PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION : Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi.
PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP
BEHAVIORAL INTENTION
(Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh
Soraya Rizki Amelia 1000940
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
(2)
Pengaruh
Destination Personality
terhadap
Behavioral Intention
(Survei terhadap partisipan yang
melakukan aktivitas wisata petualangan di
Kabupaten Sukabumi)
Oleh
Soraya Rizki Amelia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Soraya Rizki Amelia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL
INTENTION
(Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing II
Oce Ridwanudin, S.E., MM NIP. 198104072010121002
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Soraya Rizki Amelia NIM. 1000940 Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
HP. Diyah Setyorini, MM NIP. 197610312008122001 Pembimbing I
Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si NIP. 195905151986011001
(4)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Soraya Rizki Amelia, 1000940, “Pengaruh Destination Personality terhadap
Behavioral Intention (Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata
petualangan di Kabupaten Sukabumi).” Di bawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si dan Oce Ridwanudin, S.E., MM.
Jawa Barat merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, dan Kabupaten Sukabumi adalah salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki sumber daya potensial untuk dijadikan destinasi wisata petualangan. Saat ini wisata petualangan merupakan salah satu segmen wisata yang sedang berkembang pesat. Sukabumi memiliki banyak objek wisata petualangan. Tingkat kunjungan partisipan ke Sukabumi terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun selama tiga tahun terakhir ini belum pernah mencapai target yang diharapkan dan intensitas kunjungan partisipan masih rendah, dinyatakan oleh beberapa penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi bahwa partisipan yang baru pertama kali berkunjung (first time visitor) lebih banyak dibandingkan partisipan yang melakukan kunjungan ulang (repeater). Hal
tersebut menunjukkan bahwa niat berperilaku (behavioral intention) partisipan
untuk berwisata petualang ke Sukabumi masih rendah. Berdasarkan hasil pra penelitian mengenai behavioral intention yang terdiri dari revisit intention, word
of mouth intention dan willingness to pay more menunjukkan bahwa rendahnya
behavioral intention partisipan disebabkan oleh berbagai sarana dan prasarana
yang belum begitu lengkap dan memadai. Salah satu strategi untuk meningkatkan
behavioral intention partisipan adalah menciptakan dan mengelola destination
personality (kepribadian destinasi) Kabupaten Sukabumi sebagai destinasi wisata
petualangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dan metode yang digunakan adalah cross sectional method dengan teknik sampling
systematic random sampling dan proportionate random sampling. Sampel dalam
penelitian ini adalah partisipan yang telah melakukan aktivitas wisata petualangan di Sukabumi, ukuran sampel dihitung dengan rumus Yamane dan menghasilkan sampel sebanyak 204 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan menggunakan SPSS Versi 20. Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh hasil bahwa destination personality yang terdiri dari
competence, excitement, sophistication dan ruggedness berpengaruh secara
simultan terhadap behavioral intention. Sedangkan untuk pengujian secara parsial
dihasilkan dua sub variabel yaitu competence dan ruggedness berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intention.
(5)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kata Kunci: Destination Personality, Behavioral Intention, Wisata Petualangan
ABSTRACT
Soraya Rizki Amelia, 1000940, “The Influence of Destination Personality Towards Behavioral Intention (Survey to participant who doing adventure
tourism activity at Sukabumi district).” Guided by Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si
and Oce Ridwanudin, S.E., MM.
West Java is the province in Indonesia which have natural resources abundantly, and Sukabumi district is one of city in West Java which have potential resources for adventure tourism destination. Today adventure tourism is one of developed
tourism segment rapidly. Sukabumi have many adventure tourism objects.
Participants of Sukabumi traffic levels continue to increase each year. But over
the last three years has never reached their intended target and the intensity of the visit participants remains low, expressed by some adventure tourism service
providers in Sukabumi that first-time participants more than participants who
re-visit. It shows that behavioral intention participants for adventurers traveled to
Sukabumi still low. Based on the results of pre-research on behavioral intention that consist of revisit intention, word of mouth intention and willingness to pay more shows that low behavioral intention participants caused by a variety of facilities and infrastructure that uncomplete and adequate yet. One strategy to improve the participants behavioral intention is to create and manage the
destination personality Sukabumi as an adventure tourism destination. This type
of research is descriptive and verificative and the methods used are cross-sectional sampling method with a systematic random sampling and proportionate random sampling technique. The samples in this study were participants who had
been doing adventure tourism activities in Sukabumi, the sample size was
calculated with the formula Yamane and produce a sample of 204 respondents.
The data analysis technique used path analysis using SPSS20 version. Based on
test results obtained statistical results that destination personality consisting of competence, excitement, sophistication and ruggedness simultaneous effect on behavioral intention. As for the partial test produced two sub-variables, namely competence and ruggedness significantly influence behavioral intention.
(6)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(7)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………. i
DAFTAR TABEL……… v
DAFTAR GAMBAR………... viii
ABSTRAK……… x
ABSTRACT………... xi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1 Latar Belakang Penelitian………. 1
1.2 Rumusan Masalah………. 11
1.3 Tujuan Penelitian……….. 11
1.4 Kegunaan Penelitian………. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….. 13
2.1 Kajian Pustaka………... 13
2.1.1 Konsep Destination Personality………. 13
2.1.1.1 Konsep Destination Personality dalam Pemasaran Wisata Olahraga………. 13
2.1.1.2 Konsep Pemasaran Destinasi Wisata Olahraga….. 15
2.1.1.3 Konsep Destinasi Wisata Petualangan…………... 20
2.1.1.4 Konsep Destination Personality………. 23
2.1.1.5 Dimensi Destination Personality………... 26
2.1.2 Konsep Behavioral Intention……….. 28
2.1.2.1 Definisi Behavioral Intention………. 28
2.1.2.2 Model Behavioral Intention………... 29
2.1.2.3 Jenis-jenis Behavioral Intention………. 31
(8)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.3 Pengaruh Destination Personality Terhadap Behavioral
Intention………. 33
2.1.4 Orisinalitas Penelitian………. 33
2.2 Kerangka Pemikiran……….. 35
2.3 Hipotesis……… 40
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……… 42
3.1 Objek Penelitian……… 42
3.2 Metode Penelitian………. 43
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan……… 43
3.2.2 Operasionalisasi Variabel………... 44
3.2.3 Jenis dan Sumber Data……… 48
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel……… 50
3.2.4.1 Populasi……….. 50
3.2.4.2 Sampel……… 51
3.2.4.3 Teknik Sampel……… 53
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data……….. 54
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas……….. 55
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas………... 55
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas………... 59
3.2.7 Rancangan Analisis Data……… 61
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif……….. 61
