PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas IV SD Negeri Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung.

(1)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas IV SD Negeri Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Erna Nurhasanah

1008187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Lembar Hak Cipta

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh Erna Nurhasanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Erna Nurhasanah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa


(4)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKTAKAN HASIL BELAJAR SISWA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANCABOLANG 03

KECAMATAN RANCASARI KOTAMADYA BANDUNG) Erna Nurhasanah

1008187

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil kegiatan dan pengamatan langsung di kelas IV SDN Rancabolang yang menunjukkan bahwa pembelajaran IPA umumnya disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah, pembelajaran lebih berpusat kepada guru, akibatnya pemahaman konsep menjadi lemah, siswa kurang bersemangat, malas dan jenuh dalam mempelajarinya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui bagaimanakah penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA pokok bahasan mendeskripsikan struktur bunga dan fungsinya?. 2. Apakah pendekatan kontekstual bisa meningkatkan hasil belajar siswa ? metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang dilakukan dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dengan menggunakan tujuh tahap pendekatan CTL yaitu kontruktivisme (contructivism), bertanya (quitioning), pemodelan (modelling), menemukan (inquiry) , masyarakat belajar (learning community), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Subjek penelitian diambil sebanyak 34 siswa, instrument yang digunakan adalah berupa tes, lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara. Hasil pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ternyata selain meningkatkan hasil belajar juga menunjukkan perkembangan sikap siswa yaitu terbuka, objektif, disiplin, kerja sama dan bertanggung jawab yang merupakan ciri-ciri ilmiah yang memang harus ditumbuhkan ketika pembelajaran IPA, juga siswa mempunyai kebebasan untuk menggali, mengkontruksi, dan mengembangkan pengetahuannya sebagai ciri pendekatan kontekstual, sehingga harapan kita sebagai pendidik memiliki siswa yang dapat berfikir logis, kritis dan kreatif dapat terwujud. Kesimpulannya penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pokok bahasan mendeskripsikan struktur bunga dan fungsinya di kelas IV dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat pada proses pembelajaran dan nilai siswa mengalami peningkatan yang cukup baik dalam setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata siswa mecapai 61,76 dengan ketuntantasan belajar 62% dan pada siklus II mencapai 81,17 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.Saran penulis, mengingat penerapan pendekatan kontekstual banyak kelebihannya maka hendaknya dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa di kelas/di sekolah.


(5)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

APPLICATION CONTEXTUAL APPROACH TO LEARNING IPA TO IMPROVE STUDENTS LEARNING OUTCOMES (ACTION RESEARCH

GRADE 4 PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL RANCABOLANG 03 DISTRICT RANCASARI BANDUNG CITY)

Erna Nurhasanah 1008187

This research in the background by result action and direct observation in class IV SDN Rancabolang 03 which shows that the learning IPA generally presented verbally through lectures, learning more centered to teacher, consequently understanding the concept faint, students are less excited, lazy and bored in the study. Based on the above problems, then this research aims to , 1. Know how the application of contextual approach to learning IPA subject describe flower structure and function ? 2. Whether the contextual approach can improve students learning outcomes? This research method is “Penelitian Tindakan Kelas (Research Action in the Class), performed in 2 cycles, each cycle consisting of four events that is : Planning, Implementation of the action, Observation, and Reflection. Using a stage approach CTL that is Contructivism, Quitioning, Modelling, Inquiry, Learning Communication, Reflection, and Authentic Assesment. Research subject taken as many as 34 students, intrument used is a test, observation, sheet, field notes and interviews. Learning result with contextual approach turns out in addition to improve learning outcomes also shows the development of students attitudes that is open, objective, discipline, cooperative, and be responsible which is a characteristic feature of science that had to be show when learning IPA, students also have the freedom dig, construct, and develop knowledge of the characteristic of a contextual approach, so the expetations we as educators have students who can think logically, and creative can be realized. Conclusio application IPA contextual approach in teaching the subject of interest structure and function describe in grade 4 can anchance student learning, this is seen in the process of learning and in creased students scores well enough in each cycles. In cycle 1 avarage 61.76 students achieve mastery learning by 25% and reached 81.17 on 2 cycle to reach 100% mastery learning. Authors suggestion considering application of many advantage the contextual approach should be used to improve learning outcomes and students creativity in the classroom or in the school.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR……….ii

DAFTAR ISI………..iv

DAFTAR GAMBAR……….vii

DAFTAR TABEL……….viii

DAFTAR LAMPIRAN………...ix

BAB I PENDAHULUAN A. ... L atar belakang masalah………1

B. ... R umusan masalah……….4

C. Tujuan penelitian………..4

D. Manfaat hasil penelitian………...5

E. Hipotensi Tindakan………..6

F. Definisi operasional………..6

BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA A. Landasan teori………..7

1. Hakikat Belajar………...7

2. Hakikat Hasil Belajar……….8

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar………10

4. Ruang Lingkup IPA……….12

B. Pendekatan Kontekstual……….12 ……….


(7)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Komponen-komponen Pendekatan Kontekstual………..15

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual………...21

4. Karakterisitik Pendekatan Kontekstual………22

5. Keunggulan dan kelemahan Pendekatan Kontekstual di Sekolah Dasar ………..23

6. Implementasi Pendekatan Kontekstual di Sekolah Dasar………25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian………...36

B. Setting Penelitian………41

C. Subjek Penelitian………42

D. Waktu Penelitian………42

E. Desain Penelitian………43

F. Prosedur Penelitian……….44

G. Instrument penelitian………..50

H. Teknik Pengumpulan Data……… 51

I. Analisis Data………..52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang Kondisi Sekolah………..55

B. Hasil Penelitian Tentang Tindakan Kelas………..60

Siklus I………...60

1. Perencanaan Pembelajaran………...60

2. Pelaksanaan Pembelajaran………...63

3. Observer Pembelajaran………65

4. Hasil Belajar……….66

5. Refleksi……….68

Siklus II………..69

1. Perencanaan Pembelajaran………...69

2. Pelaksanaan Tindakan………..73

3. Observer Pembelajaran………74


(8)

