PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES: Survey Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel.

(1)

NO.DAFTAR FPIPS : 1588/UN.40.2.5.2/PL/2013 PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA

MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES (Survey Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh: Sitra Febriyanti

(0602441)

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

NO.DAFTAR FPIPS : 1588/UN.40.2.5.2/PL/2013 2013

PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES

(Survei Pada Tamu Bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel)

Oleh Sitra Febriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sitra Febriyanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NO.DAFTAR FPIPS : 1588/UN.40.2.5.2/PL/2013 LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES

(Survei Pada Tamu Bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel)

Skripsi Ini Disetujui dan Disahkan Oleh:

Dosen Pembimbing I

Heny Hendrayati S.,ip.,MM NIP. 1974 307 200212 2 001

Dosen Pembimbing II

Ariyo Bramantori.SH.,MM

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

HP. Diyah Setiyorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,

Sitra Febriyanti 0602441


(4)

(5)

ABSTRACT

Sitra Febriyanti, Effect of Augmented Product Golden Flower Hotel In Effort Creating Packages Using the Meeting. (Survey on the business use of meeting packages at the Golden Flower Hotel). Guided By Heny Hendrayati S. Ip, MM and Ariyo Bramantori SH.MM

Tourism is a service industry that is always growing and can produce a high enough income. Development of the tourism industry in Indonesia is currently more advanced and not only focus on sports and recreation, but also more emphasis on the MICE industry or Meeting, Incentive, Convention and Exhibition. MICE Industry in Bandung substantial contribution, the contribution of MICE activities generated 50% of total revenue in Bandung. Golden Flower Hotel Bandung is a four-star hotel in Bandung, which has facilities for MICE activities with the largest ballroom, capacity reached 2,500 people. Hotel development, especially the four-star hotel in Bandung is quite high, many newcomers make the competition the higher the hotel. Golden Flower Hotel should be able to maintain the quality and augmented its income by always maintaining their product. The purpose of this study was to determine the augmented product Golden Flower Hotel Bandung, the company's decision to use the meeting package and augmented products influence on the company's decision to use the meeting packet. Independent variable (X) in this study that the dimensions Augmented product features, style / design, packaging, brand, service delivery. Dependent variable (Y) is the company's decision to use the meeting package. This type of research is descriptive verification, the method used is a sample survey technique with saturated, and the total sample of 100 companies. Techniques of data analysis and hypothesis testing used is a multiple regression technique. The results showed that the augmented product has significant influence over the company's decision to use the meeting package for 72.2%, while the other effects of 27.8%.


(6)

ABSTRAK

Sitra Febriyanti, Pengaruh Augmented Product Golden Flower Hotel Dalam Upaya Menciptakan Menggunakan Meeting Packages. (Survey pada tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel). Dibimbing Oleh Heny Hendrayati S.Ip, MM dan Ariyo Bramantori SH.MM

Pariwisata adalah industri jasa yang selalu tumbuh dan dapat menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia saat ini lebih maju dan tidak hanya fokus pada olahraga dan rekreasi, tetapi juga lebih menekankan pada industri MICE atau Meeting, Incentive, Convention and Exhibition. MICE Industri dalam kontribusi substansial Bandung, kontribusi kegiatan MICE yang dihasilkan 50% dari total pendapatan hotel di Bandung. Golden Flower Hotel Bandung adalah salah satu hotel berbintang empat di Bandung, yang memiliki fasilitas untuk kegiatan MICE dengan ballroom terbesar, kapasitasnya mencapai 2500 orang. Perkembangan hotel, terutama hotel berbintang empat di Bandung cukup tinggi, banyak pendatang baru hotel membuat persaingan semakin tinggi. Golden Flower Hotel harus dapat mempertahankan kualitas dan pendapatanya dengan selalu mempertahankan augmented product mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui augmented product Hotel Golden Flower Bandung, keputusan perusahaan untuk menggunakan paket meeting dan pengaruh augmented product terhadap keputusan perusahaan untuk menggunakan paket pertemuan. Variabel independen (X) dalam penelitian ini bahwa augmented product yang dimensinya fitur, gaya/desain, kemasan, merek, service delivery. Variabel terikat (Y) adalah keputusan perusahaan untuk menggunakan paket meeting. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, metode yang digunakan adalah teknik survei sampel dengan jenuh, dan jumlah sampel sebanyak 100 perusahaan. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah teknik regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa augmented product memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk menggunakan paket meeting sebesar 72,2%, sedangkan efek lainnya sebesar 27,8%.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ………. i

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 12

1.3 Tujuan Penelitian ………... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ……….. 15

2.1.1 Pengertian Pariwisata ………... 15

2.1.2 Konsep Product ……...……… 16


(8)

2.1.2.2 Konsep Augmented Product……….………… 20

2.1.2.3 Dimensi Augmented Product ……….. 21

2.1.3 Keputusan Pembelian……… ……. 23

2.1.3.1 Definisi Keputusan Pembelian……… 23

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian……… 25

2.1.3.3 Tipe-Tipe Kepeutusan Pembelian……….. 27

2.1.3.4 Peran Tamu……… 28

2.1.3.1 Tahap-Tahap Pengambil Keputusan………. 29

2.1.4 Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Pembelian…. 33

2.1.5 Resume Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinilitas Penelitian….. 35

2.2 Kerangka Pemikiran ……… 37

2.3 Hipotesis ………... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……… 46

3.2 Metode Penelitian ………. 47

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ………. 47

3.2.1.1 Jenis Penelitian………. 47

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ………... 47

3.2.3 Sumber dan Cara Penentuan Data ……….. 50

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ……….. 51

3.2.4.1 Populasi ……… 51

3.2.4.2 Sampel ………..52


(9)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ………... 55

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ………... 56

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ………. 57

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ………. 61

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis …………. 63

3.2.7.1 Rancangan Teknik Analisis....………... 63

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis ……… 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Tamu Hotel ………68

4.1.1 Profil Perusahaan ……….……….68

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ………... 68

4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan ………. 69

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan……..………. 70

4.1.2 Profil Tamu Bisnis……… 77

4.1.2.1 Profil Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Meeting Packages Berdasarkan Karakteristik Identitas Responden ………. 77

4.1.2.2 Jenis Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel Berdasarkan Pengalaman dan Penilaian Responden……. ………... 82

4.2 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel Terhadap Augmented Product………. …… 86

4.2.1 Fitur (Features)……….. 86

4.2.2 Desain/gaya (Styling)……….. ………. 88


(10)

4.2.4 Merek (Brand)……….. ……….. 90

4.2.5 Penyampaian Jasa (Service Delivery)………. 91

4.2.6 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Augmented Product di Golden Flower Hotel……….. 93

4.3 Keputusan Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel….. 95

4.3.1 Keputusan Pembelian Berdasarkan Merek (brand) ………. 95

4.3.2 Keputusan Pembelian Berdasarkan Waktu Pembelian………. 96

4.3.3 Keputusan Pembelian Berdasarkan Metode Pembayaran ……… 97

4.3.4 Keputusan Pembelian Berdasarkan Saluran Distribusi………. 98

4.3.5 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Mengenai Keputusan Pembelian ………. 100

4.4 Hasil Uji Asumsi Variabel ……… 102

4.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ……….. 102

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ………... 102

4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastitas……… 103

4.4.1.3 Hasil Uji Multikolinearitas………..………. 105

4.4.1.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi………. ……… 106

4.4.1.5 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F)…. 107 4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t)……. 108

4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Pembelian………. 110

4.5 Implikasi Hasil Penelitian ………. 111


(11)

4.5.2 Temuan yang Bersifat Empirik ………... 112 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan ………... 114

5.2 Rekomendasi ………. 115

DAFTAR PUSTAKA 116


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Periode 2007- 2012...2

Tabel 1.2 Jumlah Wisatawan Ke Objek Wisata Jabar 2007-2011………..2

Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung tshun 2008-2011………….3

Tabel 1.4 Jumlah Penginapan/Hotel Dan Jumlah Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Kota Bandung Tahun 2011……...4

Tabel 1.5 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Di Jawa Barat……….5

Tabel 1.6 Competitor Statistic Report Hotel Bintang 4 di Kota Bandung 2012……...5

Tabel 1.7 Harga Paket MICE Hotel Bintang Empat………6

Tabel 1.8 Pendapat Pelanggan Tentang Paket Bisnis Terhadap Harga yang diberikan…7 Tabel 1.9 Volume Penjualan Golden Flower Hotel Tahun 2012………...9

