OPTIMALISASI PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAA. pdf

327

OPTIMALISASI PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN
PULAU-PULAU TERLUAR DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN
KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Ayub Torry Satriyo Kusumo
Fakult as Hukum Universit as Sebelas Maret , Surakart a
E-mail: ayub_sat riyo@yahoo. com

Abst ract
Indonesi a i s an ar chi pel ago wit h t he most numerous isl ands wi t h t hei r resour ces, i ncl udi ng t he ones
owned i n it s out most i sl ands. The out most i sl ands ar e r i ch i n var ious resour ces but have not been
managed yet . Those i sl ands are al so t he f ir st guar d whi ch act s as saf eguar d f or t he unit y of
Indonesi a. Unf or t unat el y, t he gover nment has not pai d a comprehensi ve concer n t o t hose i sl ands
and i t r esul t s i n successf ul cl ai m of Si padan and Li gi t an Isl ands by t he neighbor count ry based on
t heir ef f ect i ve occupat ion t owar d t hose i sl ands. It wil l endanger t he ent i ret y of Indonesi a and cause
a gr eat l ost economi cal l y. Theref ore, by t he way of good pr ot ect ion and management of t he
out most i sl ands, t he uni t y of Indonesi a wi l l be def ended and t he wel f are of Indonesi an wi l l be
enhanced.
Keywor ds: t he out most i sl ands, empower ment , st at e sover eignt y.
Abstrak

Negara Kesat uan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang dengan j umlah pulau t erbesar
di dunia dan memiliki kekayaan yang berlimpah, t ak t erkecuali yang t erkandung dalam pulau-pulau
t erluarnya. Pulau-pulau t erluar merupakan sumber kekayaan yang belum t ergarap sekaligus garda
depan ket ahanan dan keamanan negara. Meskipun demikian, t ernyat a pemerint ah Indonesia belum
sepenuhnya memberdayakan dan mengelola pulau-pulau t erluar secara opt imal. Akibat nya,
pemerint ah Indonesia harus merelakan Pulau Sipadan dan Ligit an karena dinilai t idak melakukan
pengelolaan yang ef ekt if . Hal ini cukup membahayakan keut uhan Negara Kesat uan Republik Indonesia
selain merugikan negara dalam bidang ekonomi. Melalui usaha-usaha pengelolaan dan pemberdayaan
pulau-pulau t erluar, kesej aht eraan rakyat dan keut uhan negara Republik Indonesia dapat
dipert ahankan.
Kat a kunci : Pemberdayaan, Pulau t erluar, kedaulat an negara.

Pendahuluan
Indonesia merupakan negara dengan
j umlah pulau t erbesar di dunia. Dalam UndangUndang Dasar 1945 dit et apkan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yait u negara
yang memiliki banyak pulau yait u sej umlah
17. 480 pulau dengan panj ang garis pant ai

Pulau-Pulau kecil menyediakan sumber
daya alam yang produkt if unt uk dapat dikembangkan misalnya t erumbu karang, padang

lamun ( sea gr ass), hut an mangrove, perikanan,
dan kawasan konservasi sert a menj adi f akt or
pent ing dalam meggerakkan pariwisat a bahari. 2
Akan t et api melihat realit as yang ada saat ini,

mencapai 95. 181 km. Sembilan puluh dua pulau
kecil di ant aranya adalah pulau-pulau kecil
t erluar. 1

kekayaaan alam maupun pulau-pulau kecil
rent an kerusakan, baik it u dari alam maupun
akibat t indakan manusia sepert i pencemaran,

1

2

Syamsul Ma’ ari f , 2009, Makal ah Pengel ol aan Pul au
Ter l uar dal am Manaj emen Pul au Ter l uar , Fakul t as
Geograf i UGM, 23 Januar i 2009.


Dinas Kel aut an dan Perikanan, 2010, diakses pada websit e ht t p: / / www. dkp. go. i d/ cont ent . php?c=4286 pada
t anggal 5 Mar et 2010.

328 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 10 No. 3 Sept ember 2010

perusakan ekosist em, dan penangkapan ikan
secara berlebihan ( overf i shi ng) .
Uni t ed Nat ions Conf ent i on on t he Law Of
t he Sea (UNCLOS) 1982 mengat ur bahwa negara
kepulauan adalah negara yang t erdiri at as sat u
at au lebih gugusan pulau, di mana di ant aranya
t erdapat pulau-pulau lain yang merupakan sat u
kesat uan polit ik at au secara hist oris merupakan
sat u ikat an. 3 Adapun yang dimaksud dengan
pulau menurut UNCLOS adalah darat an yang

negara yang gemah r i pah l oh j i nawi , pepat ah
yang menggambarkan bagaimana melimpahruahnya kekayaan alam yang ada di Indonesia.

Mulai dari kekayaan laut dengan bermacammacam ikan di dalamnya, hingga hut an yang
mampu menyumbangkan oksigen ke seluruh
penj uru dunia, sehingga Indonesia j uga disebut
sebagai paru-paru dunia. Akan t et api melihat
kenyat aan yang ada saat ini, kekayaaan-kekayaan yang dimilki oleh Indonesia belum

dibent uk alami dan dikelilingi oleh air dan selalu berada di at as muka air pasang t inggi.
UNCLOS mengat ur t ent ang rezim-rezim
hukum laut , t ermasuk hukum negara kepulauan
(yang mempunyai art i dan peranan pent ing
unt uk memant apkan kedudukan Indonesia dalam rangka implement asi wawasan nusant ara
sesuai amanat MPR RI) secara menyeluruh. 4
Sedangkan dalam Undang-Undang RI nomor 6
t ahun 1996, luas Kepulauan Indonesia dan laut
t erit orialnya adalah 3, 1 j ut a kilomet er persegi
(diukur 12 mil dari garis pangkal pada surut
t erendah), sedangkan luas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) yang dimiliki adalah 2, 7 j ut a kilomet er persegi yang menyangkut hak eksplorasi,
eksploit asi dan pengelolaan sumberdaya hayat i
dan non hayat i. Dengan konsep negara kepulauan ini, Indonesia memiliki hak secara


dimanf aat kan secara opt imal oleh pemerint ah,
begit u j uga dengan penanganan pulau-pulau di
Indonesia yang belum mencapai kat a “ opt imal”
sepert i yang diharapkan. Masih banyak pulaupulau yang belum t erurus, bahkan masih ada
yang belum disebut at au diberi nama. Terdapat
92 pulau t erluar yang t ersebar di wilayah NKRI
dengan luas masing-masing pulau rat a-rat a 0, 02
hingga 200 kilomet er persegi. Hanya 50% dari
pulau t erluar t ersebut yang berpenghuni. Enam
puluh t uj uh dari 92 pulau t erluar it u berbat asan
dengan negara t et angga yait u India, Thailand,
Malaysia, Singapura, Viet nam, Philipina, Palau
Papua New Guinea, Aust ralia, dan Timor
Lest e. 5
Adanya perbat asan langsung ant ara pulau-pulau t erluar Indonesia dengan negaranegara t et angga ini memiliki pot ensi yang besar