5. Refleksi……….77 C. Pembahasan Penelitian………...77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….85 B. Saran………...87

DAFTAR PUSTAKA………88 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagian-bagian bunga………..………..28

2.2 Contoh-contoh bunga sempurna………...32

2.3 Contoh-contoh bunga tidak sempurna………..34

3.1 Diagram Alur PTK………...41

3.2 Peta SDN Rancabolang 03………...42

3.3 Desain Penelitian………..43


(10)

DAFTAR TABEL

3.1 Waktu Penelitian………...42

3.2 Rumus Menghitung nilai Siswa………...52

3.3 Rumus menghitung rata-rata nilai siswa………..52

3.4 Penetapan KKM setiap Indikator pada materi hubungan antar bunga dengan Fungsinya………..53

3.5 Rumus menghitung Indeks Presentasi Kelompok(IPK)………...53

4.1 Kedudukan SDN Rancabolang……….57

4.2 Keadaan Personal Sekolah SDN Racabolang 03……….57

4.3 Jumlah Data siswa dan Rombel………...59

4.4 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I………61

4.5 Hasil Postest siklus I………66

4.6 Hasil Perolehan skor Kinerja Kelompok Siswa………..68

4.7 Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I………70

4.8 Hasil Postest siklus I………75

4.9 Hasil Perolehan skor Kinerja Kelompok Siswa………..75

4.10 Hasil Belajar siswa setelah Tindakan Pembelajaran………..79

4.12. Pencapaian Aspek Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran……….80


(11)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Instrumen Penelitian

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis CTL Siklus I A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis CTL Siklus II A.3 Lembar Kerja Siswa Siklus I

A.4 Lembar Kerja Siswa Siklus II A.5 Lembar Evaluasi Siklus I A.6 Lembar Evaluasi Siklus II

A.7 Lembar Observasi PTK Aktivitas Guru Siklus I A.8 Lembar Observasi PTK Aktivitas Guru Siklus II A.9 Pedoman Observasi RPP Siklus I

A.10 Pedoman Observasi RPP Siklus II

A.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Berbasis CTL Siklus I A.12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Berbasis CTL Siklus II A.11 Pedoman Catatan Lapangan Siklus I

A.12 Pedoman Catatan Lapangan Siklus II

A.13 Lembar Wawancara Dengan Observer Siklus I A.14 Lembar Wawancara Dengan Observer Siklus II A.15 Pedoman Wawancara Dengan Siswa Siklus I A.16 Pedoman Wawancara Dengan Siswa Siklus II A.17 Quisioner


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran B. Data dan Sample Hasil Penelitian B.1 Lembar Kerja Siswa Siklus I

B.2 Lembar Kerja Siswa Siklus II B.3 Lembar Evaluasi Siklus I B.4 Lembar Evaluasi Siklus II

B.5 Lembar Observasi PTK Aktivitas Guru Siklus I B.6 Lembar Observasi PTK Aktivitas Guru Siklus II B.7 Pedoman Observasi RPP Siklus I

B.8 Pedoman Observasi RPP Siklus II

B.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Berbasis CTL Siklus I B.10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Berbasis CTL Siklus II B.11 Pedoman Catatan Lapangan Siklus I

B.12 Pedoman Catatan Lapangan Siklus II

B.13 Lembar Wawancara Dengan Observer Siklus I B.14 Lembar Wawancara Dengan Observer Siklus II B.15 Pedoman Wawancara Dengan Siswa Siklus I B.16 Pedoman Wawancara Dengan Siswa Siklus II B.17 Quisioner


(13)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran C. Hasil Penelitian

C.1 Nilai Ketuntasan Siswa setelah mengikuti Postest I C.2 Nilai Ketuntasan Siswa setelah mengikuti Postest I Lampiran D. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang pendidikan Nasional NO. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (2005 : 65-66).

Upaya pembaharuan pendidikan sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-undang sistem Pendidikan kearah pendidikan berbasis kompetensi. Di dalam pembelajaran berbasis kompetensi tersebut tersirat nilai-nilai pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya, sebagai pribadi yang integral, produktif, kreatif, dan memiliki sikap kepemimpinan yang berwawasan keilmuan sebagai warga Negara yang bertanggung jawab. Indikator ini akan terwujud apablia diiringi dengan upaya peningkatan mutu dan relefansi sumber daya manusia(SDM) melalui proses pada berbagai jenjang pendidikan.

Semua guru atau siswa selalu mengharapkan agar setiap proses belajar mengajar dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang diajarkan, siswa pun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau menjelaskan pelajaran yang baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Akan tetapi harapan-harapan itu tidak selalu dapat terwujud. Masih banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soal pun jawabannya asal-asalan. Semua itu menunjukkan bahwa guru harus selalu mengadakan perbaikan secara terus menerus dalam pembelajarannya, agar masalah-masalah


(15)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan belajar siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional. Tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran diharapkan mampu membentuk manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia pendidikan. Upaya pemenuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang yang dimulai sejaka anak belajar di SD. Salah satu unsur yang turut mennentukan kualitas sumber daya manusia yaitu penguasaan IPA.

Salah satu mata pelajaran yang ada di SD yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah IPA. Sekolah Dasar merupakan tempat pertama siswa mengenal konsep-konsep dasar IPA, karena itu pengetahuan yang diterima siswa hendaknya menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tinggi disamping mempunyai kegiatan praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Abdullah (1998:18) IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara lain”.

