PENGGUNAAN MEDIA TORSO ANGGOTA TUBUH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN RANGKA MANUSIA.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Oprasional ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Torso ... 10

1. Pengertian Media Torso ... 10

2. Prinsip-prinsip Media Torso ... 15

3. Ciri-ciri Media Torso ... 15

4. Langkah-langkah Media Torso ... 16


(2)

B. Hasil Belajar ... 18

1. Pengertian Belajar ... 18

2. Pengertian Hasil Belajar ... 21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 26

C. Pembelajaran IPA ... 30

D. Rangka Manusia ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan ... 34

B. Subyek Penelitian ... 39

C. Instrumen Penelitian ... 40

D. Teknik Pengolahan Data ... 42

E. Analisa Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Rekomendasi ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN –LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Format Observasi Kegiatan Guru ... 42

Tabel 3.2 Contoh Format Observasi Kegiatan Siswa ... 44

Tabel 4.1 Nilai Perolehan Siswa Siklus I ... 49

Tabel 4.2 Rakapitulasi Nilai Siswa Siklus I ... 51

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 52

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegitan Siswa Siklus I ... 53

Tabel 4.5 Nilai Perolehan Siswa Siklus II ... 52

Tabel 4.6 Rakapitulasi Nilai Siswa Siklus II ... 60

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 60


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur PTK ... 38

Gambar 4.1 Diagram Nilai Siswa Siklus I ... 55

Gambar 4.2 Diagram Nilai Siswa Siklus II ... 63


(5)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

A. Instrumen Penelitian B. Hasil Penelitian C. Adminitras Penelititan D. Daftar Riwayat Hidup


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu ditunjang oleh kinerja pendidikan yang bermutu tinggi. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial.

Mengacu kepada Sistem Pendidikan Nasional (undang-undang No. 20 Tahun 2003), dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Konsep undang-undang di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat di masa mendatang.


(7)

Implementasi yang berhasil dari komponen-komponen pengajaran. Masing-masing komponen pengajaran mempunyai hubungan dengan keterampilan guru. Oleh karena itu, di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar murid dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memenuhi strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Lebih lanjut, Sahabuddin menyarankan bahwa guru harus disiapkan ke dalam empat bidang pengetahuan, yaitu menguasai pengetahuan teoritis mengenai belajar, menunjukkan sikap yang membantu perkembangan belajar, menguasai pengetahuan dalam mata pelajaran yang diajarkan, dan menguasai pengetahuan teknik penyajian pelajaran.

Jika kita cermati pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini, pada umumnya dikelola secara klasikal. Artinya semua murid diperlakukan sama oleh guru. Pembelajaran klasikal merupakan pembelajaran yang paling disenangi oleh guru karena pembelajaran cara ini yang paling mudah dilaksanakan. Komunikasi yang terjadi dalam proses ini umumnya searah, yaitu guru dengan murid dan hampir tidak terjadi sebaliknya.

Mengingat uraian di atas, maka pemilihan media maupun metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar IPA di SD memerlukan pengelolaan yang baik dalam penyajiannya, sebab didalam terdapat materi menyangkut tentang organ-organ yang berada di dalam tubuh yang objeknya sulit untuk diadakan secara langsung di hadapan siswa. Tanpa ada penjelasan guru melalui gambar atau dalam bentuk


(8)

torso, murid akan kesulitan dalam mengenal dan membedakan bagian-bagian organ pencernaan tersebut. Akibatnya presentasi atau ceramah yang dilakukan oleh guru akan membosankan sehingga murid kurang memahami materi pelajaran. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya alat bantu dalam mengajar yaitu penggunaan media pembelajaran visual bentuk model (Torso).

Penggunaan media pengajaran visual torso diharapkan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan perhatian murid untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau yang diberikan, pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa kesegaran dan variasi baru bagi pengalaman belajar murid sehingga murid tidak bosan da tidak bersikap pasif, serta dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dengan menghadirkan gambaran objek yang sedang dipelajari di dalam ruang kelas.

Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar materi bahan ajar mata pelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar termasuk diantaranya materi tentang anggota tubuh manusia, letak dan fungsi organ-organ tubuh manusia. Terkait dengan hal tersebut, maka proses belajar mengajar selayaknya mempergunakan media yang representatif untuk mencapai hasil belajar murid secara maksimal. Penggunaan media yang tepat juga akan sangat mempengaruhi motivasi dan wawasan murid terhadap materi pelajaran yang diajarkan.

