PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG.

(1)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh Silmi Tilawati

1001427

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN SE-KOTA

BANDUNG

Oleh Silmi Tilawati

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©

Silmi Tilawati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia November 2014


(3)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebaliknya, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SILMI TILAWATI NIM 1001427

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Ade Rukmana, M.Pd NIP. 195007031976031002

Pembimbing II

Dr. Diding Nurdin, M.Pd NIP. 197108082001121002


(4)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketua Departemen Administrasi Pendidikan

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 196008101986031001


(5)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kegiatan MGMP Terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika Di SMAN Se-Kota Bandung”. Masalah yang dibahas yaitu seberapa besar pengaruh kegiatan MGMP terhadap kompetensi professional guru matematika.

Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui mengidentifikasi dan memperoleh hasil berupa gambaran mengenai pengaruh keiatan MGMP terhadap kompetensi professional guru di SMAN Se-Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena masalah yang diteliti merupakan kejadian yang ada pada masa sekarang. Kemudian teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup dengan respondennya yaitu guru matematika SMAN yang berjumlah 66 orang sebagai sampel penelitian.

Hasil perhitungan kecenderungan umum menggunakan Weight Means Score (WMS) menunjukan bahwa kegiatan MGMP termasuk kedalam kategori Baik dengan skor rata-rata sebesar 3,00 dan kompetensi professional guru matematika termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan skor rata-rata sebesar 3,10. Kemudian hasil uji normalitas menunjukan bahwa variable X dan variable Y memiliki distribusi data tidak normal, sehingga untuk selanjutnya proses analisis data akan menggunakan statistic non parametrik. Analisis korelasi antara variabel X terhadap variabel Y dilakukan dengan metode Spearman Rank yang menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,474 artinya kedua variabel tersebut berada pada tingkat keterhubungan yang Kuat dan terdapat skor relasi yang positif. Hasil uji signifikansi korelasi dengan menggunakan metode yang sama pada variabel X dan variabel Y diperoleh Zhitung > dari Ztabel (3,82 > 1,96) artinya koefisien

korelasi antar kedua variabel tersebut adalah signifikan. Selanjutnya, untuk mencari koefisien determinasi atau besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini menghasilkan nilai sebesar 22,5%, yang artinya bahwa kegiatan MGMP memberikan pengaruh terhadap kompetensi professional guru sebesar 22,5% dan sisanya 77,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

Berbasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan MGMP terhadap kompetensi professional guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung. Ini dapat dilihat dari hasil perhitungan kecenderungan umum skor responden yang menunjukan bahwa kegiatan MGMP di SMAN Se-Kota Bandung telah terlaksana dengan baik begitupun pula dengan kompetensi professional guru matematika tersebut yang telah dikatakan sangat baik karena adanya kegiatan MGMP.

Adapun rekomendasi yang diajukan adalah mencakup intensitas guru matematika yang mengikuti kegiatan MGMP harus lebih ditingkatkan sebagai salah satu sarana dan cara untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya, serta proses evaluasi disetiap kegiatan harus selalu dilaksanakan guna mengetahui


(6)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seberapa besar efektivitas kegiatan dan untuk memberikan tindak lanjut untuk keberlangsungan kegiatan MGMP pada pertemuan berikutnya.

ABSTRACT

The general objective of this study was to determine the identify and obtain the results in the form of an overview of MGMPs influence on professional competence of teachers at SMAN Se-Bandung. Issues to be discussed include how much influence MGMP on professional competence of teachers of mathematics. The method used in this research is descriptive method with quantitative approach, because of the problem under study is an event that is at the present time. Then the data collection techniques using the enclosed questionnaire respondents that mathematics teachers SMAN totaling 66 people as samples. The result of the calculation using the general trend Means Weight Score (WMS) showed that the activities included in the category Good MGMPs with an average score of 3.00 and the professional competence of teachers of mathematics are included in the category of Very Good with an average score of 3.10. Then the normality test results showed that the variables X and Y variables have data distribution is not normal, so as to further the process of data analysis will use a non-parametric statistics. Analysis of the correlation between the variable X to variable Y was conducted using the Spearman Rank correlation value of 0.474 generating means both variables are at the level of connectedness that is strong and there is a positive relationship scores. Correlation significance test results using the same method on the variables X and Y obtained Zhitung> of Ztabel (3.82> 1.96) means the correlation coefficient between the two variables is significant. Furthermore, to find the coefficient of determination or the influence of variable X to Y variable in this study resulted in a value of 22.5%, which means that MGMP give effect to the professional competence of teachers by 22.5% and the remaining 77.5% is influenced by factors other. Conclusions from this study suggests that there is a positive and significant relationship between the activities of the professional competence MGMPs math teacher at SMAN Se-Bandung. The recommendations made are covering intensity math teacher who participated in the MGMPs should be improved as one of the means and ways to improve their professional competence, as well as the evaluation process in every activity should always be carried out in order to find out how much the effectiveness of activities and to provide follow-up to the continuity of MGMPs at the next meeting.


(7)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Identifikasi Perumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan Penelitian ………... 5

1. Tujuan Umum ………... 5

2. Tujuan Khusus ………... 5

D. Metode Penelitian ………... 5

1. Metode dan Pendekatan Penelitian ………... 5

2. Teknik Pengumpulan Data ………... 5

3. Prosedur Pengolahan Data ... 6

E. Manfaat Penelitian ... ………... 7

1. Manfaat Teoritis ………... 7

2. Manfaat Praktis ………....……... 7

F. Struktur Organisasi ………..…... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKRIAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………... 10

A. KajianPustaka ………... 10

1. Konsep Musyawarah Guru Mata Pelajaran ... 10


(8)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

B. Kerangka Pemikiran Penelitian ………... 34

C. Hipotesis Penelitian ………... 38

BAB III METODE PENELITIAN ………...…… 39

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………... 39

1. Lokasi Penelitian ………... 39

2. Populasi Penelitian ………... 39

3. Sampel Penelitian ………... 39

B. Desain Penelitian ………... 44

C. Metode Penelitian ………... 46

D. Definisi Operasional ………... 47

1. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ………. 47

2. Kompetensi Profesional Guru ………... 47

E. Instrumen Penelitian ………... 48

1. Variabel Penelitian …………... 48

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian ………... 48

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………... 49

F. Proses Pengembangan Instrumen ………... 52

1. Uji Validitas ………... 52

2. Uji Realibilitas ………... 56

G. Teknik Pengumpulan Data ………... 59

1. Tahap Persiapan ………... 59

2. Tahap Pelaksanaan ………... 59

3. Tahap Pengumpulan Data ………... 60

H. Analisis Data ………... 60

1. Seleksi Angket ... 60

2. Pengolahan Data ... 61

I. Menguji Hipotesis Penelitian ………... 65


(9)

