kata manajemen relasi dan komunikasi yang berujung pada terciptanya
hubungan baik dengan berbagai pihak demi meningkatkan pencitraan individu
atau perusahaan tersebut. Pencitraan yang terbentuk dengan baik akan
memberikan dampak yang baik pula demi tercapainya tujuan-tujuan yang
ditetapkan individu ataupun organisasi. Akan meraih keuntungan dari produk
yang dijual karena memilliki citra yang baik. Meningkatkan kepercayaan publik
terhadap individu atau organisasi dalam menjalankan bisnis
PR menentukan kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Dan
hubungan dengan masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut
bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, PR juga berperan
dalam membangun hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi
dengan masyarakat luas
Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi dan peranan Pubic

Relations dianggap sebagai ujung tombak individu atau perusahaan yang
berhadapan langsung dengan publik, baik publik yang bersentuhan langsung
maupun yang tidak dengan kepentingan-kepentingan mereka terhadap perusahaan.
Terhadap publik yang tidak bersentuhan langsung pun tidak menutup
kemungkinan suatu saat nanti sebuah informasi akan sampai di benak mereka.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dampaknya pada
perkembangan media massa memberikan peluang akses informasi masyarakat
luas.

PR tidak selamanya memberikan dampak positif

karena keberadaan

yang tidak efektif sebaliknya akan memberikan dampak yang negatif terhadap
perusahaan. Terdapat beberapa hal yang dapat timbul sebagai akibat dari
ketidakefektifan suatu PR, antara lain adanya persepsi atau opini yang salah dari
pendengar atau masyarakat terhadap informasi yang disampaikan, citra
perusahaan bisa menjadi buruk dimata masyarakat, dan menimbulkan masalah
baru yang lebih rumit.
Beberapa bulan yang lalu, sekitar bulan Mei 2009, publik di gemparkan

dengan kasus Prita Mulyasari yang melayangkan komentarnya atas pelayanan di
Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutra, Serpong, Tangerang Selatan,
Banten. Protes yang lebih berupa sekedar curhat di dunia maya ditanggapi dengan
tindakan hukum oleh pihak RS Omni sehingga kasus menjadi membesar tak
terkendali. Hal tersebut sebagai akibat dari tindakan public relation yang tidak
efektif.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran dari Public Relation, mengetahui Public Relation yang tidak efektif dan
efektif, dan mengetahui dampak pengambilan keputusan public relation yang
tidak efektif dalam studi kasus Prita Mulyasari serta memberikan solusinya.

II. PEMBAHASAN

A. ANALISIS MASALAH
Berikut ini adalah petikan email yang dikirim oleh Ibu Prita Mulyasari di
milistnya :
Bila anda berobat, berhati-hatilah dengan kemewahan RS dan title
International karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka
semakin sering uji coba pasien, penjualan obat dan suntikan.

…makanya saya sebut Manajemen Omni PEMBOHONG BESAR semua.
Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.
Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya
adalah hasil lab saya 27.000 adalah FIKTIF…
…mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini
seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin tapi RS
ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.
…namun saya dan suami saya terlalu lelah mengikuti permainan
kebohongan mereka…
…tapi apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang
dpercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh
mengecewakan.

Beberapa waktu silam nama Prita Mulyasari mencuat ke permukaan
publik akibat komplainnya terhadap pelayanan salah satu rumah sakit berstandar
Internasional Omni International Hospital Alam Sutera Tangerang. Nama Prita
yang merupakan seorang ibu-ibu biasa mendadak terkenal. Bahkan sempat
mengungguli kasusnya si jelita Manohara yang merupakan korban penyiksaan
kerajaan negeri seberang.
Kasus yang menimpa Prita Mulyasari merupakan salah satu kasus akibat

