PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH untuk
PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
Tetty Harahap, ST, M.Eng
PROFIL SINGKAT
Nama : Tetty Harahap
Panggilan : Tetty
Alamat : Jalan Sapta Marga, Palembang
Pendidikan : S1, Perencanaan Wilayah dan Kota, UGM Yogyakarta
S2, Magister PKD, UGM Yogyakarta
Kontak : 083869984750, 081325664218(WA)
tettyharahap4@gmail.com
KONTRAK BELAJAR
RUANG LINGKUP PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
Dimensi
Tools/unsur
Bidang Ilmu
Pemahaman
1.
2.
3.
teori-teori dasar
Teknik-teknik analisis
Model-model sistem
Perencanaan
4.
Formulasi wilayah dan
tujuan (visi) umum
Teknik-teknik
desain/pemetaan
Formulasi rencana
Teknik pengambilan
keputusan
•
•
•
•
•
•
Regional Science
Teori Lokasi
Geobiofisik
Geografi
Sosiologi
Ekonomi
•
•
8. Evaluasi
9. Target jangka pendek
10. pelaksanaan
•
Regional Planning
Politik
Lokal/Wilayah
Public policy
Administrasi
Pemerintahan
Community
Planning
Community
Development
Manajemen
Seni/Art
5.
6.
7.
Kebijakan dan
Proses Pelaksanaan
•
•
•
•
•
Teori
Terapan
CONTOH SEBUAH WILAYAH
PERKOTAAN/URBAN
WATERFRONT
DESA-KOTA
ATAU YANG DIBATASI SECARA
ADMINISTRATF
Misal ?
GARIS BESAR MATERI
•Kehidupan kota dan wilayah memiliki dinamika
dan selalu ada problematikanya.
Situasi kondisi tata fisik - sosial budaya – ekonomi pengelolaan menggambarkan bagaimana kota
dan wilayah tumbuh berkembang mencerminkan
proses dinamika yang perlu dicermati
keberadaannya.
•Para calon perencana, sebelum mencuatkan tugas
perencanaan kota dan wilayah perlu melakukan
penela’ahan eksistensi kota dan wilayah
mencermati seperti apa organisasi kehidupan kota
dan wilayah – bagian komponen/fungsi –
problema/penyakit – konteks tertentu untuk bisa
mendeskripsikan anatomis objek amatan.
GARIS BESAR MATERI
Para perencana –dalam fungsi dan perannyaselalu harus membangun untuk masa depan
kehidupan kota dan wilayah yang lebih baik. Hal
ini layak dilakukan saat masih calon curahkan
perhatian pada dasar landasan kerjanya
secermat mungkin pada upaya dalami situasi
kondisi kota dan wilayah untuk bisa memiliki
daya kesan yang memadai terhadap objek
garapan kerjanya.
GARIS BESAR MATERI
Ruang Hidup
Ruang Gerak
Ruang Huni
Menjadi OBYEK KE‘JA dari kegiatan P‘O“E“
PERENCANAAN yang akan datang dapat
kesan mendalam seperti apa adanya
SOSBUD
-Kehidupan kota dan wilayah
-Dinamikanya
-Persoalannya
EKONOMI
-Konteksnya
Perlu cermatan
‘MULTI DISPLIN’ dan
INTERAKSI LINTAS
PENGELOLAAN
FISIK
ADA PERTANYAAN?
MATA KULIAH PPW
adalah persiapan untuk studio III : Perencanan
dan Pengembangan Wilayah
Sehingga apa yang akan dipelajari disini dan
bagaimana kita belajar akan mempengaruhi
kerja di studio III nanti
MENGAPA KITA HARUS
MEMPELAJARI WILAYAH?
Sumber : slide presentasi askotwil PWK UGM, Oleh GR dan RES
•Ruang sebagai wadah aktivitas manusia - terbentuk
dari sistem nilai komunal
•Sistem nilai komunal terbentuk/terpengaruh dari faktor
geografis yang melingkupi komunitas tersebut:
•Iklim, suhu
•Jenis tanah, geologi
•Curah hujan, siklus air
•Benda-benda (manmade/natural object)
MENGAPA KITA HARUS MEMPELAJARI
WILAYAH?
