STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi

(1)

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA PGII 1 BandungTahun Pelajaran 2013-2014)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Oleh :

AI NUR SOLIHAT NIM. 1200926

PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA PGII 1 BandungTahun Pelajaran 2013-2014)

Oleh Ai Nur Solihat

S.Pd UPI Bandung, 2001

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

© Ai Nur Solihat 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA PGII 1 Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)

Bandung, Juni 2014

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Disman, MS NIP. 195902091984121001

PEMBIMBING II

Dr. H. Dadang Dahlan, M.Pd NIP. 195712051982031002


(4)

Prof. Dr. H. EengAhman, MS NIP. 196110221986031002

PENGUJI II

Dr. Kusnendi, MS. NIP. 196001221984031003

Mengetahui,

Ketua Program StudiPendidikanEkonomi

Prof. Dr. H. EengAhman, MS NIP. 196110221986031002


(5)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Teori Belajar Yang Melandasi Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)... 12

2.2 Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 18

2.3 Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 24


(6)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.4.2 Konsep Berpikir Kreatif ... 33

2.5 Kajian Empirik Penelitian Sebelumnya... 42

2.6 Kerangka Pemikiran ... 44

2.7 Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

3.1 Metode Penelitian ... 50

3.2 Desain Penelitian ... 50

3.3 Objek Penelitian ... 51

3.4 Sumber Penelitian ... 52

3.5 Variabel Penelitian ... 52

3.5.1 Kemampuan Berpikir Kreatif ... 53

3.5.2 Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 55

3.5.3 Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 58

3.6 Alat Penelitian ... 60

3.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 60

3.6.2 Observasi ... 77

3.6.3 Kuesioner ... 78

3.7 Prosedur Penelitian ... 78

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 82


(7)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 88

4.1 Deskripsi Implementasi Penerapan Metode Pembelajaran. 88 4.2 Deskripsi Respon Siswa Terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran ... 90

4.2.1 Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 90

4.2.2 Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 92

4.3 Hasil Pengolahan Data ... 94

4.3.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 94

4.3.2 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 96

4.4 Hasil Analisis Data ... 97

4.4.1 Uji Normlitas ... 97

4.4.2 Uji Homogenitas ... 98

4.4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 99

4.4.3.1 Uji Hipotesis Pertama ... 99

4.4.3.2 Uji Hipotesis Kedua ... 101


(8)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4.3.5 Uji Hipotesis Kelima ... 105 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 107

4.5.1 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sebelum dan Sesudah menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) ... 107 4.5.2 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan Metode Pembelajaran Penyelesaian Masalah (Problem Solving) ... 111 4.5.3 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based learning) dan Metode Pembelajaran Konvensional Sesudah Perlakuan (treatment) ... 114 4.5.4 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Penyelesaian Masalah (Problem Solving) dan Metode Pembelajaran Konvensional Sesudah Perlakuan (treatment)... 116 4.5.5 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir


(9)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

learning) dan Metode Pembelajaran Penyelesaian Masalah (Problem Solving) Sesudah Perlakuan

(treatment)... 120

4.5.6 Impilikasi Terhadap Pendidikan... 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

5.1 Kesimpulan ... 130

5.2 Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1 Pencapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X SMA PGII 1 Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014

... 8

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Konstruktivisme dan Pembelajaran Tradisional ... 17

Tabel 2.2 Kajian Empirik Penelitian Sebelumnya... 42

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design... 50

Tabel 3.2 Deskripsi Subjek Penelitian... 51

Tabel 3.3 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)... 56

Tabel 3.4 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)... 58

Tabel 3.5 Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kreatif Pilihan Ganda ... 62

Tabel 3.6 Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kreatif Uraian (Essay) ... 65

Tabel 3.7 Rekapitulasi Validitasi Item Alat Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pilihan Ganda dan Uraian (Essay)... 68

Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ... 71

Tabel 3.9 ReliabilitasItem Alat Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pilihan Ganda dan Uraian (Essay) ... 71

Tabel 3.10 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Soal Pilihan Ganda ... 73


(11)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif Soal Essay ... 74

Tabel 3.12 Interpretasi Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Soal Pilihan Ganda ... 75

Tabel 3.13 Interpretasi Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Soal Essay ... 76

Tabel 3.14 Rincian Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 76

Tabel 3.15 Kriteria Skala Sikap ... 78

Tabel 3.16 Kriteria Indeks Gain ... 83

Tabel 3.17 Masalah, Hipotesis, dan Statistik Uji ... 85

Tabel 4.1 Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 91

Tabel 4.2 Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 93

Tabel 4.3 Hasil Pre Test dan Post Test Pada Kelas Eksperimen Yang Menggunkan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 95

Tabel 4.4 Hasil Pre Test dan Post Test Pada Kelas Eksperimen Yang Menggunkan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 96

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest ... 98

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest dan Posttest ... 99


(12)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Ketiga ... 102 Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis keempat ... 101 Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Kelima ... 103


(13)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hasil Yang Diperoleh Dari Problem Based Learning... 32 Gambar 2.2 Bagan Alur Kerangka Pemikiran ... 48 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian... 81 Gambar 4.1 Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning)... 92 Gambar 4.2 Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Pemecahan

Masalah (Problem Solving)... 93 Gambar 4.3 Hasil Pretest dan Posttest Pada Kelas Eksperimen Yang

Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based Learning) dan Kelas Kontrol ... 95 Gambar 4.4 Hasil Pretest dan Posttest Pada Kelas Eksperimen Yang

