PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK, KONTROL DIRI (SELF CONTROL) DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN RASIONAL TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU SMP NEGERI TANAH JAWA.

(1)

PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK, KONTROL DIRI (SELF CONTROL) DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN RASIONAL

TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU SMP NEGERI KECAMATAN TANAH JAWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam memperoleh Gelar Megister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH:

SARIATI SILITONGA NIM. 8106132018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

SARIATI SILITONGA, NIM, 8106132018.Pengaruh Motivasi Ekstrinsik, Kontrol Diri (self Control), dan Pengambilan Keputusan Rasional Terhadap Komitmen Afektif Guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa. Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan mengetahui pengaruh langsung: (1) Motivasi ekstrinsik guru terhadap pengambilan keputusan rasional guru, (2) Pengaruh kontrol diri terhadap pengambilan keputusan rasional guru (3) Pengaruh motivasi ekstrinsik guru terhadap komitmen afektif guru, (4) Pengaruh kontrol diri guru terhadap komitmen afektif guru, (5) Pengaruh pengambilan keputusan rasional guru terhadap komitmen afektif guru.

Subjek penelitian adalah Guru-guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun dengan jumlah populasi 134 orang. Sampel penelitian sebanyak 101 orang dengan menggunakan Nomogram Harry King. Alat ukur instrument yang digunakan dalam pengambilan data Motivasi Ekstrinsik, Kontrol Diri, Pengambilan Keputusan Rasional, dan Komitmen Afektif dengan menggunakan angket. Sebelum instrument penelitian (dalam hal ini alat instrument angket) dipakai untuk mengumpulkan data penelitian terlebih dulu dilakukan uji coba. Dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan teknik korelasi dan koefisien jalur. Berdasarkan pengujiian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara: (1) Motivasi Ekstrinsik terhadap Pengambilan Keputusan Rasional dengan ρ31 = 0.38 and thitung> ttabel (4.69 >1.98), (2) Kontrol Diri terhadap Pengambilan Keputusan Rasional dengan ρ32 = 0.42 and thitung> ttabel (5.25>1.98), (3) Motivasi Ekstrinsik terhadap Komitmen Afektif Guru dengan ρ41 = 0.33 and thitung> ttabel (4.07>1.98), (4) Kontrol Diri terhadap Komitmen Afektif Guru dengan ρ42 = 0.31 and thitung> ttabel (4.37 >1.98), (5) Pengambilan Keputusan Rasional terhadap Komitmen Afektif Guru dengan ρ43 = 0.37 and thitung> ttabel (4.63>1.98).

Disarankan kepada Kepala Sekolah kiranya dapat mewujudkan suasana sekolah yang kondusif, menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam pembelajaran maupun untuk pengembangan guru, melakukan pengawasan atau supervisi yang menyenangkan dan adil terhadap semua guru, serta memberikan penghargaan terhadap guru yang berhasil melakukan pekerjannya dengan hasil yang baik. Disarankan kepada setiap guru sebaiknya perlu secara individu maupun dengan cara bersama-sama untuk meningkatkan perasaan kesetiaan dan kebanggaan kepada sekolah dan pekerjaannya.


(5)

ii ABSTRACT

SILITONGA, SARI. NIM. 8106132018. The Influence of Extrinsic Motivation, Self Control, and Rational Decision Making on Teacher’s Affective Commitment of Private Junior High School in Tanah Jawa Regency. Thesis, Post Graduate of State University of Medan.

The purpose of this research was to determine the direct influence of: (1) Extrinsic Motivation on Teacher’s Rational Decision Making (2) Self Control on Teacher’s Rational Decision Making, (3) Extrinsic Motivation on Teacher’s Affective Commitment (4) Self Control on Teacher’s Affective Commitment, (5) Rational Decision Making to Teacher’s Affective Commitment.

Subjects of the research were teachers at Private Junior High School in Tanah Jawa Regency by the number of population of 134 teachers. The sample of the research was 101 persons by using Harry King Nomogram.

Measuring instruments used in data retrieval on Extrinsic Motivation, Self Control, Rational Decision Making and teacher’s affective commitment was Questionnaire. Before the research instrument was used to collect data on research, validity and reliability test were conducted first. To test the calculation validity of the questionnaire, product moment formula was used and to test the reliability of the questionnaire, alpha formula was used.

To test the hypothesis presented in this study, techniques of correlation and path coefficients were used. Based on the hypothesis examination result, we could conclude that there was a direct and significant influence of : (1) Extrinsic Motivation on Teacher’s Rational Decision Making with path coefficient ρ31 =

0.38 and tscore > ttable (4.69>1.98), (2) Self Control on Teacher’s Rational

Decision Making with path coefficient ρ32 = 0.42 and tscore > ttable (5.25>1.98), (3)

Extrinsic Motivation on Teacher’s Affective Commitment with path coefficient ρ41

= 0.33 and tscore > ttable (4.07>1.98), (4) Self Control on Teacher’s Affective

Commitment with path coefficient ρ42 = 0.31 and tscore>ttable (4.37>1.98), (5)

Rational Decision Making to Teacher’s Affective Commitment with path coefficient ρ43 = 0.37 and tscore > ttable (4.63>1.98).

Suggested to the principal would be able to create an atmosphere conducive school, providing the necessary facilities for learning and teachers development, oversight or supervision of fun and fair to all teachers, as well as pay tribute to the teachers who managed to do his work with good results. It is recommended to every teacher should have individually and jointly way to increase feelings of loyalty and pride to the school and work.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Tesis berjudul “Pengaruh Motivasi Ekstrinsik, Kontrol Diri (Self Control) Dan Pengambilan Keputusan Rasional Terhadap Komitmen Afektif Guru SMP Negeri Tanah Jawa”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Dosen pembimbing I yang selalu dan tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. Sumarno M.Pd, selaku pembimbing II yang juga telah banyak memberikan bimbingan, saran, gagasan, masukan yang sangat berharga dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan Dr. Yasaratodo Wau MPd, selaku narasumber yang sangat banyak memberikan masukan dan saran sehingga banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Serta Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku narasumber sekaligus validator yang juga banyak memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan instrumen dan tesis.

5. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd, dan Drs. Yasaratodo Wau, M. Pd, sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(7)

iv

6. Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Para Dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berpikir, yang dapat digunakan untuk penyelesaian tesis ini.

8. Kepala KUPTD Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun ibu Rosmidar Lubis SAg yang telah memberi izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah serta seluruh guru SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun (Kepala SMP Negeri 1 Tanah Jawa ibu Dame Doloksaribu MPd, Kepala SMP Negeri 2 Tanah Jawa bapak Drs. Metusala Hutabalian, Kepala SMP Negeri 3 Tanah Jawa bapak Alimuda PL Tobing, SPd) yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian ini antara lain: ibu Rumalan Gultom BA, ibu Minerata Sinaga, S.Pd, ibu Bestina Simarmata S.Pd, ibu Lusianna Tindaon SPd, ibu Hotmauli Silalahi, ibu Dosmariani Sinaga SPd, ibu Ratna Napitupulu SPd, ibu Renta Napitu SPd, ibu Rita Warta Saragi SPd, ibu Drs Noretta Sembiring dan seluruh teman-teman guru lainnya.

10.Bapak Drs. Tiga Tumpuan Lumbantoruan MPd mantan Kepala SMP Negeri 2 Tanah Jawa yang banyak memberikan dorongan selama dalam perkuliahan dan membantu penulisan tesis ini.

11.Ayahanda St. Parsaoran Silitonga dengan ibunda Damaris Tambunan yang telah mendidik, membesarkan dan selalu memberikan dorongan serta doa bagi penulis dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.

12.Suami saya Sihar Napitu, SPd serta anak-anakku tersayang Julius Jumanda Napitu, Agustina Hotmarito Napitu, Deardo Pangondian Napitu dan Deo Yehezkiel Napitu. 13.Kakak-kakakku tercinta Dra. Lamria Silitonga MPd / Arifin Siahaan dan Dra. Mery

Silitonga / Pdt. Rich Janson Simamora MM, serta adek-adekku yang tercinta Udur Silitonga, S.Pd / Tua Pandapotan Sitinjak, Togu Tua Silitonga / Mestika Sitompul, Ir. Jonson Ronal Silitonga / Rista Silaban, Ir.Bintang Silitonga S.Pd / Ir. Manogar


(8)

v

Sitorus, Ida Rumenta Silitonga / Marihot Tampubolon yang memberikan motivasi, doa dan semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan studi.

