UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B SMPN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

(1)

Yonanda Virgania Putri, 2014

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B SMPN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Yonanda Virgania Putri NIM 1006429

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Yonanda Virgania Putri, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B SMPN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Yonanda Virgania Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Yonanda Virgania Putri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014


(3)

(4)

Yonanda Virgania Putri, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B SMPN 26 Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat dan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian melalui penggunaan model Tandur dengan media film siluet dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi melalui model Tandur dengan media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran keterampilan melalui model Tandur dengan media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil pembelajaran menulis puisi siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus yang dilaksanakan. Nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah 58,7. Nilai tersebut mengalami peningkatan pada siklus 2 menjadi 70,7 dan mengalami peningkatan kembali menjadi 78,2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Tandur dengan media film siluet dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.


(6)

Yonanda Virgania Putri, 2014

EFFORTS TO IMPROVE THE SKILLS OF WRITING POETRY THROUGH TANDUR MODELS WITH SILHOUETTE FILM MEDIUM

(Action Research to Students in Class VIII SMPN 26 Bandung Academic Year 2013/2014)

Abstract

This research is motivated by low interest and student skills in writing poetry. Therefore, researchers carry out research through the use of model TANDUR with media movies silhouette in an effort to improve students' skills in writing poetry. The problem of this study is how the planning, execution, and learning outcomes using models TANDUR through the media of film silhouette of class VIII B SMP Negeri 26 Bandung? This study aims to determine the planning, execution, and learning outcomes using models TANDUR through the media of film silhouette of class VIII B of SMP Negeri 26 Bandung. The research methods used in this study was Classroom Action Research (CAR). Poetry writing learning outcomes of students has increased in each cycle is implemented. The average value of students in cycle 1 was 58.7. This value increased to 72.7 in cycle 2 and have increased back to 78.2. Thus, it can be concluded that the use of models grafts with a silhouette of the film medium can enhance students' ability to write poetry.


(7)

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Ihwal Menulis ... 7

1. Pengertian Menulis ... 7

2. Kegunaan Menulis ... 8

3. Tujuan Menulis ... 9

4. Langkah-langkah Menulis ... 11

B. Ihwal Puisi ... 12

1. Definisi Puisi ... 12

2. Unsur Instrinsik Puisi ... 12

3. Jenis Puisi ... 15


(9)

C. Ihwal Pembelajaran Kuantum ... 18

1. Latar Belakang Kuantum ... 18

2. Dasar Pemikiran Kuantum ... 18

3. Karakteristik Umum ... 19

4. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum ... 22

5. Model TANDUR ... 25

D. Ihwal Media ... 27

1. Pengertian Media ... 27

2. Media Instruksional Edukatif ... 28

3. Peranan Media Instruksional Edukatif ... 28

4. Fungsi Media Instruksional Edukatif ... 29

5. Prinsip Pemilihan Media ... 30

6. Kriteria Pemilihan Media ... 31

7. Media Audio Visual ... 31

8. Kelebihan Film ... 32

9. Kekurangan Film ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Setting Penelitian ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

3. Sumber Data ... 35

B. Prosedur Penelitian ... 37

1. Gambaran Umum Penelitian ... 37

2. Prosedur Penelitian ... 40

C. Instrumen Penelitian ... 42

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 71

A. Deskripsi Data ... 71


(10)

2. Deskripsi Penelitian ... 72

a. Siklus 1 ... 72

b. Siklus 2 ... 99

c. Siklus 3 ... 127

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 154

a. Perencanaan... 154

b. Pelaksanaan ... 155

c. Hasil ... 158

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 197

A. Simpulan ... 197

B. Saran ... 199

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sudah terkandung dalam kurikulum pendidikan dan dipelajari dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 2008:4).

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dapat dikuasai melalui latihan secara intensif. Namun, hingga kini keterampilan menulis belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, siswa masih mengalami kendala dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Dra. Aam Ramdaniati, M.Si, selaku guru bahasa Indonesia di SMPN 26 Bandung pada tanggal 26 April 2014. Hasil dari wawancara tersebut mengemukakan bahwa siswa masih berkendala dalam pembelajaran menulis khususnya pembelajaran menulis puisi. Kendala-kendala tersebut di antaranya; (a) siswa sulit mencari inspirasi untuk membuat sebuah puisi, (b) siswa sulit menuangkan perasaan melalui rangkaian kata, dan (c) siswa memiliki keterbatasan dalam memilih diksi. Hal ini sejalan dengan hasil angket yang disebarkan di kelas VIII B. Dari hasil angket yang telah disebar, diketahui bahwa 48% siswa kesulitan menemukan inspirasi, 29% siswa kesulitan dalam memilih kata-kata, dan 22% siswa kesulitan dalam mengembangkan ide.

Waluyo (1995:25) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun


(12)

struktur fisik dan struktur batinnya. Realitanya, siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan pikiran dan perasaannya ke dalam rangkaian kata yang indah. Oleh karena itu, perlu adanya pemilihan media pembelajaran yang tepat untuk dapat membantu mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut.

Menurut Rohani (1997:4) media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara untuk proses belajar mengajar. Pemanfaatan film dapat menjadi alternatif media pembelajaran. Media film dapat menarik minat siswa karena film merupakan media audiovisual yang menyuguhkan gambar beserta suara. Hal ini tentu saja menyebabkan adanya koordinasi antara indera penglihatan dan indera pendengaran.

Film dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap (Arsyad, 2000:48). Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Trizadestyani (2013) yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa dengan Menggunakan Media Film Ekranisasi”, mengemukakan bahwa penggunaan media film dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Hasil pembelajaran puisi siswa mengalami peningkatan. Puisi yang dibuat siswa lebih nyata dan hidup, bernilai estetik, dan mengandung amanat. Selain itu, siswa juga sudah mampu menggunakan diksi yang tepat sehingga menghasilkan rima dan irama yang serasi dan indah didengar atau dibaca.

Penelitian lain yang menggunakan media dalam pembelajaran menulis puisi telah dikakukan oleh Komariah (2011) yang berjudul “Penggunaan Media AudioVisual Bertema Nasionalisme untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Labschool UPI Bandung Tahun Ajaran


(13)

2010/2011”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis puisi menggunakan media audiovisual mengalami peningkatan. Penelitian dilaksanakan sebanyak tiga kali. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 56, setelah diberi tindakan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 68 dan nilai tersebut semakin menunjukkan peningkatan pada siklus III yaitu sebesar 83.