Di lain pihak, berbagai metode, pendekatan dan strategi pembelajaran telah banyak dikembangkan, termasuk strategi dengan menggunakan media.


(9)

Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar murid sehingga dengan pemberian pengalaman belajar melalui pengamatan, penyelidikan, maupun diskusi terhadap struktur dan komponen tubuh manusia atas media yang dipresentasikan di depan kelas. Pengalaman belajar tersebut dikemas dalam skenario pembelajaran yang menyenangkan melalui pengamatan terhadap alat peraga yang digunakan.

Penggunaan media atau alat peraga sebagai bagian dari strategi pembelajaran yang digunakan guru pada mata pelajaran IPA murid kelas IV SDN Cipinang Kecamtan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur pada prinsipnya berangkat dari teori yang diajukan Muhibbin (2002: 36), dimana strategi pembelajaran didefiniskan sebagai :

Sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mecakup beberapa tahapan, seperti : 1) Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar (PBM), yang berkaitan dengan strategi yang akan digunakan oleh pengajar dalam menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM, 2) Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan langlah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan, 3) Strategi pelaksanaan proses balajar mengajar, berhubungan dengan pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar.

Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian murid dalam proses


(10)

belajar mengajar, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi murid (Djamarah, 2006; 137).

Berdasarkan hasil observasi pada murid kalas IV SDN Cipinang Kecamtan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur diketahui bahwa pembelajaran berlangsung dengan pemberian materi melalui metode ceramah yang diselingi dengan memberikan pertanyaan kepada murid dan menuliskan materi di papan tulis. Waktu yang tersisa digunakan murid untuk mengerjakan latihan soal yang ada di Lembar Kerja Siswa (LKS). Pembelajaran dengan cara tersebut berlangsung di semua kelas yang diamati.

Kondisi pembelajaran tersebut menyebabkan murid kurang antusias mengikuti pelajaran, terlihat dari rendahnya respon murid terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Saat pembelajaran berlangsung, murid lebih banyak duduk, mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan soal latihan. Hal tersebut dapat mempersempit wawasan dan daya pikir siswa, sehingga potensi yang dimiliki kurang berkembang optimal. Apabila cara-cara pengajaran yang kurang mengembangkan aktivitas belajar murid tetap dipertahankan maka akan mempengaruhi hasil belajar murid itu sendiri.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada siswa kelas IV SDN Cipinang Kecamtan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur bahwa hasil belajar siswa untuk bidang studi IPA sangat rendah, diantara 36 orang siswa masih ada 60% atau 22 orang siswa yang memperoleh nilai 55 ke bawah. Ini berarti 22 orang siswa ini dinyatakan belum memenuhi standar nilai KKM


(11)

(Kriteria Ketutasan Minimal) untuk bidang studi IPA sesuai dengan yang ditetapkan di SDN Cipinang Kecamtan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur.

Hasil diskusi dengan guru juga terungkap bahwa hasil belajar murid di atas dapat dipengaruhi oleh faktor penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat, dimana guru lebih banyak menerapkan metode ceramah dan latihan soal dalam proses belajar mengajar. Disamping itu, salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya mutu PBM IPA murid kelas IV SDN Cipinang Kecamtan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur selama ini karena guru kesulitan dalam merancang strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Oleh karena itu guru perlu dibantu merancang strategi pembelajaran yang inovatif dan menarik serta mengaktifkan siswa. Strategi pembelajaran melalui pendekatan menggunakan media atau alat peraga torso dirancang bersama guru dan diterapkan dalam proses pembelajaran kajian tentang nama-nama, letak dan fungsi organ-organ tubuh manusia yang telah berlangsung.

Berdasarkan permasalahan yang berkembang diatas maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “Penggunaan Media Torso Anggota Tubuh Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Tentang Pokok Bahasan Rangka Manusia (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV


(12)

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pelaksanaan pembelajaran IPA tentang rangka manusia pada siswa kelas IV SDN Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dengan menggunakan media torso?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang rangka manusia pada siswa kelas IV SDN Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dengan menggunakan media torso?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dengan menggunakan media torso?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gambaran pelaksanaan tindakan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dengan menggunakan media torso.

2. Mendeskripsikan prosedur peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur dengan menggunakan media torso.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapakan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :


(13)

1. Bagi peneliti

a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai penggunaan media torso bentuk tubuh manusia dalam pebelaran IPA di SD.

b. Sebagai sumber referensi dalam implementasi praktek pembelajaran yang benar sesuai dengan yang diterima dibangku kuliah khususnya di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan hasil belajar karena mampu memahami materi pelajaran secara menyeluruh.