Tabel 1.10 Persentase Pemakaian Meeting Packages Sesuai Segmentasi……….10

Tabel 2.1 Penelitian Yang Berkaitan Dengan Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Packages………..36

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel……….48

Tabel 3.2 Jenis dan Sumbe Data………..51

Tabel 3.3 Teknik Pengambilan Data………56

Tabel 3.4 Interpretasi besarnya Koefisien Korelasi………..58

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Item Pertanyaan………..59

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliablitas………63

Tabel 4.1 Guest Room, Features, Sport, and Recreation Services and Facilities……….74

Tabel 4.2 Meeting Rooms dan Banquet Capacity………....75

Tabel 4.3 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Menggunakan Meeting Packages Di Golden Flower Hotel………78

Tabel 4.4 Karakteristik Tamu Golden Flower Hotel dilihat dari Jenis Kelamin…………79


(13)

Tabel 4.6 Karakteristik Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower

Hotel Berdasarkan Pendidikan………80

Tabel 4.7 Karakteristik Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel Berdasarkan Jenis Pekerjaan………..81

Tabel 4.8 Jenis Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel dilihat dari Asal Tinggal………..82

Tabel 4.9 Informasi yang diperoleh Oleh Tamu Bisnis Untuk Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel………...83

Tabel 4.10 Jenis Meeting Packages yang di Gunakan Oleh Tamu Bisnis di Golden Flower Hotel………83

Tabel 4.11 Lama Waktu Menggunakan Meeting Packages Oleh Tamu Bisnis di Golden Flower Hotel………84

Tabel 4.12 Fasilitas yang digunakan Tamu Bisnis Selain Meeting Packages…………...84

Tabel 4.13 Alasan Tamu Bisnis Menggunakan Meeting Packages………...85

Tabel 4.14 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Features di Golden Flower Hotel………...87

Tabel 4.15 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Styling di Golden Flower Hotel………...88

Tabel 4.16 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Packaging di Golden Flower Hotel………89

Tabel 4.17 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Brand di Golden Flower Hotel………90

Tabel 4.18 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Service Delivery di Golden Flower Hotel……….92

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Augmented Product di Golden Flower Hotel..92

Tabel 4.20 Keputusan Pembelian Berdasarkan Brand………95

Tabel 4.21 Keputusan Pembelian Berdasarkan Waktu Pembelian………..96

Tabel 4.22 Keputusan Pembelian Berdasrkan Metode Pembayaran………...98

Tabel 4.23 Keputusan Pembelian Berdasrkan Saluran Distribusi………...99

Tabel 4.24 Rekapitulasi Keputusan Pembelian……….100

Tabel 4.25 Matrix Korelasi Antar Variabel Bebas………105


(14)

Tabel 4.27 Hasil Output Anova………107


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Five Product Level………..19

Gambar 2.2 Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen………..29

Gambar 2.3 Tahapan Antar Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian………...31

Gambar 2.4 Kerangka Pemkiran Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Pembelian………42

Gambar 2.5 Paradigma Pemikiran………...43

Gambar 3.1 Regresi Berganda………65

Gambar 4.6 Variabel Augmented Product Pada Garis Kontinium……….94

Gambar 4.7 Variabel Keputusan Pembelian Pada Garis Kontinium……….101

Gambar 4.8 Histrogram Dependent Variabel………102

Gambar 4.9 Normal Probability Plot……….103


(16)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk dalam pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait. Wisata itu sendiri mempunyai definisi yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata suatu daerah. Upaya untuk melayani kebutuhan perjalanan tersebut selanjutnya dapat menimbulkan aktifitas bisnis dan ekonomi suatu daerah. Hal ini dipertegas oleh berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan UNWTO, mereka mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Indonesia pun turut menikmati dampak dan peningkatan pariwiata dunia terutama pada tahun 2008-2012. Dengan pendapatan yang berasal dari wisatawan sekitar US 7,6 milyar dolar AS, Sumber: www.unwto.org

.Pertumbuhan jumlah wisatawan pada awal tahun 2011 sebesar 4,2 % dan pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,3% dibandingkan tahun 2010, pertumbuhan lebih besar dari pertumbuhan wisatawan Internasional dunia sebesar 4%. Untuk tahun 2012 pertumbuhan wisman ke Indonesia periode Januari-Juni mencapai 3,9 juta mengalami pertumbuhan sebesar 7,75% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan wisatawan Internasional dunia dari Januari-April yang tumbuh 5,4%. Berdasarkan data yang dikutip dari UNWTO tahun 2011, perkembangan wisatawan nusantara selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Perkembangan wisatawan nusantara secara lengkap akan disajikan dalam tabel 1.1


(17)

2

TABEL 1.1

STATISTIK PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA (WISNUS) 2007-2012

Sumber:Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ)

Peningkatan minat dan perubahan gaya hidup orang untuk melakukan wisata disela-sela waktu luangnya berpengaruh terhadap kemajuan beberapa sektor industri yang mendukung kegiatan pariwisata, baik industri akomodasi (perhotelan), restoran serta industri jasa lainnya.

Dengan meningkatnya kunjungan wisata ke beberapa propinsi di Indonesia ini pun berdampak baik bagi pariwisata di Jawa Barat. Khususnya di berbagai objek wisatanya sendiri hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2

TABEL 1.2

JUMLAH WISATAWAN KE OBJEK WISATA JABAR 2007-2011

Tahun Wisatawan Jumlah

Mancanegara/orang Domestik/orang

2007 198474 25090712 25289186

2008 239113 16611680 16850793

2009 207945 16890316 17098251

2010 245512 17115501 17361013

2011 229113 17326073 17555186

Sumber:west-java Indonesia.com

Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, jumlah wisatawan Jawa Barat baik wisatawan mancanegara atau domestik dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami fluktulasi. Fluktulasi ini didominasi oleh berkurangnya wisatawan mancanegara

TAHUN

WISNUS (000 orang)

PERJALANAN (000 orang)

TOTAL PENGELUARAN

(Trilyun Rp)

2007 222,389 489.95 108.96

2008 225,041 547.33 123.17

2009 229,731 600.30 137.91

2010 234,377 641.76 150.41

2011 236,752 662.68 156.89


(18)

3

maupun domestik yang datang ke Jawa Barat pertahunnya. Dampak dari adanya fluktuasi ini menyebabkan. Jawa Barat lebih memfokuskan dan memperkuat salah satu kotanya yang ada di Jawa Barat yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, salah satu kota itu adalah kota Bandung.

Bandung adalah kota yang paling banyak dikunjungi para wisatawan karena merupakan kota yang memiliki banyak objek wisata. Daerah ini memiliki udara yang sejuk, lingkungan yang nyaman, dan suasana yang menyenangkan, sehingga para wisatawan yang berkunjung untuk berlibur akan semakin merasakan kenikmatan berada di kota Bandung, selain itu Bandung dinilai cukup aman dalam berkendaraan dan selalu memberikan kenyamanan pada setiap wisatawan yang datang, pada tabel 1.3 dijelaskan data kunjungan wisatawan ke kota Bandung.

TABEL 1.3

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2011

No Sumber 2008 2009 2010 2011

1 Wisnus 1.837.500 1.925.000 2.420.105 2.662.115

2 Wisman 91.350 94.600 137.268 150.995

Jumlah 1.928.850 2.019.600 2.557.373 2.813.110

Sumber: dinas pariwisata kota Bandung 2011

Tabel 1.3 menunjukan dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan di kota Bandung mengalami peningkatan. Salah satu implikasi adalah meningkat dan berkembangnya bisnis Hotel di Bandung. Perkembangan Hotel khususnya di Bandung berkembang sangat pesat, hal ini di tunjukan dengan jumlah hotel yang terus meningkat dari tahun ke tahun, bila dihubungkan dengan fungsi dan kedudukan. Bandung sebagai pusat perdagangan jasa, perindustrian, budaya dan pariwisata, maka perkembangan hotel yang terus meningkat sangatlah logis karena fungsi-fungsi tersebut yang terus berkembang. Membutuhkan fasilitas penunjang yang salah satunya adalah Hotel, pengertian hotel itu sendiri menurut Dinas Kebudyaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) 2008 “Hotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau


(19)

4

sebagian bangunan yang disediakan secara khusus untuk setiap orang yang menginap, makanan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaraan”.

