Hubungan antara Kemandirian dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri I Lubuk Pakam

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

YUANDA NOVRITA SIREGAR

091301065

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GENAP, 2014/2015


(2)

ABSTRAK

Siswa-siswi SMA berada pada masa remaja, dimana salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah memilih atau mempersiapkan karir. Dalam memilih dan merencanakan karir yang tepat, dibutuhkan kematangan karir. Kematangan karir adalah sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan karirnya termasuk komponen pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan perkembangan karirnya. Individu yang matang karirnya adalah individu yang mandiri dalam membuat keputusan. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa-siswi kelas XII yang berjumlah sebanyak 192 siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian dan Inventori Kematangan Karir (Career Maturity Inventory) dari Crites dan Savickas yang telah diadaptasi sesuai budaya Indonesia oleh Taganing, Putri, Raharjo, Muluk, dan Rifameutia. Data penelitian ini diolah menggunakan Pearson Product Moment. Hasil analisa data menunjukkan adanya hubungan positif antara kemandirian dengan kematangan karir dengan r= 0.294 dan p=0.000


(3)

ABSTRACT

High school students are in adolescence period, where one of the development tasks in adolescence is selecting or preparing a career. Career maturity is required in choosing and planning the right career. Career maturity is how far a person understand the career developmental tasks including knowledge and attitudes components in accordance with the development of his career. Individuals who mature in his career was an independent in making decisions. Independent individual can make their own decisions without being influenced by others, can rely on themselves and more responsibility to his decisions. This study aimed to examine the relationship between autonomy with career maturity. This research is a field research using quantitative methods. The samples used were students of 12th grade, amounting to as many as 192 students. Measuring tool used in this study is the scale of independence and Career Maturity Inventory (CMI) from Crites and Savickas who have adapted to the culture of Indonesia by Taganing, Princess, Raharjo, Muluk, and Rifameutia. The data research was processed using Pearson Product Moment. Results of the data analysis showed a positive relationship between the independence of the career maturity with r = 0294 and p = 0.000.


(4)

atas kehendak-Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada para pemberi bimbingan, semangat, bantuan dan masukan terhadap penelitian ini. Adapun orang-orang yang berjasa dalam penulisan penelitian ini adalah:

 Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

 Ibu Sri Supriyantini M.Si, psikolog selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang rela meluangkan waktu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

 Kepala Sekolah SMA Negeri I Lubuk Pakam yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

 Ibu Rr. Lita Hadiati Wulandari, M.Pd, psikolog dan bapak Ferry Novliadi, M.Si selaku dosen penguji skripsi peneliti yang memberikan bimbingan dalam penelitian ini.

 Kak Rahma Yurliani M.Psi, psikolog selaku dosen pembimbing akademik peneliti yang membimbing peneliti selama menuntut ilmu di Psikologi.


(5)

senantiasa memberikan doa, semangat dan kesabarannya agar penelitian ini cepat diselesaikan.

 Adik-adik yang membantu dan memberikan semangat untuk mengerjakan dan menyelesaikan penelitian ini, Agung, Annisa dan Wahyu, terima kasih atas doa dan semangatnya.

 Teman-teman yang sangat peneliti sayangi, Lili dan Dila terima kasih atas bantuan, waktu serta kesabarannya selama proses skripsi ini. Hana,Wulan, Marini, Qisty, Pai yang tidak bosan-bosan bertanya dan menyemangati untuk cepat sidang skripsi. Terima kasih untuk semuanya.

 Kakak-kakakku, mbak Ami dan kak Dila yang rela meluangkan waktunya untuk menemani mengerjakan skripsi.

 Keluarga H.M Turso dan Kota Siregar yang tak henti memberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

 Teman-teman angkatan 2009 Ecy, Mimi, Aisyah, Runa yang membantu peneliti dan selalu memberikan semangat serta motivasi untuk terus maju dan berusaha dalam penyelesaian penelitian ini.

 Siswa-siswi kelas XII SMA Negeri I Lubuk Pakam yang menyediakan waktunya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.


(6)

 Pihak-pihak lain yang namanya tidak disebutkan namun turut serta membantu selama proses penelitian berlangsung. Terima kasih atas bantuannya hingga skripsi ini bisa selesai.

Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran agar tulisan ini menjadi lebih baik lagi dan dapat berguna bagi peneliti maupun pembaca.

Medan, April 2015


(7)

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 7

C. Tujuan Penelitian ………... 7

D. Manfaat Penelitian ………. 7

1. Manfaat Teoritis ……… 7

2. Manfaat Praktis ……….. 8

E. Sistematika Penulisan ………. 8

BAB II LANDASAN TEORI ……… 10

A. Kematangan Karir ……… 10

1. Pengertian Kematangan Karir ……… 10

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir ………. 11

3. Tahap Perkembangan Karir ……… 12

4. Dimensi Kematangan Karir ………. 14


(8)

C. Remaja ………. 20

1. Pengertian Remaja ………. 20

2. Tugas Perkembangan Remaja ……… 21

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Pendidikan ……….. 22

D. Hubungan Kemandirian Dengan Kematangan Karir Pada Remaja ……. 22

E. Hipotesa ……… 25

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 26

A. Identifikasi Variabel Penelitian ………... 26

B. Definisi Operasional ……… 26

1. Kematangan Karir ………. 26

2. Kemandiran ……… 27

C. Populasi Dan Subjek Penelitian ……… 27

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ……… 28

1. Skala Kematangan Karir ……… 28

2. Skala Kemandirian ……… 29

E. Validitas, Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas ……….. 30

1. Validitas ……….. 30

2. Uji Daya Beda Aitem ……….……. 30

3. Reliabilitas ……….. 31


(9)

G. Metode Analisa Data ………. 37

1. Uji Normalitas ………. 38

2. Uji Linieritas ……… 38

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ……….. 39

A. Gambaran Subjek Penelitian ………. 39

B. Hasil Penelitian ………. 40

1. Hasil Uji Asumsi ………. 40

2. Hasil Analisa Data ……….. 42

a. Hasil Korelasi Data ……… 42

b. Kategorisasi ………... 43

C. Pembahasan ……….. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 52

A. Kesimpulan ……….. 51

B. Saran ………. 51

1. Saran Metodologis ………. 51

2. Saran Praktis ………. 52


(10)

Tabel 1 Blue PrintSkala Kemandirian Sebelum Uji Coba ……… 33

Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Kemandirian Setelah Uji Coba ……… 36

Tabel 3 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin……… 39

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas ………. 40

Tabel 5 Hasil Uji Linieritas ………... 41

Tabel 6 Hasil Uji Korelasi ………. 42

Tabel 7 Nilai Empirik dan Hipotetik Kemandirian ……… 43

Tabel 8 Norma Kategorisasi ……….. 44

Tabel 9 Kategorisasi Subjek Variabel Kemandirian …………... 44

Tabel 10 Nilai Empirik dan Hipotetik Kematangan Karir ……... 45


(11)

Lampiran II Skala Kemandirian ………... 63

Lampiran III Hasil Uji Reliabilitas ……….. 73

Lampiran IV Uji Asumsi ………. 86

Lampiran V Uji Hipotesa ……….. 88


(12)

ABSTRAK

Siswa-siswi SMA berada pada masa remaja, dimana salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah memilih atau mempersiapkan karir. Dalam memilih dan merencanakan karir yang tepat, dibutuhkan kematangan karir. Kematangan karir adalah sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan karirnya termasuk komponen pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan perkembangan karirnya. Individu yang matang karirnya adalah individu yang mandiri dalam membuat keputusan. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa-siswi kelas XII yang berjumlah sebanyak 192 siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian dan Inventori Kematangan Karir (Career Maturity Inventory) dari Crites dan Savickas yang telah diadaptasi sesuai budaya Indonesia oleh Taganing, Putri, Raharjo, Muluk, dan Rifameutia. Data penelitian ini diolah menggunakan Pearson Product Moment. Hasil analisa data menunjukkan adanya hubungan positif antara kemandirian dengan kematangan karir dengan r= 0.294 dan p=0.000


(13)

ABSTRACT

High school students are in adolescence period, where one of the development tasks in adolescence is selecting or preparing a career. Career maturity is required in choosing and planning the right career. Career maturity is how far a person understand the career developmental tasks including knowledge and attitudes components in accordance with the development of his career. Individuals who mature in his career was an independent in making decisions. Independent individual can make their own decisions without being influenced by others, can rely on themselves and more responsibility to his decisions. This study aimed to examine the relationship between autonomy with career maturity. This research is a field research using quantitative methods. The samples used were students of 12th grade, amounting to as many as 192 students. Measuring tool used in this study is the scale of independence and Career Maturity Inventory (CMI) from Crites and Savickas who have adapted to the culture of Indonesia by Taganing, Princess, Raharjo, Muluk, and Rifameutia. The data research was processed using Pearson Product Moment. Results of the data analysis showed a positive relationship between the independence of the career maturity with r = 0294 and p = 0.000.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang cerdas dapat dibentuk melalui pendidikan. Menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjad i warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut, dapat terlihat bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan peserta didik yang mandiri. Individu diharapkan dapat mandiri dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pada seorang remaja. Siswa-siswa yang sedang menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) berusia sekitar 15-19 tahun dan berada pada masa remaja (Monks, 1998). Remaja berada pada masa transisi perkembangan yang dimulai dari usia 10 atau 11 tahun hingga awal usia dua puluhan. Dalam masa ini remaja mengalami berbagai perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia, Olds, dan Feldman, 2007). Salah satu tugas perkembangan remaja yang penting adalah memilih atau mempersiapkan karir atau pekerjaan. Hal ini senada dengan


(15)

yang dikemukakan oleh Havighurst (dalam Hurlock, 1980) yang menyatakan bahwa karir atau pekerjaan seseorang sangat penting bagi kehidupannya.