Pada praktiknya, penggunaan media tidak terlepas dari model, metode, atau strategi pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti memilih model TANDUR untuk diterapkan pada pembelajaran menulis puisi. Penelitian terkait penggunaan model TANDUR telah dilakukan oleh Sa’anah (2010) yang berjudul “Penggunaan Model TANDUR untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010).” Penelitian tersebut mengemukakan keberhasilan penggunaan model TANDUR dalam pembelajaran menulis cerpen. Kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus kedua terdapat 33% siswa dengan kategori sangat baik, padahal pada siklus pertama tidak ada satupun siswa yang memperoleh kategori tersebut. Kategori baik pada siklus pertama hanya ada 5% siswa, tetapi pada siklus kedua ada 44% siswa. Kategori cukup pada siklus kedua terdapat 22% siswa, sedangkan pada siklus pertama terdapat 27%. Kategori kurang pada siklus pertama terdapat 61% siswa dan sangat kurang 5% siswa, tetapi pada siklus kedua tidak terdapat kategori kurang dan sangat kurang.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model TANDUR melalui media audiovisual berupa film siluet. Penggunaan film siluet dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu memberi inspirasi kepada siswa untuk menulis sebuah puisi sehingga dapat membantu mengatasi kendala yang dialami


(14)

terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Model TANDUR melalui Media Film Siluet untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII B SMPN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)” .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Keterampilan menulis belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Siswa memandang kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sukar.

2. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair. Namun, siswa masih mengalami kendala dalam menuangkan pikiran dan perasaannya ke dalam rangkaian kata.

3. Kata-kata yang terdapat pada puisi merupakan kata-kata yang indah dan kaya makna, sehingga siswa mengalami kendala karena keterbatasan diksi.

4. Pemilihan sumber belajar yang bervariasi dan inovatif diperlukan agar memudahkan tercapainya kompetensi yang diharapkan.

5. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk membantu mengatasi kesulitan siswa dalam proses belajar mengajar.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, perlu adanya batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian mengenai penggunaan model TANDUR melalui media film siluet untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.


(15)

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung?

3. Bagaimana hasil dari proses pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung?

E. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung.

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet kelas VIII B SMP Negeri 26 Bandung.

F. Manfaat Penelitian


(16)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan solusi dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Penelitian ini pun diharapkan dapat menguatkan wawasan mengenai media film siluet, sehingga keterampilan menulis puisi dapat dikuasai dengan baik. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori model Tandur dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya pembelajaran menulis puisi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif media yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran proses pembelajaran puisi dengan menggunakan model TANDUR melalui media film siluet dan dapat menambah wawasan peneliti mengenai penggunaan model TANDUR melalui media film siluet dalam pembelajaran menulis puisi.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 26 Bandung yang terletak di Jalan Sarimanah blok 23 Sarijadi, Kota Bandung. Lokasi sekolah cukup strategis yakni berada di kawasan pendidikan daerah Sarijadi dan terletak di sisi Jalan Sarimanah sehingga cukup mudah ditemukan. Fasilitas yang terdapat pada sekolah ini cukup memadai. Adanya proyektor dan alat pengeras suara menunjang proses pembelajaran dan penelitian yang membutuhkan fasilitas tersebut. Lingkungan di dalam sekolah pun mendukung terciptanya suasana nyaman saat pembelajaran berlangsung.

2. Waktu Penelitian

Peneliti mulai melaksanakan penelitian ini pada bulan April hingga bulan Juli 2014 pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Adapun jadwal penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

April Mei Juni Juli

1. Observasi awal

2. Persiapan

3. Pelaksanaan pra tes, refleksi dan penentuan pelaksanaan siklus 1


(18)

3. S

umber Data

Data berasal dari angket, catatan lapangan, lembar pengamatan, dan hasil tes menulis puisi siswa kelas VIII B SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2013/2014 dengan sumber data berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Kelas VIII B dipilih berdasarkan saran dari guru bahasa dan sastra Indonesia dan hasil studi pendahuluan. Motivasi belajar dan kemampuan siswa dalam menulisi puisi dikatakan kurang dibandingkan kelas lain. Adapun siswa kelas VIII B yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

4. Pelaksanaan tindakan siklus 1 5. Evaluasi, refleksi, dan penentuan

tindakan siklus II

6. Evaluasi, refleksi, dan penentuan

siklus selanjutnya (jika perlu)

7. Evaluasi dan observasi akhir

8. Tabulasi dan analisis data

9. Penyusunan hasil penelitian


(19)

Tabel 3.2 Sumber Data

No. NIS Nama L/P

1. 121307078 Ahmad Fattahillah L

2. 121307154 Ahmad Saepul Munawar L

3. 121307117 Aldi Saputra L

4. 121307006 Alfi Syahri Barara P

5. 121307274 Aninda Safirah P

6. 131408290 Annisa Insyirra Sari P

7. 121307119 Annisa Syahwa Renjani P

8. 121307197 Aprilia Rahma Maesaroh P

9. 121307276 Azizah Aprilia Suhaningtias P

10. 121307161 Cantika Cahyani P

11. 121307088 Della Fujasari Ramadanisya P

12. 121307171 Jeffry Michael L

13. 121307251 Jejen Saripudin Ahmad L

14. 121307131 Krisnandi L

15. 121307208 Laelia Hasanah P

16. 121307291 Mellia Fitriana P

17. 121307134 Mochamad Rizal Maulana L

18. 121307254 Muhamad Aliyudin L

19. 121307102 Muhammad Gandi Firdaus L

20. 121307257 Muhammad Rafi Alghifary L


(20)

22. 121307059 Muhammad Zuhair Malik L

23. 131408291 Nadya Noerramdhan Diera P

24. 121307065 Raden Iqbal Hibatullah L

25. 131408292 Reisyal Rizki Dwisa L

26. 121307066 Renaldy Saleh Nurkarim L

27. 121307109 Resti Andani P

28. 121307028 Ricky Gio Dwitama L

29. 121307112 Ruliyan Hardiyani P

30. 121307265 Siska Kurniawati P

31. 121307115 Tania Lathifa Novianty P

32. 121307228 Tita Wartini P

33. 121307036 Witri Ayu Ningsih P

B. Prosedur Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Fokus utama penelitian tindakan kelas adalah siswa atau proses belajar mengajar di kelas. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya (Kusnandar, 2008:45).

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata. Peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan


(21)

data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati dalam Kusnandar, 2008:46).