Menggunkan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Kelas Kontrol ... 96 Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 100 Gambar 4.6 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 102 Gambar 4.7 Perbandingan Nilai Rata-Rata N-Gain Kelas Eksperimen Yang


(14)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Metode Ceramah ... 103 Gambar 4.8 Perbandingan Nilai Rata-Rata N-Gain Kelas Eksperimen Yang

Menggunakan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Metode Ceramah ... 105 Gambar 4.9 Perbandingan Rata-Rata Nilai N-Gain Kelas Eksperimen Yang

Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) ... 106


(15)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE PEMBELAJARAN PENYELESAIAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA PGII 1 BandungTahun Pelajaran 2013-2014)

Oleh

Ai Nur Solihat, S.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan perlakuan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) pada mata pelajaran ekonomi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dengan subyek penelitian terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X.4 (kelas problem solving), X.5 (kelas PBL) dan X.6 (kelas kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis, observasi, dan kuesioner yang diberikan guru kepada siswa. Pengolahan data dilakukan dengan uji t (paired-sample t-test) dan independent sample t-test menggunakan aplikasi program SPSS. 21.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran berbasis masalah dan metode pembelajaran pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dan metode pembelajaran pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah sama dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah.

Kata kunci : Problem Based Learning, Problem Solving, dan Kemampuan Berpikir Kreatif.


(16)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

COMPARATIVESTUDYOF USE PROBLEM BASED

LEARNINGMETHODANDPROBLEMSOLVINGMETHODINIMPROVED THESTUDENTCREATIVETHINKINGABILITY

(Quasi-Experimental StudyonEconomicSubjectsStudent ClassXSMAPGII1 BandungYearof Educationfrom 2013 to 2014)

by

Ai NurSolihat, S.Pd

This study aimedtodetermine differences increative thinking abilityof studentswhogetthe treatmentmethodof problembasedlearningandproblem solvingmethodson economic subjects.

The research wasused aquasi-experimentalmethods, thestudy subjectsconsistedofthreeclasses, classX.4(problem solvingclass),X.5(PBL class) andX.6(control class). Data was collected throughwritten tests, observations, andquestionnaires givento the student. Data processingis doneby t-test(paired-sample t-test) andindependent t-test(paired-sample t-test using SPSS21applications.

Based onthe results ofthe study showedthat themethod ofproblembased learningandproblemsolvingmethodcan enhancestudents'abilityto thinkcreatively. Increasedability ofcreative thinkingof studentsusingproblembased learningandproblemsolvingmethodis higherthan the increasecreativethinking skillsof studentsusingconventionallearningmethods. Increasedability ofcreative thinkingof studentswhouse thesamemethod ofproblembased learningtocreative thinking abilityof studentsto useproblemsolvingmethods.

Keywords: Problem Based Learning (PBL), Problem Solving, and Creative Thinking.


(17)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1LatarBelakangMasalah

Keterampilan berpikir (thinking skills) sangat penting dimiliki oleh setiap orang baik di dunia kerja, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dimilikinya keterampilan berpikir yang baik seseorang akan memiliki modal untuk bisa memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupannya. Kemampuan berpikir manusia sangat beragam. Berdasarkan hasil penelitian dan pemikiran teoritik dari berbagai kalangan, ternyata kemampuan berpikir manusia sangat beragam. (Momon Sudarma, 2013:35).

Keterampilan berpikir sangat diperlukan sebagai bentuk hasil dari proses pendidikan, dimana dalam proses pendidikan merupakan upaya pengkondisian siswa. Bila upaya pengkondisian itu kurang mendukung pencerahan atau pengembangan penalaran, serta kemampuan berpikir yang baik, maka akan melahirkan lulusan pendidikan yang kurang optimal. Padahal dalam era globalisasi seperti sekarang ini menuntut ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas yang memilikidayasaingsecaraterbuka, yang bisabersaingbaiksecaralokalmaupunsecara global. Sumberdayamanusiatidaklagidianggapsebagaipelengkapsemata,

akantetapisudahmenjadikekuatanutamabagiindustridalammenghasilkankeunggula ndalamkonteks yang lebihkomprehensif, daninovatif.


(18)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tantanganpersaingan global, pertumbuhanpenduduk, pengangguran, tanggungjawabsosial, keanekaragamanketenagakerjaan, etika, kemajuanteknologidanilmupengetahuan,

dangayahidupsertakecenderungannyamerupakantantanganyang salingterkait.

Dalampersaingan global,

semuasumberdayaantarnegaraakanbergerakbebasmelewatibatas-batas yang ada. Hanyasumberdaya yang memlikikeunggulanlah yang dapatbertahandalampersaingan.Salah satu keunggulan yang harus dimiliki sumber daya Indonesia agar dapat bertahan dalam persaingan global adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan berpikir kreatif, produktif, dan inovatif. Kenyataannya sekarang, kualitassumberdayamanusiaindonesia di nilaimasihrendah. Kemampuan siswa dalam dalam berpikir tingkat tinggi masih rendah dimana siswa Indonesia belum mampu mengerjakan soal-soal yang memerlukan tanggapan (reasoning). Hal dibuktikan melalui hasil survey yang dilakukan oleh TIMSS (Trends in International Match Science Survey) dari Global Institute tahun 2007 (Penerapan Kurikulum 2013), menyebutkan bahwa hanya 5% siswa Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori tinggi dan advance (memerlukan reasoning), jauh lebih rendah dibandingkan siswa Korea yang mencapai 71% sanggup menyelesaikan soal-soal dalam kategori tinggi dan advance. Dalam perspektif lain, 78% siswa Indonesia hanya dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori rendah (hanya memerlukan knowing, atau hafalan), sedangkan hanya 10% siswa Korea yang hanya dapat mengerjakan


(19)

soal-Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal tersebut. Hasil survey PISA tahun 2009 juga menunjukkan kemampuan siswa di Indonesia masih rendah dalam menguasai pelajaran, yaitu hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3saja, sementara negara lain banyak sudah bisa mencapai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, namun materi yang diajarkan belum sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013 yang menuntut penguatan reasoning sehingga dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Kurikulum yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter adalah kurikulum 2013.

Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dalam menerapkan kurikulum 2013 ini harus melibatkan komponen-komponen antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pelaksanaan pengembangan dari siswa, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.


(20)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Mulyasa (2013: 11) menyebutkan bahwa keberhasilan implementasi kurikulum 2013 juga dapat dilihat dari indikator-indikator perubahan sebagai berikut :

a. Adanya lulusan yang berkualitas, produktif, kreatif, dan mandiri. b. Adanya peningkatan mutu pembelajaran.

c. Adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber belajar.

d. Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi masyarakat. e. Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah.

f. Tumbuhnya sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara utuh di kalangan siswa.

g. Terwujudnya pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

h. Terciptanya iklim yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan (joyfull learning).

i. Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan (continous quality improvement).

Terkait dengan indikator-indikator pencapaian Kurikulum 2013, dalam menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan diperlukan adanya proses pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa agar aktif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, proses pembelajaran yang digunakan adalah proses pembelajaran bermakna (joyfull learning) dimana proses pembelajaran harus difokuskan pada mengkosntruksi pengetahuan. Sebagaimana diungkapkan oleh Anderson dan Krathwohl (2001:65) bahwa :

A focus on meaningful learning is consistent with the view of learning as knowlwdge construction, in which student seek to make sense of their experiences. In constructivist learning, students engage in active cognitive processing, as paying attention into coherent representation,


(21)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

and mentally organizing incoming information with existing knowledge.’ (Mayer, 1999).

Guru tidak harus selalu menyampaikan materi, tetapi guru harus merangsang pemikiran siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang penuh dengan selidik, memancing penalaran, dan memberikan petunjuk yang merangsang siswa untuk menyimpulkan. Cara inilah yang disebut dengan membangun pengetahuan sendiri (kostruktivisme).

Menurut pandangan konstruktivisme, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa. Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri, sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak hanya mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru memiliki peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengkontruksi suatu konsep yang nantinya akan meningkatkan kemampuan berpikir.

Proses pembelajaran yang dilakukan saat ini masih terbatas untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa saja, hanya sebatas penguasaan materi


(22)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran. Padahal tujuan akhir dari proses pembelajaran bukan hanya meningkatkan pemahaman konsep saja tetapi juga harus dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan mengkonstruk konsep-konsep keilmuan dari berbagai pengetahuan dan pengalaman agar dapat dipahami informasinya secara utuh yang dapat diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari termasuk dalam pembelajaran ekonomi.

Tujuan pembelajaran ekonomi bukanlah penguasaan materi pelajaran saja, akan tetapi pembelajaran diarahkan untuk mengubah tingkah laku siswa dalam menganalisis setiap gerakan dan perubahan yang terjadi dalam keselutuhan ekonomi. Oleh karena itulah, penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses pembelajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Artinya, sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku siswa itu sendiri. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis. Namun, mereka belum mampu menganalisis, mengevaluasi dalam memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian-bagian-bagian-bagian dalam keseluruhan struktur atau tujuan. Siswa juga belum mampu memadukan


(23)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru atau membuat suatu produk yang orisinal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan sesuatu produk orisinal diperlukan adalanya metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya.

Fenomena yang terjadi di lapangan, ternyata tidak semua guru atau belum banyak guru yang memiliki keinginan dalam menggunakan metode-metode pembelajaran kreatif, unik yang mampu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Guru masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah. Fenomena seperti ini, merupakan bentuk dari metode pembelajaran yang kurang mendukung pada usaha pengembangan keterampilan berpikir siswa. Bahkan bila seorang guru lebih senang menggunakan metode pembelajaran ceramah, akan menurunkan minat dan semangat siswa dalam belajar serta dapat membekukan kemampuan penalaran siswa. Siswa tidak akan terbiasa berpikir dan memecahkan masalah. Metode pembelajaran ceramah ini hanya mengkondisikan siswa menerima, kurang aktif dalam menemukan informasi baru untuk menjawab masalah atau untuk memecahkan masalah.

Dengan melihat fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kuasi eksperimen. Penulis melalukan penelitian pada siswa kelas X (sepuluh) SMA PGII 1 Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014. Berdasarkan data hasil pra penelitian, peneliti mendapatkan hasil tes siswa dari guru bidang studi ekonomi, ternyata hasil tersebut menunjukkan nilai yang kurang memuaskan.


(24)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti pun sempat memantau proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi, ternyata dominan menggunakan metode konvensional berupa ceramah. Siswa hanya mendengarkan penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Hasil prapenelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menyajikan data rata-rata pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA PGII 1 Bandung.

