ALIRAN FILSAFAT DAN METODE PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang
tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses
dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika
merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu
membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping
nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga
bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak
tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Semenjak Immanuel Kant yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu
yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat;
maka semenjak itu pula refleksi filsafat mengenai pengetahuan manusia menjadi menarik
perhatian. Dan lahirlah pada abad 18 cabang filsafat yang disebut sebagai filsafat
pengetahuan (theory of knowledge atau epistemology). Melalui cabang filsafat ini
diterangkan sumber serta tatacara untuk menggunakan sarana dan metode yang sesuai guna
mencapai pengetahuan ilmiah. Diselidiki pula evidensi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi

bagi apa yang disebut kebenaran ilmiah, serta batas batas validitasnya.
Mula-mula filsafat berarti sifat seseorang berusaha menjadi bijak, selanjutnya filsafat
mulai menyempit yaitu lebih menekankan pada latihan berpikir untuk memenuhi kesenangan
intelektual (intelectual curiosity), juga filsafat pada masa ini ialah menjawab pertanyaan yang
tinggi yaitu pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh sains. Secara terminologi filsafat
banyak diartikan oleh para ahli secara berbeda, perbedaan konotasi filsafat disebabkan oleh
pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat
itu sendiri seperti; James melihat konotasi filsafat sebagai kumpulan pertanyaan yang tidak
pernah terjawab oleh sains secara memuaskan. Russel melihat filsafat pada sifatnya ialah
usaha menjawab, objeknya ultimate question. Phytagoras menunjukkan filsafat sebagai
perenungan tentang ketuhanan. Poedjawijatna (1974: 11) menyatakan filsafat diartikan ingin
mencapai pandai, cinta, pada kebijakan, dan sebagai jenis pengetahuan yang berusaha
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
1 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

Hasbullah Bakry (1971: 11) mengatakan filsafat menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagiamana sikap manusia itu harus setelah mencapai pengetahuan itu, dan masih banyak
pendapat dari tokoh-tokoh lainnya.

B. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Agar mahasiswa tahu tentang perkembangan filsafat.
2. Agar para mahasiswa mengetahui tentang macam-macam aliran dalam filsafat.
3.Agar mahasiswa dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan seetiap aliran

2 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat secara harfiah berasal kata Philo berarti cinta, Sophos berarti ilmu atau
hikmah, jadi filsafat secara istilah berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Pengertian dari
teori lain menyatakan kata Arab falsafah dari bahasa Yunani, philosophia: philos berarti cinta
(loving), Sophia berarti pengetahuan atau hikmah (wisdom), jadi Philosophia berarti cinta
kepada kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran. Pelaku filsafat berarti filosof, berarti: a
lover of wisdom. Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang
menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Ariestoteles
(filosof Yunani kuno) mengatakan filsafat memperhatikan seluruh pengetahuan, kadangkadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi). Adapun pengertian filsafat
mengalami perkembangan sesuai era yang berkembang pula. Pada abad modern (Herbert)
filsafat berarti suatu pekerjaan yang timbul dari pemikiran. Terbagi atas 3 bagian: logika,

metafisika dan estetika (termasuk di dalamnya etika).
Filsafat menempatkan pengetahuan sebagai sasaran, maka dengan demikian
pengetahuan tidak terlepas dari pendidikan. Jadi, filsafat sangat berpengaruh dalam aktifitas
pendidikan seperti manajemen pendidikan, perencanaan pendidikan, evaluasi pendidikan, dan
lain-lain. Karena ada pengaruh tersebut, maka dalam makalah ini mencoba untuk membahas
tentang keterkaitan paradigma aliran-aliran filsafat tersebut dengan kajian pendidikan
khususnya manajemen pendidikan.
B. Perkembangan Filsafat
Masyarakat primitif menganut pemikiran mitosentris yang mengandalkan mitos guna
menjelaskan fenomena alam. Perubahan pola pikir dari mitosentris menjadi logo-sentris
membuat manusia bisa membedakan kondisi riil dan ilusi, sehingga mampu ke-luar dari
mitologi dan memperoleh dasar pengetahuan ilmiah. Ini adalah titik awal ma-nusia
menggunakan rasio untuk meneliti serta mempertanyakan dirinya dan alam raya. Pertama,
Filsafat kuno dan abad pertengahan Di masa ini, pertanyaan tentang asal usul alam mulai
dijawab dengan pendekat-an rasional, tidak dengan mitos. Subjek (manusia) mulai
mengambil jarak dari objek (alam) sehingga kerja logika (akal pikiran) mulai dominan.
Sebelum era Socrates, kaji-an difokuskan pada alam yang berlandaskan spekulasi metafisik.