14.Bapak mertua saya Sopar Bonar Napitu Alm / Ibu mertua saya SK Silalahi, Kakak Ipar Samaria Napitu SPd, Nurhani Napitu SE, Marina Napitu AMd dan adek ipar saya Ir Dormaringan Napitu MKes / Donna Silaen AMd. Ak, Japosman Napitu MHut / Wati, Rudianto Ssi, Msi/ Tetty Eva Sirait SE yang memberikan banyak dorongan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan tesis ini.

15.Sahabat baik penulis Ir Lily Ermince Saragih S.Pd, M.Pd, Valentine P.R.Silitonga, ST, M.Pd, Nita Marpaung SPd, Sevianna Siahaan SPd dan Vera Natalia Sihombing yang selalu setia membantu saya untuk pembuatan tesis ini.

16.Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Unimed khususnya mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan XVIII Kelas B yang telah memberi motivasi dan konstribusi yang sangat berharga di saat perkuliahan sampai selesainya penulisan tesis ini.

17.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikannya, Amin.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Medan, 26 Juni 2013 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoritis ... 12

1. Komitmen Afektif Guru ... 12

2. Motivasi Ekstrinsik ... 17

3. Kontrol Diri ... 23

4. Pengambilan Keputusan Rasional ... 29

B. Penelitian yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 39

1. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Pengambilan Keputusan Rasional ... 39

2. Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Pengambilan Keputusan Rasional ... 40

3. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Terhadap Komitmen Afektif Guru ... 41

4. Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Komitmen Afektif Guru .. 42


(10)

vii

5. Pengaruh Pengambilan Keputusan Rasional Guru

Terhadap Komitmen Afektif Guru .. ……… 43

D. Hipotesis penelitian ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

B. Metode Penelitian ... 46

C. Populasi dan Sampel ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 49

1. Identifikasi Variabel Penelitian ………. 49

2. Depenisi Operasional Variabel penelitian ……….. . 50

3. Pengukuran ………. .. 52

a. Uji Coba Instrumen Penelitian ………. 53

b. Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 54

(1) Uji Validitas ……… 54

(2) Uji Reliabilitas ……….. 56

(3) Uji Normalitas ... 57

(4) Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 58

(5) Uji Hipotesis ... 60

(6) Hipotesis Statistik ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data Penelitian ... 63

1. Komitmen Afektif (X4) ... 63

2. Motivasi Ekstrinsik (X1) ... 65

3. Kontrol Diri (X2) ... 67

4. Pengambilan Keputusan Rasional (X3) ... 69

B.Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 71

1. Variabel Komitmen Afektif ... 71

2. Variabel Motivasi Ekstrinsk ... 72

3. Variabel Kontrol Diri ... ... 74

4. Variabel Pengambilan Keputusan Rasional ... 76

C.Uji Persyaratan Analisis ... 77


(11)

viii

2. Uji Linieritas dan Keberartian ... 79

D.Perhitungan Koefisien Korelasi ... 84

E. Perhitungan Koefisien Jalur ... 84

F. Perhitungan Hipotesis ... 85

G.Uji Kesesuaian Model ... 89

H.Temuan Penelitian ... 91

I. Pembahasan ... 95

J. Keterbatasan Penelitian ... 107

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Simpulan ... 109

B.Implikasi ... 112

1. Upaya Peningkatan Pengambilan Keputusan Rasional Melalui Motivasi Ekstrinsik ... 112

2. Upaya Peningkatan Pengambilan Keputusan Rasional Melalui Kontrol Diri ... 115

3. Upaya Peningkatan Komitmen Afektif Guru Melalui Motivasi Ekstrinsik ... 118

4. Upaya Peningkatan Komitmen Afektif Guru Melalui Kontrol Diri ... 120

5. Upaya Peningkatan Komitmen Afektif Guru Melalui Pengambilan Keputusan Rasional ... 122

C.Saran Penelitian ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 128 LAMPIRAN


(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Guru di SMP Negeri di Tanah Jawa ... 47

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Setiap Unit di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa ... 49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 52

Tabel 4.1 Ringkasan Karakteristik Data Setiap Variabel Penelitian ... 63

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Afektif ... 64

Tabel 4.3 Distribusi Variabel Motivasi Ekstrinsik ... 66

Tabel 4.4 Distribusi Variabel Kontrol Diri ... 68

Tabel 4.5 Distribusi Variabel Pengambilan Keputusan Rasional ... 70

Tabel 4.6 Kategori Skor Kecenderungan Data Variabel Komitmen Afektif ... 72

Tabel 4.7 Kategori Skor Kecenderungan Data Variabel Motivasi Ekstrinsik ... 74

Tabel 4.8 Kategori Skor Kecenderungan Data Variabel Kontrol Diri ... 75

Tabel 4.9 Kategori Skor Kecenderungan Data Variabel Pengambilan Keputusan... 77

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 78

Tabel 4.11 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi X4 Atas X1 ... 80

Tabel 4.12 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi X4 Atas X2 ... 81

Tabel 4.13 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi X4 Atas X3 ... 82

Tabel 4.14 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi X3 Atas X1 ... 82

Tabel 4.15 Ringkasan ANAVA untuk Persamaan Regresi X3 Atas X2 ... 83

Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 84


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Jalur Sasaran Menurut Colquitt, Le Pine, dan Wasson ... 14

Gambar 2.2 Teori Kebutuhan Maslow Revised ... 18

Gambar 2.3 Teori Porter Lawer ... ... 21

Gambar 2.4 Rational Decision Making Model ... 35

Gambar 2.5 Model Kerangka Teoretik Penelitian ... 44

Gambar 3.1 Nomogram Harry King untuk Menemukan Sampel dari Populasi ... 48

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Komitmen Afektif ... 65

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Skor Variabel Motivasi Ekstrinsik ... 67

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Skor Variabel Kontrol Diri ... 69

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Skor Variabel Pengambilan Keputusan Rasional ... 71

Gambar 4.5 Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, X3 terhadap X4 ... 90


(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner SMP Negeri Kecamatan Kabupaten Simalungun

Variabel Komitmen Afektif ... 132

Lampiran 2 Kuesioner SMP Negeri Kecamatan Kabupaten Simalungun Variabel Motivasi Ekstrinsik ... 135

Lampiran 3 Kuesioner SMP Negeri Kecamatan Kabupaten Simalungun Variabel Kontrol Diri ... 138

Lampiran 4 Kuesioner SMP Negeri Kecamatan Kabupaten Simalungun Variabel Pengambilan Keputusan Rasional ... 141

Lampiran 5 Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket ... 144

Lampiran 6 Hasil Validitas Uji Coba Angket Komitmen Afektif ... 148

Lampiran 7 Hasil Validitas Uji Coba Angket Motivasi Ekstrinsik ... 149

Lampiran 8 Hasil Validitas Uji Coba Angket Kontrol Diri ... 150

Lampiran 9 Hasil Validitas Uji Coba Angket Pengambilan Keputusan Rasional ... 151

Lampiran 10 Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket Komitmen Afektif ... 152

Lampiran 11 Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Ekstrinsik ... 153

Lampiran 12 Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket Kontrol Diri ... 154

Lampiran 13 Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket Pengambilan Keputusan Rasional 155 Lampiran 14 Data Hasil Penelitian ... 156

Lampiran 15 Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi Data Variabel Komitmen Afektif ... 159


(15)

xii

Lampiran 16 Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi Data Variabel

Motivasi Ekstrinsik ... 161

Lampiran 17 Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi Data Variabel Kontrol Diri ... 163

Lampiran 18 Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi Data Variabel Pengambilan Keputusan Rasional ... 165

Lampiran 19 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 167

Lampiran 20 Uji Normalitas ... 170

Lampiran 21 Uji Kelinieran dan Persamaan Regresi ... 174

Lampiran 22 Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 200

Lampiran 23 Perhitungan Koefisien Jalur Variabel Penelitian ... 203

Lampiran 24 Uji Hipotesis ... 207


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai institusi pengelola pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Pengelolaan sekolah diharapkan dapat memfungsikan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2005:125) guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan.