Pada masa sekolah menengah, pemilihan karir merupakan salah satu hal yang cukup membingungkan bagi para siswa. Winkel (2006) menyatakan bahwa penggabungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karir dengan perubahan-perubahan dalam pemilihan karir menyebabkan perkembangan karir merupakan suatu proses yang bersifat sangat kompleks. Keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir disebut dengan kematangan karir. Seperti yang dinyatakan oleh Super (dalam Winkel, 2006) bahwa kematangan karir merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas bagi tahap perkembangan tertentu.

Menurut Super (dalam Brown, 2002) ada beberapa tahap dalam kematangan karir berdasarkan usianya, yaitu tahap perkembangan (4-13 tahun), eksplorasi (14-24 tahun), pembentukan (25-44 tahun), pemeliharaan (45-64 tahun) dan penurunan (lebih dari 65 tahun). Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dikemukakan oleh Super tersebut, remaja berada pada tahap eksplorasi.

Pada tahap eksplorasi ini remaja diharapkan dapat mengetahui dan mengenal dirinya sendiri dan karir yang sesuai dengan dirinya (Brown, 2002). Remaja cenderung membuat pilihan-pilihan karir dan mengetahui lebih banyak mengenai karir dengan menggunakan kesempatan dan sumber daya dari lingkungan mereka (Savickas, 2001). Santrock (2003) mengatakan bahwa faktor yang memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan karir individu adalah sekolah.


(16)

Bimbingan karir di masa SMA adalah salah satu sarana untuk mengetahui mengenai karir yang sesuai untuk seorang remaja.

Keterbatasan dan kurangnya informasi karir yang diberikan oleh BK dapat berpengaruh terhadap pemahaman siswa tentang karirnya yang dapat mengakibatkan perencanaan karir dan pemilihan karir yang kurang tepat (Nursalim & Khoiriyah, 2013). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purwandari (2009) yang melakukan penelitian mengenai kematangan karir di SMA Negeri I Klaten, dimana hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 45,78% subjek memiliki kematangan karir yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan guru BK memberikan layanan konsultasi bagi siswa terutama permasalahan dalam pemilihan pendidikan lanjutan sebagai pengganti jam pelajaran BK yang ditiadakan oleh pihak sekolah, setiap kelas diberikan satu orang guru pembimbing. Dalam bimbingan karir, siswa SMA dibantu untuk mengenal dirinya sendiri dan dunia kerja serta kaitan antara keduanya (Winkel, 2006).

Salah satu bentuk dari pencapaian tahap eksplorasi ini adalah sudah dapat membuat keputusan sesuai dengan minat dan kemampuannya (Savickas, 2001). Namun dalam kenyataannya banyak siswa yang belum dapat membuat keputusan yang tepat. Mereka sering bingung karena belum mengenal kemampuan dan kelemahan diri serta belum banyak mengetahui tentang informasi pekerjaan yang akan mereka jalani. Pemilihan jurusan merupakan pemilihan pendahuluan bagi siswa, namun pemilihan ini penting karena dapat mempengaruhi penyesuaian diri siswa terhadap tuntutan pendidikan di masa depannya. Selain itu, kemungkinan


(17)

kegagalan dan keberhasilan dalam jurusan yang dipilih juga dipengaruhi hal tersebut (Sukadji, 2000)

Dari fenomena yang dikemukakan oleh Royhan (2013) mengenai masa terakhir di tingkat SMA adalah masa yang cukup sulit bagi para siswa. Siswa tingkat akhir harus memikirkan banyak hal, khususnya dalam menentukan jurusan dan pemilihan kampus. Kondisi tersebut menyebabkan suatu fenomena “ilalang”, yaitu mengikuti kemana angin berhembus. Ketika teman-temannya banyak yang ingin masuk ke suatu jurusan tertentu, dia juga ingin masuk ke jurusan tersebut. Ketidakmampuan siswa dalam menentukan pilihan secara bijak inilah yang menjadikan suatu permasalahan.

Nasution, Amelia dan Agustyo (2013) juga mengemukakan bahwa banyak pelajar yang masih bingung dalam menentukan jurusan apa yang akan diambilnya setelah menyelesaikan pendidikan SMA. Masa depan seorang siswa dapat ditentukan dari pilihan terhadap jurusan tersebut. Persoalan yang muncul dikarenakan ketidaktahuan minat dan bakat serta pekerjaan yang akan digeluti siswa tersebut di masa depan. Para lulusan SMA tersebut memiliki prinsip yang penting adalah kuliah meskipun tidak mengetahui jurusan yang sesuai dengan mereka. Pemilihan jurusan dapat dikarenakan ikut-ikutan teman, pengaruh orangtua dan bahkan tanpa alasan yang jelas.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa di SMA Negeri I Lubuk Pakam diketahui bahwa masih banyak siswa yang masih bingung dan belum mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memilih jurusan studi


(18)

jurusan yang favorit, meskipun mereka belum mengetahui sesuai atau tidaknya dengan kemampuan mereka.

“aku mau kuliah di UNIMED kak, karena disuruh orang tua jadi guru kayak mereka kak. Ya, aku ikutin ajalah kak, namanya orangtua yang minta kak” (siswa S, wawancara personal, 20 Maret 2013)

“kak, aku belum tau mau masuk jurusan apa nanti kak. Liat nanti aja lah kak setelah aku tamat sekolah” (siswa G, wawancara personal, 20 Maret 2013)

Selain itu, berdasarkan angket yang dibagikan kepada 70 siswa terdapat 23 siswa yang masih belum mengetahui jurusan yang akan dipilih setelah mereka menyelesaikan SMA. Dari hasil angket tersebut juga didapatkan mereka banyak dari mereka yang belum menyadari minat dan kemampuan mereka. Selain itu, informasi yang didapatkan dari sekolah mengenai berbagai pilihan jurusan juga masih kurang. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada salah seorang guru Bimbingan dan Konseling:

“kalo di sekolah ini guru BK tidak ada waktu yang khusus untuk masuk ke kelas-kelas memberikan informasi tentang jurusan. Karena pelajaran lebih penting daripada info-info tentang jurusan” (ibu A, wawancara personal, 20 maret 2013)

Menurut Super (dalam Osipow, 1996) kematangan karir dipengaruhi oleh faktor biososial, karakteristik kepribadian, vokasional, lingkungan dan prestasi individu. Salah satu faktor kepribadian yang berhubungan dengan kematangan karir adalah self-efficacy. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Pinasti (2011) yang melakukan penelitian mengenai self efficacy di UIN Hidayatullah dan Rachmawati (2012) yang melakukan penelitian mengenai self efficacy dan


(19)

kematangan karir di Universitas Surabaya yang menyatakan bahwa self-efficacy berhubungan secara positif dengan kematangan karir.

Kematangan karir juga dipengaruhi oleh kemandirian siswa. Seperti yang diutarakan oleh Steinberg (2002) bahwa kemampuan individu untuk bertindak dan memutuskan sesuatu sendiri disebut dengan kemandirian. Kemandirian pada remaja dapat ditunjukkan dengan bertingkah laku sesuai keinginannya, mengambil keputusan sendiri dan mampu mempertanggungjawabkan tingkah lakunya sendiri (Steinberg, 2002). Remaja yang memiliki kemandirian dapat membuat suatu keputusan yang tepat dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.