3 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t


Menurut Heraklitos (535-475 SM), realita di alam selalu berubah, tidak ada yang tetap
(api sebagai simbol perubahan di alam) sementara Parmenides (515-440 SM) mengatakan
bahwa realita di alam merupakan satu kesatuan yang tidak bergerak sehingga perubahan tidak
mungkin terjadi.
Pada era Socrates, kajian filosofis mulai menjurus pada manusia dan mulai ada pemikiran
bahwa tidak ada kebenaran yang absolut. Beberapa filosof populernya adalah Socrates (479399 SM), Plato (427-437 SM) dan Aristotles (384-322 SM). Socrates mendefinisikan,
menganalisis dan mensintesa kebenaran objektif yang universal melalui metode dialog
(dialektika). Satu pertanyaan dijawab dengan satu jawaban.
Plato mengembangkan konsep dualisme (adanya bentuk dan persepsi). Ide yang
ditangkap oleh pikiran (persepsi) lebih nyata dari objek material (bentuk) yang dilihat indra.
Sifat persepsi tidak tetap dan bisa berubah, sementara bentuk adalah sesuatu yang tetap.
Aristotles menyatakan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Filsuf
ini juga memperkenalkan silogisme, yaitu penggunaan logika berdasarkan analisis bahasa
guna menarik kesimpulan. Silogisme memiliki dua premis mayor dan satu ke-simpulan
sehingga, suatu pernyataan benar harus sesuai dengan minimal dua pernyataan pendukung.
Logika ini disebut juga dengan logika deduktif yang mengukur valid tidak-nya sebuah
pemikiran.
Pada abad pertengahan (abad 12–13 SM) mulai dilakukan analisis rasional terha-dap
sifat-sifat alam dan Allah, analisis suatu kejadian/materi, bentuk, ketidaknampakan, logika
dan bahasa. Salah satu filsufnya adalah Thomas Aquinas (1225-1274). Kedua, Filsafat

modern (abad 15 sampai dengan sekarang) Berkembang beberapa paham yang menguatkan
kedudukan humanisme sebagai dasar dalam perkembangan hidup manusia dan pengetahuan.
Paham rasionalisme menyatakan bahwa akal merupakan alat terpenting untuk memperoleh
dan menguji pengetahuan.
C. Macam Macam Aliran Filsafat Serta Kelemahan dan Kelebihannya
1. Idealisme
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi
pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang
materi dan fisik. Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, pikiran,
diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi. Kata idealisme pun merupakan
4 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz pada awal abad
18. Ia menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan
materialisme Epikuros.
Istilah Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang yang mental dan
ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20
istilah ini banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat. Tokoh-tokoh lain cukup
banyak ; Barkeley, Jonathan Edwards, Howison, Edmund Husserl, Messer dan
sebagainya.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ALIRAN IDEALISME
Kelebihan :


Meningkatkan daya pemikiran dari segi menghasilkan ide yang benar dan boleh
dipakai. Kelemahan :



Anggapan terhadap sesuatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang masa.

Kelemahan :


Anggapan terhadap sesuatu nilai atau kebenaran yang kekal sepanjang masa.

