PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 40 Bandung.

(1)

No. Daftar FPIPS:2124/UN.40.2.7/PL/2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(

Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 40 Bandung

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPS

Oleh

Fanny Nurul Jannah

1001569

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

No. Daftar FPIPS:2124/UN.40.2.7/PL/2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 40 Bandung)

Oleh

Fanny Nurul Jannah

sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Fanny Nurul 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian. Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

No. Daftar FPIPS:2124/UN.40.2.7/PL/2014 LEMBAR PENGESAHAN

FANNY NURUL JANNAH

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 40 Bandung)

Diajukan dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 196308201988031

Pembimbing II

Yeni Kurniawati, M.Pd. NIP. 19770602 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 19611014 198601 1 001


(4)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PENGUJI...ii

LEMBAR MOTTO iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

KATA PENGANTAR v

UCAPAN TERIMA KASIH vi

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TEBEL xv

DAFTAR GAMBAR xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian 6

C. Rumusan Masalah Penelitian 7

D. Tujuan Penelitian 7

E. Manfaat Penelitian 8

F. Struktur Organisasi Skripsi 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11

A. Hakikat Problem Based Learning 11

1. Perkembangan Problem Based Learning 15

2. Karakteristik Problem Based Learning 16

3. Teori yang melandasi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

19

4. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) 20

5. Langkah-langkah PBL 22

6. Keunggulan Problem Based Learning 27

7. Kelemahan Problem Based Learning 28

8. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Pembelajaran

IPS 29

9. Masalah Sosial...30


(5)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Pemecahan Masalah 31

2. Keterkaitan Antara Problem Based Learning Dengan Keterampilan Pemecahan

Masalah dalam Pembelajaran IPS 40

3. Penelitian Terdahulu 42

BAB III METODE PENELITIAN 44

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 44

B. Desain Penelitian 44

C. Metode Penelitian 48

D. Fokus Penelitian 49

E. Instrumen Penelitian 51

F. Teknik Pengumpulan Data 52

G. Analisis Data 54

H. Validitas Data 55

I. Interpretasi Data 56

J. Rumusan Persentase...56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN57

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 57

1. Profil sekolah 57

2. Visi Misi SMP Negeri 40 Bandung 57

3. Profil Siswa 58

4. Profil Guru Mitra 59

B. Deskripsi Umum Pembelajaran 60

1. Observasi Awal Pembelajaran IPS 60

2. Penelitian Tindakan Siklus 1 65

3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan Penelitian Siklus I 73

4. Penelitian Tindakan Siklus II 87

5. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dan Temuan Penelitian Siklus II 93

6. Penelitian Tindakan Siklus III 106


(6)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Model Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS 123

9. Kendala yang Dihadapi dalam Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) 131 10.Upaya Untuk Mengatasi Kendala Yang Dihadapi dalam Penerapan Model

Problem Based Learning (PBL) 133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 137

A. Kesimpulan 137

B. Saran 139

DAFTAR PUSTAKA 141


(7)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips


(8)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 40 Bandung. Hasil observasi menunjukkan bahwa banyak sekali permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Permasalahan tersebut didasari oleh kurangnya motivasi siswa dalam belajar mengakibatkan kondisi kelas kurang kondusif, proses pembelajaran yang monoton, dan kurang tertantangnya siswa dalam belajar. Dengan masalah tersebut, peneliti memutuskan untuk memberikan solusi demi memperbaiki kualitas pembelajaran, yaitu dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pengambilan model ini juga dilatarbelakangi oleh kajian pustaka yang dilakukan oleh peneliti. Dikatakan bahwa menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat membuat siswa menjadi lebih mengerti dan meningkatkan pemahamannya atas materi ajar, memotivasi siswa dalam belajar, meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, mendorong untuk berpikir kritis, membangun kerjasama tim, dan keterampilan memecahkan masalah. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merencanakan dan melaksanakan model Problem Based

Learning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,

hambatan atau kendala yang dihadapi dan upaya apa yang dilakukan untuk menyelesaikan hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang diadopsi dari Kemmis. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang mencakup empat tahapan pada setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 40 Bandung. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus pertama menunjukkan bahwa pada siklus pertama hasil yang dicapai masih pada kategori cukup, karena siswa cukup mampu memaparkan hasil temuannya dan masih kurang dalam indikator menemukan masalah yang autentik, merumuskan masalah dengan materi yang jelas, mengkaji masalah dari berbagai disiplin ilmu, melakukan penyelidikan, dan mencari solusi. Pada siklus kedua, terjadi peningkatan yang signifikan yaitu berhasil mencapai pada kategori baik. Terlihat dari indikator ketercapaiannya, siswa sudah baik dalam memaparkan hasil temuan, dan sudah cukup mampu menemukan masalah yang autentik, merumuskan masalah dengan materi yang jelas, mengkaji masalah dari berbagai disiplin ilmu, melakukan penyelidikan, mencari solusi. Peningkatan juga terus meningkat dilihat dari hasil observasi pada siklus ketiga masih pada kategori baik, pada siklus ini siwa sudah baik dalam melakukan penyelidikan, mencari solusi, dan memaparkan hasil temuannya, dan sudah cukup baik dalam menemukan masalah yang autentik, merumuskan masalah dengan materi yang jelas, mengkaji masalah dari berbagai disiplin ilmu. Berdasarkan dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran IPS berbasis masalah menunjukkan bahwa ada perubahan yang dicapai siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas VII C SMP Negeri 40 Bandung. Selain itu


(9)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini bisa dijadikan saran bagi guru untuk selalu membimbing dan memfasilitasi siswa pada saat proses belajar mengajar agar proses belajar menjadi aktif dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.