SISTEM NILAI
FAKTOR
GEOGRAFIS
AKTIVITAS
MANUSIA/KOMUNAL
ruang wilayah
Perencanaan ruang wilayah
PEMAHAMAN AWAL ATAS
WILAYAH
•Mengapa kita perlu mempelajari wilayah?
•Disparitas daerah (baik dalam konteks kegiatan ekonomi, akumulasi
sumberdaya alam, potensi yang dimiliki)
•Mobilitas penduduk dan investasi kegiatan industri antar daerah (baik
di tingkat provinsi, dalam satu pulau-antar pulau, nasional maupun
internasional / ASEAN)
•Bagaimana kita membedakan kota dengan wilayah?
•Kota merupakan area yang didominasi oleh guna lahan non-pertanian
(sektor sekunder & tersier), sementara wilayah lebih didominasi oleh
fungsi produktif dari sektor primer & sekunder
•Karakteristik penduduk kota lebih beragam dibandingkan dengan
penduduk wilayah
PEMAHAMAN AWAL ATAS
WILAYAH
•Bagaimana hubungan wilayah fenomena urbanisasi dan
penciptaan metropolitan?
•Urbanisasi muncul karena daya tarik-daya dorong yang dimiliki oleh
desa dan kota pada saat bersamaan – memunculkan backwash-spread
effect(s)
•Adanya backwash-spread effect(s) (Gunnar Myrdal) menyebabkan
munculnya metropolitan dalam bentuk fenomena desa-kota
•Bagaimana hubungan wilayah dengan skala (teknis)?
•Untuk wilayah yang berada di pulau Jawa-Bali, tingkat kedalaman
setidak-tidaknya 1:50.000 atau lebih besar
•Untuk wilayah yang berada di luar pulau Jawa-Bali, tingkat kedalaman
setidak-tidaknya 1:100.000 atau lebih besar
HUBUNGAN WILAYAH
DENGAN KOTA
•Pada awalnya adalah kota dan kehidupan perkotaan – daya tarik
kehidupan kota memunculkan urbanisasi
•Mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya memunculkan
konsekuensi: kebutuhan tempat tinggal
•Lahan perkotaan terbatas (adanya batasan administratif) – kebutuhan
permukiman terus meningkat lahan pinggiran menjadi sasaran
•Fenomena urbanisasi dalam konteks spasial muncul: desa-kota (McGee)
bila terus berkembang menjadi model pertumbuhan metropolitan
HUBUNGAN WILAYAH
DENGAN KOTA
KOTA SATELIT
KOTA SATELIT
KOTA
UTAMA
KOTA SATELIT
KOTA SATELIT
SISTEM KOTA-KOTA BERDASARKAN
EBENEZER HOWARD
KOTA SATELIT
HUBUNGAN WILAYAH DENGAN KOTA
•Coba berikan contoh!