3.2.7.2 Pengujian Hipotesis……… 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 69
4.1 Profil Kabupaten Sukabumi dan Profil Partisipan Objek Wisata Petualangan Kabupaten Sukabumi……….. 69
4.1.1 Profil Kabupaten Sukabumi……… 69
4.1.2 Sejarah Singkat Kabupaten Sukabumi……… 70 4.1.3 Perkembangan Kabupaten Sukabumi sebagai Destinasi 72
(9)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wisata Petualangan………
4.1.3.1 Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango……… 72
4.1.3.2 Hutan Wisata Situ Gunung………. 73
4.1.3.3 Pantai Cimaja……….. 74
4.1.3.4 Sungai Citarik………. 75
4.1.3.5 Goa Buniayu………... 75
4.1.4 Daya Tarik Wisata Petualangan yang Ditawarkan………. 77
4.1.5 Profil Partisipan Objek Wisata Petualangan Kabupaten Sukabumi………... 78
4.1.5.1 Profil Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia……… 78
4.1.5.2 Profil Partisipan Berdasarkan Pekerjaan dan Rata-rata Penghasilan………. 79
4.1.5.3 Profil Partisipan Berdasarkan Asal Tinggal……... 80
4.1.6 Pengalaman Partisipan Objek Wisata Petualangan Kabupaten Sukabumi………... 81
4.1.6.1 Pola Berkunjung Partisipan Saat Berwisata ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten Sukabumi………... 81
4.1.6.2 Intensitas Partisipan Berwisata ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten Sukabumi……… 82
4.1.6.3 Aktivitas Wisata Petualangan yang dilakukan Partisipan di Kabupaten Sukabumi……… 83
4.1.6.4 Sumber Informasi Partisipan mengenai Wisata Petualangan di Kabupaten Sukabumi……… 84
4.1.6.5 Rata-rata Pengeluaran Partisipan Berwisata Petualang di Kabupaten Sukabumi…………..….. 85
4.2 Gambaran Destination Personalitydi Kabupaten Sukabumi…... 85
4.2.1 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Partisipan terhadap Destination PersonalityKabupaten Sukabumi…….……. 86
4.2.2 Tanggapan Partisipan mengenai Sub Variabel Competence Kabupaten Sukabumi………..….. 88
4.2.3 Tanggapan Partisipan mengenai Sub Variabel Excitement Kabupaten Sukabumi………. 90
(10)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.2.4 Tanggapan Partisipan mengenai Sub Variabel
SophisticationKabupaten Sukabumi………..…... 91
4.2.5 Tanggapan Partisipan mengenai Sub Variabel
RuggednessKabupaten Sukabumi……….…… 93
4.2.6 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination
Personality Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango… 94
4.2.7 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination
Personality Hutan Wisata Situ Gunung………. 95
4.2.8 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination
PersonalityPantai Cimaja………..… 96
4.2.9 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination
PersonalitySungai Citarik………. 97
4.2.10 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination
PersonalityGoa Buniayu……….... 98
4.3 Behavioral Intention Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di
Kabupaten Sukabumi………. 98
4.3.1 Rekapitulasi Tanggapan mengenai Behavioral Intention
Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten
Sukabumi………... 99
4.3.2 Behavioral Intention Berdasarkan Revisit Intention
Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten
Sukabumi………... 100
4.3.3 Behavioral Intention Berdasarkan Word of Mouth
Intention Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di
Kabupaten Sukabumi………. 101
4.3.4 Behavioral Intention Berdasarkan Willingness to Pay More Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di
Kabupaten Sukabumi………. 102
4.4 Pengaruh Destination Personality Kabupaten Sukabumi sebagai
Destinasi Wisata Petualangan Terhadap Behavioral Intention
Partisipan………. 104
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian……… 113
4.5.1 Pembahasan Hasil Tanggapan Partisipan terhadap
Destination PersonalityKabupaten Sukabumi………….. 113
4.5.2 Pembahasan Hasil Tanggapan Behavioral Intention
Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten
(11)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian………... 117
4.6.1 Temuan yang Bersifat Teoritik………... 117
4.6.2 Temuan yang Bersifat Empirik………... 118
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 120
5.1 Kesimpulan………... 120
5.2 Rekomendasi………. 121
(12)
v
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal.
1.1 DAFTAR OBJEK WISATA DI KABUPATEN SUKABUMI... 2 1.2 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN
WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2011-2013……….… 4
1.3 JUMLAH PARTISIPAN YANG BERPETUALANG KE
BEBERAPA OBJEK WISATA PETUALANGAN DI KABUPATEN
SUKABUMI TAHUN 2011-2013……….. 5
2.1 DEFINISI SPORT TOURISM DARI BEBERAPA AHLI……….. 16
2.2 KONSEPTUALISASI SPORT TOURIST BERDASARKAN
MOTIVASI PERJALANAN OLAHRAGA………... 18
2.3 WISATA OLAHRAGA DALAM AREA PERIFERAL……… 19 2.4 KATEGORI AKTIVITAS WISATA PETUALANGAN………... 22 2.5 PENELITIAN TERDAHULU YANG BERKAITAN DENGAN
PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP
BEHAVIORAL INTENTION………... 33
3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL……….…. 44
3.2 JENIS DAN SUMBER DATA………... 49
3.3 KOMPOSISI BESAR POPULASI MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN
SUKABUMI……….... 51
3.4 KOMPOSISI BESAR SAMPEL MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN
SUKABUMI……….... 52
3.5 INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI……… 56 3.6 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN…... 57 3.7 HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN. 61 3.8 KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN.. 62 4.1 DAFTAR KATEGORI AKTIVITAS WISATA PETUALANGAN DI
KABUPATEN SUKABUMI……….. 77
4.2 PROFIL PARTISIPAN BERDASARKAN ASAL TINGGAL……….. 80 4.3 SUMBER INFORMASI PARTISIPAN MENGENAI WISATA
(13)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.4 BESARAN PENGELUARAN PARTISIPAN UNTUK BERWISATA
PETUALANG DI KABUPATEN SUKABUMI……… 85
4.5 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN PARTISIPAN TERHADAP DESTINATION PERSONALITY KABUPATEN
SUKABUMI……… 87
4.6 COMPETENCE DALAM DESTINATION PERSONALITY
KABUPATEN SUKABUMI……….. 88
4.7 EXCITEMENT DALAM DESTINATION PERSONALITY
KABUPATEN SUKABUMI……….. 90
4.8 SOPHISTICATION DALAM DESTINATION PERSONALITY
KABUPATEN SUKABUMI……….. 92
4.9 RUGGEDNESS DALAM DESTINATION PERSONALITY
KABUPATEN SUKABUMI……….. 93
4.10 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION
PERSONALITY TAMAN NASIONAL GUNUNG
GEDE-PANGRANGO……… 94
4.11 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION
PERSONALITY HUTAN WISATA SITU GUNUNG……… 95
4.12 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION
PERSONALITY PANTAI CIMAJA……… 96
4.13 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION
PERSONALITY SUNGAI CITARIK……….. 97
4.14 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION
PERSONALITY GOA BUNIAYU……….. 98
4.15 REKAPITULASI TANGGAPAN MENGENAI BEHAVIORAL
INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA PETUALANGAN
DI KABUPATEN SUKABUMI………. 99
4.16 BEHAVIORAL INTENTION BERDASARKAN REVISIT INTENTION
PARTISIPAN KE OBJEK WISATA PETUALANGAN DI
KABUPATEN SUKABUMI……….. 100
4.17 BEHAVIORAL INTENTION BERDASARKAN WORD OF MOUTH
INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA PETUALANGAN
DI KABUPATEN SUKABUMI………. 101
4.18 BEHAVIORAL INTENTION BERDASARKAN WILLINGNESS TO
(14)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DI KABUPATEN SUKABUMI………. 103
4.19 UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN RUMUS
KOLMOGOROV-SMIRNOV………... 105
4.20 UJI HETEROSKEDASTISITAS……… 105 4.21 UJI LINEARITAS DATA………... 106 4.22 UJI AUTOKORELASI MENGGUNAKAN DURBIN-WATSON…… 107
4.23 UJI MULTIKOLINEARITAS……… 107
4.24 MATRIKS KORELASI ANTAR SUB VARIABEL DESTINATION
PERSONALITY DENGAN BEHAVIORAL INTENTION………... 108
4.25 UJI KESELURUHAN/SIMULTAN (UJI F)……….. 109 4.26 PENGARUH SIMULTAN DESTINATION PERSONALITY
TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION………. 109
4.27 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR………... 110 4.28 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH
LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DESTINATION
PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION SETELAH
(15)
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal.