2. Rasionalisme
Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa
fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.
Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana, yang

dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual. Rasionalisme
modern hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang
diterangkan René Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada ketergantungan
rasionalisme modern terhadap sains yang mengandalkan percobaan dan pengamatan,
suatu hal yang ditentang rasionalisme kontinental sama sekali

5 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ALIRAN RASIONALISME
Kelebihan :


Mampu menyusun sistem – sistem kefilsafatan yang berasal dari manusia.
Umpamanya logika, yang sejak zaman Aristoteles, kemudian matematika dan
kebenaran rasio diuji dengan verifikasi kosistensi logis.



Dalam menalar dan menjelaskan pemahaman – pemahaman yang rumit,
kemudian Rasionalisme memberikan kontribusi pada mereka yang tertarik

untuk menggeluti masalah – masalah filosofi. Rasionalisme berpikir
menjelaskan dan menekankan kala budi sebagai karunia lebih yang dimiliki
oleh semua manusia.

Kelemahan :
Doktrin – doktrin filsafat rasio cenderung mementingkan subjek daripada
objek, sehingga rasionalisme hanya berpikir yang keluar dari akal budinya saja
yang benar, tanpa memerhatikan objek – objek rasional secara peka.
Kelemahan rasionalisme adalah memahami objek di luar cakupan rasionalitas
sehingga titik kelemahan tersebut mengundang kritikan tajam , sekaligus
memulai permusuhan baru dengan sesama pemikir filsafat yang kurang setuju
dengan sistem – sistem filosofis yang subjektif tersebut.
Rasionalisme adalah pendekatan filosofis yang menekankan akal budi sebagai sumber
utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas , dan bebas berpendapat bahwa
pengalaman atau pengamatan bukan suatu jaminan untuk mendapat kebenaran.
Beberapa realitas dapat dicapai validitasnya tanpa bantuan pengalaman empirisme. Di
antaranya adalah dengan deduksi dan intuisi adalah suatu metode pemikiran tanpa
dibuktikan dengan metode empirisme, namun mengandung kebenaran yang tidak dapat
diragukan lagi.
Konsekuensi rasional adalah seba-akibat, akiba kebenaran adalah sebab – sebab

yang menyatakannya benar, sedangkan kebenaran beberapa realitas dapat dikenali
dengan adanya sebab – sebab dan akibat tersebut.

6 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

3. Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibatakibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan
kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan
praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. Dasar dari pragmatisme adalah
logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata
merupakan fakta-fakta individual dan konkret. Dunia ditampilkan apa adanya dan
perbedaan diterima begitu saja.
Representasi atau penjelmaan realitas yang muncul di pikiran manusia selalu
bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika
memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak
mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat
metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam
sejarah.


7 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PRAGMATISME
Kelebihan :


Membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun
teknologi.



Pragmatisme telah berhasil membumikan filsafat dari corak sifat yang Tender
Minded yang cenderung berfikir metafisis, idealis, abstrak, intelektualis.

Kelemahan :


Filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di
nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir
masyarakat yang matrealis.




Pagmatisme sangat mendewakan kemampuan akal dalam mencapai kebutuhan
kehidupan,

maka

sikap-sikap

semacam

ini

menjurus

kepada

ateisme.

4. Empirisme
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa
manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah David Hume, George
Berkeley dan John Locke.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN EMPIRISME
Kelebihan empirime :
 Pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena faham
empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
Kelemahan empirisme :
 Indra terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah benda itu kecil benda itu
kecil? Tidak. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat melaporkan objek salah.
 Indera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gulara rasanya pahit, udara panas
dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
 Objek yang menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu sebenarnya tidak
sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia membihongi indera. Ini jleas dapat
menimbulkan inderawi yang salah.

8 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

 Indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sini mata) tidak mampu melihat
seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat memperlihatkan
badannya secara keseluruhan. Jika melihatnya dari depan, yang kelihatan adalah
kepala kerbau, dan kerbau pada saat itu memang tidak mampu sekaligus
memperlihatkan

ekornya.

