SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN KULTUR
SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN KULTURAL
DI TENGAH MASYARAKAT MODERN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen dan Akreditasi Sistem Persekolahan
Yang dibina oleh:
Prof. AH. Shonhaji K.H, M.A. PhD
Oleh:
Dewi Setyowati
NIM. 170132844032
Universitas Negeri Malang
Pascasarjana
Program Studi Manajemen Pendidikan
2017
SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN KULTURAL
DI TENGAH MASYARAKAT MODERN
Dewi Setyowati
Universitas Negeri Malang
[email protected]
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia atau proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia
yang berbudaya. Pada era global, pendidikan berperan strategis dalam
menentukan posisi bangsa. Pendidikan yang berkualitas menjadi kunci
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Salah satu perspektif yang perlu
diperhatikan di Indonesia adalah pendidikan yang ideal sesuai dengan karakter
bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Perkembangan
zaman
membawa
pengaruh
terhadap
terbentuknya
masyarakat modern. Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar
warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam
peradaban dunia masa kini. Shonhadji (2014) menyebutkan bahwa modernisasi
menuntut upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masyarakat
karena dapat mempengaruhi pembangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan
berdampak nyata pada kehidupan keluarga, bisnis/industri, sub-kultur dan
hubungan manusia. Sebaliknya, faktor-faktor sosial budaya dalam masyarakat
menentukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
Perkembangan teknologi, memiliki manfaat dan juga dampak samping. Dampak
samping perkembangan ilmu pengetahuan yaitu (1) pencemaran; (2) kerusakan
ekosistem; (3) krisis energi; (4) urbanisasi dan pengangguran; (5) kurangnya
waktu senggang dan: (6) peregeseran tata nilai. Untuk mengatasi dampak negatif
modernisasi, peran pendidikan sangat penting. Pendidikan adalah penyemaian
benih bangsa agar tumbuh menjadi bangsa yang jaya di antara bangsa-bangsa
lainnya. Menurut Fudyartanta (2010), bangsa yang jaya adalah bangsa yang dapat
menciptakan hidup yang bahagia lahir dan batin, segala unsur kebudayaan dapat
berkembang secara kualitatif tinggi yakni (1) hidup religius; (2) hidup
kekerabatan dan kegotongroyongan, hubungan-hubungan sosial berkembang baik;
(3) hidup keilmuan dan teknologi yang maju; (4) hidup seni budaya indah dan
luhur; (5) hidup sosial ekonomis terjamin; (6) hidup kebahasaannya mantap; (7)
hidup tata pemerintahan dan politik yang demokratis dan stabil dan; (8) membuka
diri dari lingkungan luar.
Pendidikan dapat dijalankan melalui lembaga formal, non-formal maupun
informal. Salah satu bentuk lembaga formal adalah sekolah. Sekolah sebagai suatu
lembaga harus bersifat terbuka yang mampu menyesuaikan diri untuk merubah
kondisi eksternal menjadi efektif dan bertahan, terutama di masyarakat modern
saat ini, dimana sekolah harus mampu menjadi sistem sosial dan kultural. Melalui
pendidikan yang tepat, aspek individu dan aspek sosial mampu berkembang
secara selaras sesuai dengan negara Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika,
berbeda-beda tetap satu jua. Ciri-ciri masyarakat modern adalah bersifat rasional,
berpikir untuk masa depan, menghargai waktu, bersikap terbuka, berpikir objektif.
Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah adalah lembaga yang di rancang untuk pengajaran peserta didik di
bawah pengawasan guru. Menurut Hoy and Mischell, sistem adalah serangkaian
atau seperangkat elemen terbatas dan aktivitas-aktivitas yang berinteraksi dan
menunjukkan suatu kesatuan fungsional tunggal. Berdasarkan makna tersebut
disimpulkan bahwa sekolah sebagai sistem merupakan suatu lembaga yang
terorganisir yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu
sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Lembaga sekolah
selaku lembaga sosial bertugas menyiapkan generasi muda memasuki tugas
generasi dewasanya melalui pewarisan dan penerusan kebudayaan masyarakat.