vii

A. Hasil Penelitian ………... 68

1. Deskripsi Kegiatan MGMP di SMAN Se-Kota Bandung …... 68

2. Deskripsi Kompetensi Profesional Guru Matematika di SMAN Se-Kota Bandung ………... 80

3. Deskripsi Pengaruh Kegiatan MGMP Terhadap Kompetensi Profesional Guru ………... 92

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 96

1. Pelaksanaan Kegiatan MGMP di SMAN Se Kota Bandung .…... 97

2. Kondisi Kompetensi Profesional Guru di SMAN Se-Kota Bandung ………... 100

3. Pengaruh Kegiatan MGMP terhadap Kompetensi Profesional Guru di SMAN Se-Kota Bandung ………. 103

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………... 105

A. Kesimpulan ………... 105

B. Rekomendasi ………... 106

1. Bagi Sekolah ………... 106

2. Bagi Guru………... 107


(10)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Guru sebagai salah satu komponen sumber daya manusia yang bersama komponen lainnya harus bersinergi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Guru juga sebagai tenaga pendidik yang professional, menetapkan apa yang baik untuk siswa berdasarkan pertimbangan profesinya, tinggi rendahnya mutu pendidikan yang berlangsung disuatu sekolah tergantung dari derajat profesionalisme yang dimiliki oleh para guru. Sedangkan menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 menyebutkan bahwa

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah.Kemudian Dalam menjalankan fungsinya sebagai guru, ia harus memiliki kompetensi yang terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap professional. Sehingga, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan mencerminkan atau menunjukan kualitas guru yang sebenarnya.

Kompetensi dalam arti kata merupakan suatu keahlian atau kemampuan seseorang.Pengertian kompetensi menurut Musfah, Jejen (2011, hlm. 27) merupakan suatu rangkaian dari pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.Kompetensi tersebut diatas diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber dan fasilitas belajar yang ada.


(11)

2

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, Mulyasa (dalam Musfah, 2011, hlm. 27) mengemukakan bahwa

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, social, dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menjadi professional dalam melaksanakan tugasnya meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.Seluruh kompetensi tersebut dapat ditingkatkan atau diperoleh guru melalui pendidikan profesi dan pembinaan serta pelatihan-pelatihan.

Kompetensi profesional dapat diartikan sebagai suatu kemampuan seorang guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Dengan demikian, seorang guru profesional akan dapat menyelenggarakan proses KBM yang menyenangkan bagi siswa dan guru tersebut, sehingga msmpu mendorong tumbuhnya kreativitas belajar pada diri siswa. Kualitas guru di Indonesia masih dipertanyakan menurut Lince N, Ester (dalam Kompas, 2012, hlm. 1) bahwa

Menurut Unifah Rosyidi, Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud, di Jakarta, Rabu (25/7/2012), mengatakan selama ini guru dibina tanpa arah dan dasar. Akibatnya, pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah jadi mubazir karena tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan guru. Kompetensi guru tetap rendah karena pembinaannya tidak berdasarkan hasil UKG tiap guru," kata Unifah. Sebenarnya UKG secara nasional pernah dilakukan Kemendikbud pada 2004.Hasilnya, kompetensi guru di jenjang TK-SMA/SMK memprihatinkan. Para guru tidak menguasai mata pelajaran yang diampunya.Nilai rata-rata guru mata pelajaran berkisar di angka 18-23.Kompetensi guru kelas TK rata-rata 41,95, sedangkan guru kelas SD 37,82. Demikian juga hasil uji kompetensi awal (UKA) guru tahun 2012.


(12)

3

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara nasional, rerata kompetensi guru TK 58,87, SD (36,86), SMP (46,15), SMA (51,35), SMK (50,02), serta pengawas (32,58).Ada guru yang mendapat nilai terendah 1 dari skala 100.Nilai tertinggi guru masih di bawah 100, yakni di kisaran 80-97, hanya dicapai satu guru untuk tiap jenjang.

Hasil lain yang lebih memprihatinkan adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya memaparkan hasil sementara pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG), Jumat (3/8/2012). Berdasarkan pengolahan data sampai dengan hari ketiga pelaksanaan UKG, diketahui bahwa nilai rata-rata UKG hanya 44,55.

Mengerucut pada bahasan yang akan diteliti oleh penulis mengenai pengaruh kegiatan MGMP terhadap kompetensi profesional guru dengan studi kasus mata pelajaran matematika, maka yang melatarbelakangi penelitian ini adalah menurunnya angka pencapaian rata-rata hasil kelulusan Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMA Kota Bandung, 3 tahun terakhir dari tahun ajaran 2011/2012 sampai dengan 2013/2014 (data terlampir).

Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, maka sangat diperlukan peran pendidik yang professional.Sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan professional.Oleh karena itu, profesionalisme seorang guru dituntut untuk terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat.

Ketidakmampuan seorang guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran akan berujung pada menurunnya kualitas mutu pendidikan. Untuk itu berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kegiatan MGMP SMA-SMK, Bidang PSMAK Dinas Pendidikan Kota Bandung menyatakan bahwa fungsi MGMP secara umum adalah sebagai wahana pengembangan motivasi guru agar mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan kegiatan KBM, sebagai pemberi pelayanan konsultasi


(13)

4

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berkaitan dengan KBM, penunjang pemenuhan kebutuhan guru yang berkaitan dengan KBM, penyebar informasi tentang segala kebijakan yang berkaitan dengan usaha-usaha pembaharuan pendidikan (bidang kurikulum, metodolodi, dan system evaluasi), sebagai wahana pengkajian dan penyusunan rencana program, pelaksanaan aktivitas program evaluasi, dan pelaporan hasil kegiatan MGMP serta menjadi wahana untuk dapat menetapkan sasaran keunggulan yang hendak diwujudkan.

Oleh karena itu, kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran di jenjang pendidikan menengah ini harus berjalan dengan baik agar mampu menunjang kemampuan dan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik atau pengajar disekolah sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan fokus masalah “Pengaruh Kegiatan MGMP Terhadap

Kompetensi Profesional Guru Matematika di SMAN se-Kota Bandung”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu proses untuk merumuskan pokok-pokok dari permasalahan yang akan dijadikan fokus dalam penelitian. Dalam penelitian ini, permasalahan yang diangkat yaitu mengenai pengaruh kegiatan MGMP terhadap kompetensi profesional guru matematika di SMAN se-Kota Bandung. Untuk itu, penelitian ini menekankan pada permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kegiatan MGMP di Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kota Bandung?

2. Bagaimana gambaran Kompetensi Profesional Guru Matematika di Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kota Bandung?


(14)

5

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Seberapa besarkah pengaruh Kegiatan MGMP terhadap Kompetensi

Profesional Guru Matematika di Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memperoleh hasil berupa gambaran mengenai Pengaruh Kegiatan MGMP Terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika di Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kota Bandung.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai MGMP di SMAN se-Kota

Bandung.

b. Untuk memperoleh gambaran mengenai Kompetensi Profesional Guru Matematika di SMAN se-Kota Bandung.

c. Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar Pengaruh MGMP

Terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika di SMAN se-Kota Bandung.

