PENGARUH DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG.

(1)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

WISATAWAN NUSANTARA

DI PULAU BELITUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

OLEH :

Panji Priambudi

0707540

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH

DESTINATION IMAGE

TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION

WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG

Oleh Panjj Priambudi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Panji Priambudi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2001

Oce Ridwanudin, SE., MM NIP. 198104072010121

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Heri Puspito Diyah Setyorini, MM NIP. 19761031 2008122 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Panji Priambudi NIM. 0707540


(4)

i Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Panji Priambudi, 0707540 “Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung. Di bawah bimbingan Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA dan Oce Ridwanudin, SE., MM.

Pulau Belitung merupakan salah satu bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisman maupun wisnus.. Terkenal dengan alamnya yang indah maka banyak wisatawan menjadi tertarik untuk berkunjung kesana. Pulau Belitung memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah wisata lainnya di Indonesia karena Pulau Belitung mempunyai perpaduan wisata yang menarik antara wisata alam, sejarah dan budaya. Citra Belitung yang selama ini masih dikenal dari Sektor Pertambangan (timah) sudah mulai digantikan dengan Sektor Pariwisata yang semakin berkembang tiap tahunnya. Citra inilah yang nantinya akan mempengaruhi perilaku wisatawan selama melakukan kegiatan kepariwisataan di Pulau Belitung. Setelah melakukan pra penelitian terhadap

Behavioral Intention di Pulau Belitung, dimana dalam pra penelitian ini digunakan dua Atribut Behavioral Intention yaitu Intention to revisit the same destination

(niat untuk berkunjung kembali ke destinasi yang sama) dan willingness to Recommend the destination (Kesediaan untuk merekomendasikan destinasi), ternyata hanya sebanyak 50% Wisnus memiliki niat untuk berkunjung kembali ke Belitung dan hanya 37% saja yang bersedia untuk merekomedasikan Belitung ke orang lain. Salah satu cara untuk meningkatkan Behavioral intention adalah dengan melalui Destination Image. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pengaruh mengenai Destination Image dan behavioral intention. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang sedang berlibur di Pulau Belitung dengan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa hanya terdapat satu dari sembilan sub variabel yang memiliki pengaruh yang positif baik secara simultan maupun parsial antara

Destination Image terhadap Behavioral Intention wisatawan Nusantara dengan tingkat signifikan sama dengan 0,000.


(5)

ii Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Panji Priambudi, 0707540 "The Effect of Destination Image to Behavioral Intention of Domestic Tourist. Under the guidance of Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA and Oce Ridwanudin, SE., MM.

Belitung Island is one part of the Bangka Belitung Province and a tourist destination that has been visited by many foreign tourists and domestic tourists. Renowned for its beautiful nature so that it becomes many tourists attracted to visit there. Pulau Belitung has tourism potential that is not less interesting with other tourist destination in Indonesia because Belitung Island has an interesting mix between nature, history and culture. Belitung image that is still known of the Mining Sector (tin) has been replaced by the Tourism Sector that is still growing each year. This is the image that will affect the behavior of tourists during the tourism activities on the island of Belitung. After doing pre research on Behavioral Intention that used two attributes of Behavioral Intention namely intention to revisit the same destination (the intention to come back to the same destination) and a willingness to recommend the destination (willingness to recommend destinations). After investigation it turned out that only 50% of tourists have the intention to come back to the Belitung Islands and only 37% are willing to recommend Belitung to others. One way to improve the Behavioral intention is through the Destination Image. This study aims to gain an overview and impact on Destination Image and behavioral intention. The populations in this study were tourists who were vacationing on the Belitung Island. The sample size using the Slovin formula to obtain total sample of 100 respondents. The sampling technique used was systematic random sampling and data analysis techniques are using path analysis (path analysis). Based on the results of statistical tests showed that there is only one of the nine sub-variables that have a positive effect either simultaneously or partially between Destination Image on Behavioral Intention of domestic tourists with significant levels equal to 0.000.


(6)

vi Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Rumusan Masalah ...16

1.3 Tujuan Penelitian ...16

1.4 Kegunaan Penelitian ...17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ...18

2.1.1 Konsep Citra Destinasi (Destination Image) ...18

2.1.1.1. Destination Image Bagian Dari Citra (image) ...18

2.1.1.2. Definisi Destination Image ...20

2.1.1.3 Manfaat Destination Image ...22

2.1.1.4. Dimensi Destination Image ...23

2.1.2 Konsep Behavioral Intention ...28

2.1.2.1. Definisi Behavioral Intention ...27

2.1.2.2. Faktor-faktor Yang Dapat Memprediksi Behavioral Intention ...28

2.1.2.3 Manfaat Behavioral Intention ...30

2.1.2.3. Dimensi Behavioral Intention ...31

2.1.3 Pengaruh Destination Image terhadap Behavioral Intention ...32

2.1.4 Orisinalitas Penelitian...33

2.2 Kerangka Pemikiran ...35

2.3 Hipotesis ...43

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...46

3.2 Metode Penelitian ...46


(7)

vii Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...55

3.2.4.1 Populasi ...56

3.2.4.2 Sampel ...56

3.2.4.3 Teknik Sampling ...58

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ...59

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ...60

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ...60

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ...66

3.2.7 Rancangan Analisis Data ...68

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data ...68

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ...68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur ...82

4.1.1 Profil Pulau Belitung sebagai Destinasi Pariwisata ...82

4.1.2 Profil Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung ...91

4.2 Gambaran Destination Image di Pulau Belitung ...106

4.2.1 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Natural Resources ...107

4.2.2 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel General Infrastructure ...109

4.2.3 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Tourist Infrastructure ...110

4.2.4 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Tourist Leisure and Recreation ...113

4.2.5 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Culture, Hisotry and Art ...115

4.2.6 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Political and Economical Factor ...117

4.2.7 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Natural Environment ...118

4.2.8 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Social Environment ...119

4.2.9 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Atmosphere of the Place ...121


(8)

viii Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Recommend ...128

4.4 Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisnus di Pulau Belitung ...131

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ...143

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ...143

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ...144

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ...145

5.2 Rekomendasi ...147 DAFTAR PUSTAKA


(9)

ix Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Tabel Nama Tabel Hal

1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2004-2012 3 1.2 PERINGKAT DAN DAYA SAING DESTINASI PARIWISATA INDONESIA 4 1.3 DAYA TARIK WISATA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 5 1.4 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE PROVINSI BANGKA BELITUNG 6

1.5 POTENSI WISATA PULAU BELITUNG 8

1.6 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN BELITUNG 9 2.1 KONSEP DESTINATION IMAGE MENURUT BEBERAPA AHLI 20 2.2 PENELITIAN TERDAHULU YANG BERKAITAN DENGAN PENGARUH

DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA PADA DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BELITUNG

33

3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL 49

3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 60

3.3 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN 63 3.4 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN TANPA

MENYERTAKAN ITEM YANG TIDAK VALID 65

3.5 HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS 67 4.1 ATRAKSI YANG DITAWARKAN DI PULAU BELITUNG 90 4.2 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN JENIS

KELAMIN DAN USIA 91

4.3 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN

PENDIDIKAN KAHIR, PEKERJAAN DAN PENDAPATAN 93

4.4 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN ASAL

TINGGAL 95

4.5 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TUJUAN BERKUNJUNG KE

PULAU BELITUNG 96

4.6 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TEMAN BERKUNJUNG KE

PULAU BELITUNG 97

4.7 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN FREKUENSI KUNJUNGAN

SEBELUMNYA KE PULAU BELITUNG 99

4.8 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN KEGIATAN YANG

DILAKUKAN DI PULAU BELITUNG 100

4.9 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN JUMLAH PENGELUARAN

SELAMA BERWISATA KE PULAU BELITUNG 102

4.10 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN PENGATURAN

PERJALANAN 103

4.11 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN LAMA TINGGAL DI PULAU