dari ketidaktepatan proses Public Relation. Prita yang merupakan pengguna jasa
Rumah Sakit Omni menuliskan curhatnya dalam milistnya tentang pelayanan
rumah sakit tersebut yang dirasakan mengecewakan. Namun ternyata email
tersebut sampai ke pihak rumah sakit, dan disebarkan ke publik oleh pihak rumah
sakit. Berbagai tanggapan publik bermunculan, hingga pada puncaknya pihak
Rumah Sakit yang merasakan citranya telah dicemarkan mengambil tindakan
hukum bagi Ibu Prita Mulyasari.
Kondisi seperti itu mengundang opini publik, baik yang membaca
langsung emailnya ataupun yang mendengarkan lewat media. Suara yang
dilontarkan mulai dari pelanggaran hak berekspresi, UU ITE (Informasi dan
Transaksi Elektronik), hingga refleksi dunia kesehatan kita yang buram. Mengenai
ini semua, tentu sah-sah saja jika setiap orang untuk beranalisis terkait kebenaran
kasus tersebut. Namun disini akan coba dijelaskan dari aspek public relationnya.
Terkait kasus Ibu Prita, kondisi seperti ini sebenarnya juga sering jumpai
(atau bahkan alami), yaitu tentang komplain. Mungkin kita sering melayangkan
komplain, tapi bagaimana apabila kita yang menerima komplain? Masalahnya jadi
lain.
Dari sisi Public Relation, tindakan yang dilakukan RS Omni Tangerang
sungguh tidak cerdas dalam merespon email yang beredar dan bersumber dari Bu
Prita. Penyebaran email yang sifatnya “mouth to mouth” dan menjalar melalui

komunitas maya ditanggapi di dua harian nasional melalui sebuah iklan
klarifikasi.
Komplain yang melayang ke RS Omni Intl tentu membuat tidak nyaman
pihak rumah sakit, namun jika pihak rumah sakit membalasnya dengan

pendekatan public relation yang tepat serta perbaikan yang nyata, maka komplain
yang sudah menjadi isu itu akan berbalik menjadi sebuah loyalitas dan publisitas
yang menguntungkan bagi RS Omni Intl. Tetapi alih-alih merespon dengan
pendekatan komunikasi/PR yang efektif, RS Omni Intl malah membalasnya
dengan tindakan hukum. Pihak RS Omni tidak menyadari bahwa komunitas
internet sekarang ini sebaiknya jangan sekali-kali ditantang. Walaupun tak terlihat
kerumunannya, namun suaranya begitu nyaring.
Masalah komplain yang mulanya sangat sederhana seharusnya
menghasilkan penyelesaian yang sederhana juga. Namun permasalahan menjadi
sangat rumit karena tidak profesionalnya dalam menanggapi sebuah complain
yang berujung pada tindakan hukum.
B. STUDI LITERATUR
Public Relation atau Hubungan Masyarakat merupakan salah satu elemen
penting dalam sebuah perusahaan untuk membentuk opini publik. Kewenangan
ini dilaksanakan oleh bagian Humas perusahaan. Public Relation bukan hanya

juru siar, namun disebut “nature of work“. Tugas inti seorang Public Relation
adalah sebagai berikut :
1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah perusahaan,
dapat bergantung dari keberhasilan PR menafsirkan target publik untuk
mendukung tujuan dan kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan. Seorang
PR specialiast menyajikan hal tersebut sebagaimana halnya seorang penasihat
dalam bidang bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit dan
organisasi lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara hubungan
positif dengan publik.
2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media,
komunitas dan konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah, mereka
mengurus kampanye politik, representasi para interest-group, sebagai conflictmediation, atau mengurus hubungan antara perusahaan tempat mereka bekerja
dengan para investor. Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk “mengatakan
sejarah organisasi”, tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan
memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang juga merupakan

bagian dari deskripsi kerjanya. Untuk meningkatkan komunikasi, seorang PR
juga membangun dan memelihara hubungan yang koperatif dengan wakilwakil komunitas, konsumen, karyawan dan public interest group, juga dengan
perwalian dari media cetak dan broadcast.
3. Seorang PR menyampaikan informasi pada publik, interest group, pemegang

saham, mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi dari sebuah organisasi.
Tugas tersebut juga berhubungan dengan mengupayakan pihak manajemen
untuk supaya tetap sadar terhadap tingkah laku publik dan menaruh perhatian
terhadap grup-grup dan organisasi, dengan siapa mereka biasa berhubungan.
4. Seorang PR menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di media,
yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan material mereka. Banyak
laporan khusus di radio atau televisi, berita di koran dan artikel di majalah,
bermula dari meja seorang PR.
5. Seorang PR juga mengatur dan mengumpulkan program-program untuk
memelihara dan mempertahankan kontak antara perwalian organisasi dan
publik. Mereka mengatur speaking engagement, pidato untuk kepentingan
sebuah perusahaan, membuat film, slide, atau presentasi visual lain dalam
meeting dan merencanakan konvensi. Sebagai tambahan, mereka juga
bertanggung jawab menyiapkan annual reports dan menulis proposal untuk
proyek-proyek yang beragam.
6. Dalam pemerintahan, seorang PR–yang kemungkinan akan disebut sebagai
“sekretaris pers”, “information officer”, “public affair specialist” atau
“communications

