Gambaran Tingkat Stres Pada Siswa Kelas XII IPA Plus SMA Sutomo I Medan Menjelang Ujian Pekan Bulanan
GAMBARAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XII IPA PLUS
SMA SUTOMO I MEDAN
MENJELANG UJIAN PEKAN BULANAN
Oleh :
WIRATAMA HADI TJUANDA 100100331
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(2)
GAMBARAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XII IPA PLUS
SMA SUTOMO I MEDAN
MENJELANG UJIAN PEKAN BULANAN
KARYA TULIS ILMIAH
“ Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”
Oleh :
WIRATAMA HADI TJUANDA 100100331
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
(3)
ABSTRAK
Pendahuluan: Sekolah merupakan sarana belajar bagi seorang anak, bukan hanya ilmu melainkan ketrampilan sosial dan emosi. Waktu yang singkat dan banyak tugas yang diberikan di sekolah akan memberi tekanan bagi siswa yang menyebabkan siswa menjadi stres jika tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan menjelang ujian pekan bulanan.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu melibatkan seluruh siswa SMA kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan. Dari 167 siswa seluruhnya yang menjadi responden, didapatkan total subjek penelitian adalah 151 siswa sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan progam komputer SPSS.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan mengalami stres yang cukup tinggi, sebanyak 52,3% stres berat, 38,4% stres sangat berat, 7,3% stres sedang, dan hanya 2,0% stres ringan.
Kesimpulan: Sekolah sebaiknya menyediakan konseling untuk mengurangi efek negatif dari stres agar siswa dapat beradapatasi dengan cepat dan tepat terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
(4)
ABSTRACT
Introduction: School is a learning environment for a child that covers not only scientific knowledge but also social and emotional skills. Numerous tasks given in a short period of time by the school will create a certain kind of pressure to the students, which ultimately lead into stress, if these students are unable to adapt to their learning environment. Therefore, the purpose of this study is to describe the level of stress on high school students of class XII science plus SMA Sutomo I Medan before the exam.
Methods: This study is a descriptive study with cross-sectional design. The sampling technique used in this study is the total sampling technique that involves all students in high school class XII science plus SMA Sutomo I Medan. Amongst 167 students who become the total respondents, obtained 151 students as total research subjects that based on the inclusion and exclusion criteria. The data was collected by using a questionnaire. Consequently, data was analyzed using SPSS computer program.
Results: The results show that the preponderance of the students before the exam feel a lot of stress with 38.4% of the students having heavy stress, 52.3% very heavy stress, 7.3% moderate stress, and only 2.0% mild stress.
Conclusion: Schools should provide a counseling service to reduce the negative effects of stress so that students can adapt quickly and appropriately to the surrounding environment. Furthermore, this study could be used as a reference for the next study.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis hasil penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul ”Gambaran Tingkat Stres pada Siswa Kelas XII IPA Plus SMA Sutomo I Medan menjelang ujian pekan bulanan”.
Dalam penyelesaian karya tulis hasil penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selaku rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu dr. Vita Camelia, M.Ked(KJ), Sp.KJ, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu dr. Noni Soeroso, M.Ked(Paru), Sp.P, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak Prof. dr. A. Afif Siregar, Sp.A(K), Sp.JP(K), selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.
(6)
6. Ibu dr. Evita Mayasari, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.
7. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.
8. Bapak Ir. Khoe Tjok Tjin, selaku Kepala Sekolah SMA Sutomo I Medan yang telah membantu kelancaran dan terlaksananya penelitian ini.
9. Seluruh staf administrasi SMA Sutomo I Medan yang telah membantu kelancaran dan terlaksananya penelitian ini.
10. Seluruh responden siswa SMA kelas XII IPA plus tahun 2013 yang telah banyak berjasa secara sukarela meluangkan waktunya mengisi kuesioner sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
11. Orang tua penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis dan pendidikan.
12. Rekan satu tim bimbingan penelitian Petra Siregar yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik, dukungan materi dan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
13. Rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2010 yang telah memberi saran, kritik, dukungan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis hasil penelitian ini.
Medan, 7 Desember 2013
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2. Tujuan Khusus ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1. Bagi Siswa ... 3
1.4.2. Bagi Sekolah ... 3
(8)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Stres ... 4
2.1.1. Definisi Stres ... 4
2.1.2. Tipe-tipe Stres ... 4
2.1.3. Penyebab Stres ... 5
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres ... 6
2.1.5. Patofisiologi Stres ... 7
2.1.6. Gejala Klinis Stres ... 8
2.1.7. Tahapan Stres ... 9
2.1.8. Dampak Stres pada Sistem Tubuh ... 11
2.2. Stres pada Siswa SMA ... 13
2.2.1. Penyebab Stres pada Siswa SMA ... 13
2.2.2. Tanda-tanda Stres pada Siswa SMA ... 13
2.2.3. Dampak Stres pada Siswa SMA ... 13
2.3. Sutomo I Medan ... 14
2.3.1. Profil Sutomo I Medan ... 14
2.3.2. SMA Sutomo I Medan ... 14
2.3.3. Kriteria Kelas Plus SMA Sutomo I Medan ... 15
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 16
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 16
3.2. Definisi Operasional ... 16
3.2.1. Definisi ... 16
(9)
3.2.3. Alat Ukur ... 17
3.2.4. Hasil Pengukuran ... 17
3.2.5. Skala Pengukuran ... 18
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19
4.1. Jenis Penelitian ... 19
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
4.3.1. Populasi ... 19
4.3.2. Sampel ... 19
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 20
4.4.1. Data Primer ... 20
4.4.2. Data Sekunder ... 20
4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20
4.4.4. Metode Pengolahan Data ... 21
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22
5.3. Hasil Analisa Data dan Pembahasan ... 23
(10)
5.3.2. Pembahasan ... 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
6.1. Kesimpulan ... 27
6.2. Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 29
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Efek Negatif dari Stres 8
Tabel 2.2. Efek Positif dari Stres 8
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 21 Berdasarkan Kelas
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 22 Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 22
Responden
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 23 Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
(13)
DAFTAR SINGKATAN
SMA Sekolah Menengah Atas
IPA Ilmu Pengetahuan Alam
TK Taman Kanak-kanak
SD Sekolah Dasar
SMP Sekolah Menengah Pertama
BAN SM Badan Akreditas Nasional Sekolah / Madrasah IPS Ilmu Pengetahuan Sosial
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan
LAMPIRAN 3 Lembar Persetujuan (Informed Consent) LAMPIRAN 4 Kuesioner Penelitian
LAMPIRAN 5 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner LAMPIRAN 6 Data Induk
LAMPIRAN 7 Hasil Output SPSS LAMPIRAN 8 Persetujuan Komisi Etik
(15)
ABSTRAK
Pendahuluan: Sekolah merupakan sarana belajar bagi seorang anak, bukan hanya ilmu melainkan ketrampilan sosial dan emosi. Waktu yang singkat dan banyak tugas yang diberikan di sekolah akan memberi tekanan bagi siswa yang menyebabkan siswa menjadi stres jika tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan menjelang ujian pekan bulanan.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu melibatkan seluruh siswa SMA kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan. Dari 167 siswa seluruhnya yang menjadi responden, didapatkan total subjek penelitian adalah 151 siswa sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan progam komputer SPSS.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan mengalami stres yang cukup tinggi, sebanyak 52,3% stres berat, 38,4% stres sangat berat, 7,3% stres sedang, dan hanya 2,0% stres ringan.
Kesimpulan: Sekolah sebaiknya menyediakan konseling untuk mengurangi efek negatif dari stres agar siswa dapat beradapatasi dengan cepat dan tepat terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
(16)
ABSTRACT
Introduction: School is a learning environment for a child that covers not only scientific knowledge but also social and emotional skills. Numerous tasks given in a short period of time by the school will create a certain kind of pressure to the students, which ultimately lead into stress, if these students are unable to adapt to their learning environment. Therefore, the purpose of this study is to describe the level of stress on high school students of class XII science plus SMA Sutomo I Medan before the exam.
Methods: This study is a descriptive study with cross-sectional design. The sampling technique used in this study is the total sampling technique that involves all students in high school class XII science plus SMA Sutomo I Medan. Amongst 167 students who become the total respondents, obtained 151 students as total research subjects that based on the inclusion and exclusion criteria. The data was collected by using a questionnaire. Consequently, data was analyzed using SPSS computer program.
Results: The results show that the preponderance of the students before the exam feel a lot of stress with 38.4% of the students having heavy stress, 52.3% very heavy stress, 7.3% moderate stress, and only 2.0% mild stress.
Conclusion: Schools should provide a counseling service to reduce the negative effects of stress so that students can adapt quickly and appropriately to the surrounding environment. Furthermore, this study could be used as a reference for the next study.
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai kebutuhan akan pendidikan yang sangat penting bagi pengembangan diri masing-masing. Baik pihak pemerintah maupun pihak swasta semakin banyak yang menyediakan lembaga-lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sari dan Harimurti, 2013). Oleh karena itu, sekolah merupakan salah satu sarana belajar bagi seseorang anak, bukan hanya dalam hal mendapat ilmu melainkan juga melatih ketrampilan emosi dan ketrampilan sosialnya. Akan tetapi, dalam waktu yang singkat di sekolah dan berbagai tugas yang diberikan akan menjadi tekanan bagi siswa itu sendiri. Siswa yang dapat beradaptasi dengan baik akan mampu menyelesaikan masalahnya, sedangkan siswa yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan belajarnya akan mengalami stres yang berkepanjangan (Prihatina, Latifah, dan Johan, 2012).