BELITUNG 104

4.12 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN SUMBER INFORMASI

TENTANG PULAU BELITUNG 105

4.13 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP NATURAL RESOURCES 107 4.14 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP GENERAL INFRASTRUCTURE 109


(10)

x Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.17 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP CULTURE, HISTORY AND ART 115 4.18 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP POLITICAL AND ECONOMICAL FACTOR 117 4.19 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP NATURAL ENVIRONMENT 118 4.20 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP SOCIAL ENVIRONMENT 120 4.21 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP ATMOSPHERE OF THE PLACE 121 4.22 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN WISNUS TERHADAP DESTINATION

IMAGE DI PULAU BELITUNG 123

4.23 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION

BERDASARKAN INTENTION TO REVISIT 126

4.24 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION

BERDASARKAN WILLINGNESS TO RECOMMEND 128

4.25 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN WISNUS TERHADAP BEHAVIORAL

INTENTION DI PULAU BELITUNG 129

4.26 MATRIKS KORELASI ANTAR SUB VARIABEL DESTINATION IMAGE

DENGAN BEHAVIORAL INTENTION WISNUS DI PULAU BELITUNG 132

4.27 UJI F (ANOVA) 134

4.28 PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR 135

4.29 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK

LANGSUNG DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION 138

4.30 MATRIKS KORELASI ANTARA SUB VARIABEL ATMOSPHERE OF THE

PLACE DENGAN BEHAVIORAL INTENTION MENGGUNAKAN MODEL

TRIMMING

139

4.31 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION

MENGGUNAKAN MODEL TRIMMING

142


(11)

xi Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NO NAMA GAMBAR HAL.

Gambar 1.1 PERSENTASE BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG

11

Gambar 2.1 MODEL COGNITIVE IMAGE 24

Gambar 2.2 HUBUNGAN COGNITION, AFFECT DAN CONATION 24 Gambar 2.3 COMPONENTS OF DESTINATION IMAGE 27 Gambar 2.4 THEORY OF PLANNED BEHAVIOR 30 Gambar 2.5 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH DESTINATION IMAGE TERHADAP

BEHAVIOURAL INTENTIONS PADA DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BELITUNG

41

Gambar 2.6 PARADIGMA PENELITIAN 42

Gambar 3.1 STRUKTUR KAUSAL ANTARA X DAN Y 70

Gambar 3.2 DIAGRAM ALUR HIPOTESIS 71

Gambar 3.3 DIAGRAM STRUKTUR SUB HIPOTESIS 71 Gambar 4.1 LAMBANG DAERAH KABUPATEN BELITUNG 83

Gambar 4.2 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN USIA

92

Gambar 4.3 KARAKTERISTIK WISNUS BERDASARKAN PENDIDIKAN AKHIR, PEKERJAAN DAN PENDAPATAN

94

Gambar 4.4 KARAKTERISTIK WISNUS BERDASARKAN ASAL TINGGAL 95

Gambar 4.5 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TUJUAN BERKUNJUNG KE PULAU BELITUNG 97

Gambar 4.6 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TEMAN BERKUNJUNG 98

Gambar 4.7 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI PULAU BELITUNG 100

Gambar 4.8 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI PULAU BELITUNG 101

Gambar 4.9 DATA PENGALAMAN WISNUS DI PUALU BELITUNG BERDASARKAN JUMLAH PENGELUARAN SELAMA BERWISATA 102

Gambar 4.10 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN PENGATURAN PERJALANAN 103

Gambar 4.11 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN LAMA TINGGAL DI PULAU BELITUNG 105

Gambar 4.12 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN SUMBER INFORMASI 106 Gambar 4.13 VARIABEL DESTINATION IMAGE PADA GARIS KONTINUM 125 Gambar 4.14 VARIABEL BEHAVIORAL INTENTION PADA GARIS KONTINUM 131 Gambar 4.15 DIAGRAM JALUR PENGUJIAN SUB HIPOTESIS 136


(12)

xii Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(13)

1

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia, dimana pariwisata menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap devisa negara. Sektor ekonomi kreatif juga merupakan sektor industri yang memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, yang mampu menunjukkan keunggulan kompetitif bangsa Indonesia dari segi kreativitas dan inovasi. Kedua sektor ini telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun, seiring dengan perubahan tren dunia dalam hal pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pembangunan sektor wisata merupakan bagian integral dari sektor pembangunan nasional yang pelaksanaannya melibatkan tiga stakeholder kunci yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pengembangan sektor ini dilaksanakan secara lintas sektoral yang melibatkan banyak institusi baik tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.

Pengembangan pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi, pariwisata memberi dampak pada perluasan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income perkapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara wisatawan dan penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life

masyarakat serta terjadinya integrasi sosial. Di Indonesia sendiri, pariwisata memegang peranan penting dalam ekonomi karena menjadi salah satu sektor devisa terbesar, dan perhitungan kontribusi ekonomi pariwisata dilakukan


(14)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berdasarkan neraca Nesparnas. Indonesia telah mengalami peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dari tahun ke tahun, yang pada akhirnya turut meningkatkan jumlah industri pariwisata seperti hotel, restoran, dan jasa perjalanan wisata.

Sektor pariwisata Indonesia makin mengukuhkan diri sebagai salah satu sektor ekonomi utama Indonesia, dimana kontribusi ekonomi dari kepariwisataan Indonesia makin meningkat. Untuk tahun 2011, kontribusi PDB pariwisata terhadap PDB Indonesia adalah sebesar 3,01% untuk kontribusi langsung.

Daya saing Indonesia dalam industri kepariwisataan bila dibandingkan dengan dunia, saat ini memiliki peringkat yang dibawah rata-rata yaitu peringkat 74 dari 139 Negara di dunia sehingga Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai macam strategi untuk memulihkan pariwisata Indonesia, salah satunya dengan cara mempromosikan program pariwisata “Visit Indonesia Year” yang kemudian pada tahun 2011 menjadi branding baru “Wonderful Indonesia”. Dengan branding “Wonderful Indonesia” diharapkan menjadi Branding atau merek pariwisata yang semakin mengukuhkan posisi Indonesia dalam peta pariwisata dunia. Wonderful Indonesia mewakili kelebihan Indonesia dalam berbagai hal seperti Wonderful Nature, Wonderful Culture, Wonderful Food, Wonderful People dan Wonderful Value for Money. Dengan kata lain Wonderful Indonesia, yang menjadi branding baru ini siap dikampanyekan ke seluruh dunia, melalui berbagai media internasional. Wonderful Indonesia siap bersaing dengan branding yang lain seperti Amazing Thailand, Incredible India, Malaysia Truly Asia dan lainnya. Walaupun pada akhirnya target yang ingin dicapai belum dapat


(15)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terealisasikan seluruhnya namun kita dapat melihat suatu peningkatan program pariwisata di negara Indonesia.

Pemerintah pusat dan daerah diharapkan mampu mendorong pemasaran dalam negeri dengan lebih agresif, memberikan dorongan baru untuk mempermudah mobilisasi wisatawan nusantara dan mendorong pertumbuhan destinasi secara lebih agresif dan nyata. Jumlah Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang melakukan kegiatan kepariwisataan ditunjukkan pada Tabel 1.1 sebagai berikut :

TABEL 1.1

STATISTIK JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2004-2012

TAHUN

JUMLAH

WISNUS

RATA-RATA

PENGELUARAN PER ORANG (USD)

RATA-RATA LAMA TINGGAL

(HARI)

PENERIMAAN DEVISA

(JUTA USD) PER

KUNJUNGAN

PER

HARI

2004 3.941.381 859,81 77,88 11,04 3.388,84

2005 4.106.225 683,78 83,90 8,15 2.807,75

2006 4.967.403 777,71 100,87 7,71 3.863,20

2007 5.158.441 839,64 88,79 9,24 4.331,23

2008 4.996.594 1.049,72 96,69 10,62 5.245,02

2009 5.053.269 977,39 109,80 8,81 4.939,01

2010 6.235.606 976,65 117,59 8,20 6.090,00

2011 6.594.231 934,50 121,53 7,67 6.162,31


(16)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012

*) Data sementara melalui 19 pintu keluar utama

Berdasarkan Tabel 1.1, kunjungan wisnus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisnus yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 20,97%. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang berwisata dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adanya motivasi untuk melakukan perjalanan wisata tersebut seperti rekreasi, pendidikan, kesenangan dan keluarga.