D. Metode Penelitian 1. Metode dan Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deskriptif, dimana metode ini dapat menggambarkan masalah yang terjadi dimasa ini. Sedangkan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

2. Teknik Penggalian Data

Dalam sebuah penelitian seorang peneliti harus dapat menerapkan metode, teknik dan alat pengumpul data yang tepat dan relevan agar masalah pokok


(15)

6

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian dapat terjawab sesuai dengan target pencapaian tujuan penelitian.Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data mengenai Varibel X (Kegiatan MGMP) dan Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru Matematika).

a. Menentukan alat penggalian data

Menentukan alat penggalian data penelitian harus mempertimbangkan segi keefektifan dan efisiensi nya.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat penggalian data yang relevan sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan (kuantitatif) yaitu angket.

b. Penyusunan alat penggalian data

Berdasarkan pemilihan alat penggalian data dalam penelitian ini yang berupa angket, maka peneliti menyusun pembuatan angket tersebut yang didalamnya mencakup hal-hal yang berkaitan dengan variable penelitian yaitu kegiatan MGMP dan Kompetensi Profesional Guru Matematika. Adapun langkah-langkah penyusunan angket ini antara lain:

1) Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang penting untuk ditanyakan dan diperoleh datanya dari responden, yang berdasarkan kepada teori-teori yang telah diuraikan dalam landasan teori diatas.

2) Membuat kisi-kisi berdasarkan variabel penelitian.

3. Prosedur Pengolahan Data

Menurut Saifuddin Azwar (2012, hlm. 123) mengemukakan bahwa

Pengolahan data penelitian dimaksudkan sebagai suatu cara

mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca (readable) dan dapat ditafsirkan (interpretable).

Adapun langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(16)

7

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menyeleksi data yang ada agar dapat diolah lebih lanjut yaitu dengan memeriksa jawaban dari angket yang telah diisi oleh responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Menentukan bobot nilai untuk setiap jawaban pada point-point variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang ditentukan dan kemudian menentukan skornya secara keseluruhan.

c. Menghitung kecenderungan rata-rata dari variabel X dan Variabel Y untuk menentukan gambaran umum atau kecenderungan umum responden pada variabel penelitian yang diteliti.

E. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi acuan, referensi, wacana dan pendukung untuk penelitian selanjutnya serta masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan pengembangan kompetensi professional guru khususnya guru bidang studi matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Di MGMP

Memberikan informasi bagi para guru khususnya guru bidang studi matematika sehingga mereka dapat memanfaatkan kegiatan MGMP dalam upaya meningkatkan kemampuan mengajar dikelas, serta sebagai masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas kegiatan MGMP tersebut.


(17)

8

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bahan acuan bagi para pengawas dan kepala sekolah untuk membuat keputusan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru khususnya guru bidang studi matematika melalui kegiatan-kegiatan yang ada di MGMP.

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti sebagai calon guru mengenai pentingnya kegiatan MGMP sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan professional guru dalam mengelola proses belajar mengajar serta dapat memberikan data awal untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi dalam meneliti pengembangan dibidang peningkatan mutu pengajaran.

F. Struktur Organisasi

Sebagai gambaran mengenai isi skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika yang telah ditetapkan berdasarkan Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun 2013, meliputi:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini, penulis menyajikan bagian pertama isi skripsi yang didalamnya merupakan uraian dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, Struktur Organisasi.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Pada bab dua ini penulis menyajikan Kajian Pustaka yang mendukung teori pada kedua variabel yang akan diteliti dalam skripsi ini yaitu variabel X mengenai Kegiatan MGMP dan Variabel Y mengenai Kompetensi Profesional Guru, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.


(18)

9

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab metodologi penelitian penulis menyajikan kedalam delapan bagian yaitu meliputi Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian yang didalamnya terdapat kisi-kisi dari instrumen penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini penulis sajikan didalamnya mengenai Pemaparan Data yang berisi hasil penelitian dari variabel X Kegiatan MGMP dan variabel Y Kompetensi Profesional Guru Matematika, Pembahasan Data dari hasil penelitian yang berisi tentang jawaban dari rumusan masalah yang diteliti.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Pada bab ini penulis menyajikan Kesimpulan mengenai hasil pembahasan data penelitian yang menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan dan Rekomendasi yang berupa saran atau masukan-masukan oleh peneliti diberikan kepada pihak-pihak terkait dengan penelitian ini terutama MGMP dan guru mata pelajaran matematika serta peneliti lain yang akan meneliti mengenai masalah kompetensi professional guru.

Kemudian, pada bagian terakhir penulis menyajikan Daftar Pustaka yang berisi referensi-referensi yang digunakan peneliti dan sumber-sumber data lain yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini.


(19)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN Se-Kota Bandung.

2. Populasi Penelitian

Sugiyono (2010, hlm. 117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Berdasarkan dari pendapat tersebut, maka yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran matematika yang merupakan anggota MGMP Matematika SMAN se-Kota Bandung berjumlah 174 orang.

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian menurut Sugiyono (2010, hlm. 118) merupakansuatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sekumpulan populasi.Adapun untuk menentukan jumlah anggota sampel yang akan diteliti, dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dana, serta kepraktisan dalam pengumpulan data dari populasi, maka dilakukan penentuan sampel penelitian yang datanya benar-benar mewakili seluruh populasi.

Untuk penentuan sampel dalam penelitian ini dengan jumlah guru matematika keseluruhan SMAN Se-Kota Bandung adalah 174 guru. Maka menurut rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (dalam Riduwan, 2007, hlm. 65) sebagai berikut:


(20)

40

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N

n =

N. d

2

+ 1

174 n =

174 (0.1)2+ 1

174

n = n = 64

2.74

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 guru matematika. Namun, untuk penyebaran jumlah angket yang akan dilaksanakan disetiap sekolah sesuai dengan jumlah yang akan mewakili setiap sekolah masing-masing. Maka, menurut Sugiyono (dalam Riduwan, 2007, hlm. 66) rumus alokasi proporsional untuk menghitung berapa jumlah sampel guru matematika yang diambil dari masing-masing sekolah secara proporsional, adalah sebagai berikut:

Berdasarkan rumus tersebut diatasmaka penyebaran jumlah sampel (responden) pada setiap sekolah tersebut menjadi 66 orang, Ini dikarenakan adanya pembulatan angka hasil perhitungan jumlah responden dimasing-masing sekolahnya.Secara lebih rinci perhitungan jumlah responden untuk masing-masing sekolah tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum


(21)

41

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Penyebaran Instrumen Guru Matematika Disetiap SMAN Se-Kota Bandung

No. NAMA

SEKOLAH

JUMLAH GURU

(Ni)

ni =

JUMLAH RESPONDEN

1. SMAN 1 Bandung 8

8

X 64 = 3 174

3

2. SMAN 2 Bandung 8

8

X 64 = 3 174

3

3. SMAN 3 Bandung 8

8

X 64 = 3 174

3

4. SMAN 4 Bandung 7

7

X 64 = 3 174

3

5. SMAN 5 Bandung 7

7

X 64 = 3 174

3

6. SMAN 6 Bandung 7

7

X 64 = 3 174

3

7. SMAN 7 Bandung 5

5

X 64 = 2 174


(22)