(10)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research based from observation in SMP Negeri 40 Bandung. The result indicates many problems that occuring during learning process in the classroom. The problem coming fromless student’s motivation in learning, moreover classroom’s condition less conducive and learning process give no chalenges for students. Based from that problems, researcher decide providing a solution to improve the quality of learning by applying a model of learning named Problem Based Learning (PBL) to enhance student’s ability in solving the problem may happen. The use of this model is also based on a literature review conducted by researchers. Its said that using the model of Problem Based Learning (PBL) can make the students better to understand and to improve the teaching materials, and also motivating students to learn, improve focus on relevant knowledge, encourage critical thinking, build teamwork, and problem-solving skills.The problem in this research focus in how to plan and implement a model of Problem Based Learning (PBL) in improving students' problem-solving abilities, barriers or obstacles encountered and what efforts are being made to resolve these obstacles. This study uses classroom action research (CAR), adopted from Kemmis’s model.This research through three cycles includes four steps in each cycle: planning, implementation, observation and reflection. The subjects are students of class VII C at SMP Negeri 40 Bandung. The instrument used in this research that is observation sheets, field notes and interviews. Based on the result of the first cycle, showed that the results achieved this cycle is still in enough categories, because the students are quite capable of describing its findings and found the indicator is still lacking in authentic problem, formulate a clear problem with the material, examines the issue from a variety of disciplines, conduct investigations, and seek solutions.In the second cycle, a significant improvement is achieved in both categories. Seen from ketercapaiannya indicator, students are already well in presenting the findings, and is quite able to find an authentic problem, formulate a clear problem with the material, examines the issue from a variety of disciplines, investigating, looking for a solution. The increase also continued to rise viewed from the observation of the third cycle is still in the good category, in this cycle has been well Siwa in the investigation, seek solutions, and presents the results of its findings, and is quite good at finding an authentic problem, formulate a clear problem with the material , examines the issue from a variety of disciplines. The research’s conclude the application of problem based learning in social studies indicates that the students in class VII C at SMP Negeri 40 Bandung achieved in improving the problem solving ability. This research can be used as recommendation for the other teachers to always guide and facilitate


(11)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

the students during the learning process. So, learning process becomes active and improving potency of the students.


(12)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan pada hari selasa tanggal 24 februari 2013 pukul 09:00, peneliti memasuki kelas VII-C yang pada saat itu dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran IPS yang digunakan oleh guru adalah pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher oriented), dengan menggunakan metode ceramah. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung tidak semua siswa fokus kepada guru yang sedang menyampaikan materi di depan, dari hasil observasi awal yang dilakukan bersama guru mata pelajaran IPS, secara garis besar situasi kelas VII-C sangat kurang kondusif hal ini dapat dibuktikan dengan perilaku peserta didik dalam kelas.

Secara lebih rinci penulis menjabarkan keadaan kelas sebagai berikut : pertama, minat baca yang rendah menjadi alasan peserta didik kurang memahami materi dengan baik hal ini terlihat manakala guru melakukan kegiatan apersepsi, kebanyakan peserta didik menjawab dengan seenaknya, bahkan tidak banyak yang memberikan jawaban ketika ditanyakan perihal materi yang sudah dilakukan.Kedua, rendahnya fokus peserta didik dalam proses belajar mengajar, hal ini dapat terlihat ketika guru sedang menyampaikan materi pembelajaran, banyak peserta didik yang kurang memperhatikan, sehingga peserta didik kurang memahami materi pembelajaran. Ketiga, rendahnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, ketika mengerjakan tugas yang diberikan tidak semua peserta didik ikut berpartisipasi dalam kelompoknya kebanyakan dari mereka acuh tak acuh atas apa yang ditugaskan guru.

Keempat, kurangnya inisiatif peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga interaksi yang terjadi lebih banyak satu arah dari guru kepada peserta didik, alasannya adalah ketika guru memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya, tidak ada satupun yang memberikan respon untuk melakukan pertanyaan jika ada pun pertanyaan yang dilontarkan bersifat tidak serius dan


(13)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seenaknya. Para siswa yang terus menerus memposisikan pendidik sebagai pusat pembelajaran dan enggan untuk mengorganisasikan dan mengembangkan pengetahuan mereka sendiri. Meskipun pendidik telah menggunakan media pembelajaran secara variatif seperti menggunakan gambar-gambar, itu hanya dianggap siswa sebagai penarik perhatian atau variasi pembelajaran saja. Hal ini berdampak pada tingkat pengetahuan siswa dan cara berpikir mereka.

Menurut beberapa siswa yang di wawancarai pada pra penelitian oleh peneliti, mereka cenderung tidak menyukai pembelajaran IPS. menurut mereka, IPS merupakan mata pelajaran yang terlalu banyak materi dan hapalan. Sehingga, untuk membacanya dan mengikuti pembelajaran di kelas terlalu menjenuhkan. Jika kita melihat hakekat IPS yang sebenarnya. Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang menjadi permasalahan pada saat belajar IPS di kelas VII C adalah kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan sehingga siswa kurang motivasi siswa dalam belajar, maka dari itu siswa kurang mempunyai kemampuan untuk memecahan masalah karena bersifat pola pembelajaran selama ini masih pada teacher centered, siswa merasa bosan dan jenuh belajar IPS dengan metode ceramah yang sering digunakan. Maka dari itu siswa pun kurang termotivasi untuk belajar IPS.

Untuk pembelajaran yang bersifat eksak perlu diakui bahwa siswa bisa dibilang lebih baik tetapi ketika disuguhkan masalah-masalah yang muncul dalam mata pelajaran IPS terkesan siswa terlihat sangat bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Padahal masalah yang diberikan tersebut adalah masalah yang ada di lingkungan siswa sehari-hari seperti masalah mengenai prilaku konsumtif, dilihat dari gaya hidup mereka di sekolah, mereka selalu membawa alat komunikasi seperti handphone, laptop, kamera DSLR, dan sebagainya. Yang pada dasarnya alat-alat tersebut termasuk alat yang mewah untuk digunakan oleh anak SMP. Dengan demikian yang menjadi permasalahan adalah bagaimana meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran diluar model pembelajaran yang


(14)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biasanya dilakukan. Karena pada dasarnya siswa kelas VII C itu adalah siswa yang aktif tetapi dalam kegiatan atau proses pembelajaran IPS siswa cenderung kurang dalam hal kemampuan pemecahan masalahnya.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosila dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan internasional (global).

Kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu tujuan dari pendidikan IPS, maka sangatlah penting bagi peserta didik untuk dilatih bagaimana memecahkan sebuah permasalahan. Menurut Sumaatmadja (Harsanti, 2013, hlm.03) hakekat pembelajaran IPS adalah mempelajari, menelaah dan mengkaji sistem kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya di permukaan bumi ini. Dengan demikian, pembelajaran IPS di kelas haruslah pembelajaran yang mengajak siswa untuk melihat, mempelajari, menelaah dan mengkaji bagaimana tingkah laku manusia. Dimana, dalam menjalankan kehidupannya, manusia memiliki beragam masalah yang dapat dikaji oleh siswa sehingga tidak dialami oleh mereka. Dalam mengkaji permasalahan-permasalahan tersebut, siswa tentu harus melakukan proses berpikir yang lebih tinggi. Mereka diharuskan menganalisis, mensintesis hingga mengevaluasi permasalahan tersebut sehingga muncul alternatif solusi yang variatif dan dapat diterapkan oleh siswa.

Tantangan pada mata pelajaran IPS adalah bagaimana menyampaikan materi pembelajaran IPS dengan cara belajar yang pada akhirnya menstimulus siswa untuk merasa senang dalam pembelajaran IPS, karena menciptakan suasana


(15)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Hal tersebut sebenarnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber, metode, dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga mampu menstransfer pengetahuan dengan baik (Sumaatmadja, 2002, hlm.10). Berdasarkan kutipan di atas, dalam rangka mengembangkan pembelajaran kearah yang lebih baik diperlukan kreativitas dan kerjasama antara guru dengan peserta didik sehingga timbul situasi belajar yang kondusif.

Upaya untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar seperti diatas adalah model PBL karena sebagaimana menurut Smith (Amir, 2009, hlm.27) menyatakan bahwa PBL dapat memberikan manfaat kepada siswa diantaranya siswa akan mengingat kecakapan pemecahan masalah, lebih mudah mengingat, meningkatkan pemahamannya, meningkatkan pengetahuannya yang relevan dengan dunia nyata atau praktik, mendorong siswa penuh pemikiran, membangun kemampuan kepemimpinan dan kerjasama, kecakapan belajar dan memotivasi belajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPS adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning), yang dikaji melalui kejadian-kejadian yang ada di dalam kehidupan

siswa sehari-hari. Disini siswa ditantang untuk dapat memecahkan sebuah masalah yang dikaji dalam suatu proses pembelajaran.Menurut Arends (Kasendra, 2012, hlm.05) menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Strategi pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang


(16)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dari berbagai isi materi pelajaran. Strategi ini mencangkup pengumpulan informasi berkaitan dengan pertanyaan, menyintesa, dan mempresentasikan penemuannya kepada orang lain. Depdiknas (Komalasari, 2011, hlm.59). Pembelajaran berbasis masalah adalah siswa dalam memahami konsep dan prinsip dari suatu materi dimulai dari bekerja terhadap situasi atau masalah yang diberikan, melalui investigasi dan pemecahan masalah siswa membangun konsep atau prinsip dengan kemampuannya sendiri yang mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dipahami sebelumnya.

Karena dalam tujuan PBL, siswa memahami konsep suatu materi dimulai dari belajar dan bekerja pada situasi masalah (tidak terdefinisi dengan baik) atau

open-ended yang disajikan pada awal pembelajaran sehingga siswa mampu

diberikan kebebasan berpikir dalam mencari solusi dari situasi masalah yang diberikan. Selain itu PBL berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri. Melalui bimbingan guru secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian sendiri terhadap situasi masalah yang disajikan. Hal demikian merupakan kegiatan yang mengantarkan siswa menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri, dengan harapan siswa dapat menerapkan dalam kehidupannya. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berfikir kritis yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah.

Beranjak dari beberapa pendapat di atas, peneliti mencoba merapkan model PBL pada mata pelajaran IPS. tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam kehhidupan bermasyarakat.Munandar (2003, hlm.23) mengemukakan “bahwa suatu masalah


(17)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat diartikan sebagai suatu situasi dimana seorang diminta menyelesaikan persoalan yang belum pernah dikerjakan dan belum pernah memahami pemecahannya. Sejalan dengan ini menurut Duch (Al-Muchtar, 2007, hlm.188) mengemukakan bahwa pemecahan masalah sebagai sebuah pendekatan belajar melibatkan lingkungan belajar dimana masalah adalah kunci untuk menuju proses belajar, yaitu selama peserta didik belajar sejumlah pengetahuan, terlebih dahulu mereka diberikan masalah.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti menawarkan alternatif lain dalam proses pembelajaran IPS pada siswa kelas VII-C, karena selama ini cara pembelajaran metode diskusi kelompok seperti ini kurang efektif diterapkan dikelas VII-C. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa secara individu dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman individu terhadap materi IPS selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengusung masalah atau kejadian-kejadian yang ada di dalam kehidupan sehari-harinya. Agar setiap materi yang disampaikan dapat mereka pahami dengan baik dan mereka pun dapat menerapkan apa yang ada di dalam setiap materi di kehidupannya. Maka diperlukan strategi yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Startegi pembelajaran yang lebih meningkatkan pemahaman siswa sehingga mendorong keaktifan, wawasan, dan pemahaman dalam diri siswa adalah melalaui pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep pembalajaran IPS di kelas VII-C.

Sesuai dengan uraian di atas maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran IPS (Suatu Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung).


(18)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian tersebut ternyata pelajaran IPS di kelas VII C dirasakan sulit oleh siswa, sehingga tingkat keberhasilan proses pembelajaran mengalami kesulitan dan belum tuntas. Hal itu terjadi karena beberapa faktor antara lain :

1. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar IPS.