Remaja yang tergantung dengan orang lain menyebabkan remaja tidak percaya diri, mudah terpengaruh orang lain dan selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan (Mappiare, 1982). Steinberg (2002) mengatakan bahwa remaja yang memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa pengawasan dari orangtuanya merupakan remaja yang mandiri. Mappiare (1982) menambahkan bahwa kemandirian adalah kemampuan dalam mempersiapkan kan diri ke arah pekerjaan, berusaha untuk tidak selalu tergantung pada orangtua dan orang lain serta mampu memilih.

Banyaknya siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam menentukan jurusan yang diinginkannya menggambarkan bahwa banyak yang tidak mengerti akan dirinya sehingga tidak dapat membuat suatu keputusan yang tepat. Remaja yang berada pada tahap eksplorasi seharusnya sudah dapat membuat sebuah keputusan


(20)

kemandirian merupakan hal yang penting dalam membuat suatu keputusan mengenai karir di masa depan. Remaja yang mandiri dapat membuat suatu keputusan tanpa mudah dipengaruhi oleh orang lain (Steinberg, 2002). Remaja yang mandiri dapat membuat sebuah keputusan dan menunjukkan kematangan karir remaja tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin meneliti mengenai hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir pada siswa SMA Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Lubuk Pakam?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Lubuk Pakam.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kemajuan atau pengembangan ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan. Selain itu, hasil penelitian ini


(21)

diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai kemandirian dan kematangan karir pada remaja.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada sekolah mengenai tingkat kemandirian dan kematangan karir yang dimiliki siswa-siswa sekolah tersebut, sehingga diharapkan dapat berguna dalam pembinaan siswa-siswa.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan.

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. Landasan Teori.

Pada bab ini akan diuraikan landasan teori tentang kematangan karir, kemandirian dan remaja serta hipotesa.

BAB III. Metode Penelitian.

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan. Di sini akan dijabarkan mengenai definisi operasional


(22)

penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data dan instrumen alat ukur yang digunakan.

BAB IV Analisa Data dan Pembahasan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan mengenai data-data penelitian berdasarkan teori yang relevan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang bersifat praktis maupun metodologis yang berhubungan dengan penelitian ini.


(23)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir

Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan karirnya termasuk komponen pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan perkembangan karirnya. Super (dalam Winkel, 2006) berpendapat bahwa kematangan karir merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas bagi tahap perkembangan tertentu.

Levinson, Ohler, Caswell dan Kiewra (2001) mendefinisikan kematangan karir sebagai kemampuan individu untuk membuat pilihan karir yang tepat, sejauh mana pilihan-pilihan tersebut realistis dan konsisten dari waktu ke waktu serta kesadaran yang dibutuhkan untuk membuat keputusan karir tersebut. Savickas (dalam Patton, 2001) menyatakan bahwa kematangan karir adalah kesiapan individu untuk mengumpulkan informasi, membuat keputusan karir yang disesuaikan dengan usia dan menyesuaikannya dengan tugas-tugas perkembangan karir.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan karir adalah kemampuan individu untuk membuat pilihan karir yang tepat, realistis dan konsisten yang disertai dengan


(24)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir

Super (dalam Osipow, 1996) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir dalam beberapa kelompok, yaitu:

a. Faktor biososial

Kematangan karir terdiri dari faktor-faktor yang sesuai dengan pilihan, informasi dan perencanan yang spesifik, penerimaan tanggung jawab terhadap pilihan dan perencanaan tersebut. Pilihan-pilihan tersebut berhubungan dengan usia dan inteligensi.

b. Faktor lingkungan

Kematangan karir berkorelasi dengan jenis pekerjaan orang tua, kurikulum sekolah, stimulasi budaya, dan kohesivitas keluarga.

c. Faktor Vokasional

Kematangan karir berkorelasi dengan aspirasi karir dan tingkat kesesuaian antara aspirasi dan harapan.

d. Karakteristik Kepribadian

Hal ini meliputi konsep diri, bakat khusus, nilai/norma dan tujuan hidup. e. Prestasi Individu

Prestasi seseorang dihubungkan dengan kematangan karir, seperti tingkat kelas, partisipasi di sekolah dan kegiatan di luar sekolah.


(25)

3. Tahap Perkembangan Karir

Super (dalam Brown, 2002) menyatakan bahwa setiap tahap dalam perkembangan karir ini memiliki tujuan dan tugas yang berbeda-beda. Tahap-tahap dalam perkembangan karir yaitu:

a. Growth

Tahap ini berlangsung pada usia 4-13 tahun. Hingga anak berusia 11 tahun tahap ini masih didominasi fantasi, mulai mengembangkan berbagai potensi dan minat yang ada pada dirinya.

b. Exploration

Tahap ini berlangsung pada usia 14-24 tahun. Pada tahap ini remaja mempelajari mengenai dirinya sendiri dan karirnya di masa depan. Remaja juga mendapatkan informasi mengenai dirinya sendiri dan pilihan-pilihan karir yang sesuai. Tahap ini terbagi atas 3 sub tahap, yaitu:

1). Crystallization (14-18 tahun)

Remaja mengeksplorasi dirinya untuk mengetahui mengenai pilihan-pilihan karir yang sesuai untuk dirinya. Remaja dapat membuat sebuah keputusan dari pilihan-pilihan karir yang ada dengan mempertimbangkan ketertarikan, nilai dan kemampuan yang ada pada dirinya.

2). Specification (18-21 tahun)

Remaja lebih mengeksplorasi secara lebih mendalam mengenai pilihan-pilihan karir yang ada namun sudah mulai mengarah diri pada suatu pilihan karir tertentu sebagai persiapan untuk mengimplementasikannya.


(26)

3). Actualization (21-25 tahun)

Ketika remaja telah membuat keputusan akan pilihan-pilihan karir yang ada, lalu pilihan tersebut dilaksanakan dengan mencoba pekerjaan pada bidang tertentu.

c. Establishment

Tahap ini berlangsung pada usia 25-44 tahun. Pada tahap ini individu memasuki dunia kerja yang sesuai dengan dirinya dan berusaha meningkatkan posisi yang telah dimilikinya. Tahap ini memiliki beberapa sub tahap, yaitu: 1). Stabilization

Individu sudah mendapatkan posisi dan nyaman akan pekerjaannya berdasarkan kepuasan kerja yang ditampilkanya.

2). Consolidation

Individu berusaha untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi dengan menunjukkan perilaku yang positif dan produktif.

d. Maintanance

Tahap ini berlangsung pada usia 45-64 tahun. Pada tahap ini individu fokus untuk mempertahankan karir yang telah mereka dapatkan. Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:

1). Holding

Individu menemukan tantangan dalam perkerjaan mereka, seperti kompetisi antar pekerja, teknologi, kebutuhan keluarga yang semakin meningkat dan stamina yang menurun.


(27)

2). Updating

Individu berusaha untuk melakukan tugas lebih baik dengan memperbaharui kemampuan serta pengetahuan yang dimilikinya.

3). Innovating

Tugas-tugas yang dimiliki individu mulai berbeda atau menemukan tantangan yang baru.

e. Decline

Tahap ini dimulai pada usia 65 tahun. Pada tahap ini tugas-tugas perkembangan karir individu mulai menurun hal ini ditandai dengan energi yang semakin menurun dan kehilangan ketertarikan pada pekerjaan mereka. Individu mulai merencanakan pensiun dan kehidupan setelah mereka pensiun.

4. Dimensi Kematangan Karir

Super (dalam Osipow, 1996) mengidentifikaiskan dimensi-dimensi kematangan karir, yakni:

a. Dimensi 1 (Orientasi terhadap pilihan karir)

Individu menyadari kebutuhan untuk memilih suatu pekerjaan dan individu menggunakan sumber daya secara efektif untuk membuat suatu keputusan. b. Dimensi 2 ( Perencanaan)

Informasi yang digunakan untuk memilih karir dan perencanaan dalam memilih karir yang sesuai dengan minat individu.


(28)

c. Dimensi 3 (Konsistensi minat pekerjaan)

Kekonsistenan minat remaja terkait dengan berbagai pekerjaan dari waktu ke waktu.

d. Dimensi 4 (Kristalisasi sifat)

Kristalisasi sifat, yakni atribut psikologis yang relevan dalam pembuatan keputusan.

e. Dimensi 5 (Kebijaksanaan)

Hal ini berkaitan dengan pekerjaan seperti kesesuaian antara minat dengan kemampuan.

