DEFINISI DAN TUJUAN TASAWUF (2)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tarikat berasal dari bahasa arab yang berarti jalan atau metode, dan mengacu pada
aliran kegamaan tasawuf atau sufisme dalam islam. Ia secara konseptual terkait dengan
haqiqah atau kebenaran sejati, yaitu cita-cita ideal yang ingin dicapai oleh para pelaku oleh
aliran tersebut. Seorang penganut ilmu agama akan memulai pendekatannya dengan
mempelajari hukum islam.
Menurut ‘Abd al-Qadir al- Jailani yang cukup dikenal sebagai pendiri tarekat
Qadiriyah menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai sufi karena tiga alasan. Pertama,
terjadinya proses penjernihan terhadaphati mereka berkat cahaya makrifat. Kedua, ia
dinisbahkan kepada ashhab al- shuffah, yakni para sahabat yang meninggalkan segela sesuatu
karena cinta kepada ALLAH dan rasul-Nya. Ketiga, ia memakai shuf (pakaian dari bulu),
dimana untuk sufi tingkat pemula mengenakan pakaian dari bulu biri – biri, sedangkan sufi
untuk tingkat pertengahan dari bulu kambig, sedangkan untuk sufi tingkat puncak
menggunaakan dari bulu mir’izza.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Tasawuf
2. Tujuan Tasawuf
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa tasawuf itu
2. Untuk mengetahui tujuan tasawuf
DEFINISI DAN TUJUAN TASAWUF
A. DEFINISI TASAWUF
Para ulama tasawuf dalam penggunaan kata tasawuf berbeda pendapat tentang
asal – usul katanya. Ada shuf yang berarti bulu atau wol yang mengemukakan bahwa
kata tasawuf berasal dari kata shafa yang berarti suci, bersih atau murni. Pandangan
lain mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shaff yaitu barisan.demikian
pula ada yang mengatakkan bahwa tasawuf berasal dari kata ash-sufu yang artinya
buku.
Dari berbagai pandangan ulama tasawuf tentang asal usul kata tasawuf dapat
disimpulkan bahwa pengertian tasawuf adalah kesadaran murni yang mengarahkan
jiwa secara benar kepada mal shalih dan kegiatan yang bersungguh – sungguh,
menjauhkan diri dari kedunian dalam rangka pendekatan diri kepada Allah unntuk
mendapatkan perasaan berhubungan erat dengan- Nya
Orang bertasuwuf dalah orang yang mensucikan dirinya lahir dan batin dalam
suatu pendidikan etik dengan menempuh jalan atas dasar didikan. Tiga yang dalm
istialah tasawuf dikenal dengan takhalli, tahalli, dan tajalli.
Tasawuf dalam islam, menurt ahli sejarah, sebagai ilmu yang berdiri sendiri lahir
sekitar abad ke 2 atau awal abad ke-3 H. Adapun faktor – faktor yang mendorong
kelahiran tasawuf dibedakann atas dua, yaitu faktor intern dan ekstern.1
B. TUJUAN TASAWUF
Tujuan tasawuf adalah untuk mengenal Allah dengan sebenar – benarnya
sehingga dapat tersingkap tabir antara seorang hamba dengan Tuhan, sehingga
menjadi jelas rahasia – rahasia ketuhanan baginya. Dengan jalan tasawuf, seseorang
dapat mengenal Tuhan dengan merasakan adanya, tidak sekedar mengetahui bahwa
Tuhan itu ada. Oleh karena itu, tasawuf mensyaratkan ketaatan yang sempurna dari
kewajiban – kewajiban agama sebagai pola hidup dan menolak hasrat – hasrat
hewani.