1.1 PERSENTASE BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN DI
OBJEK WISATA PETUALANGAN KABUPATEN SUKABUMI….. 7
2.1 SPORT TOURISM & RELATED CONTEXTUAL DOMAIN………….. 20
2.2 FIVE-STAGE DESTINATION BRAND PYRAMID………. 25
2.3 BRAND PERSONALITY FRAMEWORK………. 27
2.4 THEORY OF REASONED ACTION……… 29
2.5 THEORY OF PLANNED BEHAVIOR………. 30
2.6 INTEGRATED BEHAVIORAL MODEL……….. 31
2.7 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION…………... 39
2.8 PARADIGMA PENELITIAN PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION…………... 40
3.1 STRUKTUR KAUSAL ANTARA X DAN Y……….………... 63
3.2 DIAGRAM JALUR HIPOTESIS……… 64
3.3 JALUR SUB STRUKTUR HIPOTESIS………. 65
4.1 PETA WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI……… 70
4.2 PROFIL PARTISIPAN OBJEK WISATA PETUALANGAN DI KABUPATEN SUKABUMI BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN USIA……….. 78
4.3 PROFIL PARTISIPAN BERDASARKAN PEKERJAAN DAN RATA-RATA PENGHASILAN PER BULAN……….. 80
4.4 POLA BERKUNJUNG PARTISIPAN SAAT BERWISATA PETUALANG KE KABUPATEN SUKABUMI……… 82
4.5 INTENSITAS PARTISIPAN BERWISATA PETUALANG KE KABUPATEN SUKABUMI………... 82
4.6 AKTIVITAS WISATA PETUALANGAN YANG DILAKUKAN PARTISIPAN DI KABUPATEN SUKABUMI………. 83
4.7 DESTINATION PERSONALITY KABUPATEN SUKABUMI PADA GARIS KONTINUM……….. 88
(16)
4.8 BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA
PETUALANGAN DI KABUPATEN SUKABUMI PADA GARIS
KONTINUM……… 100
4.9 JALUR SUB VARIABEL 104
4.10 DIAGRAM JALUR PENGUJIAN SUB HIPOTESIS DESTINATION
PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION…………... 111
4.11 DIAGRAM JALUR PENGUJIAN SUB HIPOTESIS DESTINATION
PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION SETELAH
MENGGUNAKAN METODE TRIMMING………... 112
4.12 TANGGAPAN PARTISIPAN TERHADAP DESTINATION
PERSONALITY KABUPATEN SUKABUMI 113
4.13 BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA
(17)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata dan olahraga merupakan elemen kunci dari budaya saat ini dan memberikan pengaruh yang sangat spesifik pada perilaku masyarakat. Dimensi yang diperoleh dari kedua kegiatan ini telah menghasilkan kontribusi yang menentukan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di suatu negara atau daerah. Berkembangnya wisata olahraga terjadi karena adanya realitas permintaan wisatawan untuk memperoleh pengalaman olahraga (sport experience)
yang kemudian direspon oleh industri. Wisata olahraga telah mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi dan juga masyarakat luas (Hinch & Higham, 2004:3).
Pemerintah Indonesia pun merespon positif terhadap hal ini. Setelah fokus mengembangkan tujuh jenis wisata minat khusus yang salah satunya adalah wisata olahraga rekreasi di tahun 2013, kini pada tahun 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi penyelenggaraan
Wonderful Adventure Indonesia: Asia Pacific 2014 yang diselenggarakan di Bali
dan Nusa Tenggara pada bulan Mei 2014. Peluncuran event ini terdorong atas
suksesnya Indonesia saat menjadi tuan rumah di kegiatan Borobudur Interhash
2012 di Magelang (sumber: Travel Club Magazine Online Version XI/28/2013). Selain itu, banyak juga event-event wisata olahraga internasional yang telah diselenggarakan oleh Kemenparekraf untuk meningkatkan promosi dan memperkenalkan destinasi wisata olahraga potensial di Indonesia seperti Tour de
Bintan, Tour de Ijen, Tour de Singkarak, Festival Teluk Jailolo, Jakarta
(18)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tema yang diusung oleh Kemenparekraf dalam event Wonderful
Adventure Indonesia 2014 adalah tema petualangan (adventure). Adventure
tourism (wisata petualangan) memang bagian dari wisata olahraga karena
memadukan aktivitas fisik yang dilakukan di alam terbuka (Hinch & Higham, 2004:23).
Salah satu provinsi di Indonesia yang tengah mengembangkan wisata petualangan berbasis olahraga yaitu Provinsi Jawa Barat. Potensi alam yang dimiliki Jawa Barat berupa gunung yang dapat dijadikan tempat untuk hiking
(pendakian), pantai untuk surfing (berselancar), sungai untuk rafting (arung
jeram), dan masih banyak potensi lainnya merupakan modal utama yang dapat dikembangkan untuk wisata petualangan.
Wisata petualangan merupakan salah satu segmen wisata yang saat ini sedang berkembang pesat. Salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata petualangan yaitu Kabupaten Sukabumi. Sukabumi termasuk kedalam kawasan wisata minat khusus Jabar Selatan, kawasan tersebut merupakan salah satu dari sembilan kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat yang terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Jawa Barat. Kondisi geografis Sukabumi yang bergunung, berbukit, dan bergelombang menyuguhkan panorama alam yang mendukung untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata petualangan. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Jawa dan Bali, serta memiliki objek wisata terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Tabel 1.1 berikut merupakan daftar objek wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi.
TABEL 1.1
DAFTAR OBJEK WISATA DI KABUPATEN SUKABUMI No. Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata 1. Taman Rekreasi Cimalati,
Taman Rekreasi Taman Angsa, Taman Rekreasi
(19)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Salabintana 2.
Hutan Wisata Gunung Arca
Tempat budidaya lebah madu,
trekking
Wisata Petualangan
3. Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango
Trekking, hiking,
camping Wisata Petualangan
4. Palagan Bojong Kokosan Monumen dan
Museum Wisata Sejarah
5. Manangel, Cijangkar Offroad Wisata Petualangan
6. Situ Sukarame Camping, boating Wisata Petualangan 7. Pantai Ujung Genteng, Pantai
Minajaya, Pantai Palabuhan Ratu
Pantai Wisata Bahari
8. Pantai Pangumbahan Tempat penangkaran
penyu Wisata Bahari
9. Muara Cikarang, Muara Cimandiri, Sungai dan Muara Cikaso
Sungai Wisata Alam
10. Bumi Perkemahan Pondok
Halimun Camping, trekking Wisata Petualangan 11. Curug Cibeureum, Curug
Cigangsa, Curug Cikaso, Curug Caweni, Curug Panjang
Air terjun Wisata Alam
12. Hutan Wisata Situ Gunung Trekking, fishing Wisata Petualangan
13. Curug Sawer Camping Wisata Petualangan
14. Bumi Perkemahan
Cinumpang
Trekking, camping,
tubing Wisata Petualangan
15. Goa Buni Ayu/Goa Siluman,
Goa Lalay, Goa Kutamaneuh Caving Wisata Petualangan
16. Situ Batu Laut Danau Wisata Alam
17. Sungai Citarik, Sungai
Cicatih Rafting Wisata Petualangan
18. Karang Antu Diving Wisata Petualangan
19. Pantai Citepus, Pantai
Cibangban Fishing Wisata Petualangan
20. Pantai Cimaja Surfing Wisata Petualangan
(20)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berenang
22. Air Panas Cisolok Berendam, berenang Wisata Olahraga 23. Situs Tugu Gede Cengkuk,
Situs Megalitik Ciarca, Situs Megalitik Batu Lumpang, Situs Megalitik Salak Datar, Situs Megalitik Kampung Kuta, Situs Megalitik Batu Kujang
Situs megalitikum Wisata Budaya dan Sejarah
24. Kampung Adat Ciptarasa, Kampung Adat Cicemat, Kampung Adat Giri Jaya
Kampung adat dan penampilan kesenian daerah
Wisata Adat dan Budaya
Sumber: Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sukabumi 2013
Berdasarkan Tabel 1.1, Sukabumi memiliki potensi yang menjanjikan bagi kemajuan pariwisata terutama wisata petualangan jika dikembangkan dan dikelola dengan baik. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa prioritas pembangunan kepariwisataan diarahkan pada penciptaan destinasi wisata Sukabumi sebagai salah satu unggulan pariwisata Jawa Barat, dimana persaingan dalam kepariwisataan yang semakin tajam, menuntut setiap wilayah untuk terus menggali potensi sumber daya agar berdaya jual, diminati dan dikunjungi wisatawan. Hal ini mendorong pemerintah setempat untuk meningkatkan daya saing kepariwisataan Sukabumi dengan memperbaiki sarana dan infrastruktur daerah, meningkatkan kualitas pelayanan serta memaksimalkan promosi dan pemasaran melalui berbagai media seperti brosur, website resmi, buku panduan wisata, dan event-event pariwisata.
Promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan dibantu oleh pengelola objek wisata dari perusahaan-perusahaan swasta (private
sector) membuat penyebarluasan informasi mengenai keindahan alam Sukabumi
(21)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
banyak objek wisata bahari berupa pantai dan wisata petualangan berupa rafting
(arung jeram), surfing (berselancar), caving (penjelajahan goa), dan lain-lain
oleh karena itu mereka tertarik untuk berkunjung ke Sukabumi. Wisatawan yang datang umumnya dari kota besar seperti Kota Jakarta, Bandung, dan sekitarnya dengan persentase per tahun untuk wisatawan domestik sebesar 92% dan 8% wisatawan asing. Tabel 1.2 berikut merupakan tabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Kabupaten Sukabumi tahun 2011-2013.
TABEL 1.2
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN SUKABUMI TAHUN
2011-2013
2011 2012 2013 Wisman 55.795 46.975 47.985
Wisnus 2.342.735 2.551.807 2.660.492 Jumlah 2.398.530 2.598.782 2.708.477
Sumber: Disparbudpora Kab. Sukabumi 2014
Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan baik wisman maupun wisnus ke Sukabumi selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun jumlah tersebut selalu tidak mencapai jumlah yang ditargetkan pada setiap tahunnya. Tahun 2013 Disparbudpora Kab. Sukabumi menargetkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 3 juta orang tapi jumlah kunjungan yang diperoleh masih jauh dari yang ditargetkan. Sama halnya pada tahun 2011 dan 2012, jumlah kunjungan yang ditargetkan sebesar 2,7 juta dan 2,8 juta orang tidak dapat tercapai. Hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah Sukabumi belum terlalu serius dalam menggarap dan memasarkan pariwisata di Sukabumi untuk menarik kunjungan wisatawan sehingga belum mencapai target yang diharapkan.
Walaupun seperti itu, wisata petualangan di Sukabumi saat ini semakin diminati wisatawan yang memiliki motivasi untuk berwisata petualang. Hal
(22)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3 yang menunjukkan peningkatan kunjungan partisipan setiap tahunnya.
TABEL 1.3
JUMLAH PARTISIPAN YANG BERPETUALANG KE BEBERAPA OBJEK WISATA PETUALANGAN DI KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2011-2013
Objek Wisata Petualangan Jumlah Partisipan 2011 2012 2013 Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango Jalur Selabintana
11.627 23.762 14.980
Hutan Wisata Situ Gunung 21.351 48.499 53.408
Pantai Cimaja 10.247 11.456 15.517
Sungai Citarik 23.343 24.243 25.143
Goa Buni Ayu 2.531 3.252 4.315
Total 69.099 111.212 113.363
Sumber: Masing-masing pengelola wisata 2014
Berdasarkan Tabel 1.3, jumlah partisipan yang berpetualang ke objek wisata petualangan unggulan di Sukabumi terus meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat lima objek wisata petualangan yang menjadi unggulan yaitu Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Jalur Selabintana yang merupakan objek wisata untuk pendakian gunung. Kemudian Hutan Wisata Situ Gunung untuk
trekking dan berkemah serta Pantai Cimaja yang terkenal sebagai spot berselancar
terbaik di Jawa Barat. Sukabumi juga dikenal sebagai destinasi untuk melakukan wisata arung jeram, tepatnya di Sungai Citarik. Selain itu salah satu keindahan Sukabumi yang kini mulai diminati banyak partisipan atau pecinta alam adalah menjelajah perut bumi di Goa Buni Ayu yang memiliki predikat sebagai goa yang memiliki sistem goa terbaik (best-cave system) se-Asia Tenggara.
Awalnya wisata petualangan ini didominasi oleh para pecinta alam baik dari organisasi maupun individu, namun saat ini orang-orang yang bukan dari kalangan profesional pun ikut berpartisipasi dalam wisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi. Hal ini disebabkan karena wisata petualangan
(23)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berbasis olahraga telah menjadi tren wisata dan didukung pula oleh para provider
wisata petualangan yang menyediakan jasa dan perlengkapan petualangan yang aman untuk para pemula.
Partisipan yang berpetualang di objek wisata petualangan Sukabumi umumnya adalah partisipan yang baru pertama kali berkunjung (first-time visitor) sedangkan frekuensi untuk partisipan yang melakukan kunjungan ulang (repeater) tidak begitu banyak, hal tersebut didasarkan pada pernyataan beberapa pengelola wisata petualangan yang menyatakan bahwa first-time visitor dan repeater
perbandingan persentasenya kurang lebih 65% dan 35% (Sumber: Masing-masing pengelola objek wisata petualangan unggulan, Juni 2014 pukul 11.00 WIB).
Berdasarkan wawancara ke beberapa partisipan yang pernah melakukan aktivitas wisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi mengatakan bahwa biasanya dalam berwisata petualang mereka jarang melakukan aktivitas petualangan berulang-ulang di tempat yang sama. Tentunya mereka juga ingin mencoba melakukan aktivitas petualangan tersebut di tempat dan kota yang berbeda sehingga mendapat sensasi baru dan menambah pengalaman wisata petualangan mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa intensitas partisipan untuk berwisata petualang ke Sukabumi masih rendah, yang berarti rendah pula niat berperilaku (behavioral intention) partisipan ke objek wisata petualangan di
Sukabumi.
Hal ini didukung oleh hasil pra penelitian mengenai behavioral intention
yang telah dilakukan kepada 30 orang partisipan setelah berwisata petualang di objek wisata petualangan Sukabumi. Pengambilan sampel sebanyak 30 orang karena menurut Burns (2000) jumlah ini diperoleh bagi peneliti pemula, maka dihasilkan data yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini.
(24)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
GAMBAR 1.1
PERSENTASE BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN DI OBJEK WISATA PETUALANGAN KABUPATEN SUKABUMI
Grafik 1.1 menunjukkan bahwa partisipan yang memiliki niat untuk berkunjung kembali ke objek wisata petualangan di Sukabumi sebesar 33,35%, kemudian partisipan yang berniat untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi ke orang lain sebesar 47,76%, dan partisipan yang bersedia membayar lebih hanya sebesar 26,67%. Para partisipan berpendapat bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki objek wisata petualangan di Sukabumi belum begitu lengkap, akses menuju destinasi masih kurang baik, jarak dari satu lokasi wisata ke lokasi wisata lainnya terlalu jauh dan masih belum difasilitasi oleh moda transportasi publik yang memadai.