Indonesia mempunyai banyak daerah tujuan wisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Dengan memanfaatkan keindahan alam dan budaya Indonesia dapat menjadikan keunggulan tersebut sebagai daya saing dengan negara lain. Depbudpar pada tahun 2009 telah menetapkan 10 destinasi pariwisata Indonesia dan Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang cukup menjanjikan adalah Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi Bangka Belitung termasuk dalam 10 besar Destinasi Pariwisata Indonesia. Adapun 10 Destinasi Pariwisata Indonesia beserta Peringkat dan daya saingnya ditunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut :

TABEL 1.2

PERINGKAT DAN DAYA SAING DESTINASI PARIWISATA INDONESIA

PROPINSI PERINGKAT SKOR DAYA SAING DESTINASI

(TOTAL)

Kepulauan Riau 1 444,63

Sulawesi Utara 2 378,77

Sumatera Utara 3 377,58

Sulawesi Selatan 4 323,71


(17)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Nusa Tenggara

Timur, Maluku 6 295,15

Bangka Belitung 7 288,70

Papua 8 275,63

Papua Barat 9 252,98

Sumber : Cetak Biru Pengembangan Destinasi Pariwisata Indonesia (2007-2014),Budpar. Skor daya saing destinasi DKI : 630,69 dan Bali : 605,96.

* Skor total di tabel didapat dari nilai keseluruhan indikator yang meliputi lingkungan, sarana dan prasarana, SDM pariwisata, aksesibilitas, manfaat pada masyarakat, sosial, harga, dan teknologi

Berdasarkan Tabel 1.3 di atas Bangka Belitung menduduki Peringkat ketujuh dengan skor 288,70. Hal ini menggambarkan bahwa Bangka Belitung harus terus berupaya meningkatkan Daya saingnya agar bisa menduduki peringkat atas dalam destinasi pariwisata Indonesia.

Provinsi Bangka Belitung sebagai salah satu daerah tujuan wisata menjanjikan di Indonesia menawarkan berbagai macam daya tarik wisata seperti pemandangan alam, budaya, kesenian atau barang-barang kerajinan yang mampu menarik para wisatawan. Berikut ini potensi pariwisata yang dimiliki oleh kepulauan Bangka Belitung :

TABEL 1.3

DAYA TARIK WISATA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

JENIS WISATA KETERANGAN

WISATA BAHARI Pantai pasir padi, pantai tikus, resort tanjung pesona, pulau ketawal, pantai penyusuk, pantai tanjungbinga, pulau burung, pulau lengkuas,bukit berahu, pantai tanjung kelayang, pantai bukit batu, pantai tanjung tinggi, pantai punai


(18)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

WISATA SEJARAH Tempat pembuangan Soekarno di Gunung Menumbing dan wisma ranggam muntok, tugu perjuangan pahlawan 12, tugu perjuangan tanjung berikat, napak tilas perjuangan depati barin dan depati amir, kapal – kapal tenggelam yang berada di perairan Bangka Belitung WISATA AGAMA Islam, Khatolik, Konghucu dan Buddha

WISATA BUDAYA / ADAT Perang ketupat, Rebo kasan, mandi belimau, buang jong, sembahyang rebut, maras taun, lesong panjang

WISATA ALAM / HUTAN Air panas pemali dan di tempat-tempat lainnya, pendakian gunung maras

WISATA KULINER Martabak bangka, otak-otak, sea food, madu,bakmi bangka,kemplang, wak-wak,kue rintak & abon ikan, manisan kelubi, rusip, kerupuk dan getas, bubuk lada. WISATA AGRO Kebun sawit, kebun lada dan kebun-kebun lainnya

Sumber : modifikasi dari berbagai sumber 2012

Berdasarkan data pada Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa Kepulauan Bangka Belitung mempunyai banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan. Hanya saja daya tarik wisata kepulauan Bangka Belitung tidak begitu banyak diketahui oleh wisatawan padahal daya tarik wisata yang ditawarkan tidak kalah dengan Bali dan Lombok terutama dalam hal wisata bahari. Meski terbilang provinsi baru, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga telah berinisiatif mencanangkan program kunjungan wisata. Program yang telah dibuat yaitu “Visit Babel Archipelago 2010”. Inventarisasi potensi wisatapun gencar dilakukan. Promosi melalui media massa juga digiatkan. Sekarang masyarakat awam diharapkan mengenal istilah Visit Babel Archi 2010. Sebuah program yang memang dan sengaja diposisikan untuk menggalakkan kepariwisataan di negeri laskar pelangi dan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Adapun Jumlah Kunjungan wisatawan yang melakukan kegiatan kepariwisataan ke Provinsi Bangka Belitung ditunjukkan pada Tabel 1.4 berikut ini :


(19)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN PROVINSI BANGKA BELITUNG TAHUN JUMLAH WISATAWAN (ORANG)

WISMAN WISNUS

2004 992 72.573

2005 2.301 79.593

2006 1.496 71.099

2007 433 79.148

2008 470 55.431

2009 508 66.924

Sumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Pemrov Babel, 2010

Berdasarkan Tabel 1.4 jumlah kunjungan wisatawan provinsi Babel mengalami kenaikan setiap tahunnya kecuali antara tahun 2005-2006 terjadi penurunan namun pada tahun 2007 jumlah kunjungan wisatawan nusantara mengalami kenaikan yang cukup pesat yaitu 8.049 orang atau sekitar 5,3%. Hal ini dikarenakan fasilitas di kepulauan Bangka Belitung yang semakin berkembang dan semakin baik dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Kepulauan Bangka Belitung.

Target wisatawan tentu saja tidak terbatas hanya untuk orang lokal saja, tapi juga mendatangkan wisatawan dari segala daerah di Indonesia adalah target idealnya. Oleh karena itu promosi sangat diperlukan dalam upaya memberikan informasi serta mengajak orang untuk berkunjung ke daerah tersebut. Promosi yang digunakan sebaiknya menggunakan media yang mampu menyampaikan informasi secara massif dan efektif tanap batasan geografis dan waktu.

Pembangunan Kepariwisataan Bangka Belitung memerlukan fokus yang lebih tajam serta mampu memposisikan destinasi pariwisatanya sesuai potensi


(20)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

alam, budaya dan masyarakat yang terdapat di masing-masing daerah. Dalam hal ini, setiap daerah harus dapat memposisikan dirinya dalam kepariwisataan nasional dengan tetap diimbangi dengan perencanaan yang matang dan upaya-upaya peningkatan kompetensi SDM yang berkualitas Adapun daerah yang berpotensi dan menjadi Destinasi wisata favorit di Kepulauan Babel adalah Pulau Belitung. Belitung merupakan salah satu dari 10 destinasi pariwisata yang akan digarap sebagai alternatif destinasi selain Bali (kompas online, Senin, 8 Maret 2010). Belitung juga Sukses sebagai titik destinasi terbaik kedua pilihan majalah Rally internasional (terfavorit dua).

Pulau Belitung sebagai salah satu bagian dari provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisman maupun wisnus. Terkenal dengan alamnya yang indah maka banyak wisatawan menjadi tertarik untuk berkunjung kesana. Selain itu juga banyak wisatawan yang termotivasi untuk berkunjung ke Pulau Belitung dikarenakan rasa penasaran terhadap tempat-tempat yang dijadikan syuting film laskar pelangi dan sang pemimpi yang memang sangat fenomenal.

