Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Berdasarkan Class Based Storage Policy (Studi Kasus di PT Eigerindo Multi Produk Industri).

(1)

i

Abstrak

PT. Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tas dengan merk Eiger dan Bodypack. Perusahaan juga memproduksi dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain secara subkontrak. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, diketahui bahwa tata letak bahan baku di gudang saat ini menggunakan kebijakan pengawasan penyimpanan physical similarity (kemiripan fisik), dimana bahan baku dikelompokkan menjadi 5 kelas. Namun, fasilitas penyimpanan (rak) yang ada tidak mencukupi, sehingga sebagian bahan baku ditempatkan di area gang. Hal ini menyebabkan terhambatnya aktivitas pengambilan dan penyimpanan bahan baku. Di samping itu, penempatan bahan baku tidak memperhatikan faktor fast moving. Oleh karena itu melalui penelitian ini, penulis mengusulkan rancangan tata letak bahan baku di gudang yang lebih baik, agar bahan baku yang disimpan dapat tertata dengan baik, sehingga memudahkan dalam pengambilan maupun penyimpanan.

Sebelum melakukan perancangan tata letak bahan baku di gudang, penulis melakukan perhitungan frekuensi keluar/masuk bahan baku ke/dari gudang. Penyimpanan bahan baku berdasarkan kebijakan pengelompokan bahan baku. Besarnya frekuensi bergantung pada jumlah barang yang akan diangkut dan kapasitas alat material handling yang digunakan. Dari perhitungan frekuensi, dapat ditentukan penempatan kelompok bahan baku, dimana bahan baku yang memiliki nilai frekuensi terbesar (fast moving products) karena akan ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu gudang. Hal ini dilakukan agar total jarak tranportasi yang terjadi minimum. Tahap selanjutnya dilakukan perhitungan luas lantai yang dibutuhkan untuk penyimpanan seluruh bahan baku yang disimpan. Perhitungan jumlah bahan baku yang disimpan menggunakan data kedatangan maksimum bahan baku selama periode Januari hingga Maret 2014 (3 bulan). Tahap selanjutnya adalah menghitung kebutuhan rak penyimpanan berdasarkan perhitungan jumlah kedatangan maksimum bahan baku. Akhirnya penulis melakukan perancangan tata letak berdasarkan class based storage policy. Metode ini dipilih karena adanya pengelompokan bahan baku dan sifat bahan baku yang disimpan, dimana ada yang bersifat tetap jenisnya dan ada yang berubah-ubah. Pengawasan penyimpanan yang diusulkan berdasarkan kebijakan popularity (popularitas) agar jarak perpindahan bahan baku yang terjadi minimum. Dengan membandingkan antara tata letak saat ini dan tata letak usulan penulis melakukan perhitungan total jarak perpindahan bahan baku untuk kedua tata letak tersebut.

Manfaat penerapan tata letak usulan bagi perusahaan adalah tata letak bahan baku di gudang tertata dengan rapi karena semua bahan baku diletakkan di dalam rak. Area gang menjadi lebih luas, sehingga memudahkan proses keluar/masuk bahan baku. Dengan penambahan rak kain sebanyak 12 rak dan rak busa seluas 374,5 m2, kapasitas penyimpanan meningkat sebesar 158 pallet. Dengan menyimpan seluruh bahan baku dalam rak penyimpanan, maka utilisasi gudang menurun sebesar 32,48%, dimana hal ini menunjukkan penggunaan luas lantai gudang untuk penyimpanan bahan baku semakin efisien, sehingga terdapat area kosong yang lebih luas yang dapat digunakan untuk memperlancar aliran keluar-masuk bahan baku. Di samping itu, total jarak perpindahan bahan baku juga menurun sebesar 7.270,47 meter atau 46,98%.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-2 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gudang ... 2-1 2.1.1 Definisi Gudang ... 2-1 2.1.2 Tujuan Gudang ... 2-2 2.1.3 Fungsi Gudang ... 2-2 2.1.4 Kegiatan Operasional Performasi Gudang ... 2-4 2.1.5 Faktor Utama Gudang ... 2-5 2.2 Perencanaan Tata Letak Fasilitas ... 2-5 2.2.1 Pentingnya Perencanaan Tata Letak Fasilitas ... 2-5 2.2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak Fasilitas ... 2-5 2.3 Kebijakan Penyimpanan ... 2-6 2.3.1 Macam-macam Kebijakan Penyimpanan ... 2-6 2.3.2 Operasi Pengawasan Penyimpanan ... 2-8 2.4 Langkah-langkah Penyimpanan Class Based Storage Policy ... 2-8