Hal ini menyebabkan sebagian besar partisipan masih merasa belum bersedia untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain dan juga belum bersedia membayar lebih untuk berpetualang ke objek
0 50 100
Niat Berkunjung
Kembali
Word of
Mouth Kesediaan Membayar
Lebih 33.35
47.76 26.67 66.65
52.24 73.33
Ya Tidak Sumber: Hasil Pengolahan Pra Penelitian, 2014
(25)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
wisata petualangan di Sukabumi dengan segala keterbatasan yang ada. Mereka akan memilih objek wisata petualangan di kota lain jika ada yang lebih murah daripada objek wisata petualangan yang ada di Sukabumi jika pelayanan dan kualitas yang diberikan sepadan. Ini juga mengindikasikan bahwa objek wisata petualangan di Sukabumi memiliki tingkat daya saing kepariwisataan yang rendah. Selain itu, wisata petualangan yang kini telah menjadi tren membuat para pemasar destinasi berlomba untuk mempromosikan destinasi wisata petualangan yang dimilikinya sehingga persaingan dalam pasar ini semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan niat partisipan untuk berkunjung kembali ke objek wisata petualangan di Sukabumi begitu rendah karena mereka lebih memilih untuk melakukan aktivitas wisata petualangan yang sama namun di tempat yang berbeda.
Niat berkunjung kembali (revisit intention), niat untuk menceritakan
kepada orang lain (word of mouth intention) dan keinginan untuk membayar lebih
(willingness to pay more) adalah dimensi dari behavioral intention. Menurut
Ching-Fu Chen dan DungChun Tsai (2007:1116), “Behavioral intention defined
as the visitor’s judgment about the likeliness to revisit the same destination or the
willingness to recommend the destination to others.” Jadi behavioral intention
merupakan penilaian partisipan mengenai keinginan berkunjung kembali ke destinasi yang sama atau kesediaan untuk merekomendasikan destinasi kepada orang lain.
Behavioral intention partisipan terhadap objek wisata petualangan di
Sukabumi yang belum begitu baik jika terus berlanjut tentunya akan membuat Sukabumi menjadi destinasi wisata yang kurang diminati dan tidak begitu dikenal oleh wisatawan, terutama para wisatawan yang menyukai tantangan dan petualangan karena behavioral intention merupakan salah satu hal penting untuk pengembangan destinasi wisata (Anderson dalam Lee et al., 2009:3). Kemudian tingkat behavioral intention yang rendah akan membuat objek wisata petualangan
(26)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
di Sukabumi memiliki tingkat retensi (berkunjung kembali) yang rendah pula. Akibatnya pendapatan daerah Kabupaten Sukabumi akan berkurang dari sektor pariwisata.
Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan di Sukabumi sehingga
dapat memberi manfaat yang besar bagi kemajuan pariwisata Sukabumi. Meningkatnya behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan di
Sukabumi akan membantu pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam mengurangi biaya pemasaran, kemudian akan membuat Sukabumi lebih dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan, serta memiliki citra yang baik di mata publik.
Behavioral intention merupakan prediktor akurat yang memiliki
probabilitas tinggi dalam mengetahui sikap dan perilaku berikutnya yang akan dilakukan wisatawan setelah mengunjungi destinasi (Baker & Crompton dalam Lee et al., 2009:3). Menurut Glanz et al. (2008:70), behavioral intention dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yaitu demografi, sikap, kepribadian, dan variabel berbeda lainnya dari masing-masing individu. Faktor yang paling menonjol dari keempat hal tersebut yaitu kepribadian (personality). Ketika atribut
diri seseorang hampir sama dengan orang lain, maka kepribadian merupakan hal yang dapat membedakannya dari orang lain karena kepribadian setiap orang berbeda dan tidak dapat ditiru (Murphy et al. dalam Meer, 2010:15).
Sama halnya dengan destinasi. Dalam meningkatkan behavioral intention
partisipan ke objek wisata petualangan di Sukabumi, pemerintah daerah setempat melakukan beberapa upaya seperti promosi melalui berbagai media yaitu brosur,
website resmi, dan beberapa event wisata petualangan berbasis olahraga.
Event-event wisata petualangan yang pernah diselenggarakan diantaranya Kejuaraan
Offroad tingkat Nasional, Sukabumi Surfing Championship 2013, dan lain-lain.
(27)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pariwisata Indonesia yang menyebutkan bahwa “Sukabumi for rafting, caving,
camping, trekking and surfing adventure.”
Promosi tersebut secara tidak langsung memperkenalkan keunikan Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga. Keunikan ini tercipta dari adanya kepribadian yang berbeda dan istimewa yang dimiliki Sukabumi dibanding dengan destinasi lain sehingga membentuk kepribadian destinasi (destination personality) Sukabumi yang salah satunya sebagai destinasi
wisata petualangan berbasis olahraga.
Destination personality merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi
perilaku partisipan ke objek wisata petualangan yang ada di Sukabumi karena partisipan cenderung akan memilih sebuah destinasi yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan kepribadian dirinya. Cai dalam Lee et al. (2010:2) menyatakan destination personality dapat didefinisikan sebagai “persepsi
mengenai suatu tempat yang tercermin oleh keterikatan yang ada didalam memori wisatawan.” Untuk mengukur destination personality digunakan Brand
Personality Scale (BPS) dari Aaker yang diadaptasi ke destinasi wisata oleh Lee
et al. (2009:5), terdiri dari dimensi competence, excitement, sophistication, dan
ruggedness.
Destination personality diperlukan oleh Sukabumi untuk menghadapi
tingginya persaingan diantara destinasi wisata petualangan lain, khususnya di Jawa Barat dan umumnya di Indonesia. Destination personality membawa destinasi menjadi hidup dan akrab dengan partisipan, sehingga membentuk persepsi yang jelas dalam benak partisipan serta menjadikan Sukabumi berbeda dengan destinasi lainnya.
Slogan dan logo merupakan dua instrumen yang dapat membentuk
destination personality selain persepsi emosional wisatawan itu sendiri terhadap
(28)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
merupakan slogan yang diusung oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Slogan tersebut secara implisit menjelaskan bahwa kepariwisataan Sukabumi mengandalkan kekayaan alam yang dimiliki untuk dijadikan atraksi atau objek wisata, khususnya wisata petualangan berbasis olahraga. Sukabumi memiliki sumber daya alam yang sangat besar, beragam, alami, unik, menantang dan langka sebagai daya tarik wisata petualangan yang didukung oleh karakteristik alam pegunungan dan laut yang berpadu dengan sisi budaya masyarakat tradisional.
Diharapkan destination personality Sukabumi, khususnya dalam
penelitian ini sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga dapat terbentuk dengan baik dalam benak partisipan dan melekat secara emosional dengan kepribadian para pecinta petualangan sehingga meningkatkan keinginan partisipan untuk berkunjung kembali, merekomendasikan kepada orang lain dan bersedia membayar lebih untuk berwisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Destination Personality terhadap
Behavioral Intention.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran destination personality Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.
2. Bagaimana gambaran behavioral intention partisipan terhadap objek wisata petualangan di Sukabumi.
(29)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Bagaimana pengaruh destination personality Sukabumi yang terdiri dari
dimensi competence, excitement, sophistication dan ruggedness terhadap
behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan di Sukabumi.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk:
1. Memperoleh temuan mengenai gambaran destination personality Sukabumi
sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.
2. Memperoleh temuan mengenai gambaran behavioral intention partisipan
terhadap objek wisata petualangan di Sukabumi.
3. Memperoleh temuan mengenai pengaruh destination personality Sukabumi
yang terdiri dari dimensi competence, excitement, sophistication dan
ruggedness terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata
petualangan di Sukabumi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Secara Teoritis:
Kegunaan penelitian untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Manajemen Pemasaran Pariwisata (MPP), khususnya mengenai pentingnya
destination personality untuk pemasaran suatu destinasi wisata, yang dalam
hal ini adalah wisata petualangan berbasis olahraga. 2. Secara Praktis:
Kegunaan penelitian sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk menyusun program-program
(30)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pemasaran destinasi wisata terutama dalam memperkuat destination
personality Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga
(31)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai bagaimana pengaruh destination
personality terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan
di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (independent
variable) adalah destination personality dan variabel terikat (dependentvariable)
adalah behavioral intention. Variabel penelitian pada umumnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:58). Uma Sekaran (2006:115) mendefinisikan bahwa, “Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.”
