LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWAT (4)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
DENGAN KISTA OVARIUM

OLEH :
ERIKA YUNITA KUSUMAWARDANI

DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI
KAB. MOJOKERTO
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terlambatnyn pertumbuhan,perkembangan
dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium,
sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.
Kista ovarium berukuran kecil, berkapsul dengan isi cairan . beberapa kista
ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada

yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi
ganas , dengan resiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita-wanita yang mulai
menopause.
Keganasan ovarium merupakan enam kasus kanker terbanyak dan merupakan
penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Penanganan terhadap kista
ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut . Jadi tidak semua kista ovarium dioperasi ,
apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif selain sangat
invasive, dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga untuk menentukan
apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar jelas.
Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista , ada dua cara yang selama
ini sudah dilaksanakan dan dikembangkan pemeriksaan sitologi cairannya, cara ini
invasive, memakan waktu lama dan biaya yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan
pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak invasive. Untuk
mencapai prognosis yang baik bagi penderita ,yaitu dengan kista dengan panduan
ultrasonografi vaginal dilanjutkan tindakan pembedahan pengangkatan massa tumor yang
adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis dibandingkan yang akurat antara
tumor ovarium yang jinak atau ganas sangat penting, dalam menajemen intraoperasi
maupun pasca operasi pada setiap kasus.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :

1. bagaimana anatomi fsiologi ovarium
2. Apa defenisi atau pengertian dari kista ovari ?
3. Apa penyebab kista ovari ?
4. Bagaimana tanda dan gejala kista ovari ?
5. bagaimana pemeriksaan penunjang
6. bagaimana penatalaksanaan kista ovarium
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka tujuan yang dapat diperoleh
yakni sebagai berikut :
1. untuk mengetahui defenisi atau pengertian dari kista ovari.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari kista ovari.
3. Untuk mengetahui penyebaba dari kista ovari.
4. Untuk mengetahui cara pengobatan kista ovari.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan kista ovari.

BAB II
KONSEP DASAR MEDIS

A. Anatomi fisiologi ovarium
Ovarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjer dan tempat menghasilkan
ovum.Kelenjer itu berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah

tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. (Evelin, 200:
261)
Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel
primordiial dan medula sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh darah, serabut sara dan sedikit otot polos. (Bobak. 1995: 25)
Fungsi ovarium adalah:
- Memproduksi ovum
Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan
(melalui aliran darah) produksi hormon ovarium.Hormon perangsangfolikel (FSH)
penting untuk awal pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan
ini melalui Lutenizing Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.
- Memproduksi hormon estrogen
Hormon estrogen dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai sesudah
menopause (hormon folikuler) karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel
ovarium dan seperti hormon beredar dalam aliran darah.Estrogen penting untuk

pengembangan organ kelamin wanita dan menyebabkan perubahan anak gadis pada masa
pubertas dan penting untuk tetap adanya sifat fisik dan mental yang menandakan wanita
normal. (Evelin, 2000: 262)
- Memproduksi hormon progesterone
Hormon progesteron disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan yang
dimulai oleh estrogen terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium menjadi
tebal, lembut dan siap untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi. (Bobak, 1995:
28)

B. Pengertian
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik
atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).
Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga
seringnya memakai kesuburan (Soemadi, 2006).
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda
seperti bubur (Dewa, 2000).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium
yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi.
(Lowdermilk, dkk. 2005: 273)

Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf
atau korpusluteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium
ovarium.
(Smelzer and Bare. 2002: 1556)
Kista ovari adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam rongga
ovarium.Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur
dilepaskan setelah ovulasi. Kista fungsional akan mengkerut dan menyusut seteleh
beberapa waktu (setelah 1-3 bulan), hingga biasanya dokter juga mencurigai terbentuk
kista menganjurkan penderita melekukan control kembali 3 bulan kemudian. Selama
waktu menunggu tersebut, kadang-kadang dokter menganjurkan penderita agar minum
pil KB agar tidak terjadi ovulasi.Demikian pula yang terjadi bila seorang perempuan
sudah menopause, kista fungsional tidak terbentuk.Untuk menyakinkan apakah
perempuan mengidap kista, dokter melekukan pemeriksaan sonogram.
(Faisal Yatim,2008)

C. Klasifikasi
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kista non neoplasma Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan
progresterone diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional

Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam
korteks
b.
Kista fungsional
1)
Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi.
Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
2)
Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone
setelah ovulasi.
3)
Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat
pada mola hidatidosa.
4)
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.
( Ignaiuvicus, Bayne : 1991 )

2. Kista neoplasma

a.

Kistoma ovarii simpleks
Kistoma ovarii simplek, kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi
( putaran tangkai ). Diduga kista ini adalah sejenis kistadenoma serosum yang
kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.Tindakanya adalah
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

b.

c.
d.
e.

D.

Kistodenoma ovarii musinoum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang
pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
Kista Endrometreid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
( Winjosastro : 1999 )

Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada
keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk
melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga
menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista
dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini
disebut dengan Kista Dermoid.

( Winjosastro : 1999 )

E. Patofisiologi

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi
ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang
abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium.Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu
terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk
beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel
dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum
akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak.

Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
HCG.Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang
tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah
pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan
diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan
cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan
menimbulkan sakit pada daerah pelvis.

F. Pathway
Infeksi ovarium

Degenerasi ovarium
Cistoma ovari

Kurang informasi

Pembesaran

ovarium

Kurang
pengetahuan

Repture ovarium

ansietas

Komplikasi
peritonis
peritonis

histerektomi

Coverektomi,
kistektomi

Resiko perdarahan

Gangguan perfusi
jaringan
Metabolism
menurun

Luka operasi

Resiko perdarahan

Hipolis
kelebihan

asam laktat

Diskontinutis
jaringan

Gangguan
metabolisme
Deficit perawatan
diri
nyeri

Resiko cedera

Reflex menelan dan
muntah
Resiko aspirasi

konstipasi

nervus

Port d’entri

Resiko infeksi

anastesi

Peristaltic usus
menurun
Absorbs air dikolon

G. Manifestasi Klinis
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat
menjadi besar tanpa disadari oleh penderita
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya.Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala
saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin
muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perasaan sebah
Ras nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
Makan sedikit terasa cepat kenyang
Sering kembung
Nyeri sanggama
Nafsu makan menurun
Rasa penuh pada perut bagian bawah
Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan

pada dubur
9.
Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid
kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang
dapat menyebabkan hipermenorrea.
10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan
pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya
tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi
posisinya terletak didepan uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan
menyebabkan gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut
kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan miksi
obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi
11. Rasa mual dan ingin muntah
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium:
1.
Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi
distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
2.
Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm atau
lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang
bersifat total.

3.

Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan

dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan
kandung kemih secara sempurna.
4.
Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan
pemeriksaan pelvic menjadi penting
5.
Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi
6.
Peningkatan resiko pembentukan tumor – tumor dependen – estrogen di payudara
dan endometrium
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Gambaran Radiologi
a.
USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali . Suara
yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per
detik = Hz). Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu.
dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, disebut
anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic,
misalnya kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial, atau pleural efusion. . Pada
USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval)
dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista ini
dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadangkadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang
berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.
1)
Transabdominal Sonogram
Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal ultrasonography
untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur intra abdominal lainnya, seperti ginjal,
hati, dan asites. Syarat pemeriksaan transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan
vesica urinaria terisi/penuh.
2)
Endovaginal Sonogram

Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail struktur pelvis.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal. Pemeriksaan dilakukan dalam
keadaan vesica urinaria kosong.
3)
Kista Dermoid
Gambaran USG kista dermiod di bawah ini menunjukkan d di bawah ini menunjukkan
komponen yang padat yang dikelilingi dengan kalsifikasi.
4)
Kista Endometriosis
Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada endometrium, yang
memberikan gambaran yang padat.
5)
Polikistik Ovarium
Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma.
2.

MRI
Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CT-scan,
serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-Scan dapat
pemberian petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan
dalam beberapa/banyak kasus.
USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan massa/tumor

pelvis dibandingkan dengan CT-Scan.
3.
Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
4.

ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu
Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista

dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
5.
Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista
tertusuk
6.
Diagnosis Banding
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit dengan
a.

gejala yang sama pada kista ovarium adalah ;
Inflamasi Pelvic (PID)
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative pembesaran
ovarium kiri (pada pasien dengan keluhan nyeri).

b.

Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang
rendah sehingga memberikan kesan yang padat.

c.

Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan
dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan

d.

intrauterine.
.Kanker ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler.

J. Penatalaksanaan
Adapun prinsip untuk menangani tumor ovarium:
1.
Operasi untuk mengambil tumor: Dapat menjadi besar dan kemungkinan degenerasi
ganas.
2.
Saat operasi dapat didahului dengan frozen section untuk kepastian ganas dan
tindakan operasi lebih lanjut.
3.
Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA sehingga kepastian klasifikasi tumor
dapat ditetapkan untuk menentukan terapi
4.
Operasi tumor ganas diharapkan debulking yaitu dengan pengambilan jaringan
tumor sebanyak mungkinjaringan tumor sampai dalam batas aman diameter sekitar 2 cm.
Setelah mendapatkan radiasi dan kemoterapi atau dilakukan terapi kedua untk
mengambil sebanyak mungkin jaringan tumor. Kistoma ovarii diatas umur 45 thn
sebaiknya dilakukan terapi profilaksis.
5.
Untuk penanganan tumor nonneoblastik diambil sikap wait and see. Jika wanita
yang masih ingin hamil berovulais teratur tanpa gejala dan hasil USG menunjukkan kista
yang berisis cairan maka dilakukan pemeriksaan tindakan menunggu dan melihat dan
kista ini akn memnghilang 2-3 bulan kemudian . Penggunaan pil kontrasepsi dapat
digunakan untuk terpi kista fungsional
6.
Pembedahan dilakukan jika kista besar dan padat ,tumbuh atau tetap selama 2-3
bulan siklus haid maka dapat dihilangkan dengan pembedahan.Jika tumor besar atau ada
komplikasi maka dilakukan pengangkatan ovarium disertai saluran tuba ( salpingo
ooferektomi ) dan dilakukan pengontrolan .Jika terdapat keganasan aka dilakukan
histerektomi.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.