Model pengembangan penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model Spiral dari Kemmis dan Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusnandar, 2008:70), penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial sebagai berikut.

a. Penyusunan Rencana

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang diuji secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi sekaligus mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan.

b. Tindakan

Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan. Tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang telah direncanakan.

c. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Objek observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya, keadaan dan kendala tindakan direncanakan dan pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul


(22)

dalam konteks terkait. Observasi dalam penelitian tindakan kelas adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja proses belajar mengajar.

d. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi akan menentukan jumlah siklus yang digunakan dalam penelitian.

Gambar 3.1 Perencanaan I Pelaksanaan Tindakan I

Jika data yang diperoleh masih kurang valid, dilakukan siklus berikutnya sesuai dengan alur yang sama seperti siklus I dan II.

Refleksi II Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan II Perencanaan II Refleksi I Pengamatan I


(23)

Adaptasi Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Kusnandar, 2008:70)

2. Prosedur Penelitian a. Observasi Awal

Pada kegiatan obervasi awal ini, peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 26 April 2014 guna mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan mengenai kegiatan menulis puisi siswa di kelas VIII B SMPN 26 Bandung. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada studi pendahuluan ini yaitu sebagai berikut.

1) Melakukan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia guna mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran menulis puisi, kemampuan siswa dalam menulis puisi, dan kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam hal menulis puisi.

2) Menyebarkan angket pada siswa kelas VIII SMPN 26 Bandung. Angket diberikan pada siswa kelas VIII B yang akan menjadi subjek penelitian. 3) Melakukan pengamatan terhadap situasi kelas serta siswa kelas VIII B SMPN

26 Bandung.

b. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan ini merupakan lanjutan dari studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti. Perencanaan tindakan ini dilaksanakan untuk mengatasi berbagai kendala yang dialami siswa dalam kegiatan menulis puisi. Adapun tahap-tahap yang dilalui penulis dalam merencanakan tindakan, yaitu sebagai


(24)

1) Menentukan tindakan 1 berdasarkan kondisi awal yang diperoleh melalui studi pendahuluan.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan model dan media yang dipilih pada siklus 1.

3) Membuat instrumen penelitian.

c. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti berperan sebagai pelaksana tindakan yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya, sedangkan siswa mengikuti alur perencanaan yang telah dibuat. Tindakan yang akan dilaksanakan pada tahap ini yaitu proses pembelajaran menulis puisi menggunakan model TANDUR melalui media film siluet yang berdasarkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Pada awal pembelajaran, peneliti mencoba menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Setelah itu, peneliti menayangkan sebuah film siluet guna mengatasi kesulitan siswa dalam mencari ide untuk menulis puisi. Kegiatan selanjutnya, siswa ditugaskan untuk menulis puisi dengan memperhatikan tema, pilihan kata, gaya bahasa, imaji, dan rima. Puisi yang telah dibuat oleh beberapa siswa kemudian dibacakan di depan kelas, siswa lain apresiatif dan menjadi pendengar yang baik, serta memberi komentar atau saran. Hasil menulis puisi dan komentar siswa dianalisis sebagai bahan refleksi untuk mengetahui tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

d. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses penelitian tindakan dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berbentuk catatan lapangan, lembar


(25)

aktivitas guru, dan lembar aktivitas siswa. Selama pengamatan berlangsung, peneliti menyertakan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan teman sejawat sebagai pengamat. Pengamatan berlangsung sesuai dengan jumlah siklus yang diperlukan.

e. Refleksi

Data hasil pengamatan akan dianalisis dan direfleksi guna mengetahui hal-hal yang harus dipertahankan atau ditinggalkan. Refleksi dilakukan setiap siklus berdasarkan hasil tes siwa, lembar aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, dan jurnal siswa. Hasil dari data tersebut digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Instrumen perlakuan

Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini memuat kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat proses penelitian berlangsung dan juga memuat rencana peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model TANDUR dan media film siluet.


(26)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 26 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Menulis : Mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas

B. KOMPETENSI DASAR

Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai

C. INDIKATOR

1. Mampu merumuskan definisi puisi

2. Mampu mengidentifikasi unsur intrinsik puisi 3. Mampu memahami jenis-jenis majas


(27)

4. Mampu mengidentifikasi jenis-jenis puisi 5. Mampu memahami manfaat menulis puisi

6. Mampu mengembangkan inspirasi yang didapat dari film siluet yang ditayangkan menjadi sebuah puisi

7. Mampu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu memahami definisi puisi

2. Siswa mampu memahami unsur intrinsik puisi 3. Siswa mampu memahami jenis-jenis majas 4. Siswa mampu memahami jenis-jenis puisi 5. Siswa mampu memahami manfaat menulis puisi

6. Siswa mampu mengembangkan inspirasi yang didapat dari film siluet yang ditayangkan menjadi sebuah puisi

7. Siswa mampu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai

E. MATERI PEMBELAJARAN

Ihwal puisi (definisi, unsur intrinsik puisi, majas)

F.MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Model TANDUR

2. Metode : Inkuiri, ceramah, penugasan, unjuk kerja, diskusi

G. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Sutopo. Maryati. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(28)

2. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

3. Waluyo. Herman J. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

H.ALAT

Laptop, proyektor, pengeras suara, spidol, papan tulis.

I. MEDIA

Film siluet, power point.

J. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

1. Mengecek kesiapan siswa

2. Memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi

3. Mengarahkan pemahaman siswa tentang puisi 5 menit

2. Kegiatan Inti Siklus 1

A. Tumbuhkan

1. Siswa diberi contoh sebuah puisi.

2. Siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur intrinsiknya secara inkuiri.


(29)

4. Siswa diminta untuk merumuskan definisi puisi.

5. Siswa diberi penjelasan lebih lengkap mengenai definisi dan unsur intrinsik puisi oleh guru.

B. Alami

1. Siswa mempersiapkan diri untuk menyimak film siluet yang ditayangkan guru.

2. Siswa diminta untuk mengutarakan pengalamannya berdasarkan film yang ditayangkan.

C. Namai

1. Siswa mengidentifikasi tema dari film siluet yang telah ditayangkan.

2. Siswa diminta untuk mengutarakan tema yang telah diidentifikasi dari film siluet menurut pemahamannya masing-masing. Siswa lain menjadi pendengan yang baik.

