MANUSIA SAINS TEKNOLOGI SENI DAN AGAMA.d

MAKALAH IPA TERAPAN

MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, SENI DAN AGAMA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
IPA Terapan yang dibimbing oleh Bapak Ridwan Joharmawan dan Ibu Metri Dian
Insani

OLEH
VINDYASTIKA INKE R.
130351615587
Pendidikan IPA / Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Januari 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
sebab manusia telah diberi bentuk atau rupa yang paling baik dan dengan
kemampuan akal yang lebih baik daripada makhluk lain. Secara biologis
manusia dikatakan sebagai homo sapiens yang artinya spesies mamalia yang
memiliki tingkat kecerdasan berpikir yang tinggi dibandingkan dengan spesies
lainnya. Melalui kelebihan yang dimiliki manusia dalam mengembangkan
pemikiran intelektual dan akalnya tersebut, manusia mampu melahirkan
perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat. Manusia sebagai homo sapiens
atau manusia berfikir akan menghasilkan beragam pemikiran, seperti sains,
teknologi (homo faber), seni (homo esteticus) dan pengetahuan agama. Sains,
teknologi, seni dan agama merupakan hal terpenting dalam kebudayaan dan
peradaban.
Sains, teknologi, seni dan agama merupakan hal yang sangat berkaitan
erat dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tanpa ilmu atau sains
tidak akan lahir teknologi, sedangkan tanpa teknologi, ilmu sulit berkembang
pesat. Baik ilmu maupun teknologi memerlukan sentuhan seni dalam
pengembangannya. Manusia memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber
dan melalui banyak cara dan jalan, tetapi semua pengetahuan pada akhirnya
berasal dari Tuhan, dan disitulah peran agama dibutuhkan. Ilmu pengetahuan

digunakan untuk mengetahui “apa”, sementara teknologi untuk mengetahui
“bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan, dan
teknologi sebagai seni yang saling berinteraksi dengan ilmu pengetahuan,
sedangkan agama sebagai alat untuk

mengontrol dan menstabilkan

perkembangan ilmu atau sains, teknologi, dan seni untuk mewujudkan
keselarasan hidup guna menciptakan kerukunan dan perdamaian umat
beragama di seluruh dunia.

2

Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau
manusia sudah menggunakan teknologi. Perkembangan teknologi terjadi
karena seseorang menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah
yang dihadapinya. Perkembangan sains dan teknologi yang demikian
mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan

oleh perangkat mesin- mesin otomatis. Melalui sains dan teknologi pula
muncul berbagai karya seni yang lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat
meningkatkan minat manusia dalam mengembangkan karya seni yang lebih
baik. Ringkas kata kemajuan sains dan teknologi yang telah kita capai sekarang
benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Sumbangan

sains,

teknlogi

dan

seni

terhadap

peradaban


dan

kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa
pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa sains, teknologi dan seni
mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Kalaupun sains,
teknologi dan seni mampu mengungkap semua kenyataan rahasia alam dan
kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab sains,
teknologi dan seni hanya mampu menampilkan kenyataan, bukan kebenaran.
Sebagai manusia beragama, kita tentu menyadari bahwa kebenaran yang pasti
berasal dari Tuhan dan telah dijelaskan dalam agama masing-masing.
Seringkali, kenyataan yang ditunjukkan oleh sains, teknologi dan seni
berbanding terbalik dengan kebenaran yang telah di tuliskan dalam agama.
Seharusnya, sains, teknologi dan seni dapat diakui dan diterima oleh
masyarakat jika unsur agama ikut andil dalam menyelaraskan kenyataan yang
dibuktikan oleh sains, teknologi dan agama dengan kebenaran mutlak yang
berasal dari Tuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian manusia, sains, teknologi, seni dan agama ?
2. Bagaimana hubungan antara manusia, sains, teknologi, seni dan agama ?
3


3. Bagaimana pengalaman saudara tentang dampak negatif perkembangan
sains, teknologi, seni dan agama ?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian manusia, sains, teknologi, seni dan agama.
2. Menjelaskan hubungan antara manusia, sains, teknologi, seni dan agama.
3. Menjelaskan pengalaman tentang dampak perkembangan sains, teknologi,
seni dan agama.