Menurut Sugiyono (2012:39), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah destination personality (X)
yang terdiri dari empat dimensi yaitu competence (X1), excitement (X2),
sophistication (X3) dan ruggedness (X4). Sedangkan variabel terikat yaitu
behavioral intention (Y) yang terdiri dari revisit intention, word of mouth
intention dan willingness to pay more.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah partisipan yang telah melakukan aktivitas wisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi. Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian yang membutuhkan waktu kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode cross-sectional, karena data yang dikumpulkan hanya sekali
(32)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan menyebarkan kuesioner kepada partisipan yang telah melakukan aktivitas wisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi.
Menurut Uma Sekaran (2006:315), “Penelitian cross sectional adalah penelitian dimana data dikumpulkan hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu atau bulan) untuk menjawab pertanyaan penelitian.” Dari objek penelitian tersebut, penelitian ini akan menganalisis mengenai bagaimana pengaruh destination personality terhadap behavioral intention partisipan ke
objek wisata petualangan di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:53) mendefinisikan bahwa:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen).
Berdasarkan definisi tersebut, maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai pengaruh destination
personality terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan
di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.
Suharsimi Arikunto (2009:7) mengungkapkan mengenai penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data di lapangan,
(33)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melalui penelitian ini data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder, dimana data primer ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan yang dijadikan sampel agar memperoleh fakta yang relevan
dan up to date. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh destination
personality terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan
di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.
Berdasarkan jenis penelitian, yaitu deskriptif dan verifikatifmaka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Metode
explanatory survey menurut Sugiyono (2012:7) adalah:
Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah metode cross-sectional yaitu “Metode yang
dilakukan hanya sekali dan mewakili satu periode tertentu” (Cooper & Schindler, 2011:160).
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2012:113) yang dimaksud dengan operasionalisasi variabel adalah “Bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel, untuk mengetahui apa yang menjadi konsep teoritis dan konsep analitis, maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.”
Penelitian ini mengkaji dua variabel inti yaitu destination personality
sebagai variabel bebas dan behavioral intention sebagai variabel terikat. Konsep
(34)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atau nilai dari variabel Y (behavioral intention) dilihat dari segi operasional
variabel X (destination personality). Penjabaran operasional dari
variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini. TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
No. Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Destination Personality
(X)
Destination personality (kepribadian destinasi) adalah seperangkat karakteristik
manusia yang berasosiasi dengan destinasi wisata (Lee et al., 2009)
Competence
(X1)
Kemampuan untuk dapat diandalkan dan dipercaya oleh partisipan;
berhubungan dengan keamanan, kelengkapan fasilitas, dan lain-lain. Kepercayaan partisipan terhadap penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi Tingkat kepercayaan partisipan terhadap penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi
Interval 1
Kehandalan penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi dalam memenuhi kebutuhan partisipan Tingkat kehandalan penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi dalam memenuhi kebutuhan partisipan
Interval 2
Keamanan untuk berwisata
petualang di objek wisata petualangan Sukabumi
Tingkat keamanan untuk berwisata petualang di objek wisata petualangan Sukabumi
Interval 3
Kelengkapan fasilitas yang disediakan untuk berwisata
petualang di objek wisata petualangan Sukabumi Tingkat kelengkapan fasilitas yang disediakan untuk berwisata
petualang di objek wisata petualangan Sukabumi
(35)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
No. Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Excitement (X2) Karakter dinamis yang penuh semangat dan kegembiraan dalam melakukan perbedaan
(differentiation),
termasuk dinamika aktivitas yang dilakukan dan antusiasme yang ditimbulkan oleh destinasi. Kegembiraan partisipan ketika berwisata
petualang di objek wisata petualangan Sukabumi Tingkat kegembiraan partisipan ketika berwisata
petualang di objek wisata petualangan Sukabumi
Interval 5
Keberagaman aktivitas yang dapat dilakukan di objek wisata petualangan Sukabumi Tingkat keberagaman aktivitas yang dapat dilakukan di objek wisata petualangan Sukabumi
Interval 6
Antusiasme yang ditimbulkan Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga Tingkat antusias yang ditimbulkan Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga
Interval 7
Sophistication (X3) Karakteristik yang berkaitan dengan eksklusifitas yang dibentuk oleh keunggulan prestis, citra destinasi dan daya tarik alam yang mempesona. Prestis yang ditawarkan objek wisata petualangan Sukabumi Tingkat prestis yang ditawarkan objek wisata petualangan Sukabumi
Interval 8
Citra Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga Tingkat citra Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga
Interval 9
Daya tarik alam Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga
Daya tarik alam Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga
(36)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
No. Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Ruggedness (X4) Karakteristik destinasi yang dikaitkan dengan manfaat dalam melakukan aktivitas di luar ruangan dan ketahanannya; yaitu mengenai kondisi geografis, cuaca, landscape
dan tantangan alam yang dimiliki destinasi. Kesesuaian kondisi geografis Sukabumi untuk melakukan aktivitas wisata petualangan Tingkat kesesuaian kondisi geografis Sukabumi untuk melakukan aktivitas wisata petualangan
Interval 11
Kesesuaian cuaca Sukabumi untuk melakukan aktivitas wisata petualangan Tingkat kesesuaian cuaca Sukabumi untuk melakukan aktivitas wisata petualangan
Interval 12
Kesesuaian bentang alam
(landscape)
Sukabumi untuk melakukan aktivitas wisata petualangan Tingkat kesesuaian bentang alam
(landscape)
Sukabumi untuk melakukan aktivitas wisata petualangan
Interval 13
Tantangan alam yang dapat di nikmati partisipan di objek wisata petualangan Sukabumi
Tingkat tantangan alam yang dapat di nikmati partisipan di objek wisata petualangan Sukabumi
Interval 14
Behavioral Intention (Y) Behavioral intention merupakan tingkat keinginan orang untuk melakukan kunjungan kembali, merekomendasika n ke orang lain dan
Revisit Intention:
Partisipan berniat untuk melakukan kunjungan berulang pada destinasi yang pernah dikunjunginya.
Keinginan untuk berkunjung kembali ke objek wisata petualangan di Sukabumi
Tingkat keinginan untuk berkunjung kembali ke objek wisata petualangan di Sukabumi
(37)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
No. Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
tingkat kesediaan orang untuk membayar lebih mahal (Anderson et al. dalam Lee et al., 2009:3).
Keinginan untuk melakukan aktivitas wisata petualangan lainnya di Sukabumi Tingkat keinginan untuk melakukan aktivitas wisata petualangan lainnya di Sukabumi
Interval 16
Word of Mouth Intention:
Partisipan bersedia untuk merekomendasikan destinasi kepada orang lain.
Keinginan untuk menceritakan hal positif mengenai objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain Tingkat keinginan untuk menceritakan hal positif mengenai objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain
Interval 17
Kesediaan untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain Tingkat kesediaan untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain
Interval 18
Frekuensi untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain Tingkat frekuensi untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain
Interval 19
Willingness to Pay More:
Partisipan bersedia untuk membayar lebih mahal. Kesediaan membayar lebih untuk berwisata petualang di Tingkat kesediaan membayar lebih untuk berwisata petualang di
(38)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
No. Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sukabumi dibandingkan dengan kota lain
Sukabumi dibandingkan dengan kota lain Kesediaan membayar lebih untuk mengunjungi objek wisata petualangan lainnya di Sukabumi Tingkat kesediaan membayar lebih untuk mengunjungi objek wisata petualangan lainnya di Sukabumi
Interval 21
Kesediaan untuk membayar ketika harga sudah naik dari harga sebelumnya
Tingkat kesediaan untuk membayar ketika harga sudah naik dari harga sebelumnya
Interval 22
Sumber: Modifikasi berbagai literatur, 2014
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Menurut Suharsimi (2009:129), “Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.” Berdasarkan jenis, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:193) yang dimaksud dengan data primer dan data sekunder adalah:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain.