Menurut Shonhadji (2014), arah pendidikan di Indonesia hendaklah dapat
diantisipasi dengan (1) informasi yang ditransmisikan semakin bersifat spesifik,
kompleks dan praktikal dan proses transmisi ini harus dimulai sedini mungkin
kepada peserta didik, serta menggunakan sumber belajar yang interaktif dan
komunikatif, dengan struktur kelas yang dinamis; (2) dalam pendidikan ini proses
mental dan rasionalitas harus diutamakan bagi peserta didik, agar dengan daya
nalarnya meraka dapat membuat keputusan secara tepat; (3) pendidikan pada
dasarnya berlangsung seumur hidup dan peserta ddiik harus dibekali bagimana
cara belajar; (4) pendidikan harus diarahkan pada pembentukan watak yang mulia,
disamping pada penguasaan IPTEK, agar manusia yang dihasilkan nanti adalah
manusia yang mampu mengendalikan teknologi bukan manusia yang dikendalikan
oleh teknologi; (5) selain melalui lembaga pendidikan formal, pendidikan
keluarga dan masyarakat harus seimbang dan simultan.
Sekolah Sebagai Sistem Sosial
Sekolah merupakan sistem interaksi sosial yang ditandai dengan adanya
saling ketergantungan antar bagian, jaringan relasi yang kompleks dan budayanya
yang khas dengan populasi yang terbatas. Sekolah sebagai lembaga sosial
memiliki tujuan institutional yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional,
yakni harus
mampu
menghantarkan
peserta
didik
menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab,
tidak
hanya
sebagai
mata
pelajaran
yang
harus
dibelajarkan kepada peserta didik, melainkan sebagai aktivitas
pendidikan yang direncanakan untuk dialami dan diwujudkan
dalam perilaku peserta didik.
Pada zaman modern, peran sosial orang tua dan juga teman terdekat
seringkali dikalahkan oleh peran media sosial. Anak lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk bersosialisasi dengan teman di dunia maya daripada bersosialisasi
dengan lingkup sekitar. Hal ini bisa terlihat dari maraknya warung kopi yang
berlabel free wifi yang dipenuhi oleh pengunjung dan tak jarang pula yang
berdalih dengan nongkong bareng. Tapi kenyataannya, mereka sibuk dengan
android maupun gadget. Tak jarang pula orang tua merasa lebih aman apabila
sang anak bermain android atau gadget daripada keluar. Hal ini menunjukkan
bahwa telah terjadi degradasi pada pola pikir masyarakat modern. Disinilah peran
sekolah sebagai lembaga formal penting, karena mampu menyadarkan, memberi
pengarahan, membimbing dan bahkan mensosialisasikan bahwa peran orang tua
dan teman dekat adalah penting.
Para ahli sosiologi berpendapat bahwa sekolah dapat menjadi inisiasi dan
sosialisasi anak-anak karena terjadi interkasi sosial yang dapat saling
mempengaruhi. Melalui sekolah anak-anak belajar hidup kemasyarakatan,
sehingga dapat mengembangkan kepribadiannya, terutama kepribadian sosialnya
sehingga dapat terbentuk pola-pola tingkah laku sosial. Melalui sekolah, pendidik
mengajarkan dan membimbing anak agar menjadi manusia yang mencerminkan
adanya sikap dan perilaku harmonis yang meliputi rukun, tepo sliro, akrab, saling
menghormati,
kesetiaan
dan
keseimbangan,
tanggung
jawab,
saling
kebergantungan fungsional, tidak terjadi dominasi eksploitasi, pertukaran yang
saling menguntungkan, saling pengertian, dan adanya kesamaan pandangan. Lebih
lanjut menurut Durkheim, pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu (1)
memperkuat solidaritas sosial; (2) mempertahankan peranan sosial dan; (3)
mempertahankan pembagian kerja.
Sekolah Sebagai Sistem Kultural
Kebudayaan adalah sistem yang terorganisasi dari pengetahuan dan
kepercayaan dari struktur penduduk berdasarkan pengalaman dan pemahaman
mereka sendiri. Kebudayaan merupakan cikal bakal dan landasan dari peradaban.
Peradaban sendiri adalah kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin; hal-hal
yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa. Saat
ini budaya lokal sering terkalahkan dengan budaya modern karena kekuatan
kelompok dominan yang berlandaskan kapitalisme menguasai ekonomi, politik
bahkan
kekuatan
yang
telah
menghegemoni
kekuatan
minoritas
yang
menyebabkan budaya lokal menjadi subordinate. Peradaban selalu hadir ditengah
masyarakat pendukungnya, bisa punah tetapi bisa juga menoreh masa depan.