D. Demonstrasikan

1. Siswa diberi lembar soal.

2. Siswa ditugaskan untuk menulis puisi berdasarkan tema dari film siluet yang ditayangkan.

3. Siswa melakukan unjuk kerja. E. Ulangi

1. Siswa mengutarakan unsur intrinsik yang terdapat pada puisi hasil karyanya. Siswa lain apresiatif dan menjadi pendengar yang baik ketika ada yang sedang unjuk kerja.

2. Setiap selesai unjuk kerja, siswa lain dapat menanggapi performansi temannya dan dapat menyumbang ide


(30)

sebagai bentuk evaluasi. F. Rayakan

1. Siswa lain secara objektif memilih satu puisi hasil karya siswa yang telah unjuk kerja berdasarkan penggunaan diksi dan gaya bahasa yang indah.

2. Siswa lain memberi pujian dan tepuk tangan kepada siswa yang terpilih sebagai bentuk perayaan.

Siklus 2

A. Tumbuhkan

1. Siswa diberi contoh sebuah puisi.

2. Siswa diminta untuk mengidentifikasi unsur intrinsiknya secara inkuiri.

3. Siswa diminta untuk menyebutkan hasil identifikasinya.

4. Siswa diberi penjelasan lebih lengkap mengenai unsur intrinsik puisi dan jenis-jenis majas oleh guru.

B. Alami

1. Siswa mempersiapkan diri untuk menyimak film siluet yang ditayangkan guru.

2. Siswa diminta untuk mengutarakan pengalamannya berdasarkan film yang ditayangkan.

C. Namai

1. Siswa mengidentifikasi tema dari film siluet yang telah ditayangkan.


(31)

2. Siswa diminta untuk mengutarakan tema yang telah diidentifikasi dari film siluet menurut pemahamannya masing-masing. Siswa lain menjadi pendengan yang baik.

D. Demonstrasikan

1. Siswa diberi lembar soal.

2. Siswa ditugaskan untuk menulis puisi berdasarkan tema dari film siluet yang ditayangkan.

3. Siswa melakukan unjuk kerja hasil puisi yang ditulisnya.

E. Ulangi

1. Siswa mengutarakan unsur intrinsik yang terdapat pada puisi hasil karyanya. Siswa lain apresiatif dan menjadi pendengar yang baik ketika ada yang sedang unjuk kerja.

2. Setiap selesai unjuk kerja, siswa lain dapat menanggapi performansi temannya dan dapat menyumbang ide sebagai bentuk evaluasi.

F. Rayakan

1. Siswa lain secara objektif memilih satu puisi hasil karya siswa yang telah unjuk kerja berdasarkan penggunaan diksi dan gaya bahasa yang indah.

2. Siswa lain memberi pujian dan tepuk tangan kepada siswa yang terpilih sebagai bentuk perayaan.


(32)

Siklus 3

A. Tumbuhkan

1. Siswa diberi penjelasan mengenai jenis-jenis puisi. 2. Siswa diberi beberapa contoh puisi.

3. Siswa diminta untuk mengidentifikasi jenis puisi. 4. Siswa diminta untuk menyebutkan hasil

identifikasinya.

5. Siswa diberi penjelasan mengenai manfaat menulis puisi.

B. Alami

1. Siswa mempersiapkan diri untuk menyimak film siluet yang ditayangkan guru.

2. Siswa diminta untuk mengutarakan pengalamannya berdasarkan film yang ditayangkan.

C. Namai

1. Siswa mengidentifikasi tema dari film siluet yang telah ditayangkan.

2. Siswa diminta untuk mengutarakan tema yang telah diidentifikasi dari film siluet menurut pemahamannya masing-masing. Siswa lain menjadi pendengan yang baik.

D. Demonstrasikan

1. Siswa diberi lembar soal


(33)

2. Siswa ditugaskan untuk menulis puisi berdasarkan tema dari film siluet yang ditayangkan.

3. Siswa melakukan unjuk kerja hasil puisi yang ditulisnya berdasarkan nomor urutan yang didapatnya dari permainan arisan yang dilakukan guru.

E. Ulangi

1. Siswa mengutarakan unsur intrinsik yang terdapat pada puisi hasil karyanya. Siswa lain apresiatif dan menjadi pendengar yang baik ketika ada yang sedang unjuk kerja.

2. Setiap selesai unjuk kerja, siswa lain dapat menanggapi performansi temannya dan dapat menyumbang ide sebagai bentuk evaluasi.

F. Rayakan

1. Siswa lain secara objektif memilih satu puisi hasil karya siswa yang telah unjuk kerja berdasarkan penggunaan diksi dan gaya bahasa yang indah.

2. Siswa lain memberi pujian dan tepuk tangan kepada siswa yang terpilih sebagai bentuk perayaan.

C. Kegiatan Akhir

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti.

2. Siswa diberi beri penguatan terhadap simpulan yang telah dibuat.

3. Siswa mengisi jurnal siswa yang diberikan guru sebagai kegiatan refleksi.


(34)

K. PENILAIAN

Bentuk tes : tertulis

Alat tes : lembar tes menulis puisi Petunjuk:

1. Siapkan alat tulis. 2. Butir soal:

Buatlah sebuah puisi pada lembar yang telah disediakan. Penilaian meliputi:

a. Kesesuaian tema b. Pilihan kata (diksi)

c. Penggunaan gaya bahasa (majas) d. Imaji

L. FORMAT DAN KRITERIA PENILAIAN

No. Aspek Penilaian Nilai Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian judul dengan tema 2. Diksi

3. Majas 4. Imaji 5. Rima

Jumlah

Nilai = jumlah x 100 Jumlah maksimum


(35)

Format Kriteria Penilaian Menulis Puisi Siswa

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Kesesuaian judul dengan tema

Judul puisi sesuai dengan film siluet, merupakan kata yang dikembangkan pada puisi, dan memiliki daya pikat

4

Judul puisi sesuai dengan tema film siluet,

tetapi tidak memiliki daya pikat 3 Judul puisi tidak sesuai dengan tema film

siluet tetapi memiliki daya pikat 2 Judul puisi tidak sesuai dengan tema film

siluet dan tidak memiliki daya pikat 1

Diksi

Diksi yang digunakan tepat, bervariasi dan menimbulkan keindahan dalam perwujudan gagasan dan pengembangan imajinasi

4

Diksi yang digunakan tepat dan spesifik,

bervariasi, dan cukup menimbulkan keindahan 3 Diksi yang digunakan belum bervariasi dan

kurang tepat dalam pemakaiannya yang spesifik

2

Tidak menggunakan pilihan kata yang tepat 1

Majas

Terdapat banyak majas dalam puisi yang bervariasi, tepat penggunaannya dalam mengungkapkan isi, penulisannya tepat dan menambah intensitas estetika puisi