TABEL 1.4

JUMLAH PENGINAPAN/HOTEL DAN JUMLAH KAMAR HOTEL MENURUT KLASIFIKASINYA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Kota Bintang Non Bintang Jumlah

Jumlah Kamar Jumlah Kamar

Kota Bandung

32 4.937 200 3.292 232

Kab. Bandung

8 560 78 1.950 86

Sumber :Majalah SWA sembada juni 2011

Tabel 1.4 menunjukan bahwa jumlah penginapan dan jumlah kamar di kota Bandung cukup banyak, sehingga semakin banyaknya hotel yang berada di kota Bandung ini menyebabkan para pelaku bisnis memikirkan cara yang tepat untuk merebut konsumen agar tertarik untuk menginap di hotel yang mereka kelola, misalnya dengan menambahkan fasilitas pelengkap lainnya seperti bekerjasama dengan travel agent di seluruh Indonesia, dan selalu berusaha untuk membuat para tamu nyaman menginap di hotel yang mereka kelola

Menurut Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 13/04/32/th.XII, 1 Januari 2011 , Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang lebih tinggi (42,49%) daripada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) non bintang (25,47%) , namun perbandingan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) antar hotel berbintang tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi namun pada tahun 2010-2011 hotel bintang satu hingga bintang empat mengalami penurunan sebanyak 2,39% untuk lebih jelasnya, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Di Jawa Barat dapat dilihat dari tabel 1.5


(20)

5

TABEL 1.5

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG DI JAWA BARAT TAHUN 2009-2011

Klasifikasi TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR Per TAHUN

2009 2010 2011

Hotel Nonbintang 42,06 41,07 45,84

Bintang 1 68,21 74,25 45,87

Bintang 2 49,41 45,90 34,38

Bintang 3 39,65 41,41 40,25

Bintang 4 42,07 43,19 40,15

Bintang 5 49,38 54,19 55,26

Sumber : Berita Resmi Statistik No. 08/02/thXII, 1 Januari 2011

Penurunan Tingkat Penghunian Kamar yang terjadi pada hotel bintang satu hingga bintang empat sesuai tabel 1.5 disebabkan oleh beberapa faktor yakni: pertama, kehadiran hotel-hotel baru dan hotel-hotel-hotel-hotel lama yang mempunyai tamu regular yang selalu menggunakan hotel-hotel tersebut, sehingga menyebabkan para konsumen memiliki banyak pilihan/ selektif dalam menggunakan jasa penginapan (dari segi harga, bentuk, dan lokasi). Kedua, promosi yang digunakan kurang maksimal. Ketiga, sesuai keinginan para konsumen terhadap hotel (sumber : Bahan Pusat Statisik Rusman Heriawan.2008)

TABEL 1.6

COMPETITOR STATISTIC REPORT HOTEL BINTANG 4

DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010-2012

Nama Hotel Tahun

2010 2011 2012

Aston Primera 74,9% 85,8% 88,9%

Horison 66,5% 77,8% 78,9%

Novotel 83,2% 87,9% 92.1%

Garden Permata 63,6% 66,9% 71,2%

Golden Flower 83% 98% 86%

Savoy Homan 68,3% 71,4% 72,2%

Grand Pasundan 56,7% 59,5% 66,5%

Jayakarta Suite 57,8% 58,2% 63,5%

Grand Panghegar 75,9% 80,9% 83,7%

New Papandayan 72,3% 74,9% 65,3%


(21)

6

Berdasarkan tabel 1.6 dapat terlihat bahwa occupancy hotel berubah-ubah setiap tahunnya baik itu mengalami kenaikan ataupun penurunan. Hal tersebut disesuaikan dengan kinerja dari perusahaan masing-masing. Namun berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa hotel yang mengalami perubahan yang cukup signifikan adalah Hotel Golden Flower. Oleh karena itu penulis merasa perlu mencermati kinerja Hotel Golden Flower lebih jauh dalam usahanya meningkatkan income Hotel. Alasan lain pemilihan lokasi penelitian tersebut antara lain karena Hotel Golden Flower merupakan salah satu hotel ternama di Kota Bandung. Hotel Golden Flower pun merupakan salah satu Hotel yang banyak digunakan oleh tamu bisnis dari berbagai daerah.

Hotel di Bandung pada saat ini banyak terjadi persaingan hal ini pun terjadi antara hotel bintang lima, bintang empat, dan bintang tiga. Persaingan terjadi dari segi harga, fasilitas, serta paket-paket yang ditawarkan oleh hotel itu sendiri. Hotel bintang empat dalam persaingannya tidak mau kalah dengan hotel bintang lima ataupun dengan hotel dibawahnya untuk itu hotel bintang empat berusaha melengkapi fasilitas-fasilitas yang dimiliki salah satu fasilitasnya yaitu fasilitas MICE yang dapat menunjang aktifitas perusahaan. Berikut Tabel mengenai paket MICE Hotel bintang empat.

TABEL 1.7

HARGA PAKET-PAKET MICE HOTEL BINTANG EMPAT

NAME OF HOTEL

RESIDENTIAL

PACKAGE MEETING PACKAGE

TWIN SHARE

SINGLE OCC

FULL BOARD

FULL DAY

HALF DAY

COFFEE BREAK Golden Flower

Hotel

500.000 650.000 260.000 160.000 100.000 60.000

Savoy human 650.000 750.000 280.000 180.000 150.000 70.000

Grand preanger 755.000 950.000 500.000 255.000 142.000 80.000 Astron braga 700.000 950.000 400.ooo 300.000 200.000 60.000 Grand pasundan 500.000 600.000 250.000 150.000 100.000 60.000 Sumber: competitor comparision Golden Flower Hotel, 2012


(22)

7

Dari data tabel 1.7 diatas dapat dilihat bahwa tingkat harga yang diberikan setiap Hotel berbeda-beda sesuai dengan tingkat pelayanan serta fasilitas yang diberikan oleh Hotel itu sendiri. Kawasan Bandung tengah merupakan salah satu kawasan yang mempunyai letak yang strategis untuk perusahaan mengadakan acara bisnisnya, karena dekat dengan pusat bisnis, pusat perbelanjaan, dan tujuan wisata daerah Lembang maupun Ciwidey. Banyak Hotel yang berdiri di Bandung tengah serta memiliki fasilitas yang dapat menunjang segala aktivitas perusahaan untuk kegiatan bisnisnya.

Tingkat persaingan yang terjadi pun sangat tinggi, Hotel-hotel bersaing untuk mendapatkan konsumen agar konsumen dapat menggunakan jasa Hotel mereka untuk menunjang aktifitas dalam menjalankan bisnisnya. Industri Hotel saat ini harus dapat memberikan paket-paket bisnis beserta fasilitas-fasilitas bisnis dan pelayanan yang baik untuk konsumen. Persaingan ini dapat kita lihat dari data jumlah hotel di kawasan Bandung tengah yang dilihat dari tingkat kualitas paket bisnis dari opini tamu terhadap harga yang diberikan. Dapat kita lihat di tabel 1.8 berikut ini.

TABEL 1.8

PENDAPAT PELANGGAN TENTANG PAKET BISNIS TERHADAP HARGA YANG DIBERIKAN

No. Harga Nama Hotel Tingkat Paket Meeting

1.

500.000 – 650.000 Golden flower hotel Murah dan sesuai dengan fasilitas yang di berikan 2.

650.000 – 750.000 Savoy Homan Agak mahal namun

fasilitas baik 3.

755.000- 950.000 Preanger Mahal dan fasilitas cukup

baik

5. 700.000- 800.000 Harris Mahal dan fasilitas kurang


(23)

8

Dari tabel 1.8 diketahui bahwa dilihat dari tingkat kualitas paket bisnis dan harga dari opini tamu terhadap harga yang diberikan Golden Flower Hotel menjadi peringkat teratas diantara hotel-hotel yang ada di daerah Bandung Tengah, ini dikarenakan harga yang dimiliki Golden Flower Hotel cukup murah dengan fasilitas yang menarik dibandikan dengan Hotel bintang empat lainnya. Menghadapi situasi persaingan saat ini, pihak Hotel selalu menjalankan strateginya agar bisnis Hotel yang dijalankan dapat mendapatkan untung. Agar mendapatkan tamu dari perusahaan multinasional Hotel tidak hanya menekan harga terus, tetapi berusaha membuat paket-paket MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exchibition), spa, entertainment atau paket wisata belanja pada akhir pekan untuk mendongkrak tingkat hunian kamar pada akhir pekan. Golden Flower sebagai Hotel bintang empat dapat melihat peluang itu dengan citra sebagai convention Hotel dan dengan semakin banyaknya wisatawan yang menggunakan Hotel untuk kegiatan bisnisnya.