3. Bagi Guru

Sebagai bahan dan sumber rujukan untuk mendesain, membuat atau mengembangkan media pembelajaran yang tepat dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di sekitar secara ekonomis.

4. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan membina profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas pokoknya di kelas.

E.Definisi Operasional

Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah: 1. Media Torso Anggota Tubuh

Media torso anggota tubuh adalah alat peraga yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA.


(14)

Hasil belajar adalah hasil ulangan siswa siklus I dan iklus II setelah peroses belajar mengajar mata pelajaran IPA.

F. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa Metode adalah cara yang teratur dan terarah baik-baik untuk mencapai tujuan. Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk mnciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran Proses Belajar Mengajar dan tercapainya prestasi

belajar anak yang memuaskan. Selanjutnya Surakhmad mengatakan, “Metode adalah suatu cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan” (1985: 31). Oleh

karena itu, metode ang relevan dengan suatu kegiatan akan menunjang keberhasilan suatu penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (claasroom action research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah system pelaksanaannya (Arikunto, 2006 : 2).

Kemmis dan Tagart (1988 : 5-6 dalam Yatim Rianto, 2010 : 49) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi social untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan sosial mereka.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Pendekatan

Langkah penelitian dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas guru meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas. Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari interaksi dalam proses pembelajaran.

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah “untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pemeblajaran di kelas secara berkesinambungan” (Aqib, 2010:18). Selain itu PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus di selenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keselutuh.

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari class room action research yaitu satu action research yang dilakukan dikelas. Class room action research, sesuai dengan arti katanya diterjemahkan menjadi penelitian tindakan kelas. Menurut Carr dan Kemmis (Wiriaatmadja, 2009:14) bahwa.

Action research is a from of-selflective enquiry undertaken by participants (teacher, students, or principals, for example) in social (including education) situations in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and the situations (and institutions) in wich the practices are carried out.


(16)

Berdasarkan pengertian diatas jika kita cermati, kita akan menemukan sejumlah ide pokok sebagai berikut: 1) penelitian tindakan kelas adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi, 2) penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa atau kepala sekolah, 3) penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan, 4) tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap peraktek tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka PTK erat kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar guru di dalam kelas. Melalui PTK guru dapat memecahkan permasalahan atau meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas dengan mencobakan berbagai teknik, pendekatan, atau strategi tertentu. Dengan demikian maka pernanan guru juga keterlibatan pihak lain dalam penelitian tersebut dalam PTK sangat menonjol.

Menurut Kemmis dan Taggart (Aqib, 2010:22) bahwa: “tahap penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting)”.

Perencanaan (planning) yaitu tindakan yang akan dilakukan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan membantu guru dalam menggunakan media torso dalam pembelajaran IPA. Apa yang dilakukan dalam memperbaiki, meningkatkan perubahan tingkah laku dan sikap sebagai solusi.


(17)

Pelaksanaan (acting) yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Observasi (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

Refleksi (reflecting) yaitu tahap dari pengkajian terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi, dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada rencana awal peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari berbagai kriteria.

Berdasarkan pengertiannya maka PTK memiliki karakteristik tersendiri, jika di bandingkan dengan penelitian lain. Dengan adanya penelitian tindakan kelas, guru harus mampu melaksanakannya karena dapat menunjang profesionalisme. Menurut Wiriaatmadja, (2009 : 15) karakteristik PTK meliputi :

1. adanya masalah dalam ptk dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilkukannya selama ini dikelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.

2. self reflectif inquiry, atau penelitian, melalui refleksi diri, merupakan cirri ptk paling esensial.

3. penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku dan siswa dalam melakukan interaksi.

4. penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, peneliti, pembelajaran, maupun bagi sekolah. Menurut Wiriaatmadja, (2009:20) bahwa manfaat PTK adalah sebagai berikut:

1. PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

2. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.


(18)

4. melalui PTK guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran, pengembangan kurikulum sekolah di tingkat kelas, peningkatan profesionalisme guru. Melalui PTK guru dituntut untuk melakukan hal-hal yang sifatnya inovatif yang membawa perubahan pada dirinya dan juga siswanya.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan lembar observasi dan catatan lapangan yang harus dipersiapkan sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Keberhasilan proses pembelajaran di kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru sejalan dengan peningkatan profesionalisme dalam bidang garapannya.