4

Terdapat majas dalam puis, cukup tepat


(36)

menambah intensitas estetika puisi Terdapat majas namun kurang tepat

penggunaannya dalam pengungkapan isi dan kurang menambah intensitas estetika puisi

3

Tidak terdapat majas dalam puisi 1

Imaji

Imaji yang digunakan tepat, bervariasi, menimbulkan suasana, dan memperkuat daya bayang

4

Imaji yang digunakan tepat, cukup menimbulkan suasana, dan cukup memperkuat daya bayang

3

Imaji yang digunakan tepat tetapi kurang menimbulkan suasana dan kurang

memperkuat daya bayang

2

Imaji yang digunakan tidak tepat, tidak menimbulkan suasana, dan tidak memperkuat daya bayang

1

Rima

Rima yang digunakan tepat, persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris baik dan menjaga keindahan puisi

4

Rima yang digunakan cukup tepat, persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris cukup baik dan menjaga keindahan puisi

3

Rima digunakan kurang tepat, kurang menimbulkan persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris, dan kurang menjaga keindahan puisi


(37)

Yonanda Virgania Putri, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA

Rima digunakan tidak tepat, tidak

menimbulkan persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris, dan tidak menjaga keindahan puisi

1

Gambar 3.2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar wawancara, angket, catatan lapangan, lembar observasi, jurnal siswa dan lembar soal.

1) Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan pada saat studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru bahasa Indonesia.

1) Bagaimana minat dan kemampuan siswa terhadap pembelajaran puisi?

2) Apakah penyebab tinggi rendahnya minat siswa dalam menulis puisi?

3) Kendala apa saja yang dialami siswa pada saat pembelajaran menulis puisi?


(38)

Gambar 3.3

Daftar Pertanyaan Wawancara 2) Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup, yaitu sebuah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Nama : Kelas :

Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai pendapatmu!

No. Pertanyaan

1. Apakah kamu suka puisi?

a. Suka b. Biasa saja c. Tidak suka 2. Apakah kamu suka menulis puisi?

a. Ya b. Biasa saja c. Tidak 3. Apakah kamu tertarik belajar menulis puisi?

a. Ya b. Sedikit c. Tidak 4. Apa yang kamu rasakan ketika menulis puisi?


(39)

5. Kendala apa yang sering kamu alami ketika menulis puisi?

a. Sulit menemukan inspirasi b. Sulit mengembangkan ide c. Sulit memilih kata-kata

6. Apa yang kamu lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

a. Bertanya kepada guru b. Bertanya kepada teman c. Mencari solusi sendiri

7. Apakah guru menggunakan cara mengajar yang menyenangkan ketika

pembelajaran menulis puisi berlangsung?

a. Ya b. Biasa saja c. Tidak 8. Apa yang kamu rasakan saat mengikuti pembelajaran menulis puisi?

a. Senang b. Bosan c. Takut

9. Apakah guru selalu menggunakan media dalam mengajarkan menulis puisi? a. Ya b. Terkadang c. Tidak pernah

10. Apakah media yang digunakan guru saat mengajarkan menulis puisi dapat membantu kesulitan yang kamu alami?

a. Ya b.Sedikit c.Tidak Gambar 3.3

Angket Sebelum Tindakan

3) Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas (Kusnandar, 2008:197). Catatan lapangan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berisi proses pembelajaran di kelas pada saat penelitian berlangsung dan komentar pengamat terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Catatan Lapangan Pembelajaran Menulis Puisi


(40)

Nama Pengamat : Siklus ke :

Gambar 3.5 Catatan Lapangan

4) Lembar pengamatan (observasi)

Lembar pengamatan berisi penilaian yang diberikan oleh pengamat terhadap pelaksanaan penelitian berlangsung. Lembar pengamatan terdiri dari dua macam, yaitu lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Selama berlangsungnya penelitian, pengamat mengisi lembar penilaian yang sudah disediakan oleh peneliti sebagai berikut.

(a) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Menulis Puisi dengan Menggunakan Model TANDUR melalui Media Film Siluet


(41)

Hari/Tanggal :

Pengamat :

Guru yang diamati :

Petunjuk

Berikanlah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor sesuai dengan skenario berikut.

1 : kurang baik 3 : baik

2 : cukup 4 : sangat baik

No. Aspek yang Dinilai Skor

1. Kemampuan membuka pelajaran a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi menulis puisi dan media film siluet

c. Memberi acuan materi menulis puisi yang akan disampaikan sesuai RPP

d. Melakukan kegiatan apersepsi

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa

b. Tidak melakukan gerakan atau ungkapan yang akan mengganggu perhatian siswa

c. Antusiasme mimik dalam penampilan

d. Mampu membuat siswa larut dalam film siluet yang ditayangkan sehingga siswa mendapatkan ide dan inspirasi untuk menulis

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4


(42)

puisi

3. Penguasaan materi pembelajaran

a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran menulis puisi

b. Kejelasan menerangkan materi ihwal puisi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ ilustrasi puisi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi

d. Mencerminkan penguasaan materi puisi dan media film siluet secara proporsional

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4

4. Implementasi langkah-langkah pembelajaran

a. Penyajian bahan ajar menulis puisi sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

b. Penyajian media film siluet yang relevan dengan indikator pembelajaran menulis puisi c. Kemampuan dalam menciptakan suasana

yang kondusif untuk menayangkan film siluet dan melakukan kegiatan demonstrasi

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5. Penggunaan media pembelajaran

a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media

b. Menggunakan media film siluet dengan tepat c. Mengoperasikan media film siluet dengan

1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4


(43)

terampil

d. Membantu kelancaran proses pembelajaran 1 2 3 4 6. Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang direncanakan

1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4

7. Kemampuan menutup pelajaran

a. Memberi pujian atau reward kepada siswa sebagai bentuk perayaan

b. Meninjau kembali/ menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

c. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya d. Memberikan tugas ko-kulikuler dan

menginformasikan materi ajar berikutnya

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4

Skor total point 1-7 Skor akhir

(b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.4


(44)

Menulis Puisi dengan Menggunakan Model TANDUR melalui Media Film Siluet

Hari/Tanggal :

Pengamat :

Petunjuk

Berikanlah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor sesuai dengan skenario berikut.