penuh at as perairan yang di sisi pulau-pulau
t ersebut . Bukan hanya it u, Indonesia j uga
berhak at as ruang angkasa sert a apa-apa yang
berada di dasar laut . Indonesia memiliki aset

kekayaan alam yang luar biasa melimpah,
kekayaan t ersebut secara cuma-cuma diberikan
oleh Tuhan kepada Indonesia baik hayat i maupun non-hayat i. Kekayaan t ersebut memungkinkan adanya pert umbuhan ekonomi yang
pesat khususnya yang bersumber dari kekayaan
t ersebut , j ika dit angani dengan opt imal baik
oleh pemerint ah pusat maupun pemerint ah
daerah. Bahkan, Indonesia dikat akan sebagai

akan t imbulnya persengket aan ant ara kedua
belah pihak. Adapun salah sat u permasalahannya adalah st at us pulau-pulau t erluar. Permasalahan st at us Pulau t erluar dapat diant isipasi dengan lengkah-langkah st rat egis dan
operasional dalam mempert ahankan eksist ensi
pulau t erluar dengan penekanan implement asi
Pasal 46 t ent ang ar chi pel agi c st at e dan Pasal
47 t ent ang ar chi pel agi c base l i ne6. Kasus Sipadan dan Ligit an sudah menj adi t amparan keras
bagi kit a bahwa kurangnya penanganan t erhadap pulau-pulau t erluar mengakibat kan lepasnya pulau-pulau t ersebut dari kepemilikan
pemerint ah Indonesia. Bahkan saat ini ada 12
pulau yang memerlukan perhat ian khusus oleh

3


4

Anoni m, Per masal ahan Kel aut an Yang Muncul Dal am
Negar a Kepul auan Indonesi a, di akses pada websit e
ht t p: / / www. sumbaw anews. com/ beri t a/ opini / permasal a
han-kel aut an-yang-muncul -dal am-negara-kepul auanindonesia/ pdf . ht ml t anggal 5 Maret 2010.
Suryo Sakt i Hadiw ij oyo, 2009, Bat as Wi l ayah Negar a Indonesi a Di mensi , Per masal ahan, dan st r at egi Penanganan Sebuah Ti nj auan Empi r i s dan Yur i di s, Yogyakart a
: PT Gava Medi a, hl m. 113.

5

6

Bambang Susant o, Kaj i an Yuri di s Per masal ahan Bat as
Mar it i m Wil ayah Laut Republ ik Indonesi a (Suat u
Pandangan TNI AL Bagi Pengamanan Bat as wil ayah Laut
RI), Indonesi an Jour nal of Int er nat i onal Law , Speci al
Edit ion December 2004, hl m. 44.
Ibi d, hl m. 46.


Opt i mal isasi Pengel ol aan dan Pember dayaan Pul au-Pul au Terl uar … 329

pemerint ah, yait u Pulau Rondo, Pulau Sekat ung, Pulau Nipa, Pulau Berhala, Pulau Miangas,
Pulau Marapit , Pulau Bross, Pulau Fanildo,
Pulau Marore, Pulau Bat ik, dan Pulau Dana. 7
Pulau-pulau it u t erhampar dari Aceh hingga
Papua. Kit a t idak akan pernah membiarkan
pulau-pulau it u akan mengalami nasib yang
sama dengan Sipadan dan Ligit an.
Pemerint ah pusat maupun pemerint ah
daerah dianggap kurang serius menangani ma-

mereka akan membahayakan kepemilikan pulau-pulau t erluar it u oleh negara Republik
Indonesia. Hal ini akan diperburuk oleh kurangnya perhat ian dan pendayagunaan pulau t erluar
besert a segala sumberdayanya oleh Indonesia,
karena negara t et angga dapat dengan mudah
melakukan klaim at as kepemilikan pulau-pulau
t ersebut dengan alasan kepengurusan dan
penggunaan sumber daya pulau t ersebut secara
ef ekt if . Di saat it u t erj adi, kedaulat an negara


salah ini, sehingga menyebabkan t erkikisnya rasa nasionalisme penduduk yang menghuni
pulau-pulau t erluar. Mereka sudah t idak merasa
bahwa dirinya adalah warga negara Indonesia.
Mereka lebih memilih berbelanj a kebut uhan
sehari-hari mereka di negara t et angga yang
kawasannya sangat dekat dengan t empat
t inggalnya. Pada umumnya penduduk t ersebut
memiliki kart u pass8, sehingga dapat keluarmasuk ke negara t et angga. Adanya kegiat an
perekonomian dengan int ensit as cukup t inggi
ant ara negara t et angga dengan penduduk pulau
t erluar, dapat pula menj adi dasar klaim at as
pulau t ersebut oleh negara t et angga. 9 Kebudayaan penduduk di pulau-pulau t erluar yang
berbat asan langsung dengan negara t et angga
lebih kent al dengan pengaruh budaya negara
t et angga daripada budaya Indonesia sendiri.

Indonesia dapat t erancam.
Pada dasarnya, pemerint ah t elah mengat ur melalui Perpres No. 78 Tahun 2005 dan UU
No. 27 Tahun 2007 t ent ang Pengelolaan Pulau

Terluar. Pemerint ah t elah mempersiapkan 22
depart emen yang memiliki 35 program unt uk
membangun di wilayah perbat asan, sehingga
dengan pembent ukan organisasi yang t epat dan
ef ekt if seluruh program dapat dikoordinasikan. 10 Namun demikian, akibat kurangnya pengawasan dari pemerint ah pusat maupun pemerint ah daerah set empat , program-program it u
belum sepenuhnya direalisasikan, bahkan dapat
dikat akan masih sangat kurang realisasinya.
Upaya pengembangan dan pemberdayaan
pulau-pulau kecil harus dilakukan secara lint as
bidang dan lint as wilayah yang bert uj uan unt uk
meningkat kan manf aat dan karakt erist ik wila-

Hal-hal sepert i inilah yang sangat membahayakan ket ahanan dan int egrit as bangsa
Indonesia.
Tidak sedikit pula kasus penangkapan
nelayan-nelayan “ nakal” dari luar negeri yang
secara sengaj a masuk ke kawasan perairan
Indonesia unt uk mengambil ikan maupun kekayaan laut lainnya. Kapal-kapal pat roli negara-negara luar mulai masuk ke perairan
Indonesia yang seharusnya mereka t idak berhak
at as perairan t ersebut . Masuknya penduduk

negara t et angga maupun kapal-kapal pat roli

yah Indonesia unt uk kemakmuran rakyat dan
j uga unt uk mengurangi kesenj angan ant ar
wilayah. Unt uk mencapai hal t ersebut , dibut uhkan suat u penanganan secara holist ik dan
t erint egrasi dalam suat u sist em sehingga pendayagunaan pulau-pulau kecil dapat dilakukan
secara ef ekt if .
Tulisan ini bert uj uan unt uk memberikan
dat a t ent ang kondisi riil t ent ang pulau-pulau
kecil t erluar besert a pot ensi yang dimiliki, sert a memberikan gagasan at upun ide penanganan
dan pemanf aat an pulau-pulau kecil dalam peningkat an ekonomi masyarakat daerah. Diharapkan melalui t ulisan ini dapat memberikan
manf aat berupa gagasan unt uk pembangunan
dan pemberdayaan pulau-pulau t erluar dengan
pendekat an kesej aht eraan dan keamanan bagi