Tabel 1.1

Pencapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X SMA PGII 1 Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014

Kelas Jumlah Siswa

Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif (%) Berpikir

Luwes (Flexible)

Berpikir Lancar (Fluency)

Berpikir Orisinal

Berpikir Terperinci (Elaborasi)

X1 25 31,50 46,80 37,50 28,00

X2 23 35,50 49,20 28,00 36,28

X3 37 43,63 51,30 38,75 33,86

X4 35 46,50 47,50 35,00 22,38

X5 36 40,75 49,80 37,50 11,21

X6 37 43,25 46,90 33,75 9,71

X7 38 39,13 52,80 34,88 28,57

X8 33 43,88 44,10 32,75 27,64

Rata-Rata 40,52 48,55 34,77 24,71


(25)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan data pada Tabel 1.1, merupakan hasil dari jumlah siswa menjawab benar pada setiap item soal dibagi jumlah siswa dikali 100%. Setiap indikator berpikir kreatif menunjukan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam berpikir kreatif masih di bawah 50%. Hal tersebut menunjukkan tingkat kemampuan berpikir kreatif yang masih rendah. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Metote Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran EkonomidiKelas X SMA PGII 1 Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014).

1.2RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)sebelum dan sesudah perlakuan (treatment)?


(26)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving)sebelum dan sesudah perlakuan (treatment)?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) dan metode pembelajaran ceramah sesudah perlakuan (treatment)? 4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dan metode pembelajaran ceramah sesudah perlakuan (treatment)? 5. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sesudah perlakuan (treatment)?

1.3TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai berikut: 1. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan

metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)sebelum dan sesudah perlakuan (treatment).


(27)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving)sebelum dan sesudah perlakuan (treatment).

3. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) dan metode pembelajaran ceramah sesudah perlakuan (treatment).

4. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dan metode pembelajaran ceramah sesudah perlakuan (treatment).

5. Perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sesudah perlakuan (treatment).

1.4Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan, khususnya dalam penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah


(28)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(problem based learning) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving).

2. Manfaat Praktis

Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan minat siswa dalam memahami dan mempelajari lebih jauh tentang mata pelajaran ekonomi, dengan menjadikan teman sekelas sebagai sarana untuk saling bertukar pikiran, saling mendengarkan, dan saling menghargai pendapat orang lain.

Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi mengenai metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran ekonomi pada siswa serta sebagai salah satu pertimbangan dan acuan dalam proses pembelajaran ekonomi, mengenai model pembelajaran yang digunakan.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif pembelajaran dalam rangka peningkatan dan perbaikan proses serta hasil pembelajaran agar bisa meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa


(29)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(30)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, yaitu suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Suharsimi, 2010:123).

Menurut Fraenkel dan Wallen (1993:253) menyebutkan bahwa : “Quasi experiment design do not include the use of random assignment. Researcher who employ these design rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to intenal validity.”

3.2Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Dalam menganalisisdata, skor pretestmasing-masing individuadalahdikurangi dari skorposttest-nya, sehingga memungkinkananalisisgainatau perubahan. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

O1 X1 O2


(31)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

X1 : Penerapan Metode pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning)

X2 : Penerapan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem

solving

X : Penerapan metode pembelajaran konvensional

O1 : Pre Test (Tes awal sebelum perlakuan) pada masing-masing

kelompok eksperimen

O2 : Post test (Tes akhir setelah perlakuan ) pada masing-masing

kelompok eksperimen

3.3Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif siswa, sedangkan subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA PGII 1 Bandung tahun pelajaran 2013-2014. Dalam penelitian ini terdapat tiga kelas dimana dua kelas sebagai kelas eksperimenyang masing-masing menggunakan metode pembeljaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (Problem Solving), sedangkan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol.

Tabel 3.2

Deskripsi Subjek Penelitian


(32)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Problem Solving 35 20 15

Kontrol 37 20 17

Kelas yang dikenakan perlakuan dengan model pembelajan berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) adalah kelas X.5 dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Sedangan kelas yang dikenakan perlakuan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) adalah kelas X.4 dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 20 orang dan siswa perempuan berjumlah 15 orang.

Yang menjadi kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas X.6, kelas ini berjumlah 37 orang yang terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.

3.4Sumber Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas X SMA PGII 1 Bandung tahun pelajaran 2013-2014. Sampel pada penelitian ini terdiri dari tiga kelas yang terdiri dari dua kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan metode pembelajaran penyelesaian masalah (Problem Solving), serta satu kelas kontrol untuk kedua metode pembelajaran tersebut.


(33)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian diarahkan untuk mengetahui perbandingan penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan metode pembelajaran penyelesaian masalah (Problem Solving) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Kemampuan Berpikir Kreatif

Variabel kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini merupakan variabel dependen. Menurut Martinis Yamin (2008:11), Keterampilan berpikir kreatif (creative thinking) merupakan keterampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan gagasan baru, konstruktif berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasiornal maupun persepsi, dan instuisi individu.

Torrance dalam Baker (http://www.bookza.org) menyebutkan bahwa : “ Creativity as a process of becoming sensitive to a problem, deficiencies, gap in knowedge, missing elements, disharmonies, and so on; identifying the dificulty; searching for solutions, making guesses, or formulating hypothesis about these deficiencies; testing and retesting these hypotheses and possibly modifying and retesting them; and finally communicating the result.”