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, SENI DAN AGAMA


Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta) atau

“mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal

budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu. Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks.
Manusia merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual.
Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivisasikan dirinya.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk monopluralis, yaitu makhluk
yang terdapat banyak keragaman dalam dirinya, tetapi keragaman tersebut hanya
terdapat pada satu jiwa. Keragaman-keragaman manusia sebagai makhluk
monopluralis tersebut diantaranya:
1. Susunan kodrat
Susunan kodrat manusia adalah mempunyai dua dimensi yaitu:
a. Jasmani : Sebagai bodi/badan atau rangka, yang terlihat oleh indera kita.
b. Rohani : Sebagai ruh atau yang mengisi dan menjalankan badan tersebut.
Dimana dalam dimensi rohani manusia terdapat cipta, rasa, dan karsa.
2. Sifat kodrat
Secara kodrati sifat kodrat manusia yaitu sebagai berikut:
a. Makhluk individu. Manusia dikatakan sebagai makhluk individu karena
setiap manusia tercipta dengan kepribadian, keunikan, serta kekurangan
dan kelebihan masing-masing sehingga setiap individu manusia berbedabeda dan memiliki ciri khas masing-masing.


5

b. Makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena
manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap manusia saling membutuhkan
untuk dapat melangsungkan hidupnya.
3. Kedudukan kodrat
Dalam kodratnya manusia memiliki kedudukan sebagai:
a. Makhluk pribadi. Sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai hak dan
kewajiban.Dalam menjalankan hak dan kewajiban ini haruslah
berlandaskan moral dan tanggung jawab sehingga dapat berjalan
seimbang sebagaimana mestinya.
b. Makhluk Tuhan. Sebagai makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban
beribadah kepada Allah SWT serta segala sesuatu tindakan manusia akan
diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Selain mempunyai
hakekat hidup, manusia juga memiliki sifat-sifat, diantaranya yaitu:
o Sebagai makhluk yang berakal
o Sebagai makhluk yang berbahasa
o Sebagai makhluk yang beragama
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas maka dalam diri manusia selalu

mempunyai pola pikir, pengharapan atau cita-cita serta kehendak untuk
mendapatkan penghidupan yang lebih baik dari dalam kehidupannya dengan cara
menciptakan sesuatu.


Sains (Ilmu Pengetahuan)
Sains berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan. Secara

istilah sains adalah “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan
pembuktian” atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari
hukum – hukum alam yang terjadi, misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui
metode ilmiah. Sains merupakan suatu proses untuk mencari dan menemui
suatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat
makhluk untuk menerangkan hukum-hukum alam. Sains dalam hal ini merujuk
kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan

6

pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena –
fenomena yang terjadi di alam.

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara
sistematis, dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi

juga merupakan

suatu proses

penemuan, artinya hasil observasi atau pengamatan baik di laboratorium
untuk ilmu-ilmu kealaman maupun di masyarakat untuk ilmu-ilmu social. Sains
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu natural science dan socio science. Kata dasar
yang diambil dari kata sains adalah scientia yang berarti knowledge (ilmu).Tetapi,
tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah Ilmu
yang dapat diuji (hasil dari pengamatan sesungguhnya) kebenarannya dan
dikembangkan secara sistematis dengan kaidah-kaidah tertentu berdasarkan
kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang ditemukan tersebut
boleh dipercayai, melalui eksperimen secara tepat.
Sains memberi penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia
dalam menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam
semesta. Proses mencari kebenaran (jawaban) tentang persoalan-persoalan secara

sistematik dinamakan pendekatan saintifik dan pendekatan ini menjadi landasan
perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban
manusia. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan
dan teknologi.


Teknologi
Secara etimologis, teknologi berasal dari “techne” atau cara dan “logos”

atau pengetahuan. Secara harfiah teknologi dapat diartikan sebagai pengetahuan
tentang cara. Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia. Kata Yunani kuno “techne” berarti seni kerajinan,
dan dari kata “techne” kemudian lahirlah perkataan “technikos” yang berarti
seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu

7


pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Dengan demikian teknologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang menerapkan
suatu teori dalam kenyataan yang praktis dan memiliki tujuan tertentu dengan
menggunakan suatu peralatan tertentu (Sujarwa, 2010 : 297).
Teknologi merupakan sarana yang amat penting untuk kehidupan
masyarakat di jaman yang modern ini di berbagai bidang untuk mencapai
tujuan-tujuan yang praktis. Istilah teknologi merupakan produk sains atau ilmu
pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau
perwujudan sesuatu. Kecendrungan inipun mempunyai suatu akibat dimana
teknologi dianggap sebagai penerapan sains. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari
ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik
objektif dan netral, dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena
memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan
sains dan teknologi.
Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala aktivitas yang
berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga..Penciptaan teknologi ini didorong
oleh ciri otomatisme dari fenomena teknik kehidupan masa kini yang
menginginkan segala sesuatu menjadi lebih cepat dan mudah. Sama dengan sains,
hasil penggunaan teknologi juga memberikan kontribusi yang besar dari
kesejahteraan hidup manusia di segala aspek kehidupan. Namun sayangnya
sekarang ini tidak semua teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, justru ada
pula teknologi yang malah membantu menjadi boomerang akibat salah dalam
memanfaatkannya. Oleh karena itu dalam memanfaatkan teknologi haruslah
didasari dengan moral dan etika yang baik serta tanggung jawab sosial yang
beradab.
Terdapat tiga macam teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli,
yaitu:
1. Teknologi Modern. Teknologi ini memiliki ciri-ciri :
o Padat modal
o Mekanis elektris setempat
o Menggunakan bahan import

8

o Berdasarkan penelitian mutakhir, dll.
2. Teknologi Madya. Teknologi ini memiliki ciri-ciri :
o Padat karya
o Dapat dikejakan oleh keterampilan setempat
o Menggunakan alat setempat
o Berdasarkan alat penelitian
3. Teknologi tradisional. Teknologi ini memiliki ciri-ciri :
o Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)
o Menggunakan keterampilan setempat
o Menggunakan alat setempat
o Menggunakan bahan setempat
o Menggunakan kebiasaan atau pengamatan
Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan
suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai
tujuan-tujuan praktis yang ditentukan. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan
alam dan teknologi menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru antara lain:
teknik

modern, teknologi

hutan,

teknologi

gedung (metalurgi), teknologi

transportasi dan lain-lain.


Seni
Secara bahasa ”seni” berarti indah, sedangkan menurut istilah, ”seni”

merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran,
kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu
aktiviti. Seni adalah segala sesuatu yang memiliki nilai keindahan, kehalusan dan
permai. Seni juga dapat diartikan sebagai kemampuan menciptakan suatu yang
sungguh-sungguh bagus atau luar biasa (Badudu, 1994:1280). Seni pada mulanya
adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni adalah keahlian yang
membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dll)
seperti tari, lukis, ukir, dll. Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari

9

ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan
dan inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam
bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat
kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran. Berdasarkan media yang digunakan,
seni dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran (Audio art), misalnya
seni music, seni suara, seni sastra seperti puisi dan pantun.
2. Seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan (Visual art), misalnya
lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak beladiri dsb.

3. Seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan penglihatan (Audio
visual art), seperti pertunjukan music, pagelaran wayang, film dll.

Keindahan merupakan nilai hakiki dari suatu seni. Merupakan citarasa yang
timbul dari pilihan rasional dalam penggunaan materialnya dan selain itu subject
matter-nya terkontrol sehingga membangun bentuk dan isi dari suatu karya seni.
Semua tradisi artistik mempunyai konvensi baik secara sadar maupun secara
otomatis tertanam dalam praktek-praktek. Seni yang sukses haruslah mengandung
bentuk, struktur dan konvensi yang baik. Struktur adalah cara-cara elemen seni,
misalnya garis, warna, bunnyi, kata-kata, dan ditata pada level alam bawah sadar
sehingga menimbulkan dampak emosional dan kognitif. Sedangakan konvensi
adalah seperangkat aturan dan gaya (style) dikontrol oleh budaya (Alland, Jr, 1977
: 99).