Siswa, dalam kegiatannya, juga tidak terlepas dari stres. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Walker (2002) pada 60 orang remaja siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) menghasilkan bahwa penyebab utama ketegangan dan masalah yang ada pada remaja berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari diri sendiri dan orang lain, tekanan di sekolah oleh guru, pembimbing, nilai dan pekerjaan rumah, tekanan ekonomi, dan tragedi yang ada dalam kehidupan mereka misalnya kematian, perceraian, dan penyakit yang dideritanya atau anggota keluarganya.
Stres yang tidak dapat dikendalikan dan diatasi oleh setiap individu akan memunculkan dampak negatif. Pada siswa, dampak negatif secara fisik antara lain sakit kepala, tidur tidak teratur, tegang pada leher, berkeringat, tidak selera makan, dan sering gemetar. Dampak negatif secara emosional antara lain perasaan cemas, gelisah, sedih, kemarahan, gugup, mood yang berubah-ubah, dan merasa harga diri yang rendah. Dampak negatif secara intelektual antara lain sulit konsentrasi, sulit mengingat pelajaran, sulit memahami pelajaran, sulit mengambil
(18)
keputusan, dan rendahnya motivasi dalam prestasi belajar (Hardjana, 2004 dalam Sari dan Harimurti, 2013).
Berdasarkan penelitian mengenai insidensi stres pelajar SMA yang dilakukan oleh Jusuf, Paramata, dan Abudi (2012) di Gorontolo terhadap 379 partisipan, diketahui bahwa angka insidensi stres pelajar SMA adalah 62,3% dimana yang didapatkan sebanyak 236 kasus stres.
Dalam penelitian Panandiker dan Rowe (2012), dari 204 siswa SMA
Seven Hills diAmerika Serikat, hanya delapan dari siswanya yang percaya bahwa
mereka tidak memliki stres. Akan tetapi, 29% siswa yang mengatakan bahwa mereka memiliki tingkat stres yang tinggi dan 42% siswa yang mengatakan bahwa mereka memiliki tingkat stres yang sedang. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Fitria (2010) pada siswa SMA Negeri 7 Padang di Indonesia. Penelitian yang melibatkan 68 siswa tersebut menunjukkan hampir 60% siswa mengalami stres sedang dan stres berat.
Selain itu, penelitian mengenai tingkat stres siswa SMA Negeri 3 Bandung kelas XII dalam menjelang Ujian Nasional kepada 192 responden didapatkan 4,15% dikelompokkan dalam keadaan normal, 15,2% dikelompokkan dalam tingkat stres ringan, 49,74% dikelompokkan dalam tingkat stres sedang, 30,05% dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan 0,52% dikelompokkan dalam tingkat stres sangat berat (Arian, 2012).
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa stres merupakan kondisi yang umumnya dialami oleh siswa SMA. Akan tetapi, belum ada yang meneliti tingkat stres pada siswa SMA kelas XII plus jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat stres pada siswa SMA kelas XII IPA plus pada SMA Sutomo I Medan menjelang ujian pekan bulanan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana gambaran tingkat stres pada siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan menjelang ujian pekan bulanan?
(19)
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat stres pada siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan menjelang ujian pekan bulanan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran tingkat stres pada siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan menjelang ujian pekan bulanan sesuai dengan perbedaan jenis kelamin.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Siswa
Memberikan pengetahuan pada siswa untuk memahami masalah tentang stres dan mengetahui cara pencegahan stres.
1.4.2. Bagi Sekolah
Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi Sekolah SMA Sutomo I Medan dalam usaha pencegahan stres pada siswa SMA kelas XII IPA plus.
1.4.3. Bagi Peneliti
1. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta kemampuan analisis penelitian.
2. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang stres dan mendapatkan gambaran tingkat stres pada siswa SMA kelas XII IPA plus menjelang ujian pekan bulanan.
(20)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stres
2.1.1. Definisi Stres
Hans Seyle (1936) dikutip dalam American Institute of Stress (2013), mengemukakan bahwa stres adalah respon manusia yang bersifat non spesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya. Sedangkan menurut Siegel dan Lane (1982) dalam Hude (2009), berpendapat bahwa stres sebagai segala sesuatu yang menimbulkan ancaman pada setiap individu dimana individu tersebut merasa tidak mampu mengatasinya.
Stres merupakan pengaruh internal atau eksternal yang mengganggu keadaan normal individu. Pengaruh ini mampu mempengaruhi kesehatan dengan menyebabkan gangguan emosi dan menyebabkan berbagai perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis ini meliputi peningkatan denyut jantung, tekanan darah meningkat, dan peningkatan tajam dalam kadar hormon (Middlebrooks dan Audage, 2008).
Sementara itu, Taylor (2009) berpendapat bahwa stres adalah pengalaman emosional negatif yang disertai dengan perubahan biokimia, fisiologis, kognitif dan prilaku yang diperkirakan baik untuk mengubah peristiwa stres tersebut. Stres merupakan adanya reaksi fisik dan psikis setiap individu terhadap keadaan tertentu dirasakan mengancam dirinya (Carlson, 2005).
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan adanya reaksi fisik dan psikis dari pengaruh internal maupun eksternal yang berbeda-beda pada setiap individu dan terjadi dalam keadaan tertentu yang mengancam.
2.1.2. Tipe-tipe Stres
Stres dibagi menjadi 3 tipe yaitu stres akut, stres episodik, dan stres kronik. Stres akut merupakan stres yang terjadi hanya sesaat setelah seseorang mengalami suatu kejadian. Stres episodik merupakan stres yang terjadi pada saat adanya tantangan dan mempunyai pola tertentu, seperti pada siswa yang akan
(21)
mengikuti ujian akan mengalami stres yang dimulai pada saat pengumuman waktu ujian sampai ujian tersebut selesai sepenuhnya. Stres kronik merupakan stres yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama (American Psychological
Association, 2013; Payne dan Hahn, 2002).
Menurut Pinel (2009), Stres memiliki efek negatif yang merugikan kesehatan, tetapi kadang-kadang stres dapat memilik efek positif. Stres terbagi atas dua tipe yaitu distress dan eustress. Distress merupakan stres yang merugikan dan memiliki efek negatif terhadap kesehatan kita sedangkan eustress adalah stres positif yang menguntungkan bagi tubuh kita.
2.1.3. Penyebab Stres
Stresor merupakan pengalaman yang menginduksi respon stres serta bersifat psikologis (misalnya, kecemasan karena kehilangan pekerjaan) atau fisik (misalnya, paparan dingin dalam waktu lama) dan menghasilkan pola inti perubahan fisiologis yang serupa (Pinel, 2009)
Menurut Branon dan Feist (2007) penyebab stres dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Cataclysmic Events
Cataclysmic Events merupakan suatu kejadian besar yang terjadi secara
tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi, seperti bencana alam dan perang.
2. Life Events
Kejadian-kejadian penting yang dapat mempengaruhi perubahan kehidupan seseorang dapat memicu stres, seperti perceraian, kematian orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan.
3. Daily Hassles
Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stres misalnya jadwal kerja yang padat, lalu lintas yang macet, dan antrian yang panjang di kasir,loket, atau bank.
Stres dapat ditimbulkan oleh faktor eksternal maupun internal dari segi fisiologis (contohnya: infeksi, merasa lapar, terluka), bioekologis (contohnya:
(22)
suhu, polusi), emosional (contohnya: kepercayaan, sikap, persepsi), dan sosial (contohnya: status ekonomi, pekerjaan) (Bendelow, 2009).
Besarnya respon stres bukan hanya tergantung pada penyebabnya dan individunya tetapi bergantung juga pada strategi yang diadopsi individu untuk mengatasi stres. Sebagai contoh, di dalam studi terhadap perempuan yang sedang menunggu operasi karena kemungkinan kanker payudara, tingkat stresnya ternyata lebih rendah pada mereka yang telah meyakinkan dirinya sendiri untuk memikirkan masalahnya dengan cara tertentu (Pinel, 2009)
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres
Menurut Atkinson dan Hilgard (1996), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres, yaitu:
1. Kemampuan menerka
Kemampuan menerka timbulnya kejadian stres, walaupun yang bersangkutan tidak dapat mengontrolnya, biasanya akan mengurangi kerasnya stres.
2. Kontrol atas jangka waktu
Kemampuan mengendalikan jangka waktu kejadian yang penuh stres akan mengurangi kerasnya stres.
3. Evaluasi kognitif
Kejadian stres yang sama mungkin dihayati secara berbeda oleh dua individu, tergantung pada situasi apa yang berarti kepada seseorang.
4. Perasaan mampu
Kepercayaan seseorang atas kemampuannya menangulangi situasi penuh stres merupakan faktor utama dalam menentukan kerasnya stres.
5. Dukungan masyarakat
Dukungan emosional dan adanya perhatian orang lain dapat membuat orang tahan menghadapi stres.