Peradaban dapat lahir dan lantas runtuh juga seperti yang dapat diamati pada
peradaban Mesir, Romawi, Inca.
Menurut Kusumohamidjojo (2010), kebudayaan berproses dalam suatu
mekanisme dimana dia diterima dan diteruskan melalui proses pembelajaran yang
disadari maupun tidak disadari. Pola perilaku yang mencakup aspek psikologis,
sosial dan transdental dan menghasilkan kebudayaan sebagian besar tidak
diteruskan secara naluriah, melainkan diajarkan dan dipelajari baik melalui proses
yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Sekolah di samping mempunyai
tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga harus
melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti
bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan
sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya. Fungsi sekolah
berkaitan dengan konservasi nilai-nilai budaya daerah ini ada dua fungsi sekolah
yaitu pertama sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga masyarakat untuk
mempertahankan nilai-nilai tradisional masyarakat dari suatu masyarakat pada
suatu daerah tertentu umpama sekolah di Jawa Tengah, digunakan untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya Sunda, sekolah di Sumatera Barat untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya Minangkabau dan sebagainya dan kedua
sekolah mempunyai tugas untuk mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa
dengan mempersatukan nilai-nilai yang ada yang beragam demi kepentingan
nasional.
Oleh sebab itu, pada zaman modern ini, sekolah memiliki peran penting di
tengah-tengah masyarakat, dimana sekolah mampu (1) menciptakan ruang
kesadaran kritis bagi peserta didik yang mampu menimbulkkan sebuah keinginan
dan rasa ingin tahu bagi anak didik terkait apa yang harus dilakukan; (2)
meletakkan dirinya sebagai media pembangunan mentalitas anak didik yang
tangguh dalam berpikir, bersikap dan bertindak; (3) mendefinisikan dirinya
sebagai sebuah ruang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bernilai guna bagi
sebuah pengangkatan harkat dan martabat manusia dengan melakukan kegiatankegiatan yang selalu membangi relasi sosial yang kuat serta kegiatan-kegiatan
yang mampu mengunggulkan budaya dan pada akhirnya menumbuhkan rasa
bangga terhadap bangsa dan negara. Berbeda dengan masyarakat dalam konteks
luas hanya sebatas memfasilitasi agar mereka kemudian lebih berkembang,
mampu melakukan aktualisasi diri agar bisa menunjukkan identitasnya yang maju
ke depannya. Tetapi melalui sekolah, dengan terencana anak ditempatkan sebagai
sosok yang bisa dimanusiakan agar mereka selanjutnya dapat mencapai peradaban
yang lebih baik kedepannya, sehingga mampu membuktikan pada dunia bahwa
mereka adalah yang terbaik dalam berbuat. Beberapa negara sudah mulai
menggalakkan pentingnya budaya lokal menjadi ilmu yang sejajar dan setingkat
dengan ilmu yang lain. Hal inipun sudah dilakukan oleh Indonesia, melalui
pendidikan dengan melakukan pembaharuan kurikulum menjadi Kurikulum 2013
yang berlandaskan Pancasila.
Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat
menuju masyarakat modern. Masyarakat modern adalah masyarakat yang
sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke
kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Perkembangan teknologi, memiliki
manfaat dan juga dampak samping. Dampak samping perkembangan ilmu
pengetahuan yaitu (1) pencemaran; (2) kerusakan ekosistem; (3) krisis energi; (4)
urbanisasi dan pengangguran; (5) kurangnya waktu senggang dan; (6) peregeseran
tata nilai. Pendidikan memiliki peran penting dalam mengatasi damapk yang
muncul yaitu dengan melakukan antisipasi (1) informasi yang ditransmisikan
semakin bersifat spesifik, kompleks dan praktikal dan dimulai sedini mungkin
kepada peserta didik, serta menggunakan sumber belajar yang interaktif dan
komunikatif, dengan struktur kelas yang dinamis; (2) proses mental dan
rasionalitas harus diutamakan bagi peserta didik; (3) peserta didik harus dibekali
bagimana cara belajar; (4) diarahkan pada pembentukan watak yang mulia,
disamping pada penguasaan IPTEK dan; (5) pendidikan formal, pendidikan
keluarga dan masyarakat harus seimbang dan simultan.