Guru sebagai asset sumber daya manusia memiliki tugas dan tanggung jawab meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada tingkat profesionalisme guru dan produktivitas kerja guru sebagai pengelola sekolah. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru merupakan faktor penting yang sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan, dimana seorang guru harus memiliki standar kualitas pribadi yang dipersyaratkan sebagai seorang pendidik. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2006:37) Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian pendidikan dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki perangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun guru juga dituntut menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Dalam hal ini guru merupakan komponen


(17)

2

penting dan kunci utama keberhasilan pendidikan yang sangat membutuhkan guru-guru yang mempunyai perilaku kerja yang baik, berkualitas, dan berkomitmen tinggi terhadap sekolah.

Banyak faktor yang dapat meningkatkan komitmen guru dalam mengajar baik yang berasal dari luar maupun dari dalam diri guru. Seorang guru yang memiliki komitmen yang tinggi akan tampak dari perilakunya dalam melaksanakan tugas sebagai guru dalam kehidupan sehari-hari apalagi jika menjadi guru merupakan panggilan jiwa bukan sebagai pilihan terakhir, hal ini akan tampak dari komitmen guru untuk lebih mengutamakan tugasnya di sekolah daripada mencari tambahan penghasilan di luar sekolah dan terus menjaga profesionalitasnya sebagai guru. Seorang guru harus fokus kepada bidangnya sehingga akan lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru merupakan indikasi dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai suatu organisasi tempatnya bekerja, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dengan sepenuh hati demi kemajuan sekolah, karena salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Komitmen memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan dan efektifitas kerja guru. Menurut Miner (1992:134) secara konseptual ada tiga factor yang mempengaruhi komitmen, yaitu: (1) Suatu keyakinan yang kuat dan menerima tujuan-tujuan serta nilai-nilai organisasi (2) kemampuan untuk melaksankan upaya untuk kepentingan organisasi (3) adanya suatu keinginan yang kuat untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi. Komitmen afektif guru yang rendah


(18)

3

mengakibatkan guru sering mangkir dari tugas mengajar yang berakibat negatif bagi prestasi siswa, kurangnya kepedulian guru terhadap peraturan sekolah. Selain masalah diatas, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru pada SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Tanah Jawa Kabupaten Simalungun menunjukkan kurangnya kepatuhan guru terhadap peraturan yang sudah ditetapkan karena masih ada guru datang terlambat rata-rata 8 orang guru ( 5,9 %) setiap hari, terlambat masuk kelas rata-rata 15 orang guru (11,1%), rata-rata korupsi waktu dengan terlambat masuk kelas 40 orang guru (39,7%), kurangnya rasa tanggung jawab untuk mengajar dengan adanya beberapa guru lebih mengutamakan tugas diluar untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga, guru sering tidak hadir dan meninggalkan kelas sebelum pembelajaran usai dengan alasan yang tidak jelas, kurangnya keinginan meningkatkan mutu pendidikan sebagai tanggung jawab guru dalam mencapai tujuan sekolah, hal ini tampak dari masih adanya guru menggunakan RPP orang lain, terpaku dengan suatu metode mengajar dan masih ada guru yang marah dan menghukum siswa jika tidak mengerjakan PR tanpa ingin mengetahui latar belakang masalah siswa dan kurang peduli pada siswa yang menghadapi masalah dalam pembelajaran.

Dengan permasalahan di atas guru sebagai pengelola pendidikan yang profesional perlu mengadakan berbagai perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan efektifitas kerja guru. Artinya guru belum memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Jika hal ini terus dibiarkan maka pendidikan di Indonesia akan semakin terpuruk dan akan memiliki perilaku yang semakin merusak masa depan generasi dimasa mendatang oleh karena itu perlu diambil tindakan agar bisa keluar dari permasalahan ini. Ada


(19)

4

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komitmen guru dalam melaksanakan tugas. Menurut Luthans (2005:218) komitmen organisasi terdiri dari tiga komponen yaitu: (1) komitmen afektif (affective commitment) adalah komitmen organisasi yang lebih menekankan pada pentingnya kongruensi antara nilai dan tujuan karyawan dengan nilai dan tujuan organisasi, (2) komitmen kontiniu (kontinuance commitmen) adalah komitmen organisasi dimana pekerja akan bertahan atau meninggalkan organisasi karena melihat adanya pertimbangan rasional dari segi untung ruginya; dan (3) komitmen normatif (normative commitmen) adalah komitmen organisasi dimana pekerja bertahan dalam organisasi karena ia merasakan adanya suatu kewajiban.

Rhoades, (2001:825) juga menambahkan komitmen afektif merupakan keterikatan emosional individu terhadap organisasi yang menjadi penentu dedikasi dan loyalitas individu. Individu dengan komitmen afektif terhadap organisasi akan memperlihatkan performansi kerja yang tinggi, mempunyai perasaan memiliki dan identifikasi yang kuat untuk meningkatkan keterlibatan individu tersebut dalam aktifitas organisasi, kemauan untuk berusaha mencapai tujuan organisasi dan kehendak untuk menjaga organisasi. Menurut pendapat di atas komitmen memiliki peranan penting bagi seseorang dalam organisasi dalam hal ini guru sebagai tenaga pendidik di sekolah dan guru menunjukkan suatu kelekatan psikologis terhadap sekolah akan menunjukkan adanya keterlibatan secara mental dan emosional guru terhadap sekolah, dapat digambarkan melalui pemberian usaha, kemampuan dan kesetiaan guru kepada sekolah serta penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan sekolah. Guru yang memiliki komitmen afektif tinggi, mempunyai perasaan memiliki identifikasi yang kuat yang akan meningkatkan


(20)

5

keterlibatan guru tersebut dalam aktivitas sekolah, kemauan untuk berusaha mencapai tujuan guru dan tujuan sekolah. Guru dengan komitmen afektif benar-benar ingin menjadi guru di sekolah yang bersangkutan sehingga memiliki keinginan untuk menggunakan usaha optimal demi tercapainya tujuan sekolah. Seorang guru dengan komitmen afektif tinggi mengajar tidak didasari keterikatan emosional dengan sekolah atau pekerjaannya, misalnya guru mengajar lebih baik ketika para siswa yang diajarnya adalah siswa yang berada pada kelas yang tidak pernah menimbulkan masalah

Disamping komitmen afektif guru, motivasi ekstrinsik juga berpengaruh terhadap efektivitas kerja guru. Menurut Hasibuan (2008:65), motivasi adalah “pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan beritegrasi dengan segala daya

upaya untuk mencapai kepuasan”. Menurut Sardiman (2009:89) motivasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dalam hal ini guru sungguh-sungguh bekerja karena hendak mencapai suatu tujuan dengan maksud tertentu, misalnya guru tidak terlambat hadir di sekolah karena sudah mendapat teguran sebelumnya dari kepala sekolah, dalam hai ini guru hadir tepat waktu di sekolah karena telah memperoleh teguran dari kepala sekolah, guru rajin bekerja untuk memperoleh pujian dari pimpinan, guru sungguh-sungguh bekerja untuk menghindari hukuman yang diancamkan kepadanya, atau karena telah memperoleh tunjangan serifikasi guru.

Kontrol diri (Self control) juga mempunyai pengaruh dalam pelaksanaan efektifitas kerja guru selain pengambilan keputusan rasional, komitmen afektif dan motivasi ekstrinsik guru. Kontrol diri (Self-control) adalah kemampuan


(21)

6

individu untuk menyesuaikan tingkah laku dengan apa yang dianggap diterima secara sosial oleh masyarakat, Olds (1992). Menurut Skinners, pengendalian diri adalah ketika seseorang memilih tindakan yang akan menghasilkan hasil yang positif, ketika ia dihadapkan pada dua pilihan, hasil yang positif tersebut akan menguatkan pilihannya. Mischel (dalam Kail dan Nelson, 1993:123) dalam penelitian mereka menyimpulkan bahwa kemampuan individu untuk mengendalikan diri dipengaruhi perencanaan yang baik untuk bertindak. Guru dapat melakukan berbagai usaha untuk mengendalikan dirinya dengan cara berusaha untuk tidak melihat imbalan, berusaha untuk tidak dipengaruhi pujian atau penghargaan atau melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dari tujuan yang akan dicapai. Usaha tersebut merupakan perilaku yang terencana dan efektif sehingga guru mampu mengontrol dirinya. Dari uraian diatas pengendalian diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri guru merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan guru selama proses-proses dalam pembelajaran di kelas, termasuk dalam menghadapi kondisi sekolah yang hampir setiap hari menghadapi berbagai masalah dan gangguan dari luar diri guru.