Peripheries
Supplies
CITY
Emissions
Rural areas
SISTEM KOTA-KOTA DAN WILAYAH
•Sistem kota-kota merupakan hubungan antar kota yang terbentuk dari
adanya aliran (mobilitas) elemen-elemen penyusun kehidupan dan
aktivitas perkotaan (manusia, barang, dll) yang dimunculkan dalam
bentuk hirarki kota-kota (skala kota-kota)
•Mobilitas masuk (input) bergerak menuju ke kota-kota berskala tinggi
karena daya tarik yang dimilikinya
•Mobilitas keluar (output) bergerak keluar karena kota-kota berskala
tinggi sudah tidak mampu mendukung seluruh aktivitas yang
dibangkitkan olehnya – muncul dalam bentuk spread effects
SISTEM KOTA-KOTA DAN WILAYAH
3
3
3
2
2
3
1
2
3
3
SISTEM KOTA-KOTA DAN WILAYAH
•Berikan contoh!!! (Sum-Sel)
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
•Urbanisasi
•Perpindahan penduduk dari desa ke kota
•Perubahan perilaku penduduk pinggiran perkotaan
•Perubahan aspek spasial ruang pinggiran perkotaan
•Perpindahan penduduk dari desa ke kota
•Tuntutan penyediaan lapangan kerja bertambah
•Tuntutan penyediaan permukiman bertambah (lahan kota tidak bertambah
luas)
•Perubahan aspek spasial ruang pinggiran perkotaan
•Ruang pinggiran perkotaan (hinterland) berubah fungsi dari
pertanian/perkebunan (primer) menjadi jasa/komersial (tersier)
•Intensitas penggunaan lahan meningkat
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
DEFINISI PERENCANAAN
•Proses pemecahan permasalahan yang berorientasi pada masa yang
akan datang yang dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara (Glasson,
1974)
•
Suatu proses yang menerus yang melibatkan keputusan-keputusan,
atau pilihan-pilihan, mengenai cara-cara alternatif penggunaan
sumber-sumber daya, dengan tujuan menghasilkan sasaran-sasaran
spesifik untuk waktu yang akan datang (Diana Conyers and Peter Hills,
1984:3 )
•(Hartshorn, 1991)
•(Friedmann & Weaver)
DEFINISI PERENCANAAN
SISTEM NILAI
MONOTONY
CHAOTIC
ruang
AKTIVITAS
NORMA
RAGAM PERENCANAAN
•Perencanaan spasial (tata ruang)
•Perencanaan (tata ruang) kota - RUTRK
•Perencanaan (tata ruang) wilayah – RTRW
•Perencanaan pembangunan (ekonomi)
•Perencanaan sektoral
•Perencanaan partisipatif – community development
•Perencanaan kelembagaan
RUANG LINGKUP PERENCANAAN SPASIAL
BILATERAL/MULTILATERAL
WILAYAH (INTERNASIONAL)
RUANG LINGKUP
1 NEGARA
NASIONAL
WILAYAH (PROVINSI)
WILAYAH (KABUPATEN)
WILAYAH (METROPOLITAN)
KOTA / KAWASAN KOTA
KOMUNITAS
NEIGHBORHOOD
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
Di dalam ruang ada berbagai kepentingan:
•Pada tingkat global
•Kepentingan umat manusia dan kelestarian bumi sebagai wadah kehidupan
umat
•Pada tingkat makro/nasional/regional
•Kepentingan keberlanjutan lingkungan hidup
•Kepentingan keberlanjutan sumberdaya untuk kepentingan ekonomi masy
•Pada tingkat lokal
•Kepentingan penghindaran bahaya lingkungan
•Kepentingan pemanfaatan sumberdaya ruang dan isinya
•Kepentingan pribadi/kelompok/usaha terhadap hak atas ruang
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
•Pada hakekatnya terjadi perbenturan dalam pemanfaatan ruang antara
•Kehendak untuk mempertahankan keberlanjutan kehidupan dengan
kehendak untuk memanfaatkan sumberdaya
Atau dapat disebutkan sebagai
•Kepentingan bersama/kepentingan umum untuk menjaga lingkungan dengan
kepentingan pribadi untuk memanfaatkan ruang sebagai kebutuhan
ekonomis
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
•Nilai ruang tidak merata dipandang dari berbagai sudut: kesuburan,
kekuatan, ketahanan tanah, kandungan mineral, kemiringan,
ketersediaan air, sosial, kepemilikan, estetika dsb
•Pemanfaatan ruang dibatasi oleh sifat-sifat tersebut yang sesuai
dengan pemanfaatannya
•Masukan teknologi diperlukan untuk menyesuaikan sifat-sifat ruang
dengan pemanfaatan yang diinginkan
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
•Benturan antara kepentingan keberlanjutan lingkungan dan ekonomi
didalam konteks perbedaan nilai ruang, pemanfaatan ruang dan
kebutuhan masukan teknologi – ruang perlu ditata pemanfaatannya
agar:
•Tidak menyebabkan patahnya keberlanjutan kehidupan
•Ruang dimanfaatkan sesuai nilai yang diembannya
•Pemegang hak legal atas ruang memperoleh manfaat yang wajar
atas kepemilikannya
PRODUK PERENCANAAN TATA RUANG
•Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota
•Rencana Struktur & Pola Pemanfaatan Ruang Kota
•Struktur Pemanfaatan Ruang
• Arahan pengembangan dan distribusi penduduk
• Rencana sistem pusat pelayanan perkotaan
• Rencana sistem jaringan transportasi
• Rencana sistem jaringan utilitas
• Persampahan
•Pola Pemanfaatan Ruang
• Kawasan budidaya perkotaan
• Kawasan lindung
•Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung, Budidaya Perkotaan & Kawasan ttt
•Rencana Pengelolaan Kawasan Tertentu di Perkotaan
DAFTAR PUSTAKA
•Buku Wajib:
• Glasson, John. (1974). An Introduction to Regional Planning: Concept, theory
& practice. London: Hutchinson.