Tujuan tasawuf juga memiliki arti menyucikan jiwa, hati dan menggunakan
perasaan, pikiran, dan semua fakultas yang dimilikisang salik (pelaku tasawuf) untuk
tetap berada pada jalan Sang Kekasih, Tuhan Semesta Alam, untuk hidup
berlandaskan ruhani. Tasawuf juga memungkin seseorang melalui amalan – amalan
yang istiqamah dalam penagbdiannya kepada Tuhan, memperdalam
kesadarannyadalam pelayanan dan pengabdiannya kepada Tuhan.2
1
Drs. H. Ahmad Bangun Nasution, M.A,Dra. Hj. Rayani Hanum Siregar, M.H. Akhlak Tasawuf. Penerbit : PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta. Hal. 3
2
Dr. H. Sya su Ni’a , M. Ag. Tasawuf Studies. Penerbit : AR-RUZZ MEDIA. Hal. 79
Tujuan tasawuf tersebut tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia
sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Islam. Al – Quran menegaskan bahwa manusia
diciptakan dengan suatu tujuan tertentu seperti syahadah, ibadah, khalifa, dan
hasanah. Dalam Shahih al – Bukhari dan Shahih Muslim, disebutkan hadis mengenai
al-Islam, al-Iman, dan al-Ihsan. Hadis tersebut menjelaskan bahwa ketiga istilahnya
membentuk suatu hierarki beragama. Seorang muslim tidak saja di tuntut untuk
menjalankan al-Islam dan al-Iman tetapi juga merealisasikanal-Ihsan sebagai hierarki
paling tinggi.
Para sufi telah merumuskan tujuan dari tasawuf. Sekedar pemetaan,Ibn Khaldun
menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan tasawuf setelah
melewati beragam tingkatan spiritual (al-maqamat) adalah kemantapan tauhid dan
makrifat. Karya – karya para sufi menguatkan pertanyaan tersebut. Seperti disebt alQusyairi, Ruwaim bin Ahmad pernah menyatakan bahwa kewajiban pertam dari
Allah kepada hamban-Nya adalah makrifah sebagaimana disebut dalam Q.S. alZariyat/51:56 bahwa jin dan manusia diciptakan untuk liya`budun yang diartikan Ibn
Abbas sebagai liya`rifun (makrifat kepada Allah). Junaid al-Baghdadi mengatakan
bahwa makrifah merupakan awal dari kebutuhan hamba dari hikmah. Pernyataan sufi
– sufi tersebut mendukung penegasan bahwa tujuan bertasawuf adalah bermakrifat
kepada Allah.3
3
Dr. JA’FAR, MA.GERBANG TASAWUF.Penerbit : Perdana Mulya Sarana
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tarikat berasal dari bahasa arab yang berarti jalan atau metode, dan mengacu pada
aliran kegamaan tasawuf atau sufisme dalam islam. Ia secara konseptual terkait dengan
haqiqah atau kebenaran sejati, yaitu cita-cita ideal yang ingin dicapai oleh para pelaku oleh
aliran tersebut. Seorang penganut ilmu agama akan memulai pendekatannya dengan
mempelajari hukum islam.
Menurut ‘Abd al-Qadir al- Jailani yang cukup dikenal sebagai pendiri tarekat
Qadiriyah menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai sufi karena tiga alasan. Pertama,
terjadinya proses penjernihan terhadaphati mereka berkat cahaya makrifat. Kedua, ia
dinisbahkan kepada ashhab al- shuffah, yakni para sahabat yang meninggalkan segela sesuatu
karena cinta kepada ALLAH dan rasul-Nya. Ketiga, ia memakai shuf (pakaian dari bulu),
dimana untuk sufi tingkat pemula mengenakan pakaian dari bulu biri – biri, sedangkan sufi
untuk tingkat pertengahan dari bulu kambig, sedangkan untuk sufi tingkat puncak
menggunaakan dari bulu mir’izza.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Tasawuf
2. Tujuan Tasawuf
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa tasawuf itu
2. Untuk mengetahui tujuan tasawuf
DEFINISI DAN TUJUAN TASAWUF
A. DEFINISI TASAWUF
Para ulama tasawuf dalam penggunaan kata tasawuf berbeda pendapat tentang
asal – usul katanya. Ada shuf yang berarti bulu atau wol yang mengemukakan bahwa
kata tasawuf berasal dari kata shafa yang berarti suci, bersih atau murni. Pandangan
lain mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shaff yaitu barisan.demikian
pula ada yang mengatakkan bahwa tasawuf berasal dari kata ash-sufu yang artinya
buku.