42

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lanjutan Tabel 3.1 …

No. NAMA

SEKOLAH

JUMLAH GURU

(Ni)

ni =

JUMLAH RESPONDEN

8. SMAN 8 Bandung 8

8

X 64 = 3 174

3

9. SMAN 9 Bandung 6

6

X 64 = 2 174

2

10. SMAN 10 Bandung 8

8

X 64 = 3 174

3

11. SMAN 11 Bandung 6

6

X 64 = 2 174

2

12. SMAN 12 Bandung 7

7

X 64 = 3 174

3

13. SMAN 13 Bandung 6

6

X 64 = 2 174

2

14. SMAN 14 Bandung 7

7

X 64 = 3 174

3

15. SMAN 15 Bandung 6

6

X 64 = 2 174

2

16. SMAN 16 Bandung 8 8


(23)

43

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

174

Lanjutan Tabel 3.1 …

No. NAMA

SEKOLAH

JUMLAH GURU

(Ni)

ni =

JUMLAH RESPONDEN

17. SMAN 17

Bandung 6

6

X 64 = 2 174

2

18. SMAN 18

Bandung 5

5

X 64 = 2 174

2

19. SMAN 19

Bandung 6

6

X 64 = 2 174

2

20. SMAN 20

Bandung 6

6

X 64 = 2 174

2

21. SMAN 21

Bandung 5

5

X 64 = 2 174

2

22. SMAN 22

Bandung 5

5

X 64 = 2 174

2

23. SMAN 23

Bandung 8

8

X 64 = 3 174


(24)

44

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lanjutan Tabel 3.1 …

No. NAMA

SEKOLAH

JUMLAH GURU

(Ni)

ni =

JUMLAH RESPONDEN

24. SMAN 24 Bandung 8

8

X 64 = 3 174

3

25. SMAN 25 Bandung 7

7

X 64 = 3 174

3

26. SMAN 26 Bandung 2

2

X 64 = 1 174

1

27. SMAN 27 Bandung 4

4

X 64 = 1 174

1

JUMLAH 174 66

B. Desain Penelitian

Menurut Bungin, Burhan (2010, hlm. 87) menyatakan bahwa desain penelitian merupakan rancangan, pedoman, ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan. Maka sebuah desain penelitian harus mencakup segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.Dengan demikian, desain penelitian dapat diartikan sebagai suatu gambaran penelitian yang akan dilaksanakan sehingga memudahkan peneliti dalam pelaksanaan dan


(25)

45

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pencapaian tujuan penelitiannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, adapun desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

No Proses Hasil yang diperoleh

1 Proses Pemilihan Masalah Peneliti mendapatkan focus atau inti masalah penelitian

2 Proses Perumusan Masalah Peneliti dapat menentukan 3 rumusan

masalah penelitian yang akan

disimpulkan diakhir proses penelitian

3 Proses Perumusan Hipotesis Peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan

4 Proses Pemilihan Metode dan

Pendekatan Penelitian

Peneliti dapat menetapkan metode penelitian dan pendekatan penelitian yang akan digunakan.

5 Proses Penentuan Variabel dan Sumber Data Penelitian

Peneliti dapat menetapkan variabel-variabel (X dan Y) yang akan diteliti beserta sumber data yang diperoleh sebagai latar belakang masalah penelitian.

6 Proses Penentuan,

Penyusunan, dan Validasi Instrumen Penelitian

Peneliti dapat membuat kisi-kisi instrument, instrument penelitian dan hasil uji validitas angket/instrument.

7 Proses Pengumpulan Data

Penelitian

Peneliti memperoleh sumber dan data yang dibutuhkan dalam penelitian

8 Proses Analisis Data Penelitian

Peneliti memperoleh hasil penelitian


(26)

46

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari hasil seluruh penelitian yang dilaksanakan

10 Proses Penyusunan Laporan Peneliti memperoleh hasil laporan penelitian dalam bentuk skripsi

C. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, terlebih dahulu peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan sehingga dapat mempermudah langkah-langkah penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 160) mengemukakan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan dan mengambil data penelitiannya. Seperti sudah dijelaskan, variasi metode yang dimaksud adalah angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti pada penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kegiatan MGMP terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika di SMAN se-Kota

Bandung” adalah metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kuantitatif.

Metode deskriptif menurut Nana S. Sukmadinata (2011, hlm. 72) yaitu metode yang merupakan

Suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.

Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008, hlm. 13) merupakansuatu penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat mengambil data sebanyak-banyaknya dari populasi luas.

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari persoalan umum (teori) ke hal


(27)

47

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khusus sehingga penelitian ini harus ada landasan teorinya. Kemudian, menurut Sugiyono (2010,hlm. 13) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai berikut

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

D. Definisi Operasional

Proses operasionalisasi variable dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran, menentukan jenis dan indikator dari masing-masing variabel sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Pada penelitian ini terdapat dua variable yaitu pengaruh kegiatan MGMP terhadap kompetensi professional guru matematika.Variabel X kegiatan MGMP sebagai variable bebas (Independent) dan variable Y kompetensi professional guru mata pelajaran matematika sebagai variable terikat (dependent). Dengan demikian, definisi operasional pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Dari beberapa konsep yang ada sebelumnya, penulis menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan MGMP adalah forum kegiatan yang dibentuk agar para guru dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi ataupun saling berbagi ilmu terkait pelaksanaan tugasnya sehari-hari.


(28)

48

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun kesimpulan penulis mengenai konsep kompetensi professional guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih dengan terpenuhinya 10 kompetensi guru yaitu menguasai bahan ajar, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran, mengenal fungsi layanan dan program bimbingan serta penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

E. Instrumen Penelitian

Pada dasarnya sebuah penelitian yaitu melakukan pengukuran terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan sosial maupun lingkungan alam.Menurut Sugiyono (2010, hlm. 148) mengemukakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian.Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

1. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu ,mencakup data mengenai variabel X (Kegiatan MGMP) dan variabel Y (Kompetensi Profesional Guru Matematika). Selain itu, dalam hal pengumpulan data variabel yang akan diteliti, maka guru yang mengikuti kegiatan MGMP matematika akan dijadikan responden untuk mengisi instrument penelitian guna memperoleh gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti tersebut.


(29)

49

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam proses pengukuran variabel yang akan diteliti, disusun dua format instrument penelitian, yaitu instrument X digunakan untuk mengukur variabel Kegiatan MGMP dan instrument Y digunakan untuk mengukur variabel Kompetensi Professional Guru Matematika.