Kenyataan yang terjadi, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan pelajaran IPA sulit untuk dipelajari. Akibar rata-rata hasil belajar siswa cenderung lebih rendah dibanding mata pelajarannya lainnya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas IV SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung data hasil ulangan materi bagian-bagian bunga dan fungsinya, prestasi belajar siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan dan hasil tes belajar siswa kelas IV SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung yang menunjukkan bahawa hasil pembelajaran IPA mengenai materi bagian-bagian bunga mencapai


(16)

rata-rata 55 sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebesar 65.

Rendahnya hasil belajar IPA siswa dibanding mata pelajaran lain karena, Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah duduk mendengarkan, mencatat , dan mengulang kembali di rumah serta menghafal untuk menghadapi ulangan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada pada rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik. Pada umumnya pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, kemudian biasa dihafalkan bukan berlatih berpikir memecahkan masalah dan mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya ada yang dating dari diri siswa itu sendiri maupun yang berasal dari luar siswa. Faktor dari siswa misalnya motivasi belajar, minat belajar, dan menganggap bahwa IPA sulit dipelajari. Sedangkan faktor berasal dari luar misalnya penampilan gurunya dalam mengajarkannya pembelajaran IPA cenderung pada ketercapaian target materi menurut kurikulum atau buku ajar yang dipakai sebagai buku wajib, bukan pada pemahaman materi yang dipelajari, kurangnya pengetahuan guru dalam memilih dan memilah serta menggunakan pendekatan pembelajaran dan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa. Hal ini didasarkan pada teori perkembangan Piaget (Windayana et al. 2006:16) yang menyatakan bahwa:

Perkembangan struktur kognitif anak meliputi tahap (1) sensori motoric usia 0-2 tahun, (2) propesional usia 2-6 tahun, (3) operasional konkret 6-12 tahun, (4) tahap formal usia 12 tahun keatas. Pada tahap operasional konkret, pada tahap ini anak sudah mulai berfikir logis, berfikir logis ini terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anak memanipulasi benda-benda konkret.

Terkait belum optimalnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung, maka penulis


(17)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alternative pembelajaran yang bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Menurut Blanchard (2001) dalam Triyanto (2007) menyatakan bahwa pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian, yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran bagian-bagian tumbuhan. Oleh karena itu berddasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumusan suatu masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran siswa kelas IV SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada penerapan pendekatan Kontekstual ?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada penerapan pendekatan Kontekstual?

c. Seberapa peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada penerapan pendekatan Kontekstual?

C. Tujuan Penelitan

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah :

a. Memperoleh gambaran perencanaan siswa kelas IV SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung dalam meningkatka hasil belajar siswa pada penerapan pendekatan Kontekstual.


(18)

b. Untuk mengungkap pelaksanaan belajar siswa kelas IV SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada penerapan pendekatan Kontekstual.

c. Untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada penerapan pendekatan Kontekstual.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama bagi Siswa, Guru, peneliti dan Sekolah. Adapun manfaat yang dapat diambil sebagai berikut:

a. Manfaat bagi siswa

1) Dapat meningkatkan pemahaman dalam menyerap materi yang dipelajari sehingga proses dan hasil belajar pun akan lebih meningkat pula.

2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri.

b. Manfaat bagi guru

1) Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta membangkitan rasa percaya diri sehingga akan selalu bergairah dan bersemangat untuk memperbaiki pembelajarannya secara terus menerus.

2) Memperbaiki kualitas kegiatan pembelajaran.

3) Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi guru. c. Manfaat bagi sekolah

1) Memberi masukkan kepada penyelenggara sekolah dalam upaya memperbaiki dan merumuskan program setekah ke depan.

2) Meningkatkan kualitas belajar secara umum. d. Manfaat bagi peneliti

Berguna untuk memperoleh pengetahuan baru tentang strategi pembelajaran menggunakan penggunaan kontekstual (CTL).


(19)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Hipotensi Tindakan

Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang diungkapkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) hasil belajar siswa kelas IV SDN Rancabolang 03 meningkat”.

F. Definisi Operasional

a. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan menggunakan tahapan-tahapan CTL antara lain : 1) Kontruktivisme (Contructivism), 2) Bertanya (Questioning), 3) Menemukan (Inquiry), 4) Masyarakat Belajar (Learning Community), 5) Pemodelan (Modelling), 6) Refleksi (Reflecting), 7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment).

b. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

c. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan sesuatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam.

d. Hasil Belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang yang akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selali ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku yang lebih baik.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai adalah PTK menurut Kemmis dan Mc.Taggat Yang merupakan pengembangan diri konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan model penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis Mc. Taggart (1998-1999 : 13 ) yang berusaha mengkaji dan merefleksikan suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan prosedur pengajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan agar dapat memperbaiki pembelajaran di dalam kelas (Kasbolah, 1999:14).

Penelitian ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifak reflektif yang dilakukan oleh guru atau penelitian di dalam kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dilakukan berupa siklus, tiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai serta untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa terhadap hubungan antara bunga dengan fungsinya sebagai bahan tindakan berikutnya.

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Clasroom Action Research) memiliki Peranan yang penting dan strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan apabila pengimplementasiannya dilakukan dengan baik dan benar. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari


(21)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian tindakan (action research) sedangkan penelitian tindakan merupakan bagian dari tindakan seluruhnya.

Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidiki yang dilakukan menurut metode Ilmiah sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan dan/atau proses gejala baru.

