Dunia Perkembangan Anak Usia Sekolah Das

Pengaruh Tontonan, Tuturan, dan Bacaan pada Perilaku Perkembangan Anak Usia
Sekolah Dasar

Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya entah siapa yang menciptakan peribahasa

tersebut. Peribahasa yang tidak akan lekang oleh zaman. Kandungan arti dalam peribahasa
tersebut adalah benar. Meskipun, pohon yang dimaksud tumbuh di tepi sungai yang dialiri air
sekalipun, saat buahnya jatuh, buah tersebut pernah berada dekat dengan pohonnya, sebelum
terbawa arus sungai. Begitupun dengan seorang manusia. Manusia berperilaku menjadi
seperti apa yang diperlihatkan, dicontohkan, diberikan, dan didengarkan kepadanya. Terlebih
lagi ia adalah seorang anak yang baru berusaha untuk mengenal kehidupan. Anak-anak akan
mengikuti apa yang ditonton, dituturkan, dan dibaca/kan untuknya.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai judul di atas, lebih utama untuk memahami
arti dari kata-kata tontonan, tuturan, dan bacaan, yang akan menjadi pokok pembahasan
selanjutnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia offline kata tontonan berasal dari kata
dasar ‘tonton’ mendapat inbuan ‘-an’, memiliki arti ‘pertunjukan’, kata tuturan berasal dari
kata

dasar

‘tutur’


mendapat

imbuan

‘-an’,

memiliki

arti

sesuatu

yang

‘dituturkan;ucapan;ujaran’, dan kata bacaan berasal dari kata dasar ‘baca’ yang mendapat
imbuan ‘-an’, yang memiliki arti ‘yang dibaca; cara membaca’. Masuk pada pembahasan,
berkaitan dengan anak maka kita perlu mengenal siapa itu ‘anak’. Menurut Sarumpaet
(2010:4) anak adalah seseorang yang memerlukan segala fasilitas, perhatian, dorongan, dan
kekuatan yang membuatnya bisa bertumbuh sehat dan menjadi mandiri dan dewasa. Implisit

dalam rumusan ini adalah keterlibatan dan tanggung jawab penuh orang dewasa untuk
membimbing anak.
Kemudian, menurut Taylor, dkk. (2012:121) dalam buku Psikologi Sosial: edisi
kedua belas dituliskan bahwa selama masa kanak-kanak kita diperlakukan dengan cara

tertentu oleh orang tua, guru, dan teman. Lebih lanjut dalam buku tersebut dicontohkan, anak
yang orang tuanya sering mengajaknya melihat konser musik dan pameran seni setiap
minggu mungkin akan menganggap dirinya orang yang berbudaya. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Kaiser Foundation baru-baru ini melaporkan bahwa salah satu penyebab
utama obesitas anak, yang belakangan semakin banyak jumlahnya, adalah karena anak sering
menonton iklan yang ditunjukan kepada mereka. Di mana pesan persuasif disisipkan ke
dalam suatu produk atau program acara. Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa proses
belajar dasar juga berlaku untuk pembentukan sikap. Dicontohkan misalnya, jika guru sejarah

menunjukkan Anda sebuah gambar pria berseragam militer dan mengatakan ‘Nazi’ dengan
suara penuh permusuhan, Anda akan membuat asosiasi antara perasaan negatif dengan kata
‘Nazi’. Hal-hal yang dicontohkan di atas memperlihatkan bahwa anak-anak mengikuti apa
yang ditontonkan dan dituturkan.
Anak usia sekolah dasar, jika di Indonesia dimulai dari usia 7 tahun, haruslah diberi
bekal hidup. Menurut Sarumpaet (2010:6) anak-anak dan buku yang kita tulis dan pilih untuk

mereka baca, apa pun teori yang melandasinya, akan selalu bersangkutan dengan pendidikan.
Karena dengan buku-buku yang mereka baca, sesungguhnya kita juga menyediakan
pengetahuan, sedang mendidik mereka, yang secara umum dapat diterjemahkan sebagai
pembekalan hidup dan masa depannya. Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
apa yang menjadi tontonan, tuturan, dan bacaan yang diberikan pada anak haruslah sesuai
dengan apa yang mereka butuhkan untuk perkembangannya. Karena hal tersebut dapat
memerlihatkan menjadi seperti apa dia di masa depan.

Daftar Pustaka:
____.Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline.diakses:berkala.
Sarumpaet, Riris.2010.Pedoman Penelitian Sastra Anak.Jakarta:Pusat Bahasa.
Taylor, dkk.2012.Psikologi Sosial: edisi kedua belas.Jakarta:Kencana.