Kesimpulannya

ialah

empirisme

lemah

karena

keterbatasan indera manusia.
5. Positivisme
Istilah positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut
asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme
adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut
paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu
sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan
aturan-aturan, demikian juga alam.
KELEBIHAN KELEMAHAN POSITIVISME
Kelebihan :
 Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari faham ini
jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
 Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik dan teknologi.
 Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada epistemology
ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar pemikirannya.
Kelemahan :


Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak
dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic
semua hal itu dinafikan.



Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat
menemukan pengetahuan yang valid.

6. Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami sebagai
bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan hidup yang
mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam
kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi
alam indra. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi
9 | A l i r a n A l i r a n Fi l s a f a t

disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran)
materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb).
Maka materilisme adalah paham yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua
fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi.
Kemudian, istilah inipun sering digunakan dalam filsafat.
Filsuf yang pertama kali memperkenalkan paham ini adalah Epikuros. Ia
merupakan salah satu filsuf terkemuka pada masa filsafat kuno. Selain Epikuros, filsuf
lain yang juga turut mengembangakan aliran filsafat ini adalah Demokritos dan
Lucretius Carus. Pendapat mereka tentang materialisme, dapat kita samakan dengan
materialisme yang berkembang di Prancis pada masa pencerahan. Dua karangan karya
La Mettrie yang cukup terkenal mewakili paham ini adalah L'homme machine
(manusia mesin) dan L'homme plante (manusia tumbuhan).
Dalam waktu yang sama, di tempat lain muncul seorang Baron von Holbach yang
mengemukakan suatu materialisme ateisme. Materialisme ateisme serupa dalam bentuk
dan substansinya, yang tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak. Jiwa sebetulnya
sama dengan fungsi-fungsi otak. Pada Abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal
Jerman seperti Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang
kemudian meneruskan keberadaan materialisme.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MATEREALISME
Kelebihan :


Mengganggap materi itu berada di atas segala-galanya.

Kelemahan :


Memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya, tidak dari saling hubungannya,
tetapi dipandang sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.



Melihat segala sesuatu tidak dari geraknya, melainkan sebagai yang diam, mati dan
tidak berubah-ubah.

7. Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia
individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan
secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya
10 | A l i r a n A l i r a n F i l s a f a t

tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang
eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing
individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.
Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat, khususnya tradisi
filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Adaan itu dihadirkan lewat kebebasan. Pertanyaan utama yang berhubungan dengan
eksistensialisme adalah melulu soal kebebasan. Apakah kebebasan itu? bagaimanakah
manusia yang bebas itu? dan sesuai dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan,
eksistensialisme menolak mentah-mentah bentuk determinasi terhadap kebebasan
kecuali kebebasan itu sendiri.
Dalam studi sekolahan filsafat eksistensialisme paling dikenal hadir lewat JeanPaul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to be free",
manusia dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah kemudian manusia
bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan
eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam istilah orde
baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang bertanggung jawab"? Bagi
eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya universalitas manusia, maka
batasan dari kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan individu lain.
Namun, menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi “seorang yang lain
daripada yang lain”, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu yang berada
diluar kendali manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru
yang menjadi esensi dari eksistensialisme. Membuat sebuah pilihan atas dasar
keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan adalah inti dari
eksistensialisme. Sebagai contoh, mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi
seperti dokter, desainer, insinyur, pebisnis dan sebagainya, tetapi yang dipersoalkan
oleh eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi dokter atas keinginan orang tua, atau
keinginan sendiri.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN EKSISTENSIALISME
Kelebihan:


Mengerti akan semua realitas.



Mengetahui pengetahuan tentang manusia.

11 | A l i r a n A l i r a n F i l s a f a t

Kekurangan :


Mengabaikan Perintah Tuhan.