Pulau Belitung memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah wisata lainnya di Indonesia karena Pulau Belitung mempunyai perpaduan wisata yang menarik antara wisata alam, sejarah dan budaya. Berikut ini potensi pariwisata yang dimiliki oleh Pulau Belitung :

TABEL 1.5

POTENSI WISATA PULAU BELITUNG


(21)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

WISATA ALAM PANTAI

Pantai Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, Penyabong, Pendaunan Indah, Bukit Berahu, Penyaeran, Tanjung Kiras, Teluk Gembira, Batu Lubang, Awan Mendung.Pantai Serdang, Pantai Pulau Punai, Pantai Burung Mandi, Pantau Bukit Batu

WISATA SEJARAH

Museum Pemkab Belitung, Museum Badau, Makam Keramat Cerucuk (Benteng Abu Bakar Abdulah), Makam Datuk Gunung Tajam (Syech Abu Bakar Abdulah), Makam KA. Rahat (Aik Labu), Bendungan Pice

WISATA PULAU Pulau Lengkuas, Pulau Babi (Kepayang), Pulau Burung, Pulau Batu Berlayar,Pulau Nangka,

WISATA BUDAYA / ADAT Beripat, Lesong Panjang, Maras Taun, Begubang, Muang Jong, Nirok Nanggok, Dulmulok

WISATA ALAM HUTAN Batu Mentas, Gurok Beraye, Pemandian Alam Tirta Merundang, Pemandian Alam Jerry

WISATA KELUARGA Tanjung Pendam

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung, 2012

Berdasarkan Tabel 1.5 di atas dapat dilihat bahwa Pulau Belitung memiliki potensi yang menjanjikan untuk membuat pariwisata di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur dapat berkembang menjadi lebih baik lagi. Keadaan ini tentunya menuntut pemerintah yaitu Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur untuk terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan memperbaiki area sekitar objek wisata yang merupakan unsur yang penting dalam mengembangkan objek wisata tersebut. Dengan kekayaan dan keindahan alam dan budaya yang dimiliki, pemerintah daerah harus mengambil langkah-langkah yang positif dalam memaksimalkan pemanfaatan potensi tersebut seperti menyampaikan informasi kepariwisataan daerah melalui media bauran promosi seperti brosur,website, buku panduan wisata, dan event seperti yang


(22)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilakukan selama ini oleh Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur secara berkesinambungan setiap tahunnya. Event yang telah dilaksanakan terlihat pada penyelenggaraan event Sail Indonesia dari tahun 2007, 2008 dan 2009. Pada tahun 2011 Belitung dan Wakatobi bersama-sama menyelenggarakan Event Sail Wakatobi-Belitung yang bertujuan menarik minat para Wisman untuk mengenal lebih jauh dan dalam dua daerah wisata tersebut. Hal ini berdampak pada Kunjungan Wisatawan yang Meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dapat terlihat pada Tabel 1.6 di bawah ini :

TABEL 1.6

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE PULAU BELITUNG TAHUN

JUMLAH WISATAWAN

(ORANG) TOTAL

WISNUS WISMAN

2006 19.840 1.074 20.914

2007 25.685 1.435 27.120

2008 32.726 2.099 34.825

2009 42.364 2.750 45.114

2010 59.819 1.528 61.347

2011 96.020 1511 97.531

2012* 56710 446 57156

Sumber :Data Dinbudpar Belitung dan Belitung Timur 2012

Berdasarkan Tabel 1.6 di atas , jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Belitung mengalami peningkatan tiap tahunnya kecuali pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 5,25 % untuk Wisnus dan 19,57% untuk wisman. Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut Belitung belum begitu dikenal oleh banyak orang sehingga masih sedikit yang berkunjung kesana.

Langkah promosi dan pemasaran pariwisata daerah merupakan hal yang saling berhubungan satu sama lain dalam proses pembangunan kepariwisataan sehingga tidak bisa dipisahkan. Bentuk promosi dapat dilakukan dengan


(23)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berbagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan promosi dari Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik wisata yang ada di Pulau Belitung. Selain itu juga tujuan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur adalah untuk memberikan informasi serta arahan untuk memandu para wisatawan mancanegara dan nusantara serta calon investor sehingga diharapkan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan pariwisata di Kabupaten Belitung.

Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur melaksanakan promosi mengenai situasi objek wisata. Hal ini dirasa penting karena sebagian besar pengunjung telah mempunyai persepsi tentang pulau Belitung dari film LASKAR PELANGI dan SANG PEMIMPI. Oleh karena itu dengan melakukan promosi ini maka para wisatawan dapat mengetahui, memilih dan berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Belitung.

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur sebagai instansi yang memberikan jasa adalah pengelolaan dan penyebarluasan informasi mengenai keindahan alam wisata yang ada sehingga orang akan merasa tertarik dan berusaha untuk datang dan mengunjunginya. Selain itu juga, kegiatan promosi yang dilakukan untuk menciptakan citra (image) baik di mata wisatawan, baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara serta berusaha untuk dapat membuat orang merubah sikap, dari sikap yang tidak mau mengunjungi menjadi sikap yang mau mengunjungi.

Citra Belitung yang selama ini masih dikenal dari Sektor Pertambangan (timah) sudah mulai digantikan dengan Sektor Pariwisata yang semakin


(24)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berkembang tiap tahunnya. Citra inilah yang nantinya akan mempengaruhi kepuasan dan perilaku wisatawan selama melakukan kegiatan kepariwisataan di Pulau Belitung.

Untuk mengetahui sampai sejauh mana perilaku wisatawan selama melakukan kegiatan kepariwisataan di Pulau Belitung, maka dilakukan Pra penelitian mengenai Behavioral Intention yang ditujukan kepada 30 orang Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung, Dalam pra penelitian ini digunakan dua Atribut Behavioral Intention yaitu Intention to revisit the same destination (niat untuk berkunjung kembali ke destinasi yang sama) dan willingness to Recommend the destination (Kesediaan untuk merekomendasikan destinasi). Adapun hasilnya dapat dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini :

Sumber : Hasil Pengolahan Pra Penelitian di Lapangan 2012

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 50% Wisnus memiliki niat untuk berkunjung kembali ke Belitung dan hanya 37% saja yang bersedia untuk merekomedasikan Belitung ke orang lain. Hal ini dikarenakan para wisatawan banyak yang mengeluhkan pelayanan yang kurang maksimal dari para pelayan di Hotel dan restoran, transportasi umum yang susah didapat,

50%

50%

37%

63%

0% 20% 40% 60% 80%

YA TIDAK YA TIDAK

NIAT UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI

KESEDIAAN UNTUK MEREKOMENDASIKAN P

E R S E N T A S E

GAMBAR 1.1

PERSENTASE BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG


(25)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lingkungan yang kotor, dan daya tarik wisata yang tidak variatif sehingga membuat sebagian wisatawan merasa bosan.

Niat untuk berkunjung kembali dan Kesediaan untuk merekomendasikan ke orang lain termasuk dalam Behavioral Intention, dimana Behavioral Intention

menurut Ching-Fu Chen dan DungChun Tsai (2007) adalah Penilaian Pengunjung tentang keinginan untuk berkunjung kembali ke suatu destinasi yang sama atau kesediaan untuk merekomendasikan destinasi tersebut ke orang lain. Melihat Behavioral Intention di Kabupaten Belitung tidak begitu bagus maka Behavioral Intention tersebut harus ditingkatkan kembali karena dalam konteks destinasi, Behavioral Intention yang menjadi bagian dari loyalitas wisatawan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kunjungan kembali

(retention) dan rekomendasi kepada orang lain mengenai destinasi tersebut.. Hal ini tentunya memberikan manfaat yang tak ternilai bagi Belitung agar lebih banyak dikenali dan dikunjungi oleh wisnus. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang membuat Behavioral Intention harus dipertahankan dan ditingkatkan yaitu karena secara tidak langsung mempengaruhi reputasi dari destinasi tersebut dan menumbuhkan kredibilitas akan suatu destinasi yang tentunya akan membuat destinasi tersebut lebih dikenal oleh khalayak ramai dan memberikan citra yang bagus kepada para wisatawan.