Dari pernyataan Torrence tersebut dapat diartikan bahwa kreativitasmerupakan proses sensitif terhadap suatu masalah,kekurangan, kesenjangandalam pengetahuan, adanya unsur-unsuryang hilang, adanya ketidakharmonisan, dansebagainya. Proses kreatifitas meliputi identifikasi masalah, mencarisolusi, membuat dugaan, ataumerumuskanhipotesistentang suatu


(34)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

danmungkinmemodifikasi danpengujian ulang,dan akhirnyamengkomunikasikanhasilnya.

Inti dari proses kreativitas adalah kemampuan berpikir kreatif. Hal tersebut diungkapkan oleh Torrance dalam Baker (http://www.bookza.org) bahwa:

“The core of the gestation phase of the creative process model is the creative attributes as creative thinking abilities. These creative attributes were fluency, flexibility, originality, elaboration, abstractness of the title, resistance to closure, emotional expressiveness, articulateness, movement or action, expressiveness, synthesis or cmbination, unusual visualization, internal visualization, extending or breaking the boundaries, humor, richness of imagery, colorfulness of imagery, and fantasy. The Torrance Test of Creative Thinking (TTCT) is an instrument that can be used to operationalize these creative attributes.”

Dari pernyataan tersebut di atas, untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dapat menggunakan The Torrance Test of Creative Thinking (TTCC) dengan menggunakan atribut berpikir kreatif, yaitu :

a. Fluency b. Flexibility c. Originality d. Elaboration

e. Abstractness of the title f. Resistance to closure g. Emotional expressiveness h. Articulateness

i. Movement or action j. Expressiveness

k. Synthesis or combination l. Unusual visualization m. Internal visualization

n. Extending or breaking the boundaries o. Humor

p. Richness of imagery q. Colorfulness of imager r. Fantasy


(35)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah fluency, flexibility, originality, dan elaboration.Menurut Munandar (2009:192) menyebutkan bahwa indikator dari berpikir kreatif adalah :

1. Berpikir lancar artinya menghasikan banyak gagasan atau jawaban yang relevan; arus pemikiran lancar

2. Berpikir luwes artinya menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam; mampu mengubah cara atau pendekatan; arah pemikiran yang berbeda-beda.

3. Berpikir orisinal artinya memberikan jawaban yang tidak lazim, yang laindari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4. Berpikir terperinci (elaborasi) artinya mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan; memperinci detail-detail; memperluas suatu gagasan.

3.5.2 Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Metode pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini merupakan variabel independen. Menurut Arends (2007:43), problem based learning (PBL) dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui barbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan, dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom.

Arends (2007:56) mengemukakan ada lima fase yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan PBL yaitu:


(36)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.

b. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya.

c. Membantu investigasi mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.

d. Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model yang dapat membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

Dari lima fase yang harus dilakukan dalam Problem Based Learning (PBL), maka langkah-langkah dalam metode tersebut sebagai berikut.

Tabel 3.3

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Tahapan Kegiatan Alokasi waktu

Orientasi  Guru memberikan salam kepada siswa

Guru mengecek kehadiran siswa


(37)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran materi terkait, melalui metode Problem Based Learning dalam melaksanakan proses pembelajaran.

 Guru menunjukkan dan menjelaskan alat-alat (logistik) yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran diantaranya soal, PPT, materi, LCD, dan alat tulis yang dibutuhkan.

15 menit

Mengorganisasikan siswa untuk

meneliti

 Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok maksimal terdiri dari 7 orang. Serta menetapkan ketua kelompok masing-masing dan mendelegasikan tugas secara merata (disesuaikan dengan jumlah siswa).

 Siswa menerima permasalahan berupa soal-soal yang terkait dengan materi yang sedang dipelajari, serta melakukan eksplorasi pengetahuan yang sesuai dengan petunjuk penyelesain permasalahan.

 Siswa terlibat secara langsung pada aktivitas pemecahan masalah dengan mengikuti arahan dari guru.

30 menit


(38)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

investigasi mandiri dan kelompok

kelompok diberikan dorongan untuk mencari, menggali, dan mengumpulkan informasi serta bukti yang berhubungan dengan permasalahan selama pembelajaran berlangsung.

Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya

 Siswa menuliskan laporan hasil diskusi dengan mengikuti arahan dari guru.

 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia, dipilih secara acak, sementara siswa yang lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.

30 menit

Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

 Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran materi terkait.

 Guru melakukan penilaian afektif pada saat diskusi kelompok berlangsung dan penilaian hasil kerja kelompok (kognitif).

15 Menit

3.5.3 Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) jugga merupakan variabel independen. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat digunakan langkah-langkah metode ilmiah yang dimulai dengan mencari data


(39)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving) sebagai berikut. Tabel 3.4

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Tahapan Kegiatan Alokasi

waktu Pendahuluan  Guru memberikan salam kepada siswa

Guru mengecek kehadiran siswa

 Guru memotivasi siswa melalui pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran materi terkait, melalui metode Problem Solving dalam melaksanakan proses pembelajaran.

 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok maksimal terdiri dari 7 orang.

15 menit

Identifiying problems and challenges (Identifikasi masalah dan tantangan)

 Siswa diberikan pertanyaan terkait dengan isu atau masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari dalam bentuk soal-soal dalam

Lembar Kerja Siswa (LKS). 5 menit

Recognizing and stating the important problem

(Mengenali dan menyatakan

 Dengan menggunakan kemampuan yang terperinci, siswa menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang.

 Siswa merumuskan ruang lingkup, sebab akibat dan alternatif pemecahan masalah.