(23)
2.1.5. Patofisiologi Stres
Menurut Myers (1996), terdapat tiga fase dalam proses terjadinya stres, yaitu:
1. Pada fase pertama, yaitu reaksi alarm atau peringatan, sistem saraf otonom simpatis diaktifkan oleh stres. Ditandai dengan denyut jantung bertambah cepat dan otot berkontraksi.
2. Pada fase kedua, resistensi, organisme beradaptasi dengan stres melalui berbagai mekanisme yang dimiliki.
3. Jika stresor menetap atau organisme tidak mampu merespon secara efektif, terjadi fase ketiga, yaitu suatu tahap kelelahan yang amat sangat dan mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki atau mati.
Dalam proses terjadinya stres dapat dijelaskan dengan pendekatan biologis dan pendekatan psikologis. Menurut pendekatan biologis, stres terjadi akibat lemahnya organ tubuh tertentu. Contohnya, Sistem pernapasan yang lemah sejak lahir dapat memicu seseorang menderita asma. Selain itu, stres terjadi akibat ketidakseimbangan hormon-hormon di dalam tubuh. Tubuh yang menderita stres akan mengalami peningkatan jumlah kortisol dan mengalami perubahan sistem imun sehingga mudah terkena penyakit (Davison, Neale, dan Kring, 2006).
Menurut pendekatan psikologis, ancaman fisik akan menimbulkan stres. Namun, manusia menerima lebih dari sekadar ancaman fisik. Semua persepsi tersebut dapat merangsang aktivitas sistem simpatik dan sekresi hormon-hormon stres. Namun, emosi-emosi negatif, seperti kekecewaan, penyesalan, dan kekhawatiran, tidak dapat dilawan atau diabaikan dengan mudah seperti halnya ancaman eksternal, dan juga tidak mudah untuk dihilangkan. Emosi negatif membuat sistem biologis tubuh menjadi tegang dan tubuh selalu berada dalam kondisi darurat. Kadangkala hal ini berlangsung lebih lama dari yang dapat kita tanggung. Orang-orang yang selalu menilai bahwa berbagai pengalaman hidup yang terjadi melebihi kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengalami stres kronik dan berisiko menderita suatu gangguan psikofisiologis (Davison, Neale, dan Kring, 2006).
(24)
2.1.6. Gejala Klinis Stres
Gejala merupakan suatu keadaan yang tidak biasa dan patut diperhatikan. Pada seseorang yang mengalami stres, biasanya pusing kepala, berdebar-debar, gelisah, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan merasa marah sepanjang waktu (Nurhaeni et al, 2010).
Menurut David (1997), efek yang ditimbulkan stres terbagi menjadi efek negatif dan efek positif. Efek negatif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.1 sedangkan efek negatif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.1. Efek Negatif dari Stres
Mental Fisik Emosional
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
Wajah memerah Irritabilitas meningkat
Kreativitas menurun Tangan dingin Disorganisasi
Memori memburuk Sesak nafas Konflik
Kontrol diri yang buruk Mulut kering Perubahan mood Kesulitan mengambil
keputusan
Sakit kepala Gangguan tidur
Depresi Nafas cepat Frekuensi merokok
meningkat
Self-esteem menurun Darah tinggi Konsumsi alkohol,
obat-obatan, dan makanan yang berlebihan Sumber: David (1997)
Tabel 2.2. Efek Positif dari Stres
Mental Fisik Emosional
Kreativitas meningkat Kemampuan mengontrol diri
Tingkat energi meningkat
Kemampuan berpikir meningkat
Cepat tanggap terhadap lingkungan sekitar
(25)
Memiliki orientasi kesuksesan yang tinggi
Hubungan interpersonal meningkat
Fleksibiitas otot dan sendi meningkat Motivasi meningkat Moral meningkat Terbebas dari penyakit
yang berhubungan dengan stres Sumber: David (1997)
2.1.7. Tahapan Stres
Gambaran stres biasanya timbul secara lambat, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali tidak di sadari. Setiap tahapan stres ini memperlihatkan sejumlah gejala-gejala yang dirasakan oleh yang bersangkutan (Nurhaeni et al, 2010). Menurut Robert Van Amberg (1979) dalam Nurhaeni et al (2010), bahwa tahapan stres adalah sebagai berikut:
1. Stres tahap pertama (paling ringan)
Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:
a. Semangat bekerja besar.
b. Penglihatan tajam, tidak sebagaimana biasanya.
c. Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.
Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang bertambah semangat tanpa disadari bahwa cadangan energinya sedang menipis.
2. Stres tahap kedua
Dalam tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan adalah sebagai berikut:
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi. b. Merasa lelah setelah makan siang. c. Merasa lelah menjelang sore hari.
(26)
d. Terkadang mengalami gangguan pada saluran cerna (gangguan usus, perut gembung), kadang-kadang jantung berdebar-debar.
e. Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher). f. Perasaan tidak bisa santai.
3. Stres tahap ketiga
Pada tahapan ini keluhan-keluhan keletihan semakin nampak disertai dengan gejala-gejala:
a. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin buang air besar).
b. Otot-otot terasa lebih tegang.
c. Perasaan tegang yang semakin meningkat.
d. Gangguan tidur (susah tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi).
e. Badan terasa lemas, rasa mau pingsan. 4. Stres tahap keempat
Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit.
b. Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit.
c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat.
d. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan seringkali terbangun dini hari.
e. Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam.
f. Perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan, tidak mengerti mengapa. 5. Stres tahap kelima
Tahapan ini merupakan tahapan yang lebih mendalam dari tahap keempat diatas, yaitu:
a. Keletihan yang mendalam.
(27)
c. Gangguan sistem pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, sukar buang air besar atau sebaliknya feses encer dan sering ke belakang. d. Perasaan takut dan semakin menjadi, mirip panik.
6. Stres tahap keenam
Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala pada tahap ini cukup mengerikan, yaitu:
a. Debaran jantung terasa amat keras. b. Sesak nafas.
c. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran.
d. Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi atau pingsan.
2.1.8. Dampak Stres pada Sistem Tubuh
Menurut American Institute of Stress (2013), stres menimbulkan dampak bagi sistem tubuh antara lain:
1. Sistem saraf
Ketika stres fisik maupun psikologis, tubuh akan segera menggunakan sumber energi untuk melawan ancaman yang dirasakan. Dalam apa yang dikenal sebagai respon “fight or flight”, sistem saraf simpatis akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini akan membuat jantung berdetak lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, mengubah proses pencernaan dan meningkatkan kadar glukosa dalam aliran darah. Setelah masa krisis berlalu, sistem tubuh akan kembali normal seperti semula. 2. Sistem respirasi
Stres akan meningkatkan pernafasan dengan cepat dan bernapas lebih keras yang dapat menimbulkan serangan panik pada beberapa orang. 3. Sistem endokrin
a. Kelenjar adrenal
Ketika tubuh mengalami stres, otak akan mengirimkan sinyal dari hipotalamus yang menyebabkan korteks adrenal untuk memproduksi
(28)
hormon kortisol dan medula adrenal untuk menghasilkan hormon epinefrin.
b. Hati
Ketika hormon kortisol dan epinefrin dilepaskan, hati memproduksi lebih banyak glukosa, dan gula dalam darah inilah yang akan memberikan energi dalam respon “fight or flight” pada saat darurat. 4. Sistem gastrointestinal
a. Esofagus
Stres akan merespon kita untuk makan lebih banyak atau lebih sedikit dari yang biasanya kita lakukan. Jika kita makan lebih atau berbeda atau meningkatkan penggunaan tembakau atau alkohol, kita akan mengalami mulas atau refluks asam lambung.
b. Lambung
Jika mengalami stres yang cukup parah, perut akan terasa mual, muntah, dan sakit.
c. Usus
Stres dapat mempengaruhi pencernaan, proses penyerapan nutrisi pada usus, dan mempengaruhi seberapa cepat makanan bergerak di dalam tubuh. Hal ini dapat kita rasakan seperti diare dan konstipasi.
5. Sistem muskuloskeletal
Stres akan mengakibatkan otot menjadi tegang serta kontraksi dari otot dalam waktu yang lama akan memicu sakit kepala.
6. Sistem kardiovaskular
Stres akut akan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan kontraksi kuat dari otot jantung. Stres akut yang berulang terus menerus akan menimbulkan peradangan pada arteri koroner yang akan mengakibatkan serangan jantung.
7. Sistem Reproduksi
Pada pria,jumlah kortisol yang meningkat pada saat stres akan mempengaruhi fungsi normal dari sistem reproduksi. Pada keadaan stres
(29)
kronis dapat mengganggu hormon testosteron dan produksi sperma yang bisa menyebabkan impotensi.