Di bawah ini beberapa pendapat para ahli tentang PTK yaitu :

a. Kurt Lewin “suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi”

b. Kemmis dan Mc Taggart “Suatu bentuk selt-inguiry kolektif yang dilakukan Oleh parapartisipan dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktek sosial atau pendidikan yang mereka lakukan serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktek dan situasi dimana praktek tersebut dilaksanakan”

c. Ebbut (1985) dalam Hopkins (1993)” Kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

d. Elliott (1991): peneliti tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas sosial tersebut. e. Carr & Kemmis, 1986 dalam Burns, (1999) penelitian tindakan adalah

suatu bentuk penelitian refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta “pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap paraktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan.

f. Hasley, 1972 dalam Cohen & Manion, (1994): penelitian adalah intervensi skala kecil dalam memfungsikan dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap efek dari intearvensi tersebut.

g. Bodgan dan Biklen, (1982) dan Burn, (1999): penelitian merupakan Pengumpulan informasi yang sistematis yang dirancang untuk menghasilkan perubahan sosial.


(22)

2. Ciri-ciri PTK

Pada perubahan ini ciri-ciri PTK dibagi menjadi dua yaitu ciri umum dan ciri Khusus Adapun ciri umum seperti yang diungkapkan oleah Cahen dan Manoin, 1980 (Kunandar, 2008 : 56) sebagai berikut :

a. Situasional, kontektual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.

b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis.

c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian control karena lebih menekankan sikap tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian atau pelaksanaan PTK

d. Self-evaluation yaitu memodifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tetentu.

e. Partisipatori karena penelitian dan anggota lain merupakan bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.

f. Perubahan dalam praktek didasari oleh pengumpulan data dan informasi dengan tujuan memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g. Secara ilmiah kurang ketat karena kesalahan internal dan eksternal lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah.

Sedangkan ciri khusus menurut Whitehed, 2003 (Kunandar, 2008 :57) Adalah sebagai berikut :

a. Adanya komitmen pada peningkatan pendidikan

b. Adanya maksud yang jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktek seseorang serta untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri.

c. Melekatnya tindakan yang berpengatahuan, berkomitmen, dan bermaksud


(23)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Adanya pemantauan sistemik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid.

e. Melibatkan deskrifsi autentik tentang tindakan f. Perlunya validasi

3. Perlunya PTK

Adapun karakter dari PTK di antaranya :

a. On-the job problem oriented ( masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti )

b. Problem-solving oriented ( berorientasi pada pemecahan masalah ) c. Improvemen-oriented ( berorientasi pada peningkatan umum )

d. Cyclic ( siklus ) konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang ( cyclical )

e. Action-oriented ; dalam PTK adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki mutu pendidikan

f. Pengkajian terhadap dampak tindakan

g. Specifics Contextual, permasalahan yang timbul dari kelas dicari jalan pemecahannya

h. Participatory ( collaborative ), PTK dilakukan kerja sama dengan rekan-rekan dan pihak lain seperti teman sejawat

i. Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi

j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus yang terdiri dari perencanaan (Panning), tindakan ( action ), pengamatan ( observation ) dan refleksi ( reflecation )

4. Tujuan PTK

a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang di alami langsung oleh guru dan siswa dalam KBM

b. Meningkatkan kualitas praktis pembelajaran secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat


(24)

d. Sebagai alat taing in – service yang melengkapi guru dengan skill dan metode yang baru

e. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan

f. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah g. Peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran

5. Prinsip – prinsip PTK

a. Tidak boleh mengganggu KBM dan tugas mengajar b. Tidak boleh terlalu menyita waktu

c. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya d. Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi oleh guru e. Memegang etika kerja

f. Menjadi media guru guna berfikir kritis dan sistematis

g. Menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah

h. Di mulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, konkrit, jelas dan ilmiah

6. Model PTK yang dikembangkan

Penelitian tindakan kelas PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bercirikan pada kegiatan partisipasif dan kolaboratif yang dilakukan oleh praktisi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Dalam penelitian tindakan kelas seorang guru dapat melakukan penelitiannya sendiri pada praktek pembelajaran melalui tindakan kelas yang telah direncanakan secara matang, selanjutnya guru ditantang untuk memiliki keterbukaan terhadap pengalaman dan proses-proses pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model spiral : Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998:113) yang dimulai perencanaan, tindakan, pelaksanaan tindakan, elaborasi dan refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada model penelitian di bawah ini:


(25)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar. 3.1

Diambil dari http://e-jurnalpendidikan.blogspot.com/2012/04/ tanggal 21 November 2013 pukul 20:45

B. Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Rancabolang 03, yang berlokasi di Jl. Rancabolang Indah No 1 Kecamatan Rancasari Kota Bandung.

Adapun yang menjadi latar belakang pemilihan sekolah yang ditetapkan oleh peneliti didasarkan pada pertimbangan berikut :

 Lokasi sekolah yang digunakan merupakan tempat peneliti melaksanakan tugas sehari-hari.

 Memperoleh kemudahan dalam perizinan.

 Mendapat dorongan dari pihak sekolah, baik dari sekolah maupun teman-teman seprofesi.


(26)

Gambar 3.2 PETA SDN RANCABOLANG 03

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kodya Bandung. Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV Tahun Pelajaran 2013 – 2014. Dengan jumlah siswa 34 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 23 orang perempuan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semeter ganjil yaitu bulan November Sampai bulan Desmber 2013, disesuaikan dengan kalender akademik sekolah dengan alasan PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Tab 3.1

No Hari/Tanggal Kegiatan

1. Selasa, 26 November 2013 Menemui kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian dengan menunjukkan surat penelitian dari Fakultas.