1 : kurang baik 3 : baik

2 : cukup 4 : sangat baik

No. Aspek yang Dinilai Skor

1. Siswa mengikuti arahan guru untuk belajar menulis puisi dan menyaksikan media film siluet yang ditayangkan

1 2 3 4

2. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan

penuh konsentrasi 1 2 3 4

3. Siswa menyimak media film siluet dengan

sungguh-sungguh 1 2 3 4

4. Siswa dapat menemukan inspirasi untuk

menulis puisi dari film siluet 1 2 3 4 5. Siswa aktif dalam pembelajaran 1 2 3 4 6. Proses belajar mencerminkan komunikasi

guru-siswa 1 2 3 4

7. Siswa serius mengerjakan tugas menulis puisi sesuai dengan tema film siluet yang ditayangkan


(45)

8. Siswa mampu memahami materi pembelajaran 1 2 3 4 9. Siswa tidak membuat kegaduhan selama

pembelajaran berlangsung 1 2 3 4

10. Siswa melakukan refleksi 1 2 3 4

Jumlah

5) Jurnal Siswa

Jurnal siswa berguna untuk mengungkap tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dengan cara member sejumlah pertanyaan yang harus


(46)

dijawab secara tertulis oleh siswa. Data yang diperoleh dari jurnal siswa digunakan sebagai masukan untuk pembelajaran berikutnya.

Gambar 3.6 Jurnal Siswa

6) Lembar soal

Jurnal Siswa Nama :

Kelas : Tanggal :

1. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran ini?

2. Kesan apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran hari ini? 3. Apa saran kamu untuk pembelajaran berikutnya?


(47)

Tes adalah cara atau alat dalam pengumpulan data hasil evaluasi belajar mengajar dengan jalan mengajukan soal kepada siswa. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes tulis yang berbentuk tes esai. Adapun soal yang terdapat dalam tes ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3.7 Lembar Soal Petunjuk:

1. Siapkan alat tulis. 2. Butir soal:

Buatlah sebuah puisi pada lembar yang telah disediakan. Penilaian meliputi:

a. Kesesuaian tema b. Pilihan kata (diksi)

c. Penggunaan gaya bahasa (majas) d. Imaji


(48)

Tabel 3.5

Format Penilaian Menulis Puisi

Format Penilaian Menulis Puisi

No. Aspek Penilaian Nilai Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian judul dengan tema 2. Diksi

3. Majas 4. Imaji 5. Rima

Jumlah

Nilai = jumlah x 100 Jumlah maksimum


(49)

Tabel 3.6

Format Kriteria Penilaian Menulis Puisi

Format Kriteria Penilaian Menulis Puisi Siswa

Aspek yang Dinilai Kriteria Skor

Kesesuaian judul dengan tema

Judul puisi sesuai dengan film siluet, merupakan kata yang dikembangkan pada puisi, dan memiliki daya pikat

4

Judul puisi sesuai dengan tema film siluet,

tetapi tidak memiliki daya pikat 3 Judul puisi tidak sesuai dengan tema film

siluet tetapi memiliki daya pikat 2 Judul puisi tidak sesuai dengan tema film

siluet dan tidak memiliki daya pikat 1

Diksi

Diksi yang digunakan tepat, bervariasi dan menimbulkan keindahan dalam perwujudan gagasan dan pengembangan imajinasi

4

Diksi yang digunakan tepat dan spesifik,

bervariasi, dan cukup menimbulkan keindahan 3 Diksi yang digunakan belum bervariasi dan

kurang tepat dalam pemakaiannya yang spesifik

2

Tidak menggunakan pilihan kata yang tepat 1 Majas Terdapat banyak majas dalam puisi yang


(50)

mengungkapkan isi, penulisannya tepat dan menambah intensitas estetika puisi

Terdapat majas dalam puis, cukup tepat penggunaannya dalam pengungkapan isi dan menambah intensitas estetika puisi

3

Terdapat majas namun kurang tepat

penggunaannya dalam pengungkapan isi dan kurang menambah intensitas estetika puisi

3

Tidak terdapat majas dalam puisi 1

Imaji

Imaji yang digunakan tepat, bervariasi, menimbulkan suasana, dan memperkuat daya bayang

4

Imaji yang digunakan tepat, cukup menimbulkan suasana, dan cukup memperkuat daya bayang

3

Imaji yang digunakan tepat tetapi kurang menimbulkan suasana dan kurang

memperkuat daya bayang

2

Imaji yang digunakan tidak tepat, tidak menimbulkan suasana, dan tidak memperkuat daya bayang

1

Rima

Rima yang digunakan tepat, persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris baik dan menjaga keindahan puisi

4

Rima yang digunakan cukup tepat, persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris cukup baik dan menjaga keindahan puisi


(51)

Rima digunakan kurang tepat, kurang menimbulkan persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris, dan kurang menjaga keindahan puisi

2

Rima digunakan tidak tepat, tidak

menimbulkan persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris, dan tidak menjaga keindahan puisi

1

3. Teknik penelitian

a. Teknik pengumpulan data 1) Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII B SMPN 26 Bandung yaitu Dra. Aam Ramdaniati, M.Si bertujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan menulis puisi yang selama ini berlangsung. Selain itu, wawancara juga dilakukan guna mengetahui kendala siswa dan upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala tersebut dalam pembelajaran menulis puisi.

2) Pengamatan

Pengamatan dilakukan sebagai salah satu langkah studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai masalah yang akan diteliti. Hasil pengamatan ini dijadikan data awal yang kemudian dilakukan penelitian kepada siswa dan guru bahasa Indonesia kelas VIII B SMPN 26 Bandung.

Pengamatan kembali dilakukan pada saat berlangsungnya siklus yang dilakukan oleh peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat yang terdiri teman sejawat.


(52)

3) Catatan lapangan

Catatan lapangan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berisi proses pembelajaran di kelas pada saat penelitian berlangsung dan komentar pengamat terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sehingga peneliti dapat mengetahui kekurangan dari setiap siklus yang telah dilakukan.

4) Angket

Angket yang diberikan kepada siswa pada tahap ini merupakan angket setelah diberikannya tindakan. Di akhir setiap siklus, siswa diberi angket untuk mengetahui pendapat siswa setelah mengikuti pembelajaran dan juga dapat digunakan sebagai bahan refleksi untuk siklus selanjutnya.