2.2. Stres pada Siswa SMA
2.2.1. Penyebab Stres pada Siswa SMA
Penyebab stres pada siswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya sendiri berupa tugas-tugas sekolah, kursus yang berlebihan, takut gagal atau nilai yang tidak memenuhi harapan dari orang tua maupun diri sendiri, dan perubahan dramatis terhadap lingkungan sekolahnya (Carrier, 2009; Floyd, Mimms, dan Yelding, 2003)
2.2.2. Tanda-tanda Stres pada Siswa SMA
Ketika seorang siswa kesulitan dalam mengatasi stres maka dia akan cenderung menunjukkan perubahan mood, perilaku, maupun penampilan fisik. Perbahan fisik termasuk ketegangan otot, sakit kepala, sakit perut, sulit tidur, kesulitan makan, dan kekurangan energi. Perubahan emosi termasuk kegelisahan, kecemasan, kehilangan semangat dengan barang yang digunakan untuk dinikmati, kemarahan atau permusuhan terhadap teman sebaya, rasa malu atau penarikan, dan perasaan tak berdaya serta putus asa. Perubahan perilaku termasuk kebiasaan makan makanan yang buruk dan berat badan yang meningkat/ menurun dalam waktu yang singkat (Terzian, Moore, dan Nguyen, 2010).
2.2.3. Dampak Stres pada Siswa SMA
Dampak stres pada siswa dengan tingkat stres yang lebih tinggi akan menyebabkan siswa depresi, ingin bunuh diri, penyalahgunaan obat-obatan, masalah perubahan perilaku, merokok, dan mengkonsumsi alkohol (Carrier, 2009). Menurut Hawari (2001) dalam Nurhaeni et al (2010), stres dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
1. Mengganggu perasaan, seperti gelisah, sedih, merasa rendah diri, iri hati, pemarah, bimbang dan ragu serta cemas.
(30)
2. Mengganggu pikiran, seperti tidak dapat berpikir secara jernih, sering lupa, daya pikir rendah, tidak dapat berkonsentrasi, sehingga merasa seolah-olah tidak cerdas, sehingga tidak mampu membuat membuat keputusan secara cepat dan sistematis.
3. Berpengaruh terhadap perilaku, seperti menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain.
4. Memacu beragam penyakit; jenis penyakit yang sering disebut psikosomatik, misalnya maag, sesak nafas, darah tinggi, dan sebagainya. 5. Menimbulkan depresi; depresi adalah suatu gangguan yang berlangsung
lama, disertai gejala dan tanda-tanda spesifik yang secara substansial mengganggu kewajaran sikap dan tindakan seseorang merasa sedih yang amat sangat.
2.3. Sutomo I Medan 2.3.1. Profil Sutomo I Medan
Perguruan Sutomo adalah sekolah swasta di Medan, yang dikelola Yayasan Perguruan Sutomo. Kelompok ini mencakup Sutomo 1 yang terdiri dari
Playgroup, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan SMA, dan Sutomo 2 yang terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA. Diantara keduanya, Sutomo 1 merupakan sekolah yang lebih dominan dan dikenal (SMA Sutomo I, 2013).
2.3.2. SMA Sutomo I Medan
SMA Sutomo I Medan terletak di jalan Letkol Martinus Lubis No. 7, Medan, Sumatera Utara (SMA Sutomo I, 2013). Berdasarkan Badan Akreditas Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM) pada Propinsi Sumatera Utara (2013), SMA Sutomo I memiliki peringkat akreditasi A dengan nilai 95,30 yang ditetapkan pada tanggal 5 Oktober 2009.
Dalam SMA Sutomo I (2013), terdapat 3 jenis pembagian kelas, yaitu: 1. Kelas plus
(31)
2. Kelas akselerasi 3. Kelas reguler
2.3.3. Kriteria Kelas Plus SMA Sutomo I Medan
Berdasarkan syarat pendaftaran calon kelas plus SMA Sutomo I Medan (2013), sebagai berikut:
1. Melalui psikotes
Yang berhak mengikuti psikotest adalah siswa yang memiliki rata-rata nilai untuk bidang studi Matematika, IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris pada kelas sebelumnya diatas atau sama dengan 80.
Tes psikotes yang diterima dengan nilai diatas atau sama dengan 115. 2. Melalui tes akademis
Tes akademis dengan nilai rata-rata nilai untuk bidang studi Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris diatas atau sama dengan 80.
(32)
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibahas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Definisi
Siswa SMA kelas XII IPA plus merupakan pelajar kelas 3 SMA Sutomo I Medan dimana memilih jurusan IPA, serta memiliki rata-rata nilai untuk bidang studi Matematika, IPA (Biologi, Fisika, dan Kimia), Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris diatas atau sama dengan 80.
Tingkat stres merupakan tingkatan dari suatu pengalaman emosional negatif yang tidak spesifik terhadap stresor mempengaruhi emosi, proses berpikir, serta kondisi fisiologis dan psikologis pada seseorang.
Tidak mengalami stres / normal merupakan jika nilai diperoleh 0-23 dari hasil akumulasi kuesioner yang diberikan.
Tingkat stres ringan merupakan jika nilai diperoleh 24-33 dari hasil akumulasi kuesioner yang diberikan.
Siswa SMA kelas XII IPA plus
Tingkat stres sedang Tingkat stres
Tingkat stres berat Tingkat stres
ringan Tidak mengalami
stres / normal
Tingkat stres sangat berat
(33)
Tingkat stres sedang merupakan jika nilai diperoleh 34-52 dari hasil akumulasi kuesioner yang diberikan.
Tingkat stres berat merupakan jika nilai diperoleh 53-73 dari hasil akumulasi kuesioner yang diberikan.
Tingkat stres sangat berat merupakan jika nilai diperoleh lebih dari atau sama dengan 74 dari hasil akumulasi kuesioner yang diberikan.
3.2.2. Cara Ukur
Cara pengukuran dengan menggunakan Depression Anxiety and Stress
Scale 42 yang terdiri dari 42 pertanyaan yang mengidentifikasi skala subyektif
depresi, kecemasan, dan stres. Oleh karena tujuan penelitian ini hanya untuk mengetahui tingkat stres, maka instrumen ini dimodifikasikan dengan menggunakan pernyataan stres sebagai bagian dari pernytataan yang digunakan dan menambahkan pernyataan-pernyataan berdasarkan studi pustaka yang mencakup 3 subvariabel yaitu: fisik, emosi / psikologis, dan perilaku yang dikutip dalam Purwati (2012). Kuesioner ini terdiri dari 60 pertanyaan yang akan diisi oleh rersponden. Setiap kejadian tersebut diukur berdasarkan frekuensi terjadinya dalam satu minggu, dalam bentuk skala sebagai berikut:
a. Responden yang menjawab tidak pernah diberi skor 0. b. Responden yang menjawab kadang-kadang diberi skor 1. c. Responden yang menjawab sering diberi skor 2.
d. Responden yang menjawab selalu diberi skor 3.
3.2.3. Alat Ukur
Alat ukur adalah Depression Anxiety and Stress Scale 42 yang dimodifikasi terdiri dari 60 pertanyaan.
3.2.4. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran yang diperoleh berupa total skor penilaian dari kuesioner diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan stres sebagai berikut :
(34)
a. Skor 0-23 : tidak mengalami stres / normal b. Skor 24-33 : tingkat stres ringan
c. Skor 34-52 : tingkat stres sedang d. Skor 53-73 : tingkat stres berat e. Skor 74 atau di atas 74 : tingkat stres sangat berat
3.2.5. Skala Pengukuran
(35)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres siswa SMA kelas XII IPA plus menjelang ujian pekan bulanan.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Sutomo I Medan selama bulan Agustus 2013.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi target penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA plus. Populasi terjangkau penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan.
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi terjangkau yang berada di lingkungan SMA Sutomo I Medan selama penelitian berlangsung serta memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Kriteria Inklusi
a. Siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo 1 Medan.
b. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent).
2. Kriteria Eksklusi
a. Kuesioner yang diisi tidak lengkap.
(36)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu melibatkan seluruh siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan dijadikan sampel penelitian.
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari bagian administrasi SMA Sutomo I Medan, berupa jumlah siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan.
4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat stres. Kuesioner yang digunakan adalah Depression
Anxiety and Stress Scale 42 yang dimodifikasi. Kuesioner ini telah diuji validitas
dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product momment” dan
uji Cronbach (cronbach alpha) dalam program Statistical Product and Service
Solutions (SPSS).
Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20 subjek.
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner ini adalah valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,452 sampai 0,733 dan reliabel dengan koefisien alfa Cronbach sebesar 0,964.
Setelah kuesioner valid dan reliabel, peneliti akan membagikan kuesioner pada subjek penelitian yang telah menyetujui informed consent-nya. Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
(37)
4.4.4. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan dalam bentuk persentase.
(38)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Sutomo I yang beralamat di jalan Letkol Martinus Lubis nomor 7 Medan, Kotamadya Medan. Pembagian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2013 menjelang ujian pekan bulanan pada tanggal 19 Agustus 2013 dan dibagi pada masing-masing kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan.
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan. Dari 167 siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan seluruhnya yang menjadi responden, didapatkan total subjek penelitian adalah 151 siswa sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Berdasarkan kelas, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut: Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas
Nomor Kelas Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
1 XII IPA 1 37 24,5
2 XII IPA 2 30 19,9
3 XII IPA 3 37 24,5
4 XII IPA 4 47 31,1
Total 151 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penelitian ini diikuti oleh siswa kelas XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, dan XII IPA 4. Seperti yang terlihat pada tabel diatas, responden kelas XII IPA 4 memiliki frekuensi dan persentase terbesar yaitu 47 orang dengan 31,1%, kemudian diikuti oleh kelas XII IPA 1 dan XII IPA 3 yaitu 37 orang (24,5%), dan terakhir oleh kelas XII IPA 2 yaitu 30 orang (19,9%).