PENGKAJIAN
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan dan/ keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, misal : nyeri, ansietas,
berkeringat malam
2. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada perengahan kerja
Tanda : perubahan pada TD
3. Integritas Ego
Gejala : faktor sterss (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress
(misal : merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/spritual), menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,
tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi
Tanda : menyangkal, menarik diri, marah
4. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi. Misal, nyeri pada defekasi, darah pada feses
Perubahan pada eliminasi urinarius. Miasal, nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
hematuria atau serin berkemih
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen
5. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk, ( misal; rendah serat tinggi lemak, aditif/bahan pengawet )
anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan, perubahan pada BB, penurunan BB yang
hebet, kakeksia, berkurangnya massa otot
Tanda : perubahan pada kelembaban/turgor kulit, udema
6. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi, misal, ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
8. Pernapasan

Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan abses
9. Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi
10. Seksualitas
Gejala : masalah seksual, misal : dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan, nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks
multupel, aktivitas seksual dini, herpes genital.
11. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan (berkenaan
dengan kepuasan dirumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi/tanggung
jawab peran.
12. Penyuluhan/pembelajaran
Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat; 5,4 hari
serta memerlukan bantuan sementara untuk transportasi, pemeliharaan rumah
B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi
pada tumor
2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit dan penatalaksanaannya.
3. Gangguan harga diriberhubungan dengan ketidakmampuan mempunyaianak
4. Perubahan eliminasi urinarius atau retensi urinarius berhubungan dengan adanya udema
jaringan lokal dan paralisis saraf
5. Resiko tinggi terhadap konstipasi atau diare berhubungan dengan bedah abdominal,
melemahkan otot-otot abdominal
6. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
7. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido,
penurunan kadar hormon dan memendeknya kanal vaginal

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1.

Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/

infeksi pada tumor
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan ,nyeri berkurang sampai hilang sama sekali
Kriteria hasil : mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol/terarasi, tampak santai
Intervensi :
a.
Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
R :mengidentifikasi lingkup masalah
b.
Atur posisi senyaman mungkin
R : Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri
c.
Pantau TTV
R : respon autonomik meliputi perubahan pada TD, Nadi, dan pernapasan yang
berhubungan dengan keluhan atau penghilangan nyeri. Abnormalitas TTV terus-menerua
memerlukan evaluasi lebih lanjut
d.
Kaji insisi bedah, perhatikan edema, perhatikan kontur luka/inflamasi/mengeringya
tepi luka
R : perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat
menyebabkan peningkatan nyeri insisi
e.
Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
R : Merelaksasi otot – otot tubuh
f.
Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
R : menghilangkan rasa nyeri
2.
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
Tujuan : Gangguan rasa nyaman cemas berkurang.
Kriteria hasil : klien bisa beristirahat
Intervensi :
a.
Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
R : mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan
selanjutnya )
b.
Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan
penyakitnya.
R : Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan
dirinya )
c.
Ajarkan teknik distraksi
R : teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian pada hal-hal yang disukai dapat
mengurangi tingkat kecemasan pasien.
d.
Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.
R : Hubungan yang terapeutik dapat menurunkan tingkat kecemasan klien.
3.

Gangguan harga diriberhubungan dengan ketidakmampuan mempunyaianak

Tujuan : menerima situasi nyata
Kriteria hasil : menyatakan masalah dan menunjukkan yang sehat untuk menghadapinya,
menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap perubahan pada citra
tubuh
Intervensi :
a.
Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien dan orang terdekat.
Diskusikan presepsi diri pasien sehubungan dengan antisipasi perubahan dan pola hidup
khususnya
R : memberikan minat dan perhatian , dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki
kesalahan konsep
b.
Kaji stres emosi pasien
R : untuk mengetahui respon klien terhadap rasa takut akan tak mampu memenuhi peran
reproduksi
c.
Berikan informasi yang adekuat
R : memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan mengasimilasi informasi
d.
Identifikasi perilaku koping positif sebelumnya
R : membantu dalam membuat kekuatan yang telah ada bagi pasien untuk di gunakan
dalam situasi saat ini
e.
Berikan lingkungan terbuka pada pasien untuk mendiskusikan masalah seksualitas
R : meningkatkan saling berbagi keyakinan atau nilai tentang subjek sensitif dan
mengidentifikasi kesalahan konsep
f.
Kaji perilaku menarik diri
R : mengidentifikasi tahap kehilangan atau kebutuhan intervensi
g.
Kolaborasi : rujuk ke konseling profesional sesuai kebutuhan
R : mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk mengatasi perasaan kehilangan
4.

Perubahan eliminasi urinarius atau retensi urinarius berhubungan dengan adanya

udema jaringan lokal dan paralisis saraf
Tujuan : komplikasi tercegah atau minimal serta pola eliminasi kembali kekeadaan
normal
Kriteria hasil : mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas
Intervensi :
a.
Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine
R : mengindikasikan retensi urine bila berkemih dengan sering dalam jumlah
sedikit/kurang (