(3)

iii

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian Pendahuluan ... 3-4 3.2 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 3-4 3.3 Perumusan Masalah ... 3-4 3.4 Penentuan Tujuan Penelitian ... 3-4 3.5 Tinjauan Pustaka ... 3-4 3.6 Penentuan Metode Pemecahan Masalah ... 3-4 3.7 Pengumpulan Data ... 3-5 3.8 Pengolahan Data ... 3-5 3.9 Kesimpulan dan Saran ... 3-6

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.2 Struktur Organisasi ... 4-2 4.2.1 Uraian Pekerjaan dari Masing-masing Jabatan ... 4-3 4.3 Data Bahan Baku ... 4-6 4.4 Dimensi Bahan Baku ... 4-6 4.5 Data Keluar-masuk Bahan Baku ... 4-7 4.6 Dimensi Alat Penyipanan ... 4-7 4.6.1 Dimensi Rak ... 4-7 4.6.2 Dimensi Rak Penyimpanan untuk Busa ... 4-8 4.7 Tata Letak Gudang ... 4-9 4.7.1 Luas Area Rak Penyimpanan Bahan Baku ... 4-10 4.7.2 Luas Area Penyimpanan Bahan Baku Busa ... 4-10 4.7.3 Luas Area Lain yang Digunakan ... 4-11 4.8 Material Handling ... 4-11

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Perhitungan Frekuensi Keluar-Masuk Bahan Baku ... 5-1 5.2 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Palet Saat Ini ... 5-1

5.2.1 Perhitungan Jumlah Palet Class Based Storage Policy


(4)

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini ... 5-3 5.4 Perhitungan Utilisasi Saat Ini ... 5-4 5.4.1 Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini ... 5-4 5.4.2 Perhitungan Utilisasi Area Busa Saat Ini ... 5-4 5.4.3 Perhitungan Utilisasi Gudang Saat Ini ... 5-6 5.5 Perancangan Tata Letak Gudang Class Based Storage Policy... 5-7 5.5.1 Perhitungan Jumlah Lokasi ... 5-7 5.5.2 Perhitungan Persentase Pintu Gudang ... 5-11 5.5.3 Perhitungan Nilai Lokasi Gudang ... 5-13 5.5.4 Tata Letak Bahan Baku Gudang Saat Ini ... 5-18 5.5.5 Aktualisasi Tata Letak Gudang Saat Ini ... 5-19 5.6 Usulan ... 5-20 5.6.1 Penambahan Rak ... 5-20 5.6.2 Perancangan Rak Busa ... 5-22 5.6.3 Perancangan Rak Busa 2 ... 5-24 5.6.4 Tata Letak Gudang Usulan ... 5-29 5.6.5 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Palet Usulan ... 5.31 5.6.6 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Palet Class Based

Storage Policy Usulan ... 5-31 5.6.7 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Usulan ... 5-32 5.6.8 Utilitas Gudang Usulan ... 5-33 5.6.8.1 Perhitungan Utilisasi Rak Usulan ... 5-33 5.6.8.2 Perhitungan Utilisasi Rak Busa Usulan ... 5-33 5.6.8.3 Perhitungan utilisasi Gudang Usulan ... 5-35 5.6.9 Perhitungan Skala Prioritas (T/S) ... 5-36 5.6.10 Perhitungan Nilai Lokasi Gudang Usulan ... 5-39 5.6.11 Tata Letak Optimal Gudang Bahan Baku Usulan ... 5-41 5.6.10 Aktualisasi Tata Letak Gudang Optimal ... 5-42 5.7 Analisis ... 5-43

5.7.1 Estmimasi Perbandingan Tata Letak Usulan dengan

Tata Letak Saat ini ... 5-43 5.7.2 Analisis Kapasitas Penyimpanan ... 5-45


(5)

v

5.7.3 Analisis Utilitas Penyimpanan Rak Kain dan Rak

Busa ... 5-45 5.7.4 Analisis Utilitas Gudang ... 5-46 5.7.5 Analisis Jarak Perpindahan ... 5-46