2. Siswa masih bersikap acuh tak acuh dalam kegiatan pembelajaran.

3. Siswa kurang mampu menggunakan konsep IPS untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Materi yang bersifat analisis kasus membuat siswa malas karena sudah menganggap susah sebelum mengerjakannya.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagaimana merancang Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung ?

2. Bagaimana melaksanakan Penerapan Model Problem Based Learning

Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung ?

3. Bagaimana merefleksi dalam Penerapan Model Problem Based Learning

Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung ?

4. Apakah kendala dan solusi dalam Penerapan Model Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam

pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung ?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:


(19)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Merancang penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung.

2. Melaksanakan penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung.

3. Merefleksi penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung.

4. Mendapatkan solusi dari kendala dalam Penerapan Model Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam

pembelajaran IPS di kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dengan tujuan agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Sebagai wahan baru dalam proses meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS, karena selama ini mata pelajaran IPS dinilai oleh siswa sebagai mata pelajaran yang membosankan. Meningkatkan tanggung jawab perseorangan, karena dalam PBL masing-masing siswa mendapat tugas suatu materi tertentu dan harus menjelaskan pada kelompoknya. Siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan dituntut oleh rekan suatu kelompok agar tidak menghambat yang lainnya. Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa, mengembangkan jiwa kerjasama saling


(20)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguntungkan, menghargai satu sama lain, serta dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Dan dapat menumbuhkan interaksi sosial lewat kemunikasi dengan teman maupun guru.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dapat memberikan pengetahuan mengenai seberapa efektif model Problem

Based Learning ini diterapkan dalam pembelajaran IPS khususnya bagi

siswa yang berada di Sekolah yang diteliti dan umumnya bagi sekolah yang lain.

4. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam pembelajaran IPS. Peneliti sebagai calon pendidik juga berharap dengan adanya penelitian ini bisa menjadi pengalaman bagi dirinya kelak ketika mengajar.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara garis besar penulis memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian serta sistematika penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi pemaparan konsep-konsep yang mendukung penelitian yaitu terkait penerapan strategi Problem Based


(21)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran IPS yang diambil dari berbagai literatur, sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh untuk menyelesaikan penelitian, dimulai dari persiapan, prosedur, pelaksanaan, analisis data yang mencakup sumber data, teknik pengumpulan data, dan alat pengumpulan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur yang menunjang.

BAB V KESIMPULAN

Memaparkan keputusan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan penulis sebagai jawaban pertanyaan yang diteliti


(22)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III Metode Penelitian A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 40 Bandung. SMP Negeri 40 Bandung ini terletak di jalan Wastu Kencana No. 75 Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII, yaitu ibu Herlina. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-C berjumlah 34 orang, yaitu terdiri dari orang siswa perempuan dan orang siswa laki-laki. Alasan peneliti memilih kelas VII-C karena dikelas ini di temukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar dikelas VII-C.

B.Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperlukan beberapa langkah-langkah yang digambarkan dengan menggunakan model penelitian. Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988) (Agustin, 2013, hlm.25). Kemmis dan Taggart (Agustin, 2013, hlm.25) melakukan penelitian melalui beberapa tahap, tahap awal menunjukan bahwa siswa belajar sains dengan cara menghafal dan bukan dalam proses inquiri, sehingga dirancanglah strategi bertanya untuk menumbuhkan keaktifan siswa di kelas.

Model spiral ini, guru lebih memposisikan diri sebagai fasilitator yang menjembatani siswa untuk interaktif dalam proses pembelajaran, sehingga melalui interaktif tersebut secara perlahan dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran, dan memberikan motivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan dan perbaikan yang ingin dicapai. Apabila dalam satu siklus ditemukan kekurangan dan tidak terciptanya target yang telah ditentukan, maka dapat diidentifikasi bahwa target


(23)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah ditentukan tidak tercapai, maka diadakan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya.

Gambar 3.1

Model Kemmis & Taggart (Agustin, 20013, hlm.26)

Model spiral ini terdiri dari beberapa siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari beberapa tindakan. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui model spiral ini terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). 1. Tahapan Rencana (plan)

Dalam tahapan ini peneliti mmebuat perencanaan untuk praktik pembelajaran di kelas untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan kebutuhan yang diambil dari analisis masalah yang diperoleh pada saat pra-penelitian. Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini, yaitu :

a. Memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian. b. Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.


(24)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mendiskusikan bersama observer langkah-langkah metode pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

e. Mendiskusikan RPP yang telah dirancang dengan observer f. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

g. Merencanakan waktu diskusi balikan yang akan dilakukan dengan observer.

h. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator

2. Tindakan (act)

Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat dan dirancang sebelumnya untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 40 Bandung.

a. Melaksanakan pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model PBL dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan.

b. Mengoptimalkan penerapan model PBL dalam pembelajaran IPS pada pertemuan pertama dan kedua.

c. Pendidik membagi kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang. Kelompok diambil dengan diskusi kelas.

d. Pendidik meminta siswa mengambil sebuah permasalahan untuk di analisis.

e. Kelompok mempelajari, mencari dan menelaah informassi mengenai permasalahan tersebut dan sub-sub masalah

f. Kelompok mempresentasikan hasil temuannya dengan melakukan diskusi.


(25)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Observer melakukan pengamatan secara teliti selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua untuk melihat perubahan keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan instrumen yang diberikan oleh peneliti.

h. Melakukan wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran berkahir

i. Melakukan diskusi balikan dengan observer berdasarkan hasil pengamatan berkaitan dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS

j. Melakukan revisi sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan.

k. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

3. Observasi (observe)

Pada tahap ini, pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tahap kedua. Dalam tahap observasi ini observer akan mengmaati semua aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung, pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi yang telah disiapkan meliputi : 1) fokus penelitian pada siswa yaitu apakah penerapan model pembelajaran PBL dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 2) fokus penelitian pada guru yakni kegiatan saat pelaksanaan model pembelajaran PBL dilakukan. 3) catatan lapangan.