(27)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Rabu, 27 November 2013 Persiapan pelaksanaan tindakan observasi

3. Senin, 2 Desember 2013 Pertemuan Siklus I 4. Senin, 9 Desember 2013 Pertemuan Siklus II 5. Kamis, 12 Desember 2013 Refleksi

6. Jumat, 13 Desember 2013 Analisis Data

7. Sabtu, 14 Desember 2013 Penyusunan Laporan

E. Desain Penelitian

Menurut S.Nasution (2006:23), desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian ini, model penelitian pada penelitian ini merujuk pada proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart, Suharsimi Arikunto (2007:16-9), setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatannya divisualisasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.3 Siklus I Siklus II Pengamatan/ pengumpulan data

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan/ Pengumpulan data Perencanaan

tindakan II Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya. Permasalahan baru hasil refleksi Apabila permasalahan belum terselesaikan Refleksi I

Permasalahan Perencanaan

tindakan I


(28)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan yang dinamakan siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa.

Prosedur tindakan pertama sebelum peneliti melakukan tindakan pertama, langkah awal melakukan tindakan adalah membuat perencanaan pelaksaan pembelajaran. Setelah rencana disusun sebuah tindakan itu dilakukan. Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan melalui lembar observasi dan catatan lapangan. Setelah mengobservasi langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi dari semua kegiatan.

a.Perencanaan

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan meliputi :

a. Permintaan izin dari Kepala SDN Rancabolang 03 Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung.

b. Observasi untuk memperoleh gambaran keadaan proses belajar mengajar, mengenai kemampuan siswa, cara guru mengajar, aktivitas siswa dan hasil yang diperoleh.

c. Identifikasi masalah dengan cara menelaah terlebih dahulu KTSP khususnya mata pelajaran IPA mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indicator, dan materi pokok.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

e. Merumuskan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran.

f. Menyiapkan alat peraga yang akan dipakai pada saat pembelajaran. g. Menyusun dan menyiapkan alat evaluasi yaitu berupa lembar observer dan lembar kerja siswa.


(29)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksaan penelitian terdiri dari proses pembelajaran, evaluasi, dan refleksi pada setiap siklus.

3. Tahap Observasi atau Pengamatan

Pada tahp ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang digunakan dan terjadi selama proses tindakan berlangsung. Pada tahap observasi ini, tindakan yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan melalui instumen-instrumen pengumpul data yang direncanakan dan disiapkan berupa lembar observasi. Dalam lembar observasi berisi tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan pendekatan kontekstual, dan juga pada lembar observasi siswa berisi tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, alat evaluasi berupa soal-soal dan pendokumentasiannya. Dari hasil observasi ini, nantinya akan terlihat apakah tindakan penelitian sudah menunjukkan hasil yang diharapkan atau belum, dan dari hasil observasi ini pula akan terlihat sejauh mana pelaksanaan pendekatan kontekstual dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru maupun siswa sehingga dapat dijadikan rujukan untuk melangkah pada tahap tindakan selanjutnya.

4. Tahap Refleksi

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, maka peneliti melakukan refleksi. Tahap analisis dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti merupakan bagian penting karena dengan melalui refleksi ini peneliti dapat memahami dan memperoleh gambaran yang jelas tentang proses dan hasil tyang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang telah dilakukan pada pokok bahasan bagian-bagian bunga dan fungsinya melalui penerapan pendekatan kontekstual. Hasil dari kegiatan refleksi merupakan sumber untuk pelaksanaan tindakan berikutnya.


(30)

Penelitian terdiri dari 2 siklus. Adapun penjabaran rencana setiap siklusnya adalah sebagai berikut :

a.Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Membuat RPP, Lembar Observasi, dan Evaluasi

Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk pengamatan mengenai bagian-bagian bunga dan fungsinya.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Pendahuluan

 Berdoa

 Guru mengecek kehadiran siswa

 Apersepsi, guru mengajak siswa menyanyikan lagu kebunku

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  Mempersiapkan gambar bagian-bagian bunga b. Kegiatan Inti

1. Bertanya (Quitioning)

Guru memotivasi siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan diantaranya:

a. Pernahkah kamu mengamti tumbuhan yang ada di sekitar rumahmu ?

b. Apa saja bagian tumbuh-tumbuhan itu? c. Apakah setiap tumbuhan mempunyai bunga? 2. Kontruktivisme (Contructivism)

 Guru memberikan siswa kesempatan untuk mengemukakan pengetahuannya tentang bagian-bagian bunga.

 Guru meminta bebrapa siswa menuliskan nama-nama bunga.


(31)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa.  Tiap kelompok melakukan pengamatan pada setiap

bunga dalam kelompoknya.

 Siswa bekerja sama dan saling membantu dengan kelompok masing-masing.

 Pemberian LKS selama pembelajaran berlangsung 5. Menemukan (Inquiry)

 Siswa bersama kelompoknya mengamati bagian-bagian bunga yang dibawa dari rumah.

 Siswa menemukan sendiri bagian-bagian bunga dan kegunaannya.

c. Kegiatan Penutup

1. Refleksi (Reflection)

 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

 Siswa dapat menjelaskan tentang bagian-bagian bunga

 Siswa dapat menyebutkan kegunaan bunga

 Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi/kegiatan yang telah dipelajari

 Guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat siswa yang masih belum tepat

2. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

 Guru memberikan tes formatif sebagai latihan untuk bahan evaluasi

 Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya


(32)

b. Siklus II

1) Tahap Perencanaan dan Tindakan

Membuat RPP, lembar observasi, dan evaluasi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Memeprsiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan berupa bunga sepatu.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Pendahuluan

 Berdoa

 Guru mengecek kehadiran siswa

 Apersepsi, guru mengingatkan kembali pada siswa tentan pelajaran yang lalu

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Guru menyiapkan gambar bunga sempurna dan tidak sempurna

b. Kegiatan Inti

1. Bertanya (Quitioning)

 Guru menunjukkan gambar-gambar bunga sempurna dan tidak sempurna.