Berdasarkan teori kematangan karir yang dikemukakan oleh Crites (dalam Alvarez, 2008) kematangan karir terdiri dari dua dimensi. Dimensi sikap yang mengungkap perasaan, reaksi subjektif dan kecenderungan seseorang terhadap pembuatan keputusan karir. Sedangkan dimensi kompetensi merupakan daya paham dan kemampuan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengambilan keputusan karir. Masing-masing dimensi ini memiliki sub dimensi, yaitu:

a. Dimensi Sikap

1). Involvement in the choice process

Keterlibatan individu secara aktif dalam proses pemilihan karir. 2). Orientation toward work

Orientasi seorang individu terhadap tugas atau kesenangan pada pekerjaannya dan nilai yang dihubungkan dengan pekerjaan.


(29)

3). Independence in decision making

Tingkat kemandirian individu dalam membuat suatu keputusan karir. 4). Preference for career choice factors

Sejauh mana Individu menentukan pilihannya berdasarkan faktor tertentu dalam dirinya.

5). Conceptions of the choice process

Kesesuaian konsep atau trait seseorangdalam proses pemilihan karir. b. Dimensi Kompetensi

1). Self Appraisal

Kemampuan seseorang dalam menilai kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri.

2). Occupational Information

Pengetahuan individu mengenai dunia kerja 3). Goal Selection

Kemampuan individu dalam membuat pilihan karir yang sesuai dengan dirinya.

4). Planning

Dapat mengetahui dan merencanakan tahap-tahap untuk mendapatkan karir yang tepat.

5). Problem Solving

Kemampuan individu untuk dapat menyelesaikan masalah dalam membuat suatu keputusan.


(30)

B. KEMANDIRIAN

1. Pengertian Kemandirian

Setiap manusia dituntut untuk menjadi individu yang mandiri. Steinberg (2002) mendefinisikan kemandirian sebagai kemampuan individu untuk berperilaku sesuai dengan caranya sendiri. Perubahan kognitif dan sosial dapat mempengaruhi kemandirian pada masa remaja. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat.

Ryan dan Lynch (dalam Newman & Newman, 1991) mendefinisikan kemandirian sebagai suatu kemampuan untuk mengatur perilaku, memilih dan memandu tindakan dan keputusan, tidak tergantung pada orang tua. Menurut Masrun,dkk (1986) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan individu untuk bertindak dengan caranya sendiri, dapat membuat keputusan tanpa dipengaruhi oleh orang lain dan mampu bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.


(31)

2. Aspek-aspek Kemandirian

Steinberg (2002) mengemukakan aspek-aspek kemandirian sebagai berikut: a. Kemandirian Emosional

Aspek ini berhubungan dengan perubahan hubungan kedekatan individu, khususnya pada orang tua. Hubungan antara orang tua dan anaknya berubah sepanjang kehidupan. Pada masa remaja, individu tidak terlalu tergantung secara emosional pada orangtuanya dibandingkan ketika mereka masih kanak-kanak. Hal ini dikarenakan mereka tidak selalu datang kepada orang tuanya ketika sedang memiliki masalah, tidak selalu menganggap orang tua mereka mengetahui segalanya dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman mereka. Perubahan-perubahan hubungan antara orangtua dan anak inilah yang menggambarkan perkembangan kemandirian emosional.

b. Kemandirian Perilaku

Pada aspek ini terdapat kemampuan untuk membuat keputusan sendiri dan selanjutnya melaksanakan keputusan tersebut. Remaja yang mandiri secara perilaku dapat meminta pendapat orang lain ketika hal itu sesuai namun tetap membuat keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Selama masa remaja kemampuan untuk membuat keputusan meningkat. Perkembangan kemandirian perilaku ini mengakibatkan remaja mampu untuk melihat ke depan, hasil yang akan di dapat dari pilihan-pilihan yang tersedia serta mengetahui resikonya; remaja juga dapat menyadari bahwa ketertarikan pada suatu hal dapat dipengaruhi nasehat dari orang lain serta menyadari nilai-nilai untuk menjadi


(32)

c. Kemandirian Nilai

Pada aspek ini remaja dapat mengetahui mengenai hal yang benar atau salah, mengenai hal yang penting atau tidak. Remaja juga memiliki prinsip dalam melakukan berbagai hal. Perubahan konsep moral, politik, ideologi, dan agama pada masa remaja merupakan bentuk perkembangan dari kemandirian nilai. Perkembangan kemandirian nilai didukung dengan perkembangan emosional dan perilaku.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

Ali dan Asrori (2004) menyatakan ada sejumlah faktor yang sering dihubungkan dengan kemandirian, yaitu sebagai berikut:

a. Gen atau Keturunan Orang Tua

Orang tua yang memiliki sifat mandiri yang tinggi akan menurunkan sifat kemandirian tersebut kepada anaknya. Namun hal ini masih menjadi perdebatan, karena sesungguhnya bukan sifat mandiri yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya melainkan sifat mandiri tersebut muncul karena cara mendidik yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya.

b. Pola Asuh Orang Tua

Cara orang tua mengasuh anaknya akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak. Orang tua yang terlalu banyak melarang anaknya tanpa disertai dengan penjelasan akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Suasana yang aman dan interaksi keluarga yang baik akan mendorong perkembangan anak.


(33)

Ketika orang tua sering membandingkan anaknya yang satu dengan yang lainnya akan berpengaruh kurang baik terhadap kemandirian anak.

c. Sistem Pendidikan di Sekolah

Perkembangan kemandirian remaja akan terhambat jika proses pendidikan di sekolah tidak mengembangkan proses demokrasi, artinya sekolah cenderung tidak memberikan kesempatan kepada remaja untuk berargumentasi. Proses pendidikan yang lebih menekankan pemberian hukuman juga akan menghambat perkembangan kemandirian remaja. Proses pendidikan yang memberikan penghargaan dan suasana kompetisi yang aktif akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kemandirian anak.

d. Sistem Kehidupan di Masyarakat

Lingkungan masyarakat yang aman, tidak menekankan pentingnya hirarki sosial, dan menghargai potensi remaja dalam berbagai bentuk kegiatan akan lebih mendorong perkembangan kemandirian remaja. Namun sistem kehidupan masyarakat yang menekankan pentingnya hirarki sosial, lingkungan masyarakat yang tidak aman dan tidak menghargai potensi remaja dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja.

C. REMAJA

1. Pengertian Remaja

Siswa Sekolah Menengah Atas yang berusia di antara 15-18 tahun berada pada masa remaja. Remaja adalah masa transisi perkembangan yang dimulai dari usia


(34)

perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia, Olds, dan Feldman, 2007). Santrock (2003) mendefinisikan masa remaja sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.

Monks (1998) menyatakan bahwa remaja berada diantara anak-anak dan dewasa, belum mampu menguasai fungsi-fungsi fisik dan psikis. Remaja pada umumnya masih duduk di bangku sekolah menengah atau perguruan tinggi. Hurlock (1980) menyatakan bahwa istilah “adolescence” mencakup kematangan mental, fisik, emosional dan sosial.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya masih duduk di bangku sekolah menengah atau perguruan tinggi yang mencakup perubahan fisik, kognitif dan psikososial.

2. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) ada beberapa tugas perkembangan pada masa remaja, yaitu:

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan.

b. Mencapai peran sosial laki-laki dan perempuan.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.


(35)

e. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.

f. Mempersiapkan karier ekonomi.

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan

Monks (1998) mengemukakakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan:

a. Sikap terhadap teman sebaya: orientasi sekolah atau kerja

b. Sikap orang tua: pendidikan sebagai batu loncatan kearah mobilitas sosial atau suatu kewajiban karena hukum.

c. Nilai-nilai yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis. d. Sikap terhadap guru-guru, disiplin serta kebijakan akademis.

e. Keberhasilan dalam berbagai ekstrakurikuler. f. Dukungan sosial dari teman-teman sekelas.

D. HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA REMAJA

Remaja berada pada masa transisi perkembangan yang dimulai dari usia 10 atau 11 tahun hingga awal usia dua puluhan. Terdapat berbagai perubahan pada


(36)

(Papalia, Olds, dan Feldman, 2007). Demikian pula siswa-siswi yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berusia antara 15-18 tahun, dapat digolongkan pada masa remaja. Setelah siswa-siswi menamatkan pendidikannya di SMA, sebagian siswa akan melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi, namun ada pula yang mungkin ingin bekerja (Monks, 1998). Menurut Rowland (2004) yang melakukan penelitian di Bahama, remaja akan membuat suatu keputusan mengenai karir di masa depan dan oleh sebab itu harus dipersiapkan dengan baik.