Kegiatan observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dikelas, dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas tersebut, sehingga peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk melengkapi hasil penelitian. Hasil observasi merupakan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukamn dan bagi penyusunan tindkan selanjutnya. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi kegiatan :


(26)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Melakukan observasi terhadap kelas yang akan diteliti.

b. Mengamati kesesuaian penerapan model pembelajaran PBL dengan pokok bahasan.

c. Mengamati kesesuaian penerapan model pembelajaran PBL dengan kaitan terhadap materi yang ada

d. Pengamatan motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran dengan metode PBL

e. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran PBL dalam mata pelajaran IPS

f. Mengamati perubahan tumbuh dan berkembangnya keterampilan pemecahan masalah dengan penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran IPS.

4. Refleksi (reflect)

Pada tahap ini observer bersama peneliti secara bersama-sama mengkaji proses, masalah persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan, sekaligus mempertimbangkan berbagai persfektif yang mungkin terjadi dalam situasi sosial kelas. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi yang memiliki aspek evaluatif-refleksi yang memberikan dasar bagi perbaikan dalam bentuk perubahan atau revisi untuk rencana tindakan selanjutnya.

C.Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Menurut Kemmis (Wiriaatmadja, 2012, hlm.12) menjelaskan bahwa

penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemehaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksanannya kegiatan praktek ini. Sedangkan menurut Elliot (Wiriaatmadja, 2012, hlm.12) melihat


(27)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan memiliki keinginan untuk memperbaiki kualitasnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. artinya proses penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai menyadari adanya masalah.

D.Fokus Penelitian

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka dibawah ini terdapat beberapa definisi operasional yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Problem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan permasalahan dalam dunia nyata sebagai suatu proses agar siswa mampu mengasah kemampuannya dalam memecahkan masalah yang membaut siswa lebih terampil saat belajar. Menurut Arends (Wulandari, 2013, hlm.41) esensi dari Problem Based Learning yaitu


(28)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melibatkan presentasi situasi-situasi yang autentik dan bermakna, yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelidikan siswa. Dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learningsatau pembelajaran yang lebih menekankan untuk pemecahan masalah agar siswa dapat berpikir kritis, mengasah rasa keingintahuannya dengan cara mecari hal-hal yang baru untuk mengasah kemampuannya dalam hal memecahkan masalah. Langkah-langkah yang peneliti gunakan pada saat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan masalah b. Menganalisis masalah

c. Membuat kesimpulan dari permasalahan d. Membuat alternatif pemecahan masalah e. Presentasi di depan kelas

2. Pemecahan Masalah

Manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang memerlukan keterampilan untuk memecahkannya. Oleh sebab itu siswa sebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus selalu dilatih dan dibiasakan berpikir untuk memecahkan masalah, karna pemecahan masalah selain menuntut siswa untuk berpikir, juga dapat mendorong siswa menjadi kreatif . Menurut Duch (Al-Muchtar, 2007, hlm.188) mengemukakan bahwa pemecahan masalah sebagai sebuah pendekatan belajar melibatkan lingkungan belajar dimana masalah adalah kunci untuk menuju proses belajar, yaitu selama peserta didik belajar sejumlah pengetahuan, terlebih dahulu mereka diberikan masalah. Apabila dihadapkan pada situasi seperti ini, maka sebaiknya guru berusaha mendorong siswa memecahkan masalah melalui langkah-langkah pemecahan masalah. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan enam tahap sebagai berikut :

a. Merumuskan masalah. b. Menelaah masalah. c. Merumuskan hipotesis.


(29)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.

e. Pembuktian hipotesis.

f. Menemukan pilihan penyelesaian.

Indikator pemecahan masalah yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebagaimana yang di kemukakan oleh Arends (Abbas, 2000, hlm.13) sebagai berikut :

1. Pengajuan masalah atau pertanyaan. 2. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. 3. Penyelidikan autentik.

4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

E.Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

Teknik observasi merupakan teknik yang menuntut peneliti untuk melakukan pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap objek penelitian. Alasan melakukan observasi yaitu dapat menggambarkan secara jelas perilaku atau kejadian yang berada di lapangan, dan dapat menjawab pertanyaan dari hal yang belum diketahui. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan (Arikunto, 2002, hlm.25). Observasi terbuka ini memfokuskan pada hal-hal yang menjadi data untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS. Hasil dari penelitian ini akan didiskusikan kembali dengan kolaborator untuk dijadikan sebagai bahan refleksi untuk tindakan selanjutnya.


(30)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Informasi yang sangat penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan yang dibuat mitra peneliti saat melakukan pengamatan observasi. Format catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu, mendeskripsikan aspek saat pembelajaran dikelas seperti suasana kelas, pengolahan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lain serta komentar dari mitra saat melakukan pengamatan.

3. Lembar wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat guru dan siswa mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan Problem Based Learning. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah :

1. Observasi

Menurut Sukmadinata (2009, hlm.219) mengemukakan bahwa observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Problem

Based Learning, kegiatan pembelajaran dikelas dan keterampilan siswa dalam

memahami konsep-konsep IPS. Observasi yang dilakukan adalah kegiatan observasi terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiyono (2008, hlm.146) adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diteliti, kapan dan dimana tempatnya. Observasi terstrukstur ini dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu peneliti telah menentukan


(31)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk-bentuk aktivitas siswa yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Aktivitas siswa yang dimaksudkan disini adalah indikator yang telah dikembangkan oleh penliti dari variabel Problem Based Learning dan meningkatkan kemampuan dalam pemahaman konsep materi siswa. Selain mengamati aktivitas siswa, observasi juga dilakukan untuk mengamati aktivitas guru, yang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai peran guru dalam pembejaran IPS melalui Problem

Based Learning. Alat yang diguanakn untuk mengamati aktivitas tersebut diisi

dengan memberikan tanda check list pada kolom penilaian yang telah disediakan peneliti.