Ada beberapa strategi yang dapat dipakai untuk meningkatkan Behavioral Intention, diantaranya adalah menyampaikan informasi kepariwisataan daerah melalui media bauran promosi seperti brosur, website, buku panduan wisata, event, dan Destination Image. Event yang telah dilaksanakan terlihat dengan penyelenggaraan event Sail Indonesia dari tahun 2007, 2008 dan 2009. Pada


(26)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tahun 2011 Belitung dan Wakatobi bersama-sama menyelenggarakan Event Sail Wakatobi-Belitung yang bertujuan menarik minat para Wisman untuk mengenal lebih jauh dan dalam dua daerah wisata tersebut.Salah satu program yang telah dilaksanakan adalah Destination Image.

Faktor utama yang diindikasikan berhubungan dengan perilaku wisatawan adalah Image yang di dapat dari wisatawan. Semakin positif image yang didapat dari suatu destinasi maka diperkirakan akan mempunyai dampak positif pada niat wisatawan untuk mengunjungi destinasi tersebut kembali. Semakin positif image yang didapat wisatawan selama berwisata akan menghasilkan evaluasi positif pada destinasi tersebut.

Perubahan yang terjadi pada sektor pariwisata, persaingan antar produk dan destinasi wisata serta perubahan pada ekspektasi dan kebiasaan wisatawan membuat citra suatu destinasi memberikan peran yang penting dan fundamental terhadap Keberhasilan suatu destinasi wisata tersebut. Selama ini berdasarkan fakta yang ada bahwa wisatawan biasanya memiliki pengetahuan yang terbatas ke destinasi wisata yang mereka belum pernah kunjungi. Image memiliki fungsi penting bahwa pada destinasi yang memiliki image yang kuat, positif, berbeda, dan mudah dikenali kemungkinan besar akan dipilih oleh Wisatawan (Beerli & Martin, 2004). Lebih jauh lagi, Persepsi Destination image pada post-visit juga mempengaruhi kepuasan wisatawan dan niat untuk berkunjung kembali di masa depan, bergantung pada kapasitas destinasi untuk memberikan pengalaman yang berhubungan dengan Kebutuhan wisatawan dan layak terhadap image pada suatu destinasi wisata (Beerli & Martin, 2004).


(27)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dimensi dari Destination image diantaranya adalah natural resources

(sumber daya alam), general infrastructure (Infrastruktur umum), tourist infrastructure (infrastruktur pariwisata), culture (kebudayaan), history and art

(Sejarah dan seni), natural environment (Lingkungan alam), social environment

(lingkungan sosial), dan atmosphere of the place (atmosfir tempat).

Natural Resources merupakan Sumber daya alam yang memanfaatkan keindahan alam. Biasanya berupa pegunungan, laut, pantai, lembah dan lain sebagainya. Dalam hal ini Belitung memiliki berbagai macam Pantai yang menjadi daya tarik wisata seperti Pantai Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, dan Pulau Lengkuas.

General infrastructure merupakan sistem fisik yang menyediakan

transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial. Sebagai contohnya di Belitung disediakan fasilitas jalan yang telah diperlebar untuk kenyamanan dan aksesibilitas ke daya tarik wisata yang ada.

Tourist infrastructure merupakan infrastruktur yang memang sengaja dibangun untuk mendukung keperluan Pariwisata seperti hotel, restoran, bar, dan pusat informasi pariwisata. Di Belitung sendiri sudah banyak didirikan hotel dan restoran untuk menunjang kegiatan pariwisata.

Culture history and art merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan, sejarah dan seni seperti museum, bangunan bersejarah, cara hidup masyarakat dan tradisi kebudayaan. Di Belitung sendiri terdapat museum Pemda, museum Badau dan bangunan bersejarah lainnya yang menambah nilai historis bagi Belitung.


(28)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Natural Environment merupakan kondisi lingkungan alami yang terdapat dalam suatu destinasi seperti keindahan pemandangan, kebersihan, keramaian, polusi udara dan suara serta arus lalu lintas. Di Belitung sendiri pemandangan alam yang ada masih alami dan dapat dinikmati oleh para wisatawan.

Social environment merupakan kondisi social yang terdapat di suatu destinasi seperti Keramahan dari orang local, kualitas kehidupan dan bahasa yang digunakan. Di Belitung sendiri penduduk local memiliki hospitality yang cukup baik dan bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh para wisatawan.

Atmosphere of the place merupakan atmosfir yang dirasakan para wisatawan di destinasi yang dia kunjungi seperti atmosfir kemewahan, exotic, mistik dan atraktif serta menyenangkan. Di Belitung sendiri wisatawan dapat merasakan atmosfir eksotik yang unik dibandingkan dengan destinasi wisata yang lain.

Destination Image mempertemukan kebutuhan psikologis dari wisatawan

dan memberikan kepuasan dari perspektif mental dan sosial. Destination image

dianggap sebagai Salah satu Alat pemasaran destinasi yang paling efektif karena elemen yang terdapat didalamnya dapat mempengaruhi motivasi wisatawan dan menjadi faktor penarik wisatawan untuk berkunjung.

Belitung sebagai destinasi wisata diharapkan mempunyai image yang kuat kepada para wisatawan agar kepuasan wisatawan yang berkunjung kesana dapat meningkat dan dengan harapan mereka akan berkunjung kembali serta merekomendasikan kepada para sanak keluarga, rekan dan orang lain untuk juga ikut berkunjung ke Belitung. Dengan adanya Destination Image maka


(29)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Disbudpar juga bisa mengevaluasi sampai sejauh mana image Belitung dan

Behavioral Intention di benak wisatawan.

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan penelitian mengenai “Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Destination Image di Kabupaten Belitung.

2. Bagaimana Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung. 3. Bagaimana Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention

Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Destination Image di Kabupaten Belitung

2. Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Kabupaten Belitung

3. Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan


(30)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran destinasi, khususnya Destination Image dalam pengaruhnya terhadap Behavioral Intention serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur serta pengusaha pariwisata dalam mengetahui aspek mana yang berperan di dalam potensi pariwisata di Kabupaten Belitung melalui

Destination Image dan Behavioral Intention wisatawan nusantara. Selain itu juga penelitian ini berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat di bidang Pemasaran Destinasi


(31)

46

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh destination image terhadap

Behavioral intention wisatawan nusantara. Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah destination image atau variabel X, yang terdiri dari

natural resources, general infrastructure, tourist infrastructure, tourist leisure and recreation, culture, history and art, political and economical factors, natural environment, social environment., dan atmosphere of the place. Variabel terikat (dependen variable) atau variabel Y adalah Behavioral intention wisatawan nusantara saat melakukan kunjungan atau berwisata ke daya tarik wisata yang ada di Pulau Belitung.

Objek yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah para wisatawan nusantara yang datang ke Pulau Belitung di Bandara Has Hananjoedin Buluh Tumbang.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode Yang Digunakan

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Metode ini menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada dan sedang berlangsung, dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan menjelaskan data yang diperlukan untuk kemudian di analisis sesuai teori yang ada.

Natsir (2005:54) mengemukakan pengertian metode penelitian deskriptif sebagai berikut:


(32)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

“Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”.

Whitney (Natsir, 2005:54) mengemukakan, pengertian metode penelitian deskriptif sebagai berikut:

“Pencarian fakta dalam interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena”.

Menurut Isaac dan Michael (Rakhmat, 2001:22) mengatakan bahwa,

“metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”.

Adapun tujuan metode deskriptif menurut Rakhmat (2001:25) adalah: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menuliskan gejala yang

ada.