Penelitian tindakan kelas ini siswa merupakan unsur menjadi objek sasaran dari kegiatan penelitian tersebut sehingga guru sebagai pendidik yang selalu berinteraksi dengan siswa yang sering menemukan berbagai masalah dalam pemeblajaran. Oleh sebab itu, harus dapat memberikan solusi yang terbaik agar siswa memahaminya.

Berdasarkan cirri-ciri, tujuan, dan manfaatnya maka PTK memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru maupun siswa. Dengan demikian siswa sudah selayaknya PTK dijadikan sebuah alternative untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul dan meningkat mutu pendidikan secara umum.

Desain penelitian tindakan kelas ini dirancang menjadi 2 siklus 6 tindakan, setiap siklus terdiri dari 3 tindakan. Tindakan yang dilaksanakan sessuai dengan


(19)

apa yang hendak dicapai. Berhasil tidaknya dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran dan keterlibatan siswa dalam prose belajar mengajar.

Desain yang dibentuk silus tidak berlangsung satu kali, tetapi berkali-kali secara berkesinambungan, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai dengan hasil yang maksimal. Dalam PTK desainnya digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/perencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan


(20)

2. Pelaksanaan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembecahan masalah (problem solving).

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

B.Subyek Penelitian

Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan secara keseluruhan di SDN Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur yaitu sebanyak 14 orang, terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, 8 orang guru kelas, 3 orang guru mata pelajaran, 1 orang pustakawan, dan 1 orang penjaga sekolah..

Subyek penelitian adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Cipinang Kecamatan Cikalongkulon sebanyak 36 orang dengan siswa laki-laki sebanyak 21 orang dan siswa perempuan sebanyak 15 orang. Sedangkan yang dijadikan fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penggunaan media torso dalam pembelaran IPA tentang pembelajaran rangka tubuh manusia. Dalam setiap tindakan siswa dibagi enam kelompok dengan setiap kelompoknya terdiri dari enam orang dengan kemampuan yang beragam.


(21)

C.Instrumen Penelitian

Salah satu hal yang penting dalam PTK yaitu pengumpulan data yang dijadikan sebagai pemantauan proses perbaikan dalam penelitian dan dampak perbaikan, ukuran untuk tindak lanjut perbaikan berikutnya. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas diantaranya. 1. Observasi atau pengamatan

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu observasi. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini pengamatan yang dilakukan secara langsung tanpa perantara terhadap objek yang diteliti. Dalam PTK, observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Sasaran dalam observasi PTk adalah proses dan hasil atau dampak pemeblajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan. Pengamatan ini juga dibantu oleh teman sejawat peneliti untuk membantu pengumpulan data. Jenis observasi yang dilakukan yaitu jenis observasi terstruktur yaitu menggunakan instrument observasi yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan. Jika ada hal-hal yang muncul dari perkiraan maka pengamat dapat menambahkan pada kolom yang telah disediakan.

Subjek penelitian dalam observasi adalah semua kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan guru dan siswa. Kegiatan observasi dilakukan setiap siklus da tindakan yang dilakukan dalam PTK yang dilakukan oleh observer.


(22)

Lembar kerja siswa (LKS) berupa lembar kerja yang didalamnya berisi soal-soal yang diselesaikan siswa bersama kelompoknya. Kegiatan menyelesaikan LKS dipantau pula oleh observer dan oleh guru sebagai peneliti.

3. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan selama berlangsungnya kegiatan yang dilaksanaka. Catatan lapangan diisi oleh guru sebagai peneliti dan diakhiri kegiatan dilakukan diskusi dengan observer. Hasil pengamatan dari observer dan catatan lapangan dari peneliti dituangkan secara tertulis pada catatan lapangan di kolom yang tersedia.

4. Lembar evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan pada akhir setiap tindakan dilaksanakan secara individual. Melalui evaluasi dapat diketahui hasil belajar siswa secara individual mata pelajaran IPA pada pokok bahasan rangka manusia. 5. Evaluasi proses

Evaluasi proses merupakan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, penilaian proses dilaksanakan secara individual. Evaluasi proses memiliki kriteria tertentu untuk menilai sejauh mana kemajuan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA pada pokok bahasan rangka manusia.

6. Kamera foto

Kamera foto ini untuk mendapatkan bukti yang otentik mengenai penelitian atau mengabadikan saat-saat yang penting yang memiliki nilai esensial. Dalam penelitian ini kamera foto digunakan untuk memotret.