 Siswa dimotivasi untuk terlibat secara langsung


(40)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

waktu masalah) dan aktif dalam memecahkan masalah yang

berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Producing

alternative solutions (Membuat alternatif solusi)

 Siswa mencari dan menyusun data. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan gambar.

 Siswa menelaah dan membahas data, menghubung-hubungkan dan mengambil keputusan dan kesimpulan.

10 menit Evaluating alternative solutions (Mengevaluasi alternatif solusi)

 Siswa membuat alternatif pemecahan masalah, menilai pilihan dan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

10 menit

Planning to put solutions into use (Merencanakan dan menggunakan alternatif solusi)

 Siswa menuliskan laporan hasil diskusi dengan mengikuti arahan guru.

 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia, dipilih secara acak, sementara siswa yang lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat..

25 menit

Kegiatan akhir  Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran materi terkait.

 Guru melakukan penilaian afektif pada saat diskusi kelompok berlangsung dan penilaian hasil kerja kelompok (kognitif).


(41)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian atau alat penelitian merupakan sesuatu yang dpat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas dan mencapi tujuan secara lebih efektif dan efisien. (Suharsimi Arukunto, 2013 : 40)

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes baik pretest maupun posttest untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung, yang ditunjang dengan kuesioner pada siswa.

3.6.1 Tes Kemapuan Berpikir Kreatif

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Riduwan, 2012:42).

Tes digunakan untuk mengukur variabel terikat berupa kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan The Torrance Test of Creative Thinking (TTCC). Pada penelitian ini, tes hanya dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest yang dilakukan sebelum perlakuan (pra treatment) dan post test yang dilakukan setelah perlakuan (post treatment). Langkah-langkah dalam penyusunan tes kemampun berpikir kreatif siswa meliputi :

a. Menentukan SK, KD, Indikator dan tujuan pembelajaran

Standar Kompetensi :


(42)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompetensi Dasar :

6.1Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan 6.2Mendeskripsikan kurva permintaan investasi

Tujuan Pembelajaran :

Setelah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), siswa dapat :

1. Merumuskan faktor yang mempengaruhi konsumsi 2. Mengkonstruksi fungsi konsumsi

3. Membuat grafik fungsi konsumsi

4. Mengeneralisasi karakteristik grafik fungsi konsumsi. 5. Memperjelas makna MPC dan APC

6. Merumuskan faktor yang mempengaruhi tabungan. 7. Mengkonstruksi fungsi tabungan.

8. Membuat grafik fungsi tabungan dan menentukan break even fungsi konsumsi dan tabungan.

9. Memperjelas ciri-ciri khusus hubungan disposable income, konsumsi dan tabungan.

10.Mengeneralisasi kaitan konsumsi, tabungan, dan pendapatan. 11.Mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi investasi. 12.Menemukan jenis-jenis investasi

13.Memperjelas pengaruh tingkat suku bunga terhadap investasi 14.Mengeneralisasi pengaruh tingkat suku bungan terhadap investasi


(43)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan investasi

16.Mengkonstruksi grafik fungsi investasi b. Membuat kisi-kisi tes

Kisi-kisi menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran, sub materi pokok uji, dan jumlah soal.

c. Menyusun tes kemampuan berpikir kreatif

Penyusunan tes kemampuan berpikir kreatif didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibentuk (Tabel 3.5).

Tabel 3.5

Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kreatif Pilihan Ganda Standar Kompetensi : 6. Memahami konsumsi dan investasi

Kompetensi Dasar Aspek Berpikir Kreatif

Indikator No Soal 6.3Mendeskripsikan

fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

Berpikir lancar (fluency): Menghasilkan banyak

gagasan/jawaban yang relevan ditandai dengan kemampuan menemukan berbagai macam penyelesaian masalah dan memilih salah satu diantaranya.

 Membuktikan pengaruh pendapatan terhadap fungsi konsumsi


(44)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif  Membuktikan pengaruh pendapatan terhadap fungsi tabungan 2  Merumuskan faktor yang mempengaruhi konsumsi. 3

 Memperjelas ciri-ciri khusus hubungan disposable income, konsumsi dan tabungan. 4

Berpikir luwes (fleksibel): Menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara beragam.

 Mengkonstruksi fungsi konsumsi dan tabungan. 5,6 Berpikir orisinal: memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang ditandai

Membuat grafik fungsi konsumsi dan tabungan.


(45)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara sendiri. Berpikir terperinci (elaborasi): Memperluas suatu gagasan ditandai dengan kemampuan merinci dalam menyelesaikan suatu masalah  Mengeneralisasi kaitan konsumsi, tabungan dan pendapatan. 9 6.4Mendeskripsikan kurva permintaan investasi Berpikir lancar (fluency): Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan ditandai dengan kemampuan menemukan berbagai macam penyelesaian masalah dan memilih salah satu diantaranya.  Mengkategorikan faktor-faktor yang mempegaruhi investasi 10  Menampilkan hasil perhitungan dari hubungan fungsi tabungan dan investasi 11

Berpikir luwes (fleksibel): Menghasilkan

Menemukan bentuk-bentuk investasi.