(39)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga
pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada para responden, sedangkan data sekunder diantaranya diperoleh dari Dinas Pariwisata, buku, majalah, jurnal, dan internet. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Data Jenis Data Sumber Data Temuan T1 T2 T3 Daftar Objek Wisata
Kabupaten Sukabumi Sekunder
DISPARBUDPORA
Kab. Sukabumi - - - Jumlah Kunjungan
Wisman dan Wisnus ke Kabupaten Sukabumi
Sekunder DISPARBUDPORA Kab. Sukabumi - - -
Jumlah Partisipan yang Berpetualang ke Beberapa Objek Wisata Petualangan di Kabupaten Sukabumi
Sekunder masing Objek Wisata Pengelola Masing- - - -
Persentase Behavioral
Intention Partisipan di
Kabupaten Sukabumi
Sekunder Hasil Pra Penelitian - - Tanggapan responden
mengenai destination personality
Kabupaten Sukabumi Primer
Partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di
objek wisata petualangan Kabupaten
Sukabumi
-
(40)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data Jenis Data Sumber Data Temuan T1 T2 T3 mengenai behavioral
intention terhadap
objek wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi
melakukan aktivitas wisata petualangan di
objek wisata petualangan Kabupaten
Sukabumi Keterangan:
T1 digunakan untuk memperoleh gambaran destination personality.
T2 digunakan untuk memperoleh gambaran behavioral intentions.
T3 digunakan untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh destination
personality terhadap behavioral intentions.
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Di dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2010:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Uma Sekaran (2006:122) menyatakan “Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi dimana sampel diambil.”
Berdasarkan definisi populasi di atas maka populasi pada penelitian ini adalah jumlah partisipan yang berpetualang ke lima objek wisata petualangan unggulan di Kabupaten Sukabumi tahun 2013 sebanyak 113.363 orang seperti yang tertulis pada Tabel 3.3.
(41)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TABEL 3.3
KOMPOSISI BESAR POPULASI MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN SUKABUMI
Objek Wisata Petualangan Jumlah Populasi Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango Jalur Selabintana
14.980
Hutan Wisata Situ Gunung 53.408
Pantai Cimaja 15.517
Sungai Citarik 25.143
Goa Buni Ayu 4.315
Total 113.363
Sumber: Masing-masing pengelola wisata, 2014
3.2.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010:73), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Penarikan sampel ditujukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel merupakan perwakilan dari populasi penelitian. Dengan adanya sampel, maka waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti menjadi lebih efisien.
Untuk menjadikan sampel penelitian representatif, maka perlu ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan. Dalam menentukan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus dari Yamane yang dikutip oleh Riduwan dan Akdon (2009:249) yaitu dengan persamaan berikut ini:
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi
(42)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e = presisi (ditetapkan 7% dengan tingkat kepercayaan 93%)
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Yamane, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan teknik perhitungan tersebut diperoleh hasil sampel sebanyak 204 orang. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel proporsi untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil dari masing-masing objek wisata petualangan. Pengambilan sampel bertingkat menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: ni = jumlah sampel menurut stratum Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya n = jumlah sampel seluruhnya
Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh komposisi besar sampel dari masing-masing objek wisata petualangan unggulan di Kabupaten Sukabumi pada Tabel 3.4 berikut.
TABEL 3.4
KOMPOSISI BESAR SAMPEL MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN SUKABUMI
Objek Wisata Petualangan
Jumlah Populasi
Perhitungan Sampel
Jumlah Sampel Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango Jalur Selabintana
14.980 27
(43)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pantai Cimaja 15.517 28
Sungai Citarik 25.143 45
Goa Buni Ayu 4.315 8
Total 113.363 204
Sumber: Pengolahan Tabel 3.3
3.2.4.3 Teknik Sampel
Teknik sampel merupakan suatu teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk mendapatkan sampel representatif, maka harus diupayakan subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel, sehingga peneliti menggunakan teknik probability sampling
yang berarti teknik sampling memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi anggota sampel, yaitu dengan menggunakan Systematic RandomSampling dan Proportionate Random Sampling.
Systematic Random Sampling yakni melakukan pengambilan sampel
secara acak sistematis menurut interval tertentu yang dari setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2010:81). Menurut Suharsimi Arikunto (2009:264), “Systematic Random
Sampling adalah teknik pemilihan sampel dari populasi yang dilakukan secara
acak hanya untuk sampel yang pertama dari sejumlah sampel, sedangkan untuk sampel berikutnya dipilih secara sistematis.”
Cara penggunaan teknik sampling random sistematik adalah dengan menentukan unsur pertama dari sampling yang akan diambil. Selanjutnya ditempuh dengan cara memanfaatkan interval sampel. Interval sampel adalah angka yang menunjukkan jarak antara nomor-nomor urut yang terdapat dalam
(44)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kerangka sampling yang akan dijadikan patokan dalam menentukan atau memilih unsur-unsur sampling kedua dan seterusnya hingga unsur ke-n. Interval sampel biasanya dilambangkan dengan huruf k. Dalam penelitian ini ditentukan interval sampel adalah 10 dan unsur sampling pertama yang dipilih adalah 010. Maka penentuan unsur-unsur sampel selanjutnya adalah 020, 030, 040 dan seterusnya hingga mencapai jumlah sampel sebanyak 204.
Teknik kedua yaitu Proportionate Random Sampling, dilakukan untuk
menghitung sampel berdasarkan perbandingan agar proporsional (Husaini Usman, 2006:185). Menurut Sugiyono (2012:82), “Proportionate Random Sampling
adalah teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur heterogen dan berstrata proporsional.” Dalam penelitian ini populasi memiliki sub-sub populasi maka teknik sampel Proportionate Random Sampling ditempuh
dengan cara mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Maka dengan teknik tersebut peneliti melakukan survei yang dilakukan pada partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di lima objek wisata petualangan unggulan yang dimiliki Sukabumi.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012:224), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.” Secara umum, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Mengadakan penelitian dengan membaca literatur maupun sumber-sumber lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
(45)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian yang melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan instrumen-instrumen sebagai berikut:
1. Observasi
Pengamatan secara langsung terhadap perilaku partisipan yang berwisata petualang di Sukabumi.
2. Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung untuk mendapat informasi yang dibutuhkan terhadap partisipan, penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi dan Disparbudpora Kab. Sukabumi.
3. Kuesioner (Angket)
Sugiyono (2012:142) mengemukakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai profil dan pengalaman responden, serta indikator-indikator dari variabel
destination personality dan behavioral intention. Teknik pengambilan
data dengan menyebarkan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis untuk memperoleh data yang objektif. Kuesioner di tujukan kepada partisipan yang berpetualang di lima objek wisata petualangan unggulan Sukabumi. 4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah variabel yang diteliti yang terdiri dari destination personality dan behavioral
intention. Studi literatur dalam penelitian ini didapat dari berbagai sumber
seperti skripsi, tesis, disertasi, jurnal, media cetak dan media elektronik. 3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
(46)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Hasil penelitian yang valid merupakan hasil penelitian yang terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:363), “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.” Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen.