Savickas (2001) menyatakan bahwa salah satu hal yang sulit dilakukan pada masa remaja adalah membuat suatu keputusan terhadap beberapa pilihan karir yang tersedia. Menurut Dhillon dan Kaur (2005) yang melakukan penelitian di Amritsar, banyaknya pilihan karir yang tersedia membuat remaja mengalami kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat. Taganing,dkk (2007) menyatakan bahwa untuk dapat memilih dan merencanakan karir secara tepat, dibutuhkan kematangan karir. Menurut Super (dalam Winkel, 2006) kematangan karir merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas bagi tahap perkembangan tertentu.

Super (dalam Savickas, 2001) menjelaskan bahwa individu dikatakan matang atau siap untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang adekuat mengenai pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, untuk membuat suatu keputusan yang tepat dibutuhkan informasi mengenai minat remaja tersebut serta pekerjaan yang ingin dicapainya di masa depan.


(37)

Super (dalam Syahrul, 2011) mengemukakan bahwa terdapat ciri-ciri individu dengan kematangan karir yang tinggi, yaitu memiliki pilihan karir yang relatif konsisten dan realistik, mandiri dalam melakukan pilihan karir dan memiliki sikap memilih karir yang positif. Sedangkan, ciri-ciri individu dengan kematangan karir yang rendah adalah pemikiran tentang karir yang relatif berubah dan tidak realistik, belum mandiri dalam mengambil keputusan karir, dan ragu dalam mengambil keputusan karir.

Ciri-ciri individu yang memiliki kematangan karir yang tinggi adalah individu yang mandiri dalam membuat suatu keputusan. Menurut Steinberg (2002) kemandirian sebagai kemampuan individu untuk berperilaku sesuai dengan caranya sendiri. Perubahan kognitif dan sosial dapat mempengaruhi kemandirian pada masa remaja. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat.

Remaja yang mandiri tidak tergantung secara emosional dengan orang tua lagi. Hill dan Holmbeck (dalam Steinberg, 2002) menyatakan bahwa remaja yang mandiri secara perilaku dapat meminta pendapat orang lain pada waktu yang tepat, mempertimbangkan pilihan-pilihan alternatif berdasarkan penilaiannya sendiri ataupun saran dari orang lain, lalu membuat keputusan yang tepat. Selama masa remaja kemampuan untuk membuat keputusan meningkat. Dengan demikian remaja diharapkan dapat lebih bertanggung jawab akan masa depannya dan mengetahui resiko-resiko yang ada ketika membuat suatu keputusan (Steinberg,


(38)

Dengan kemandirian yang dimiliki banyak hal positif yang didapatkan oleh remaja, yaitu rasa percaya diri, tidak tergantung orang lain, tidak mudah dipengaruhi dan dapat berfikir secara lebih objektif (Mu’tadin, 2002).

E. HIPOTESA

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesa penelitian ini:

“Ada hubungan positif antara kemandirian dengan kematangan karir pada siswa SMA, dimana semakin tinggi tingkat kemandirian maka semakin tinggi pula tingkat kematangan karirnya”.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. IDENTIFIKASI VARIABEL

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel bebas : Kemandirian

Variabel tergantung : Kematangan Karir

B. DEFINISI OPERASIONAL

1. Kematangan Karir

Kematangan karir adalah kesiapan individu dalam menghadapi tugas perkembangan karir khususnya pada remaja yang berada di tahap eksplorasi di mana individu mulai mengumpulkan informasi mengenai pilihan-pilihan karir yang disesuaikan dengan minat dan kemampuannya serta dapat membuat keputusan terhadap pilihan-pilihan karir tersebut. Kematangan karir ini di ukur dengan menggunakan Inventori Kematangan Karir (Career Maturity Inventory) dari Crites dan Savickas (1995) yang telah diadaptasi sesuai budaya Indonesia oleh Taganing, Putri, Raharjo, Muluk, dan Rifameutia (2006).

Alat ukur ini terdiri dari 2 bagian, yaitu skala sikap kematangan karir yang terdiri dari 30 aitem berbentuk aitem favourable dan unfavourable dengan menggunakan dua pilihan jawaban yaitu Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS), dan tes kompetensi kematangan karir yang terdiri dari 50 aitem dengan menggunakan tiga


(40)

jawaban yaitu Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Tidak Tahu (TT). Skor total yang diperoleh merupakan indikasi seberapa tinggi kematangan karir yang dimiliki subjek. Semakin tinggi skor total maka semakin tinggi pula kematangan karirnya, sebaliknya semakin rendah skor total maka semakin rendah pula kematangan karirnya.

2. Kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan individu untuk tidak tergantung secara emosional dengan orangtuanya, dapat membuat keputusan sendiri serta individu memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Kemandirian diukur dengan menggunakan skala kemandirian yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang dikemukakan oleh Steinberg (2002) yaitu kemandirian emosional, kemandirian perilaku dan kemandirian nilai.

Pada skala ini terdiri dari aitem favourable dan unfavourable, dengan menggunakan lima pilihan jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor total yang diperoleh merupakan indikasi seberapa tinggi kemandirian yang dimiliki subjek. Semakin tinggi skor total maka semakin tinggi pula kemandiriannya, sebaliknya semakin rendah skor total maka semakin rendah pula kemandiriannya.

C. POPULASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Menurut Hadi (2000) populasi adalah keseluruhan dari individu yang akan diselidiki dan kepada siapa hasil yang diperoleh dari subjek dapat


(41)

digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas XII SMA Negeri 1 Lubuk Pakam yang berjumlah 233 siswa/siswi yang terdiri dari 153 siswa/siswi jurusan IPA dan 80 siswa/siswi jurusan IPS dengan asumsi para siswa-siswi kelas XII akan dihadapkan pada pilihan untuk menentukan rencana berikutnya setelah tamat dari SMA, seperti melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada penelitian ini subjek penelitian yang digunakan adalah seluruh populasi, namun hanya 192 siswa /siswi yang hadir ketika pengambilan data penelitian dilakukan.

D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA 1. Skala Kematangan Karir

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala untuk mengukur kematangan karir yang diberikan pada siswa. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2010).

Kematangan karir ini di ukur dengan menggunakan Inventori Kematangan Karir (Career Maturity Inventory) dari Crites dan Savickas (1995) yang telah diadaptasi sesuai budaya Indonesia oleh Taganing, Putri, Raharjo, Muluk, dan Rifameutia (2006). Reliabilitas pada Career Maturity Inventory skala sikap diukur dengan menggunakan formula Alpha Cronbach dan diperoleh nilai koefisien 0.708. Sementara reliabilitas pada Career Maturity Inventory skala kompetensi


(42)

koefisien sebesar 0.702. Hal ini menunjukkan bahwa Career Maturity Inventory yang diadaptasi ke dalam budaya Indonesia memadai untuk digunakan dalam riset sebagai alat ukur kematangan karir.

Alat ukur ini terdiri dari 2 bagian, yaitu skala sikap kematangan karir yang terdiri dari 30 aitem berbentuk aitem favourable dan unfavourable dengan menggunakan dua pilihan jawaban yaitu Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS), dan tes kompetensi kematangan karir yang terdiri dari 50 aitem dengan menggunakan tiga pilihan jawaban yaitu Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Tidak Tahu (TT). Setiap pertanyaan memiliki kunci jawaban yang telah ditetapkan. Jika jawabannya benar akan diberikan nilai 1, sedangkan salah dan tidak menjawab akan diberikan nilai 0. Pada tes kompetensi akan diberikan waktu selama 2,5 menit per bagian untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang telah disusun.

2. Skala Kemandirian

Kemandirian diukur dengan menggunakan skala kemandirian yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang dikemukakan oleh Steinberg (2002), yaitu kemandirian emosional, kemandirian perilaku dan kemandirian nilai. Pada skala ini terdiri dari aitem favourable dan unfavourable dengan menggunakan lima pilihan jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Setiap aitem yang diberikan dalam skala memiliki lima alternatif pilihan jawaban, di mana subjek diminta untuk memilih “STS” (sangat tidak sesuai), “TS” (tidak sesuai), “N” (netral), “S” (sesuai), atau “SS” (sangat sesuai). Setiap


(43)

aitem favourable akan diberikan skor 1 = “STS”, 2 = “TS”, 3 = “N”, 4 = “S” hingga 5 = “SS”. Sedangkan untuk aitem unfavourable akan diskor sebaliknya.

E. VALIDITAS, UJI DAYA BEDA AITEM DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Baik tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh suatu alat ukur. Oleh karena itu suatu alat ukur sebelum digunakan dalam suatu penelitian harus memiliki syarat validitas dan reliabilitas sehingga alat tersebut tidak menyesatkan hasil pengukuran dari kesimpulan yang akan didapat.