(39)
Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Nomor Jenis Kelamin Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
1 Laki-Laki 68 45,0
2 Perempuan 83 55,0
Total 151 100
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar siswa XII IPA plus adalah perempuan dengan jumlah 83 orang (55,0%), kemudian laki-laki 68 orang (45,0%).
5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data
Hasil uji terhadap tingkat stres siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Responden
Variabel Kategori Frekuensi
(orang)
Persentase (%)
Tingkat Stres Tidak mengalami stres 0 0
Stres Ringan 3 2,0
Stres Sedang 11 7,3
Stres Berat 79 52,3
Stres Sangat Berat 58 38,4
Total 151 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat stres yang dikategorikan stres berat memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 79 orang (52,3%), tingkat stres yang dikategorikan stres sangat berat sebanyak 58 orang (38,4%), tingkat stres yang dikategorikan stres sedang sebanyak 11 orang (7,3%), tingkat stres
(40)
yang dikategorikan stres ringan sebanyak 3 orang (2,0%), dan tidak ada orang (0%) pada keadaan dengan kategori tidak mengalami stres.
Distribusi frekuensi tingkat stres siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Tingkat Stres Tidak Stres Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat Stres Sangat Berat Total
n % n % n % n % n %
Laki-laki 0 0 1 33,3 6 54,5 41 51,9 20 34,5 68 Perempuan 0 0 2 66,7 5 45,5 38 48,1 38 65,5 83 Total 0 0 3 100 11 100 79 100 58 100 151
Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang tidak mengalami stres. Dari 3 siswa yang mengalami stres ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 2 siswa (66,7%), merupakan perempuan. Dari 11 siswa yang mengalami stres sedang, proporsi terbesarnya, yaitu 6 siswa (54,5%), merupakan laki-laki. Dari 79 siswa yang mengalami stres berat, proporsi terbesarnya, yaitu 41 siswa (51,9%), merupakan laki-laki. Dari 58 siswa yang mengalami stres sangat berat, proporsi terbesarnya, yaitu 38 siswa (65,5%), merupakan perempuan.
5.3.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah siswa kelas XII IPA plus Sutomo I Medan yang mengalami stres adalah 100%. Hasil ini melebihi prevalensi stres pada siswa SMA di Malaysia yaitu sebesar 26,1% (Yusoff, 2010).
Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah siswa yang mengisi kuesioner merupakan siswa dari kelas plus dengan tuntutan akademik yang tinggi dimana nilai rata-rata untuk masuk kelas plus harus diatas 80 dan pengisian kuesioner dilakukan dalam waktu 1 minggu sebelum ujian.
(41)
Sebaliknya, menurut Yusoff (2010) di Malaysia, penelitiannya dilakukan pada 100 sekolah pemerintah dan pengambilan sampel secara convenient sampling serta membagikan kuesioner dengan cara wawancara tiap-tiap siswanya.
Berdasarkan penelitian Arian (2012) di Bandung, tingkat stres siswa SMA Negeri 3 saat menjelang Ujian Nasional didapatkan 4,15% dikelompokkan dalam keadaan normal, 15,2% dikelompokkan dalam tingkat stres ringan, 49,74% dikelompokkan dalam tingkat stres sedang, 30,05% dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan 0,52% dikelompokkan dalam tingkat stres sangat berat. Penelitian sejenis oleh Wulandari (2009) di Yogyakarta, tingkat stres siswa SMA kelas XII menjelang Ujian Nasional didapatkan 36,26% berada pada tingkat stres rendah dan 63,74% berada pada tingkat stres sedang. Sementara hasil penelitian ini adalah 2% tingkat stres ringan, 7,3% tingkat stres sedang, 52,3% tingkat stres berat, dan 38,4% tingkat stres sangat berat.
Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan faktor penyebab stres misalnya tugas-tugas sekolah, kursus yang berlebihan, takut gagal atau nilai yang tidak memenuhi harapan dari orang tua maupun diri sendiri, dan perubahan dramatis terhadap lingkungan sekolahnya (Carrier, 2009; Floyd, Mimms, dan Yelding, 2003). Selain itu, perbedaan dalam tuntutan keluarga, tuntutan sosial, masalah keuangan, menajemen waktu, dan berbagai tuntutuan lain dari diri sendiri dapat menjadi faktor penyebab stres (Payne & Hahn, 2002).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 2 siswa yang mengalami tingkat stres ringan, 66,7% diantaranya merupakan perempuan. Dari 6 siswa yang mengalami tingkat stres sedang, 54,5% diantaranya merupakan laki-laki. Dari 41 siswa yang mengalami tingkat stres berat, 51,9% diantaranya merupakan laki-laki dan dari 38 siswa yang mengalami stres sangat berat, 65,5% diantaranya merupakan perempuan.
Berdasarkan penelitian Sharma dan Kaur (2011), tingkat stres lebih tinggi pada perempuan dikarenakan perempuan percaya bahwa untuk menjadi sukses, mereka harus luar biasa dalam setiap bidang kehidupannya seperti akademis, sosial, ekstrakulikuler, dan penampilan. Sebaliknya, menurut Taragar (2009)
(42)
diperoleh bahwa tingkat stres lebih tinggi pada laki-laki karena tuntutan orang tua dimana ingin anak laki-lakinya berhasil di segala bidang, sehingga memberi lebih banyak tekanan pada anak laki-laki. Oleh karena itu, berbagai penyebab yang mempengaruhi stres antara laki-laki dan perempuan tetapi tergantung pada tipe kepribadian, mekanisme pertahanan tubuh, dukungan keluarga, dukungan masyarakat, dan keyakinan (agama) masing-masing individu baik laki-laki maupun perempuan (David, 1997).
(43)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Didapatkan 151 siswa yang menjadi subjek penelitian yang terdiri dari 55% (83 orang) siswa perempuan dan 45% (68 orang) siswa laki-laki. 2. Sebanyak 38,4% (58 orang) siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I
Medan dikategorikan tingkat stres sangat berat, 52,3% (79 orang) dikategorikan tingkat stres berat, 7,3% (11 orang) dikategorikan tingkat stres sedang, 2,0% (3 orang) dikategorikan tingkat stres ringan dan tidak ada siswa yang dikategorikan tidak mengalami stres.
3. Tingkat stres berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak mengalami stres, 66,7% siswa yang mengalami tingkat stres ringan merupakan perempuan (2 siswa), 54,5% siswa yang mengalami tingkat stres sedang merupakan laki-laki (6 siswa), 51,9% siswa yang mengalami tingkat stres berat merupakan laki-laki (41 siswa), dan 65,5% siswa yang mengalami tingkat stres sangat berat merupakan perempuan (38 siswa).
6.2. Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi subjek penelitian
Siswa harus mampu untuk mengetahui tanda dan gejala stres seperti sulit berkonsentrasi, perubahan pola tidur, atau perubahan berat badan. Apabila siswa mengalami tanda dan gejala seperti itu maka mereka harus segera mencari pengobatan atau mampu melakukan pencegahan sedini mungkin. 2. Bagi sekolah
Pemberian konseling sangat diperlukan untuk mengurangi stres yang dirasakan para siswa agar siswa dapat beradaptasi dengan cepat dan tepat terhadap lingkungan sekitarnya.
(44)
3. Bagi penelitian selanjutnya
Jika peneliti lain akan melakukan penelitian yang sama maka penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya.
(45)
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Stress, 2013. Stress Effects. USA: American Institute of Stress. Available from: http://www.stress.org/stress-effects/ [Accessed 19th April 2013]
American Institute of Stress, 2013. What is Stress?. USA: American Institute of Stress. Available from: http://www.stress.org/what-is-stress/ [Accessed 11th April 2013]
American Psychological Association, 2013. Stress: The different kinds of Stress. Washington: American Psychological Association. Available from: http://www.apa.org/helpcenter/stress-kinds.aspx [Accessed 22nd April 2013]
Arian, O., 2012. Gambaran Tingkat Stres Siswa SMAN 3 Bandung Kelas XII
Menjelang Ujian Nasional 2012, Bandung: Pustaka Ilmiah Universitas
Padjadjaran. Available from: http://pustaka.unpad.ac.id/archives/116945/ [Accessed 14th May 2013]
Atkinson, R.L. & Hilgard, E.R., 1996. Stres. Dalam: Pengatar Psikologi. Jilid 2. Edisi VIII. Jakarta: Erlangga, 222-237.
Badan Akreditas Nasional Sekolah/Madrasah, 2008. SMA Swasta Sutomo 1. Available from: http://www.ban-sm.or.id/provinsi/sumatera-utara/akreditasi/view/151596 [Accessed 14th May 2013]
Bendelow, G., 2009. 'Stress' : The Key to Mind/ Body Medicine?. In: Health,
(46)
Brannon, L. & Feist, J., 2007. The Nervous System and the Physiology of Stress.
In: Health Psychology: An Introduction to Behaviour and Health. 6th ed.
USA: Thomson Wadsworth, 99-122.
Carlson, N.R., 2005. Stress Disorders. In: Foundations of Physiological
Psychology. 6th ed. USA: Pearson, 502-506.