7

8

9

Depart emen Luar Neger i RI, diakses pada websit e
ht t p: / / www. depl u. go. i d/ Pages/ News. aspx?IDP=38&l =id
pada t anggal 7 Maret 2010.
Kart u Pass secara sederhana merupakan kart u yang
digunakan orang di per bat asan unt uk mel i nt as ke negara
l ain (misal keperl uan bel anj a), yang nant inya akan
dil egal isasi ol eh pet ugas perbat asan.
Brian Tayl or Sumner, Terr it ori al Di sput es at The
Int ernat ional Court of Just ice, Duke Law Journal , 2004,
53, hl m. 1784.

10

Kant or Berit a Ant ara, di akses pada websi t e ht t p: / / www.
ant ar a. co. i d/ view / ?i =1228482066& c=NAS&s= pada t anggal 5 Februari 2010.

330 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 10 No. 3 Sept ember 2010

masyarakat nya sert a lingkungannya secara
serasi. Di samping it u, diharapkan t ulisan ini
dapat memberikan sumbangan ide dalam
rangka peningkat an peran pemerint ah daerah
dalam usaha penanganan pulau-pulau kecil dan
perlindungan sumberdaya alam di dalamnya.

Pembahasan
Konsep Wilayah Negara Menurut Hukum Internasional
Pasal 1 Konvensi Mot evideo 1933 mengenai hak-hak dan kewaj iban-kewaj iban negara, mengat ur bahwa salah sat u unsur negara
adalah wilayah11. Wilayah adalah suat u ruang di
mana orang yang menj adi warga negara at au
penduduk negara yang bersangkut an hidup
sert a menj alankan segala akt ivit asnya. Wilayah
merupakan unsur mut lak yang harus dipenuhi
unt uk menyat akan ent it as sebagai negara
karena dengan wilayah, suat u negara dapat
menggunakan kedaulat annya dalam hal penerapan at uran maupun sanksi.
Konsep wilayah negara memberikan prinsip non-int ervensi dalam persoalan yang mencakup yurisdiksi domest ik dan prinsip unt uk
menghormat i int egrit as wilayah negara lain. 12
Dalam sej arah kehidupan umat manusia maupun negara-negara, seringkali t erj adi konf likkonf lik yang bersumberkan pada masalah
wilayah. Konf lik ini bisa disebabkan oleh karena
keinginan unt uk melakukan ekspansi wilayah
maupun ket idakj elasan bat as-bat as wilayah
ant arnegara. Tet api dengan semakin meningkat nya penghormat an at as kedaulat an t erit orial
negara-negara, t erut ama set elah Perang Dunia
II (PD II), usaha unt uk melakukan ekspansi
wilayah menj adi berkurang bahkan boleh
dikat akan sudah t idak ada.
Namun demikian, konf lik-konf lik ant ar
negara akibat ket idakj elasan bat as-bat as wilayah di pelbagai bagian dunia ini masih t et ap
ada dan sesekali muncul sebagai suat u konf lik
bersenj at a. 13 Sebagai cont oh, konf lik ant ara In-

dia dan Republik Rakyat Cina pada t ahun 1965
mengenai garis bat as wilayah kedua negara di
daerah pegunungan Himalaya. Demikian pula
konf lik ant ara India dan Pakist an mengenai
masalah garis bat as wilayah di daerah Kashmir.
Beberapa cont oh lain yang dapat dit ambahkan
ant ara lain persengket aan Denmark dengan
Norwegia mengenai st at us dari wilayah Greenlandia Timur ( East er n Greenl and ) 14 dan sengket a ant ara Indonesia dengan Malaysia t erkait
Pulau Sipadan dan Pulau Ligit an di kawasan
t imur Kalimant an. 15 Meskipun wilayah merupakan salah sat u unsur yang pent ing bagi suat u
negara, dalam sej arah kehidupan negara-negara pernah t erj adi di mana suat u negara yang
pada permulaan berdirinya belum memiliki
bat as-bat as wilayah yang j elas16 namun sudah
diakui sebagai sebuah negara berdaulat .

Bagian-Bagian Wilayah Negara
Wilayah negara t erdiri at as darat an
t ermasuk t anah di bawahnya, perairan dan
t anah di bawahnya, sert a ruang udara. Wilayah
darat an dan ruang udara dimiliki oleh set iap
negara sedangkan wilayah perairan, khususnya
wilayah laut , hanya dimiliki oleh negara pant ai
at au negara yang di hadapan pant ainya
t erdapat laut .
Wilayah darat an adalah bagian dari darat an yang merupakan t empat pemukiman at au
kediaman dari warga negara at au penduduk
negara yang bersangkut an. Ant ara wilayah
darat an negara yang sat u dengan yang lainnya
harus t egas bat as-bat as wilayahnya dengan
dit et apkannya perj anj ian-perj anj ian garis bat as
wilayah ant ara negara-negara yang berbat asan
it u.

14

15

16

11

12

13

Jawahir Thont owi , 2006, Hukum Int er nasi onal Kont empor er , Bandung: Ref ika Adi t ama, hl m. 177.
Mal col m N Shaw, 1997, Int er nat i onal Law , Cambri dge:
Cambri dge Univer si t y Press, hl m. 330.
I Wayan Part hi ana, 2003, Pengant ar Hukum Int er nasi onal , Bandung: Mandar Maj u, hl m. 146.

Per manent Cour t of Just i ce t ahun 1933 t el ah memut us
sengket a ant ar a Denmark mel awan Norwegi a dengan
kemenangan pi hak Denmark.
Mahkamah Int ernasional memenangkan Mal aysia dengan
al asan ef f ect i ve occupat i on ol eh Mal aysi a t erhadap
Sipadan dan Ligit an.
Israel pada w akt u memprokl amasikan kemer dekaannya
pada t ahun 1948, bat as-bat as w il ayahnya bel um j el as.
Demiki an pul a hal nya dengan berdirinya negara Pal est ina
Merdeka yang di prokl amasikan kemer dekaannya pada 15
Nopember t ahun 1988, bat as-bat as wil ayahnya sama
sekal i bel um j el as bahkan pemer int ahnya pun masih
berada di negar a l ai n yait u Tunisia, sebagai pemerint ah
dal am pengasi ngan.