1. Validitas

Azwar (2012) menyatakan untuk mengetahui skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya diperlukan uji validitas. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur, dalam hal ini angket diuji validitasnya dengan menggunakan professional judgement. Pada penelitian ini yang bertindak menjadi professional judgement adalah dosen pembimbing.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan suatu individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Prinsip dasar melakukan seleksi


(44)

fungsi skala. Dengan kata lain, dasarnya adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh skala sebagai keseluruhan (Azwar, 2010). Untuk menguji daya beda aitem-aitem, peneliti menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment.

Menurut Azwar (2010) nilai diskriminasi aitem yang dianggap sudah memuaskan adalah 0,3. Penghitungan daya diskriminasi aitem dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 17.0 for windows.

3. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung arti kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel tidak akan konsisten dari waktu ke waktu (Azwar, 2012). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian

Dalam tahap persiapan ini ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Pembuatan alat ukur

Skala kematangan karir menggunakan Inventori Kematangan Karir (Career Maturity Inventory) dari Crites dan Savickas (1995) yang telah diadaptasi sesuai


(45)

budaya Indonesia oleh Taganing, Putri, Raharjo, Muluk, dan Rifameutia (2006). Alat ukur ini terdiri dari 2 bagian, yaitu skala sikap dan skala kompetensi. Skala sikap kematangan karir yang terdiri dari 30 aitem berbentuk aitem favourable dan unfavourable dengan menggunakan dua pilihan jawaban yaitu Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS), dan tes kompetensi kematangan karir yang terdiri dari 50 aitem dengan menggunakan tiga pilihan jawaban yaitu Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Tidak Tahu (TT). Setiap pertanyaan memiliki kunci jawaban yang telah ditetapkan. Jika jawabannya benar akan diberikan nilai 1, sedangkan salah dan tidak menjawab akan diberikan nilai 0.

Kemandirian diukur dengan menggunakan skala kemandirian yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang dikemukakan oleh Steinberg (2002), yaitu kemandirian emosional, kemandirian perilaku dan kemandirian nilai. Pada skala ini terdiri dari aitem favourable dan unfavourable dengan menggunakan lima pilihan jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Setiap aitem yang diberikan dalam skala memiliki lima alternatif pilihan jawaban, di mana subjek diminta untuk memilih “STS” (sangat tidak sesuai), “TS” (tidak sesuai), “N” (netral), “S” (sesuai), atau “SS” (sangat sesuai). Setiap aitem favourable akan diberikan skor 1 = “STS”, 2 = “TS”, 3 = “N”, 4 = “S” hingga 5 = “SS”. Sedangkan untuk aitem unfavourable akan diskor sebaliknya


(46)

Tabel 1. Blue Print Skala Kemandirian Sebelum Uji Coba

Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jum

lah

Favourable Unfavourable

Kemandirian Emosional

Bertanggung jawab 7,9,14,20 1,4,17 7 Tidak tergantung secara

emosional dengan orang tua.

2,12,15,21 5,11,19 7

Tidak menganggap orang tua adalah yang mengetahui segalanya

3,6,16 8,10,13,18 7

Kemandirian Perilaku

Dapat membuat keputusan sendiri

23,28,35,37 25,32,38 7

Tidak mudah dipengaruhi orang lain

29,31,34 24,27,39,41 7

Percaya pada diri sendiri 30,36,40 22,26,33,42 7

Kemandirian Nilai

Dapat membedakan hal yang benar dan salah

sesuai dengan keyakinannya

44,50,54 46,49,57 6

Memiliki prinsip yang kuat

47,51,58 43,53,55 6

Keyakinan akan nilai-nilai dalam diri sendiri

semakin terbentuk

52,59,60 45,48,56 6


(47)

b. Mencari Informasi

Sebelum peneliti melakukan pengambilan data, terlebih dahulu diawali dengan mencari informasi tentang sekolah yang dapat dijadikan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian yang akan digunakan. Setelah ditemukan, peneliti mencari informasi-informasi yang diperlukan serta jumlah siswa di sekolah tersebut. Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas XII dan guru Bimbingan Konseling di SMA N 1 Lubuk Pakam. Peneliti juga memberikan angket kepada 70 siswa sebagai data awal untuk penelitian.

c. Uji coba alat ukur

Sebelum skala digunakan untuk pengambilan data, peneliti melakukan uji coba (try-out) skala kemandirian pada tanggal 4 dan 5 Februari 2014 terhadap 100 siswa. Namun dari hasil try out tersebut, banyak aitem-aitem yang gugur dan tidak memenuhi standar untuk dijadikan alat ukur sehingga peneliti merevisi ulang alat ukur tersebut. Setelah merevisi ulang alat ukur tersebut, peneliti melakukan uji coba sekaligus melakukan pengambilan data penelitian terhadap 192 siswa/siswi kelas XII SMA Negeri I Lubuk Pakam.

Uji coba kedua ini dilakukan bersama dengan pengambilan data penelitian, dengan alasan para siswa akan segera menghadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu waktunya tidak memungkinkan untuk melakukan try out secara terpisah dengan pengambilan data. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 192 siswa dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 233 siswa. Namun terdapat 41 siswa yang tidak hadir ketika penelitian dilaksanakan sehingga sampel yang digunakan


(48)

d. Revisi Alat Ukur

Uji coba alat ukur yang telah dilakukan oleh peneliti menghasilkan nilai daya beda aitem serta reliabilitas skala kemandirian yang diuji dengan menggunakan SPSS for windows 17.0 version. Pada penelitian ini, indeks daya beda aitem yang digunakan minimal 0,20. Menurut Azwar (2010) indeks daya beda aitem dapat diturunkan hingga 0.20 jika aitem-aitem yang diinginkan tidak mencukupi.

Jumlah aitem yang diujicobakan pada skala kemandirian adalah 60 aitem. Dari 60 aitem yang telah diujicobakan, didapatkan 46 aitem yang diterima dan 14 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang gugur terdiri dari 6 aitem yang mengukur aspek kemandirian emosional, 2 aitem kemandirian perilaku dan 6 aitem kemandirian perilaku. Nilai reliabilitas yang didapatkan dari skala ini adalah sebesar 0,887.


(49)

Tabel 2. Distribusi AitemSkala Kemandirian Setelah Uji Coba

Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

Kemandirian Emosional

Bertanggung jawab 7,9,14 1,4,17 6 Tidak tergantung

secara emosional dengan orang tua.

12,15 5,11,19 5

Tidak menganggap orang tua adalah yang mengetahui

segalanya

3 8,13,18 4

Kemandirian Perilaku

Dapat membuat keputusan sendiri

35,37 25,32,38 5

Tidak mudah dipengaruhi orang

lain

29,31,34 24,27,39,41 7

Percaya pada diri sendiri

30,36,40 22,26,33,42 7

Kemandirian Nilai

Dapat membedakan hal yang benar dan salah sesuai dengan

keyakinannya

44,54 46,49,57 5

Memiliki prinsip yang kuat

47 43,53,55 4

Keyakinan akan nilai-nilai dalam diri

sendiri semakin terbentuk

60 45,56 3


(50)

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dengan memasukkan surat izin mengambil data penelitian dari universitas yang diserahkan kepada Kepala Sekolah SMA N 1 Lubuk Pakam. Setelah mendapatkan izin dari sekolah, lalu peneliti menuju kelas-kelas yang telah dipilih oleh guru yang mendampingi peneliti. Setelah mendapatkan izin dari guru yang sedang mengajar, peneliti mulai membagikan skala penelitian kepada para subjek di kelas tersebut. Pelaksanaan pengambilan data untuk skala kematangan karir dilakukan pada tanggal 6 dan 7 Maret 2014. Pengambilan data untuk skala kemandirian dilakukan pada tanggal 17 dan 18 Maret 2014.

3. Pengolahan Data Penelitian

Peneliti mengumpulkan skala-skala dari subjek untuk untuk mendapatkan nilai dari masing-masing skala. Setelah didapatkan nilai kemandirian dengan kematangan karir, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS for Windows17.0 version.

G. METODE ANALISA DATA

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Alasan digunakannya teknik korelasi ini disebabkan karena pada penelitian ini memiliki tujuan ingin melihat hubungan antara satu variabel bebas (kemandirian) dengan satu variabel tergantung (kematangan karir). Sebelum dilakukan analisa data terlebih dahulu akan


(51)

dilakukan uji asumsi terhadap hasil penelitian yang meliputi uji normalitas dan linearitas.

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi dari penelitian masing-masing variabel yaitu variabel bebas dan terikat telah menyebar secara normal. Uji normalitas sebaran dianalisis dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows. Data dikatakan normal jika didapatkan nilai p > 0,05 dan sebaliknya jika p < 0.05 maka data dinyatakan tidak normal (Hadi, 2000).