specialist”,

bertugas

menginformasikan

pada

publik

mengenai aktivitas yang dilakukan agen-agen pemerintah dan pegawaipegawai resminya.
7. PR yang berurusan dengan publisitas untuk individual, atau mereka yang
menangani public relations untuk organisasi kecil, kemungkinan akan
berurusan dengan semua aspek pekerjaan. Mereka akan menghubungi orangorang, merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material
untuk distribusi. Mereka juga mengurusi pekerjaan advertising atau sales
promotion untuk mendukung kegiatan marketing.

Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat
(humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai
teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai
metode komunikasi atau

method of communication (Abdurrahman, 1993).

Konsep Public Relation sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan
muncul perubahan yang berdampak (Jefkins, 2004).
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu
membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan
kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen,
membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan
dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik,
membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan
secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu
mengantisipasi trend, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak
dalam komunikasi sebagai alat utama (Ardianto, 2002).
Public Relations Society of America (PRSA), sebuah Organisasi Public
Relations yang terbentuk pada tahun 1947 di Amerika, pada tahun 2002
merumuskan aktifitas-aktifitas Public Relations mencakup hal-hal berikut ini :
1. Community Relations.
Hubungan publik yang memfokuskan diri pada komunitas yang
berkaitan dengan keberlangsungan perusahaan/kelembagaan.
2. Counseling.
Para profesional Public Relations hendaklah secara rutin memberikan
masukan/pertimbangan kepada pihak manajemen sebelum mereka mengambil
keputusan,

membuat kebijakan,

membangun

relasi,

atau

melakukan

komunikasi dengan berbagai macam publik. Jajaran manajemen menyatakan
kepada publik ‘apa yang mereka lakukan’ sedangkan profesional atau bagian
Public Relations membantu mendefinisikan dan mempresentasikan pesan
tersebut untuk sampai ke publik.
3. Development/Fundraising.

Semua organisasi baik yang profit maupun non-profit dapat bertahan
karena ada kontribusi dari berbagai pihak dalam bentuk waktu maupun uang.
Peran Public Relations yang menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan organisasi
tersebut kepada pihak-pihak yang memiliki peluang dan atau kemampuan
memberikan kontribusi.
4. Employee/Member Relations.
Sebagai bagian inti dari jalannya perusahaan, tugas Public Relations
untuk menciptakan hubungan-hubungan yang baik, tidak hanya sekadar pada
para pekerja melainkan juga kepada keluarga pekerja. Dengan demikian akan
terbentuk motivasi yang baik pula dan moral yang tinggi dari para pekerja
sehingga loyal pada perusahaan.
5. Financial Relations.
Investor merupakan salah satu bagian terpenting dari sumber pendanaan
perusahaan. Peran Public Relations adalah membangun jembatan komunikasi
antara investor-pemilik perusahaan, para pemegang saham, komunitas
finansial seperti bank, dan publik. Kebanyakan dari strategi perusahaan, dalam
rangka ekspansi pasar maupun akuisisi perusahaan, tergantung dari seberapa
bagus hubungan-hubungan finansial yang tercipta.
6. Government Affairs.
Inilah tipe aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri menjalin
hubungan dengan pihak pemerintahan. Karena sebagai perusahaan publik,
tidak bisa dilepas-pisahkan hubungannya dengan pemerintahan. Bahkan untuk
beberapa kasus, perusahaan yang ingin mengikuti tender proyek harus
memiliki endors resmi dari pemerintah, misalnya SIUPP dan NPWP.
7. Industry Relations.
Perusahaan

tidak

hanya

menjalin

relasi

yang

terbatas

pada

konsumen/pelanggan semata, melainkan juga harus menciptakan relasi yang
baik dengan perusahaan lain yang secara langsung berkaitan dengan bisnis
perusahaan seperti para suppliers, distributor, agen bahkan relasi terhadap
perusahaan kompetitor sekaligus.
8. Issues Management.