(46)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif gagasan-gagasan yang seragam ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara beragam. Berpikir orisinal: memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang jarang diberikan

kebanyakan orang ditandai dengan

kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara sendiri.  Memperjelas pengaruh tingkat suku bunga terhadap investasi. 13  Mengkonstruksi grafik permintaan investasi akibat pengaruh kebijakan pemeritah 14 Berpikir terperinci (elaborasi): Memperluas suatu gagasan ditandai dengan kemampuan merinci dalam menyelesaikan  Mengeneralisasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap fungsi investasi 15


(47)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif suatu masalah

Tabel 3.6

Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kreatif Uraian (Essay) Standar Kompetensi : 6. Memahami konsumsi dan investasi

Kompetensi Dasar Aspek Berpikir Kreatif

Indikator No Soal 1.1Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan Berpikir lancar (fluency): Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan ditandai dengan kemampuan menemukan berbagai macam penyelesaian masalah dan memilih salah satu diantaranya.  Merumuskan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. 1 Berpikir luwes (fleksibel): Menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara beragam.  Mengeneralisasi karakteristik grafik fungsi konsumsi. 2 Berpikir orisinal: memberikan jawaban yang tidak lazim, lain

Memperjelas makna MPC dan APC


(48)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara sendiri. Berpikir terperinci (elaborasi): Memperluas suatu gagasan ditandai dengan kemampuan merinci dalam menyelesaikan suatu masalah Mengkonstruksi grafik fungsi

konsumsi dan fungsi tabungan. 4 1.2Mendeskripsikan kurva permintaan investasi Berpikir lancar (fluency): Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan ditandai dengan kemampuan menemukan berbagai macam penyelesaian masalah dan memilih salah satu diantaranya. Menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi investasi. 5 Berpikir luwes (fleksibel): Menghasilkan Mengeneralisasi karakteristik grafik fungsi investasi. 6


(49)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif gagasan-gagasan yang seragam ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara beragam. Berpikir orisinal: memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara sendiri. Merumuskan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan investasi. 7 Berpikir terperinci (elaborasi): Memperluas suatu gagasan ditandai dengan kemampuan merinci dalam menyelesaikan suatu masalah Menunjukkan break even point fungsi permintaan investasi dan tabungan.

8

d. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 1. Uji Validitas


(50)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kevalidan atau kesahihaan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. (Suharsimi Arikunto, 2010:211)

Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dilakukan untuk validitas validitas item soal. Untuk mengukur tingkat validitas item soal, digunakan rumus korelasi product momment :

= −( )( )

2−( 2) 2−( 2) Keterangan :

= Angka korelasi product momment N = Number of Cases (Jumlah Siswa)

= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y = Jumlah skor X

= Jumlah skor Y

Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

 Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : Sangat tinggi


(51)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : Rendah

 Antara 0,00 sampai dengan 0,199 : Sangat rendah

Untuk penafsiran harga koefisien korelasi harus dikonfirmasi dengan tabel harga kritik product momment dengan taraf signifikasi 95%, sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. disebut juga r hitung. Hasil r hitung yang diperoleh, harus dikonfirmasikan dengan harga distribusi r dengan taraf

signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya. Apabila harga r hitung> r tabel maka korelasi

tersebut dinilai valid (signifikan) dan sebaliknya. (Suharsimi Arikunto, 2013:89) Dalam penelitian ini, uji coba soal tes kemampuan berpikir kreatif ini terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 8 soal uraian (essay). Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 10 soal pilihan ganda yang valid dan 5 soal tidak valid. Sedangkan untuk soal uraian terdapat 6 soal yang valid dan 2 soal tidak valid. Oleh karena itu, soal tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan yaitu 10 soal pilihan ganda dan 6 soal uraian. Rincian hasil uji validitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Validitasi Item Alat Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pilihan Ganda dan Uraian (Essay)

Soal Pilihan Ganda

No Soal Koefisien r Sig-2 tailed Keterangan

1. 0,232 0,195 Tidak Valid

2. 0,368 0,035 Valid

3. 0,445 0,009 Valid

4. 0,469 0,006 Valid

5. 0,403 0,020 Valid


(52)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Soal Koefisien r Sig-2 tailed Keterangan

7. -0,268 0,131 Tidak Valid

8. 0,446 0,009 Valid

9. 0,300 0,090 Tidak Valid

10. 0,430 0,013 Valid

11. 0,326 0,0,64 Tidak Valid

12. 0,368 0,035 Valid

13. 0,475 0,005 Valid

14. 0,375 0,035 Valid

15. 0,469 0,006 Valid

Soal Uraian (Essay)

No Soal Koefisien r Sig-2 tailed Keterangan

1. 0,402 0,020 Valid

2. 0,238 0,182 Tidak Valid

3. 0,519 0,002 Valid

4. 0,775 0,000 Valid

5. 0,120 0,506 Tidak Valid

6. 0,450 0,009 Valid

7. 0,647 0,000 Valid

8. 0,535 0,001 Valid

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, untuk menghitung reliabilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Cronbach-Alpha. Data diolah mengan menggunakan SPSS 21 dan diperoleh nilai r. Interpretasi dari nilai reliabilitas tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya r Tingkat Reliabilitas

0,90 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < r ≤ 0,90 Tinggi

0,40 < r ≤ 0,70 Sedang

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah


(53)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebesar 0,439 untuk butir soal pilihan ganda, dan 0,404 untuk soal uraian (esaay). Artinya soal-soal yang diuji cobakan memiliki reliabilitas sedang. Perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

ReliabilitasItem Alat Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pilihan Ganda dan Uraian (Essay)

Soal Pilihan Ganda Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

,439 ,421 15

Soal Uraian (Essay)

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

,404 ,567 8

3. Analisis Butir Soal

Analisis butir soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang tergolong kelompok baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. (Suharsimi Arikunto, 2013:222).

a. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan


(1)

135

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) dan metode pembelajaran ceramah sesudah perlakuan (treatment). Artinya, kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah.