2. Uji linieritas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel bebas (kemandirian) dan variabel terikat (kematangan karir) memiliki hubungan linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan test for linearity dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows. Data dapat dikatakan linier jika nilai p < 0.05, sebaliknya jika p > 0.05 berarti data dinyatakan tidak linier (Hadi, 2000).


(52)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 192 orang dengan 46 orang laki-laki dan 146 orang perempuan. Gambaran yang diperoleh dari setiap subjek penelitiandibagi jenis kelamin.

Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 46 24 %

Perempuan 146 76%

Jumlah 192 100 %

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa jumlah subjek paling banyak adalah yang berjenis kelamin perempuan yaitu 146 orang (76%) sementara subjek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 orang (24%).


(53)

B. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Uji Asumsi

Jumlah skala yang disebarkan kepada subjek penelitian sebanyak 192. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap skala tersebut maka keseluruhan skala tersebut telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis.

Sebelum analisis data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu berupa uji normalitas dan uji linearitas. Pengujian asumsi dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorrov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga p > 0.05 dan jika p < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Kemandirian dan Kematangan Karir

Berdasarkan tabel 4 terlihat hasil uji normalitas variabel kematangan karir Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

KK .050 192 .200*

KEMANDIRIAN .063 192 .065

a. Lilliefors Significance Correction


(54)

menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai p > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari variabel kemandirian dengan kematangan karir terdistribusi secara normal.

b. Uji Linieritas Hubungan

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel kematangan karir dan kemandirian memiliki hubungan yang linier. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan teknik Analisa Varians. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier jika nilai p < 0.05 dan tidak linier jika nilai p > 0.05. Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Linearitas Variabel Kemandirian dengan Kematangan Karir

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. KK * KE MA NDI RIA N Between Groups

(Combined) 3258.646 61 53.420 1.276 .125 Linearity 750.372 1 750.372 17.92

1

.000

Deviation from Linearity

2508.275 60 41.805 .998 .492

Within Groups 5443.270 130 41.871

Total 8701.917 191

Dari hasil uji linieritas variabel kemandirian dengan kematangan karir, diperoleh nilai p=0.000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p (0.000) < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari variabel kemandirian dengan


(55)

2. Hasil Analisa Data a. Hasil Korelasi Data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir, maka digunakan uji statistik Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Jika nilai p<0.05 maka Ho akan ditolak sementara Ha akan diterima. Jika p>0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Hasil korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Korelasi antara Kemandirian dengan Kematangan Karir

KK KEMANDIRIAN

KK Pearson Correlation 1 .294**

Sig. (1-tailed) .000

N 192 192

KEMANDIRIAN Pearson Correlation .294** 1 Sig. (1-tailed) .000

N 192 192

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkaan uji statistik diperoleh koefisien korelasi (r) 0.294 dan p= 0.000, sehingga dapat dikatakan bahwa Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan antara kemandirian dengan kematangan karir, dimana semakin tinggi kemandiriannya, maka semakin tinggi pula kematangan karirnya, dan sebaliknya.

b. Kategorisasi


(56)

Skala kemandirian berjumlah 40 aitem yang bergerak dari nilai 1 hingga 5. Dari skala tersebut diperoleh nilai minimum sebesar 40 dan nilai maksimum sebesar 200. Data penelitian tentang kemandirian dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Nilai Empirik dan Hipotetik Variabel Kemandirian

Variabel

Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Kemandirian 123 212 165 16 46 230 138 31

Berdasarkan tabel 7 diperoleh mean empirik untuk kemandirian sebesar 165 dengan SD empirik sebesar 16, sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 138 dengan SD hipotetik sebesar 31. Hasil tersebut menunjukkan bahwa meanempirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemandirian yang lebih tinggi daripada kemandirian yang diharapkan dalam skala kemandirian.

Mean empirik dan standar deviasi yang telah diperoleh dapat digunakan untuk mengkategorisasikan kemandirian menurut norma tertentu, oleh karena itu kemandirian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Kategorisasi kemandirian dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini:


(57)

Tabel 8. Norma Kategorisasi

Rentang Nilai Kategori

X < (µ - 1.0 SD) Rendah

(µ - 1.0 SD) ≤ X < (µ + 1.0 SD) Sedang

X ≥ (µ + 1.0 SD) Tinggi

Tabel 9. Kategorisasi Subjek Variabel Kemandirian

Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

X<107 Rendah 0 0%

107≤ X <169 Sedang 120 62.5%

X≥169 Tinggi 72 37.5%

Jumlah 100%

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa tidak ada subjek yang memiliki kemandirian dalam kategori rendah sebesar (0%), kategori sedang sebesar 120 siswa (62.5%) dan kategori tinggi sebesar 72 siswa (37.5%). Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar kemandirian subjek berada pada kategori sedang.

Skala kematangan karir berjumlah 80 aitem yang bernilai 0 dan 1. Dari skala tersebut diperoleh nilai minimum adalah 0 dan maksimum adalah 80, sehingga rentang antara maksimum dan minimum adalah 80. Data penelitian tentang kematangan karir dapat dilihat pada tabel berikut:


(58)

Tabel 10. Nilai Empirik dan Hipotetik Variabel Kematangan Karir

Variabel

Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Kematangan Karir

30 65 48 7 0 80 40 13

Berdasarkan tabel 10 diperoleh mean empirik untuk skala kematangan karir sebesar 48 dengan SD empirik sebesar 7, sedangkan untuk mean hipotetiknya sebesar 40 dengan SD hipotetik sebesar 13. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kematangan karir yang lebih tinggi daripada kematangan karir yang diharapkan dalam skala kematangan karir.

Mean empirik dan standar deviasi yang telah diperoleh dapat digunakan untuk mengkategorisasikan kematangan karir menurut norma tertentu. Subjek dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Kategorisasi kematangan karir dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini:


(59)

Tabel 11. Kategorisasi Subjek Variabel Kematangan Karir Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

X<27 Rendah 0 0%

27≤ X <53 Sedang 140 73%

X≥53 Tinggi 52 27%

Jumlah 100%

Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa tidak ada subjek yang memiliki kematangan karir dengan kategori rendah (0%), kategori sedang sebesar 140 siswa (73%) dan kategori tinggi sebesar 52 siswa (27%). Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar kematangan karir siswa berada pada kategori sedang.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product moment dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemandirian dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMA N 1 Lubuk Pakam. Hasil pengujian korelasi antara kemandirian dengan kematangan karir yang menunjukkan nilai r=0.294 dengan p=0.000 yang berarti hipotesis penelitian diterima, dimana semakin tinggi kemandiriannya, maka semakin tinggi pula kematangan karirnya dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Super (dalam Crites, 1973) bahwa seseorang yang memiliki kematangan karir adalah ketika orang


(60)

remaja yang mampu membuat keputusan dan dapat bertanggung jawab terhadap keputusannya termasuk remaja yang mandiri.

Crites (dalam Salami 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan karirnya termasuk komponen pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan perkembangan karirnya. Individu yang dapat membuat keputusan sendiri mengenai karirnya merupakan individu yang matang karirnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Super (dalam Syahrul, 2011) yang mengemukakan bahwa salah satu ciri-ciri individu yang memiliki kematangan karir yang tinggi adalah mandiri dalam melakukan pilihan karir.

Penelitian yang dilakukan oleh Gibson (2006) menyatakan bahwa kemandirian memiliki hubungan dengan kematangan karir. Hal ini dikarenakan bahwa kemampuan untuk membuat suatu keputusan secara mandiri merupakan salah satu komponen dari kematangan karir. Zunker (dalam Tekke dan Ghani, 2013) yang melakukan penelitian di Malaysia juga menyatakan bahwa kemandirian merupakan salah satu karakteristik dari kematangan karir. Hal ini juga senada dengan yang dikemukakakan oleh Prideaux dan Creed (2001) yang menyatakan bahwa kemampuan untuk membuat keputusan karir secara mandiri disebut dengan kematangan karir. Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan merupakan individu yang mandiri dalam pemilihan karirnya.