• Rustiadi, Ernan, dkk (2011). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta
Crespent Press
•Buku penunjang:
• Bendavid-Val, Avrom. (1991). Regional and Local Economic Analysis for
Practitioners, 4th ed.
• Fujita, M. et.al. (1991). The Spatial Economy: Cities, regions, and international
trade. Cambridge: The MIT Press.
• Hall, Peter. (1981). Urban & Regional Planning.
• Hartshorn, Truman. (1992). Interpreting the City: An urban geography. New
York: John Wiley & Sons.
• Hoover, Edgar M. & Frank Giarratani. (1984). An Introduction to Regional
Economics, 3rd ed. New York: Alfred A. Knopf.
• Stohr, Walter & D.R. Fraser Taylor (eds.). (1981). Development from Above or
Below? The dialectics of regional planning in developing countries. Chichester:
John Wiley & Sons.
PENGEMBANGAN WILAYAH
Tetty Harahap, ST, M.Eng
PROFIL SINGKAT
Nama : Tetty Harahap
Panggilan : Tetty
Alamat : Jalan Sapta Marga, Palembang
Pendidikan : S1, Perencanaan Wilayah dan Kota, UGM Yogyakarta
S2, Magister PKD, UGM Yogyakarta
Kontak : 083869984750, 081325664218(WA)
tettyharahap4@gmail.com
KONTRAK BELAJAR
RUANG LINGKUP PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
Dimensi
Tools/unsur
Bidang Ilmu
Pemahaman
1.
2.
3.
teori-teori dasar
Teknik-teknik analisis
Model-model sistem
Perencanaan
4.
Formulasi wilayah dan
tujuan (visi) umum
Teknik-teknik
desain/pemetaan
Formulasi rencana
Teknik pengambilan
keputusan
•
•
•
•
•
•
Regional Science
Teori Lokasi
Geobiofisik
Geografi
Sosiologi
Ekonomi
•
•
8. Evaluasi
9. Target jangka pendek
10. pelaksanaan
•
Regional Planning
Politik
Lokal/Wilayah
Public policy
Administrasi
Pemerintahan
Community
Planning
Community
Development
Manajemen
Seni/Art
5.
6.
7.
Kebijakan dan
Proses Pelaksanaan
•
•
•
•
•
Teori
Terapan
CONTOH SEBUAH WILAYAH
PERKOTAAN/URBAN
WATERFRONT
DESA-KOTA
ATAU YANG DIBATASI SECARA
ADMINISTRATF
Misal ?
GARIS BESAR MATERI
•Kehidupan kota dan wilayah memiliki dinamika
dan selalu ada problematikanya.
Situasi kondisi tata fisik - sosial budaya – ekonomi pengelolaan menggambarkan bagaimana kota
dan wilayah tumbuh berkembang mencerminkan
proses dinamika yang perlu dicermati
keberadaannya.