Opt i mal isasi Pengel ol aan dan Pember dayaan Pul au-Pul au Terl uar … 331

Ruang lingkup wilayah darat an t idak saj a
permukaan t anah darat an, t et api j uga t anah di
bawah darat an t ersebut . Mengenai bat as kedalaman dari t anah di bawah darat an yang
merupakan wilayah negara, sampai kini t idak
ada pengat urannya. Oleh karena it u dapat
dikat akan bahwa kedaulat an negara at as
wilayah t anah di bawah darat an t ersebut , adalah sampai pada kedalaman yang t idak
t erbat as. Negara it u memiliki kedaulat an yang

daulat an penuh at as yurisdiksinya t ermasuk hak
lint as damai bagi kapal asing. 20
Kedua, Perairan pedalaman yang merupakan perairan yang berada pada sisi darat
(dalam) garis pangkal. Di perairan pedalaman
ini negara memiliki kedaulat an penuh at asnya.
Sehingga t idak ada kapal asing yang diperbolehkan masuk ke dalam wilayah ini kecuali
dalam keadaan yang sangat gent ing at au
memaksa21. Namun kalau perairan pedalaman

permanen at as sumber-sumber daya alam yang
t erkandung di dalamnya.
Garis bat as wilayah suat u negara ada
pula yang t erlet ak pada sungai yang mengalir di
perbat asan wilayah kedua negara. Dalam hal
ini, maka garis bat as wilayahnya adalah pada
t engah-t engah dari aliran sungai t ersebut . At au
bisa j uga dengan menet apkan garis bat as
wilayah negara-negara it u pada bagian-bagian
t erdalam dari sungai it u, yang disebut dengan
t hal weg17.
Wilayah perairan at au disebut j uga perairan t erit orial adalah bagian perairan yang
merupakan wilayah suat u negara18. Tidak semua negara di dunia ini memiliki wilayah perairan. Negara-negara yang seluruh wilayah
darat annya dikelilingi oleh wilayah darat an
negara-negara lain disebut negara t ak berpan-

ini t erbent uk karena adanya penarikan garis
pangkal lurus, maka hak lint as damai di
perairan t ersebut dapat dinikmat i oleh negaranegara lain. Perairan pedalaman ini meliput i
(1) Laut pedalaman, dan (2) Perairan darat .
Ket i ga, Selat , selat di sini adalah selat
yang dipergunakan unt uk pelayaran int ernasional ( st r ait s used f or i nt er nasi onal navi gat i on). 22 Ada dua kat egori dalam selat ini.
Pert ama, adalah selat -selat yang dipergunakan
bagi pelayaran int ernasional yang menghubungkan suat u laut lepas at au ZEE dengan laut lepas
at au ZEE lainnya. Hal t ersebut berlaku hak
lint as t ransit kapal asing. 23 Kedua, adalah selat selat yang menghubungkan laut lepas at au ZEE
dengan perairan yang t ermasuk dalam j urisdiksi
nasional (laut t erit orial) suat u negara asing.
Keempat , j alur t ambahan. Zona t am-

t ai at au negara bunt u ( l and l ock st at es). Negara-negara bunt u ini t idak memiliki wilayah
perairan. Misalnya negara Af ganist an, Laos, Nepal dan Bhut an di Asia; negara Af rika Tengah,
Uganda, Niger dan Chad di Af rika; negara Swiss,
Aust ria, Hongaria dan Luxemburg di Eropa;
sert a negara Paraguay di Amerika Lat in.
Wilayah perairan ini dibagi lagi menj adi
beberapa macam yait u pert ama Laut t errit orial, Laut Terit orial adalah laut yang t erlet ak
pada sisi luar dari garis pangkal ( base l i ne) dan
di sebelah luarnya dibat asi garis bat as luar
( out er l imi t ) t idak melebihi 12 mil laut . 19 Di dalam Laut Terit orial, negara mempunyai ke-

bahan merupakan zona dalam laut yang t erlet ak pada sisi luar garis pangkal dan berada di
luar laut t errit orial diukur sej auh 24 mil laut
dari garis pangkal. Dalam zona t ambahan negara mempunyai kekuasaan t erbat as unt uk
mencegah pelanggaran t erhadap perat uranperat uran bea cukai, f iskal, imigrasi, dan kesehat an.

17
18

19

I Wayan Part hi ana, op. ci t . , hl m. 149.
Ini berart i bahwa, di samping per air an yang t unduk pada
kedaul at an negara karena merupakan bagian wil ayahnya,
ada pul a bagi an perairan yang ber ada di l uar w il ayahnya
at au t idak t unduk pada kedaul at an negara. Perairan
seper t i ini misal nya adal ah l aut l epas ( hi gh seas).
Adapun yang di maksud dengan garis pangkal bukan
merupakan gari s dal am pengert ian nyat a.

20

21

22

23

Menurut Konvensi Hukum Laut 1982, Hak l int as damai
merupakan hak unt uk mel int as secepat -cepat nya t anpa
berhent i dan ber si f at damai t i dak menggangu kemanan
dan ket ert i ban negar a pant ai.
Jika kapal asing mel akukan hak l int as damai, maka kapal
t ersebut menj adi subyek hukum nasional negar a pemil ik
perairan pedal aman t er sebut .
Diat ur dal am Pasal 34 dan Pasal 35 Konvensi Hukum Laut
1982, Negara-negara yang ber ada di t epi sel at j uga
mempunyai yuri sdiksi penuh.
Hak l int as t ransit adal ah hak unt uk mel ewat i suat u sel at
yang di pergunakan unt uk pel ayaran i nt ernasional secara
t erus menerus, l angsung dan secepat mungkin ant ara
suat u bagi an l aut l epas at au ZEE dan bagian l aut l epas
at au ZEE.

332 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 10 No. 3 Sept ember 2010

Kel i ma, landas kont inen. Konvensi mendef inisikan landas kont inen sebagai dasar laut
dan t anah di bawahnya dari area di bawah
permukaan laut yang t erlet ak di luar laut
t erit orial sepanj ang kelanj ut an alamiah wilayah
darat annya hingga pinggiran luar t epi kont inen
at au hingga j arak 200 mil laut dari garis
pangkal dari mana lebar laut t epi kont inen
t idak mencapai j arak t ersebut .
Keenam , Zone Ekonomi Ekslusif (ZEE).
ZEE adalah zona selebar t idak lebih dari 200 mil
laut dari garis pangkal. Yurisdiksi yang dimiliki
negara pant ai at as ZEE adalah Pembuat an dan
pemakaian pulau buat an, inst alasi dan bangunan, riset ilmiah kelaut an, sert a perlindungan
dan pelest arian lingkungan laut . 24
Ket uj uh, laut lepas. Laut lepas merupakan res communi s, yait u laut yang t erbuka dan
bebas bagi semua negara. 25 Berkait an dengan
kedaulat an negara, suat u negara mempunyai
suat u hak pengej aran seket ika ( t he r i ght of hot
pur sui t ). 26 Pengej aran seket ika adalah hak
set iap negara pant ai unt uk melaksanakan suat u
pengej aran seket ika t erhadap kapal asing yang
melanggar perat uran perundang-undangan negara pant ai, dimulai dari perairan pedalaman,
perairan kepulauan, laut t ert orial at au j alur
t ambahan, dan j uga berlaku t erhadap pelanggaran-pelanggaran di ZEE dan landas kont inen
dari negara pant ai sampai ke laut t erit orial
negara kapal asing at au negara ket iga.
Kedel apan, kawasan ( sea bed area). Kawasan adalah dasar laut dan dasar samudra
sert a t anah di bawahnya di luar bat as-bat as
yurisdiksi nasional suat u negara. Namun dalam
perkembangannya t elah diakui prinsip-prinsip
warisan bersama umat manusia ( common
her it age of manki nd ) sert a t erbent uknya badan
ot orit a hukum laut 27.