Suharsimi Arikunto (2009:145) mengungkapkan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang memiliki validitas yang rendah.” Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Adapun rumus yang dipakai atau digunakan untuk menghitung atau menunjukkan kevalidan suatu instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment,
yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
Keterangan: r = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = skor total
= jumlah skor dalam distribusi X = jumlah skor dalam distribusi Y
= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = banyaknya responden
(1)
Soraya Rizki Amelia, 2014
Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, Jennifer L. 1997. Dimensions of brand personality. Journal of Marketing Research Vol. XXXIV page 347-356
Anholt, Simon. 2009. Tourism Destination Branding. Madrid: World Tourism Organization (e-book)
Baker, Dwayne A. & John L. Crompton. 2000. Quality, Satisfaction and
Behavioral Intentions. Annals of Tourism Research Vol. 27 No. 3 page
785-804
Beech, John & Simon Chadwick. 2007. The Marketing of Sport. England: Prentice Hall (e-book)
Bill, Karen. 2009. Sport Management. Great Britain: Learning Matters Ltd. (e-book)
Boli, Liu dan Liu Li. ________. Types and Characteristics of Demand in Sports
Tourism Market. Chengdu Sports University China
Burns, Robert B. 2000. Introduction to Research Methods 4th Edition. French Forest NSW: Longman
Chafid Fandeli & Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Chen, Ching-Fu & DungChun Tsai. 2007. How destination image and
evaluative factors affect behavioral intentions?. Journal Tourism
Management 28 page 1115-1122. Elsevier Ltd.
Cooper & Schindler. 2011. Business Research Methods 11th ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc.
De Chernatony, E. 2006. From brand revision to brand evaluation: The
strategic process of growing and strengthening brands. 3rd Oxford:
(2)
Dorresteyn, Paul. 2007. The effects of negative publicity on consumer reactions: The moderating roles of loyalty and the degree to which consumers like a
promotion. Thesis University of Maastricht
Ekinci, Yuksel & Sameer Hosany. 2006. Destination Personality: An
Application of Brand Personality to Tourism Destinations. Journal of
Travel Research 45 page 127-140
Glanz, Karen et al. 2008. Health Behavior and Health Education: Theory,
Research, and Practice 4th Edition. San Francisco: Jossey-Bass
Gras, Megan K. 2008. Determining The Relationship Between Destination
Brand Image and Its Components with Intention to Visit. Thesis
University of North Carolina Wilmington
Higham, James. 2005. Sport Tourism Destinations: Issues, Opportunities and
Analysis. London: Elsevier Ltd.
Hinch, Thomas & James Higham. 2004. Sport Tourism Development. Great Britain: Cromwell Press (e-book)
Homburg, et al. 2009. The Impact of Country Personality, Product-Country
Images and Socio-Psychological Constructs on Consumers’ Behavioral
Intentions. Research article Makerere University
Husaini Usman, dkk. Pengantar Statistika. 2006. Jakarta: Bumi Aksara
Joynathsing, Chhavi & Haywantee Ramkissoon. 2010. Understanding the
Behavioral Intention of European Tourists. International Research
Symposium in Service Management
Kahle, Lynn R. & Chris Riley. 2004. Sports Marketing and the Psychology of
Marketing Communication. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
(e-book)
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing 14th Editions. New Jersey: Prentice Hall (e-book)
Kruja, Drita & Albana Gjyrezi. 2011. The Special Interest Tourism
Development and the Small Regions. Volume 15, Issue 2, p. 77-89
Lee, Jinsoo et al. 2009. Cognitive Destination Image, Destination Personality and Behavioral Intentions: An Integrated Perspective of Destination
Branding. Research article The Hongkong Polytechnic University &
(3)
Lee, Julia et al. 2010. Destination Personality: Cross-Country Comparisons. Research article University of Western Australia & Curtin University of Technology
Li, Xiangping. 2009. An Examination of Effects of Self-Concept, Destination
Personality, and SC-DP Congruence on Tourist Behavior. Dissertation
Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University
Lim, Seonghwan. 2013. The effect of destination personality and
self-destination congruity on visitor’s intentions. Thesis Texas A&M
University
Meer, Laura Van. 2010. Communicating destination brand personality; The
case of Amsterdam. Dissertation University of Applied Sciences
Moch. Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Oka A. Yoeti. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa
Panji Priambudi. 2013. Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral
Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung. Skripsi Manajemen
Pemasaran Pariwisata FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
Pike, Steven. 2008. Destination Marketing: An Integrated Marketing
Communication Approach. Hungary: Elsevier Inc. (e-book)
Richard Sihite. 2000. Tourism Industry (Kepariwisataan). Surabaya: SIC
Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta
Schwarz, Eric C. & Jason D. Hunter. 2008. Advanced Theory and Practice in
Sport Marketing. Hungary: Elsevier Inc. (e-book)
Smith, Aaron C.T. 2008. Introduction to Sport Marketing. Hungary: Elsevier Ltd. (e-book)
Söderlund, Magnus & Niclas Öhman. 2003. Behavioral Intentions in
Satisfaction Research Revisited. Journal of Consumer Satisfaction,
(4)
Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius [Diakses tanggal 14 Januari 2013 pukul 09.54 melalui web http://books.google.co.id/books?id=Pn6g5IRG1fsC&printsec =frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f =false]
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara
Tsai, Wen-Chia. 2012. A study of consumer behavioral intention to use e-books:
The technology acceptance model perspective. Innovative Marketing Vol.
8 page 55-66
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4 (Buku 1). Jakarta: Salemba Empat
United Nations World Tourism Organization. 2004. Destination Marketing for
the 21st Century [Diakses tanggal 22 November 2013 pukul 11.22 melalui
web http://www.unwto.org/regional/europe/PDF/SPEECHES/2004/mos cow/Esen_Moscow.pdf]
Usakli, Ahmet. 2009. The relationship between destination personality,
self-congruity, and behavioral intentions. UNLV Theses / Dissertations /
Professional Papers / Capstones. Paper 976
Weber, Karin. 2001. Outdoor Adventure Tourism: A Review of Research
Approaches. Annals of Tourism Research Vol. 28 No. 2 page 360-377.
Elsevier Science Ltd.
World Tourism Organization & International Olympic Committee. 2001. Sport
Tourism 1st World Conference. Madrid, Spain: UNWTO
Wright, Bradley R. Entner. 1998. Behavioral Intentions and Opportunities Among Homeless Individuals: A Reinterpretation of the Theory of
Reasoned Action. Social Psychology Quarterly Vol. 61 No. 4 page
271-286
Ye, Sheng. 2012. The impact of destination personality dimensions on
destination brand awareness and attractiveness: Australia as a case study.
(5)
Yudha Trisyah Putra. 2013. Brand Personality Kukubima Energi. Tesis Magister Manajemen Bisnis Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Zeithaml, Valarie A. et al. 1996. The Behavioral Consequences of Service
Quality. Journal of Marketing Vol. 60 page 31-46
Website dan Sumber Lainnya
Adventure Travel Trade Association [www.adventuretravel.biz] American Heritage Dictionary [www.ahdictionary.com]
American Marketing Associations [www.ama.org]
Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sukabumi 2014
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-gede-dan-gunung.html [27 Juni 2014 pukul 12.12]
http://disparbudporakabsukabumi.co.id/?page_id=2112 [27 Juni 2014 pukul 12.05]
http://gurilaps.blogspot.com/ [27 Juni 2014 pukul 11.48]
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sukabumi [27 Juni 2014 pukul 07.30]
http://indoexland.blogspot.com/2012/12/mengintip-keindahan-situ-gunung-sukabumi.html [27 Juni 2014 pukul 20.02]
http://www.asiatraveltips.com/news08/116-SportTourism.shtml [22 Desember 2013 pukul 07.29 WIB]
http://www.readersdigest.co.id/travel/destinasi/wisata.pantai.cimaja/006/001/81 [27 Juni 2014 pukul 20.33]
http://www.tambora.web.id/2012/12/memompa-adrenalin-di-sungai-citarik.html [27 Juni 2014 pukul 21.55]
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Jawa Barat Tahun 2005
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025
(6)
Travel Club Magazine Online Version XI/28/2013