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksakan kondisi dengan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Adapun ciri-ciri penelitian deskriptif menurut Kountur (2004:17) adalah 1. Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu.


(33)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu.

3. Variabel yang diteliti tidak dimanipulasikan atau tidak ada perlakuan (treatment).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode deskriptif memberikan gambaran dari fenomena. Langkah-langkah metode deskriptif tidak terbatas sampai pengumpulan dan penyusunan data tetapi juga analisis dan interpretasi terhadap data untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai fakta yang terjadi.

Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, dimana dalam penelitian ini akan di uji apakah destination image yang ada di Pulau Belitung dalam mempengaruhi Behavioral Intention wisatawan wisatawan nusantara pada daya tarik wisata di Pulau Belitung.

Berdasarkan sifat penelitiannya, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif survei dan explanatory survey yang menurut Kerlinger (Sugiyono, 2011:9), bahwa metode survei adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Metode penelitian dibuat untuk memudahkan peneliti untuk membuat suatu kesimpulan. Dari metode yang digunakan ini informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung dari tempat kejadian secara empirik dengan


(34)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

Adapun penelitian ini juga dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, metode pengembangan yang digunakan adalah cross-sectional. Menurut Husein Umar (2002:45), bahwa “cross-sectional yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu destination image sebagai variabel bebas dan behavioral intention

wisatawan sebagai variabel terikat. Operasionalisasi masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel / Sub

Variabel Konsep Variabel dan Sub Variabel Indikator Ukuran Skala No Item Destination Image

(X)

“Destination Image is the visitor’s

subjective perception of the destination reality.*

Destination Image adalah Persepsi subjektif dari pengunjung terhadap realitas yang ada pada suatu destinasi. Ching-fu Chen & DungChun Tsai (2007)

Natural Resources (X1)

Sumber daya alam yang memanfaatkan Keadaan cuaca dan keindahan alam. Biasanya berupa pegunungan, laut, pantai, lembah dan lain sebagainya

- Cuaca  Tingkat

temperatur di destinasi wisata

Ordinal III.A.1

 Tingkat Curah Hujan

Ordinal III.A.2

 Tingkat Kelembaban

Ordinal III.A.3

 Tingkat keterikan sinar Matahari


(35)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

- Pantai  Tingkat Kualitas Air Laut

Ordinal III.A.5

 Tingkat keunikan Pantai

Ordinal III.A.6

 Tingkat Keramaian Pantai

Ordinal III.A.7

-Kekayaan Pemandangan Alam

 Tingkat Keberadaan SDA yang dilindungi

Ordinal III.A.8

 Tingkat keunikan Pemandangan Alam

Ordinal III.A.9

General

Infrastructure (X2)

Sistem fisik yang menyediakan transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial. Sebagai contohnya fasilitas transportasi, bangunan institusional dan komersial, bangunan irigasi, drainase dan pengendali banjir, fasilitas air bersih dan air kotor, fasilitas penanganan limbah padat, pembangkit energi dan distribusinya, fasilitas telekomunikasi, serta infrastruktur kawasan permukiman.

Kualitas Jalan, Bandara dan Pelabuhan

Tingkat Kualitas Infrastruktur Jalan, Bandara dan Pelabuhan Ordinal III.B.10 Fasilitas Transportasi Tingkat ketersediaan Transportasi

Ordinal III.B.11

Tingkat kemudahan mendapatkan Transportasi

Ordinal III.B.12

- Infrastruktur

komersial 

Tingkat perkembangan gedung-gedung komersil

Ordinal III.B.13

Tourist

Infrastructure (X3)

Infrastruktur yang memang sengaja dibangun untuk mendukung keperluan Pariwisata seperti hotel, restoran, bar, dan pusat informasi pariwisata.

- Akomodasi  Tingkat ketersediaan Akomodasi

Ordinal III.C,14

 Tingkat kemudahan mendapatkan Akomodasi

Ordinal III.C.15

 Tingkat kenyamanan


(36)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Akomodasi

- Restoran  Tingkat

ketersediaan Restoran

Ordinal III.C.17

 Tingkat kemudahan mendapatkan Restoran

Ordinal III.C.18

 Tingkat kenyamanan Restoran

Ordinal III.C.19

- Aksesibilitas  Tingkat Kemudahan akses menuju DTW

Ordinal III.C.20

- Pusat Informasi

Pariwisata

 Tingkat ketersediaan Pusat Informasi Pariwisata

Ordinal III.C.21

 Tingkat Kejelasan Informasi di Pusat Informasi Pariwisata

Ordinal III.C.22

Tourist Leisure and Recreation (X4)

Tempat atau kegiatan yang sengaja dibuat untuk keperluan hiburan dan gaya hidup seperti Theme park, Water park, kebun Binatang, kasino, toko cinderamata dan Mall.

- Aktifitas Olahraga

dan Hiburan

 Tingkat Pengelolaan Wisata Olahraga seperti

Diving,Snorkeling

Ordinal III.D.23

 Tingkat Kelengkapan Wisata Olahraga seperti

Diving,Snorkeling

Ordinal III.D.24

 Tingkat Keamanan Wisata Olahraga seperti

Diving,Snorkeling


(37)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tingkat ketersediaan cinderamata khas Belitung Ordinal III.D.26 Tingkat kemudahan mendapatkan cinderamata khas Belitung

Ordinal III.D.27

Culture, History and art (X5)

Kebudayaan, Sejarah dan kesenian yang ada pada suatu Destinasi. Bisa berupa bangunan/situs bersejarah, Festival kebudayaan, kerajinan tangan, seni menyiapkan makanan, lagu daerah dan cerita rakyat -Bangunan Bersejarah Tingkat keberadaan bangunan bersejarah

Ordinal III.E.28

-Festival Kebudayaan Tingkat keanekaragaman festival kebudayaan

Ordinal III.E.29

-Kerajinan Tangan Tingkat

keanekaragaman Kerajinan tangan khas daerah

Ordinal III.E.30

Political and economic factors (X6)

Faktor Politik dan ekonomi yang terdapat di suatu destinasi yang biasanya berupa kestabilan politik dan perkembangan ekonomi serta tingkat keamanan yang ada pada destinasi tersebut.

-Kestabilan Politik Tingkat

kestabilan politik di Belitung

Ordinal III.F.31

Tingkat keamanan di Belitung Ordinal III.F.32 -Perkembangan ekonomi Tingkat perkembangan ekonomi di Belitung

Ordinal III.F.33

-Harga Tingkat Harga

barang di Belitung

Ordinal III.F.34

Natural

Environment (X7)

Kondisi lingkungan alami yang terdapat dalam suatu destinasi seperti keindahan pemandangan, kebersihan, keramaian, polusi udara dan suara kebersihan

Keindahan Pemandangan di destinasi wisata Belitung Tingkat Keindahan pemandangan destinasi wisata


(38)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu di Belitung

 Keindahan kota di Belitung

 Tingkat keindahan kota di Belitung

Ordinal III.G.36

 Kebersihan destinasi wisata di Belitung

Tingkat Kebersihan destinasi wisata di Belitung

Ordinal III.G.37

 Kepadatan di Belitung

Tingkat Kepadatan di Belitung

Ordinal III.G.38

 Polusi Tingkat Polusi

Udara di Belitung

Ordinal III.G.39

Tingkat Kebisingan di Belitung

Ordinal III.G.40

 Lalu Lintas Tingkat Kemacetan di Belitung

Ordinal III.G.41

Social Environment (X8)

Kondisi social yang terdapat di suatu destinasi seperti Keramahan dari penduduk lokal, kualitas kehidupan dan bahasa yang digunakan.