Gagasan: Kondisi Riil Pulau-Pulau Terluar di
Indonesia
Pencet usan gagasan ini berasal dari kegelisahan yang t imbul saat melihat keadaan
pulau-pulau kecil t erluar yang sangat memprihat inkan. Salah sat u keprihat inan it u karena
t erbat asnya dat a dan inf ormasi t ent ang pulaupulau t ersebut , baik it u luas, pot ensi, karakt erist ik, dan peluang usaha yang dapat dikembangkan. Keadaan yang j uga memprihat inkan
adalah sebagian besar pulau-pulau kecil merupakan kawasan t ert inggal, t ingginya angka
kemiskinan yang dit andai dengan persent ase
angka keluarga pra-sej aht era. 28 Kondisi yang
menyedihkan ini sangat mungkin akibat dari
t idak merat anya pembangunan, t ermasuk kenyat aan bahwa penduduk pulau-pulau t erluar
ini t idak menikmat i hasil penj ualan sumber
daya dari pulau mereka yang dibeli secara
illegal oleh pengusaha negara t et angga. 29 Hal
t ersebut didukung dengan perbedaan yang
sangat mencolok dalam t ingkat kesej aht eraan
keluarga dengan negara t et angga.
Ket erbat asan sarana t ransport asi sert a
ket erbat asan sarana prasarana t elekomunikasi
yang menghubungkan ant ara pulau induk ( mai nl and) dengan pulau-pulau kecil mengakibat kan
kurangnya st imulasi t erhadap perkembangan
dan perlindungan pulau-pulau t erluar t ersebut .
Hal it u diperlukan karena pulau-pulau t ersebut
t erlet ak pada posisi paling luar negara Indonesia yang rawan akan sengket a bat as wilayah
maupun rusaknya ekosist em akibat minimnya
perhat ian pemerint ah. 30
Kondisi kesej aht eraan masyarakat set empat j uga sangat memprihat inkan. Rasa nasionalisme t erhadap negara Indonesia mereka sudah
sangat t erkikis akibat lebih seringnya mereka

28

24
25

26
27

Di at ur dal am Pasal 56 Konvensi Hukum Laut 1982.
Kebebasan Negar a t ersebut adal ah berl ayar, memasang
kabel dan pi pa bawah l aut , membangun pul au buat an
dan inst al asi buat an, menangkap ikan, dan r iset il mi ah
Jawahir Thont owi , op. ci t . , hl m. 189.
Era sebel umnya adal ah berl aku pr insip f r eedom
expl oi t at i on t anpa kewaj iban member i kont ri busi,
set el ah di akui common her i t age of manki nd t er dapat
kewaj i ban kont r ibusi bagi negar a yang mengekspl oit asi
sebesar 1%-7% kepada masyar akat int ernasional mel al ui
ot orit a Hukum l aut .

29

30

Suryo Sakt i Hadiw ij oyo, 2009, Bat as Wi l ayah Negar a
Indonesi a Di mensi , Per masal ahan, dan st r at egi Penanganan Sebuah Ti nj auan Empi r i s dan Yur i di s, Yogyakart a: PT Gava Medi a, hl m. 113.
Bambang Widodo Umar, Manaj emen Wi l ayah Per bat asan,
Makal ah, disampaikan pada FGD t ent ang Pengamanan
Wil ayah Perbat asan di Pont i anak, 12 Mei 2008, diakses
pada
websi t e
ht t p: / / idsps. org/ opt ion, com_docman
/ t ask, cat _view / gi d, 16/ dir, DESC/ or der, name/ It emid, 15/ l
imit , 5/ l i mit st art , 0/
Depart emen Luar Negeri RI, 2010, diakses pada websit e
ht t p: / / www. depl u. go. i d/ Pages/ New s. aspx?IDP=38&l =id
pada t anggal 7 Maret 2010.

Opt i mal isasi Pengel ol aan dan Pember dayaan Pul au-Pul au Terl uar … 333

berint eraksi dengan negara t et angga dibandingkan negara mereka sendiri sebagai akibat
lanj ut an dari kurangnya sarana t ransport asi dan
t elekomunikasi. Di samping it u, rendahnya perhat ian pemerint ah dan kurangnya perawat an
t erhadap pulau-pulau kecil t erluar it u, baik it u
dari sumber daya alam maupun sist em pemant auan pat roli dan pengawasan ( Monit or i ng,
Cont rol l i ng, and Sur vei l l ance), mengakibat kan
semakin renggangnya hubungan mereka dengan

t erint egrasi dalam kesat uan pengembangan
kawasan andalan dan pusat -pusat pert umbuhan.
Kedua, Perat uran Presiden Nomor 78
Tahun 2005 t ent ang Pengelolaan Pulau-Pulau
Kecil Terluar yang mempunyai t uj uan :
a. Menj aga keut uhan wilayah Negara Kesat uan
Republik Indonesia, keamanan nasional,
pert ahanan negara dan bangsa, sert a
mencipt akan st abilit as kawasan

Indonesia dan semakin dekat nya hubungan
dengan negara t et angga. 31
Hal yang lebih memprihat inkan lagi adalah t erdapat nya kesenj angan perhat ian dari
pemerint ah t erhadap pulau-pulau t erluar dibandingkan dengan pulau besar. Ini dit unj ukkan
dengan belum t erdapat nya perangkat hukum
yang dij adikan landasan pengelolaan pulau
t erluar, kewenangan pengelolaan masih di
t angan pemerint ah pusat , lemahnya penegakan
hukum, sert a belum t erdapat nya lembaga
pengelola perbat asan. 32

b. Memanf aat kan sumber daya alam dalam
rangka pembangunan berkelanj ut an
c. Memberdayakan masyarakat dalam rangka
peningkat an kesej aht eraan
Ket i ga, Pemerint ah mengeluarkan perat uran-perat uran t erkait Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil at au dikenal
dengan UU PWP dan PPK. 34 Undang-undang
Nomor. 27/ 2007 menj adi pet unj uk dalam
pelaksanaan kebij akan-kebij akan pemerint ah
t erkait wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Beberapa hal yang diat ur dalam UU ini meliput i
Perencanaan pengelolaan; Pemanf aat an berdasarkan ekosist em; Pemanf aat an pulau-pulau
kecil; Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3);
Konservasi; Hak akses masyarakat ; Pengawasan
dan pengendalian; Mit igasi bencana; Sanksi.
Keempat , dibent uknya Badan Nasional