Blustein (dalam Gibson, 2006) menyatakan bahwa eksplorasi terhadap karir memiliki hubungan yang positif dengan kemandirian. Hal ini senada dengan pendapat Salami (2008) yang melakukan penelitian di Nigeria berpendapat bahwa


(61)

untuk membuat keputusan dalam pilihan-pilihan karir yang tersedia dibutuhkan kemandirian, dengan demikian dapat diketahui apakah pilihan tersebut diputuskan sendiri atau karena faktor eksternal. Steinberg (2002) mendefinisikan kemandirian sebagai kemampuan individu untuk berperilaku sesuai dengan caranya sendiri. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan sendiri tanpa mudah terpengaruh oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa mean empirik kemandirian (143,7) lebih besar dibandingkan mean hipotetiknya (120). Hal ini berarti bahwa kemandirian pada subjek penelitian ini lebih tinggi dibandingkan kemandirian berdasarkan standar alat ukur peneliti. Hal ini kemungkinan karena pihak sekolah menerapkan program pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian subjek. Guru di sekolah ini memberikan kesempatan bagi para subjek untuk mencari informasi yang lebih banyak tentang pelajaran yang diberikan. Subjek diharapkan tidak hanya menerima informasi dari guru saja dan lebih sering diskusi secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ali dan Asrori (2004) bahwa pendidikan yang memberikan penghargaan dan suasana kompetisi yang aktif akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kemandirian anak.

Mean empirik kematangan karir (48) lebih tinggi dibandingkan dengan mean hipotetik nya (40). Hasil ini menunjukkan bahwa kematangan karir pada subjek lebih tinggi dibandingkan kematangan karir berdasarkan standar alat ukur


(1)

1 0

8 4 2 4 4 2 3 3 1 2 1 4 4 1 3 2 2 4 1 3 2 2 5 5 2 1 5 5 4 2 1 3 4 4 2 4 1 4 4 1 3 2 1 5 5 5 1 1

0

9 5 4 5 3 5 3 5 1 3 3 5 1 5 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 5 3 5 3 3 4 5 3 4 4 4 3 3 3 3 4 5 3 3 5 5 1

1

0 4 2 4 3 4 1 5 1 2 2 4 1 5 1 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1

1

1 4 4 5 2 2 3 4 4 3 5 4 4 1 3 4 2 2 5 4 2 4 4 3 1 3 4 5 2 4 3 3 1 2 5 2 2 3 3 4 1 4 2 2 3 5 4 1

1

2 5 4 4 3 4 2 5 2 2 3 4 1 4 3 4 2 1 4 2 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 1

1

3 5 5 4 4 5 3 5 3 2 4 4 4 5 3 4 3 4 2 2 3 3 3 5 4 4 5 3 5 5 3 4 4 2 4 3 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 1

1

4 4 2 4 4 5 2 5 4 2 2 5 4 5 2 4 4 4 4 2 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1

1

5 5 4 4 4 5 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 1

1

6 4 5 5 5 5 2 5 4 4 2 5 2 5 4 2 4 2 4 2 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 1

1

7 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 1

1

8 4 3 4 4 4 2 4 3 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1

1

9 3 4 5 1 5 1 5 2 1 3 4 1 5 2 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 1 2 3 3 4 4 4 2 1 3 4 1 2 3 4 5 5 1

2

0 5 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 5 3 5 4 5 4 1

2

1 4 5 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 2 4 3 4 5 4 2 3 4 3 5 4 4 3 2 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 5 5 1

2


(2)

1 2

3 5 3 5 3 4 3 4 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 4 3 1 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 2 3 3 4 4 3 1

2

4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 1

2

5 5 2 4 3 5 3 4 3 3 3 5 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 4 4 4 5 1

2

6 4 3 5 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 5 3 3 5 3 5 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 5 1

2

7 4 2 4 3 3 1 4 2 4 3 4 1 3 1 3 3 3 3 3 4 2 4 5 3 3 3 3 3 5 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 5 3 5 3 3 3 1

2

8 5 4 5 4 4 4 4 4 2 2 4 2 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 1

2

9 4 2 4 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 1

3

0 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 5 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 5 5 2 5 3 3 3 3 5 3 5 4 4 3 3 4 4 4 5 1

3

1 5 3 5 5 4 2 5 4 2 4 5 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 1

3

2 2 3 4 3 3 1 5 3 2 2 5 5 3 1 5 3 3 3 2 4 2 4 4 2 1 4 4 3 5 2 3 3 4 4 3 4 2 1 3 2 4 4 4 4 5 5 1

3

3 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1

3

4 5 4 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 5 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 5 5 5 4 3 5 4 1

3

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 1 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 5 4 2 4 3 2 4 5 4 1

3

6 5 4 4 3 4 3 4 2 4 3 5 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 5 3 3 4 4 4 3 4 4 1

3


(3)

1 3

8 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1

3

9 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 2 5 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1

4

0 2 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 2 2 3 3 3 2 2 4 2 4 1 2 1 1 1

4

1 4 4 4 3 5 3 5 2 4 2 5 4 3 4 4 3 4 4 4 5 2 4 4 3 4 4 4 5 2 4 4 5 4 4 4 4 2 3 2 4 5 3 4 4 3 4 1

4

2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 2 4 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 1

4

3 3 4 3 1 5 1 4 4 1 2 5 2 2 2 5 2 5 5 5 5 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 5 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1

4

4 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 2 2 4 2 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 4 4 1

4

5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4 4 3 4 5 3 3 5 3 5 4 4 5 5 3 4 3 3 3 5 4 5 5 4 4 3 5 4 1

4

6 5 2 5 4 4 2 4 2 1 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 5 4 3 5 3 4 4 3 4 5 4 5 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 3 5 3 4 4 1

4

7 2 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 5 4 3 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 1

4

8 2 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 5 4 4 4 4 1

4

9 5 2 4 4 2 2 5 1 3 3 4 3 3 3 3 5 5 4 3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 3 4 4 1

5

0 4 2 4 1 4 2 5 2 5 3 5 3 1 2 3 3 2 4 2 1 1 4 3 1 2 2 3 4 2 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 2 2 1

5

1 5 4 5 1 5 1 5 3 2 3 5 3 4 1 3 3 5 3 4 3 5 3 5 3 3 3 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 3 3 3 5 3 3 4 3 5 4 1

5


(4)

1 5

3 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 3 5 3 5 5 3 5 5 3 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 1

5

4 5 2 5 2 5 2 5 1 1 2 5 2 5 2 4 3 5 2 1 4 2 4 5 2 1 5 2 3 5 4 5 3 2 4 2 5 4 5 5 2 2 5 4 5 5 5 1

5

5 5 4 4 3 5 3 5 3 4 2 4 4 5 3 5 4 3 4 3 4 2 3 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 5 3 3 5 2 5 5 4 3 5 4 4 5 4 1

5

6 5 3 5 3 5 2 4 4 3 2 5 3 4 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 3 2 4 4 5 3 5 3 3 4 1

5

7 4 2 5 3 5 2 5 4 3 2 5 2 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 2 4 4 5 5 1

5

8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 2 5 5 3 2 5 3 3 4 3 5 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 1

5

9 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 2 4 3 2 4 4 2 1 4 3 2 4 4 2 5 1 3 5 3 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 2 5 4 4 4 4 1

6

0 4 3 4 1 2 3 4 2 4 2 4 4 2 3 2 2 3 4 3 2 4 4 2 3 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 1

6

1 3 4 4 2 4 2 4 4 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 5 5 3 5 5 2 4 3 4 3 4 4 3 5 3 4 4 4 5 1

6

2 5 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 1

6

3 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 2 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1

6

4 3 4 4 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 2 5 5 5 4 1 5 4 5 4 4 4 5 4 1

6

5 1 4 4 3 4 2 4 3 2 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4 4 3 4 3 3 4 2 5 4 4 4 4 4 5 4 1

6

6 3 4 5 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 4 3 5 4 3 3 4 5 5 5 3 5 3 3 3 3 4 4 5 3 3 4 5 4 4 5 5 1

6


(5)

1 6

8 2 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1

6

9 4 4 4 4 5 4 5 2 1 5 5 1 5 5 5 1 5 4 1 3 2 5 5 2 4 2 4 5 5 4 5 5 2 4 2 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 1

7

0 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 3 2 4 2 4 2 2 2 3 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 1 2 2 3 4 4 4 4 5 4 2 2 2 5 3 1

7

1 4 4 5 4 5 3 5 2 2 4 4 2 4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 1

7

2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1

7

3 4 4 4 2 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 3 3 5 5 3 4 3 5 5 5 4 4 5 4 3 4 1

7

4 3 3 5 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1

7

5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 1

7

6 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 3 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 1

7

7 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 2 5 4 5 3 4 5 3 5 4 1

7

8 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 1

7

9 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 1

8

0 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 1

8

1 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 1 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 2 4 5 1

8


(6)

1 8

3 4 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 5 2 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1

8

4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1

8

5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 1

8

6 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1

8

7 4 4 5 3 3 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 1

8

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 5 1

8

9 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1

9

0 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 1

9

1 3 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 5 3 4 4 5 3 3 2 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 1

9