Pengambilan keputusan rasional berpengaruh juga dalam meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan efektifitas kerja guru. Menurut Robbins (2009:189) Rasional artinya membuat pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan-batasan tertentu. Robbins (2003), mengatakan pengambilan keputusan yang rasional adalah model pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana para individu hendaknya berperilaku


(22)

7

untuk memaksimalkan hasil. Model pembuatan keputusan rasional guru adalah sebuah model pembuatan keputusan yang mendeskripsikan bagaimana guru seharusnya berperilaku untuk memaksimalkan beberapa hasil untuk memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan melaksanakan peranannya dalam mengajar dan membimbing muridnya. Artinya setiap keputusan yang diambil guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan terutama peserta didik, agar benar-benar dapat memaksimalkan hasil dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Komitmen afektif guru merupakan salah satu perilaku kerja yang ditimbulkan akibat dari motivasi ekstrinsik guru dari lingkungannya dan kontrol diri (self control) guru, serta pengambilan keputusan rasional yang tepat untuk itu seorang guru harus menerapkan komitmen afektif agar dapat mencapai tujuan sekolah. Untuk mengetahui apakah benar terdapat pengaruh antara motivasi ekstrinsik, kontrol diri (self control) dan pengambilan keputusan rasional terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Tanah Jawa diperlukan adanya penelitian mengenai hal tersebut.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa komitmen afektif guru di SMP negeri Tanah Jawa masih rendah, motivasi ekstrinsik rendah, kontrol diri rendah dan pengambilan keputusan rasional rendah sehingga perlu penelitian untuk membahas Pengaruh Motivasi Ekstrinsik, kontrol diri (self control) dan Pengambilan Keputusan Rasional terhadap Komitmen Afektif Guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa.


(23)

8

B. Identifikasi Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada teori sebelumnya dalam latar belakang masalah, banyak faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komitmen afektif guru. Hal ini mengundang sejumlah pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif guru. Untuk itu perlu diidentifikasi dan perlu dipertanyakan: (1) Apakah motivasi instrinsik berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (2) Factor-faktor apa yang dapat mempengaruhi komitmen afektif guru? (3) Apakah komitmen kontiniutas berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (4) Apakah komitmen normative berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (5) Apakah motivasi instrinsik berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (6) Apakah motivasi ekstrinsik berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (7) Bagaimana pengaruh langsung motivasi ekstrinsik guru terhadap komitmen afektif guru? (8) Apakah kontrol diri (self control) berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (9) Apakah kemampuan keprofesionalan guru berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (10) Apakah pengambilan keputusan rasional berpengaruh terhadap komitmen afektif guru? (11) Apakah pengambilan keputusan rasional berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru?

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan arah penulisan ini kepada tujuan penulisan, maka pembatasan masalah sangat diperlukan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif guru, maka perlu pembatasan masalah agar lebih memfokuskan arah penelitian. Penelitian ini dibatasi pada tiga variabel eksogenus


(24)

9

dan satu variabel endogenus. Oleh karena itu penelitian ini hanya membatasi sejauh mana pengaruh motivasi ekstrinsik, kontrol diri (self control), dan pengambilan keputusan rasional terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah motivasi ekstrinsik guru berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan rasional guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa ?

2. Apakah kontrol diri (self control) guru berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan rasional guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa?

3. Apakah motivasi ekstrinsik guru berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa?

4. Apakah kontrol diri (self control) guru berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa?

5. Apakah pengambilan keputusan rasional guru berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa?


(25)

10

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi ekstrinsik guru terhadap pengambilan keputusan rasional guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa.

2. Untuk mengetahui pengaruh kontrol diri (self control) guru terhadap pengambilan keputusan rasional guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi ekstrinsik guru terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa.

4. Untuk mengetahui pengaruh kontrol diri (self control) guru terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa.

5. Untuk mengetahui pengaruh pengambilan keputusan rasional guru terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran 1. Secara Teoritis:

a. Memberi informasi bagi guru untuk meningkatkan komitmen afektif, pengambilan keputusan rasional, motivasi ekstrinsik dan kontrol diri (self control) guru.

b. Untuk menambah wawasan motivasi ekstrinsik terhadap pengambilan


(26)

11

c. Untuk menambah wawasan kontrol diri (self control) terhadap pengambilan keputusan rasional guru.

d. Untuk menambah wawasan motivasi ekstrinsik terhadap komitmen afektif guru.

e. Untuk menambah wawasan kontrol diri (self control) terhadap komitmen afektif guru.

f. Untuk menambah wawasan pengambilan keputusan rasional terhadap komitmen afektif guru.

2. Manfaat Praktis:

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah untuk meningkatkan komitmen afektif guru dalam melaksanakan tugasnya. b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah untuk

meningkatkan pengambilan keputusan rasional guru dalam melaksanakan tugasnya.

c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi dinas pendidikan untuk dapat meningkatkan motivasi ekstrinsik guru dalam melaksanakan tugasnya. d. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru untuk meningkatkan control

diri (self control) guru dalam melaksanakan tugasnya. e. Sebagai bahan pemikiran bagi peneliti berikutnya


(27)

109 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan tidak sepenuhnya indikator pada komitmen afektif dalam diberikan skor maksimal oleh responden khususnya dalam indikator tanggung jawab guru dalam mengajar masih kurang. Sehingga berdasarkan skor yang diperoleh dapat disimpulkan guru-guru SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa pada umumnya hanya cukup baik tingkat komitmen afektifnya namun masih perlu lagi ditingkatkan lagi sehingga seluruh guru memiliki komitmen afektif yang tinggi dan lebih baik.

Motivasi ekstrinsik guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong kurang (49.50%). Motivasi ekstrinsik tergolong masih banyak yang kurang dikarenakan tidak sepenuhnya indikator motivasi ekstrinsik dalam kategori tinggi maupun cukup. Indikator melakukan pengembangan diri dan tanggung jawab masih kurang dan masih perlu dibenahi dan ditingkatkan lagi untuk indikator lainnya. Sehingga berdasarkan skor yang diperoleh untuk variabel motivasi ekstrinsik dapat disimpulkan motivasi ekstrinsik yang dimiliki guru SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa masih kurang sehingga masih perlu lagi diperbaiki dan ditingkatkan lagi.


(28)

110

Kontrol diri guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong cukup (49.50%). Kontrol diri masih tergolong cukup dikarenakan tidak sepenuhnya butir instrumen pada semua indikator kontrol diri dalam kategori tinggi bahkan ada yang guru yang memberikan penilaian pada beberapa butir instrumen dengan skor menengah ke bawah. Indikator mampu mengendalikan emosi dan perilaku masih belum maksimal namun sudah tergolong baik, namun untuk beberapa butir instrumen yakni mampu mengantisipasi kejadian dan memutuskan pilihan masih kurang . Walaupun tidak ada yang menjawab dengan skor rendah. Sehingga berdasarkan skor yang diperoleh untuk variabel kontrol diri dapat disimpulkan guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa pada umumnya hanya cukup baik dalam mengontrol dirinya namun masih perlu lagi ditingkatkan lagi.

Pengambilan keputusan rasional guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong cukup (48.51%). Pengambilan keputusan rasional masih tergolong cukup dikarenakan tidak sepenuhnya indikator diberikan skor yang maksimal. Indikator mampu menguraikan masalah dan memecahkan masalah yang berorientasi tujuan belum seluruhnya menjawab dalam skor tinggi bahkan cenderung diberikan skor menengah ke bawah, walaupun tidak ada yang menjawab dengan skor rendah. Sehingga berdasarkan skor yang diperoleh untuk variabel pengambilan keputusan rasional dapat disimpulkan guru di SMP Kecamatan Tanah Jawa pada umumnya cukup baik dalam mengambil keputusan rasional namun masih sangat perlu lagi ditingkatkan lagi sehingga lebih baik lagi untuk dapat membuat keputusan rasional.