DI TENGAH MASYARAKAT MODERN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen dan Akreditasi Sistem Persekolahan
Yang dibina oleh:
Prof. AH. Shonhaji K.H, M.A. PhD
Oleh:
Dewi Setyowati
NIM. 170132844032
Universitas Negeri Malang
Pascasarjana
Program Studi Manajemen Pendidikan
2017
SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN KULTURAL
DI TENGAH MASYARAKAT MODERN
Dewi Setyowati
Universitas Negeri Malang
[email protected]
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia atau proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia
yang berbudaya. Pada era global, pendidikan berperan strategis dalam
menentukan posisi bangsa. Pendidikan yang berkualitas menjadi kunci
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Salah satu perspektif yang perlu
diperhatikan di Indonesia adalah pendidikan yang ideal sesuai dengan karakter
bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Perkembangan
zaman
membawa
pengaruh
terhadap
terbentuknya
masyarakat modern. Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar
warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam
peradaban dunia masa kini. Shonhadji (2014) menyebutkan bahwa modernisasi
menuntut upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masyarakat
karena dapat mempengaruhi pembangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan
berdampak nyata pada kehidupan keluarga, bisnis/industri, sub-kultur dan
hubungan manusia. Sebaliknya, faktor-faktor sosial budaya dalam masyarakat
menentukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
Perkembangan teknologi, memiliki manfaat dan juga dampak samping. Dampak
samping perkembangan ilmu pengetahuan yaitu (1) pencemaran; (2) kerusakan
ekosistem; (3) krisis energi; (4) urbanisasi dan pengangguran; (5) kurangnya
waktu senggang dan: (6) peregeseran tata nilai. Untuk mengatasi dampak negatif
modernisasi, peran pendidikan sangat penting. Pendidikan adalah penyemaian
benih bangsa agar tumbuh menjadi bangsa yang jaya di antara bangsa-bangsa
lainnya. Menurut Fudyartanta (2010), bangsa yang jaya adalah bangsa yang dapat
menciptakan hidup yang bahagia lahir dan batin, segala unsur kebudayaan dapat
berkembang secara kualitatif tinggi yakni (1) hidup religius; (2) hidup
kekerabatan dan kegotongroyongan, hubungan-hubungan sosial berkembang baik;
(3) hidup keilmuan dan teknologi yang maju; (4) hidup seni budaya indah dan
luhur; (5) hidup sosial ekonomis terjamin; (6) hidup kebahasaannya mantap; (7)
hidup tata pemerintahan dan politik yang demokratis dan stabil dan; (8) membuka
diri dari lingkungan luar.
Pendidikan dapat dijalankan melalui lembaga formal, non-formal maupun
informal. Salah satu bentuk lembaga formal adalah sekolah. Sekolah sebagai suatu
lembaga harus bersifat terbuka yang mampu menyesuaikan diri untuk merubah
kondisi eksternal menjadi efektif dan bertahan, terutama di masyarakat modern
saat ini, dimana sekolah harus mampu menjadi sistem sosial dan kultural. Melalui
pendidikan yang tepat, aspek individu dan aspek sosial mampu berkembang
secara selaras sesuai dengan negara Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika,
berbeda-beda tetap satu jua. Ciri-ciri masyarakat modern adalah bersifat rasional,
berpikir untuk masa depan, menghargai waktu, bersikap terbuka, berpikir objektif.
Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah adalah lembaga yang di rancang untuk pengajaran peserta didik di
bawah pengawasan guru. Menurut Hoy and Mischell, sistem adalah serangkaian
atau seperangkat elemen terbatas dan aktivitas-aktivitas yang berinteraksi dan
menunjukkan suatu kesatuan fungsional tunggal. Berdasarkan makna tersebut
disimpulkan bahwa sekolah sebagai sistem merupakan suatu lembaga yang
terorganisir yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu
sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Lembaga sekolah
selaku lembaga sosial bertugas menyiapkan generasi muda memasuki tugas
generasi dewasanya melalui pewarisan dan penerusan kebudayaan masyarakat.