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ….……...……... 6-1 6.2 Saran ...…...……… 6-2

DAFTAR PUSTAKA……… xiii


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Bahan Baku 4-8

4.2 Dimensi Bahan Baku 4-8

4.3 Luas Area Rak 4-10

4.4 Luas Area Penyimpanan Busa 4-10

4.5 Luas Area Lain yang Digunakan 4-10

5.1 Frekuensi Perpindahan Bahn Baku Dalam 3

Bulan 5-1

5.2 Jumlah Palet yang Dibutuhkan Saat Ini 5-2

5.3 Jumlah Palet Class Based Storage Policy Saat

Ini 5-2

5.4 Total Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini 5-3

5.5 Total Jumlah Palet Kelas 5 5-5

5.6 Luas Area Penyimpanan Di Gang Saat Ini 5-6

5.7 Jumlah Lokasi Rak Kain 5-9

5.8 Jumlah Lokasi Penyimpanan Busa 5-10

5.9 Jumlah Lokasi Area Lain 5-12

5.10 Perhitungan Persentase Pintu Gudang 5-13

5.11 Perhitungan Jarak Rata-Rata Gudang 5-19

5.12 Total Palet Rak Saat Ini 5-20

5.13 Total Palet Rak Usulan 5-21

5.14 Perbandingan Rak Saat Ini dengan Usulan 5-21

5.15 Perbandingan Rak Busa Saat Ini dengan

Usulan 5-23

5.16 Luas Area Rak Busa 2 Usulan 5-28

5.17 Total Palet di Rak Busa 2 Usulan 5-28

5.18 Total Palet Usulan 5-31

5.19 Jumlah Palet Class Based Storage Policy

Usulan 5-31


(7)

vii

5.21 Total Jumlah Palet yang Dibutuhkan 5-33

5.22 Luas Area Penyimpanan Rak Busa 2 5-35

5.23 Luas Area Lain 5-35

5.24 Skala Prioritas 5-36

5.25 Aktualisasi Tata Letak Gudang 5-42

5.26 Perbandingan Tata Letak Saat Ini dan Tata


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1 Metodologi Penelitian 3-1

4.1 Struktur Organisasi Gudang PT Eigerindo

Multi Produk Industri 4-3

4.2 Dimensi Rak Kain 4-7

4.3 Dimensi Rak Busa 4-8

4.4 Tata Letak Gudang Lantai 1 Saat Ini 4-9

4.5 Forklift 4-11

4.6 Palet 4-12

5.1 Lokasi Area 1 5-8

5.2 Lokasi Area 2 5-9

5.3 Jarak ke Pintu 1 (Pintu Masuk) 5-13

5.4 Jarak ke Pintu 2 (Pintu Shipment) 5-14

5.5 Jarak ke Pintu 3 (Pintu Cutting Area) 5-14

5.6 Nilai Lokasi ke Pintu 1 (Pintu Masuk) 5-15

5.7 Nilai Lokasi ke Pintu 2 (Pintu Shipment) 5-16 5.8 Nilai Lokasi ke Pintu 3 (Pintu Cutting Area) 5-16

5.9 Total Jarak Keseluruh Pintu 5-17

5.10 Tata Letak Bahan Baku Di Gudang Saat Ini 5-18

5.11 Dimensi Rak 5-20

5.12 Tata Letak Rak Kain Awal 5-20

5.13 Tata Letak Rak Kain Usulan 5-21

5.14 Dimensi Rak Busa Awal 5-22

5.15 Dimensi Rak Busa Usulan 5-23

5.16 Dimensi Rak Busa 2 Usulan 5-24

5.17 Rak Busa 2 (3 Dimensi) 5-25

5.18 Dimensi Rak Busa 2 5-25

5.19 Dimensi Tangga Rak Busa 2 5-26

5.20 Gabungan Rak Busa 2 dan Tangga 5-27


(9)

ix

5.22 Tata Letak Gudang Usulan Level 1 5-29

5.23 Tata Letak Gudang usulan Level 2 5-30

5.24 Jarak ke Pintu 1 (Pintu Masuk) Usulan 5-37

5.25 Jarak ke Pintu 2 (Pintu Shipment) Usulan 5-38 5.26 Jarak ke Pintu 3 (Pintu Cutting Area) Usulan 5-38 5.27 Nilai Lokasi ke Pintu 1 (Pintu Masuk) Usulan 5-39 5.28 Nilai Lokasi ke Pintu 2 (Pintu Shipment)