Kebij akan Pemerintah dalam Mengatasi Permasalahan di Pulau-Pulau Terluar
Pemerint ah t elah berusaha unt uk memaksimalkan pot ensi pulau-pulau t erluar t ersebut ant ara lain dengan invent arisasi besert a
pemberian nama pulau-pulau t ersebut . Hal it u
j uga didukung oleh kebij akan pemerint ah yang
dapat dij elaskan sebagai berikut . 33
Per t ama, Perat uran Pemerint ah Nomor
47 Tahun 1997 t ent ang Rencana Tat a Ruang Wilayah Nasional t engah di- r eview dengan memperhat ikan aspek-aspek: Penanganan kawasan
perbat asan sebagai ’ beranda depan’ negara
dengan memadukan ant ara pendekat an pert ahanan-keamanan dan kesej aht eraan masyarakat , Sinergisit as pengembangan wilayah kelaut an dengan darat an secara saling mengunt ungkan melalui pengembangan kawasan
andalan laut dan kot a-kot a pant ai, Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
dan Penanganan kawasan t ert inggal (t ermasuk
pulau-pulau kecil yang t erpencil/ t erisolir) yang

Pengelolaan Perbat asan (BNPP). Pembent ukan
badan it u merupakan amanat Undang-Undang
No. 43 Tahun 2008 t ent ang Wilayah Negara,
t erut ama pada Bab IV Kelembagaan. Sesuai
dengan Pasal 14 ayat (1), unt uk mengelola
bat as wilayah negara dan mengelola kawasan
perbat asan pada t ingkat pusat dan daerah,
pemerint ah pusat dan pemerint ah daerah
membent uk Badan Pengelola Nasional dan
Badan Pengelola Daerah.

31

34

32
33

Dit j en Kel aut an dan Perikanan Bappenas, 2010.
Suryo Sakt i Hadiwi j oyo, op. ci t . , hl m. 116-118.
Diakses pada websit e : www. l it bang. com

Harapan Melalui Pengelolaan Pulau-Pulau
Terluar
Diharapkan dengan pengelolaan secara
int egral dan t erpadu, maka pot ensi pulau-pulau
t erluar dapat dimaksimalkan dan dij abarkan
menj adi t iga f ungsi ut ama yait u f ungsi perDinas Kel aut an dan Per ikanan , 2010, diakses pada websit e ht t p: / / www. dkp. go. id/ cont ent . php?c=4286 pada
t anggal 5 Mar et 2010.

334 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 10 No. 3 Sept ember 2010

t ahanan, f ungsi ekonomi, dan f ungsi konservasi
alam.
Per t ama, pulau-pulau t erluar sebagai
f ungsi pert ahanan bahwa pulau-pulau kecil
t erluar (t erut ama di perbat asan) berperan sebagai pint u gerbang at aupun garda depan
dalam menj aga keut uhan Negara Kesat uan
Republik Indonesia (NKRI). Melalui pengawasan
dan perlindungan pulau-pulau t erluar maka
sekaligus bat as-bat as wilayah akan t erj aga dan

lindungan at as eksist ensi pulau-pulau t erluar.
Dengan hal ini diharapkan akan t erj alin adanya
hubungan yang sinergis ant ara pemerint ah
pusat , pemerint ah daerah (baik provinsi maupun kebupat en/ kot a) dalam mengelola pulaupulau t erluar demi meningkat nya ket ahanan
nasional, perlindungan wilayah NKRI, dan
ut amanya demi meningkat nya kesej aht eraan
masyarakat .
Langkah-langkah st rat egis yang harus

t erawasi. Dengan demikian ket ahanan nasional
dan kesat uan wilayah NKRI dapat senant iasa
t erj aga dan t erlindungi dari berbagai ancaman.
Kedua, sebagai f ungsi ekonomi yait u
banyak t erdapat wilayah bisnis pot ensial yang
berbasis sumber daya (r esour ce-based i ndust r y )
yang merupakan habit at dan ekosist em pent ing
bagi penyediaan barang dan j asa, t ermasuk
j asa pelayanan pariwisat a maupun sit us
penelit ian kelaut an yang t ernyat a memiliki
pot ensi yang begit u luas apabila dikelola dan
dikembangkan secara opt imal. Hasil-hasil penelit ian maupun penyelidikan kelaut an memiliki
pot ensi ekonomi yang sangat besar apabila
dikemas secara menarik dan ekonomis.
Adapun f ungsi ket iga adalah sebagai pengat ur iklim global, siklus hidrologi dan biogeokimia, penyerap limbah, sumber plasma

dilakukan dalam pengelolaan pulau t erluar
yait u pert ama, pemerint ah daerah membuat
kebij akan yang isinya sesuai dengan keadaan
pulau-pulau t erluar yang t erdapat di daerah
yang bersangkut an. Hal t ersebut dibut uhkan
karena dapat dij adikan sebagai landasan hukum
pelaksanaan dan t indakan masyarakat dalam
mengelola pulau-pulau t erluar. Kebij akan ini
hendaknya didasarkan at as realit a yang ada di
pulau t ersebut , sehingga diharapkan kebij akan
t ersebut sesuai dengan kondisi pulau t ersebut ,
khas dan bersif at spesif ik.
Kedua, memberikan pengert ian dan pemahaman t ent ang pent ingnya peran pulaupulau t erluar bagi ket ahanan nasional t erhadap
masyarakat yang bert empat t inggal di wilayah
yang bersangkut an sehingga masyarakat mengert i apa yang seharusnya dilakukan demi

nut f ah, sumber energi alt ernat if , dan sist em
penunj ang kehidupan lainnya yang merupakan
penj abaran dari syst em f ungsi ekologis. Fungsi
ket iga ini merupakan f ungsi yang begit u luas
karena menyangkut berbagai sekt or dan memiliki manf aat yang luas, t idak hanya bagi
masyarakat lokal at au nasional, namun j uga
dapat dimanf aat kan bagi kepent ingan int ernasional.