 Keramahan penduduk lokal Tingkat Keramahan penduduk local pada wisatawan Ordinal III.H.42

 Kendala Bahasa Tingkat kendala bahasa yang digunakan

Ordinal III.H.43

Atmosphere of the Place (X9)

Atmosfir yang dirasakan para wisatawan di destinasi yang dia kunjungi seperti atmosfir kemewahan, exotic, mistik dan atraktif serta menyenangkan.

 Mewah Tingkat

kemewahan Belitung

Ordinal III.I.44

 Reputasi Tingkat Reputasi Belitung

Ordinal III.I.45

 Eksotik Tingkat

Keeksotisan Belitung

Ordinal III.I.46

 Mistik Tingkat

Kemistisan Belitung


(39)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Relaks Tingkat

Relaksasi di Belitung

Ordinal III.I.48

 Penuh Stress Tingkat kestresan di Belitung

Ordinal III.I.49

 Bahagia Tingkat

kesenangan di Belitung

Ordinal III.I.50

 Nyaman Tingkat

kenyamanan di Belitung

III.I.51

 Membosankan Tingkat kebosanan di Belitung

Ordinal III.I.52

 Atraktif Tingkat

keatraktifan di Belitung Ordinal III.I.53 BEHAVIORAL INTENTIONS (Y) Penilaian Pengunjung/wisatawan terhadap standar dari proses

penyampaian jasa dalam hubungannya dengan pengalaman perjalanan. (Ching-Fu Chen, DungChun Tsai)

Ordinal

Wisatawan Berniat untuk melakukan kunjungan kembali/berulang pada destinasi yang pernah dikunjunginya

Intention To Revisit Tingkat Niat untuk

berkunjung kembali ke Belitung

Ordinal IV.A.1

Tingkat Niat untuk berkunjung ke daya tarik wisata lain di Belitung

Ordinal IV.A.2 Tingkat Pertimbangan untuk memilih Belitung sebagai pilihan utama Ordinal IV.A.3

Tingkat gagasan untuk berkunjung kembali ke Belitung meskipun


(40)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

biaya lebih tinggi

Tingkat kemungkinan untuk mengunjungi Belitung di masa mendatang

IV.A.5

Wisatawan bersedia untuk

merekomendasikan suatu destinasi pada sanak saudara, keluarga, dan orang lain

Willingness to

Recommend

Tingkat Kesediaan untuk merekomendasika n Belitungi ke keluaraga/teman

IV.B.6

Tingkat anjuran ke

keluarga/teman untuk

mengunjungi destinasi

IV.B.7

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data di dalam penelitian merupakan subjek dari mana data diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber data bisa berupa benda atau proses sesuatu.

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan jenis dan sumber data menurut Hermawan (2005:168) dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu; data yang diperoleh langsung oleh penulis dari responden baik yang dilakukan dengan pengamatan, wawancara langsung dari suatu organisasi maupun perseorangan secara langsung di lapangan sesuai dengan penelirian yang ditetapkan.


(41)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data sekunder, yaitu; data yang diperoleh penulis dari hasil-hasil laporan, surat-surat, buku-buku, dokumen-dokumen, arsip-arsip yang berkaitan dengan fokus penelitian. Data sekunder penulis didapatkan dari beberapa buku bacaaan, literatur dan sebagian besar telah ada pada organisasi pemerintah dan swasta di Pulau Belitung.

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada suatu penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi untuk diteliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu yang tersedia (Sugiyono, 2011:81) Peneliti mengambil sebagian dari objek populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili yang lainnya.

Langkah awal seorang peneliti harus menentukan jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitian yang disebut dengan populasi sasaran (target population) yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara di Pulau Belitung yang berjumlah 82.584 orang pada tahun 2011


(42)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.4.2 Sampel

Pada populasi tidak seluruh anggota populasi harus diukur, tetapi sebagian saja, oleh karena adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis serta keterbatasan dana dan waktu yang diperlukan seperti apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:81), yaitu sampel adalah ”Sebagian dari jumlah karakteristik populasi yang diambil untuk mewakili seluruh populasi yang

diambil untuk mewakili seluruh populasi yang diteliti”. Semakin besar sampel

yang diambil maka semakin sedikit kesalahan yang timbul dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu..

Berdasarkan pengertian diatas, sampel merupakan sebagian individu yang memiliki karakteristik tertentu untuk mewakili seluruh populasi yang diamati dan untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah sampel (n). Husein Umar (2002:59) mengemukakan bahwa “ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah

dengan menggunakan teknik slovin”.

Rumus slovin tersebut adalah:

(Husein Umar, 2002:59) Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi


(43)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir Maka, dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

Berdasarkan perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal (n) dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 orang. Menurut Winarno Sirakhmat (2002:100)

bahwa, “untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Hal tersebut bertujuan agar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang responden.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik systematic random sampling untuk populasi bergerak (mobile sampling).

Sugiyono (2011:84) mengemukakan bahwa “metode pengambilan acak sistematis adalah metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan

jarak atau interval tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diuraikan”.

Dengan demikian tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan syarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dan metode acak sistematis.

Populasi dalam penelitian adalah populasi bergerak (mobile population) maka, teknik pengambilan sampelnya adalah dilakukan sebagai berikut:


(44)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Menentukan wisatawan yang akan dijadikan objek penelitian yaitu wisatawan nusantara yang datang berkunjung ke Pulau Belitung.

2. Menentukan sebuah check point pada objek yang akan diteliti, dalam hal ini check point-nya adalah pintu masuk di Pulau Belitung yaitu : Bandara Has Hananjoedin Buluh Tumbang

3. Melakukan orientasi secara cermat terhadap check point, dengan memperhatikan secara cermat berapa jumlah wisatawan nusantara yang datang berkunjung.

4. Menentukan ukuran kecukupan sampel yang akan diambil.

5. Pada hari yang ditentukan pada check point, satu wisatawan yang ada ditanya dan diberi kuesioner untuk di isi.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang dikumpulkan dalam melaksanakan penelitian ini meliputi:

Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik untuk mendapatkan data teoritis dari para ahli melalui buku, makalah, majalah ilmiah, jurnal maupun

homepage/website guna memperoleh informasi yang berhubungan

dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian.yang berhubungan dan menunjang terhadap variabel dependen maupun variabel independen, dalam penelitian ini adalah destination image serta Behavioral intention.


(45)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Observasi, yaitu dengan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap kegiatan dan keadaan di kawasan wisata Pulau Belitung yang sedang diteliti.

3. Wawancara atau interview

Sebagai teknik komunikasi langsung dengan mengajukan pertanyaan tertulis secara lisan baik kepada wisatawan maupun kepada pihak Disbudpar Pulau Belitung

4. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket berisi pertanyaan tertutup mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, penilaian responden, serta tanggapan responden terhadap destination image dan Behavioral intention di Pulau Belitung.

TABEL 3.2

TEKNIK PENGUMPULAN DATA No. Teknik Pengumpulan

Data Sumber data

1 Wawancara Wisnus dan Pihak Disbudpar Pulau Belitung

2 Observasi Aktivitas pelaksanaan program destination image dan Behavioral Intention wisatawan

3 Angket/kuesioner Wisatawan nusantara yang berkunjung ke Belitung

4 Studi literatur Pengumpulan data dengan cara memepelajari buku, majalah ilmiah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian


(1)

148

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan kesediaan untuk merekomendasikan kepada orang lain, Pihak

Disbudpar dan institusi terkait harus tetap membuat strategi agar para

wisnus tetap terus berkunjung kembali dan akan terus

merekomendasikan Pulau Belitung kepada sanak keluarga atau teman

mereka. Penulis merekomendasikan Pihak disbudpar selaku pihak yang

berhubungan dengan aspek pariwisata dan kebudayaan di Pulau Belitung

untuk terus memberikan inovasi baik itu dari segi produk ataupun jasa.