2. Wawancara

Menurut Wiriaatmadja (2005, hlm.117) wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang dianggap perlu.

Peneliti mengumpulkan data melalui proses wawancara tidak baku yaitu wawancara yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan umum dan khusus yang diantisipasi pewawancara dalam urutan dan kesempatan yang tersedia (Wiriaatmadja, 2005, hlm.117). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Leraning. Sebelum melakukan wawancara dengan siswa peneliti terlebih dahulu membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Alat yang akan digunakan dalam proses wawancara adalah lembar pedoman wawancara. Kegiatan ini dilakukan dengan mengambil sampel perwakilan siswa sebanyak tiga orang untuk diwawancarai mengenai proses pembelajaran IPS melalui Problem Based

Learning.

4. Studi Dokumetasi

Melalui wawancara dan observasi kemudian menghasilkan catatan-catatan penting mengenai penelitian tersebut maka data itu yang disebut dengan studi Dokumetasi, seperti yang dikatakan oleh Basrowi & Suwandi (Herlina, 2011,


(32)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm.43) bahwa suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, silabus RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam belajar serta foto-foto atau rekaman dalam proses belajar.

5. Catatan Lapangan

Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan tindakan penelitian dapat menggunakan catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, mencatat persoalan-persoalan yang dihadapi dan solusinya. Mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil-hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti yang memuat secara deskritif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi. Catatan lapangan dilakukan dengan mempelajari pokok-pokok pembicaraan dalam pengamatan gambar tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dialami selama kegiatan berlangsung.

G.Analisis Data

Data kualitatif sumber data deskripsi yang luas dan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Untuk memperoleh data yang akurat dan memuaskan maka dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif yang dilakukan selama proses pembelajaran. setelah data terkumpul peneliti menganalisis, mereduksi dan menyimpulkan data.

Menurut Sugiyono (2010, hlm.89) analisis data adalah :

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan dokumetasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat


(33)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesimpulan sehingga mudah pahami diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis data berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Dalam hal ini dilakukan setiap siklus penelitian tindakan kelas sehingga peneliti akan menilai setiap tindakan dalam proses pembelajaran, dan selanjutnya akan memutuskan perencanaan untuk siklus berikutnya.

Teknis analisis data yang ditemukan oleh Miles & Huberman (Wiriaatmadja, 2012, hlm.151) mencangkup tiga kegiatan, yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah menumbuhkan kemampuan pemahaman konsep materi siswa dalam pembelajaran IPS melalui Problem Based Learning.

2. Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi

Langkah ketiga yaitu kesimpulan di lakukan dengan maksud untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung.

H.Validitas Data

Digunakan untuk membuktikan apa yang telah diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang terjadi, maka peneliti melakukan validasi data. Tahap validasi data dilakukan melalui :

1. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan ini tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya (Wiriaatmadja, 2012, hlm.168).


(34)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur

dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa (Wiriaatmadja, 2012, hlm.168).

3. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan

penelitian oleh pakar yang profesional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahap akhir ini dapat dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan deraajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.

4. Key Respondent Review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa mitra

peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya (Wiriaatmadja, 2012, hlm.171).

5. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi

data lain yang berhasil dikumpulkan (Wiriaatmadja, 2012, hlm.170).

I. Interpretasi Data

Data yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan teori atau aturan yang diperoleh antara peneliti dan guru. Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses pembelajaran, dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih baik sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya. Ada beberapa hal yang akan dilakukan peneliti yaitu :

a. mendeskripsikan perencanaan tindakan


(35)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru d. menganalisis hasil observasi aktivitas siswa

J. Rumus Persentase

Menggunakan penskoran peneliti juga menggunakan pengelolaan analisis data kuantitatif menggunakan rumus menurut Komalasari (2011, hlm.156) yang menuliskan cara untuk menghitung perolehan skor dapat dilakukan dengan rumus seperti di bawah ini :

Perhitungan rata-rata (persentase) = Jumlah Skor Kelompok X 100% Jumlah Skor Maksimal

Dengan keterangan konversi rata-rata (Persentase) Kurang : 0% - 33,3%

Cukup : 33,4% - 66,6% Baik : 66,7% - 100%


(36)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian yang kemudian data tersebut diproses, diolah, dan dianalisis yang kemudian direfleksi terhadap pelaksanaan tindakan, maka diperoleh kesimpulan umum bahwa penerapan model

Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII C SMP Negeri 40 Bandung. Disamping kesimpulan umum di atas, penulis juga merumuskan kesimpulan khusus sebagai berikut :

1. Perencanaan yang dilakukan guru untuk mempersiapkan pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Meliputi penyusunan skenario pembelajaran dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa. Yang sekiranya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam mata pelajaran IPS. Dengan langkah-langkah Problem Based Learning

(PBL) yang harus dilakukan oleh siswa, hal yang penting dalam pembelajaran Problem Based Learning adalah melakukan setiap langkah demi langkah tersebut, karena langkah tersebut dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Pemilihan sebuah masalah pun, sangat penting dalam proses pembelajaran. Masalah yang diangkat adalah masalah yang nyata dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, agar siswa dapat memahami secara mendalam. Dalam berpikir dan dapat menggunakan pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya sebagai pengalaman untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian, menyiapkan materi dari berbagai sumber yang ada dan media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk ikut belajar. Dalam tahapan perencanaan ini tidak hanya mempersiapkan kelengkapan itu


(37)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saja, namun seperti mempersiapkan instrumen penelitian, lembar observasi, dan lembar wawancara juga penting dalam penelitian. 2. Pada tahap pelaksanaannya dari penerapan model Problem Based