Manajemen isu melibatkan publik dalam jumlah besar demi
terciptanya imej produk maupun citra dari perusahaan. Akrifitas Public
Relations untuk mengembangkan manajemen isu ini sebagai bagian dari
kekuatan perusahaan. Sebuah perusahaan pertambangan, sebagai misal, harus
mengelola manajemen isu yang baik terhadap publik bahwa usaha yang
dilakukan tidak berdampak pada kerusakan alam.
9. Media Relations.
Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk
media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan
yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi
perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk
perusahaan,

dan

akhirnya

menumbuhkan

minat

pemodal

untuk

menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Aktifitas Public Relations inilah
yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan
media.
10. Marketing Communication.
Kombinasi dari aktifitas menjual produk, servis, maupun ide. Iklaniklan yang dilakukan melalui berbagai media memberikan efek yang
menguntungkan pada aktifitas Public Relations. Bentuk kemasan produk yang
unik dan bagaimana memajang produk di pasar merupakan terpaan dari
pembentukan imej dari perusahaan yang membedakan dari perusahaan
lainnya.
11. Minority Relations/Multicultural Affairs.
Aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri pada terbentuknya
relasi pada kelompok minoritas yang secara langsung maupun tidak akan
memberikan dampak publisitas perusahaan.
12. Public Affairs.
Interaksi Public Relations yang melibatkan para ofisial dan pemimpin
dari berbagai bentuk organisasi atau para pemegang kekuasaan. Relasi dengan
komunitas maupun pemerintahan merupakan fokus dari aktifitas Public
Relations.
13. Special Events and Public Participant.

Aktifitas langsung yang melibatkan publik dan dilakukan oleh Public
Relations untuk menjalin interaksi antara organisasi/perusahaan dengan
publik.
Greener (2002) mengemukakan bahwa PR tidak satu arah arus informasi,
ia memiliki dua fungsi peran juga. Dapat sebagai contoh, membantu membentuk
organisasi anda dengan informasi manajemen yang diharapkan, pendapatpendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat ini, dan menerangkan
serta memberi nasehat tentang suatu tindakan yang konsekuen. Dalam perannya
ini,

PR

benar-benar

merupakan

fungsi

manajemen,

bertugas

dengan

tanggungjawab menjaga reputasi suatu organisasi ––membentuk, melindungi dan
memperkenalkannya.
Komunikasi yang dibangun dalam kasus Prita Mulyasari ini bukan hanya
proses komunkasi antara pihak rumah sakit dengan personal, namun antara pihak
rumah sakit dengan publik. Sehingga penerapan Publik Relation menjadi sangat
penting karena menyangkut loyalitas pelanggan rumah sakit yang lainnya. Public
Relation akan membentuk opini publik terkait keberlangsungan rumah sakit
tersebut.
Untuk implementasi PR secara konkrit di organisasi di masa mendatang,
menurut Hubeis (2001) perlu diikuti dengan kegiatan seperti personal
development, dan leadership building (konsep pengembangan diri, teknik
presentasi yang menarik dan efektif, meningkatkan percaya diri, dan mentalitas
sukses); pendirian maupun pemberdayaan pusat data dan informasi untuk
mendukung pengembangan program unggulan, yang dimulai dari tahapan
mengumpulkan, menyaring, mengolah dan menyebarluaskan informasi; temu aksi
(demo, diskusi dan gelar produksi), dalam rangka mengembangkan tingkat
komunikasi yang sesuai (intraindividual, interpersonal, intraorganizational dan
extraorganizational); pengenalan sikap mitra kerja (teliti, konservatif, berkepala
dingin, sensitif, keras dan berpandangan sempit); dan permasalahan yang sedang
berkembang di masyarakat, dengan memperhatikan jangkauan media massa yang
semakin luas, semakin tinggi tingkat kesadaran pengguna akan haknya terhadap
barang atau jasa yang ditawarkan, tingginya mobilitas masyarakat desa ke kota,