 Guru memberikan pertanyaan mengenai bunga sempurna dan tidak sempurna juga bunga sepatu a. Pernahkah kamu melihat bunga sepatu?

b. Apa saja yang ada pada bunga sepatu?

c. Apa perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna? 2. Kontruktivisme (Contructivism)

 Guru memberikan siswa kesempatan untuk mengemukakan pengetahuannya tentang bagian-bagian bunga sepatu.

 Guru meminta beberapa siswa menuliskan bagian-bagian bunga sepatu.


(33)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Model (Modelling)

 Guru memperlihatkan bunga sepatu secara langsung.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa.  Tiap kelompok melakukan pengamatan pada setiap

bunga dalam kelompoknya.

 Siswa bekerja sama dan saling membantu dengan kelompok masing-masing.

 Pemberian LKS selama pembelajaran berlangsung 5. Menemukan (Inquiry)

 Siswa bersama kelompoknya mengamati bunga sepatu yang dibawa dari rumah.

 Siswa menemukan sendiri bagian-bagian bunga sepatu dan kegunaannya.

 Siswa dapat menemukan bagaimana terjadinya peyerbukan.

d. Kegiatan Penutup

1. Refleksi (Reflection)

 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

 Siswa dapat menjelaskan tentang bagian-bagian bunga sepatu

 Siswa dapat menyebutkan kegunaan bunga sepatu  Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang

materi/kegiatan yang telah dipelajari

 Guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat siswa yang masih belum tepat

2. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

 Guru memberikan tes formatif sebagai latihan untuk bahan evaluasi


(34)

 Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya

G. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang obyektif dalam pengumpulan data pada penelitian ini digunakan beberapa instrument penelitian antara lain sebagai berikut :

1) Observasi, dipergunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran. Dimana guru sebagai peneliti, maka bentuk observasinya partisipan. Penelii melaksanakan observasi bersamaan dengan pelaksaan pembelajaran, karena observasi berfungsi untuk mengenali dan mencatat semua phenomena yang muncul dalam pembelajaran serta sebagai contoh tindakan yang sesuai atau tidak dengan rencana awal. Melalui observasi juga dapat diprediksi terarah atau tidaknya pembelajaran pada perubahan yang diharapkan.

2) Wawancara, digunakan untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana persepsi siswa tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA. Wawancara diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran untuk memperoleh data/informasi tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa selama melaksanakan pembelajaran dan respon siswa setelah pembelajaran.

3) Catatan Lapangan, berupa catatan lapangan tentang kejadian-kejadian yang di anggap penting selama penelitian

4) Lembar Kerja Siswa, dilaksanakan pada waktu kegiatan kerja kelompok yang berisikan soal-soal dan langkah-langkah pengerjaan.

5) Lembar Evaluasi, yaitu berupa tes untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang dicapai oleh siswa. Lembar


(35)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

evaluasi ini dilaksanakan pada tiap siklus, dan dikerjakan secara individu .

6) Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), yaitu sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena didalamnya berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi yang harus digunakan.

7) Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik siswa. Gunanya untuk merespon atau menjawab pertanyaan saling berjauhan.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik penelitian tindakan kelas ( Clasroom Action Research ).

Dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif, data serta temuam-temuan yang diperoleh selma proses penelitian berdasarkan lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi/Hasil tes dapat dideskripsikan secara akurat dan hasilnya diolah secara kualitatif sehingga diperoleh kesimpulan yang tepat.

Pengumpulam data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas ( Suyanto, 1996 ). Pada penelitian ini tahap pengumpulan data dilakukan pada saat :

a. Observasi awal dan identifikasi awal permasalahan.

b. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus I c. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus II d. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I dan II


(36)

I. Analisis Data.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasi tes, observasi dan wawancara.

1. Pengolahan hasil tes

Data mentah yang diperoleh dari hasil tes ( pre-test dan post-test) kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung rata-rata kemampuan siswa dan mencari Indeks Prestasi Kelompok (IPK) untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai prestasi kelompok dalam memahami pelajaran IPA. Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut :

Tab.3.2 Rumus menghitung nilai siswa

Tab.3.3 Rumus menghitung rata-rata nilai siswa

Penetapan KKM oleh guru sebelum pembelajaran dilaksanakan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar siswa pada setiap indikator dalam materi bunga dapat dilihat pada :

N=Skor Perolehan Siswa X 100 Skor maximum

Keterangan N = Nilai

Rata-rata = N x S S Keterangan : N = Nilai


(37)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IPK = M X 100

SMI Keterangan

IPK = Indeks Prestasi Kelompok M = Rata-rata Skor

SMI = Skor Maksimal Ideal

Tab. 3.4

Penetapan KKM setiap indikator pada materi hubungan antara bunga dengan fungsinya

II 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya

KKM

3. 2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya  Mendeskripsikan bagian-bagian bunga

 Mendeskripsikan kegunaan bunga

 Mengamati perbedaan bunga pada tumbuhan

 Membedakan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna  Memberikan contoh bunga yang sempurna dan yang tidak

sempurna

Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan post tes kemudian dikompirmasikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum . sehingga bagi siswa yang belum mencapai criteria tuntas harus diberi remedial.

Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rata-rata sekor siswa dan IPK dengan rumus sebagai berikut :

Tab. 3.5


(38)

Penafsiran IPK ini menunjukan tingkat pemahaman semua siswa dalam satu kelas terhadap materi yang dipelajari. Format test ( pre-test dan post-test ) terdapat dalam lampiran.

2. Pengolahan data hasil observasi

Data observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka ( 4, 3 ,2 ,1 ) untuk aktivitas siswa yang berarti angka 1 = kurang; 2 = cukup; 3 = baik; 4 = sangat baik (Kusnandar,2008 :296-301) dengan cara memberi tanda centang ( ) pada kolom skala nilai.