Agama
Secara etimologi, kata “agama” bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan

diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuk pada sistem kepercayaan
dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri dari kata “a” yang berarti
“tidak”, dan “gam” yang dalam bahasa inggrisnya sama dengan “go” yang berarti
pergi. Jadi agama berarti sesuatu yang tidak pergi, langgeng, kekal. Yang
dimaksud dengan semua itu adalah Tuhan. Sedangkan agama dalam bahasa
inggris berarti “religion” yang berarti kedatangan kembali, maksutnya kedatangan
wahyu Tuhan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud agama

10

adalah ajaran suci bersifat rohani yang menuntun serta mengatur kehidupan
manusia.
Pada dasarnya, manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan yang dapat
melahirkan nilai-nilai kepercayaan guna menopang kehidupannya. Selain
kepercayaan itu dianut karena kebutuhan, dalam waktu bersamaan juga harus
merupakan suatu kebenaran. Demikian juga cara berkepercayaan-pun harus benar.
Karena kepercayaan itu diperlukan, maka dalam dunia nyata ditemukan bentukbentuk kepercayaan yang berbeda. Adapun salah satu kepercayaan yang dapat
diakui kebenaraannya adalah kepercayaan terhadap agama. Agama sebagai sistem
kepercayaan (iman), memiliki dua pengertian :
1. Kepercayaan (iman) sebagai institusi, yaitu iman yang merupakan bagian
(paling pokok) dari agama sendiri, yang berposisi sebagai bentuk
kepercayaan yang tertinggi yang diakui kebenarannya. Seperti rukun iman
dalam islam;
2. Kepercayaan (iman) sebagai sikap jiwa, sikap jiwa mempercayai dan
menerima sesuatu sebagai benar, yaitu sikap jiwa sami’na wa ata’na (kami
mendengar dan mematuhi), serta mematuhi firman ilahi dengan sepenuh
kedirian, memusatkan segala pengabdian hanya kepada-Nya, menyerahkan
diri, hidup dan mati semata-mata untuk-Nya.
Eksistensi agama selain sebagai sistem kepercayaan yang mengharuskan
adanya kebenaran, juga sebagai tindakan praktis terhadap aplikasi kepercayaan
(iman) yang telah diakui kebenaraanya. Dalam hal ini Ibnu Sina memiliki dua
aspek missi, yaitu missi teoritis dan praktis. Missi teoritis berfungsi mengarahkan
jiwa manusia menuju kebahagiaan abadi dengan mengajarkan ajaran dasar
keimanan terhadap eksistensi Tuhan, realitas wahyu, dan kenabian serta
kehidupan sesudah mati. Sedangkan missi praktis mengajarkan aspek-aspek
praktis agama sebagai tindakan ritual untuk dilaksanakan oleh seseorang yang
beriman.

11

B. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, SENI DAN
AGAMA
Manusia dengan komponen tubuhnya mampu memenuhi kebutuhan fisik
maupun psikisnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan belum tentu mudah.
Manusia harus menyesuaikan diri dengan alam seperti yang tercermin dalam
pandangan-pandangan hidup tradisional. Dengan kearifan tradisionalnya manusia
tidak mengeksploitasi alam tetapi mengambil sesuatu darialam berdasarkan
kebutuhannya saat tertentu. Manusia “modern” yang dibekali dengan ilmu
pengetahuan modern ketika berhadapan dengan alam,mempertanyakan bagaimana
kita mengolah alam tersebut. Di sini muncul pertanyaan teknologi apa yang harus
dipersiapkan dalam mengeksploitasi alam untuk memenuhi kebutuhan yang
makin kompleks. Dalam mengatasi hambatan fisik, tangan yang lemah dan
tumpul

tidak

memungkinkan

untuk

merobohkan

pohon

besar.

Untuk

merobohkannya maka manusia menggunakan alat-alat seperti kampak, parang,
gergaji yang merupakan buatan manusia. Tindakan manusia dalam membuat dan
menghasilkan alat-alat tersebut berarti manusia bertingkah laku secara teknologi.
Sedangkan alat-alat tersebut adalah artefak teknologi. Selain ilmu, teknologi
dikatakan sebagai paket untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan yaitu seni.
Seni berkembang dari kebutuhan dalam menciptakan symbol-simbol, suara, ranah
persepsi yang mengekspresikan lebih dari hedonistis dan kebutuhan untuk
bertahan hidup.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perkembangan sains, teknologi dan seni
saat ini semakin terasa pesat dan hasilnya dapat dirasakan oleh manusia, sehingga
kehidupan manusia saat ini terasa lebih mudah dan sangat nyaman, tidak saja yang
menyangkut tentang pencapaian sesuatu itu lebih gampang, tetapi dengan waktu
yang singkat lagi cepat kenyamanan sesuatu itu dapat dinikmati oleh kita manusia.
Misalnya saja dapat disebutkan secara historis, pada zaman purba manusia
berpergian dengan berjalan kaki, kemudian ada gagasan untuk memanfaatkan
binatang, lalu menciptakan roda dan kendali, kemudian secara berangsur-angsur
dapat memperbaiki kecepatan dan menciptakan teknologi transportasi sehingga
dari kereta binatang menjadi kereta api, dari kereta api menjadi mobil, dari mobil