Adanya persaingan antar Hotel bintang empat menjadi salah satu kendala bagi hotel Golden Flower. Salah satunya dapat terlihat dari semakin banyaknya Hotel bintang empat baru di industri perhotelan. Masing-masing Hotel berupaya untuk mempertahankan eksistensinya melalui berbagai keunggulan yang dimiliki agar dapat terus bertahan di tengah persaingan.

Penurunan TPK pada hotel bintang satu hingga bintang empat juga dirasakan oleh Golden Flower Hotel, dimana Golden Flower Hotel merupakan salah satu hotel bintang empat yang terdapat di Kota Bandung dibawah pimpinan group KAGUM. Golden Flower Hotel adalah salah satu hotel bintang empat di bawah pimpinan group KAGUM dan telah berdiri selama 3 tahun. Golden Flower Hotel memiliki lokasi yang strategis yang berada di pusat Kota Bandung. Produk yang di tawarkan hotel berupa penginapan (room), room meeting, room party, karaoke, club, dan restoran dengan harga yang dapat di jangkau oleh konsumen, disesuaikan dengan


(24)

9

produk yang digunakan konsumen. Dan selain itu Golden Flower Merupakan Hotel meeting yang sering digunakan oleh perusahaan di dalam dalam maupun luar kota Bandung. Hal ini dapat dilihat dari volume penjualan Golden Flower Hotel yang disajikan dalam tabel 1.9

TABEL 1.9

VOLUME PENJUALAN GOLDEN FLOWER HOTEL TAHUN 2012

NO DEPARTEMEN 2010 2011 2012

1 Room Rp. 17,133,765,521 Rp. 17,738,675,231 Rp. 18,204,482,563 2 F&B Rp. 690,345,000 Rp. 772,786,443 Rp. 892,120,000 3 Meeting Packages Rp. 22,432,534,443 Rp. 22,543,677,098 Rp. 21,204,482,563 4 Telephone &

Facimile

Rp. 3,432,786 Rp. 3,234,543 Rp. 2,330,487 5 Laundry Rp. 95,880,886 Rp. 84,568,112 Rp. 85,987,786 Total Rp. 40,355,958,636 Rp. 41,142,941,427 Rp. 40,389,403,399 Sumber:Golden Flower Hotel,2012

Realisasi persaingan hotel Bandung yang dihadapi Golden Flower Hotel sangat tinggi, dimana letak lokasi hotel bintang lima, empat, dan tiga berada pada lokasi yang berdekatan dengan Golden Flower Hotel, yaitu terletak di pusat kota Bandung seperti : Savoy Homan, Grand preanger, Grand Royal Panghegar, dan New Papandayan, hotel-hotel tersebut juga hotel yang sudah lama berdiri. Namun diluar daripada hal itu Golden Flower hotel mempunyai segmentasi pasarnya sendiri. Segmentasi market yaitu dominasi domestic market dan Corporate.

Dilihat dari segi kualitas jasa dan fasilitas yang ada, Hotel Golden Flower sudah memiliki image yang cukup baik di mata masyarakat, namun ditengah persaingan seperti sekarang ini perlu diadakan pemanfaatan produk lain selain hanya penjualan kamar untuk menghasilkan income bagi Golden Flower Hotel agar dapat terus bertahan.

Segmen Golden Flower hotel tahun 2011 rata-rata berasal dari tamu domestik yaitu 73% dari total tingkat hunian kamar dari 10% dari mancanegara yaitu Malaysia. Hal ini mendorong Golden Flower Hotel untuk lebih fokus kepada tamu domestik. Khususnya individual karena tamu individual mampu meningkatkan room rate tinggi terutama walk in khususnya pada periode


(25)

10

week end. Sebab pada periode week end, room rate hotel terendah superior akan mengalami tingkat hunian kamar yang tinggi, sebagaimana diketahui bahwa jumlah kamar superior Golden Flower Hotel terdapat 151 kamar sehingga dengan di huniannya kamar tersebut maka akan berpengaruh terhadap average room hotel. Tamu Golden Flower Hotel terdiri dari tamu bisnis (corporate), travel, dan individual. Berikut laporan persentase pemakaian meeting package sesuai dengan segmen tamu hotel 2010-2012.

TABEL 1.10

PERSENTASE PEMAKAIAN MEETING PACKAGES

SESUAI SEGMENTASI DI GOLDEN FLOWER HOTEL 2010-2012 Buisness type 2010 % 2011 % 2012 % Corporate 327 28% 428 31% 342 29% Travel Agent 323 20% 331 23% 231 17% Individual 317 13% 245 15% 223 14% Other 340 22% 321 19% 323 20%

Total 1307 83% 1325 88% 1119 79%

Sumber: DOS Sales&Marketing Golden Flower Hotel 2012

Berdasarkan table 1.10 di atas mengidentifikasikan bahwa keputusan pembelian meeting packages oleh tamu bisnis dinilai mengalami kenaikan pada tahun 2010 dan 2011, yaitu sebanyak 327 perusahaan yang menggunakan meeting package pada tahun 2010 lalu meningkat sekitar 11% di tahun 2011 yaitu menjadi 428 perusahaan. hal ini menunjukan semakin percayanya para pelaku bisnis untuk menggunakan Golden Flower hotel sebagai tempat untuk menyelenggarakan meeting bagi perusahaan mereka. Namun di tahun 2012 Golden Flower mengalami penurunan yang cukup drastis sebesar 12% yaitu sekitar 342 perusahaan yang mengunakan meeting package, yang diantaranya sekitar 94 perusahaan menggunakan half day meeting package, 112 perusahaan menggunakan full day meeting package, dan 136 perusahaan menggunakan full board meeting package.


(26)

11

Adanya persaingan antar Hotel bintang empat menjadi salah satu kendala bagi hotel Golden Flower. Salah satunya dapat terlihat dari semakin banyaknya Hotel bintang empat baru di industri perhotelan. Masing-masing Hotel berupaya untuk mempertahankan eksistensinya melalui berbagai keunggulan yang dimiliki agar dapat terus bertahan di tengah persaingan.

Jika di lihat dari segmentasi pasar Golden Flower hotel mendapatkan income terbesar dari bussines meeting. Business meeting Golden Flower Hotel melalui meeting packages merupakan salah satu augmented product andalan Golden Flower Hotel dalam menghasilkan income bagi Hotel serta mempertahanka eksistensinya di industri perhotelan melalui keputusan pembelian dari tamu.

Meeting packages Golden Flower Hotel Bandung memiliki berbagai variasi paket yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tamu khusunya tamu bisnis, yaitu residential dan non residential paket residential terdiri dari Halfday meeting dengan fasilitas 1x coffee break, 1x lunch/dinner, room, fullday meeting 2x coffee break, 1x lunch/dinner, room, fullboard meeting, 2x coffee break, 1x lunch, 1x dinner, room, untuk paket non residential mendapatkan fasilitas sama seperti fasilitas residential hanya saja tidak mendapatkan room. Meeting packages Golden Flower Hotel memiliki berbagai variasi tipe mulai dari rooms, meeting rooms, layout, menu, hingga fasilitas pendukung yang semuanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan tamu.

Meeting packages Golden Flower Hotel merupakan produk yang diunggulkan untuk menjaga occupancy dan volume penjualan melalui keputusan pembelian dari tamu, yang jika tidak berjalan dengan baik maka akan memberikan dampak yang buruk pada Golden Flower Hotel. Buchari Alma (2009:78) menegaskan, informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian sendiri diantaranya adalah informasi mengenai Augmented Product yang dapat


(27)

12

melengkapi dan memfasilitasi dari produk inti hotel itu sendiri yaitu penjualan kamar. The Strategic Planing Institute mempelajari dampak dari mutu produk yang relatif tinggi dan menemukan satu korelasi yang sangat positif antara mutu produk dan pendapatan.

Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat terlihat bahwa terdapat keterkaitan antara augmented product dan keputusan menggunakan meeting packages Golden Flower Hotel. Untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan-kegiatan tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan penelitian dengan harapan program meeting Golden Flower Hotel sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pihak perusahaan maupun tamu serta masyarakat pada umumnya.

Dengan mengetahui hal tersebut, maka Golden Flower Hotel akan lebih mudah dalam merumuskan strategi atau langkah yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan serta keadaan yang dihadapi. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian

tentang “PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM

UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES.” (Survey pada tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan responden mengenai augmented product menurut tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel


(28)

13

2. Bagaimana keputusan pembelian meeting packages oleh tamu bisnis di Golden Flower Hotel

3. Bagaimana pengaruh Augmented Product terhadap keputusan pembelian oleh tamu bisnis di Golden Flower Hotel

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan memperoleh hasil temuan tentang:

1. Bagaimana tanggapan responden mengenai augmented product menurut tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel

2. Bagaimana keputusan pembelian meeting packages oleh tamu bisnis di Golden Flower Hotel

3. Bagaimana pengaruh Augmented Product terhadap keputusan pembelian oleh tamu bisnis di Golden Flowser Hotel

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritiss

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran hospitality, khususnya mengenai product melalui augmented product yang terdiri dari fitur (feature), desain/gaya (styling), kemasan (packaging), merek (brand), dan


(29)

14

penyampaian jasa (service delivery) terhadap keputusan pembelian, serta dapat menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat khususnya di kota Bandung terutama mereka yang terlibat dalam arus perkembangan Golden Flower Hotel baik dalam upaya pengembangan program Augmented Product yang dilakukan sehingga dapat menarik sasaran pasar yang diminati dan dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan.


(30)

46

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran. Adapun objek Penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel X, dan variabel Y. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2008:58), ”Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari”. Menurut Uma Sekaran (2006:115) ”Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai”.

Menurut Sugiyono (2008:59), variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent (bebas) adalah augmented product (X) yang terdiri dari fitur (features), desain (styling), kemasan (packaging) merek (brand), dan penyampaian jasa (service delivery). Sedangkan menurut Uma Sekaran (2006:116), variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi, analisisi ini untuk menemukan jawaban atau solusi atau masalah. Variabel dependent (terikat) yaitu keputusan pembelian yang terdiri dari pembelian berdasarkan merek, pembelian berdasarkan waktu pembelian, pembelian berdasarkan distribusi, dan pembelian berdasarkan metode pembayaran. Unit analisis dari penelitian ini adalah tamu bisnis pembuat keputusan atau tamu bisnis yang sekaligus berperan sebagai panitia yang memutuskan menggunakan fasilitas meeting packages di Golden Flower Hotel.


(31)

47

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metodologi yang digunakan 3.2.1.1 Jenis Penelitian

Di dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explantory, dimana informasi dari sebagian populasi (sample responden) mengenai augmented product yang telah dijalankan oleh Golden Flower Hotel serta gambaran keputusan pembelian konsumen dikumpulkan langsung dari tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi atau sejumlah sampel yang telah ditentukan.

Metode explanatory survey menurut Sugiyono (2010:75) adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam dua variabel utama yaitu Variabel independen (bebas) adalah Augmented product yang terdiri dari fitur (features), desain (styling), kemasan (packaging) merek (brand), dan penyampaian jasa (service delivery). Sedangkan variabel dependent (terikat) yaitu keputusan pembelian yang meliputi pemilihan produk ,merek, dealer, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode penjualan.

Skala ukuran yang digunakan adalah ordinal. Skala ini merupakan potongan dari skala interval dan ordinal dimana pada dasarnya adalah skala ordinal diasumsikan memiliki karakteristik jarak yang diasumsikan sehingga peneliti dapat melakukan beberapa jenis analisis statistik yang tingkatannya lebih tinggi. Responden dapat memberi jawaban, pada rentang


(32)

48

jawaban yang positif sampai dengan yang negatif. Hal ini tergantung pada presepsi responden terhadap yang dinilai. Secara lebih rinci operasionalisasi variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Untuk menjabarkan variabel-variabel tersebut secara lebih oprasional, berikut ini ditampilkan jabaran-jabarannya dalam Tabel 3.1

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variable/S

ub variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No Item

1 2 3 4 5 6

Augmented Product (X)

Pada prinsipnya Augmnted product dapat dianalisis berdasarkan jumlah elemen seperti fitiur (features), desain/gaya (styling),kemasan (packaging), merek (brand), penyampaian jasa (service

delivery)

Fandy Tjiptono (2009:94) 1.Fitur (features)

Komponen-komponen sfesifik produk yang dapat ditambahkan atau dikurangi tanpa mengubah karakteristik esensial produk bersangkutan  Fasilitas  Variasi menu

 Tingkat kelengkapan fasilitas meeting room  Tingkat variasi fasilitas

penunjang

 Tingkat variasi menu

banquet packages Ordinal Ordinal Ordinal A 1.1 A 1.2 A 1.3 2.Desain/gaya styling. Penampilan unik yang ditampilkan pada prosuk  Dekorasi ruangan  Desain atau

gaya

 Suasana

 Tingkat kemenarikan dekorasi ruangan  Tingkat kemenarikan

desain/gaya yang ditampilkan  Tingkat kesesuaian

suasana ruangan Ordinal Ordinal Ordinal A 2.1 A 2.2 A 2.3


(33)

49

 Tingkat pengaruh keputusan pembelian berdasarkan brand meeting packages  Tingkat pengaruh

keputusan pembelian berdasarkan citra meeting packages Ordinal Ordinal B 1.2 B 1.3 2.Pembelian berdasarkan waktu. Konsumen telah mewujudkan keinginanya untuk membeli produk/jasa berdasrkan waktu  Pembelian berdasarkan waktu pembelian

 Tingkat kebutuhan pelaksanaan meeting pada saat weekday  Tingkat kebutuhan

meeting pada saat weekend

 Tingkat kebutuhan

Ordinal Ordinal B 2.1 B 2.2 Variable/Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No

item

1 2 3 4 5 6

3. kemasan (packaging).Cara mengintegrasikan Unsur-unsur  Variasi meeting packages  Harga  Fasilitas

Tingkat variasi meeting

packages

 Tingkat kesesuaian harga

 Tingkat variasi fasilitas meeting packages Ordinal Ordinal Ordinal A 3.1 A 3.2 A 3.3

4. Merek (Brand). Tanda berupa gambar, kata, nama, huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur yang cenderung sebagai basis utama diferensiasi produk.  Pengenalan dan penegetahuan tentang merek  Citra  Kesesuaian merek dengan citra

 Tingkat pengenalan dan pengetahuan tentang merek  Tingkat kesesuaian

citra meeting packages yang ditawarkan  Tingkat kesesuaian

merek dengan citra

Ordinal Ordinal Ordinal A 4.1 A 4.2 A 4.3

5. Penyampaian jasa

(service delivery). Sumber daya manusia yang berhubungan langsung dengan pelanggan.  Pelayanan  Informasi  Penampilan karyawan

 Tingkat kesesuaian pelayanan yang diberikan

 Tingkat kejelasan informasi yang diberikan

 Tingkat kemenarikan penapilan kariawan

Ordinal Ordinal Ordinal A 5.1 A 5.2 A 5.3 Keputusan Pembelian (Y)

Upaya dalam menciptakan keputusan pembelian dibentuk oleh beberapa komponen yaitu pembelian berdasarkan merek, pembelian berdasarkan waktu pembelian, pembelian berdasrkan disatribusi, pembelian berdasrkan metode pembayaran. (Ali Hasan, 2010:140)

1.pembelian berdasarkan merek (brand). Konsumen telah mewujudkan keinginanya untuk membeli produk berdasarkan merek  Pembelian berdasarkan merek

 Tingkat pengaruh keputusan pembelian berdasarkan tingkat pengenalan dan pengetahuan meeting packages


(34)

50

pembelian meeting pada saat

liburan

 Tingkat kebutuhan

meeting berdasarkan keperluan bisnis Ordinal B 2.3 B 2.4 3. Pembelian berdasrkan metode pembayaran. Konsumen telah mewujudkan keinginannya untuk membeli produk/jasa berdasarkan metode pembayaran  Pembelian berdasarkan metode pembayaran

 Tingkat pengaruh keputusan pembelian melalui pembayaran secara tunai

 Tingkat pengaruh keputusan pembelian berdasrkan

pembayaran melalui kartu debit, kartu kredit, atau sistem pembayaran lainnya. Ordinal Ordinal B 3.1 B 3.2 4. Pembelian berdasarkan cara distribusi. Konsumen telah mewujudkan keinginannyauntuk membeli produk/jasa berdasrkan cara distribusi  Pembelian berdasarkan saluran distribusi

 Tingkat pengaruh keputusan pembelian berdasarkan lokasi  Tingkat pengaruh

keputusan pembelian berdasarkan pembelian secara langsung  Tingkat pengaruh

pembelian berdasarkan travel agent Ordinal Ordinal Ordinal B 4.1 B 4.2 B 4.3

Sumber : Dimodifikasi dari berbagai literatur

3.2.3 Sumber dan Cara Penentuan Data

Riduwan (2004:106) mengemukakan bahwa data adalah “bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi, atau keterangan, baik kualitatif atau kuantitatif yang menunjukan fakta”.