4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dan metode pembelajaran ceramah sesudah perlakuan (treatment). Artinya, kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah.

5. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sesudah perlakuan (treatment). Artinya, peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) sama dengan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving).


(2)

136

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran atau rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi guru, penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Guru dapat memilih salah satu dari dua metode tersebut dengan mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensi dari segi waktu dan biaya. 2. Bagi Dinas Pendidikan, agar meningkatkan MGMP tingkat sekolah khususnya mata pelajaran ekonomi dalam membahas kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama proses kegiatan belajar mengajar. Dinas Pendidikan seyogyanya memfasilitasi dan meningkatkan profesionalisasi dalam kegiatan seminar, pelatihan, loka karya dan diklat. Selain itu, peningkatan standar kompetensi guru juga perlu diperhatikan agar guru-guru di sekolah mampu menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Bagi siswa, keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran sangat penting dalam rangka mendukung keberhasilan belajar di sekolah. Siswa harus dapat membangun kesadaran diri tentang pentingnya keterlibatannya dalam proses pembelajaran. Jika siswa terlibat secara langsung dalam aktivitas pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa


(3)

137

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya dalam pelajaran ekonomi. Siswa harus dapat bekerjasama dalam kelompok, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok serta menggunakan seluruh potensi yang dimilikinya dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dilakukan penelitian replikasi dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (probem based learning) dan metode pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) agar dapat diketahui metode pembelajaran yang lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Penggunaan kedua metode pembelajaran dalam penelitian replikasi hendaknya yang dilakukan dengan persiapan yang matang, mulai dari sarana dan prasarana, media atau alat bantu mengajar yang digunakan. Selain itu, dalam penelitian replikasi hendaknya ada penambahan waktu penelitian, sehingga treatment-treatmentlebih menggali permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran termasuk upaya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Dengan demikian, penelitian replikasi yang dilakukan dapat menunjukkan metode mana yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran ekonomi.


(4)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adji, Wahyu. (2007). Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. (1997). SBM Strategi Belajar Mengajar Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung : Pustaka Setia. Amir, Taufiq. (2010). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning

Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

---. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Djarwanto Ps. (1996). Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta : Liberty.

Filsaime, Dennis K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Fisher, Robert and Mary Williams. (2004). Unlocking Creativity. British Library Cataloguing in Publication Data.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Helmut R Lang, and David N. Evans. (2006). Models, Strategies, and Methods For Effective Teaching. Pearson Education.

Jack R. Frankel dan Norman E. Wallen. (1993). How To Design And Evaluate Research In Education Second Edition. The McGraw Hills Companies.


(5)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kusnendi. (2013). Skala Pengukuran dan Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Non Eksperimen dan Eksperimen. Bandung: Universits Pendidikan Indonesia.

Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl. (2010). Kerangka landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda Karya.

Paul Eggen dan Don Kauchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir Edisi Keenam. Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media.

Richard I. Arends. (2007). Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan. (2012). Pengantar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

S, Alam. (2006). Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : ESIS.

Safari. (2008). Analisis Butir Soal. Jakarta : Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudarma, Momon. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugianto. (2012). Mengolah Data Bisnis Dengan SPSS 20. Jakarta: Elex Media Komputindo.


(6)

Ai Nur Solihat, 2014

Studi Komparatif Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia |

repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyono, dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung : Rosdakarya.

Torrance, E. Paul. (1995). Why Fly A Philosophy of Creativity. Ablex Publishing Corporation.

Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi.

Internet :

Hamza, &Kimberly G. Griffith. Fostering Problem Solving & Creative Thinking inthe Classroom: Cultivating a Creative Mind!.Tersedia [Online] : http://www.nationalforum.com/

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (November 2012). Pengembangan

Kurikulum 2013. Tersedia [Online] : http://www.kemdikbud.go.id.

KOMPAS ONLINE. Tersedia [Online]: http://www.kompas.com

Kyung Hee Kim. The Creativity Crisis: The Decrease in CreativeThinking Scores on the Torrance Tests of CreativeThinking. Tersedia [Online] :

http://kkim.wmwikis.net/file/view/Kim_2011_Creativity_crisis.pdf

Matt Baker, Rick Rudd, Carol Pomeroy. Relationships Between Critical and Creative Thinking. Tersedia [Online]: http://www.bookza.org

Noer, Sri Hastuti. Kemampuan Berpikir Kratif Matematis dan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Open-Ended. Tersedia [Online] : http://www.ejournal.unsri.ac.id

Siswono, Tatag Yuli Eko. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah. Tersedia [Online] :


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) terhadap hasil belajar fisika siswa; kuasi eksperimen di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

1 8 185

Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI

1 7 115

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika.

0 0 16

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA : Studi Kuasi Eksperimen pada Materi Pelajaran Ekonomi Kompetisi Dasar Pasar Modal

0 1 62

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung.

0 4 49

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 0 50

Pemecahan Masalah Secara Kreatif (Creative Problem Solving)

1 1 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF S

0 0 6

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis S

0 0 5

View of Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ( problem based learning ) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Peajaran Ekonomi

0 0 11