12

menjadi pesawat terbang. Demikian pula dari perahu layar menjadi kapal api, dan
seterusnya. Hingga sekarang kemanfaatan sains, teknologi dan seni lebih terasa
meringankan beban hidup manusia dalam mengangkut barang, menghemat waktu
dan memanfaatkan sumber daya baru yang efektif.
Sains, teknologi, seni dan agama merupakan hal yang sangat berkaitan erat
dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tanpa ilmu atau sains tidak
akan lahir teknologi, sedangkan tanpa teknologi, ilmu sulit berkembang pesat.
Baik

ilmu

maupun

teknologi

memerlukan

sentuhan

seni

dalam

pengembangannya. Manusia memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber dan
melalui banyak cara dan jalan, tetapi semua pengetahuan pada akhirnya berasal
dari Tuhan, dan disitulah peran agama dibutuhkan. Ilmu pengetahuan digunakan
untuk mengetahui “apa”, sementara teknologi untuk mengetahui “bagaimana”.
Sains sebagai suatu badan pengetahuan, dan teknologi sebagai seni yang
saling berinteraksi dengan ilmu pengetahuan, sedangkan agama sebagai alat
untuk mengontrol dan menstabilkan perkembangan ilmu atau sains, teknologi, dan
seni untuk mewujudkan keselarasan hidup guna menciptakan kerukunan dan
perdamaian umat beragama di seluruh dunia.
Sumbangan sains, teknlogi dan seni terhadap peradaban dan kesejahteraan
manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri
sendiri akan kenyataan bahwa sains, teknologi dan seni mendatangkan malapetaka
dan kesengsaraan bagi manusia. Kalaupun sains, teknologi dan seni mampu
mengungkap semua kenyataan rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi
sinonim dengan kebenaran. Sebab sains, teknologi dan seni hanya mampu
menampilkan kenyataan, bukan kebenaran. Sebagai manusia beragama, kita tentu
menyadari bahwa kebenaran yang pasti berasal dari Tuhan dan telah dijelaskan
dalam agama masing-masing. Seringkali, kenyataan yang ditunjukkan oleh sains,
teknologi dan seni berbanding terbalik dengan kebenaran yang telah di tuliskan
dalam agama. Seharusnya, sains, teknologi dan seni dapat diakui dan diterima
oleh masyarakat jika unsur agama ikut andil dalam menyelaraskan kenyataan
yang dibuktikan oleh sains, teknologi dan agama dengan kebenaran mutlak yang
berasal dari Tuhan.

13

Dari adanya kemajuan sains, teknologi dan seni banyak kalangan yang

mencemaskan. Diantara kecemasan itu berkisar pada akibat-akibat negatif yang
ditimbulkannya.

Misalnya

penemuan

obat

bius,

yang

mestinya

dapat

dimanfaatkan di bidang medis, tetapi akhirnya bisa beralih fungsi karena disalah
gunakan oleh pemakainya sehingga menjadi sebuah alat untuk memperkosa
wanita. Hal yang menjadi permasalahan sekarang adalah alat apa yang dapat
digunakan oleh manusia untuk mengerem pengaruh-pengaruh negatif dari dampak
kemajuan sains dan teknologi itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, rupanya
hanya agama yang sanggup untuk menawarkan pandangan-pandangan yang
positif. Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting
untuk ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar manusia
memperoleh dampak perkembangan sains, teknologi dan seni yang positif saja,
seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin.

Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dengan sains,
teknologi dan seni, yaitu :
1. Berseberangan atau bertentangan,
Agama mendasari pengembangan sains, teknologi dan seni atau sains,
teknologi dan seni mendasari penghayatan agama. Pola hubungan pertama
adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang dianggap benar
oleh agama dianggap tidak benar oleh sains, teknologi dan seni. Demikian
pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan sains,
teknologi dan seni akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran
agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan
kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama

14

akan cenderung untuk menjauhi ilmu sains, teknologi dan seni yang
dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah terjadi di
zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari
matahari, sedangkan gereja berpendapat bahwa mataharilah yang mengitari
bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena
dianggap menyesatkan masyarakat.
2. Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai,
Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama.
Ketika kebenaran sains, teknologi dan seni yang bertentangan dengan
kebenaran agama makin tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan
kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima
kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai
wilayah kebenaran yang berbeda.
3. Tidak bertentangan satu sama lain,
Pola hubungan ketika adalah kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari
kebenaran sains, teknologi dan seni. Konflik antara agama dan ilmu
pengetahuan, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya
berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini,
pengembangan sains, teknologi dan seni tidak dikaitkan dengan
penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya berada
pada wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal,
pengembangan yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang
lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang
sudah

terbiasa

untuk

memisahkan

urusan

agama

dari

urusan

negara/masyarakat. Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola
hubungan ini, kebenaran ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran
ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran
agama tidak bertentangan dengan sains, teknologi dan seni, ajaran agama
tidak dikaitkan dengan sains, teknologi dan seni sama sekali. Dalam
masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama

15

tidak mendorong orang untuk mengembangkan sains, teknologi dan seni.
Pengembangan sains, teknologi dan seni tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi
dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan
pemisahan

agama

dan

negara/masyarakat.

Maka,

ketika

agama

bersinggungan dengan sains, teknologi dan seni, persinggungan itu tidak
banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh apabila dikaitkan.
4. Saling mendukung satu sama lain,
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif.
Terjadinya pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya
pertentangan antara ajaran agama dan sains, teknologi dan seni serta
kehidupan masyarakat yang tidak sekuler.

C. PENGALAMAN PRIBADI
Di era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin canggih, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan
transportasi semakin lebih cepat dan mudah. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut
baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi
masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun negatif. Media Sosial adalah
sebuah tempat untuk melakukan aktifitas bersosialisasi berbaur dan bergabung
dengan orang lain. Kata Sosial Media menjadi populer ketika Facebook dan
Twitter mulai dikenal oleh kalangan pengguna Internet, hal ini yang kemudian
membuat Sosial Media dan Internet menjadi tidak terpisahkan. Tidak heran, jika
mendengar kata Sosial Media maka pikiran orang orang tentu akan langsung
tertuju pada Internet – Facebook, Twitter, YouTube, Path, Instagram dan semua
fasilitas fasilitas lainnya yang menjembatani hubungan dan interaksi antar
manusia.
Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto dan video singkat
yang dapat dilihat oleh pengikut dari pengunggah dan dapat saling memberikan

16

komentar antara sesamanya. Instagram merupakan aplikasi yang memfokuskan
diri pada pengalaman untuk berbagi foto dan video singkat ke jejaring sosial
melalui perangkat mobile. Fokus pada pengalaman berbagi foto dan video singkat
kepada teman dengan menghadirkan berbagai pilihan filter menjadikan Instagram
sangat populer. Tampilan yang menarik dan sederhana juga pilihan yang beragam
menjadikan aplikasi ini portofolio untuk koleksi-koleksi foto. Akan tetapi dibalik
semua kemudahan yang diberikan jejaring social instagram menyimpak banyak
sekali dampak – dampak yang baik maupun yang buruk untuk kehidupan kita
dimasyarakat.
Sebuah perkembangan teknologi tampaknya seperti sebuah pisau yang
memiliki sisi runcing dan sisi yang tumpul. Saya sebagai pengguna jejaring sosial
instagram telah mendapatkan banyak dampak dari hadirnya media sosial tersebut,
baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari penggunaan
instagram adalah bahwa saya dapat membagikan foto dari kegiatan yang sedang
saya lakukan secara langsung dan cepat, dan hal tersebut tidak dapat dipungkiri
memberikan kepuasan tersendiri dalam diri saya, dimana dalam era ini media
sosial sangat tren di kalangan masyarakat khususnya anak muda. Selain itu,
melalui media sosial instagram, saya dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
sedang menjadi hits dikalangan anak muda (seperti tempat-tempat wisata yang
banyak dikunjungi, akun-akun hiburan yang selalu membagikan foto dan video
yang lucu, akun asli dari artis terkenal dsb) dan melalui hal tersebut saya dapat
terus mengikuti arus media sosial (agar tidak ketinggalan jaman). Melalui
instagram pula, saya dapat melihat barang-barang yang dijual sebuah toko (online
shop) tanpa harus mengunjungi toko tersebut dan saya dapat pula membeli suatu
barang dengan menghemat waktu dengan hanya duduk dan menunggu barang
datang. Informasi-informasi seputar dunia politik dan ekonomi juga dapat dengan
mudah saya temukan di media sosial instagram secara cepat.
Selain segudang dampak positif yang saya dapatkan melalui instagram,
saja juga mendapatkan dampak negati dari media sosial tersebut. Biasanya, ketika
sedang keasyikan ber-instagram, saya jadi kurang dapat bersosialisasi dengan
teman. Ketika teknologi mempermudah suatu hubungan, kita cenderung terlalu
memaksimalkan teknologi tersebut tanpa menyadari bahwa kita dapat