Menurut Shonhadji (2014), arah pendidikan di Indonesia hendaklah dapat
diantisipasi dengan (1) informasi yang ditransmisikan semakin bersifat spesifik,
kompleks dan praktikal dan proses transmisi ini harus dimulai sedini mungkin
kepada peserta didik, serta menggunakan sumber belajar yang interaktif dan
komunikatif, dengan struktur kelas yang dinamis; (2) dalam pendidikan ini proses
mental dan rasionalitas harus diutamakan bagi peserta didik, agar dengan daya
nalarnya meraka dapat membuat keputusan secara tepat; (3) pendidikan pada
dasarnya berlangsung seumur hidup dan peserta ddiik harus dibekali bagimana
cara belajar; (4) pendidikan harus diarahkan pada pembentukan watak yang mulia,
disamping pada penguasaan IPTEK, agar manusia yang dihasilkan nanti adalah
manusia yang mampu mengendalikan teknologi bukan manusia yang dikendalikan
oleh teknologi; (5) selain melalui lembaga pendidikan formal, pendidikan
keluarga dan masyarakat harus seimbang dan simultan.
Sekolah Sebagai Sistem Sosial
Sekolah merupakan sistem interaksi sosial yang ditandai dengan adanya
saling ketergantungan antar bagian, jaringan relasi yang kompleks dan budayanya
yang khas dengan populasi yang terbatas. Sekolah sebagai lembaga sosial
memiliki tujuan institutional yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional,
yakni harus
mampu
menghantarkan
peserta
didik
menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab,
tidak
hanya
sebagai
mata
pelajaran
yang
harus
dibelajarkan kepada peserta didik, melainkan sebagai aktivitas
pendidikan yang direncanakan untuk dialami dan diwujudkan
dalam perilaku peserta didik.
Pada zaman modern, peran sosial orang tua dan juga teman terdekat
seringkali dikalahkan oleh peran media sosial. Anak lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk bersosialisasi dengan teman di dunia maya daripada bersosialisasi
dengan lingkup sekitar. Hal ini bisa terlihat dari maraknya warung kopi yang
berlabel free wifi yang dipenuhi oleh pengunjung dan tak jarang pula yang
berdalih dengan nongkong bareng. Tapi kenyataannya, mereka sibuk dengan
android maupun gadget. Tak jarang pula orang tua merasa lebih aman apabila
sang anak bermain android atau gadget daripada keluar. Hal ini menunjukkan
bahwa telah terjadi degradasi pada pola pikir masyarakat modern. Disinilah peran
sekolah sebagai lembaga formal penting, karena mampu menyadarkan, memberi
pengarahan, membimbing dan bahkan mensosialisasikan bahwa peran orang tua
dan teman dekat adalah penting.
Para ahli sosiologi berpendapat bahwa sekolah dapat menjadi inisiasi dan
sosialisasi anak-anak karena terjadi interkasi sosial yang dapat saling
mempengaruhi. Melalui sekolah anak-anak belajar hidup kemasyarakatan,
sehingga dapat mengembangkan kepribadiannya, terutama kepribadian sosialnya
sehingga dapat terbentuk pola-pola tingkah laku sosial. Melalui sekolah, pendidik
mengajarkan dan membimbing anak agar menjadi manusia yang mencerminkan
adanya sikap dan perilaku harmonis yang meliputi rukun, tepo sliro, akrab, saling
menghormati,
kesetiaan
dan
keseimbangan,
tanggung
jawab,
saling
kebergantungan fungsional, tidak terjadi dominasi eksploitasi, pertukaran yang
saling menguntungkan, saling pengertian, dan adanya kesamaan pandangan. Lebih
lanjut menurut Durkheim, pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu (1)
memperkuat solidaritas sosial; (2) mempertahankan peranan sosial dan; (3)
mempertahankan pembagian kerja.
Sekolah Sebagai Sistem Kultural
Kebudayaan adalah sistem yang terorganisasi dari pengetahuan dan
kepercayaan dari struktur penduduk berdasarkan pengalaman dan pemahaman
mereka sendiri. Kebudayaan merupakan cikal bakal dan landasan dari peradaban.
Peradaban sendiri adalah kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin; hal-hal
yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa. Saat
ini budaya lokal sering terkalahkan dengan budaya modern karena kekuatan
kelompok dominan yang berlandaskan kapitalisme menguasai ekonomi, politik
bahkan
kekuatan
yang
telah
menghegemoni
kekuatan
minoritas
yang
menyebabkan budaya lokal menjadi subordinate. Peradaban selalu hadir ditengah
masyarakat pendukungnya, bisa punah tetapi bisa juga menoreh masa depan.