(23)

D.Teknik Pengolahan Data 1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang berfungsi untuk merekam peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung dengan sebenar-benarnya. Hal-hal yang diobservasi antara lain kegiatan guru, kegiatan siswa serta situasi kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada saat pelaksanaan penelitian, kegiatan observasi peneliti dibantu oleh seorang observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Observer yang ditunjuk adalah rekan guru di sekolah. Observasi ini digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu contoh lembar observasi.

Tabel 3.1 Contoh Format Observasi Kegiatan Guru

Lembar Observasi Siklus I Tindakan I

Siklus/Tindakan :………..

Hari/Tanggal :………..

Waktu :………..

Kegiatan Guru

No Aspek yang diamati Keterangan Komentar

Ya Tidak

1

Apersepsi

1) Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran?

2) Apakah guru memotivasi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi untuk menggali pengetahuan awal siswa?


(24)

Peneliti,

Neng Rani Nurdianti NIM : 1106882

Cikalongkulon,………..20….. Observer,

(………..) 2

Eksplorasi

1) Apakah guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan membagi LKS pada tiap kelompoknya?

2) Apakah guru memberikan kesempatan dalam menemukan konsep sendiri berdasarkan petunjuk LKS secara berkelompok?

3) Apakah guru meminta siswa untuk menuliskan hasil temuannya dalam LKS?

3

Diskusi dan Penjelasan Konsep

1) Apakah guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelaskan hasil kerja kelompoknya?

2) Apakah guru membimbing siswa dalam diskusi hasil kerja kelompok?

3) Apakah guru memberikan penguatan terhadap penjelasan siswa?

4

Pengembangan dan Aplikasi Konsep

1) Apakah guru memunculkan keseharian yang berhubungan dengan konsep yang diperoleh siswa?

2) Apakah guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan melalui tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari?

3) Apakah guru membagikan evaluasi untuk dikerjakan secara individu?


(25)

Tabel 3.2 Contoh Format Observasi Kegiatan Siswa Lembar Observasi Siklus I Tindakan I

Siklus/Tindakan :………..

Hari/Tanggal :………..

Waktu :………..

Kegiatan Siswa

No Aspek yang diamati Keterangan Komentar

Ya Tidak

1

Apersepsi

3) Apakah siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru?

4) Apakah siswa termotivasi dan merespon pertanyaan dari guru?

2

Eksplorasi

4) Apakah siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan menerima LKS tiap kelompoknya?

5) Apakah siswa mencoba menemukan konsep sendiri berdasarkan petunjuk LKS secara berkelompok?

6) Apakah siswa menuliskan hasil temuannya dalam LKS?

3

Diskusi dan Penjelasan Konsep

4) Apakah siswa menjelaskan temuan hasil kerja kelompoknya?

5) Apakah siswa melakukan diskusi dengan kelompok lainnya?

6) Apakah siswa menyimak penguatan dari guru?

4

Pengembangan dan Aplikasi Konsep

4) Apakah siswa merespon pertanyaan masalah keseharian yang diajukan oleh guru?

5) Apakah siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari?

6) Apakah siswa mengerjakan lembar evaluasi untuk secara individu?

Peneliti,

Neng Rani Nurdianti NIM : 1106882

Cikalongkulon,………..20….. Observer,


(26)

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan mengenai segala hal yang terjadi di luar rencana yang telah disusun dan selanjutnya dilakukan diskusi dengan observer. Kegiatan dapat terpantau kekurangan yang terjadi ketika berlangsungnya pelaksanaan kegiatan. Hasil dari diskusi ini digunakan sebagai pedoman rencana kegiatan. Catatan lapangan disatukan ke dalam lembar observasi.

3. Lembar Kerja Siswa

Penggunaan LKS adalah untuk membantu siswa dalam menetukan pengetahuannya sendiri, serta untuk melatih siswa agar dapat bersosialisasi bersama teman sebayanya. Hasil yang diperoleh siswa bersama kelompoknya dapat dijadikan sebagai tolak ukur pemahaman kelompok tersebut terhadap materi yang dipelajari.

4. Lembar Evaluasi

Evaluasi diberikan pada akhir setiap tindakan dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data mengenai perubahan hasil belajar siswa secara individual. Jenis evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis dan evaluasi proses secara individu.

5. Dokumentasi

Penelitian ini juga dugunakan alat kamera foto agar memperjelas data penelitian. Dokumentasi ini dilakukan yaitu seluruh kegiatan guru dan kegiatan siswa. Dokumentasi ini dijadikan sebagai salah satu bahan analisis. Hasilnya


(27)

dapat dilampirkan dalam penelitian sebagai gambaran aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung terlihat jelas.