Para pihak yang terlibat
Ide kreat if ini mempert imbangkan peran
sert a semua warga negara Indonesia t ermasuk
masyarakat yang mendiami pulau-pulau t erluar,
pemerint ah pusat , dan t erut ama pemerint ah
daerah unt uk dapat membant u mengimplement asikan gagasan ini. Melalui peran sert a para

kesej aht eraan dan keamanan daerahnya. Hal
t ersebut harus dilakukan dengan cara dan media yang t epat mengingat kondisi masyarakat
pulau-pulau t erluar yang masih rendah t ingkat
pendidikannya. Melalui kesadaran yang t umbuh
di ant ara masyarakat pulau-pulau t erluar, diharapkan dapat pula dibangun rasa nasionalisme yang lebih baik. Dengan pengert ian dan
rasa nasionalisme yang cukup, masyarakat akan
merasa memiliki pulau yang bersangkut an.
Ket i ga, pemerint ah pusat lebih memperhat ikan kondisi dari pulau-pulau t erluar wilayah
Negara Kesat uan Republik Indonesia. Hal ini
dilakukan dengan cara pembukaan lapangan
pekerj aan dan perbaikan pendidikan di pulaupulau t erluar. Peningkat an mut u pendidikan
dan kesehat an diperlukan karena selama ini

pihak dalam implement asi gagasan ini, mereka
dapat berkont ribusi secara nyat a unt uk mempert ahankan kedaulat an Indonesia melalui per-

pendidikan dan kesehat an pulau-pulau t erluar
masih memprihat inkan. Perhat ian yang diberikan pemerint ah pusat hendaknya dapat pula

Opt i mal isasi Pengel ol aan dan Pember dayaan Pul au-Pul au Terl uar … 335

memperbaiki j alinan komunikasi yang semula
sangat renggang, sehingga st imulasi peningkat an t ingkat pendidikan, kesehat an sert a
kesej aht eraan
dapat
dilakukan
secara
berkelanj ut an.
Keempat , penanaman modal unt uk program pembangunan semaksimal mungkin di daerah/ wilayah pulau-pulau yang bersangkut an.
Hal t ersebut dapat dilakukan dengan kerj asama
dengan negara t et angga dalam hal ekonomi dan

(sepert i halnya Pulau Sipadan dan Ligit an) t idak
akan t erj adi lagi. 36, 37
Gagasan-gagasan di at as dapat secara
sederhana dij elaskan bahwa pengelolaan secara
ekonomi mengedepankan peningkat an perekonomian perbat asan melalui kerj asama ant ar
negara sebagai usaha pengembangan pert umbuhan ekonomi; pengelolaan dalam bidang pert ahanan keamanan dilakukan dengan cara meningkat kan kesadaran, pengert ian masyarakat

invest asi. Hal t ersebut dapat dimulai dari t ingkat kecamat an dengan pengembangan ekonomi
secara selekt if dan bert ahap dengan memperhat ikan t ahapan perencanaan sehingga t uj uan
peningkat an kesej aht eraan masyarakat yang
akhirnya dapat meningkat kan pendapat an
negara, dapat t ercapai dengan kerj asama
ant arnegara. Dengan adanya usaha peningkat an
perekonomian ini, diharapkan selain kesej aht eraan masyarakat yang ada di pulau-pulau
t erluar dapat membaik, dapat pula meminimalkan berbagai t indak kej ahat an ekonomi ( i l l egal
l oggi ng, i l l egal f i shi ng, dan lain-lain) yang t erj adi di perbat asan. 35
Kel i ma, pemerint ah daerah dapat melakukan promosi mengenai pot ensi pariwisat a
sert a keindahan pulau-pulau kecil t erluar yang
nant inya dapat meningkat kan pendapat an

dan nasionalisme
sert a dengan melengkapi
sarana dan prasarana penunj ang bagi masyarakat ; dalam bidang sumber daya manusia
melalui peningkat an kualit as manusia dan
pengembangan kelembagaan masyarakat ; sert a
di bidang sosial budaya melalui pemanf aat an
dan perlindungan sumber daya alam secara
opt imal
dengan
t et ap
mempert ahankan
kearif an lokal.
Apabila langkah-langkah t ersebut dilaksanakan, maka diharapkan keberadaan pulaupulau t erluar Negara Kesat uan Republik Indonesia yang mempunyai berbagai pot ensi
menj adi lebih diperhat ikan secara khusus baik
oleh pemerint ah pusat , pemerint ah daerah
maupun masyarakat , sehingga t idak t erj adi
cl ai m pulau-pulau t erluar milik Indonesia oleh
negara lain.

daerah yang akan mempengaruhi kesej aht eraan
masyarakat di pulau t ersebut . Promosi dapat
dilakukan melalui pengiriman dut a wisat a yang
mempromosikan pot ensi sumber daya, kekayaan pulau yang bersangkut an, sert a peluang-peluang invest asi baik secara domest ik
maupun int ernasional. Melalui promosi ini
Indonesia dapat memperkenalkan pulau-pulau
t ersebut sebagai milik Indonesia, sehingga
klaim pulau t ersebut sebagai milik bangsa lain
dapat dihindari. Di samping it u, usaha ini
merupakan usaha pengelolaan secara ef ekt if
( ef f ect ive occupat ion ), sehingga klaim oleh
negara lain at as dasar ef f ect i ve occupat ion

Berdasarkan uraian di at as, dapat diringkas beberapa t ugas pent ing bagi bangsa
Indonesia dalam melindungi dan melakukan
opt imalisasi pengelolaan pulau-pulau t erluar,
ant ara lain : Pert ama, melaksanakan penat aan
dan penguat an kelembagaan pemerint ah pusat
maupun daerah sehingga mampu menghasilkan
kebij akan yang ef ekt if dan t epat sasaran;
Kedua, mewuj udkan f ormat kerj a t erpadu dan
komprehensif ant ara pemerint ah pusat dengan
pemerint ah daerah dengan f okus peningkat an
kesej aht eraan masyarakat dari aspek sosial,
ekonomi, budaya, dan kelembagaan; Ket iga,
melakukan pengembangan dan penat aan sarana
dan prasarana dengan memperhat ikan daya
dukung lingkungan ant ara lain t ransport asi,

35

Bambang Widodo Umar, Manaj emen Wi l ayah Per bat asan,
Makal ah, disampaikan pada FGD t ent ang Pengamanan
Wil ayah Perbat asan di Pont i anak, 12 Mei 2008, diakses
pada websit e
ht t p: / / i dsps. org/ opt ion, com_docman/
t ask, cat _view/ gi d, 16/ dir, DESC/ order, name/ It emi d, 15/ l i
mit , 5/ l i mit st art , 0/ pada bul an November 2010.

36
37

Brian Tayl or Sumner , op. ci t . , hl m. 1784.
Gil l i an Triggs, Mar i t i me Boundar y Di sput es of t he Sout h
Chi na Sea: Int er nat i onal Legal Issues, Legal St udies
Research Paper no. 09/ 37, May 2009, Universit y of Sidney : Sidney Law School .