•Para calon perencana, sebelum mencuatkan tugas
perencanaan kota dan wilayah perlu melakukan
penela’ahan eksistensi kota dan wilayah
mencermati seperti apa organisasi kehidupan kota
dan wilayah – bagian komponen/fungsi –
problema/penyakit – konteks tertentu untuk bisa
mendeskripsikan anatomis objek amatan.
GARIS BESAR MATERI
Para perencana –dalam fungsi dan perannyaselalu harus membangun untuk masa depan
kehidupan kota dan wilayah yang lebih baik. Hal
ini layak dilakukan saat masih calon curahkan
perhatian pada dasar landasan kerjanya
secermat mungkin pada upaya dalami situasi
kondisi kota dan wilayah untuk bisa memiliki
daya kesan yang memadai terhadap objek
garapan kerjanya.
GARIS BESAR MATERI
Ruang Hidup
Ruang Gerak
Ruang Huni
Menjadi OBYEK KE‘JA dari kegiatan P‘O“E“
PERENCANAAN yang akan datang dapat
kesan mendalam seperti apa adanya
SOSBUD
-Kehidupan kota dan wilayah
-Dinamikanya
-Persoalannya
EKONOMI
-Konteksnya
Perlu cermatan
‘MULTI DISPLIN’ dan
INTERAKSI LINTAS
PENGELOLAAN
FISIK
ADA PERTANYAAN?
MATA KULIAH PPW
adalah persiapan untuk studio III : Perencanan
dan Pengembangan Wilayah
Sehingga apa yang akan dipelajari disini dan
bagaimana kita belajar akan mempengaruhi
kerja di studio III nanti
MENGAPA KITA HARUS
MEMPELAJARI WILAYAH?
Sumber : slide presentasi askotwil PWK UGM, Oleh GR dan RES
•Ruang sebagai wadah aktivitas manusia - terbentuk
dari sistem nilai komunal
•Sistem nilai komunal terbentuk/terpengaruh dari faktor
geografis yang melingkupi komunitas tersebut:
•Iklim, suhu
•Jenis tanah, geologi
•Curah hujan, siklus air
•Benda-benda (manmade/natural object)
MENGAPA KITA HARUS MEMPELAJARI
WILAYAH?
SISTEM NILAI
FAKTOR
GEOGRAFIS
AKTIVITAS
MANUSIA/KOMUNAL
ruang wilayah
Perencanaan ruang wilayah
PEMAHAMAN AWAL ATAS
WILAYAH
•Mengapa kita perlu mempelajari wilayah?
•Disparitas daerah (baik dalam konteks kegiatan ekonomi, akumulasi
sumberdaya alam, potensi yang dimiliki)
•Mobilitas penduduk dan investasi kegiatan industri antar daerah (baik
di tingkat provinsi, dalam satu pulau-antar pulau, nasional maupun
internasional / ASEAN)
•Bagaimana kita membedakan kota dengan wilayah?
•Kota merupakan area yang didominasi oleh guna lahan non-pertanian
(sektor sekunder & tersier), sementara wilayah lebih didominasi oleh
fungsi produktif dari sektor primer & sekunder
•Karakteristik penduduk kota lebih beragam dibandingkan dengan
penduduk wilayah
PEMAHAMAN AWAL ATAS
WILAYAH
•Bagaimana hubungan wilayah fenomena urbanisasi dan
penciptaan metropolitan?
•Urbanisasi muncul karena daya tarik-daya dorong yang dimiliki oleh
desa dan kota pada saat bersamaan – memunculkan backwash-spread
effect(s)
•Adanya backwash-spread effect(s) (Gunnar Myrdal) menyebabkan
munculnya metropolitan dalam bentuk fenomena desa-kota
•Bagaimana hubungan wilayah dengan skala (teknis)?