(29)

111

Selain itu, ada juga beberapa hal yang dapat menjadi simpulan atau gambaran mengenai motivasi ekstrinsik, kontrol diri, dan pengambilan keputusan rasional terhadap komitmen afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa adalah sebagai berikut:

Adanya pengaruh secara langsung dan signifikan Motivasi Ekstrinsik (X1) terhadap Pengambilan Keputusan Rasional (X3) guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa dengan koefisien jalur yakni 0.38. Hal ini menandakan semakin tinggi motivasi ekstrinsik maka semakin baik pula guru dalam mengambil keputusan rasional. Adanya pengaruh secara langsung dan signifikan Kontrol Diri (X1) terhadap Pengambilan Keputusan Rasional (X3) guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa dengan koefisien jalur yakni 0.42. Hal ini menandakan semakin tinggi kontrol diri guru maka semakin baik pula guru dalam mengambil keputusan rasional.

Adanya pengaruh secara langsung Motivasi Ekstrinsik (X1) terhadap Komitmen Afektif (X4) guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa dengan koefisien jalur yakni 0.33. Hal ini menandakan semakin tinggi motivasi ekstrinsik maka semakin tinggi pula komitmen afektifnya. Adanya pengaruh secara langsung Kontrol Diri (X1) terhadap Komitmen Afektif (X4) guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa dengan koefisien jalur yakni 0.31. Hal ini menandakan semakin tinggi kontrol diri maka semakin tinggi pula komitmen afektifnya. Adanya pengaruh secara langsung Pengambilan Keputusan Rasional (X1) terhadap Komitmen Afektif (X4) guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa


(30)

112

dengan koefisien jalur yakni 0.37. Hal ini menandakan semakin baik guru mengambil keputusan rasional maka semakin tinggi pula komitmen afektifnya.

B. Implikasi

1. Upaya peningkatan Pengambilan Keputusan Rasional Melalui Motivasi Ekstrinsik

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, maka diperoleh hasil bahwa motivasi ekstrinsik memberikan pengaruh langsung dan berarti sebesar 14.44% terhadap pengambilan keputusan rasional. Pengaruh ini dirasakan masih kecil, namun, peningkatan motivasi ekstribsik tetap mendapat perhatian penting bagi guru agar dapat meningkatkan pengambilan keputusan rasional

Ditemukannya tingkat kecenderungan data bahwasannya pengambilan keputusan rasional pada umumnya masih tergolong cukup sehingga sangat penting untuk semakin ditingkatkannya pengambilan keputusan rasional guru, salah satunya melalui peningkatan motivasi ekstrinsik. Masih cukupnya pengambilan keputusan rasional guru diakibatkan kebanyakan guru hanya memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, memutuskan pilihan yang berdaya guna, kemampuan memecahkan masalah, dan memaksimalkan hasil dalam tingkat yang biasa-biasa saja atau normal. Guru perlu untuk meningkatkan standar kemampuannya dalam mengambil keputusan rasional dengan upaya meningkatkan motivasi ekstrinsiknya, seperti:


(31)

113

a. Peningkatan semangat kerja

Semangat kerja sangat penting untuk ditingkatkan guru karena semangat kerja merupakan sumber energi positif bagi guru untuk memberikan stimulasi yang kuat untuk bekerja. Oleh karena itu, guru perlu menyediakan atau mempersiapkan hal-hal yang dapat memacu semangat guru misalnya: membuat tujuan tertentu dalam hidupnya seperti berkeinginan untuk menjadi guru berprestasi, atau ingin mendapat penghargaan penting dari kepala sekolah, ingin anak didiknya meraih Nilai UN yang tertinggi se-provinsi. Keinginan tersebut menjadi motivasi yang datangnya dari luar guru itu sendiri sehingga menimbulkan semangat kerja agar dapat meraih tujuan tersebut.

b. Bekerja sesuai standar

Upaya lainnya adalah guru harus terpacu untuk bekerja sesuai standar dengan cara guru berusaha mengikuti instruksi yang benar dari kepala sekolah, mengikuti prosedur yang benar dalam melakukan pekerjaan di sekolah, mematuhi peraturan dengan baik, berusaha untuk mengembangkan diri dengan senang membaca buku ataupun referensi yang berkaitan dengan pendidikan, kepala sekolah juga perlu mengadakan pelatihan bagi guru sehingga guru semakin mengetahui prosedur kerja yang baik, kepala sekolah juga harus memberikan bimbingan dan mengatur pembagian kerja yang jelas kepada guru.


(32)

114

c. Keinginan mencapai hasil yang maksimal

Upaya yang dapat dilakukan adalah sekolah memberikan fasilitas yang memadai bagi guru untuk bekerja dan berkreativitas, kepala sekolah juga perlu memberikan motivasi yang benar bagi guru agar guru terdorong untuk bekerja keras, memberikan penghargaan ataupun pujian bagi guru ang berhasil mencapai kerja yang maksimal, memberikan kesempatan pada guru untuk terlibat dan berpartisipasi dalam program atau kegiatan di sekolah memberikan dorongan kepada guru untuk memberikan yang terbaik karena guru diberi kepercayaan dari sekolah. Selain itu, guru harus juga diberikan penghargaan apabila hasil keputusannya nantinya dapat berdaya guna bagi sekolah sehingga guru termotivasi untuk benar-benar mengambil keputusan rasional dan efektif

d. Melakukan pengembangan diri

Upaya yang dapat dilakukan adalah guru memiliki keterbukaan untuk menerima saran, kritik, dan arahan yang membangun dari kepala sekolah maupun sesama guru, gemar membaca buku pendidikan maupun pengembangan diri, senang mencari informasi terbaru terutama mengenai pendidikan dan mempelajarinya, tidak segan bertanya ataupun bertukarpikiran dengan kepala sekolah maupun guru lainnya, dan senang mengikuti pelatihan atau seminar yang diadakan baik dari sekolah maupun di luar sekolah, berkeinginan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi lagi.


(33)

115

e. Tanggung jawab

Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada guru untuk menangani suatu program sekolah sehingga guru merasa bahwasannya sekolah membutuhkannya dan akan timbul perasaan bertanggung jawab, kepala sekolah perlu memberikan contoh dan teladan yang baik di sekolah dengan berusaha mengerjakan dengan sebaik-baiknya apa yang menjadi tugasnya sehingga guru juga dapat termotivasi dengan cara dan perilaku kepala sekolah dalam bekerja, kepala sekolah juga perlu memberikan tegoran apabila ada guru yang lalai dan tidak menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. Guru juga perlu dianjurkan untuk rajin membaca buku-buku pengambilan keputusan dari berbagai pakar sehingga guru dapat belajar bagaimana menguraikan masalah dan memecahkan masalah sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan rasional.. Dengan demikian, motivasi ekstrinsik akan mempengaruhi pengambilan keputusan rasional yang baik hasilnya karena akan timbul juga dalam dirinya motivasi untuk mencapai tujuan pribadi guru tersebut.

2. Upaya peningkatan Pengambilan Keputusan Rasional Melalui Kontrol Diri

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, maka diperoleh hasil bahwa kontrol diri memberikan pengaruh langsung dan berarti sebesar 17.64% terhadap pengambilan keputusan rasional. Pengaruh ini dirasakan belum terlalu besar, namun demikian upaya untuk meningkatkan kontrol diri


(34)

116

tetap mendapat perhatian penting bagi kepala sekolah maupun guru. Dalam hasil penelitian ini juga ditemukan bahwasannya pengambilan keputusan rasional juga paling banyak dalam kategori cukup. Selain, dengan peningkatan motivasi ekstrinsik, peningkatan kontrol diri juga diperlukan untuk meningkatkan pengambilan keputusan rasional agar lebih baik lagi. Walaupun demikian, untuk variabel kontrol diri sendiri juga ditemukan masih banyak yang belum maksimal dalam arti belum semua dalam tingkat yang baik karena masih ada yang kategori cukup dan kurang.