336 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 10 No. 3 Sept ember 2010

komunikasi, sumber air bersih, inf rast rukt ur
yang mendukung.
Tugas-t ugas di at as merupakan t ugast ugas konsept ual yang masih membut uhkan
t eknik implement asi yang t epat . Berikut ini
beberapa t eknik implement asi yang dit awarkan
oleh penulis, ant ara lain pert ama, memberikan
pemahaman t erhadap masyarakat besert a pemerint ah daerah t ent ang pot ensi yang dimiliki
oleh pulau-pulau t ersebut melalui kunj ungan,

Keenam , t erwuj udnya kedaulat an negara yang
ut uh, sebagai hasil dari pengelolaan yang
ef ekt if oleh masyarakat lokal t erhadap pulaupulau t erluar.

t at ap muka, maupun pemanf aat an media yang
menj angkau masyarakat di pulau-pulau t erluar;
Kedua, melakukan invent arisasi, kaj ian pengelolaan, dan pengembangan pot ensi pulau-pulau
t erluar; Ket i ga, melakukan diskusi panel, seminar, at au lokakarya yang melibat kan pemerint ah pusat , pemerint ah daerah, masyarakat , dan
t im ahli mengenai pot ensi dan f ormula pengelolaan yang harus dilakukan, baik secara
umum maupun secara spesif ik bagi t iap-t iap
pulau at au kumpulan pulau dengan karakt erist ik t ert ent u yang serupa; Keempat , mewuj udkan iklim dan peluang usaha yang kondusif bagi
invest asi dengan mengembangkan pola kemit raan dan kerj a sama ant arnegara, Kel i ma,
meningkat kan kualit as sumber daya manusia
melalui pelat ihan ket erampilan bagi masyarakat , pengembangan pendidikan, kesehat an,

dalam pulau-pulau t erluarnya. Pulau-pulau t erluar merupakan sumber kekayaan yang belum
t ergarap sekaligus garda depan ket ahanan dan
keamanan negara. Tanpa pengelolaan dan
perlindungan yang opt imal, kekayaan negara
sangat mudah dicuri oleh pihak luar dan
keamanan negara pun t erancam. Sehingga
usaha-usaha perlindungan dan pengelolaan
harus segera dilakukan.
Penguat an kelembagaan pemerint ah yang
diikut i dengan kerj a sama ant ara pusat dan
daerah, diharapkan mampu memberikan perhat ian dan pengelolaan yang lebih baik t erhadap pulau-pulau t erluar. Dit unj ang dengan
peningkat an sumber
daya manusia dan
peningkat an kesej aht eraan masyarakat dengan
memanf aat kan pot ensi pulau-pulau t erluar,
maka kerj a sama ant ara pemerint ah dan

perhubungan, komunikasi dan inf ormasi.
Berdasarkan gagasan yang t elah penulis
ut arakan t erdapat beberapa hal yang dapat kit a
peroleh sebagai hasil dari implement asi st rat egi
di at as, ant ara lain per t ama, dilaksanakannya
kerj asama dengan negara t et angga, maka akan
meningkat kan kualit as kerj asama dengan negara t et angga, khususnya dalam bidang perdagangan; Kedua, t erwuj udnya sekit ar 200
pulau kecil yang memiliki inf rast ukt ur yang
memadai; Ket i ga, t ercipt anya ekosist em yang
seimbang dengan dilakukannya pengelolaan
sumber daya alam hayat i; Keempat , meningkat knya iklim invest asi dan perdagangan yang
dapat meningkat kan kesej aht eraan ekonomi
masyarakat ; Kel i ma, t ercipt anya koordinasi dan
sinkronisasi ant ara pemerint ah pusat , peme-

masyarakat dapat senant iasa menj aga keut uhan
bangsa melalui pulau-pulau t erluar di wilayah
Negara Kesat uan Republik Indonesia.

rint ah daerah, dan masyarakat dalam hal pengembangan dan pendayagunaan t eknologi pendukung pembangunan pulau-pulau t erluar; dan

Penutup
Negara Kesat uan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang dengan j umlah
pulau t erbesar di dunia dan memiliki kekayaan
yang berlimpah, t ak t erkecuali yang t erkandung

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Per masal ahan Kel aut an Yang Muncul
Dal am Negar a Kepul auan Indonesia.
diakses pada websit e ht t p: / / www. sumba
wanews. com/ berit a/ opini/ permasalahan
-kelaut an-yang-muncul-dalam-negarake
pulauan-indonesia/ pdf . ht ml t anggal 5
Maret 2010;
Depart emen Luar Negeri RI, diakses pada
websit e ht t p: / / www. deplu. go. id/ Pages/
News. aspx?IDP=38&l=id pada t anggal 7
Maret 2010;
Dinas Kelaut an dan Perikanan. 2010. diakses
pada websit e ht t p: / / www. dkp. go. id/
cont ent . php?c=4286 t anggal 5 Maret
2010;

Opt i mal isasi Pengel ol aan dan Pember dayaan Pul au-Pul au Terl uar … 337

Hadiwij oyo, Suryo Sakt i. 2009. Bat as Wi l ayah
Negar a Indonesi a Di mensi , Permasal ahan, dan st r at egi Penanganan Sebuah
Ti nj auan Empir i s dan Yur i di s, Yogyakart a: PT Gava Media;
Kant or Berit a Ant ara, diakses pada websit e
ht t p: / / www. ant ara. co. id/ view/ ?i=12284
82066&c=NAS&s= pada t anggal 5 Februari
2010;
Ma’ arif , Syamsul. 2009. Makal ah Pengel ol aan
Pul au Ter l uar dal am Manaj emen Pul au
Ter l uar . Fakult as Geograf i UGM. 23 Januari 2009;
Part hiana, I Wayan. 2003. Pengant ar Hukum Int er nasional . Bandung: Mandar Maj u;
Shaw, Malcolm N. 1997. Int er nat i onal Law .
Cambridge: Cambridge Universit y Press;
Susant o, Bambang. “ Kaj ian Yuridis Permasalahan Bat as Marit im Wilayah Laut Republik Indonesia (Suat u Pandangan TNI AL
Bagi Pengamanan Bat as wilayah Laut
RI)” . Indonesi an Jour nal of Int er nat i onal
Law , Special Edit ion December 2004;
Sumner, Brian Taylor. “ Territ orial Disput es at
The Int ernat ional Court of Just ice” , Duke
Law Jour nal vol. 53. 2004;
Thont owi, Jawahir. 2006. Hukum Int er nasional
Kont empor er . Bandung: Ref ika Adit ama;
Triggs, Gillian. “ Mar i t i me Boundar y Di sput es of
t he Sout h Chi na Sea: Int ernat ional Legal
Issues” . Legal St udi es Resear ch Paper
No. 09/ 37, May 2009
Umar, Bambang Widodo. Manaj emen Wi l ayah
Per bat asan. Makalah. disampaikan pada
FGD t ent ang
Pengamanan
Wilayah
Perbat asan di Pont ianak. 12 Mei 2008.
diakses pada websit e ht t p: / / idsps. org/
opt ion, com_docman/ t ask, cat _view/ gid, 1
6/ dir, DESC/ order, name/ It emid, 15/ limit ,
5/ limit st art , 0/ .