Setelah itu semua nilai tersebut dihitung dengan rumus :

Nilai = Nilai perolehan x 100 Nilai maksimum

Dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus mengenai untuk kerja siswa yang mengungkap aspek keterampilan proses apa saja yang dipahami siswa. Konversi nilai dapat dilihat pada tabel 3.5

3. Pengolahan Data Hasil Wawancara

Data hasil wawancara diolah dengan menggunakan analisis deskriptif sesuai dimensi-dimensi jawaban sehingga menafsirkan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dialami. Data terdapat dalam lampiran.


(39)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV SDN Rancabolang 03 dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi mengidentifikasi struktur bunga dan fungsinya, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini meliputi melakukan analisis SK-KD. Melakukan analisis materi pembelajaran, menyusun RPP dengan melaksanakan tujuh prinsip penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang meliputi prinsip Kontruktivisme (Contructivism) , prinsip bertanya (Quetioning), prinsip menemukan (Inquiry), masyarak belajar (Learning community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection), dan penilaian autentik (Authentic assessment). Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi guru dan siswa, kuisioner, dan wawancara. Pada siklus I perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan pernecanaan


(40)

tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan hasil beljar siswa. 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) antara lain sebagai berikut : guru menugaskan siswa untuk memperhatikan gambar yang dipajang guru tetang bagian-bagian bunga, guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang gambar dan menyebutkan bagian-bagian bunga, guru menugaskan siswa untuk melakukan pengamatan tentang bagian-bagian bunga dengan mengisi lembar kerja siswa, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan struktur bunga dan fungsinya, dengan mengamati bunga secara langsung sehingga siswa dapat menemukan bagian-bagian bunga dan fungsinya, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat siswa yang masih belum tepat. Untuk melihat hasil belajar guru memberikan kesempatan pada siswa dari tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan soal latihan sebagai bahan evaluasi. Guru melakukan penilaian dari berbagai aspek yaitu kinerja siswa, sikap, dan kognitif.

3. Hasil Belajar

Hasil pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatkan nilai siswa untuk mencapai KKM yaitu 65. Pada siklus I rata-rata siswa mecapai 61,76 dengan ketuntantasan belajar 62% dan pada siklus II mencapai 81,17 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.


(41)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Saran

Berdasarkan pada temuan peneliti dalam penelitian yang telah dilakukan, maka penulis selaku peneliti juga sebagai guru di sekolah dasar yang menjadi lokasi penelitian menyarankan agar :

1. Bagi guru

Bagi guru hendaklah pendekatan CTL digunakan dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam mata pelajaran IPA, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan berilah siswa kebebasan untuk menggali, mengkontruksi dan mengembangkan pengetahuannya, hendaklah guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yaitu mengarahkan dan memberikan kemudahan serta memberi dorongan dan semangat kepada siswa artinya guru tidak hanya sebagai transmitor atau penyampai saja.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses belajar mengajar seperti penambahan alat peraga dan media pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Disarankan bagi peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan dan demonstrasi.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah. (1998). Pengertian Pendidikan IPA.[online]. Tersedia: http://juhji- science-sd.blogspot.com/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa- dan.html. [ 08 September 2013 ].

Anni, Cathrin Tri. (2004). Psikolog Belajar. Semarang UPT MKK UNNES Arikunto, Suharsimi. (1987). Evaluasi Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Bidang Dikbud kbri. (2003). Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem, Pendidikan Indonesia. Bandung :

Citra Umbara

Budi Wahyanto, Setya Nurarachmandani. (2008). Ilmu Pengetahuan Alama 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat, Departemen

Pendidikan Nasional

Blacard. (2001). Dalam Triyanto. (2007) Pengertian Kontekstual. [online]. Tersedia: http//adfal 186.blogspot.com/2011/11/pengertian- kontekstual.html.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002), Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and learning).Jakarta: Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. (2006), Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA SD dan MI kelas IV, Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri

Depdiknas. (2006).ktsp. Untuk Satuan Pendidikan Sekolah Dasar SD/MI, Jakarta: Cipta Jaya

Kemmis, Taggart. (1998). Model Alur PTK. Tersedia:

http://tradednow.info/tags/penelitian-tindakan-kelas-model- kemmis-dan-mc [ 08 September 2013]

Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Nana Sgaodih Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nasution. (2004). Didaksis Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual, (Contextual Teaching and Learning), Jakarta: Depdiknas

Nurhadi. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,Malang: UM PRESS

Nurhadi. (2004). Pengertian Pembelajaran Kontekstual. Tersedia:

http://www.sekolah dasar.net/2011/06/pengertian-pembelajaran- kontektual-dan html. [08 September 2013]


(43)

Erna Nurhasanah, 2014

Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sutardi D dan Sudirjo. E. (2007) Pembaharuan Dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS

Wardani, I.G.A. dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani, I, And Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Wina, Sanjaya, (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Kompetensi, Jakarta: Kencana

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Widayana ( et ap.2006: 16) : teori Perkembangan Pieget


(1)

Penafsiran IPK ini menunjukan tingkat pemahaman semua siswa dalam satu kelas terhadap materi yang dipelajari. Format test ( pre-test dan post-test ) terdapat dalam lampiran.

2. Pengolahan data hasil observasi

Data observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka ( 4, 3 ,2 ,1 ) untuk aktivitas siswa yang berarti angka 1 = kurang; 2 = cukup; 3 = baik; 4 = sangat baik (Kusnandar,2008 :296-301) dengan cara memberi tanda centang ( ) pada kolom skala nilai.