Menyangkal

realitas

dan

12 | A l i r a n A l i r a n F i l s a f a t

kesungguhan

perikehidupan

antar

manusia.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah hasil pemikiran ahli-ahli filsafat atau filosof-filosof sepanjang
zaman diseluruh dunia. Sejarah pemikiran filsafat yang amat panjang dibandingkan
dengan sejarah ilmu pengetahuan, telah memperkaya khazanah (perbendaharaan) ilmu
filsafat. Sebagai ilmu tersendiri filsafat tidak saja telah menarik minat dan perhatian
para pemikir, tetapi bahkan filsafat telah amat banyak mempengaruhi perkembangan
keseluruh budaya umat manusia. Filsafat telah mempengaruhi sistem politik, sistem
sosial, sistem ideologi semua bangsa-bangsa-bangsa. Juga filsafat mempengaruhi
sistem ilmu pengetahuan itu sendiri, yang tersimpul di dalam filsafat ilmu
pengetahuan tertentu seperti filsafat huku, filsafat ekonomi, filsafat ilmu kedoteran,
filsafat pendidikan dan sebagainya. Akhirnya yang pokok dari semua iatu, filsfat telah
mempengaruhi sikap hidup, cara berpikir, kepercayaan atau ideologinya. Filsafat telah
mewarisi subyek atau pribadi sedemikian kuat, sehingga tiap orang menjadi penganut
suatu faham filsafat baik sadar maupun tidak, langsung ataupun tidak langsung.
Ajaran filsafat pada dasarnya adalah hasil pemikiran seseorang atau beberapa
orang ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Perbedaan-perbedaan cara
dalam meng-approach suatu masalah akan melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang
berbeda-beda tentang masalah yang sama. Perbedaan-perbedaan itu dapat juga
disebabkan latar belakang pribadi para ahli tersebut, di samping pengaruh zaman,
kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat. Kenyataan-kenyataan itu melatar
belakangi perbedaan-perbedaan tiap-tiap pokok suatu ajaran filsafat. Dan oleh
penelitian para ahli kemudian, ajaran filsafat tersebut disusun dalam satu sistematika
dengan kategori tertentu. Klasifikasi inilah yang melahirkan apa yang kita kenal
sebagai suatu aliran (sistem) suatu ajaran filsafat. Suatu ajaran filsafat dapat pula
sebagai produk suatu zaman, produk suatu cultural and social matrix. Dengan
demikian suatu ajaran filsafat dapat merupakan reaksi dan aksi atas sesuatu realita di
dalam kehidupan manusia. Filsafat dapat berbentuk cita-cita, idealisme yang secara
radikal berhasrat meninggalkan suatu pola kehidupan tertentu.

13 | A l i r a n A l i r a n F i l s a f a t

Terkhusus pada bidang filsafat awal mula timbulnya berasal dari rasa ingin
tahu kemudian terbentuklah mitos yang mempercayai keberadaan sifat gaib yaitu rohroh di balik alam jagat raya ini, dan ini dipercayai oleh orang dahulu sebagai suatu
kebenaran. Selanjutnya rasa kritis pun mulai menderai orang-orang atas kebenaran
mitos itu rasa sangsi pun muncul, lalu ingin kepastian, timbulnya pertanyaan dan rasarasa tersebut adalah dasar timbulnya filsafat. Berdasarkan kenyataan sejarah, filsafat
bukanlah semata-mata hasil perenungan, hasil pemikiran kreatif yang terlepas
daripada pra kondisi yang menantang. Paling sedikit, ide-ide filosofis adalah jawaban
terhadap problem yang menentang pikiran manusia, jawaban atas ketidak tahuan, atau
verifikasi tentang sesuatu. Filsafat juga merupakan usaha meneuhi dorongandorongan rasional manusiawi demi kepuasan rohaniah, untuk kemantangan pribadi,
untuk integritas.

14 | A l i r a n A l i r a n F i l s a f a t