Menurut Agus Salim (2008:65). Data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder . 1. Data primer adalah data-data yang diperoleh secara langsung dalam kegiatan

penelitian lapangan. Data primer dapat berbentuk isian kuesioner atau langsung dari responden berdasarkan masalah yang sedang dikaji.


(35)

51

2. Data sekunder adalah data-data yang diperoleh secara tidak langsung dalam kegiatan penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari sensus, laporan data, dan statistik yang berasal dari penelitian yang telah dilakuakan sebelumnya.

Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalama penelitian ini maka peneliti menuliskannya dalam tabel 3.2 berikut ini:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA NO

JENIS DATA JENIS

DATA

SUMBER DATA 1. Profil perusahan,

struktur organisasi

Sekunder Golden Flower Hotel 2. Operasi kegiatan

perusahaan

sekunder Golden Flower Hotel 3. Karakteristik responden primer konsumen 4. Tanggapan konsumen

terhadap meeting packages

primer konsumen

5. Tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian yang dilakukan konsumen

Primer konsumen

Sumber : data primer, diolah kembali

3.2.4. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1`Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Di dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono, (2008:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang


(36)

52

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Uma Sekaran

(2006:122) menyatakan “Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi di mana sampel diambil”.

Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga benda-benda alam. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada objek atau subjek itu. Sehingga populasi terbagi dua, yaitu populasi dalam arti jumlah dan populasi dalam arti karakteristik. Seorang peneliti harus menentukan jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut secara jelas dengan populasi sasaran (target population). Berdasarkan pengertian di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh instansi yang menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel selama satu tahun yaitu sebanyak 342 instansi negri dan swasta.

3.2.4.2 Sampel

Dalam suatu penelitian, pada umumnya tidak semua populasi diteliti. Hal hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor karena keterbatasan baik dari segi waktu, biaya ataupun tenaga dari peneliti sendiri. Oleh karena itu, penelitian dilakukan kepada sebagian dari populasi yang disebut sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2006:90), sampel adalah “bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Indriantoro dan

Supomo (2002:115) sampel adalah elemen-elemen populasi.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian sampel yang dikemukakan diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian yaitu sebagian tamu bisnis Golden Flower Hotel pada periode tertentu.


(37)

53

Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang telah ditetapkan, dapat digunakan pendapat Husein Umar (2000) sebagai berikut:

N n = 1 + Ne2 Dimana: n=Sampel N=Populasi

e=tingkat kesalahan yang ditolerir

Berdasarkan rumus tersebut diatas, maka dapat dihitung besarnya sampel adalah sebagai berikut:

342 n =

1+342 X 0.12

n = 77,37 dibulatkan menjadi 100

Berdasarkan pada hasil tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Sugiyono (2010:62) mengumumkan bahwa “teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling dan nonprobability sampling (Ulber Silalahi, 2009:257). Probability sampling meliputi sampel acak sederhana (simple random sampling), sampling sistematik


(38)

54

(systematic sampling). Sampling di stratifikasi (stratified sampling), dan sampling bergugus (classier sampling), nonprobability sampling meliputi convenience sampling, judgement sampling, quota smpling, snowball sampling, dan sensus.

Dalam penelitian ini, tamu yang akan dijadikan sampel bersifat homogen dan tersebar diseluruh populasi. Untuk mendapatkan sampel yang representative, maka harus diusahakan subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi unsur sampel, sehingga digunakan sampling sistematis yaitu pengambilan sampel secara acak tetapi sistematis dengan menggunakan interval yang telah ditetapkan.

Metode sampling sistematik menurut Malhotra (2008:377) setiap anggota populasi diberikan nomer urut, anggota sampel dipilih acak dengan menggunakan prinsip proporsional. Proposional ditentukan berdasarkan perhitungan perbandingan jumlah populasi dominan jumlah sampel yang diinginkan.

Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Identifikasi keseluruhan anggota populasi.

2. Daftar dan berikan nomer urut setiap anggota populasi. 3. Tentukan besarnya jumlah sampel yang diinginkan.

4. Tentukan proporsional sistematis dengan menghitung perbandingan jumlah populasi dengan jumlah sampel yang diinginkan.

5. Mengacak anggota populasi.

6. Menentukan urut pertama secara random yang akan dijadikan sebagai nomer awalan pada urutan populasi untuk dimulainya pemilihan sampel.

7. Dari nomer awal yang telah ditentukan tersebut. Setiap K (proporsional sistematika) langkah terpilih sebagai sampel.


(39)

55

8. Mengulang terus menerus hingga akhirnya dapat dipilih semua anggota sampel yang berasal dari rombongan segmen yaitu kepala departemen sebagai pengambilan keputusan menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel.

3.2.4.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008:224) Teknik pengumpulan data merupakan “langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah menndapatkan data”. Secara umum terdapat beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner, serta studi literatur. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah:

1. Kuesioner atau angket, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Dalam penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai daftar primer. Angket yang digunakan dan disebarkan pada responden merupakan angket yang disusun dengan memberikan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Dengan menggunakan angket tertutup sebagai teknik pengumpulan data akan mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data dari seluruh angket sehingga dapat menghemat waktu.

2. Studi kepustakaan yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan juga gambaran umum mengenai produk yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti.

3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian dan data yang diperlukan dalam penelitian, yang diteliti adalah ada atau tidaknya pengaruh program


(40)

56

augmented product Golden Flower Hotel terhadap keputusan pembelian serta untuk memperoleh informasi lain yang belum dapat diperkirakan sebelumnya.

4. Wawancara

Teknik komunikasi langsung dengan pihak Golden Flower Hotel ini di lakukan dengan pihak pimpinan HRD, Accounting, Sales & Marketing, dan FO Departement

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang selanjutnya diterangkan pada tabel 3.3

TABEL 3.3

TEKNIK PENGAMBILAN DATA

No Jenis Data Sumber Data

1 Wawancara Pihak pimpinan F&B, Accounting, Marketing, Reservation dan research development Golden Flower Hotel

2 Observasi Aktifitas meeting packages dan keputusan menggunakan meeting packages

3 Angket /kuesioner Tamu bisnis yang memutuskan menggunakan fasilitas meeting packages di Golden Flower Hotel

4 Studi literatur Augmented product dan keputusan pembelian Sumber :Data primer,diolah kembali

3.2Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang


(41)

57

baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.

Penelitian ini menggunakan data ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive interval (MSI). Pengujian validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for windows.

3.3.1 Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto (2002) Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas (Umar, 2002: 110) adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu yang konsep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.


(42)

58

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya seperti berikut :

Arikunto (2006: 146)

dimana : rxy = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Keterangan :

rxy = koefisien validasi item yang di cari

n = banyaknya responden

X = Skor yang diperoleh subyek dalam setiap item Y = Skor total yang diperoleh subyek dari seluruh item ∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y

= Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadrat dalam distribusi X

∑ 2

=Jumlah kuadrat dalam distribusi Y

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2006: 245) adalah sebagai berikut :

TABEL 3.4

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi Sumber : Arikunto (2006: 245)

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( (            n n n rxy


(43)

59

Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:

t = r

2 1 2 r n

; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut:

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 for windows diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti.

Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan penelitan TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS ITEM PERTANYAAN

NO Item Pertannyaan T hitung T tabel keterangan

Augmented Product

Fitur (features)

1 Fasilitas meeting room yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,875 0,306 Valid

2 Keragaman menu banquet packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,816 0,306 Valid

3 Fasilitas penunjang yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,812 0,306 Valid

Desain (Styling)

1 Dekorasi interior meeting room yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,722 0,306 Valid

2 Desain atau gaya yang ditampilkan meeting rooms Golden Flower Hotel

0,709 0,306 Valid

3 Suasana yang ada di meeting room Golden Flower Hotel

0,774 0,306 Valid

Kemasan (packaging)

1 Variasi meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,770 0,306 Valid


(44)

60

Golden Flower Hotel

3 Fasilitas meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,713 0,306 Valid

Merek (brand)

1 Tingkat pengenalan dan pengetahuan tentang meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,810 0,306 Valid

2 Citra meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,814 0,306 Valid

3 Kesesuaian merek Golden Flower Hotel dengan citra meeting packages

0,782 0,306 Valid

Penyampain Jasa (Service Delivery)

1 Pelayanan yang diberikan oleh karyawan Golden Flower Hotel

0,805 0,306 Valid

2 Informasi yang diberikan oleh karyawan Golden Flower Hotel

0,875 0,306 Valid

3 Penampilan karyawan Golden Flower Hotel dalam berbusana

0,923 0,306 Valid

Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian Berdasarkan Brand/image 1 Tingkat pengenalan dan pengetahuan

tentang meeting packages yang ditawarkan

0,637 0,306 Valid

2 Brand meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,497 0,306 Valid

3 Citra meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,831 0,306 Valid

Keputusan pembelian berdasarkan waktu 4 Pembelian berdasarkan kebutuhan pelaksanaan

meeting pada saat weekday 0,547 0,306 Valid

5 Pebelian berdasrkan kebutuhan pelaksanaan

meeting pada saat weekend 0,705 0,306 Valid

6 Pembelian berdasarkan kebutuhan pelaksannaan

meeting pada saat hari libur

0,577 0,306 Valid

7 Pembelian berdasarkan kebutuhan bisnis 0,346 0,306 Valid Keputusan pembelian berdasrkan saluran distribusi

8 Pembelian berdasarkan karena lokasi hotel Golden Flower sangat strategis

0,814 0,306 Valid

9 Pembelian secara langsung 0,619 0,306 Valid

10 Pembelian melalui travel agent 0,337 0,306 Valid

Keputusan pembelian berdasarkan metode pembayaran 11 Metode pembayaran secara tunai yang

ditawarkan Golden Flower Hotel

0,802 0,306 Valid

12 Metode pembayaran melalui debit, kartu kredit, atau system lainnya yang

ditawarkan Golden Flower Hotel

0,816 0,306 Valid


(45)

61

3.3.2 Pengujian Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel menurut Suharsimi arikunto (2002) artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Pada penelitian ini reliabilitas di cari dengan menggunakan rumus alpha atau Cronbach’s alpha (α) dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

Rumus alpha atau Cronbach’s alpha (α) sebagai berikut :              

2

2 11 1 1 t b k k r

) (

(Husein Umar, 2002:125 dan Suharsimi Arikunto, 2002:171) dimana : r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2 t

 = varians total

2

b


(46)

62

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir yang kemudian dijumlahkan (

2

) sebagai berikut :

 

n

n x x

σ

2 2

2 

  

(Husein Umar, 2002:127) dimana :

n = jumlah sampel σ = nilai varian

x = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika koefisien internal seluruh item r hitung ≥ r tabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item

pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisien internal seluruh item r hitung < r tabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item

pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel Perhitungan

validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 16 for windows.

Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 16 for window. Adapun langkah-langkah menggunakan SPSS 16 for window sebagai berikut:

1) Memasukkan data variabel X, dan variabel Y setiap item jawaban responden atas nomor item pada data view.


(47)

63

2) Klik variabel view, lalu isi kolom name dengan variabel-variabel penelitian (misalnya X, Y) width, decimal, label (isi dengan nama-nama atas variabel penelitian), colom, align, (left, center, right, justify) dan isi juga kolom measure (skala: ordinal).

3) Kembali ke data view, lalu klik analyze pada toolbar pilih Reliability Analize 4) Pindahkan variabel yang akan diuji atau klik Alpha, OK.

5) Akan dihasilkan output, apakah data tersebut valid serta reliabel atau tidak dengan membandingkan data hitung dengan data tabel.

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel rhitung

(Alpha) rtabel Keterangan 1 Augmented Product 0,702 0,700 Reliabel 2 Keputusan pembelian 0,873 0,700 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Jika koefisien internal seluruh item rhitung ≥ rtabel maka item pertanyaan dikatakan

reliabel, maka variabel yang diuji keduanya cukup reliabel.

3.4 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1. Rancangan Teknik Analisis

Analisis deskriftif digunakan untuk melihat factor penyebab dalam penelitian ini analisis deskiftif yang digunakan antara lain:

1. Analisis deskriftif tentang augmented product yang terdiri dari fitur (features), desain/gaya (styling), kemasan (packaging), merek (brand), dan penyampaian jasa(service delivery) pada Golden Flower hotel


(48)

64

terdiri dari keputusan pembelian berdasarkan merek pembelian berdasarkan waktu pembelian, pembelian berdasarkan distribusi, dan pembelian berdasarkan metode pembelian.

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Tujuan menggunakan regresi berganda untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen X yaitu Augmented Product X1, fitur (features), X2 desain/gaya (styling) dan X3 kemasan (packaging), X4 merek (brand), X5 penyampaian jasa (service delivery) terhadap variabel dependent Y yaitu keputusan pembelian.

Penelitian ini, menggunakan data ordinal karena variabelnya bersifat saling mempengaruhi. Hasil analisis regresi berganda adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel independen beserta dimensi turunan. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi variabel dependen dengan suatu persamaan. Selanjutnya dalam analisis regresi berganda selain mengukur pengaruh hubungan antara dua variabel atau lebih beserta dimensi dari variabel X, juga menunjukkan arah hubungan anatara variabel independent dan dimensi variabel independen dengan variabel dependen.

Variabel dependen diasumsikan random, yang mempunyai distribusi probabilistik Sedangkan variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang).

Persamaan regresi berganda dirumuskan:

Y= a + bix1 + bix2 +bix3+bix4+bix5 (Sugiyono2008:227) Keterangan:


(49)

65

a = Harga Y, jika X=0

b = Angka arah koefisien regresi

X1, X2, X3,X4,X5 = Variabel penyebab (X1= features), (X2= styling), (X3= packaging), (X4= brand), (X5= service delivery)

Menurut Sugiyono (2008:277) “Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda bertujuan untuk dapat menganalisis bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktator dimanipulasi (naik turunnya nilainya)”.

Analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua atau lebih. Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

X 1.1

Y X 1.3

X 1.2

X 1.4


(50)

66

Keterangan :

X 1.1 = fitur (features) X 1.2 = desain/gaya (styling) X 1.3 = kemasan (packaging) X 1.4 = merek (brand)

X 1.5 = penyampaian jasa (service delivery) Pengujian hipotesis utama:

1. Ho : bi = 0 Tidak terdapat pengaruh fitur (features)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh fitur (features)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Jika t hitung > t tabel, Maka Ho ditolak dan Hi diterima.

2. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh desain/gaya

(styling) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh desain/gaya (styling)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Jika t hitung > t tabel, Maka Ho ditolak dan Hi diterima.

3. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh kemasan

(packaging) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh kemasan (packaging)

terhadap keputusan pemebelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Jika t hitung > t tabel, Maka Ho ditolak dan Hi diterima.

4. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh merek (brand)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh merek (brand)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.


(51)

67

5. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh penyampaian

jasa (service delivery) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh penyampain jasa

(service delivery) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.


(52)

114

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan regresi berganda baik secara deskriptif dan verikatif antara analisis keputusan pembelian melalui Augmented Product di Golden Flower Hotel dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Augmented Product di Golden Flower Hotel terdiri dari fitur (features), gaya/desain (styling), kemasan (packaging), merek (brand), penyampaian jasa (service delivery). Secara umum tamu hotel pengguna meeting packages memiliki penilaian baik terhadap augmented product. Augmented Product yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian adalah dimensi desain/gaya (styling).