Usulan 5-39

5.29 Nilai Lokasi ke Pintu 3 (Pintu Cutting Area)

Usulan 5-40

5.30 Total Jarak Keseluruh Pintu 5-40

5.31 Tata Letak Optimal Bahan Baku Gudang

Usulan Awal 5-41

5.32 Tata Letak Optimal Bahan Baku Gudang

Usulan Penyesuaian 5-42


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Data Bahan Kelas 2 Selama 3 Bulan L1-1

2 Perhitungan Frekuensi Kelompok 2 L2-1


(11)

1-1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan manufaktur, baik yang berskala besar maupun berskala kecil, pasti membutuhkan gudang sebagai sarana untuk menyimpan bahan baku dan gudang produk jadi. Gudang harus ditata dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga memudahkan dalam penyimpanan, pencarian dan pengambilan barang, serta memperlancar proses keluar masuk barang.

PT. Eigerindo Multi Produk Industri merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi tas, dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain. Produk yang diproduksi sendiri memiliki merek Eiger dan Bodypack, sedangkan merek Export dan Neosack diproduksi secara subkontrak.

Berdasarkan hasil pengamatan sebelum tahun 2014, terlihat bahwa bahan baku yang disimpan di gudang hanya untuk produksi produk merk Eiger dan Bodypack, sedangkan pada awal tahun 2014 gudang juga harus menyimpan bahan baku untuk produksi produk merk Export dan Neosack. Untuk penyimpanan bahan baku untuk produk Eiger dan Bodypack saja, fasilitas rak penyimpanan saat ini sudah ada bahan baku yang disimpan di area gang, terlebih lagi untuk menyimpan bahan baku produk merek Export dan Neosack. Akibatnya semakin banyak bahan baku yang disimpan di area gang. Hal ini menyebabkan area gang menjadi sempit, sehingga pekerja bagian gudang mengalami kesulitan dalam pengambilan maupun penyimpanan bahan baku. Masalah lain yang teramati penulis adalah lokasi penyimpanan bahan baku tidak memperhatikan faktor fast moving, sehingga menyebabkan total jarak perpindahan yang terjadi menjadi besar. Oleh karena itu, penulis akan menyusulkan rancangan tata letak bahan baku yang sebaiknya diterapkan perusahaan.


(12)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan belum tertatanya bahan baku di gudang PT Eigerindo Multi Produk Industri dengan baik, disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Kurangnya fasilitas penyimpanan bahan baku (rak) yang ada di gudang. 2. Bahan baku yang disimpan di area gang tidak tertata dengan rapi. 3. Gudang belum memperhatikan frekuensi perpindahan, sehingga untuk

bahan baku yang bersifat fast moving harus menempuh perjalanan jauh untuk penyimpanan dan pengambilannya.

Oleh karena itu penulis mengusulkan perbaikan tata letak bahan baku gudang agar dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan masalah dilakukan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian yan akan dilakukan tidak terlalu luas. Sedangkan asumsi digunakan untuk mempermudah penyelesaian masalah.

 Pembatasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan hanya dilakukan di gudang bahan baku kain di lantai 1 saja yang berada di gudang.

2. Data keluar-masuk bahan baku yang diamati adalah data bulanan selama periode 3 bulan, yakni bulan Januari hingga Maret 2014.

 Asumsi yang digunakan sebagai berikut:

1. Pengelompokan kelas bahan baku mengikuti ketentuan perusahaan. 2. Penambahan lahan untuk gudang tidak diijinkan.


(13)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.4 Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, antara lain: 1. Apa kekurangan tata letak gudang bahan baku saat ini?

2. Bagaimana tata letak gudang bahan baku yang sebaiknya diterapkan perusahaan?

3. Apa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan usulan dibandingkan tata letak gudang bahan baku saat ini?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kekurangan tata letak gudang bahan baku saat ini.

2. Memberikan usulan tata letak gudang bahan baku yang sebaiknya diterapkan perusahaan.

3. Mengemukakan manfaat penerapan tata letak gudang bahan baku usulan dibandingkan tata letak gudang bahan baku saat ini.