Learning (PBL) dalam pembelajaran IPS banyak hal yang harus

diperhatikan. Seperti kondisi kelas, guru harus bisa mengkondisikan kelas agar kelas tersebut sudah siap dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kemudian pengelolaan waktu dan kelas dalam pelaksanaan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan teratur guru harus memperhatikan pengelolaan waktu dan kelas. Hal yang terpenting salah satunya adalah dalam melaksanakan langkah-langkah Problem Based Learning di kelas, dalam menerapkan langkah-langkah PBL di kelas guru harus sudah memahami dengan baik apa yang harus dilakukan pada setiap langkah-langkah yang ada di PBL. Karena jika seorang guru sudah memahaminya maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik, dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan baik dan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, karena di dalamnya memuat masalah atau kasus yang membutuhkan daya analisis melalui proses berpikir yang terstruktur dengan mengacu pada langkah-langkah PBL. Sehingga siswa mampu memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah evalusi, pada siklus pertama ini evaluasi yang digunakan adalah dengan teknik penilaian individu dan penilaian kelompok. Teknik penilaian individu adalah penilaian terhadap aktivitas belajar siswa secara individu baik itu aktivitas di luar lingkungan kelompok maupun aktivitas di dalam kelompok. Sedangkan penilaian kelompok dilakukan terhadap kekompakkan dan kesiapan kelompok dalam kegiatan diskusi dan juga dari kualitas tugas kelompok yang dibuat.


(38)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kendala yang dihadapi saat penerapan Problem Based Learning (PBL) sangat beragam diantaranya adalah : a) guru terlihat kaku pada saat penerapan langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) karena terlalu fokus pada skenario pembelajaran, b) langkah-langkah Problem

Based Learning (PBL) terkadang masih tidak terstruktur, c) masih

banyak siswa yang acuh tak acuh pada saat proses pembelajaran mengakibatkan proses pembelajaran kurang kondusif.

4. Upaya untuk menanggulangi kendala dalam penerapan model Problem

Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPS antara lain adalah : a)

guru mampu berimprofisasi dalm lebih lepas dalam proses pembelajaran tetapi tetap tidak menyimpang dari perencanaan, b) laksanakan langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) secara berurutan agar proses pelaksanaannya menjadi lebih baik dan hasil yang diinginkan bisa tercapai, c) guru membagi siswa dalam kelompok secara random, jadi siswa yang rajin dapat memotivasi temannya yang tidak paham dalam pembelajaran IPS. guru menstimulus siswa agar lebih aktif, kreatif dan kritis dalam proses pembelajaran dengan memberikan reward yang berupa penambahan nilai.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang perlu penulis sampaikan untuk memperbaiki penelitian-penelitian berikutnya yaitu:

1. Bagi Guru

a. Hendaknya mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik dan matang agar dalam pelaksanaannya di kelas dapat berjalan dengan benar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(39)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Hendaknya guru meningkatkan pemahaman, konsep, karakteristik, langkah-langkah, serta evaluasi dari model Problem Based

Learning (PBL) sehingga penerapannya dalam pembelajaran IPS

dapat lebih optimal dan efisien dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

c. Guru hendaknya dapat lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator dalam pembelajaran IPS.

d. Dalam penerapan model Problem Based Learning (PBL) memerlukan waktu yang lebih banyak. Sehingga, guru atau peneliti harus dapat mengalokasikan waktu secara baik. salah satunya itu dengan cara setiap kelompok menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan di dalam kertas selebar dengan memberi nama anggota kelompoknya, kemudian guru sebagai pengontrol proses pembelajaran harus bisa mengatur proses diskusi dengan tegas dan baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya membaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajari bai dari buku maupun dari sumber lainnya.

b. Siswa diharapkan dapat ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran IPS yang dilakukan dapat lebih menyenangkan, interaktif serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

c. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan pemecahan masalahnya sehingga mampu menyikapi berbagai situasi apapun dengan cara yang tepat.

3. Bagi Peneliti

Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi penelitian berikutnya dan sebagai referensi bagi para


(40)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru dalam menerapkan model secara variatif demi melanjutkan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.


(41)

141

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Dwi (2013) Penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan kerjasama Dalam Mata

Pelajaran IPS. (Proposal Program Sekolah Sarjana). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Al-Muchtar, Suwarma (2007) Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung SPS: UPI

Amir, M. Taufiq. (2009)Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based

Learning : Bagaimana Pendidikan Memberdayakan Pembelajaran Era

Pengetahuan. Jakarta : Kencana Prenanda Media Group.

Arends Richards, I. (2008)Belajar Untuk Mengajar. Edisi ketujuh Alih Bahasa Oleh Helly Prayitno dan Sri Mulyantini Prayitno dari judul

Learning to teach. Seven edition. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2002) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Ernawati. (2003). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.

(Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Harjanto. (2003) Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Herlina, Ai, Erna. (2011). Pengaruh Upacara Hajat Sasasih Terhadap Nilai

Moral Kewarganegaraan. (Skripsi Program Sekolah Sarjana).

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hersanti, Winda. (2013) Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII G SMP

Negeri 29 Bandung. (Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ichtiara, Ira. (2012)Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah-Masalah Sosial Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Pada

Pembelajaran IPS Kelas VIII SMPN 8 Sumedang). (Tesis Program


(42)

142

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kasendra, Denden. (2012) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Penelitian

Tindakan Kelas XI IPA 6 di SMA Negeri 3 Bandung).(Skripsi Program

Sekolah Sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komalsari, K. (2010) Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan Aplikasi). Bandung : Refika Aditama.

Komalasari, K. (2011) Media Pembelajaran IPS. Bandung : Program Studi Pendidikan IPS UPI.

Nurmala, Eka. (2010) Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Pemhaman Konsep Kedaulatan Rakyat Dalam

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (Skripsi Program Sekolah

Sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rahalat, Aminah. (2012) Penerapan Pendekatan Problem Based Learning Dalam Membentuk Sikap Mahasiswa Tentang Penyelesaian Konflik

Sosial. (Tesis Program Sekolah Magister). Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Rusmono. (2012) Strategi Pembelajaran dengn Problem Based Learning Itu

Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia.