Yang tidak dimiliki oleh destinasi lainnya. Inovasi tersebut bisa berupa

pergelaran seni khas Belitung setiap minggunya dan setiap travel agent

yang membawa tamu diharuskan untuk membawa wisatawannya ke

tempat tersebut, kemudian juga terus mengadakan event-event yang

berskala regional, nasional dan internasional. Hal ini tentunya diharapkan

berdampak positif pada perkembangan pariwisata di Pulau Belitung.

3. Destination Image secara umum terbukti berpengaruh sangat kecil

terhadap behavioral intention dan hanya satu sub variabel saja yang

berpengaruh terhadap behavioral intention yaitu atmosphere of the place.

Untuk itu agar meningkatkan behavioral intention wisnus di Pulau

Belitung harus lebih memperhatikan indicator-indikator pada sub variabel

tersebut terutama indicator yang mendapatkan penilaian terendah.

Indikator-indikator yang telah memiliki penilaian tinggi diharapkan agar

terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya baik itu dari segi

pelayanan, harga dan efisiensi jasa yang digunakan.

4. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya melakukan survey

kepada wisnus yang berkunjung ke Pulau Belitung saja. Rekomendasi


(2)

149

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lainnya seperti wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau

Belitung dan meneliti variabel lain yang berpengaruh terhadap Behavioral

Intention seperti kepuasan, promosi dan dimensi-dimensi lainnya dari


(3)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aksoy, Ramazan dan Sule Kiyci. 2011. A Destination Image As a Type of Image and Measuring Destination Image in Tourism Amasra case. European Journal of Social Sciences-Volume 20, Number 3 2011

Alegre, Joaquı´N. 2009 Tourist Satisfaction and Dissatisfaction. Annals of Tourism Research. 2010. vol. 37, no. 1, pp. 52–73.

Ardianto, Elvinaro dan Soemirat, Soleh. 2004. Dasar-Dasar Public Relations. Cetakan Ketiga. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Baker, D. A ., & Crompton, J. L. 2000. Quality, satisfaction and behavioral intentions. Annals of Tourism Research, 27 3, 785–804

Beerli, A., & Martin, J. D. 2004. “Factors influencing destination image. Annals of Tourism Research, 313, 657–681.

Baloglu, S. and McCleary, K. W. 2000. A model of destination image formation. Annals of Tourism Research, 264, 868-897.

Comm, Clare L. 1997. “The Use of Scheduling and Inflight Customer Service Quality as Competitive Marketing Tools in the Asian Airline Industry”, Journal of Customer Service in Marketing & Management. Vol.3, No.3. 101-108

Chi, C. G.-Q., & Qu, H. 2008. “Examining structural relationship of destination image, tourist satisfaction and destination loyalty”: an integrated approach.Tourism Management, 29 , 624–63

Chin-Tsai Lin, Ya-Ling Huang. 2009. Mining Tourist Imagery to construct destination image position model. Expert Systems with Applications Volume 36, Issue 2, Part 1, March 2009, Pages 2513–2524

Ching Fu Cheng, Dung Chun Tsai 2007, ―How Destination Image And Evaluative Factors Affect Behavioral Intention”, Touris Management 28 Research Article.

Croy, Ryan. 2003. From Motivation to assessment of Destination Image. London : Continuum

Dimitrovic, Tanja. 2007. How to Measure Tourist Satisfaction at the Destination Level: Conceptualisation of a Standard Model. Advances in Tourism Marketing Conference


(4)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Echtner, C.M. and J.R. Brent Richie. 2003. The Meaning and Measurement of Destination Image. The Journal of Tourism Studies Vol. 14 1 p. 37-48

Foster, David. 2000 Measuring Customer Satisfaction in the Tourism Industry. pp.1-9

González, M. E. A., Comesaña, L. R., Brea, J. A. F. 2007. Assessing Tourist Behavioral Intentions through Perceived Service Quality and Customer Satisfaction. Journal of Business Research, 602, 153!160.

Harrison, Shirley. 2005. Marketers Guide to Public Relation. New York: John Willy And Son.

Huh, Jin. 2002. Tourist Satisfaction With Cultural / Heritage Sites: The Virginia Historic Triangle. pp.1-83

Husein, Umar. 2009. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pitana, I Gde dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Penerbit ANDI Yogyakarta.

Pitana, I Gde, Prof. dan I Ketut Surya Diarta,; 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Andi

Yogyakarta

Johnston, R. and Clark, G. 2005. Service Operation Management: Improving Service Delivery. London: Ashford Colour Press Ltd., Gosport.

Jose M. Pina, Eva Martinez, Leslie de Chernatony, Susan Drury, 2004 "The effect of service brand extensions on corporate image: An empirical model", European Journal of Marketing, Vol. 40 Iss: 1/2, pp.174 - 197

Kaphferer. 2008. 4th ed. The New Strategic Brand Management. London: Saxon Graphics Ltd.

Keller, Kevin L. 2008. Strategic Brand Management. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, P. and Keller, K L. 2012. Marketing Management. 14th Edition. Prentice Hall, Pearson

Kuenzel,S. and Katsaris, N. 2009. ―A Critical Analysis of Service Recovery processes in the Hotel Industry‖, TMC Academic Journal, Vol. 4, No. 1, pp. 14-24


(5)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Lee, S. Y., Petrick, J. F., & Crompton, J. 2005. The roles of quality and intermediary constructs in determining festival attendees’ behavioral intention. Journal of Travel Research, 45 4, 402–412.

Lovelock, C., Patterson P. and Walker R. 2001. Services Marketing: An Asia-Pasicific Perspective. Second Edition. Australia: Prentice Hall

Luo, X., & Homburg, C. 2007. Neglected outcomes of customer satisfaction. Journal of Marketing, 71 2, 133–149.

Martina G. Gallarza, Irene G, and Haydée C 2001. Destination image: Towards a Conceptual Framework. Annals of Tourism Research Volume 29, Issue 1, January 2002, Pages 56–78

Middleton, Victor T. C. 2001. 3rd ed. Marketing in Travel and Tourism. Jordan Hill, Oxford Moses Makonjio Okello. 2009. Tourist satisfaction in relation to attractions and implications

for conservation in the protected areas of the Northern Circuit, Tanzania. Journal of Sustainable Tourism. July 2010. 7: 5 pp.605 — 625

Nadeau, John, dkk. 2007. Destination in a country image context, Annals of Tourism Research Volume 35, Issue 1, January 2008, Pages 84–106

Olsen, Michael. 2008. Handbook of Hospitality Strategic Management. Burlington Pike, Steven. 2008. Destination Marketing. Butterworth-Heinemann

Robert D. Reid, David C. Bojanic, 2009. Hospitality Marketing Management. 5th edition,

New.York: John Wiley & Sons, Inc

Russell, J. A., Ward, L. M., & Pratt, G. 1981. Affective quality attributed environment: A

factor analytic study. Environment and Behavior, 13, 259-288.

Sekaran, Uma. 2010. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba

Shahrim Karim, dkk. 2007. Tourist’s Image, Satisfaction And Behavioral Intention Of

Malaysian Food: A Preliminary Study Of Culinary Tourism Destination In Malaysia

Shih, Y. and Fang, K.2004, ―The use of a decomposed theory of planned behavior to study

Internet banking in Taiwan‖, Internet Research, Vol. 14 No. 3

Shoemaker, S., & Lewis, R. C. 1999. Customer loyalty: the future of hospitality marketing.


(6)

Panji Priambudi, 2013

Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka

Tosun, C., Temizkan, S.P., Timothy D., Fyall A., 2007. “Tourist Shopping Experiences and

Satisfaction”, International Journal of Tourism Research, Volume 9,

Wootside, A. 2008. Tourism Management: Analysis, Behavior and Strategy. Cambridge Zabkar, Vesna. 2008 Modeling perceived quality, visitor satisfaction and behavioural

intentions at the destination level. Journal Tourism Management 31. 2010 pp.537– 546

Zeithaml, A. and Bitner, M. 2003. Service Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm. Boston: The McGraw-Hill