E.Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses belajar mengajar selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan sistem kategorisasi nilai, sehingga dapat diketahui apakah tujuan pembelajaran dengan menggunakan media torso sudah mencapai sasaran atau belum.

Analisis dihitung dengan mengunakan statistic sederhana, yaitu: � = (��.��)

� Keterangan :

� = Rata-rata hitung � = Banyak sampel


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tentang penggunaan media torso dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV Sekolah Dasar, ada beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

Pertama : Torso merupakan alat peraga berupa patung berbentuk menyerupai tubuh asli manusia lengkap dengan komponen dan struktur tubuh sesuai atau seperti asli. Sebagai alat peraga, torso didesain sedemikian rupa sehingga mudah dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Kemudahan yang dimaksud adalah bahwa komponen-komponen tubuh yang terdapat pada media torso dapat dilepas dan dipisahkan dari posisi awalnya sehingga pada saat guru menjelaskan perbagian komponen tubuh kepada murid jauh lebih mudah.

Kedua : Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media torso ternyata menunjukan sikap yang positif, aktif, kreatif dan berpikir kritis terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa nampak antusias, dan penuh semangat dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dibuat dengan cara berkelompok untuk mengerjakan LKS sebagai bahan kajian materi yang dikerjakan dengan observasi atau mencari informasi dari torso yang ditampilkan oleh guru


(29)

Kemudian hasil dari diskusi kelompok di presentasikan di depan kelas dan diberi tanggapan oleh kelompok lainnya dan dibimbing oleh guru. Adapun Nilai kualitatif aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah:

a) Siklus I diperoleh rata-rata 60,56 atau sekitar 27,77%.

b) Siklus II diperoleh rata-rata 83,06 atau telah mencapai 100% untuk ketuntasan belajar.

Ketiga : Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan dari tiap siklusnya. Hasil beljar siswa dapat dilihat dari:

1. Hasil pengerjaan LKS secara kelompok: dengan rincian nilai rata-rata kelompok sebagai berikut: a )Siklus I mencapai 60,90, b) Siklus II mencapai 8,20.

2. Hasil evaluasi (tes hasil belajar) secara perorangan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu : a) siklus I nilai rata-rata mencapai 60,56. atau sekitar 27,77%. b) pada siklus II memcapai 83,06, nilai ini berarti mencapai 100% dari nilai ideal.

3. Hasil observasi kegiatan aktivitas guru dalam KBM dalam menerapkan pembelajaran inkuiri adalah adalah sebagai berikut: a) Siklus I skor 54 atau sekitar 67,5% dari skor ideal 80. b) Siklus II mencapai skor 75 atau sekitar 95% dari skor ideal 80. Data ini menunjukan adanya perkembangan yang baik


(30)

a. Pada saat pembelajaran ada beberapa siswa yang ngobrol bersama temannya saat mengerjakan lembar kerja.

b. Siswa sulit untuk fokus terhadap pembelajaran,

c. Terdapat kegaduhan saat pembagian kelompok , karena siswa perempuan tidak mau dicampur dengan siswa laki-laki. Namun setelah diarahkan oleh guru maka mareka menjadi mau untuk bercampur dalam pembagian kelompok.

d. Siswa sulit untuk mengungkapkan pendapat serta malu untuk bertanya . e. Interaksi guru dan siswa agak kurang, siswa masih agak ragu untuk

mengajukan pertanyaan saat pembelajaran.

f. Terdapat siswa yang belum bisa konsentrasi penuh terhadap pembelajaran. g. Guru menemukan kesulitan dalam pengaturan waktu pembelajaran.

B. Rekomendasi

Bardasarkan kesimpulan tersebut di atas, dalam rangka perbaikan tindakan pembelajaran serta peningkatan serta peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya dalam materi rangka tubuh manusia, maka berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan antara lain kepada :

1. Bagi Guru

Guru SD hendaknya terus membina dan mengembangkan kemampuan diri, serta dapat menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif melalui berbagai model


(31)

metode torso dalam pembelajaran IPA. Selain itu juga guru SD diharapkan lebih kreatif dalam menggali informasi dari berbagai media termasuk media cetak contohnya surat kabar, demi meningkatakan pengetahuan dan wawasan yang luas dalam menciptakan pembelajaran di SD. Dengan begitu Guru dapat menjadi fasilitator bagi siswa dalam rangka menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran

2. Bagi Siswa

Hendaknya siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara optimal sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar karena mampu memahami materi pelajaran secara menyeluruh.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini jauh dari harapan penulis, oleh karena itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan mengambil media pembelajaran yang lain dan tidak hanya untuk satu sekolah saja, serta memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

_______,(2003), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Eka Jaya.

Aqib, Zaenal, (2010), Profesinalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan Cendikia.