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengambilan keputusan rasional antara lain:

1. Meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi

Upayanya adalah dalam diri guru itu sendiri perlu belajar untuk mengendalikan emosi dengan banyak konsultasi dan berhubungan baik dengan rekan-rekan kerja, membaca buku mengenai penguasaan dan pengendalian diri.

2. Meningkatkan kemampuan mengelola perilaku

Upayanya adalah: kepala sekolah memberikan perilaku yang baik selama memimpin dan bekerja sehingga menjadi contoh dan panutan bagi para guru untuk berperilaku yang baik di sekolah, kepala sekolah juga harus mengajak dan menghimbau par guru untuk hidup berdisiplin sehingga dalam setiap pengambilan keputusan, guru juga terbiasa memasukkan unsur disiplin dalam keputusannya, guru harus dapat menghindari konflik yang berpotensi timbul di sekolah terutama dengan sesama guru.


(35)

117

3. Meningkatkan kemampuan memutuskan pilihan

Upayanya adalah: guru hendaknya gemar membaca buku mengenai bagaimana mengambil keputusan dengan benar dan bagaimana memutuskan suatu pilihan, dengan demikian guru dapat memperoleh informasi dan tips yang bermanfaat mengenai suatu pengambilan keputusan, guru juga harus bersifat netral dalam mengambil keputusan dan berusaha untuk tenang pada saat ingin memutuskan pilihan. Selain itu, guru hendaknya menanamkan mindset untuk berfikir positif, melatih diri untuk terlibat dalam setiap kegiatan sekolah sehingga guru dapat melihat langsung kondisi di lapangan karena guru terlibat langsung, guru juga jangan sungkan untuk bertanya atau berdiskusi. 4. Kemampuan mengantisipasi kejadian

Kontrol diri merupakan alat pegendali bagi Kepala sekolah untuk tidak terpengaruh dengan pengaruh-pengaruh negatif yang berasal dari dalam ataupun dari luar. Kepala sekolah harus menanamkan dalam dirinya untuk bekerja dengan jujur, bersih, adil, dan berorientasi pada tujuan sekolah sehingga apabila keempat hal tersebut sudah menjadi mindset bagi kepala sekolah maka kontrol diri yang baik juga sudah terbentuk. Sehingga perlu bagi kepala sekolah selalu membuat perencanaan yang matang, terarah, dan tepat guna sebelum melakukan tindakan yang real. Guru perlu juga senantiasa memiliki suasana hati yang menyenangkan dalam setiap tindakan, karena dalam mengambil keputusan, suasana hati yang positif dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengambilan keputusan. Guru dapat melakukan berbagai usaha untuk mengendalikan dirinya dengan cara berusaha untuk tidak


(36)

118

terfokus penuh dengan imbalan, berusaha untuk bersifat netral atau tidak dipengaruhi pujian atau penghargaan atau melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dari tujuan yang akan dicapai.

3. Upaya peningkatan Komitmen Afektif Guru Melalui Motivasi Ekstrinsik Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, maka diperoleh hasil bahwa motivasi ekstrinsik memberikan pengaruh langsung dan berarti sebesar 10.89% terhadap komitmen afektif. Pengaruh ini dirasakan masih kecil, namun demikian upaya untuk meningkatkan motivasi ekstrinsik tetap mendapat perhatian penting bagi guru khususnya juga kepala sekolah. Komitmen afektif guru berdasarkan hasil penelitian ini juga masih banyak yang cukup bahkan ada yang kurang, sehingga sangat perlu diperbaiki bahkan diupayakan lagi agar guru dapat memiliki komitmen afektif yang tinggi. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan motivasi ekstrinsik guru. Motivasi ekstrinsik guru juga mayoritas masih kurang sehingga juga mendapat perhatian penting bagi guru maupun kepala sekolah mengingat peran motivasi ekstrinsiknya juga mempengaruhi peningkatan komitmen afektif guru.

Adapun upaya yang dapat dilakukan antara lain: 1. Meningkatkan semangat kerja

Semangat kerja tinggi dapat diupayakan dengan: kepala sekolah memberikan imbalan/penghargaan/insentif bagi semua guru yang dapat memberikan hasil kerja yang maksimal, kepala sekolah memberikan kepercayaan penuh kepada guru dengan menunjuk beberapa guru untuk menangani suatu pekerjaan di sekolah, kepala sekolah memberikan dorongan positif kepada guru


(37)

119

dalam bekerja, guru gemar berdiskusi dengan sesama guru yang memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak dan lebih baik, kepala sekolah juga bersikap adil, sekolah dan kepala sekolah pada khususnya harus peka terhadap kebutuhan guru dan pencapaian tujuan pribadi guru.

2. Bekerja sesuai standar

Bekerja sesuai standar merupakan salah satu bentuk komitmen afektif seorang guru karena guru merasa bahwa sekolah merupakan bagian dirinya sehingga dia berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi sekolah. Upaya yang dilakukan guru adalah: guru berusaha bekerja menurut peraturan dan pedoman yang sudah ditentukan, kepala sekolah juga harus memberikan bimbingan dan penjelasan yang baik sehingga guru dapat memahami jelas instruksi kepala sekolah, kepala sekolah juga hendaknya mewujudkan lingkungan sekolah yang berdisiplin.

3. Keinginan mencapai hasil maksimal

Upaya dilakukan adalah: kepala sekolah menyediakan fasilitas yang memadai dan mendukung guru untuk berinovasi, pujian dari kepala sekolah juga perlu juga dilakukan sehingga menambah dorongan guru untuk berkerja maksimal karena hal ini menunjukkan bahwa hasil kerja guru tersebut mendapat apresiasi, guru senang untuk bertanya dan bertukar pikiran dengan kepala sekolah maupun guru lainnya.

4. Melakukan pengembangan diri,

Guru hendaknya berusaha meningkatkan kompetensinya maupun pengetahuan melalui gemar membaca buku, mencari informasi dari berbagai


(38)

120

sumber, aktif dalam kegiatan sekolah, bersedia dengan senang hati mengikuti pelatihan yang diadakan, senang untuk berinvasi dan mau mempelajari hal-hal baru.

5. Tanggung Jawab

Kepala sekolah memotivasi guru untuk bertanggung jawab, kepala sekolah melibatkan guru dalam setiap pengambilan keputusan, kepala sekolah mengajak serta guru untuk berperan serta dalam kegiatan sekolah.

Untuk itu, sekolah perlu memperhatikan apa yang menjadi sumber motivasi

4. Upaya Peningkatan Komitmen Afektif Guru Melalui Kontrol Diri

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, maka diperoleh hasil bahwa kontrol diri memberikan pengaruh langsung dan berarti sebesar 9.61% terhadap komitmen afektif. Pengaruh ini dirasakan masih kecil, namun demikian upaya untuk meningkatkan kontrol diri yang lebih baik tetap mendapat perhatian penting bagi guru agar komitmen afektif tertanam kuat dalam dirinya.

Upaya peningkatan kontrol diri dalam diri guru merupakan salah satu bentuk upaya dalam meningkatkan komitmen afektif guru, ditemukan pula bahwa kontrol diri guru mayoritas dalam kategori cukup. Hal tersebut disebabkan adanya indikator yang lemah dari kontrol diri yang dianggap guru lemah, oleh karena itu perlu ada upaya untuk meningkatkan kontrol diri sehingga memberikan efek bagi peningkatan komitmen afektif guru antara lain:

a. Keberpihakan guru terhadap institusi sekolah dapat diupayakan meningkat dengan guru mampu memutuskan pilihan yang positif untuk sekolah yakni guru dalam memutuskan sesuatu dengan pikiran tenang sehingga dapat


(39)

121

menentukan pilihan yang tepat untuk sekolah dengan mengutamakan kepentingan sekolah, guru juga dengan senang hati bekerja tulus dan jujur untuk sekolah, guru juga berupaya untuk mengendalikan emosi dengan menghindari konflik dengan siapapun.

b. Rasa bangga sebagai guru dan terhadap sekolah dapat diupayakan meningkat dengan adanya usaha guru untuk mengelola perilakunya yakni berupaya tampil mengajar siswa dengan baik, bersikap adil terhadap murid, tidak malu untuk bertanya kepada guru lainnya ataupun kepala sekolah apabila ada masalah kerja, suka terlibat dalam kegiatan dan acara sekolah, bersedia diberikan tugas dan tanggung jawab oleh kepala sekolah. c. Kepedulian terhadap sekolah dapat ditingkatkan dengan mampu mengendalikan emosi maupun dapat mengantisipasi kejadian yang terjadi di sekolah, berperilaku hidup bersih dan berdisiplin, menanamkan pada diri siswa untuk ikut melestarikan lingkungan sekolah, tidak berperilaku yang menunjukkan sikap arogan dan sombong baik terhadap siswa maupun dengan sesama guru, berupaya untuk menghindari konflik dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama guru.

d. Tanggung jawab guru dalam mengajar juga dapat diupayakan dengan berusaha mencari strategi dan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi untuk siswa, menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik dan tepat waktu, menilai dan mengevaluasi siswa dengan mengikuti prosedur yang ada, dan menunjukkan perilaku yang adil dan menganyomi siswa.