•Untuk wilayah yang berada di pulau Jawa-Bali, tingkat kedalaman
setidak-tidaknya 1:50.000 atau lebih besar
•Untuk wilayah yang berada di luar pulau Jawa-Bali, tingkat kedalaman
setidak-tidaknya 1:100.000 atau lebih besar
HUBUNGAN WILAYAH
DENGAN KOTA
•Pada awalnya adalah kota dan kehidupan perkotaan – daya tarik
kehidupan kota memunculkan urbanisasi
•Mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya memunculkan
konsekuensi: kebutuhan tempat tinggal
•Lahan perkotaan terbatas (adanya batasan administratif) – kebutuhan
permukiman terus meningkat lahan pinggiran menjadi sasaran
•Fenomena urbanisasi dalam konteks spasial muncul: desa-kota (McGee)
bila terus berkembang menjadi model pertumbuhan metropolitan
HUBUNGAN WILAYAH
DENGAN KOTA
KOTA SATELIT
KOTA SATELIT
KOTA
UTAMA
KOTA SATELIT
KOTA SATELIT
SISTEM KOTA-KOTA BERDASARKAN
EBENEZER HOWARD
KOTA SATELIT
HUBUNGAN WILAYAH DENGAN KOTA
•Coba berikan contoh!
Peripheries
Supplies
CITY
Emissions
Rural areas
SISTEM KOTA-KOTA DAN WILAYAH
•Sistem kota-kota merupakan hubungan antar kota yang terbentuk dari
adanya aliran (mobilitas) elemen-elemen penyusun kehidupan dan
aktivitas perkotaan (manusia, barang, dll) yang dimunculkan dalam
bentuk hirarki kota-kota (skala kota-kota)
•Mobilitas masuk (input) bergerak menuju ke kota-kota berskala tinggi
karena daya tarik yang dimilikinya
•Mobilitas keluar (output) bergerak keluar karena kota-kota berskala
tinggi sudah tidak mampu mendukung seluruh aktivitas yang
dibangkitkan olehnya – muncul dalam bentuk spread effects
SISTEM KOTA-KOTA DAN WILAYAH
3
3
3
2
2
3
1
2
3
3
SISTEM KOTA-KOTA DAN WILAYAH
•Berikan contoh!!! (Sum-Sel)
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
•Urbanisasi
•Perpindahan penduduk dari desa ke kota
•Perubahan perilaku penduduk pinggiran perkotaan
•Perubahan aspek spasial ruang pinggiran perkotaan
•Perpindahan penduduk dari desa ke kota
•Tuntutan penyediaan lapangan kerja bertambah
•Tuntutan penyediaan permukiman bertambah (lahan kota tidak bertambah
luas)
•Perubahan aspek spasial ruang pinggiran perkotaan
•Ruang pinggiran perkotaan (hinterland) berubah fungsi dari
pertanian/perkebunan (primer) menjadi jasa/komersial (tersier)
•Intensitas penggunaan lahan meningkat
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
URBANISASI DAN FENOMENA DESA-KOTA
DEFINISI PERENCANAAN
•Proses pemecahan permasalahan yang berorientasi pada masa yang
akan datang yang dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara (Glasson,
1974)
•
Suatu proses yang menerus yang melibatkan keputusan-keputusan,
atau pilihan-pilihan, mengenai cara-cara alternatif penggunaan
sumber-sumber daya, dengan tujuan menghasilkan sasaran-sasaran
spesifik untuk waktu yang akan datang (Diana Conyers and Peter Hills,
1984:3 )
•(Hartshorn, 1991)
•(Friedmann & Weaver)
DEFINISI PERENCANAAN
SISTEM NILAI
MONOTONY
CHAOTIC
ruang
AKTIVITAS
NORMA
RAGAM PERENCANAAN
•Perencanaan spasial (tata ruang)
•Perencanaan (tata ruang) kota - RUTRK
•Perencanaan (tata ruang) wilayah – RTRW
•Perencanaan pembangunan (ekonomi)
•Perencanaan sektoral
•Perencanaan partisipatif – community development
•Perencanaan kelembagaan
RUANG LINGKUP PERENCANAAN SPASIAL
BILATERAL/MULTILATERAL
WILAYAH (INTERNASIONAL)
RUANG LINGKUP
1 NEGARA
NASIONAL
WILAYAH (PROVINSI)
WILAYAH (KABUPATEN)