Peradaban dapat lahir dan lantas runtuh juga seperti yang dapat diamati pada
peradaban Mesir, Romawi, Inca.
Menurut Kusumohamidjojo (2010), kebudayaan berproses dalam suatu
mekanisme dimana dia diterima dan diteruskan melalui proses pembelajaran yang
disadari maupun tidak disadari. Pola perilaku yang mencakup aspek psikologis,
sosial dan transdental dan menghasilkan kebudayaan sebagian besar tidak
diteruskan secara naluriah, melainkan diajarkan dan dipelajari baik melalui proses
yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Sekolah di samping mempunyai
tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga harus
melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti
bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan
sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan sebagainya. Fungsi sekolah
berkaitan dengan konservasi nilai-nilai budaya daerah ini ada dua fungsi sekolah
yaitu pertama sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga masyarakat untuk
mempertahankan nilai-nilai tradisional masyarakat dari suatu masyarakat pada
suatu daerah tertentu umpama sekolah di Jawa Tengah, digunakan untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya Sunda, sekolah di Sumatera Barat untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya Minangkabau dan sebagainya dan kedua
sekolah mempunyai tugas untuk mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa
dengan mempersatukan nilai-nilai yang ada yang beragam demi kepentingan
nasional.
Oleh sebab itu, pada zaman modern ini, sekolah memiliki peran penting di
tengah-tengah masyarakat, dimana sekolah mampu (1) menciptakan ruang
kesadaran kritis bagi peserta didik yang mampu menimbulkkan sebuah keinginan
dan rasa ingin tahu bagi anak didik terkait apa yang harus dilakukan; (2)
meletakkan dirinya sebagai media pembangunan mentalitas anak didik yang
tangguh dalam berpikir, bersikap dan bertindak; (3) mendefinisikan dirinya
sebagai sebuah ruang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bernilai guna bagi
sebuah pengangkatan harkat dan martabat manusia dengan melakukan kegiatankegiatan yang selalu membangi relasi sosial yang kuat serta kegiatan-kegiatan
yang mampu mengunggulkan budaya dan pada akhirnya menumbuhkan rasa
bangga terhadap bangsa dan negara. Berbeda dengan masyarakat dalam konteks
luas hanya sebatas memfasilitasi agar mereka kemudian lebih berkembang,
mampu melakukan aktualisasi diri agar bisa menunjukkan identitasnya yang maju
ke depannya. Tetapi melalui sekolah, dengan terencana anak ditempatkan sebagai
sosok yang bisa dimanusiakan agar mereka selanjutnya dapat mencapai peradaban
yang lebih baik kedepannya, sehingga mampu membuktikan pada dunia bahwa
mereka adalah yang terbaik dalam berbuat. Beberapa negara sudah mulai
menggalakkan pentingnya budaya lokal menjadi ilmu yang sejajar dan setingkat
dengan ilmu yang lain. Hal inipun sudah dilakukan oleh Indonesia, melalui
pendidikan dengan melakukan pembaharuan kurikulum menjadi Kurikulum 2013
yang berlandaskan Pancasila.
Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat
menuju masyarakat modern. Masyarakat modern adalah masyarakat yang
sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke
kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Perkembangan teknologi, memiliki
manfaat dan juga dampak samping. Dampak samping perkembangan ilmu
pengetahuan yaitu (1) pencemaran; (2) kerusakan ekosistem; (3) krisis energi; (4)
urbanisasi dan pengangguran; (5) kurangnya waktu senggang dan; (6) peregeseran
tata nilai. Pendidikan memiliki peran penting dalam mengatasi damapk yang
muncul yaitu dengan melakukan antisipasi (1) informasi yang ditransmisikan
semakin bersifat spesifik, kompleks dan praktikal dan dimulai sedini mungkin
kepada peserta didik, serta menggunakan sumber belajar yang interaktif dan
komunikatif, dengan struktur kelas yang dinamis; (2) proses mental dan
rasionalitas harus diutamakan bagi peserta didik; (3) peserta didik harus dibekali
bagimana cara belajar; (4) diarahkan pada pembentukan watak yang mulia,
disamping pada penguasaan IPTEK dan; (5) pendidikan formal, pendidikan
keluarga dan masyarakat harus seimbang dan simultan.