Setelah itu semua nilai tersebut dihitung dengan rumus :

Nilai = Nilai perolehan x 100 Nilai maksimum

Dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus mengenai untuk kerja siswa yang mengungkap aspek keterampilan proses apa saja yang dipahami siswa. Konversi nilai dapat dilihat pada tabel 3.5

3. Pengolahan Data Hasil Wawancara

Data hasil wawancara diolah dengan menggunakan analisis deskriptif sesuai dimensi-dimensi jawaban sehingga menafsirkan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dialami. Data terdapat dalam lampiran.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV SDN Rancabolang 03 dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi mengidentifikasi struktur bunga dan fungsinya, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) ini meliputi melakukan

analisis SK-KD. Melakukan analisis materi pembelajaran, menyusun RPP dengan melaksanakan tujuh prinsip penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang meliputi prinsip Kontruktivisme (Contructivism) , prinsip bertanya (Quetioning), prinsip menemukan (Inquiry), masyarak belajar (Learning community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection), dan penilaian autentik (Authentic assessment). Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi guru dan siswa, kuisioner, dan wawancara. Pada siklus I perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan pernecanaan


(3)

tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan hasil beljar siswa. 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) antara lain sebagai

berikut : guru menugaskan siswa untuk memperhatikan gambar yang dipajang guru tetang bagian-bagian bunga, guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang gambar dan menyebutkan bagian-bagian bunga, guru menugaskan siswa untuk melakukan pengamatan tentang bagian-bagian bunga dengan mengisi lembar kerja siswa, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan struktur bunga dan fungsinya, dengan mengamati bunga secara langsung sehingga siswa dapat menemukan bagian-bagian bunga dan fungsinya, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan guru memberikan penjelasan dan meluruskan pendapat siswa yang masih belum tepat. Untuk melihat hasil belajar guru memberikan kesempatan pada siswa dari tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan soal latihan sebagai bahan evaluasi. Guru melakukan penilaian dari berbagai aspek yaitu kinerja siswa, sikap, dan kognitif.

3. Hasil Belajar

Hasil pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatkan

nilai siswa untuk mencapai KKM yaitu 65. Pada siklus I rata-rata siswa mecapai 61,76 dengan ketuntantasan belajar 62% dan pada siklus II mencapai 81,17 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.


(4)

B.Saran

Berdasarkan pada temuan peneliti dalam penelitian yang telah dilakukan, maka penulis selaku peneliti juga sebagai guru di sekolah dasar yang menjadi lokasi penelitian menyarankan agar :

1. Bagi guru

Bagi guru hendaklah pendekatan CTL digunakan dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam mata pelajaran IPA, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan berilah siswa kebebasan untuk menggali, mengkontruksi dan mengembangkan pengetahuannya, hendaklah guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yaitu mengarahkan dan memberikan kemudahan serta memberi dorongan dan semangat kepada siswa artinya guru tidak hanya sebagai transmitor atau penyampai saja.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses belajar mengajar seperti penambahan alat peraga dan media pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Disarankan bagi peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah. (1998). Pengertian Pendidikan IPA.[online]. Tersedia: http://juhji- science-sd.blogspot.com/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa- dan.html. [ 08 September 2013 ].

Anni, Cathrin Tri. (2004). Psikolog Belajar. Semarang UPT MKK UNNES Arikunto, Suharsimi. (1987). Evaluasi Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Bidang Dikbud kbri. (2003). Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem, Pendidikan Indonesia. Bandung :

Citra Umbara

Budi Wahyanto, Setya Nurarachmandani. (2008). Ilmu Pengetahuan Alama

4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat, Departemen

Pendidikan Nasional

Blacard. (2001). Dalam Triyanto. (2007) Pengertian Kontekstual. [online]. Tersedia: http//adfal 186.blogspot.com/2011/11/pengertian- kontekstual.html.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002), Pendekatan Kontekstual

(Contextual Teaching and learning).Jakarta: Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. (2006), Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA SD dan MI kelas IV,

Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri

Depdiknas. (2006).ktsp. Untuk Satuan Pendidikan Sekolah Dasar SD/MI, Jakarta: Cipta Jaya

Kemmis, Taggart. (1998). Model Alur PTK. Tersedia:

http://tradednow.info/tags/penelitian-tindakan-kelas-model- kemmis-dan-mc [ 08 September 2013]

Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Nana Sgaodih Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nasution. (2004). Didaksis Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual, (Contextual Teaching and Learning), Jakarta: Depdiknas

Nurhadi. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam

KBK,Malang: UM PRESS

Nurhadi. (2004). Pengertian Pembelajaran Kontekstual. Tersedia:

http://www.sekolah dasar.net/2011/06/pengertian-pembelajaran- kontektual-dan html. [08 September 2013]


(6)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sutardi D dan Sudirjo. E. (2007) Pembaharuan Dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS

Wardani, I.G.A. dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardani, I, And Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Wina, Sanjaya, (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum

Kompetensi, Jakarta: Kencana

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Widayana ( et ap.2006: 16) : teori Perkembangan Pieget


Dokumen yang terkait

Penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV pada konsep struktur tumbuhan dan fungsinya : penelitian tindakan kelas di MI Miftahul Huda Tebet Jakarta Selatan

0 5 126

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Brajan Prambanan Klaten Tahun Ajaran 20

0 0 14

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV Di SD Negeri 2 Barukan Manisrenggo K

0 1 17

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV Di SD Negeri 2 Barukan Manisrenggo K

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SD Negeri 03 Pulokul

0 1 19

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP SUMBER ENERGI GERAK DIKELAS IV: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Sumampir Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon.

0 0 26

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV TENTANG PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA.

0 7 33

Penerapan pendekatan kontekstual Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran ipa materi tumbuhan dan bagiannya.

0 2 39

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL.

0 0 222

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD N 3 GLAGAH KUDUS TAHUN 20132014

0 0 21