Carrier, M., 2009. Adolescents and Stress. Available from: https://wiki.uww.edu/other/childdevresource/images/8/86/Wiki_project-_stress-1-.pdf [Accessed 14th April 2013]
David, A.J., 1997. Coping With and Managing Stress. In: Wellness: Concepts and
Applications. 3rd ed. USA: McGraw-Hill, 256-263.
Davison, G.C., Neale, J.M. & Kring, A.M., 2006. Stres dan Kesehatan. Dalam:
Psikologi Abnormal. Edisi IX. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 274-289.
Fitria, D., 2010. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Tingkat Stres pada Remaja Kelas XII IPA 1 dan XII IPA 6 di SMA Negeri 7 Padang Tahun 2010. Padang: Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Flyod, P.A., Mimms, S.E. & Yelding, C., 2003. Stress and Health. In:Personal
Health: Perspectives and Lifestyles. USA: Thomson Learning, Inc, 48-65.
Hude, M.D., 2006. Model Pengendali Emosi. Dalam: Emosi. Jakarta: Erlangga, 257-265.
Jusuf, M.I., Paramata, N. & Abudi, R., 2012. Studi Epidemiologis Stres, Toleransi Stress dan Stressor Psikososial pada Pelajar Sekolah Lanjutan Atas di Kota Gorontalo. Jurnal Health & Sport, 5(2).
(47)
Middlebrooks, J.S. & Audage, N.C., 2008. The Effects of Childhood Stress on
Health Across the Lifespan. Atlanta: Centers for Disease Control and
Pervention. Available from: http://www.cdc.gov/ncipc/pub-res/pdf/childhood_stress.pdf [Accessed 16th April 2013]
Myers, D.G., 1996. Stress and Health. In: Exploring Psychology. 3rd ed. New York: Worth Publisher, 356-363.
Nurhaeni, H., et al, 2010. Konsep Stres dan Adaptasi. Dalam:Penanganan Stress
pada Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : CV Trans Info Media, 75-99.
Panandiker, J. & Rowe, J., 2012. Survey Reveals Significant Student Stress, USA: Canvass. Available from: http://7hillscanvass.org/?p=1126 [Accessed 16th April 2013]
Payne, W.A. & Hahn, D.B., 2002. Managing Stress. In: Understanding Your
Health. 7th ed. USA: McGraw-Hill, 54-66.
Pinel, J.P.J., 2009. Stres dan Kesehatan. Dalam: Biopsikologi. Edisi VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 557-565.
Prihatina, R.D., Latifah, M. & Johan, I.R., 2012. Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Stratergi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, 5(1): 48-57.
Purwati, S., 2012. Tingkat Stres Akademik pada Mahasiswa Reguler Angkatan
2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok: Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Sari, A. M. W. & Harimurti, R., 2013. Sistem Pakar untuk Menganalisis Tingkat Stres Belajar pada Siswa SMA. Jurnal Manajemen Informatika, 1(2): 1-7.
(48)
Sekolah Menengah Atas Sutomo I, 2013. Yayasan Perguruan Sutomo Medan. Available from: http://www.sutomo-mdn.sch.id/sma/site/home [Accessed 15th May 2013]
Sharma, M. & Kaur, G., 2011. Gender Differences in Procrastination and Academic Stress Among Adolescents. Indian Journal of Social Science
Research, 8(1-2): 122-127.
Taragar, S., 2009. Stressors Among the Students of High Schools. Dharwad: Department of Human Development University of Agricultural Sciences. Available from: http://etd.uasd.edu/ft/th9887.pdf [Accessed 28th November 2013]
Taylor, S.E., 2009. Stress. In: Health Psychology. 7th ed. USA: McGraw-Hill, 146-172.
Terzian, M., Moore, K.A. & Nguyen, H.N., 2010. Assessing Stress in Children and Youth: A Guide for Out-Of-School Time Program Practitioners.
Washington: Children Trends. Available from:
http://www.sp2.upenn.edu/ostrc/doclibrary/documents/AssessingStressinChil drenandYouth-AGuideforOut-of-SchoolTimeProgramPractitioners.pdf [Accessed 16th April 2013]
Walker, J., 2002. Teens in Distress Series Adolescent Stress and Depression. Available from:
http://www.extension.umm.edu/distribuyion/youthdevelopment/DA3083.html [Accessed 21st April 2013]
Wulandari, V. D., 2009. Tingkat Stres Siswa SMA Kelas XII di Yogyakarta dalam
Menghadapi Ujian Nasional. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
(49)
Yusoff, M. S. B., 2010. Stress, Stressors and Coping Strategies Among Secondary School Students in A Malaysian Goverment Secondary School : Initial Findings. ASEAN Journal of Psychiatry, 11(2). Available from: http://aseanjournalofpsychiatry.org/pdf/ASEAN_110202.pdf [Accessed 25th November 2013]
(50)
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wiratama Hadi Tjuanda
Tempat/ Tanggal lahir : Serbelawan / 21 September 1992
Agama : Buddha
Alamat : Jl. Asia Raya Blok G No.14
Medan 20216
Riwayat Pendidikan : 1. SD Sutomo I Medan 1998 2. SMP Sutomo I Medan 2004 3. SMA Sutomo I Medan 2007 4. Fakultas Kedokteran USU 2010
Riwayat Pelatihan : 1. Seminar dan Workshop Basic Life Support dan Traumatologi
2. Seminar “Serendipity and the Importance of
Being Prepared for Whenever Life Take Us”
Riwayat Organisasi : 1. Bakti Sosial Keluarga Mahasiswa Buddish USU tahun 2011
2. Bakti Sosial Keluarga Mahasiswa Buddish USU tahun 2012
3. Bakti Sosial Keluarga Mahasiswa Buddish USU tahun 2013
(51)
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya, Wiratama Hadi Tjuanda, adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Stres pada Siswa Kelas XII IPA Plus SMA Sutomo I Medan”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research
Programme.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Adik untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya memohon kesediaan Adik untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Adik bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawan saudara.
Identitas pribadi saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, saudara dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya mengucapakan terima kasih.
Medan 2013 Peneliti,
(52)
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
nama :
kelas :
jenis kelamin :
telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Gambaran Tingkat Stres pada Siswa Kelas XII IPA Plus SMA Sutomo I Medan”. Oleh karena itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Medan, 2013 Hormat Saya,
(53)
LAMPIRAN 4
KUESIONER PENELITIAN
Bacalah setiap pernyataan dibawah ini seberapa sering pernyataan-pernyataan tersebut yang sesuai dengan perasaan atau kondisi Anda dalam satu minggu ini dan beri tanda () pada kolom sebelah kanan yang sudah disediakan.