Dari berbagai pandangan ulama tasawuf tentang asal usul kata tasawuf dapat
disimpulkan bahwa pengertian tasawuf adalah kesadaran murni yang mengarahkan
jiwa secara benar kepada mal shalih dan kegiatan yang bersungguh – sungguh,
menjauhkan diri dari kedunian dalam rangka pendekatan diri kepada Allah unntuk
mendapatkan perasaan berhubungan erat dengan- Nya
Orang bertasuwuf dalah orang yang mensucikan dirinya lahir dan batin dalam
suatu pendidikan etik dengan menempuh jalan atas dasar didikan. Tiga yang dalm
istialah tasawuf dikenal dengan takhalli, tahalli, dan tajalli.
Tasawuf dalam islam, menurt ahli sejarah, sebagai ilmu yang berdiri sendiri lahir
sekitar abad ke 2 atau awal abad ke-3 H. Adapun faktor – faktor yang mendorong
kelahiran tasawuf dibedakann atas dua, yaitu faktor intern dan ekstern.1
B. TUJUAN TASAWUF
Tujuan tasawuf adalah untuk mengenal Allah dengan sebenar – benarnya
sehingga dapat tersingkap tabir antara seorang hamba dengan Tuhan, sehingga
menjadi jelas rahasia – rahasia ketuhanan baginya. Dengan jalan tasawuf, seseorang
dapat mengenal Tuhan dengan merasakan adanya, tidak sekedar mengetahui bahwa
Tuhan itu ada. Oleh karena itu, tasawuf mensyaratkan ketaatan yang sempurna dari
kewajiban – kewajiban agama sebagai pola hidup dan menolak hasrat – hasrat
hewani.
Tujuan tasawuf juga memiliki arti menyucikan jiwa, hati dan menggunakan
perasaan, pikiran, dan semua fakultas yang dimilikisang salik (pelaku tasawuf) untuk
tetap berada pada jalan Sang Kekasih, Tuhan Semesta Alam, untuk hidup
berlandaskan ruhani. Tasawuf juga memungkin seseorang melalui amalan – amalan
yang istiqamah dalam penagbdiannya kepada Tuhan, memperdalam
kesadarannyadalam pelayanan dan pengabdiannya kepada Tuhan.2
1
Drs. H. Ahmad Bangun Nasution, M.A,Dra. Hj. Rayani Hanum Siregar, M.H. Akhlak Tasawuf. Penerbit : PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta. Hal. 3
2
Dr. H. Sya su Ni’a , M. Ag. Tasawuf Studies. Penerbit : AR-RUZZ MEDIA. Hal. 79
Tujuan tasawuf tersebut tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup manusia
sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Islam. Al – Quran menegaskan bahwa manusia
diciptakan dengan suatu tujuan tertentu seperti syahadah, ibadah, khalifa, dan
hasanah. Dalam Shahih al – Bukhari dan Shahih Muslim, disebutkan hadis mengenai
al-Islam, al-Iman, dan al-Ihsan. Hadis tersebut menjelaskan bahwa ketiga istilahnya
membentuk suatu hierarki beragama. Seorang muslim tidak saja di tuntut untuk
menjalankan al-Islam dan al-Iman tetapi juga merealisasikanal-Ihsan sebagai hierarki
paling tinggi.
Para sufi telah merumuskan tujuan dari tasawuf. Sekedar pemetaan,Ibn Khaldun
menjelaskan bahwa puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan tasawuf setelah
melewati beragam tingkatan spiritual (al-maqamat) adalah kemantapan tauhid dan
makrifat. Karya – karya para sufi menguatkan pertanyaan tersebut. Seperti disebt alQusyairi, Ruwaim bin Ahmad pernah menyatakan bahwa kewajiban pertam dari
Allah kepada hamban-Nya adalah makrifah sebagaimana disebut dalam Q.S. alZariyat/51:56 bahwa jin dan manusia diciptakan untuk liya`budun yang diartikan Ibn
Abbas sebagai liya`rifun (makrifat kepada Allah). Junaid al-Baghdadi mengatakan
bahwa makrifah merupakan awal dari kebutuhan hamba dari hikmah. Pernyataan sufi
– sufi tersebut mendukung penegasan bahwa tujuan bertasawuf adalah bermakrifat
kepada Allah.3
3
Dr. JA’FAR, MA.GERBANG TASAWUF.Penerbit : Perdana Mulya Sarana