Adapun teknik pengkuran kedua variabel tersebut menggunakan skala Likert yang digunakan dengan jumlah skala 4.Menurut Sugiyono (2010, hlm. 134) mengemukakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.penggunaan skala Likert dalam kedua format instrument variabel penelitian ini diberikan kepada guru dengan bobot nilai sebagai berikut ini:

Tabel 3.3 Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini akan menggunakan alat ukur berupa pertanyaan-pertanyaan (kuesioner atau angket). Selain itu juga, digunakan studi dokumentasi guna melengkapi pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Tabel 3.4


(30)

50

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Indikator Sub Indikator Item

Kegiatan MGMP

(Variabel X) Perencanaan

1. Analisis kebutuhan untuk menyusun program kerja MGMP

2. Merencanakan dan

menyusun program kegiatan MGMP

1, 2, 3, 4

5, 6

Lanjutan Tabel 3.4 …

Variabel Indikator Sub Indikator Item

Kegiatan MGMP (Variabel X)

Pelaksanaan

1. Intensitas guru mengikuti kegiatan MGMP

2. Pembahasan

masalah-masalah dalam KBM beserta pemecahannya 3. Bertukar informasi terkait

kegiatan KBM, kegiatan MGMP, maupun

pendidikan secara umum (IPTEK)

4. Meningkatkan kemahiran dan kemampuan guru dalam KBM

7

8, 9, 10, 11 12, 13, 14 15, 16, 17, 18 Evaluasi

1. Keterlibatan guru dalam evaluasi kegiatan MGMP 2. Tindak lanjut hasil

evaluasi

19, 20


(31)

51

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y

Variabel Indikator Sub Indikator Item

Kompetensi Profesional Guru (Variabel Y)

Merencanakan KBM

1. Penguasaan bahan dan atau materi bidang studi matematika

2. Mampu

menyelenggarakan administrasi sekolah (RPP, Silabus, Pembuatan alat peraga)

1, 2

3, 4

Melaksanaan KBM

1. Pengelolaan kelas 2. Keterampilan memberi

bantuan dan bimbingan kepada peserta didik 3. Pengelolaan dan

penggunaan media, sumber serta metode belajar mengajar

4. Mampu memahami

karakteristik dan

5, 6, 7 8, 9, 10

11, 12, 13


(32)

52

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan

komunikasi peserta didik

5. Memiliki wawasan

tentang penelitian pendidikan

16, 17

Mengevaluasi KBM

1. Memahami dan

melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.

18, 19, 20

F. Proses Pengembangan Instrumen

Angket atau instrumen yang telah disusun dalam penelitian ini tidak langsung digunakan untuk penelitian tetapi terlebih dahulu akan di uji cobakan kepada responden yang memiliki karakteristik sama dengan objek penelitian yang digunakan. Ini dilakukan agar mendapatkan gambaran mengenai tingkat validitas dan reliabilitas serta mengetahui kelemahan mengenai tata bahasa yang digunakan dalam angket atau instrument penelitian tersebut.

Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan uji coba angket atau instrumen penelitian tersebut kepada 20 orang responden yang diambil diluar sampel, yaitu guru matematika SMAS kota bandung didalamnya terdiri dari beberapa sekolah diantaranya SMA YAS, SMA Alfa Centauri, SMA PGII 2, SMA PGRI 3, SMA Pribadi (Bilingual School), SMA Muhammadiah 4, SMA Taruna Bakti.

1. Uji Validitas

Instrumen penelitian yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur data) itu valid. Menurut Sugiyono (2012, hlm.172) menyatakan bahwa valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan, instrument yang reliable adalah instrument yang saat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama pula. Dengan


(33)

53

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demikian, instrumen yang valid dan reliable dalam pengumpulan data diharapkan akan mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable juga.

Untuk menguji validitas angket atau instrument penelitian ini digunakan teknik korelasi antara skor item instrument dengan rumus Person Product Moment, yang dikemukakan oleh Riduwan (2007, hlm. 98) sebagai berikut:

Keterangan:

= Koefisien korelasi

= Jumlah responden

= Jumlah perkalian X dan Y

= Jumlah skor tiap butir = Jumlah skor total

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Interpretasi terhadap korelasi didasarkan pada patokan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm.178), yaitu:

Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Sedangkan, jika harga korelasi di bawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

Dalam penelitian ini, patokan yang digunakan berdasarkan taraf signifikasi

dengan α= 0,05%, dk=n-2=18 sehingga batas minimal yang terdapat dalam r

tabel adalah 1,734 dengan jumlah responden 20 orang. Maka ketentuan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Jika t hitung > dari t tabel, maka butir soal memiliki validitas konstruksi yang baik

b. Jika t hitung < dari t tabel, maka butir soal tersebut memiliki validitas konstruksi yang kurang baik.


(34)

54

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun hasil uji validitas dan uji reliabilitas angket atau instrumen dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Validitas Variabel X (Kegiatan MGMP)

b. Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru Matematika)

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) menggunakan rumus diatas dengan bantuan program SPSS, maka rekapitulasi masing-masing hasil uji coba instrument variabel X (Kegiatan MGMP) dan instrumen valiabel Y (Kompetensi Profesional Guru Matematika), adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel X (Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

NO. KOEFISIEN

KORELASI

HARGA T HITUNG

HARGA T

TABEL KEPUTUSAN

1 0.573 2.96 1.734 VALID

2 0.467 2.24 1.734 VALID

3 0.766 5.05 1.734 VALID

4 0.827 6.25 1.734 VALID

5 0.755 4.88 1.734 VALID

6 0.631 3.45 1.734 VALID

7 0.77 5.11 1.734 VALID

8 0.771 5.11 1.734 VALID

9 0.557 2.84 1.734 VALID

10 0.839 6.49 1.734 VALID

11 0.773 5.13 1.734 VALID

12 0.459 2.19 1.734 VALID


(35)

55

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14 0.526 2.62 1.734 VALID

15 0.69 4.07 1.734 VALID

16 0.751 4.82 1.734 VALID

17 0.623 3.39 1.734 VALID

18 0.788 5.39 1.734 VALID

19 0.832 6.30 1.734 VALID

20 0.777 5.22 1.734 VALID

21 0.824 6.12 1.734 VALID

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Y

(Kompetensi Profesional Guru Matematika)

NO. ITEM

KOEFISIEN KORELASI

HARGA T HITUNG

HARGA T

TABEL KEPUTUSAN

1 0.647 3.61 1.734 VALID

2 0.467 2.25 1.734 VALID

3 0.676 3.93 1.734 VALID

4 0.657 3.72 1.734 VALID

5 0.648 3.62 1.734 VALID

6 0.734 4.57 1.734 VALID

7 0.479 2.31 1.734 VALID

8 0.642 3.53 1.734 VALID

9 0.734 4.57 1.734 VALID

10 0.590 3.08 1.734 VALID

11 0.569 2.94 1.734 VALID

12 0.503 2.45 1.734 VALID

13 0.677 3.88 1.734 VALID

14 0.636 3.49 1.734 VALID


(36)

56

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 0.637 3.51 1.734 VALID

17 0.662 3.75 1.734 VALID

18 0.864 7.32 1.734 VALID

19 0.704 4.21 1.734 VALID

20 0.510 2.51 1.734 VALID

Dapat disimpulkan bahwa hasil uji validitas terhadap angket variabel X adalah 21 item pernyataan dinyatakan valid.Sedangkan untuk uji validitas terhadap angket variabel Y adalah 20 item pernyataan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu alat pengumpul data menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi dengan kata lain instrument yang saat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama pula. Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan metode belah dua (Split Half Method). Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau

(awal-akhir)

Adapun langkah-langkah pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode belah dua (Split Half Method), sebagai berikut:


(37)

57

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum mencari koefisien reliabilitas internal seluruh item terlebih dahulu mencari korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) dengan menggunakan rumus dibawah ini.