perubahan iklim politik yang sulit diduga, semakin kritis LSM dalam
menyampaikan keluhan konsumen dan adanya produsen pesaing
Citra Rumah Sakit Omni Intl yang sedang dalam guncangan memerlukan
program pemulihan image dari bagian humasnya. Pihak Humas harus segera
mengembangkan komunikasi yang bersifat go public. Aplikasinya dapat berawal
dari pengklarifikasian kondisi rumah sakit terkini, hingga penginformasian pada
kelebihan-kelebihan rumah sakit yang dapat memperbaiki citra rumah sakit.
C. Analisis Solusi Masalah
Pendapat kami mengatakan, bahwa langkah yang dilakukan oleh RS
Omni dari awal adalah sebuah kefatalan dalam merespon komplain, yang berefek
pada rusaknya citra yang angker (yang notabene seharusnya tidak demikian
sebuah RS). Hubungan masyarakat yang dibangun
Rekomendasi kami terkait dengan komunikasi yang professional atau PR
terkait kasus RS Omni dalam menerima complain sekeras apapun sebaiknya
adalah sebagai berikut :
1. Dengarkan dengan sikap empati. Karena yang dibutuhkan dalam menghadapi
sebuah complain yang emosional adalah sebuah kesabaran.
2. Merespon dengan efisien, yaitu merespon yang hanya terkait dengan masalah
(tidak melebar, meskipun yang memberikan komplain cenderung melebar ke
mana-mana).
3. Kumpulkan data, riwayat, dan catatan untuk menjawab. Apabila dalam posisi
yang benar, maka akan sangat ampuh untuk menyadarkan pengkomplain yang
sedang emosi.
4. Tidak mengalah, tetapi tidak juga berniat mengalahkan. Beberapa dari kita,
biasanya karena terlalu “service oriented” rela mengalah secara telak demi
memuaskan si pengkomplain. Sehingga kadang-kadang kita mau merugi
dengan menawarkan solusi yangg mahal.
5. Jika salah maka jangan ragu untuk meminta maaf dengan diikuti penjelasan
dan penawaran solusi bersama. Yakinkan, tidak mungkin kesalahan sengaja
dibuat, dan karena itu kita mau memperbaiki dan tidak mengulanginya di
masa mendatang.

6. Tidak bertele-tele, respon dengan cepat dan cekatan (tidak terkesan lama),
karena pelanggan butuh kepastian.

III. KESIMPULAN

Public relation memiliki peranan yang penting dalam suatu perusahaan
atau organisasi yang bertujuan untuk melakukan hubungan komunikasi tentang
segala informasi terkait dengan masyarakat. Dalam menjalankan perannya,
keberadaan public relation dapat dibedakan menjadi public relation yang efektif
dan public relation yang tidak efektif atas penyampaian informasi ke masyarakat.
keefektifan suatu public relation dapat dilihat dari kesamaan penerimaan
pendengar terhadap tujuan penyampaian informasi yang disampaikan, sebaliknya
public relation yang tidak efektif menyebabkan pandangan yang salah dari
pendengar terhadap informasi yang berasal dari perusahaan.
Ketidakefektifan public relation Rumah Sakit Omni Internasional dalam
kasus Prita Mulyasari telah memberikan dampak yang negatif baik terhadap
perusahaan maupun Prita sendiri. Segala sesuatu hal memang penting untuk
dibenarkan, namun tidak selamanya cara yang dilakukan dapat dipandang baik
oleh masyarakat umum. Penyampaian masalah yang salah oleh pihak RS Omni
telah membangun opini publik untuk mempersalahkan pihak rumah sakit,
walaupun dalam kenyataannya mereka tidak sepenuhnya salah. Public relation
yang efektif juga harus memiliki hubungan koordinasi yang baik dengan semua
pihak manajemen dalam organisasi sehingga segala sesuatu yang di sampaikan ke
masyarakat umum sudah diketahui dan dapat dipertanggungjawabkan bersama.

DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh. 2004. Dasar-dasar Public Relations.
Cetakan Ketiga. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya
Bakti
Greener, Toni. 2002. Public Relations dan Pembentukan Citranya. Cetakan
Ketiga. Bumi Aksara, Jakarta Hubeis, Musa. 2001. Publik Relesen
sebagai Perangkat Manajemen dalam Organisasi. Makalah Seminar
Nasional Peran Public Relations dalam Pembangunan Pertanian Efektif
dan Berkesinambungan, yang diselenggarakan oleh PS KMP dan PS MPI,
PPS IPB di Hotel Salak, 19 April 2001.
Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 1996. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA LAYANAN PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

19 247 18

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PERBEDAAN SELF CONTROL PADA MAHASISWI YANG MEROKOK DI TERITORI PUBLIK DAN TERITORI PRIBADI

6 89 17