Arikunto, Suharsimi, (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri, (2002), Psikologi Belajar, Jakarta:Rineksa Cipta.

Djamarah, syaiful Bahri, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar, (1994), Metode Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti. Hermawan, Hendy, (2006), Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung: CV.

Citra Praya.

http://gooogle/onlinedictionary.com

http://www.dedenbinlaode.web.id/2010/01/torso.html#4bawRAgfSBmIJgSo.99 Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. (1988), The Action Research Planner. Victoria

Dearcin University Press.

Kurniawan, Arif, (2003), Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dengan Menggunakan Metode PenemuanTerbimbing pada Pokok Bahasan Gaya di SDN III Kediri. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya.

Muhibbin, (2002), Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Poerwodarminta,(1991), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Bina Ilmu. Prabawanto, Sufyani, (2010), Makalah Metodologi Pendidikan Tindakan Kelas,

FMIPA, Bandung: tidak diterbitkan.

Sardiman, A.M. (1996), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara.


(33)

Sudjana , Nana , (2002), Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung : Sinar Baru Algen Sindo.

Sukirman, Dadang dan Nana Juhana, (2007), Perencanaan Pembelajaran, Bandung: UPI PRESS.

Surakhmad, Winarno, (2001), Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsino.

Sutardi, Didi dan Encep Sudirjo, (2008), pembaharuan dalam PBM di SD, Bandung: UPI PRESS.

Syah, Muhibbin, (2002), Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Uzer, (2002), Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, Rochiati, (2009), Metode penelitian tindakan kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tentang penggunaan media torso dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV Sekolah Dasar, ada beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

Pertama : Torso merupakan alat peraga berupa patung berbentuk menyerupai tubuh asli manusia lengkap dengan komponen dan struktur tubuh sesuai atau seperti asli. Sebagai alat peraga, torso didesain sedemikian rupa sehingga mudah dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Kemudahan yang dimaksud adalah bahwa komponen-komponen tubuh yang terdapat pada media torso dapat dilepas dan dipisahkan dari posisi awalnya sehingga pada saat guru menjelaskan perbagian komponen tubuh kepada murid jauh lebih mudah.

Kedua : Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media torso ternyata menunjukan sikap yang positif, aktif, kreatif dan berpikir kritis terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa nampak antusias, dan penuh semangat dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dibuat dengan cara berkelompok untuk mengerjakan LKS sebagai bahan kajian materi yang dikerjakan dengan observasi atau mencari informasi dari torso yang ditampilkan oleh guru secara mandiri. Semua kelompok siswa mengerjakan lembar kerja dengan baik.


(2)

Neng Rani Nurdianti, 2013

Penggunaan media torso anggota tubuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ipa tentang pokok bahasan rangka manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kemudian hasil dari diskusi kelompok di presentasikan di depan kelas dan diberi tanggapan oleh kelompok lainnya dan dibimbing oleh guru. Adapun Nilai kualitatif aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah:

a) Siklus I diperoleh rata-rata 60,56 atau sekitar 27,77%.

b) Siklus II diperoleh rata-rata 83,06 atau telah mencapai 100% untuk ketuntasan belajar.

Ketiga : Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan dari tiap siklusnya. Hasil beljar siswa dapat dilihat dari:

1. Hasil pengerjaan LKS secara kelompok: dengan rincian nilai rata-rata kelompok sebagai berikut: a )Siklus I mencapai 60,90, b) Siklus II mencapai 8,20.

2. Hasil evaluasi (tes hasil belajar) secara perorangan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu : a) siklus I nilai rata-rata mencapai 60,56. atau sekitar 27,77%. b) pada siklus II memcapai 83,06, nilai ini berarti mencapai 100% dari nilai ideal.