Harga rb= 0,942 ini baru menunjukan reliabilitas setengah tes. Untuk

mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown seperti berikut.

Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh r11= 0.970, sedangkan r tabel

dengan taraf signifikan α = 0.05 dan dk = 20-2 = 18, diperoleh r tabel sebesar

0,468.

Kaidah keputusan:

Jika, r11> rtabel berarti Reliabel

r11< rtabelberarti Tidak Reliabel

Berdasarkan kepada perhitungan dan kaidah keputusan diatas, maka dalam penelitian ini pengujian reliable varibel X (kegiatan MGMP) dinyatakan

Reliabel karena r11> rtabel, atau 0.970 > 0,468.


(38)

58

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum mencari koefisien reliabilitas internal seluruh item terlebih dahulu mencari korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) dengan menggunakan rumus dibawah ini.

Harga rb = 0,935 ini baru menunjukan reliabilitas setengah tes. Untuk

mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown seperti berikut.

Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh r11 = 0.966, sedangkan rtabel dengan taraf signifikan α = 0.05 dan dk = 20-2 = 18, diperoleh rtabel sebesar

0,468.

Kaidah keputusan:

Jika, r11> rtabel berarti Reliabel

r11< rtabel berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan kepada perhitungan dan kaidah keputusan diatas, maka dalam penelitian ini pengujian reliable varibel Y (Kompetensi Profesional Guru Matematika) dinyatakan Reliabel karena r11> rtabel, atau 0.966> 0,468. G. Teknik Pengumpulan Data


(39)

59

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitia ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada tahapan ini yaitu:

a. Studi pendahuluan kelapangan, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bandung Bidang PSMAK untuk mengetahui data mengenai kondisi objektif lapangan.

b. Melakukan perijinan-perijinan kepada pihak terkait sebagai tahap persiapan penelitian.

c. Menyusun angket atau instrumen penelitian dengan berdasarkan atas bimbingan dari dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen yang mendapatkan hasil bahwa instrumen tersebut memiliki criteria valid dan realiabel.Proses selanjutnya adalah penyebaran instrumen penelitian yang sudah dinyatakan valid dan realiabel tersebut kepada seluruh responden yang menjadi sample penelitian. Penyebaran instrumen ini dilakukan untuk mendapatkan data sebenarnya dalam penelitian yang kemudian diolah serta dianalisis sesuai dengan prosedur dan teknik pengolahan data akan digunakan dalam penelitian ini sehingga mendapatkan hasil akhir dan kesimpulan. Penyebaran angket atau instrumen penelitian ini dilaksanakan di SMAN Se-Kota Bandung.

3. Tahap Pengumpulan Data

Penyebaran angket atau instrumen penelitian ditujukan kepada guru mata pelajaran matematika di SMAN Se-Kota Bandung yang kemudian dikumpulkan kembali secara langsung mendatangi setiap responden tersebut pada hari yang telah ditentukan.Jumlah responden keseluruhan adalah 66 guru mata pelajaran matematika di SMAN Se-Kota Bandung.


(40)

60

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Analisis Data

Teknik pengolahan data atau analisis data merupakan proses yang penting dalam sebuah penelitian, karena penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif berkaitan dengan perhitungan menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan maka dibutuhkan adanya analisis data tersebut. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 206) mengatakan bahwa

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Angket

Pada tahapan ini dilakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang diperoleh dari seluruh responden melalui angket atau instrument penelitian yang telah disebarkan.Hal ini menjadi penting dilaksanakan karena untuk mengetahui kepastian bahwa data yang telah diperoleh tersebut dapat diolah lebih lanjut atau tidak.

2. Pengolahan Data

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, bahwa proses pengolahan data merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui gambaran mengenai kecenderungan variabel X (Kegiatan MGMP) dan variabel Y (Kompetensi Profesional Guru Matematika). Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Kecenderungan Umum Skor Responden Masing-masing Variabel Dengan Rumus Weight Means Score (WMS)


(41)

61

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada langkah ini peneliti menghitung kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel-variabel penelitian dengan menggunakan rumus Weight Means Score (WMS) sebagai berikut:

Keterangan :

= Rata-rata skor responden

= Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden

= Jumlah responden

Berikut ini langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS, diantaranya:

1) Pemberian bobot nilai menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1 sampai 4

2) Menghitung frekuensi setiap alternatif jawaban

3) Menjumlahkan seluruh jawaban responden dari setiap item yang kemudian mengaitkannya dengan bobot alternatif jawaban

4) Menghitung rata-rata setiap item pernyataan

5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan table konsultasi hasil, sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Nilai Kriteria Penafsiran dalam Variabel X dan Y

3,01 – 4,00 Selalu Sangat Baik Sangat Baik

2,01 – 3,00 Sering Baik Baik

1,01 – 2,00 Kadang-kadang Cukup Baik Cukup Baik


(42)

62

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,01 – 1,00 Tidak Pernah Rendah Rendah

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku (Variabel)

Dalam mengubah skor mentah menjadi skor baku dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : = Skor Baku

= Skor Mentah = Standar Deviasi = Rata-rata (mean)

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku ini, maka terlebih dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:

1) Mencari rata-rata sampel

Keterangan :

= Rata-rata sampel

∑Xi = Jumalah data

n = Jumlah sampel

2) Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

=

S =


(43)

63

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

S = Simpangan Baku

∑X = Jumlah data

n = Jumlah sampel

c. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas distribusi data ini dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya penyebaran data yang ada. Kemudian hasil pengujian ini akan memberikan implikasi pada teknik statistik yang akan digunakan, apakah pengolahan data dalam penelitian akan menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Menurut Riduwan (2007, hlm.124) rumus yang digunakan untuk menguji normalitas data menggunakan rumus chi-kuadrat, sebagai berikut:

Keterangan : X2 = Chi-Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi

fo = Frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah – langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan rumus diatas, adalah sebagai berikut:

1) Membuat tabel frekuensi untuk mencari harga-harga yang digunakan, yaitu:

a) Mencari skor terbesar dan terkecil

b) Mencari nilai Rentangan (R), dengan rumus: R = Skor Terbesar – Skor Terkecil

c) Mencari banyak kelas (BK), dengan rumus: BK = 1 + 3,3 Log n

d) Mencari nilai panjang kelas (i), dengan rumus:


(44)

64

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Mencari rata-rata (mean), dengan rumus:

f) Membuat daftar frekuensi, dengan cara sebagai berikut:

Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval, yaitu dengan menggunakan rumus:

Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka – angka untuk batas kelas

Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka – angka 0 – Z yaitu dengan angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n) 2) Membandingkan X2hitung dengan X2tabel

Dengan membandingkan X2hitung dengan X2tabel untuk α = 0,05 dan

derajat kebebasan (dk) = k – 1 , kemudian X2tabel dapat dicari pada

tabel chi-kuadrat, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika X2hitung ≥ X2tabel, berarti Distribusi Data Tidak Normal

Jika X2hitung ≤ X2tabel, berarti Distribusi Data Normal


(45)

65

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu I. Menguji Hipotesis Penelitian

Langkah ini dilakukan agar mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan ataukah tidak anatara Kegiatan MGMP terhadap KompetensiProfesional Guru Matematika.Rumusan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Spearman Rank.