5) Jurnal siswa

Sejumlah pertanyaan pada jurnal siswa ditujukan untuk mendapat tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung. Jurnal siswa diberikan kepada siswa setiap akhir siklus guna memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

6) Tes

Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Puisi yang dibuat oleh siswa berjumlah satu buah untuk setiap siklusnya.

b. Teknik analisis data 1) Analisis data


(53)

Seluruh data yang berasal dari berbagai sumber dianalisis dengan ditelaah terlebih dahulu. Data-data yang dianalisis mencakup hasil wawancara, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, jurnal siswa dan hasil tes siswa dalam menulis puisi. Data kuantitatif dan kualitatif dianalisis terlebih dahulu sebelum kemudian dideskripsikan. Langkah selanjutnya yaitu data direfleksikan untuk mendapat kesimpulan.

2) Kategorisasi Data

Pada tahap ini, semua data dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian sebelum diinterpretasikan. Berikut pemaparan langkah-langkah yang peneliti lakukan.

(a) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan setiap siklus (b) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus

(c) Menganalisis hasil karya puisi yang telah dibuat oleh siswa. Hasil karya puisi siswa dianalisis dengan mengacu pada format kriteria penilaian menulis puisi lalu dikategorikan menggunakan Penilaian Acuan Patokan skala lima (Nurgiantoro, 2010: 257)

Tabel 3.7

Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

Nilai Kategori 85-100 Baik Sekali 75-84 Baik 60-74 Cukup 40-59 Kurang 0-39 Kurang Sekali


(54)

(d) Menganalisis lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang telah diisi oleh pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Tabel 3.8 Penilaian Skala Empat

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

(e) Menganalisis catatan lapangan. Catatan lapangan dianalisis dengan cara mendeskripsikan setiap hal yang tertulis.

(f) Menganalisis data angket siswa dengan menghitung jumlah seluruh responden yang memilih item-item yang tersedia. Kemudian data tersebut diubah ke dalam bentuk persentase dengan rumus berikut.

Persentase alternatif jawaban = Frekuensi alternatif jawaban x 100 Jumlah siswa


(55)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan berdasarkan kenyataan bahwa masih ada permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VIII SMP. Siswa masih merasa sulit untuk dapat membuat sebuah puisi. Oleh karena itu, perlu adanya beberapa tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penggunaan media film siluet secara berkesinambungan dalam pembelajaran menulis puisi terbukti dapat membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Peningkatan tersebut terlihat pada hasil pembelajaran siswa kelas VIII B SMPN 26 Bandung. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dilaksanakannya penelitian, yaitu untuk mengetahui perencanaan pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet, pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet, dan hasil pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet. Berikut ini penjabaran simpulan hasil penelitian.

1. Perencanan

Perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media film siluet yang digunakan pada pembelajaran menulis puisi ini bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan inspirasi yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah puisi. Penggunaannya berada di tahap Tumbuhkan pada model TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangan, dan Rayakan). Film siluet yang digunakan berdurasi pendek, sekitar 3 menit. Tema yang dipilih merupakan tema-tema yang relevan dengan kehidupan siswa dan mengandung nilai moral. Tema tersebut yaitu penyesalan, tanah air Indonesia, dan kasih sayang seorang ibu.


(56)

2. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan penelitian diawali dengan memberi materi mengenai puisi kepada siswa. Setelah itu siswa mempersiapkan diri untuk menyimak film siluet yang akan ditayangkan. Beberapa siswa diminta untuk mengutarakan pendapat atau pengalaman mereka yang berhubungan dengan tema film yang ditayangkan. Kemudian siswa menuangkan inspirasi yang didapatnya dari film siluet ke dalam sebuah puisi.

Setelah siswa selesai membuat puisi, siswa menyajikan hasil puisi karyanya di depan kelas. Perlu adanya pengelolaan kelas yang baik agar siswa tidak membuat kegaduhan selama kegiatan demonstrasi berlangsung. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengulas kembali materi pembelajaran yang sudah diberikan kepada siswa dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan siswa dengan nilai puisi tertinggi mendapat penghargaan.

3. Hasil

Hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model TANDUR melalui media film siluet mengalami peningkatan setiap siklusnya. Peningkatan tidak hanya terjadi pada nilai tes menulis puisi siswa, tetapi juga pada minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi yang dapat dilihat dari jurnal siswa. Siswa memberi respon positif untuk pembelajaran menulis puisi menggunakan model TANDUR melalui media film siluet. Penggunaan media film siluet dalam pembelajaran menulis puisi mampu menarik minat siswa sehingga siswa antusias untuk mengikuti pembelajaran.

Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yang cukup besar pada tiap siklusnya. Pada siklus satu, nilai rata-rata siswa adalah 58,7. Peningkatan nilai yang terjadi pada siklus dua sebanyak 12% menjadi 70,7 dan meningkat lagi sebanyak


(57)

7,5% pada siklus tiga menjadi 78,2. Siswa sudah mampu mendapat dan mengembangkan inspirasi menjadi sebuah puisi. Diksi yang digunakan siswa pada puisinya juga sudah tepat meskipun tidak semua siswa dapat menggunakan diksi yang spesifik dan bervariasi. Selain majas, macam-macam imaji juga sudah mampu digunakan siswa pada puisinya. Secara keseluruhan, rima yang digunakan pada puisi siswa juga semakin baik. Siswa sudah mampu menjaga persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris sehingga menimbulkan keindahan pada puisinya.

B. Saran

Bertolak dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran peneliti untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pembelajaran menulis puisi. Berikut ini saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti.

1. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks. Keterampilan menulis dapat dikuasai dengan latihan yang intensif. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan siswa dalam menguasai keterampilan menulis karena masalah tersebut tidak cukup dilakukan dalam satu kali tindakan.

2. Media film siluet dapat dijadikan suatu pilihan untuk digunakan pada pembelajaran menulis puisi. Media film siluet terbukti dapat membantu siswa untuk memberi dan mengambangkan inspirasi menjadi sebuah puisi yang utuh. Media ini juga dapat dijadikan upaya menumbuhkan minat dan antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran.

3. Model TANDUR dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi aktif dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat menggunakan model TANDUR untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.


(58)

Yonanda Virgania Putri, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2004). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arsyad, A. (2000). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fathurrohman, P. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. Komariah. (2011). Penggunaan Media AudioVisual Bertema Nasionalisme untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Labschool UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kosasih, E. (2010).Menjadi Penulis Remaja. Jakarta: Nobel Edumedia. Kusnandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Nurgiyantoro, B. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Rohani, A.(1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sa’anah. (2010). Penggunaan Model TANDUR untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Cerpen (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Suriamiharja, A. (1997). Petunjuk Praktik Menulis. Bandung.