17

berhubungan dengan orang lain secara langsung tanpa memanfaatkan teknologi.
Hal tersebut tentu memengaruhi hubungan saya dengan orang disekitar saya,
dimana saya lebih menjadi pendiam di dunia nyata tetapi begitu antusias di media
sosial. Dampak negatif lain yang saya dapatkan ketika melakukan pembelian
melalui online shop adalah bahwa barang yang saya beli tidak sesuai dengan
barang yang tampak di foto. Ketika pemilik online shop mengunggah foto
dagangannya, terlihat barang yang dijual begitu bagus dan dengan bahan yang
nyaman. Tetapi, setelah saya membeli barang tersebut, barang tersebut sama
halnya dengan barang yang dijual di toko-toko, malah dengan harga yang lebih
mahal karena saya harus membayar ongkos kirim. Selain itu, dengan berbelanja
melalui online shop akan menimbulkan rasa malas untuk membeli barang secara
langsung. Dampak negatif lain dari penggunaan instagram adalah saya dapat
menjadi mudah terpengaruh dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya.
Selain itu, karena sering terlalu asyik ber-instagram, saya jadi menghabiskan
banyak kuota dan membuang-buang waktu serta melupakan kegiatan-kegiatan
yang seharusnya saya lakukan.
Sebagai manusia teknologi, hendaknya kita memanfaatkan teknologi
sesuai porsinya agar kita tetap dapat merasakan manfaat dari teknologi dan dapat
pula menghindari dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi
tersebut.

18

BAB III
KESIMPULAN


Sains

merupakan

suatu

proses

untuk mencari

dan

menemui suatu

kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk
untuk menerangkan hukum-hukum alam dengan menggunakan pengamatan
dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena
yang terjadi di alam


teknologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang menerapkan suatu teori
dalam kenyataan yang praktis dan memiliki tujuan tertentu dengan
menggunakan suatu peralatan tertentu



seni merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran,
kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu
aktiviti.



agama adalah ajaran suci bersifat rohani yang menuntun serta mengatur
kehidupan manusia.



Hubungan antara manusia, sains, teknologi, seni dan agama adalah bahwa sains
berperan sebagai suatu badan pengetahuan, dan teknologi sebagai seni
yang saling berinteraksi dengan sains, sedangkan agama sebagai alat untuk
19

mengontrol dan menstabilkan perkembangan sains, teknologi, dan seni untuk
mewujudkan keselarasan hidup guna menciptakan kerukunan dan perdamaian
umat beragama di seluruh dunia.


Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dengan sains, teknologi
dan seni, yaitu :
1. berseberangan atau bertentangan
2. bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
3. tidak bertentangan satu sama lain
4. saling mendukung satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang Saifuddin. 1987. Ilmu, Filsafat dan Agama,.Surabaya: Bina
Ilmu.

Badudu, Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005.Jakarta : Balai Pustaka.
M., Elly Setiadi dkk. 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana
Predana Media Group.
Prawiranigrat, Alpiadi. 2011. Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu
Pengetahuan

dan

Teknologi,

(online)

(http://alpiadiprawiraningrat.blogspot.co.id/2012/09/peran-islam-dalamperkembangan-ilmu.html). Diakses tanggal 31 Januari 2016.
Raya, alam. 2014. Hubungan Agama, Ilmu, Teknologi & Kebudayaan, (online)
(http://alamseraya.blogspot.co.id/2014/08/hubungan-agamailmuteknologikebudayaan.html). Diakses tanggal 31 Januari 2016.

20

Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widagdho, Joko. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Zen, MT. 1982. Sains, Teknologi dan Hari Depan Manusia. PT Gramedia:
Jakarta.

21