1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori dan konsep yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi diagram alir (flowchart) langkah-langkah penelitian yang dilakukan dari awal sampai akhir beserta penjelasan dari tiap langkah yang dilakukan.


(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan penulis berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi langkah pengolahan data yang dilakukan agar menghasilkan informasi yang diperlukan, serta analisis hasil pengolahan data tersebut.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dibuat, serta saran yang diberikan untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.


(15)

6-1

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kekurangan tata letak bahan baku di gudang saat ini adalah: - Kurangnya fasilitas penyimpanan (rak).

- Banyak bahan baku yang disimpan di gang area gudang.

- Tidak memperhatikan faktor fast moving products, sehingga total jarak perpindahan bahan baku menjadi besar.

2. Tata letak bahan baku yang sebaiknya diterapkan perusahaan menggunakan metode Class based storage policy. Dengan menambahkan rak kain sebanyak 12 rak dan rak busa seluas 374,5 m2. Menghasilkan layout usulan yang dapat dilihat pada gambar 5.13. Dengan penyimpanan bahan baku yang memperhatikan faktor fast moving, dimana bahan kelompok 1 dekat pada pintu, selanjutnya kelompok 4, kelompok 3, kelompok 5, kelompok 2, kelompok 5 rak busa dekat dengan pintu.

3. Manfaat penerapan tatap letak usulan bagi perusahaan adalah tata letak bahan baku di gudang tertata dengan rapi. Area gang menjadi lebih luas, sehingga memudahkan proses keluar-masuknya bahan baku. Dengan penambahan rak kain sebanyak 12 rak dan rak busa seluas 374,5 m2, kapasitas penyimpanan meningkat sebesar 158 pallet. Dengan penyimpanan seluruh bahan baku dalam rak penyimpanan, maka utilisasi gudang menurun sebesar 32,48%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan efisiensi di gudang. Total jarak perpindahan bahan baku menurun 7.270,47 meter atau 46,98%.


(16)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan bagi perusahaan:

1. Dengan menggunakan metode class based storage policy, penyimpanan bahan baku yang bersifat tetap sebaiknya berada pada rak di tingkat 1 dan bahan baku yang bersifat random disimpan pada rak tingkat 2 dan 3. Cara penyimpanan bahan baku tersebut menimbang jumlah bahan baku yang bersifat tetap relatif lebih banyak dibandingkan dengan yang bersifat tidak tetap untuk mempermudah penyimpanan dan pengambilan bahan baku.

2. Tata letak bahan baku yang diusulkan berdasarkan kelompok bahan baku. Untuk itu perlu dilakukan penataan yang baik untuk tiap jenis bahan bakunya, agar mudah dalam pencariannya.


(17)

i

DAFTAR PUSTAKA

1. Donald J. Bowersox, David J. Closs, M. Bixby Cooper.; “Supply Chain Logistics Manajement”, McGraw-Hill, 2002.

2. Hadiguna, R. A dan Setiawan, H., 2008, “Tata Letak Pabrik”, Penerbit ANDI, 153-175

3. Frazelle, E. H.; “World-Class Warehousing. Logistics Resources

International”, Atlanta, GA., 2001.

4. Apple, J. M., 1977, “Plant Layout and Material Handling”, Edisi Ketiga, John Wiley and Sons, Inc., New York

5. Tompkins, James A and White, John A.; “Facilities Planing, 2md ed.”, New York : John Wiley and Sons, Inc., 1996.


(1)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan belum tertatanya bahan baku di gudang PT Eigerindo Multi Produk Industri dengan baik, disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Kurangnya fasilitas penyimpanan bahan baku (rak) yang ada di gudang. 2. Bahan baku yang disimpan di area gang tidak tertata dengan rapi. 3. Gudang belum memperhatikan frekuensi perpindahan, sehingga untuk

bahan baku yang bersifat fast moving harus menempuh perjalanan jauh untuk penyimpanan dan pengambilannya.

Oleh karena itu penulis mengusulkan perbaikan tata letak bahan baku gudang agar dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan masalah dilakukan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian yan akan dilakukan tidak terlalu luas. Sedangkan asumsi digunakan untuk mempermudah penyelesaian masalah.

 Pembatasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan hanya dilakukan di gudang bahan baku kain di lantai 1 saja yang berada di gudang.

2. Data keluar-masuk bahan baku yang diamati adalah data bulanan selama periode 3 bulan, yakni bulan Januari hingga Maret 2014.