Adapun perhitungan uji korelasi dengan menggunakan metode Spearman Rank pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat, yaitu:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kegiatan MGMP terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika di SMAN Se-Kota

Bandung.

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kegiatan MGMP terhadap Kompetensi Profesional Guru Matematika di SMAN Se Kota Bandung.

2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistic, yaitu:

Ha : rs≠ 0

Ho : rs= 0

3. Membuat tabel penolong untuk menghitung rangking

4. Mencari Nilai rs hitung Spearman, menggunakan rumus seperti berikut:

Tabel 4.9

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan


(46)

66

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

5. Mencari Nilai rstabel Spearman, sebagai berikut:

Dengan α = 0,05 dan n = 66, maka rs tabel = 0,243. Kemudian

membandingkan antara rs hitung dengan rs tabel.

Jika, rs hitung < rs tabel.,maka Ho diterima dan Ha ditolak

rs hitung > rs tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak 6. Mencari Zhitung, dengan rumus sebagai berikut:

Zhitung

=

-Dengan tingkat signifikansi 5%, maka harga Ztabel dicari pada Tabel Kurve

Normal Z([0,5] – ½.[0,05]) = Z0,475. Apabila harga dalam kurve normal 0,475,

maka harga Ztabel = 1,96.

Jika, Zhitung ≥ Ztabel, maka Ho ditolak yang berarti Signifikan

Zhitung≤ Ztabel, maka Ho diterima yang berarti Tidak Signifikan

7. Mencari Besarnya Sumbangan (Pengaruh) variabel X terhadap variabel Y, dengan rumus sebagai berikut:

Perhitungan tersebut diatas memiliki arti bahwa seberapa besar pengaruh varibel X terhadap variabel Y.


(47)

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya peningkatan kompetensi professional guru matematika melalui kegiatan MGMP di SMAN Se-Kota Bandung telah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan teknik Weight Means Scored (WMS) memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,00 yang memiliki arti bahwa para guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung telah dapat melaksanakan dengan baik proses peningkatan kompetensi professional guru melalui kegiatan tersebut yang diantaranya yaitu menganalisis kebutuhan terkait penyususnan program kerja serta merencanakan dan menyusun program kegiatan, melaksanakan kegiatan MGMP yang terdiri dari intensitas kehadiran, pembahasan masalah terkait KBM dan pemecahannya, bertukar informasi, serta meningkatkan kemahiran dan kemampuan guru dalam KBM, dan yang terakhir yaitu evaluasi kegiatan yang terdiri dari keterlibatan dalam melaksanakan evaluasi kegiatan MGMP dan Tindak lanjut hasil evaluasi tersebut.

Selain itu, kompetensi professional guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung dapat dikatakan sangat baik. Hal ini terlihat juga dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik WMS yang menunjukan rata-rata sebesar 3,10 dan memiliki arti bahwa para guru matematika yang telah aktif mengikuti kegiatan MGMP ditingkat sekolah maupun kota telah memiliki kemampuan dan mampu meningkatkan kemampuannya tersebut (kompetensi professional) dengan sangat baik dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar, pendidik juga pembimbing. Adapun tugas dan tanggung jawab guru tersebut diantaranya yaitu merencanakan KBM misalnya dalam penguasaan


(48)

106

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahan dan atau materi bidang studi matematika serta mampu menyelanggarakan administrasi sekolah (RPP, Silabus, Pembuatan alat peraga), melaksanakan KBM misalnya dalam pengelolaan kelas, keterampilan memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, pengelolaan dan penggunaan media/sumber serta metode mengajar, mampu memahami karakteristik dan mengembangkan komunikasi peserta didik, juga memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan, terlebih lagi dalam hal mengevaluasi pengajaran yang sangat baik pula yaitu dalam aspek hasil belajar siswa.

Kemudian untuk pengaruh kegiatan MGMP terhadap kompetensi professional guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung termasuk kedalam kategori sedang atau cukup kuat. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Spearman Rank (rho) yang menunjukan nilai korelasi sebesar 0,474 dengan kategori cukup kuat. Serta berdasarkan hasil uji determinasi koefisien korelasi atau perhitungan besarnya sumbangan (pengaruh) variabel X terhadap variabel Y diperoleh angka sebesar 22,5% dan dengan menggunakan perhitungan Zhitung diperoleh angka sebesar 3,82. Hasil perhitungan uji-t ini dikonsultasikan

dengan Ztabel sebesar 1,96 (dengan tingkat signifikansi 5%). Maka >

, ini berarti bahwa hubungan antara Kegiatan MGMP dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika adalah positif dan signifikan.

B. Rekomendasi

Adapun beberapa rekomendasi yang dapat diajukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini guna memberikan informasi dan saran untuk penelitian serupa yang lebih baik kedepannya yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pengurus dan Anggota MGMP

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, diketahui bahwa dalam kegiatan MGMP pembina atau pembimbing disetiap pertemuannya jarang melaksanakan evaluasi secara rutin, ini dibuktikan dalam perhitungan WMS yang menunjukan nilai rata-rata dalam indikator evaluasi yaitu 2,67 (dengan kategori baik). Maka


(1)

Silmi Tilawati, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya peningkatan kompetensi professional guru matematika melalui kegiatan MGMP di SMAN Se-Kota Bandung telah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan teknik Weight Means Scored (WMS) memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,00 yang memiliki arti bahwa para guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung telah dapat melaksanakan dengan baik proses peningkatan kompetensi professional guru melalui kegiatan tersebut yang diantaranya yaitu menganalisis kebutuhan terkait penyususnan program kerja serta merencanakan dan menyusun program kegiatan, melaksanakan kegiatan MGMP yang terdiri dari intensitas kehadiran, pembahasan masalah terkait KBM dan pemecahannya, bertukar informasi, serta meningkatkan kemahiran dan kemampuan guru dalam KBM, dan yang terakhir yaitu evaluasi kegiatan yang terdiri dari keterlibatan dalam melaksanakan evaluasi kegiatan MGMP dan Tindak lanjut hasil evaluasi tersebut.