No Pernyataan Tidak
Pernah
Kadang Sering Selalu
1 Saya merasa diri saya mudah marah dengan hal-hal yang sepele
2 Mulut saya kering ketika berada di kelas saat proses pembelajaran
3 Sulit bagi saya berpikir positif di semua aspek
4 Saya mengalami kesulitan bernapas saat diberi pertanyaan oleh dosen/ guru
5 Saya merupakan orang yang sulit untuk memulai melakukan sesuatu 6 Saya cenderung bereaksi berlebihan
terhadap kondisi/situasi yang tidak sesuai dengan harapan saya
7 Saya merasa berdebar-debar/ragu (misalnya, saat akan presentasi di kelas)
8 Saya menemukan bahwa diri saya sulit untuk bersantai
9 Saya sangat lega setelah selesai ujian 10 Saya merasa tidak memiliki gambaran
masa depan yang jelas setelah lulus sekolah/kuliah
(54)
11 Saya lebih mudah marah dibanding teman-teman saya
12 Saya merasa bahwa saya telah menggunakan banyak energi untuk berpikir dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah/perkuliahan
13 Saya merasa tertekan dengan suasana belajar/kuliah di sekolah/kampus 14 Saya cenderung tidak sabar terhadap
sesuatu yang ditunda-tunda (guru/dosen yang datang tidak tepat waktu/telat)
15 Saya mudah tersinggung terhadap lelucon yang menyindir perilaku siswa/mahasiswa
16 Saya merasa bahwa saya telah kehilangan minat/motivasi untuk melakukan sesuatu hampir disegala hal
17 Saya merasa tidak berguna bagi orang lain
18 Saya mudah tersinggung terhadap lelucon yang disampaikan guru/dosen yang mengarah pada latar belakang siswa/mahasiswa (misalnya suku/tingkat ekonomi)
19 Saya gampang/mudah berkeringat setelah presentasi di kelas
20 Saya mudah merasa takut tanpa alasan yang jelas saat menjawab pertanyaan
(55)
teman atau guru/dosen di kelas
21 Saya merasa bahwa hidup saya tidak bermanfaat
22 Saya merasa sulit untuk berhati-hati dalam melakukan sesuatu
23 Selera makan saya menurun dalam seminggu terakhir
24 Saya tidak dapat santai dalam melakukan sesuatu, jika saya benar-benar tidak mampu untuk melakukannya
25 Saya menyadari setiap tindakan yang saya lakukan berpengaruh terhadap kondisi fisik saya (misalnya, perasaan takut meningkatkan denyut jantung) 26 Saya merasa hati saya kacau dan sedih 27 Saya merasa diri saya adalah orang
yang pemarah
28 Saya merasa saya sangat mudah panik 29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah
sesuatu yang membuat saya sedih 30 Saya takut saya akan mendapat tugas/
tanggung jawab yang mudah, tapi saya tidak mampu untuk mengerjakannya 31 Saya tidak antusias terhadap
materi-materi sekolah/kuliah di sekolah/kampus
32 Saya sulit mentolerir adanya kesalahan terhadap hasil pekerjaan yang saya lakukan
(56)
33 Saya menyadari bahwa diri saya dalam keadaan ketegangan saraf (memiliki emosi yang tinggi)
34 Saya merasa bahwa saya adalah orang yang cukup berharga
35 Saya tidak toleran/tahan terhadap kebisingan/suara gaduh saat diskusi kelompok
36 Saya takut nilai akademik saya turun dan tidak memenuhi standar nilai minimal yang ditetapkan oleh sekolah/fakultas
37 Saya mudah lapar saat mengikuti proses pembelajaran
38 Saya merasa hidup saya cukup berarti 39 Saya menemukan diri saya semakin
gelisah
40 Saya khawatir jika ketika saya panik dan akhirnya berbuat bodoh terhadap diri saya
41 Saya mengalami gemetar (misalnya ditangan ketika menjawab pertanyaan guru/dosen atau teman saat dikelas) 42 Saya merasa sulit untuk konsentrasi
dalam belajar dan berinisiatif untuk melakukan hal-hal yang baru
43 Saya pusing karena materi sekolah/kuliah yang membingungkan 44 Saya lupa dengan isi teks books yang
(57)
45 Tangan saya dingin saat menunggu giliran ujian praktikum
46 Saya buang air kecil ketika sedang berada di kelas saat mendengar materi sekolah/kuliah
47 Saya tidak terburu-buru dalam mengerjakan tugas sekolah/kuliah 48 Saya dapat tidur nyenyak walaupun
keesokan harinya saya hari presentasi di sekolah/kampus
49 Saya bahagia walaupun tidak mempunyai teman untuk bercerita 50 Nafsu makan saya tetap baik,
walaupun banyak tugas sekolah/kuliah yang harusa saya selesaikan
51 Tangan saya terasa lembab/dingin selama diskusi kelompok di kelas 52 Saya merasa dihargai terhadap tugas
yang telah saya kerjakan
53 Saya tetap fokus mendengarkan presentasi di kelas walaupun saya sudah bosan
54 Saya tidak lelah setelah seharian belajar di sekolah/kampus
55 Saya suka mengigit pena saat sedang mendengarkan presentasi di kelas 56 Saya dapat memahami materi kuliah
yang disampaikan oleh guru/dosen 57 Saya tidur larut malam karena harus
(58)
58 Saya merasa saya sulit beradaptasi
dengan teman-teman di
sekolah/kampus
59 Saya tetap tenang walaupun ada jadwal sekolah/kuliah yang mendadak 60 Saya merasa detak jantung saya
berdebar sangat keras saat saya diberi pertanyaan oleh guru/dosen yang harus saya jawab
(59)
LAMPIRAN 5
VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER
Nomor Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha
Cronbach
Status
1 0,687 Valid 0,964 Reliabel
2 0,682 Valid 0,964 Reliabel
3 0,682 Valid 0,964 Reliabel
4 0,480 Valid 0,964 Reliabel
5 0,534 Valid 0,964 Reliabel
6 0,577 Valid 0,964 Reliabel
7 0,617 Valid 0,964 Reliabel
8 0,590 Valid 0,964 Reliabel
9 0,496 Valid 0,964 Reliabel
10 0,670 Valid 0,964 Reliabel
11 0,513 Valid 0,964 Reliabel
12 0,459 Valid 0,964 Reliabel
13 0,561 Valid 0,964 Reliabel
14 0,505 Valid 0,964 Reliabel
15 0,501 Valid 0,964 Reliabel
16 0,492 Valid 0,964 Reliabel
17 0,638 Valid 0,964 Reliabel
18 0,646 Valid 0,964 Reliabel
19 0,539 Valid 0,964 Reliabel
20 0,727 Valid 0,964 Reliabel
21 0,541 Valid 0,964 Reliabel
22 0,458 Valid 0,964 Reliabel
23 0,663 Valid 0,964 Reliabel
(60)
25 0,585 Valid 0,964 Reliabel
26 0,494 Valid 0,964 Reliabel
27 0,536 Valid 0,964 Reliabel
28 0,626 Valid 0,964 Reliabel
29 0,522 Valid 0,964 Reliabel
30 0,500 Valid 0,964 Reliabel
31 0,663 Valid 0,964 Reliabel
32 0,520 Valid 0,964 Reliabel
33 0,478 Valid 0,964 Reliabel
34 0,500 Valid 0,964 Reliabel
35 0,574 Valid 0,964 Reliabel
36 0,509 Valid 0,964 Reliabel
37 0,623 Valid 0,964 Reliabel
38 0,452 Valid 0,964 Reliabel
39 0,696 Valid 0,964 Reliabel
40 0,527 Valid 0,964 Reliabel
41 0,682 Valid 0,964 Reliabel
42 0,643 Valid 0,964 Reliabel
43 0,507 Valid 0,964 Reliabel
44 0,714 Valid 0,964 Reliabel
45 0,470 Valid 0,964 Reliabel
46 0,561 Valid 0,964 Reliabel
47 0,538 Valid 0,964 Reliabel
48 0,537 Valid 0,964 Reliabel
49 0,467 Valid 0,964 Reliabel
50 0,562 Valid 0,964 Reliabel
51 0,561 Valid 0,964 Reliabel
52 0,627 Valid 0,964 Reliabel
53 0,724 Valid 0,964 Reliabel
(61)
55 0,505 Valid 0,964 Reliabel
56 0,658 Valid 0,964 Reliabel
57 0,531 Valid 0,964 Reliabel
58 0,652 Valid 0,964 Reliabel
59 0,483 Valid 0,964 Reliabel
(62)
LAMPIRAN 6
DATA INDUK
No Nama
Responden
Jenis Kelamin
Kelas Total Skor
Tingkat Stres
1 B1 laki-laki XII IPA 2 68 stres berat
2 B2 perempuan XII IPA 2 78 stres sangat berat 3 B3 perempuan XII IPA 2 113 stres sangat berat 4 B4 laki-laki XII IPA 2 139 stres sangat berat 5 B5 perempuan XII IPA 2 74 stres sangat berat 6 B6 perempuan XII IPA 2 28 stres ringan 7 B7 perempuan XII IPA 2 57 stres berat
8 B8 perempuan XII IPA 2 74 stres sangat berat 9 B9 perempuan XII IPA 2 64 stres berat
10 B10 perempuan XII IPA 2 137 stres sangat berat 11 B11 perempuan XII IPA 2 81 stres sangat berat 12 B12 perempuan XII IPA 2 54 stres berat
13 B13 laki-laki XII IPA 2 56 stres berat
14 B14 perempuan XII IPA 2 90 stres sangat berat 15 A1 perempuan XII IPA 1 69 stres berat
16 A2 laki-laki XII IPA 1 56 stres berat 17 A3 perempuan XII IPA 1 73 stres berat 18 A4 laki-laki XII IPA 1 64 stres berat 19 A5 perempuan XII IPA 1 64 stres berat
20 A6 perempuan XII IPA 1 90 stres sangat berat 21 A7 perempuan XII IPA 1 99 stres sangat berat 22 A8 laki-laki XII IPA 1 29 stres ringan 23 A9 laki-laki XII IPA 1 58 stres berat 24 A10 laki-laki XII IPA 1 61 stres berat
(63)
25 A11 perempuan XII IPA 1 47 stres sedang 26 A12 laki-laki XII IPA 1 75 stres sangat berat 27 A13 laki-laki XII IPA 1 57 stres berat
28 A14 perempuan XII IPA 1 50 stres sedang 29 A15 perempuan XII IPA 1 47 stres sedang 30 A16 perempuan XII IPA 1 76 stres sangat berat 31 A17 perempuan XII IPA 1 59 stres berat