 Asumsi yang digunakan sebagai berikut:

1. Pengelompokan kelas bahan baku mengikuti ketentuan perusahaan. 2. Penambahan lahan untuk gudang tidak diijinkan.


(2)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.4 Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas pada penelitian ini, antara lain: 1. Apa kekurangan tata letak gudang bahan baku saat ini?

2. Bagaimana tata letak gudang bahan baku yang sebaiknya diterapkan perusahaan?

3. Apa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan usulan dibandingkan tata letak gudang bahan baku saat ini?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kekurangan tata letak gudang bahan baku saat ini.

2. Memberikan usulan tata letak gudang bahan baku yang sebaiknya diterapkan perusahaan.

3. Mengemukakan manfaat penerapan tata letak gudang bahan baku usulan dibandingkan tata letak gudang bahan baku saat ini.

1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori dan konsep yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi diagram alir (flowchart) langkah-langkah penelitian yang dilakukan dari awal sampai akhir beserta penjelasan dari tiap langkah yang dilakukan.


(3)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan penulis berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi langkah pengolahan data yang dilakukan agar menghasilkan informasi yang diperlukan, serta analisis hasil pengolahan data tersebut.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dibuat, serta saran yang diberikan untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.


(4)

6-1

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kekurangan tata letak bahan baku di gudang saat ini adalah: - Kurangnya fasilitas penyimpanan (rak).

- Banyak bahan baku yang disimpan di gang area gudang.

- Tidak memperhatikan faktor fast moving products, sehingga total jarak perpindahan bahan baku menjadi besar.

2. Tata letak bahan baku yang sebaiknya diterapkan perusahaan menggunakan metode Class based storage policy. Dengan menambahkan rak kain sebanyak 12 rak dan rak busa seluas 374,5 m2. Menghasilkan layout usulan yang dapat dilihat pada gambar 5.13. Dengan penyimpanan bahan baku yang memperhatikan faktor fast moving, dimana bahan kelompok 1 dekat pada pintu, selanjutnya kelompok 4, kelompok 3, kelompok 5, kelompok 2, kelompok 5 rak busa dekat dengan pintu.

3. Manfaat penerapan tatap letak usulan bagi perusahaan adalah tata letak bahan baku di gudang tertata dengan rapi. Area gang menjadi lebih luas, sehingga memudahkan proses keluar-masuknya bahan baku. Dengan penambahan rak kain sebanyak 12 rak dan rak busa seluas 374,5 m2, kapasitas penyimpanan meningkat sebesar 158 pallet. Dengan penyimpanan seluruh bahan baku dalam rak penyimpanan, maka utilisasi gudang menurun sebesar 32,48%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan efisiensi di gudang. Total jarak perpindahan bahan baku menurun 7.270,47 meter atau 46,98%.


(5)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan bagi perusahaan:

1. Dengan menggunakan metode class based storage policy, penyimpanan bahan baku yang bersifat tetap sebaiknya berada pada rak di tingkat 1 dan bahan baku yang bersifat random disimpan pada rak tingkat 2 dan 3. Cara penyimpanan bahan baku tersebut menimbang jumlah bahan baku yang bersifat tetap relatif lebih banyak dibandingkan dengan yang bersifat tidak tetap untuk mempermudah penyimpanan dan pengambilan bahan baku.

2. Tata letak bahan baku yang diusulkan berdasarkan kelompok bahan baku. Untuk itu perlu dilakukan penataan yang baik untuk tiap jenis bahan bakunya, agar mudah dalam pencariannya.


(6)

i

DAFTAR PUSTAKA

1. Donald J. Bowersox, David J. Closs, M. Bixby Cooper.; “Supply Chain Logistics Manajement”, McGraw-Hill, 2002.

2. Hadiguna, R. A dan Setiawan, H., 2008, “Tata Letak Pabrik”, Penerbit ANDI, 153-175

3. Frazelle, E. H.; “World-Class Warehousing. Logistics Resources

International”, Atlanta, GA., 2001.

4. Apple, J. M., 1977, “Plant Layout and Material Handling”, Edisi Ketiga, John Wiley and Sons, Inc., New York

5. Tompkins, James A and White, John A.; “Facilities Planing, 2md ed.”, New York : John Wiley and Sons, Inc., 1996.