Selain itu, kompetensi professional guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung dapat dikatakan sangat baik. Hal ini terlihat juga dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik WMS yang menunjukan rata-rata sebesar 3,10 dan memiliki arti bahwa para guru matematika yang telah aktif mengikuti kegiatan MGMP ditingkat sekolah maupun kota telah memiliki kemampuan dan mampu meningkatkan kemampuannya tersebut (kompetensi professional) dengan sangat baik dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar, pendidik juga pembimbing. Adapun tugas dan tanggung jawab guru tersebut diantaranya yaitu merencanakan KBM misalnya dalam penguasaan


(2)

106

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahan dan atau materi bidang studi matematika serta mampu menyelanggarakan administrasi sekolah (RPP, Silabus, Pembuatan alat peraga), melaksanakan KBM misalnya dalam pengelolaan kelas, keterampilan memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, pengelolaan dan penggunaan media/sumber serta metode mengajar, mampu memahami karakteristik dan mengembangkan komunikasi peserta didik, juga memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan, terlebih lagi dalam hal mengevaluasi pengajaran yang sangat baik pula yaitu dalam aspek hasil belajar siswa.

Kemudian untuk pengaruh kegiatan MGMP terhadap kompetensi professional guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung termasuk kedalam kategori sedang atau cukup kuat. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Spearman Rank (rho) yang menunjukan nilai korelasi sebesar 0,474 dengan kategori cukup kuat. Serta berdasarkan hasil uji determinasi koefisien korelasi atau perhitungan besarnya sumbangan (pengaruh) variabel X terhadap variabel Y diperoleh angka sebesar 22,5% dan dengan menggunakan perhitungan

Zhitung diperoleh angka sebesar 3,82. Hasil perhitungan uji-t ini dikonsultasikan

dengan Ztabel sebesar 1,96 (dengan tingkat signifikansi 5%). Maka >

, ini berarti bahwa hubungan antara Kegiatan MGMP dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika adalah positif dan signifikan.

B. Rekomendasi

Adapun beberapa rekomendasi yang dapat diajukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini guna memberikan informasi dan saran untuk penelitian serupa yang lebih baik kedepannya yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pengurus dan Anggota MGMP

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, diketahui bahwa dalam kegiatan MGMP pembina atau pembimbing disetiap pertemuannya jarang melaksanakan evaluasi secara rutin, ini dibuktikan dalam perhitungan WMS yang menunjukan nilai rata-rata dalam indikator evaluasi yaitu 2,67 (dengan kategori baik). Maka


(3)

dalam hal ini penulis memberikan rekomendasi bagi para pengurus dan anggota MGMP terutama pembina atau pembimbing kegiatan untuk dapat melaksanakan evaluasi disetiap akhir kegiatan MGMP guna mengetahui seberapa besar pemahaman materi dan efektivitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga mampu memberikan tindak lanjut untuk keberlangsungan kegiatan MGMP dipertemuan berikutnya.

2. Bagi Guru Matematika

Dalam hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini menunjukan bahwa kegiatan MGMP mempengaruhi kompetensi professional guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung sebesar 22,5%, dengan itu penulis memberikan rekomendasi bagi para guru terutama guru mata pelajaran matematika agar lebih rutin mengikuti kegiatan MGMP sebagai salah satu upaya dalam peningkatan kompetensi professional yang dimiliki. Ini juga didasarkan atas mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran inti yang diujian nasionalkan, maka guru matematika di Indonesia khususnya di kota bandung harus terus meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam KBM maupun tugas lainnya sebagai pengajar dan pendidik serta pembimbing. Terlebih lagi, mata pelajaran matematika masih menjadi suatu hal yang sangat ditakuti atau kurang disenangi oleh sebagian besar peserta didik berdasarkan data Hasil Rata-Rata Ujian Nasional Tahun 2011 sampai dengan 2014 dari Kepala Bidang PSMAK Dinas Pendidikan Kota Bandung yang menunjukan bahwa rata-rata nilai ujian nasional untuk pelajaran matematika di SMAN Se-Kota Bandung dalam 4 tahun terakhir semakin menurun (data terlampir).

Hasil penelitian ini juga menggambarkan bahwa rata-rata guru matematika di SMAN Se-Kota Bandung hanya sebanyak 2,80% yang memiliki atau memahami wawasan tentang penelitian pendidikan, oleh karena itu penulis dalam hal ini merekomendasikan kepada para guru tersebut demikian agar senantiasa untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam penelitian pendidikan


(4)

108

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berguna untuk kebutuhan pengajaran (KBM), ini bisa dilakukan atau didapatkan salah satunya dalam kegiatan MGMP.


(5)

Silmi Tilawati, 2014

DAFTAR PUSTAKA

_____. (2009). Undang-undang Guru dan Dosen (UU RI No.14 Th. 2005). Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Arifin, Mohammad dan Barnawi. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Azwar, Saifuddin. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Danim, Sudarwan. (2012). Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke Profesional Madani. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bidang PSMAK. (2011). Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran SMA-SMK. Bandung.

Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bidang PSMAK. (2012). Buku Laporan Pencapaian Hasil Ujian Nasional SMA Tahun Pelajaran 2011/2012. Bandung.

Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bidang PSMAK. (2013). Buku Laporan Pencapaian Hasil Ujian Nasional SMA Tahun Pelajaran 2012/2013. Bandung.

Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bidang PSMAK. (2014). Buku Laporan Pencapaian Hasil Ujian Nasional SMA Tahun Pelajaran 2013/2014. Bandung.

Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, Aa. (2011). Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses Pengajaran. Bandung: Refika Aditama.

http://edukasi.kompas.com/read/2012/08/03/16383831/Nilai.Rata-Rata.Sementara.Uji.Kompetensi.Hanya.44.5

Idris, Muhammad dan Barizi Ahmad. (2010). Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kaswan. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Keunggulan Bersaing Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kompas Edukasi. (2012). Kompetensi Guru Memprihatinkan.[Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompas.com/read/2012/07/25/19413379/Kompetensi.Guru.M emprihatinkan


(6)

109

Silmi Tilawati, 2014

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompas Edukasi. (2012). Nilai Rata-Rata Sementara Uji Kompetensi Hanya 4,5. [Online].

Tersedia:

http://edukasi.kompas.com/read/2012/08/03/16383831/Nilai.Rata-Rata.Sementara.Uji.Kompetensi.Hanya.44.5

Kunandar. (2009). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Masyhuri dan Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.

Musfah, Jejen. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. (2010). Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sallis, Edward. (2012). Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCiSoD.

Sudarma, Momon. (2013). Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Syaodih S, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.

Tersedia: Tersedia:

http://edukasi.kompas.com/read/2012/07/25/19413379/Kompetensi.Guru.M emprihatinkan

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Uzer Usman, Moh. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.


Dokumen yang terkait

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Kabupaten Wono

0 0 16

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Ka

0 0 16

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 0 50

PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 2 60

KONTRIBUSI KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA: Survei terhadap MGMP Bahasa Inggris SMA Negeri di Kota Bandung.

0 1 44

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN :Studi pada SMP Negeri se Kota Bandung.

0 1 74

PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG.

0 2 150

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG - repository UPI S ADP 1001427 Title

0 0 4

PENGARUH MGMP EKONOMI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMAN KUBU RAYA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 16

PENGARUH KONFORMITAS DAN SELF-EFFICACY TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MGMP EKONOMI SE-KOTA SINTANG ARTIKEL PENELITIAN

0 0 14