(40)

122

5. Upaya peningkatan Komitmen Afektif Melalui Pengambilan Keputusan Rasional

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, maka diperoleh hasil pengambilan keputusan rasional memberikan pengaruh langsung sebesar 13.69% terhadap komitmen afektif guru. Pengaruh ini masih dirasakan belum terlalu besar, namun demikian peningkatan pengambilan keputusan rasional tetap penting mendapat perhatian khusus bagi guru agar dapat meningkatkan komitmennya khususnya komitmen afektif.

Dalam tugas dan tanggung jawabnya, guru tidak terlepas dari berbagai kondisi dan situasi yang berkaitan dengan pembelajaran, siswa, maupun kepentingan sekolah lainnya. Guru yang bijaksana dan dapat menghadapi situasi apapun mampu mengambil keputusan-keputusan penting secara rasional. Karena kemampuan untuk membuat keputusan yang efektif, benar, dan rasional merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru yang baik. Oleh karena itu, hendaknya guru melakukan upaya sebagai berikut:

1. Guru dapat meningkatkan rasa bangga sebagai guru dan sekolah dengan semakin memperlengkapi dirinya dengan berbagai pengetahuan sehingga guru memiliki pikiran yang rasional dan memahami dengan baik situasi yang dihadapi bila dihadapkan terhadap suatu pilihan. Guru juga hendaknya selalu menanamkan dalam dirinya bahwa kepentingan dan keberhasilan sekolah adalah yang hal penting yang harus dicapai sehingga guru dalam membuat keputusan juga harus memberikan hasil yang maksimal dan berdaya guna bagi sekolah.


(41)

123

2. Keberpihakan dan kepedulian guru terhadap sekolah juga dapat diupayakan dengan guru aktif memberikan kontribusi dalam setiap hal yang menyangkut tentang kemajuan sekolah karena keputusan engambilan keputusan rasional ikut memberikan kontribusi yang berarti bagi kuatnya komitmen afektif guru karena apabila guru dapat menghasilkan keputusan yang rasional yang sangat baik bagi sekolah maka dapat dikatakan guru sudah berpihak pada sekolah, peduli kepada sekolah, dan bertanggung jawab karena guru berupaya untuk menghasilkan keputusan yang berguna bagi kemajuan sekolah. Upaya lainnya untuk semakin mampu dalam pengambilan keputusan rasional dapat dilakukan oleh guru adalah guru juga harus mau membuka diri dan senang berdiskusi dengan sesama rekan guru lainnya maupun kepala sekolah baik khususnya mengenai pekerjaan di sekolah. Dengan adanya tukar pikiran, guru akan mendapat informasi dan sama-sama bisa belajar dari pengalaman yang mungkin saja diperoleh dari hasil diskusi dengan sesama guru.

3. Tanggung jawab guru dalam mengajar dapat diupayakan guru dengan memperlengkapi dirinya untuk membaca buku-buku ataupun referensi lainnya mengenai sekolah ataupun mengenai pengambilan keputusan yang baik dan rasional sehingga guru dapat mengetahui dan belajar bagaimana menghadapi pilihan dan masalah serta mengambil keputusan. Dengan mampunya guru mengambil keputusan rasional di dalam kelas akan dapat meningkatkan komitmen afektif guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari di sekolah.


(42)

124

C. Saran Penelitian

Ada beberapa saran yang dikemukakan, sebagai berikut: 1. Disarankan kepada Kepala Sekolah kiranya:

a. Dapat mewujudkan kondisi kerja yang kondusif sehingga guru memiliki semangat kerja yang baik karena lingkungan kerjanya memberikan kenyamanan dan mendukung dirinya untuk bekerja baik sehingga timbul keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal. b. Kepala sekolah memberikan fasilitas untuk mendukung peningkatan

pengembangan guru terutama dalam hal pengajaran maupun pengambilan keputusan seperti menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam pembelajaran, melakukan pengawasan yang menyenangkan, melibatkan guru dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan program sekolah. Dengan adanya keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, guru juga memperoleh pengalaman untuk bagaimana menguraikan masalah, memecahkan masalah yang berorientasi tujuan, memutuskan pilihan yang tepat, serta memaksimalkan hasil keputusan tersebut dengan baik.

c. Kepala sekolah hendaknya melibatkan guru dalam setiap program sekolah sehingga antara guru dan kepala sekolah dapat terbangun kerjasama yang baik untuk memajukan sekolah dan tercipta juga kepedulian guru maupun kepala sekolah terhadap sekolah sehingga sama-sama berusaha untuk meningkatkan kualitas sekolah dan


(43)

125

terbangun perasaan keberpihakan guru terhadap institusi sekolah dan bangga terhadap sekolah.

d. Kepala sekolah bertindak tegas apabila ada guru yang tidak disiplin seperti terlambat datang ke sekolah, terlambat masuk ke kelas, pulang tidak sesuai dengan waktunya, dan disiplin lainnya. Dengan demikan, kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya sebagai guru.

e. Kepala sekolah hendaknya dapat membangun komunikasi yang baik dengan semua guru dan bersikap adil terhadap semua guru. Sehingga guru tidak merasakan adanya pilih kasih kepala sekolah dan kecemburuan sosial di sekolah.

f. Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang dapat bekerja dengan hasil yang maksimal sehingga guru semakin terpacu untuk bekerja sesuai standar bahkan melebihi standar, dan semakin berlomba-lomba untuk mengembangkan dirinya.

2. Disarankan kepada setiap guru sebaiknya:

a. Perlu secara individu maupun dengan cara bersama-sama untuk meningkatkan rasa kebanggaan kepada sekolah dan pekerjaannya sebagai guru. Sehingga semua guru memiliki kecintaan terhadap sekolah maupun pekerjaannya yang memberikan efek untuk bersama-sama bertanggung jawab dan bersedia mengembangkan seluruh kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru itu sendiri dan menunjukkan kepedulian bagi sekolah, misalnya melakukan penelitian,


(44)

126

pengabdian kepada masyarakat, rajin berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat, rajin terlibat dalam setiap program sekolah yang diselenggarakan, maupun berusaha memberikan ide yang kreatif dan inovasi bagi kemajuan sekolah, memberikan pengajaran yang menyenangkan, tepat, dan inovatif kepada siswa.

b. Guru disarankan untuk menjalin hubungan kerja dan menciptakan suasana kekeluargaan dengan sesama guru sehingga senantiasa terjalin saling memotivasi sesama rekan sejawat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab serta membantu satu sama lain apabila menghadapi permasalahan. Hal tersebut akan memberikan efek kepada guru untuk lebih semangat bekerja dan membantu guru untuk mengontrol dirinya yakni emosi, perilaku, memutuskan pilihan, maupun mengantisipasi kejadian.

c. Guru disarankan gemar untuk membaca buku, mencari informasi mengenai pembelajaran dan bagaimana mengambil keputusan terbaik, maupun hal-hal yang mengenai pengembangan diri dari berbagai sumber sehingga dengan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari berbagai referensi guru dapat mengetahui, belajar, dan memahami bagaimana untuk mengembangkan diri sebagai guru yang terbaik, bagaimana pembelajaran yang PAIKEM, bagaimana dapat mengambil keputusan rasional, maupun bagaimana mengendalikan diri yang baik. 3. Disarankan kepada Dinas Pendidikan untuk melakukan upaya dalam


(45)

127

pengakuan/menghargai prestasi guru yang berhasil memajukan sekolah tempat guru tersebut bekerja. Selain itu, perlu mengadakan seminar pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana mengambil keputusan yang efektif dan rasional dan yang berhubungan dengan pendidikan.

