(ABSTRAK) PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI 2 BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA
DAN HASIL BELAJAR SEJARAH KELAS XI IPS 4
DI SMA NEGERI 2 BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh
Richi Yuadika Yuristiawan
3101407037
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
SARI
Richi Yuadika Yuristiawan. 2011. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dan
Hasil Belajar Sejarah Kelas XI IPS 4 Di SMA 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran
2010/2011. Skripsi, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd, Pembimbing II: Drs.
Ba’in, M.Hum.
Kata kunci : Team Assisted Individualization, Keaktifan Siswa, Hasil Belajar.
Pelaksanaan pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Bae
Kudus kurang maksimal. Siswa kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dan
masih didominasi oleh guru. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal masih
rendah dan belum mencapai ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan model Team Assited
Individualization dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kelas XI IPS 4
di SMA Negeri 2 Bae Kudus?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan model pembelajaran Team Assited Individualization dalam
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar kelas XI IPS di SMA Negeri 2
Bae Kudus tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang terdiri dua
siklus. Setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA
Negeri 2 Bae Kudus yang berjumlah 39 orang siswa. Data tentang hasil belajar
diperoleh dari tes evaluasi yang diberikan setiap akhir siklus. Data tentang
keaktifan siswa dan kinerja guru diperoleh dari lembar observasi. Siswa
dinyatakan tuntas belajar apabila nilai tes mata pelajaran sejarah ≥70, dengan
persentase ketuntasan klasikal belajar ≥ 75%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Team Assited Individualization dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil
belajar kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Bae Kudus tahun ajaran 2010/2011. Siklus
I keaktifan siswa mencapai 56% dengan kategori cukup aktif dan mengalami
peningkatan pada siklus II sebesar 90% dengan kategori sangat aktif. Sedangkan,
sebelum penelitian nilai rata-rata kelas hanya sebesar 68,77 dengan ketuntasan
klasikal sebesar 43,6%. Siklus I nilai rata-rata mencapai 69,62 dengan ketuntasan
klasikal 66,67%. Selanjutnya, siklus II nilai rata-rata juga mengalami peningkatan
sebesar 73,08 dengan ketuntasan klasikal mencapai 82,05%. Pada siklus II terjadi
peningkatan dan sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar
klasikal 75%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa guru sejarah,
hendaknya lebih memotivasi siswa dalam meningkatkan keaktifan serta
menerapkan model-model pembelajaran aktif, inovatif dan menyenangkan.
viii
TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA
DAN HASIL BELAJAR SEJARAH KELAS XI IPS 4
DI SMA NEGERI 2 BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh
Richi Yuadika Yuristiawan
3101407037
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
SARI
Richi Yuadika Yuristiawan. 2011. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dan
Hasil Belajar Sejarah Kelas XI IPS 4 Di SMA 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran
2010/2011. Skripsi, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd, Pembimbing II: Drs.
Ba’in, M.Hum.
Kata kunci : Team Assisted Individualization, Keaktifan Siswa, Hasil Belajar.
Pelaksanaan pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Bae
Kudus kurang maksimal. Siswa kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dan
masih didominasi oleh guru. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal masih
rendah dan belum mencapai ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan model Team Assited
Individualization dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kelas XI IPS 4
di SMA Negeri 2 Bae Kudus?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan model pembelajaran Team Assited Individualization dalam
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar kelas XI IPS di SMA Negeri 2
Bae Kudus tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang terdiri dua
siklus. Setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA
Negeri 2 Bae Kudus yang berjumlah 39 orang siswa. Data tentang hasil belajar
diperoleh dari tes evaluasi yang diberikan setiap akhir siklus. Data tentang
keaktifan siswa dan kinerja guru diperoleh dari lembar observasi. Siswa
dinyatakan tuntas belajar apabila nilai tes mata pelajaran sejarah ≥70, dengan
persentase ketuntasan klasikal belajar ≥ 75%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Team Assited Individualization dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil
belajar kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Bae Kudus tahun ajaran 2010/2011. Siklus
I keaktifan siswa mencapai 56% dengan kategori cukup aktif dan mengalami
peningkatan pada siklus II sebesar 90% dengan kategori sangat aktif. Sedangkan,
sebelum penelitian nilai rata-rata kelas hanya sebesar 68,77 dengan ketuntasan
klasikal sebesar 43,6%. Siklus I nilai rata-rata mencapai 69,62 dengan ketuntasan
klasikal 66,67%. Selanjutnya, siklus II nilai rata-rata juga mengalami peningkatan
sebesar 73,08 dengan ketuntasan klasikal mencapai 82,05%. Pada siklus II terjadi
peningkatan dan sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar
klasikal 75%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa guru sejarah,
hendaknya lebih memotivasi siswa dalam meningkatkan keaktifan serta
menerapkan model-model pembelajaran aktif, inovatif dan menyenangkan.
viii