32 A18 perempuan XII IPA 1 79 stres sangat berat 33 A19 perempuan XII IPA 1 94 stres sangat berat 34 A20 perempuan XII IPA 1 92 stres sangat berat 35 A21 laki-laki XII IPA 1 62 stres berat
36 A22 laki-laki XII IPA 1 52 stres sedang 37 A23 perempuan XII IPA 1 61 stres berat
38 A24 laki-laki XII IPA 1 121 stres sangat berat 39 A25 perempuan XII IPA 1 57 stres berat
40 A26 laki-laki XII IPA 1 46 stres sedang 41 A27 perempuan XII IPA 1 29 stres ringan 42 A28 perempuan XII IPA 1 68 stres berat 43 A29 laki-laki XII IPA 1 65 stres berat 44 A30 perempuan XII IPA 1 72 stres berat 45 A31 perempuan XII IPA 1 54 stres berat 46 A32 perempuan XII IPA 1 54 stres berat 47 A33 perempuan XII IPA 1 55 stres berat 48 A34 laki-laki XII IPA 1 53 stres berat 49 A35 laki-laki XII IPA 1 61 stres berat 50 A36 laki-laki XII IPA 1 53 stres berat
51 C1 perempuan XII IPA 3 82 stres sangat berat 52 C2 laki-laki XII IPA 3 69 stres berat
53 C3 perempuan XII IPA 3 95 stres sangat berat 54 C4 perempuan XII IPA 3 84 stres sangat berat
(64)
55 C5 perempuan XII IPA 3 71 stres berat 56 C6 laki-laki XII IPA 3 60 stres berat 57 C7 perempuan XII IPA 3 58 stres berat 58 C8 laki-laki XII IPA 3 65 stres berat 59 C9 laki-laki XII IPA 3 73 stres berat 60 C10 perempuan XII IPA 3 73 stres berat 61 C11 laki-laki XII IPA 3 68 stres berat 62 C12 laki-laki XII IPA 3 70 stres berat
63 C13 perempuan XII IPA 3 78 stres sangat berat 64 C14 laki-laki XII IPA 3 44 stres sedang 65 C15 perempuan XII IPA 3 64 stres berat 66 C16 perempuan XII IPA 3 60 stres berat 67 C17 perempuan XII IPA 3 67 stres berat
68 C18 laki-laki XII IPA 3 99 stres sangat berat 69 C19 laki-laki XII IPA 3 83 stres sangat berat 70 C20 perempuan XII IPA 3 93 stres sangat berat 71 C21 perempuan XII IPA 3 57 stres berat
72 C22 laki-laki XII IPA 3 55 stres berat 73 C23 perempuan XII IPA 3 58 stres berat
74 C24 perempuan XII IPA 3 83 stres sangat berat 75 C25 laki-laki XII IPA 3 52 stres sedang 76 C26 perempuan XII IPA 3 87 stres sangat berat 77 C27 perempuan XII IPA 3 44 stres sedang 78 C28 perempuan XII IPA 3 62 stres berat 79 C29 laki-laki XII IPA 3 64 stres berat
80 C30 perempuan XII IPA 3 78 stres sangat berat 81 C31 perempuan XII IPA 3 53 stres berat 82 C32 laki-laki XII IPA 3 74 stres sangat berat 83 C33 perempuan XII IPA 3 49 stres sedang 84 C34 laki-laki XII IPA 3 63 stres berat
(65)
85 C35 laki-laki XII IPA 3 58 stres berat 86 B15 perempuan XII IPA 2 65 stres berat
87 C36 laki-laki XII IPA 3 74 stres sangat berat 88 B16 perempuan XII IPA 2 75 stres sangat berat 89 B17 perempuan XII IPA 2 88 stres sangat berat 90 B18 perempuan XII IPA 2 78 stres sangat berat 91 B19 perempuan XII IPA 2 55 stres berat
92 B20 laki-laki XII IPA 2 81 stres sangat berat 93 B21 laki-laki XII IPA 2 75 stres sangat berat 94 B22 laki-laki XII IPA 2 69 stres berat
95 B23 laki-laki XII IPA 2 89 stres sangat berat 96 B24 laki-laki XII IPA 2 73 stres berat
97 B25 laki-laki XII IPA 2 70 stres berat 98 B26 perempuan XII IPA 2 68 stres berat 99 B27 perempuan XII IPA 2 64 stres berat 100 B28 laki-laki XII IPA 2 55 stres berat
101 B29 laki-laki XII IPA 2 88 stres sangat berat 102 B30 laki-laki XII IPA 2 70 stres berat 103 D1 perempuan XII IPA 4 71 stres berat 104 D2 perempuan XII IPA 4 65 stres berat
105 D3 perempuan XII IPA 4 81 stres sangat berat 106 D4 laki-laki XII IPA 4 51 stres sedang 107 D5 laki-laki XII IPA 4 68 stres berat
108 D6 perempuan XII IPA 4 83 stres sangat berat 109 D7 laki-laki XII IPA 4 64 stres berat
110 D8 perempuan XII IPA 4 93 stres sangat berat 111 D9 perempuan XII IPA 4 95 stres sangat berat 112 D10 laki-laki XII IPA 4 83 stres sangat berat 113 D11 laki-laki XII IPA 4 64 stres berat
(66)
115 D13 perempuan XII IPA 4 63 stres berat
116 D14 perempuan XII IPA 4 83 stres sangat berat 117 D15 perempuan XII IPA 4 66 stres berat
118 D16 perempuan XII IPA 4 67 stres berat
119 D17 laki-laki XII IPA 4 91 stres sangat berat 120 D18 laki-laki XII IPA 4 59 stres berat
121 D19 perempuan XII IPA 4 79 stres sangat berat 122 D20 laki-laki XII IPA 4 70 stres berat
123 D21 perempuan XII IPA 4 59 stres berat 124 D22 laki-laki XII IPA 4 47 stres sedang 125 D23 laki-laki XII IPA 4 81 stres sangat berat 126 D24 laki-laki XII IPA 4 71 stres berat
127 D25 perempuan XII IPA 4 87 stres sangat berat 128 D26 laki-laki XII IPA 4 73 stres berat
129 D27 laki-laki XII IPA 4 68 stres berat 130 D28 perempuan XII IPA 4 69 stres berat
131 D29 laki-laki XII IPA 4 86 stres sangat berat 132 D30 perempuan XII IPA 4 81 stres sangat berat 133 D31 perempuan XII IPA 4 77 stres sangat berat 134 D32 perempuan XII IPA 4 98 stres sangat berat 135 D33 laki-laki XII IPA 4 68 stres berat
136 D34 laki-laki XII IPA 4 83 stres sangat berat 137 D35 perempuan XII IPA 4 76 stres sangat berat 138 D36 perempuan XII IPA 4 65 stres berat
139 D37 laki-laki XII IPA 4 75 stres sangat berat 140 D38 perempuan XII IPA 4 94 stres sangat berat 141 D39 laki-laki XII IPA 4 77 stres sangat berat 142 D40 laki-laki XII IPA 4 70 stres berat
143 D41 laki-laki XII IPA 4 55 stres berat
(67)
145 D43 laki-laki XII IPA 4 63 stres berat
146 D44 perempuan XII IPA 4 91 stres sangat berat 147 D45 perempuan XII IPA 4 71 stres berat
148 A37 perempuan XII IPA 1 61 stres berat 149 D46 laki-laki XII IPA 4 55 stres berat 150 D47 laki-laki XII IPA 4 59 stres berat
(68)
LAMPIRAN 7
HASIL OUTPUT SPSS
A. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas
Statistics Kelas
N Valid 151
Missing 0
Kelas Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid XII IPA 1 37 24.5 24.5 24.5
XII IPA 2 30 19.9 19.9 44.4
XII IPA 3 37 24.5 24.5 68.9
XII IPA 4 47 31.1 31.1 100.0
Total 151 100.0 100.0
B. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 151
Missing 0
Jenis Kelamin Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 68 45.0 45.0 45.0
perempuan 83 55.0 55.0 100.0
(69)
C. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Responden
Statistics Tingkat Stres
N Valid 151
Missing 0
Tingkat Stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tingkat stres ringan 3 2.0 2.0 2.0
tingkat stres sedang 11 7.3 7.3 9.3
tingkat stres berat 79 52.3 52.3 61.6
tingkat stres sangat berat
58 38.4 38.4 100.0
Total 151 100.0 100.0
D. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jnskelamin * tgktstress
(70)
jnskelamin * tgktstress Crosstabulation tgktstress Total tingkat stres ringan tingkat stres sedang tingkat stres berat tingkat stres sangat berat Jenis kelamin
laki-laki Count 1 6 41 20 68
% within tgktstress
33.3% 54.5% 51.9% 34.5% 45.0%
perempuan Count 2 5 38 38 83
% within tgktstress
66.7% 45.5% 48.1% 65.5% 55.0%
Total Count 3 11 79 58 151
% within tgktstress
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
E. Reliabilitas Kuesioner
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
(71)
LAMPIRAN 8
(72)
LAMPIRAN 9
(73)
LAMPIRAN 10
(1)
LAMPIRAN 7
HASIL OUTPUT SPSS
A. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Statistics
Kelas
N Valid 151 Missing 0
Kelas
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid XII IPA 1 37 24.5 24.5 24.5
XII IPA 2 30 19.9 19.9 44.4
XII IPA 3 37 24.5 24.5 68.9
XII IPA 4 47 31.1 31.1 100.0
Total 151 100.0 100.0
B. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 151 Missing 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
(2)
C. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Responden
Statistics
Tingkat Stres N Valid 151
Missing 0
Tingkat Stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tingkat stres ringan 3 2.0 2.0 2.0
tingkat stres sedang 11 7.3 7.3 9.3
tingkat stres berat 79 52.3 52.3 61.6
tingkat stres sangat berat
58 38.4 38.4 100.0
Total 151 100.0 100.0
D. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jnskelamin * tgktstress
(3)
jnskelamin * tgktstress Crosstabulation tgktstress Total tingkat stres ringan tingkat stres sedang tingkat stres berat tingkat stres sangat berat Jenis kelamin
laki-laki Count 1 6 41 20 68
% within tgktstress
33.3% 54.5% 51.9% 34.5% 45.0%
perempuan Count 2 5 38 38 83
% within tgktstress
66.7% 45.5% 48.1% 65.5% 55.0%
Total Count 3 11 79 58 151
% within tgktstress
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
E. Reliabilitas Kuesioner
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(4)
LAMPIRAN 8
(5)
LAMPIRAN 9
(6)
LAMPIRAN 10