4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan sumbangan terhadap komitmen afektif guru.


(1)

5. Upaya peningkatan Komitmen Afektif Melalui Pengambilan Keputusan Rasional

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, maka diperoleh hasil pengambilan keputusan rasional memberikan pengaruh langsung sebesar 13.69% terhadap komitmen afektif guru. Pengaruh ini masih dirasakan belum terlalu besar, namun demikian peningkatan pengambilan keputusan rasional tetap penting mendapat perhatian khusus bagi guru agar dapat meningkatkan komitmennya khususnya komitmen afektif.

Dalam tugas dan tanggung jawabnya, guru tidak terlepas dari berbagai kondisi dan situasi yang berkaitan dengan pembelajaran, siswa, maupun kepentingan sekolah lainnya. Guru yang bijaksana dan dapat menghadapi situasi apapun mampu mengambil keputusan-keputusan penting secara rasional. Karena kemampuan untuk membuat keputusan yang efektif, benar, dan rasional merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru yang baik. Oleh karena itu, hendaknya guru melakukan upaya sebagai berikut:

1. Guru dapat meningkatkan rasa bangga sebagai guru dan sekolah dengan semakin memperlengkapi dirinya dengan berbagai pengetahuan sehingga guru memiliki pikiran yang rasional dan memahami dengan baik situasi yang dihadapi bila dihadapkan terhadap suatu pilihan. Guru juga hendaknya selalu menanamkan dalam dirinya bahwa kepentingan dan keberhasilan sekolah adalah yang hal penting yang harus dicapai sehingga guru dalam membuat keputusan juga harus memberikan hasil yang maksimal dan berdaya guna bagi sekolah.


(2)

2. Keberpihakan dan kepedulian guru terhadap sekolah juga dapat diupayakan dengan guru aktif memberikan kontribusi dalam setiap hal yang menyangkut tentang kemajuan sekolah karena keputusan engambilan keputusan rasional ikut memberikan kontribusi yang berarti bagi kuatnya komitmen afektif guru karena apabila guru dapat menghasilkan keputusan yang rasional yang sangat baik bagi sekolah maka dapat dikatakan guru sudah berpihak pada sekolah, peduli kepada sekolah, dan bertanggung jawab karena guru berupaya untuk menghasilkan keputusan yang berguna bagi kemajuan sekolah. Upaya lainnya untuk semakin mampu dalam pengambilan keputusan rasional dapat dilakukan oleh guru adalah guru juga harus mau membuka diri dan senang berdiskusi dengan sesama rekan guru lainnya maupun kepala sekolah baik khususnya mengenai pekerjaan di sekolah. Dengan adanya tukar pikiran, guru akan mendapat informasi dan sama-sama bisa belajar dari pengalaman yang mungkin saja diperoleh dari hasil diskusi dengan sesama guru.

3. Tanggung jawab guru dalam mengajar dapat diupayakan guru dengan

memperlengkapi dirinya untuk membaca buku-buku ataupun referensi lainnya mengenai sekolah ataupun mengenai pengambilan keputusan yang baik dan rasional sehingga guru dapat mengetahui dan belajar bagaimana menghadapi pilihan dan masalah serta mengambil keputusan. Dengan mampunya guru mengambil keputusan rasional di dalam kelas akan dapat meningkatkan komitmen afektif guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari di sekolah.


(3)

C. Saran Penelitian

Ada beberapa saran yang dikemukakan, sebagai berikut:

1. Disarankan kepada Kepala Sekolah kiranya:

a. Dapat mewujudkan kondisi kerja yang kondusif sehingga guru

memiliki semangat kerja yang baik karena lingkungan kerjanya memberikan kenyamanan dan mendukung dirinya untuk bekerja baik sehingga timbul keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal. b. Kepala sekolah memberikan fasilitas untuk mendukung peningkatan

pengembangan guru terutama dalam hal pengajaran maupun pengambilan keputusan seperti menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam pembelajaran, melakukan pengawasan yang menyenangkan, melibatkan guru dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan program sekolah. Dengan adanya keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, guru juga memperoleh pengalaman untuk bagaimana menguraikan masalah, memecahkan masalah yang

berorientasi tujuan, memutuskan pilihan yang tepat, serta

memaksimalkan hasil keputusan tersebut dengan baik.

c. Kepala sekolah hendaknya melibatkan guru dalam setiap program sekolah sehingga antara guru dan kepala sekolah dapat terbangun kerjasama yang baik untuk memajukan sekolah dan tercipta juga kepedulian guru maupun kepala sekolah terhadap sekolah sehingga sama-sama berusaha untuk meningkatkan kualitas sekolah dan


(4)

terbangun perasaan keberpihakan guru terhadap institusi sekolah dan bangga terhadap sekolah.

d. Kepala sekolah bertindak tegas apabila ada guru yang tidak disiplin seperti terlambat datang ke sekolah, terlambat masuk ke kelas, pulang tidak sesuai dengan waktunya, dan disiplin lainnya. Dengan demikan, kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya sebagai guru.

e. Kepala sekolah hendaknya dapat membangun komunikasi yang baik dengan semua guru dan bersikap adil terhadap semua guru. Sehingga guru tidak merasakan adanya pilih kasih kepala sekolah dan kecemburuan sosial di sekolah.

f. Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang dapat bekerja dengan hasil yang maksimal sehingga guru semakin terpacu untuk bekerja sesuai standar bahkan melebihi standar, dan semakin berlomba-lomba untuk mengembangkan dirinya.

2. Disarankan kepada setiap guru sebaiknya:

a. Perlu secara individu maupun dengan cara bersama-sama untuk meningkatkan rasa kebanggaan kepada sekolah dan pekerjaannya sebagai guru. Sehingga semua guru memiliki kecintaan terhadap sekolah maupun pekerjaannya yang memberikan efek untuk bersama-sama bertanggung jawab dan bersedia mengembangkan seluruh kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru itu sendiri dan menunjukkan kepedulian bagi sekolah, misalnya melakukan penelitian,


(5)

pengabdian kepada masyarakat, rajin berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat, rajin terlibat dalam setiap program sekolah yang diselenggarakan, maupun berusaha memberikan ide yang kreatif dan inovasi bagi kemajuan sekolah, memberikan pengajaran yang menyenangkan, tepat, dan inovatif kepada siswa.

b. Guru disarankan untuk menjalin hubungan kerja dan menciptakan suasana kekeluargaan dengan sesama guru sehingga senantiasa terjalin saling memotivasi sesama rekan sejawat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab serta membantu satu sama lain apabila menghadapi permasalahan. Hal tersebut akan memberikan efek kepada guru untuk lebih semangat bekerja dan membantu guru untuk mengontrol dirinya yakni emosi, perilaku, memutuskan pilihan, maupun mengantisipasi kejadian.

c. Guru disarankan gemar untuk membaca buku, mencari informasi

mengenai pembelajaran dan bagaimana mengambil keputusan terbaik, maupun hal-hal yang mengenai pengembangan diri dari berbagai sumber sehingga dengan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari berbagai referensi guru dapat mengetahui, belajar, dan memahami bagaimana untuk mengembangkan diri sebagai guru yang terbaik, bagaimana pembelajaran yang PAIKEM, bagaimana dapat mengambil keputusan rasional, maupun bagaimana mengendalikan diri yang baik.

3. Disarankan kepada Dinas Pendidikan untuk melakukan upaya dalam


(6)

pengakuan/menghargai prestasi guru yang berhasil memajukan sekolah tempat guru tersebut bekerja. Selain itu, perlu mengadakan seminar pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana mengambil keputusan yang efektif dan rasional dan yang berhubungan dengan pendidikan.

4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan sumbangan terhadap komitmen afektif guru.