(59)

Bandung: Angkasa.

Trizadestyani, E. (2013). Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Media Film Ekranisasi. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.


(1)

(d) Menganalisis lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang telah diisi oleh pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Tabel 3.8 Penilaian Skala Empat

Nilai Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

(e) Menganalisis catatan lapangan. Catatan lapangan dianalisis dengan cara mendeskripsikan setiap hal yang tertulis.

(f) Menganalisis data angket siswa dengan menghitung jumlah seluruh responden yang memilih item-item yang tersedia. Kemudian data tersebut diubah ke dalam bentuk persentase dengan rumus berikut.

Persentase alternatif jawaban = Frekuensi alternatif jawaban x 100 Jumlah siswa


(2)

197

Yonanda Virgania Putri, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan berdasarkan kenyataan bahwa masih ada permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VIII SMP. Siswa masih merasa sulit untuk dapat membuat sebuah puisi. Oleh karena itu, perlu adanya beberapa tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penggunaan media film siluet secara berkesinambungan dalam pembelajaran menulis puisi terbukti dapat membantu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Peningkatan tersebut terlihat pada hasil pembelajaran siswa kelas VIII B SMPN 26 Bandung. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dilaksanakannya penelitian, yaitu untuk mengetahui perencanaan pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet, pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet, dan hasil pembelajaran menulis puisi siswa menggunakan model TANDUR melalui media film siluet. Berikut ini penjabaran simpulan hasil penelitian.

1. Perencanan

Perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media film siluet yang digunakan pada pembelajaran menulis puisi ini bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan inspirasi yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah puisi. Penggunaannya berada di tahap Tumbuhkan pada model TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangan, dan Rayakan). Film siluet yang digunakan berdurasi pendek, sekitar 3 menit. Tema yang dipilih merupakan tema-tema yang relevan dengan kehidupan siswa dan mengandung nilai moral. Tema tersebut yaitu penyesalan, tanah air Indonesia, dan kasih sayang seorang ibu.


(3)

2. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan penelitian diawali dengan memberi materi mengenai puisi kepada siswa. Setelah itu siswa mempersiapkan diri untuk menyimak film siluet yang akan ditayangkan. Beberapa siswa diminta untuk mengutarakan pendapat atau pengalaman mereka yang berhubungan dengan tema film yang ditayangkan. Kemudian siswa menuangkan inspirasi yang didapatnya dari film siluet ke dalam sebuah puisi.

Setelah siswa selesai membuat puisi, siswa menyajikan hasil puisi karyanya di depan kelas. Perlu adanya pengelolaan kelas yang baik agar siswa tidak membuat kegaduhan selama kegiatan demonstrasi berlangsung. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengulas kembali materi pembelajaran yang sudah diberikan kepada siswa dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dan siswa dengan nilai puisi tertinggi mendapat penghargaan.

3. Hasil

Hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model TANDUR melalui media film siluet mengalami peningkatan setiap siklusnya. Peningkatan tidak hanya terjadi pada nilai tes menulis puisi siswa, tetapi juga pada minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi yang dapat dilihat dari jurnal siswa. Siswa memberi respon positif untuk pembelajaran menulis puisi menggunakan model TANDUR melalui media film siluet. Penggunaan media film siluet dalam pembelajaran menulis puisi mampu menarik minat siswa sehingga siswa antusias untuk mengikuti pembelajaran.

Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yang cukup besar pada tiap siklusnya. Pada siklus satu, nilai rata-rata siswa adalah 58,7. Peningkatan nilai yang terjadi pada siklus dua sebanyak 12% menjadi 70,7 dan meningkat lagi sebanyak


(4)

199

Yonanda Virgania Putri, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7,5% pada siklus tiga menjadi 78,2. Siswa sudah mampu mendapat dan mengembangkan inspirasi menjadi sebuah puisi. Diksi yang digunakan siswa pada puisinya juga sudah tepat meskipun tidak semua siswa dapat menggunakan diksi yang spesifik dan bervariasi. Selain majas, macam-macam imaji juga sudah mampu digunakan siswa pada puisinya. Secara keseluruhan, rima yang digunakan pada puisi siswa juga semakin baik. Siswa sudah mampu menjaga persajakan bunyi pada suku kata terakhir antar baris sehingga menimbulkan keindahan pada puisinya.

B. Saran

Bertolak dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran peneliti untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pembelajaran menulis puisi. Berikut ini saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti.

1. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks. Keterampilan menulis dapat dikuasai dengan latihan yang intensif. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan siswa dalam menguasai keterampilan menulis karena masalah tersebut tidak cukup dilakukan dalam satu kali tindakan.

2. Media film siluet dapat dijadikan suatu pilihan untuk digunakan pada pembelajaran menulis puisi. Media film siluet terbukti dapat membantu siswa untuk memberi dan mengambangkan inspirasi menjadi sebuah puisi yang utuh. Media ini juga dapat dijadikan upaya menumbuhkan minat dan antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran.

3. Model TANDUR dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi aktif dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat menggunakan model TANDUR untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.


(5)

Yonanda Virgania Putri, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2004). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arsyad, A. (2000). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fathurrohman, P. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Komariah. (2011). Penggunaan Media AudioVisual Bertema Nasionalisme untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Labschool UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kosasih, E. (2010).Menjadi Penulis Remaja. Jakarta: Nobel Edumedia.

Kusnandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Nurgiyantoro, B. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Rohani, A.(1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sa’anah. (2010). Penggunaan Model TANDUR untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Cerpen (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010). (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Suriamiharja, A. (1997). Petunjuk Praktik Menulis. Bandung.


(6)

Yonanda Virgania Putri, 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL TANDUR DENGAN MEDIA FILM SILUET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bandung: Angkasa.

Trizadestyani, E. (2013). Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Media Film Ekranisasi. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011 )

0 2 6

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar L

0 19 65

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 18

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Studi pada Siswa Kelas VIII B SMP Buana Kecamatan Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2010/2011 )

0 6 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 60

View of KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA SOSIAL BEETALK SISWA KELAS VIII SMPN 2 PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

0 0 250

EFEKTIVITAS MODEL MENULIS KOLABORASI DENGAN MEDIA BIG BOOK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KREATIF

1 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODELTHINK TALK WRITE BERBANTU MEDIA DIORAMAPADA SISWAKELAS V SD 3TENGGELESKUDUS

0 2 22