2. Tanggapan penilaian tamu terhadap keputusan pembelian di Golden Flower Hotel yang meliputi keputusan pembelian terhadap brand, waktu pembelian, saluran distribusi, dan metode pembayaran. Secara rata-rata memiliki penilaian baik, namun penilaian tertinggi terdapata pada keputusan pembelian berdasarkan waktu pembelian.

3. Augmented product memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa augmented product yang dilakuakan oleh Golden Flower Hotel melalui fitur (features), desain/gaya (styling), kemasan (packaging), merek (brand), dan penyampaian jasa (service delivery) mampu mempengaruhi keputusan pembelian tamu hotel pengguna meeting packages.


(53)

115

5.1 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Augmented Product terbukti mampu mempengaruhi keputusan pembelian di Golden Flower Hotel, akan tetapi ada beberapa unsur didalamnya yang perlu untuk lebih diperhatikan, seperti pada kemasan (packaging) yang diaplikasikan pada kemasan (packaging) meeting package yang berupa unsur-unsur berwujud ataupun tak berwujud misalkan dengan menambah fasilitas di ruangan meeting dengan jaringan wifi atau mesin foto copy pribadi di masing-masing ruangan agar mempermudah para tamu untuk melakukan kegiatan bisnisnya.

2. Rekomendasi dari peneliti berkaitan dengan keputusan pembelian di Golden Flower Hotel yaitu dengan terus mengembangkan program-program tertentu yang menjadi daya tarik bagi tamu dimana salah satunya melaui augmented product yang secara umum dapat memberikan kemudahan dan keuntungan bagi tamu seperti penambahaan metode pembayaran secara online, sehingga pada akhirnya tamu lebih tertarik melakukan keputusan pembelian di Golden Flower Hotel.

3. Saran penulis untuk meningkatkan dan mempertahanka volume penjualan melalui keputusan pembelian Golden Flower Hotel adalah dengan meningkatakan Augmented Product salah satunya melalui peningkatan kinerja kariawan. Pengaplikasianya yang pada saat ini sudah mengikuti SOP perusahaan.

4. Sebagai bahan rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya di Golden Flower Hotel peneliti dapat mengangkat masalah tentang dimensi product lainya yang berhubungan


(54)

116

dengan meeting packages ataupun tingkat keputusan pembelian kamar yang dapat mempengaruhi pendapatan di Golden Flower Hotel.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Asep Hermawan. 2008. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT Grasindo Ali Hasan. 2009. Marketing. Jakarta: PT Buku Kita.

Buchari Alma, 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dadi Adriana. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi.

. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Harun Al-Rasyid. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama Sosiologi Antropologi Program Pasca Sarjana Unpad.

Husain Umar. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. dan Gary Amstrong. 2008. Principles of Marketing. USA: Prentice Hall.

, John T. Bowen & James C. Maken. 2006. Marketing for Hospitality and Tourism. Person Prentice Hall.

dan Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management: Thirteen Edition, New Jersey: Prentice hall.

Malhotra, Naresh, K. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Indeks.

Oka A. Yoeti. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung: Angkasa.

. 2006. Pariwisata Buday: Masalah dan Solusinya. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Rambat Lupiyodi dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran jasa. Jakarta: Salemba Empat. Richardson, I John & Martin Fluker. 2004. Understanding and Managing Tourism. Australia:

Pearson Education Australia.

Riduwan dan Akdon Shiffman. 2006. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.


(1)

5. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh penyampaian jasa (service delivery) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh penyampain jasa

(service delivery) terhadap keputusan

pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.


(2)

114

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan regresi berganda baik secara deskriptif dan verikatif antara analisis keputusan pembelian melalui Augmented

Product di Golden Flower Hotel dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Augmented Product di Golden Flower Hotel terdiri dari fitur (features), gaya/desain (styling),

kemasan (packaging), merek (brand), penyampaian jasa (service delivery). Secara umum tamu hotel pengguna meeting packages memiliki penilaian baik terhadap augmented product.

Augmented Product yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

adalah dimensi desain/gaya (styling).

2. Tanggapan penilaian tamu terhadap keputusan pembelian di Golden Flower Hotel yang meliputi keputusan pembelian terhadap brand, waktu pembelian, saluran distribusi, dan metode pembayaran. Secara rata-rata memiliki penilaian baik, namun penilaian tertinggi terdapata pada keputusan pembelian berdasarkan waktu pembelian.

3. Augmented product memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini

menunjukan bahwa augmented product yang dilakuakan oleh Golden Flower Hotel melalui fitur (features), desain/gaya (styling), kemasan (packaging), merek (brand), dan penyampaian jasa (service delivery) mampu mempengaruhi keputusan pembelian tamu hotel pengguna meeting packages.


(3)

5.1 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Augmented Product terbukti mampu mempengaruhi keputusan pembelian di Golden

Flower Hotel, akan tetapi ada beberapa unsur didalamnya yang perlu untuk lebih diperhatikan, seperti pada kemasan (packaging) yang diaplikasikan pada kemasan

(packaging) meeting package yang berupa unsur-unsur berwujud ataupun tak berwujud

misalkan dengan menambah fasilitas di ruangan meeting dengan jaringan wifi atau mesin foto copy pribadi di masing-masing ruangan agar mempermudah para tamu untuk melakukan kegiatan bisnisnya.

2. Rekomendasi dari peneliti berkaitan dengan keputusan pembelian di Golden Flower Hotel yaitu dengan terus mengembangkan program-program tertentu yang menjadi daya tarik bagi tamu dimana salah satunya melaui augmented product yang secara umum dapat memberikan kemudahan dan keuntungan bagi tamu seperti penambahaan metode pembayaran secara online, sehingga pada akhirnya tamu lebih tertarik melakukan keputusan pembelian di Golden Flower Hotel.

3. Saran penulis untuk meningkatkan dan mempertahanka volume penjualan melalui keputusan pembelian Golden Flower Hotel adalah dengan meningkatakan Augmented

Product salah satunya melalui peningkatan kinerja kariawan. Pengaplikasianya yang pada


(4)

116

dengan meeting packages ataupun tingkat keputusan pembelian kamar yang dapat mempengaruhi pendapatan di Golden Flower Hotel.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Asep Hermawan. 2008. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT Grasindo Ali Hasan. 2009. Marketing. Jakarta: PT Buku Kita.

Buchari Alma, 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dadi Adriana. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi.

. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Harun Al-Rasyid. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama Sosiologi Antropologi Program Pasca Sarjana Unpad.

Husain Umar. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. dan Gary Amstrong. 2008. Principles of Marketing. USA: Prentice Hall.

, John T. Bowen & James C. Maken. 2006. Marketing for Hospitality and

Tourism. Person Prentice Hall.

dan Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management: Thirteen Edition, New Jersey: Prentice hall.

Malhotra, Naresh, K. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Indeks.

Oka A. Yoeti. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung: Angkasa.

. 2006. Pariwisata Buday: Masalah dan Solusinya. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Rambat Lupiyodi dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran jasa. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

Rusli Cahyadi & Jajang Gunawijaya. 2009. Pariwisata Pusaka: Masa Depan Bagi Kita, Alam

dan Warisan Budaya Bersama. Jakarta: UNESCO Office.

Schiffman, Kanuk & Leslie Lazar Kanuk. 2000. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks.

Shimp, Terence A. 2003. Perikalanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran

Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Singgih Santoso. 2005. Menguasai Statistik Di Era Informasi dengan SPSS 12. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Smith, Cherie Kim. 2001. Tourism Product Development: A Case Study of Wildfield Viewing In

The Squamish Valley: Thesis.

Suharsismi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Wahid Sulaiman. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS: Contoh Kasus dan

Pemecahannya. Yogyakarta: Andi.

Weaver, David & Laura Lawton. 2006. Tourism Management: Third Edition. Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd.

Zethamel, Velarie & Mary Jo Bitner. 2006. Service Marketing 2nd edition: Integrating Customer

Focus. New York: Mc Graw Hill Inc Jurnal

Amy Wong & Lianxi Zhow dalam jurnal Consumer Motivations for Consumption of Foregin

Product (2005:9) Situs www.bps.go.id www.goldenflowerhotel.com www.UNWTO.org www.Disbudpar.com Majalah