3. Hasil observasi kegiatan aktivitas guru dalam KBM dalam menerapkan pembelajaran inkuiri adalah adalah sebagai berikut: a) Siklus I skor 54 atau sekitar 67,5% dari skor ideal 80. b) Siklus II mencapai skor 75 atau sekitar 95% dari skor ideal 80. Data ini menunjukan adanya perkembangan yang baik

Keempat: Adapun hambatan-hambatan yang ditemukan selama proses pembelajaran, yaitu :


(3)

a. Pada saat pembelajaran ada beberapa siswa yang ngobrol bersama temannya saat mengerjakan lembar kerja.

b. Siswa sulit untuk fokus terhadap pembelajaran,

c. Terdapat kegaduhan saat pembagian kelompok , karena siswa perempuan tidak mau dicampur dengan siswa laki-laki. Namun setelah diarahkan oleh guru maka mareka menjadi mau untuk bercampur dalam pembagian kelompok.

d. Siswa sulit untuk mengungkapkan pendapat serta malu untuk bertanya . e. Interaksi guru dan siswa agak kurang, siswa masih agak ragu untuk

mengajukan pertanyaan saat pembelajaran.

f. Terdapat siswa yang belum bisa konsentrasi penuh terhadap pembelajaran. g. Guru menemukan kesulitan dalam pengaturan waktu pembelajaran.

B. Rekomendasi

Bardasarkan kesimpulan tersebut di atas, dalam rangka perbaikan tindakan pembelajaran serta peningkatan serta peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya dalam materi rangka tubuh manusia, maka berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan antara lain kepada :

1. Bagi Guru

Guru SD hendaknya terus membina dan mengembangkan kemampuan diri, serta dapat menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif melalui berbagai model pembelajaran yang bervariatif dan inovatif. Salah satunya dengan menerapkan


(4)

Neng Rani Nurdianti, 2013

Penggunaan media torso anggota tubuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ipa tentang pokok bahasan rangka manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

metode torso dalam pembelajaran IPA. Selain itu juga guru SD diharapkan lebih kreatif dalam menggali informasi dari berbagai media termasuk media cetak contohnya surat kabar, demi meningkatakan pengetahuan dan wawasan yang luas dalam menciptakan pembelajaran di SD. Dengan begitu Guru dapat menjadi fasilitator bagi siswa dalam rangka menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran

2. Bagi Siswa

Hendaknya siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara optimal sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar karena mampu memahami materi pelajaran secara menyeluruh.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini jauh dari harapan penulis, oleh karena itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan mengambil media pembelajaran yang lain dan tidak hanya untuk satu sekolah saja, serta memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

_______,(2003), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Eka Jaya.

Aqib, Zaenal, (2010), Profesinalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan Cendikia.

Arikunto, Suharsimi, (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri, (2002), Psikologi Belajar, Jakarta:Rineksa Cipta.

Djamarah, syaiful Bahri, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar, (1994), Metode Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti. Hermawan, Hendy, (2006), Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung: CV.

Citra Praya.

http://gooogle/onlinedictionary.com

http://www.dedenbinlaode.web.id/2010/01/torso.html#4bawRAgfSBmIJgSo.99 Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. (1988), The Action Research Planner. Victoria

Dearcin University Press.

Kurniawan, Arif, (2003), Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dengan Menggunakan Metode PenemuanTerbimbing pada Pokok Bahasan Gaya di SDN III Kediri. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya.

Muhibbin, (2002), Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Poerwodarminta,(1991), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Bina Ilmu. Prabawanto, Sufyani, (2010), Makalah Metodologi Pendidikan Tindakan Kelas,

FMIPA, Bandung: tidak diterbitkan.

Sardiman, A.M. (1996), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara.


(6)

Neng Rani Nurdianti, 2013

Penggunaan media torso anggota tubuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ipa tentang pokok bahasan rangka manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana , Nana , (2002), Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung : Sinar Baru Algen Sindo.

Sukirman, Dadang dan Nana Juhana, (2007), Perencanaan Pembelajaran, Bandung: UPI PRESS.

Surakhmad, Winarno, (2001), Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsino.

Sutardi, Didi dan Encep Sudirjo, (2008), pembaharuan dalam PBM di SD, Bandung: UPI PRESS.

Syah, Muhibbin, (2002), Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Uzer, (2002), Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, Rochiati, (2009), Metode penelitian tindakan kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ALAT INDERA.

0 3 31

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PERTUMBUHAN TUMBUHAN.

1 1 36

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PROYEKTOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PENYESUAIAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA.

0 3 36

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PROYEKTOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PENYESUAIAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA.

0 3 30

PENERAPAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PENCERNAAN MANUSIA.

0 0 25

PENGGUNAAN MEDIA TORSO ANGGOTA TUBUH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN RANGKA MANUSIA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cipinang Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran

0 2 38

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN BENDA LANGIT.

0 0 44

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN ENERGI PANAS.

1 31 52

PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN.

1 2 39

PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN.

0 0 33