WILAYAH (METROPOLITAN)
KOTA / KAWASAN KOTA
KOMUNITAS
NEIGHBORHOOD
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
Di dalam ruang ada berbagai kepentingan:
•Pada tingkat global
•Kepentingan umat manusia dan kelestarian bumi sebagai wadah kehidupan
umat
•Pada tingkat makro/nasional/regional
•Kepentingan keberlanjutan lingkungan hidup
•Kepentingan keberlanjutan sumberdaya untuk kepentingan ekonomi masy
•Pada tingkat lokal
•Kepentingan penghindaran bahaya lingkungan
•Kepentingan pemanfaatan sumberdaya ruang dan isinya
•Kepentingan pribadi/kelompok/usaha terhadap hak atas ruang
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
•Pada hakekatnya terjadi perbenturan dalam pemanfaatan ruang antara
•Kehendak untuk mempertahankan keberlanjutan kehidupan dengan
kehendak untuk memanfaatkan sumberdaya
Atau dapat disebutkan sebagai
•Kepentingan bersama/kepentingan umum untuk menjaga lingkungan dengan
kepentingan pribadi untuk memanfaatkan ruang sebagai kebutuhan
ekonomis
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
•Nilai ruang tidak merata dipandang dari berbagai sudut: kesuburan,
kekuatan, ketahanan tanah, kandungan mineral, kemiringan,
ketersediaan air, sosial, kepemilikan, estetika dsb
•Pemanfaatan ruang dibatasi oleh sifat-sifat tersebut yang sesuai
dengan pemanfaatannya
•Masukan teknologi diperlukan untuk menyesuaikan sifat-sifat ruang
dengan pemanfaatan yang diinginkan
MENGAPA RUANG PERLU DITATA?
•Benturan antara kepentingan keberlanjutan lingkungan dan ekonomi
didalam konteks perbedaan nilai ruang, pemanfaatan ruang dan
kebutuhan masukan teknologi – ruang perlu ditata pemanfaatannya
agar:
•Tidak menyebabkan patahnya keberlanjutan kehidupan
•Ruang dimanfaatkan sesuai nilai yang diembannya
•Pemegang hak legal atas ruang memperoleh manfaat yang wajar
atas kepemilikannya
PRODUK PERENCANAAN TATA RUANG
•Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota
•Rencana Struktur & Pola Pemanfaatan Ruang Kota
•Struktur Pemanfaatan Ruang
• Arahan pengembangan dan distribusi penduduk
• Rencana sistem pusat pelayanan perkotaan
• Rencana sistem jaringan transportasi
• Rencana sistem jaringan utilitas
• Persampahan
•Pola Pemanfaatan Ruang
• Kawasan budidaya perkotaan
• Kawasan lindung
•Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung, Budidaya Perkotaan & Kawasan ttt
•Rencana Pengelolaan Kawasan Tertentu di Perkotaan
DAFTAR PUSTAKA
•Buku Wajib:
• Glasson, John. (1974). An Introduction to Regional Planning: Concept, theory
& practice. London: Hutchinson.
• Rustiadi, Ernan, dkk (2011). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta
Crespent Press
•Buku penunjang:
• Bendavid-Val, Avrom. (1991). Regional and Local Economic Analysis for
Practitioners, 4th ed.
• Fujita, M. et.al. (1991). The Spatial Economy: Cities, regions, and international
trade. Cambridge: The MIT Press.
• Hall, Peter. (1981). Urban & Regional Planning.
• Hartshorn, Truman. (1992). Interpreting the City: An urban geography. New
York: John Wiley & Sons.
• Hoover, Edgar M. & Frank Giarratani. (1984). An Introduction to Regional
Economics, 3rd ed. New York: Alfred A. Knopf.
• Stohr, Walter & D.R. Fraser Taylor (eds.). (1981). Development from Above or
Below? The dialectics of regional planning in developing countries. Chichester:
John Wiley & Sons.