Russefendi, E.T. (1991) Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa

khususnya dalam pengajaran Matematika. Bandung : Tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina. (2009) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kecana Prenanda Media Group.

Sanjaya, Wina. (2010) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kecana Prenanda Media Group.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sapriya. (2012) Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sari, Kartika. (2012) Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan

Memecahkan Masalah HAM Pada Mata Pelajaran PKn. (Skripsi


(43)

143

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV.Alfabeta.

Soerjono, S (2003) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali

Sutisna, Asep. (2011) Pengaruh Penerapan Metode Problem Based Learning

Terhadap Hasil Belajar Siswa. (Tesis Program Sekolah Magister).

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja,Rochiati. (2012) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Wulandari, Tia (2013) Penerapan Pembelajaran IPS Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Karater Rasa Ingin Tahu (Curiousty) Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII B SMP

Pasundan 6 Bandung). (Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Vyrgin, Regina (2013) Penerapan Metode Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII B SMP Negeri 10

Bandung).(Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas Pendidikan


(1)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kendala yang dihadapi saat penerapan Problem Based Learning (PBL) sangat beragam diantaranya adalah : a) guru terlihat kaku pada saat penerapan langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) karena terlalu fokus pada skenario pembelajaran, b) langkah-langkah Problem

Based Learning (PBL) terkadang masih tidak terstruktur, c) masih

banyak siswa yang acuh tak acuh pada saat proses pembelajaran mengakibatkan proses pembelajaran kurang kondusif.

4. Upaya untuk menanggulangi kendala dalam penerapan model Problem

Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPS antara lain adalah : a)

guru mampu berimprofisasi dalm lebih lepas dalam proses pembelajaran tetapi tetap tidak menyimpang dari perencanaan, b) laksanakan langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) secara berurutan agar proses pelaksanaannya menjadi lebih baik dan hasil yang diinginkan bisa tercapai, c) guru membagi siswa dalam kelompok secara random, jadi siswa yang rajin dapat memotivasi temannya yang tidak paham dalam pembelajaran IPS. guru menstimulus siswa agar lebih aktif, kreatif dan kritis dalam proses pembelajaran dengan memberikan reward yang berupa penambahan nilai.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang perlu penulis sampaikan untuk memperbaiki penelitian-penelitian berikutnya yaitu:

1. Bagi Guru

a. Hendaknya mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan

baik dan matang agar dalam pelaksanaannya di kelas dapat berjalan dengan benar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(2)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Hendaknya guru meningkatkan pemahaman, konsep, karakteristik,

langkah-langkah, serta evaluasi dari model Problem Based

Learning (PBL) sehingga penerapannya dalam pembelajaran IPS

dapat lebih optimal dan efisien dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

c. Guru hendaknya dapat lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya

sebagai fasilitator, motivator dan evaluator dalam pembelajaran IPS.

d. Dalam penerapan model Problem Based Learning (PBL)

memerlukan waktu yang lebih banyak. Sehingga, guru atau peneliti harus dapat mengalokasikan waktu secara baik. salah satunya itu dengan cara setiap kelompok menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan di dalam kertas selebar dengan memberi nama anggota kelompoknya, kemudian guru sebagai pengontrol proses pembelajaran harus bisa mengatur proses diskusi dengan tegas dan baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya membaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajari bai dari buku maupun dari sumber lainnya.

b. Siswa diharapkan dapat ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran IPS yang dilakukan dapat lebih menyenangkan, interaktif serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

c. Siswa diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan pemecahan

masalahnya sehingga mampu menyikapi berbagai situasi apapun dengan cara yang tepat.

3. Bagi Peneliti

Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi penelitian berikutnya dan sebagai referensi bagi para


(3)

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru dalam menerapkan model secara variatif demi melanjutkan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.


(4)

141

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Dwi (2013) Penerapan metode pembelajaran kooperatif model jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan kerjasama Dalam Mata

Pelajaran IPS. (Proposal Program Sekolah Sarjana). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Al-Muchtar, Suwarma (2007) Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS.

Bandung SPS: UPI

Amir, M. Taufiq. (2009)Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based

Learning : Bagaimana Pendidikan Memberdayakan Pembelajaran Era

Pengetahuan. Jakarta : Kencana Prenanda Media Group.

Arends Richards, I. (2008)Belajar Untuk Mengajar. Edisi ketujuh Alih Bahasa Oleh Helly Prayitno dan Sri Mulyantini Prayitno dari judul

Learning to teach. Seven edition. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2002) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Ernawati. (2003). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.

(Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Harjanto. (2003) Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Herlina, Ai, Erna. (2011). Pengaruh Upacara Hajat Sasasih Terhadap Nilai

Moral Kewarganegaraan. (Skripsi Program Sekolah Sarjana).

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hersanti, Winda. (2013) Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII G SMP

Negeri 29 Bandung. (Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ichtiara, Ira. (2012)Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah-Masalah Sosial Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Pada

Pembelajaran IPS Kelas VIII SMPN 8 Sumedang). (Tesis Program


(5)

142

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kasendra, Denden. (2012) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Penelitian

Tindakan Kelas XI IPA 6 di SMA Negeri 3 Bandung).(Skripsi Program

Sekolah Sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komalsari, K. (2010) Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan Aplikasi). Bandung : Refika Aditama.

Komalasari, K. (2011) Media Pembelajaran IPS. Bandung : Program Studi Pendidikan IPS UPI.

Nurmala, Eka. (2010) Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Pemhaman Konsep Kedaulatan Rakyat Dalam

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (Skripsi Program Sekolah

Sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rahalat, Aminah. (2012) Penerapan Pendekatan Problem Based Learning Dalam Membentuk Sikap Mahasiswa Tentang Penyelesaian Konflik

Sosial. (Tesis Program Sekolah Magister). Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Rusmono. (2012) Strategi Pembelajaran dengn Problem Based Learning Itu

Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia.

Russefendi, E.T. (1991) Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa

khususnya dalam pengajaran Matematika. Bandung : Tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina. (2009) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kecana Prenanda Media Group.

Sanjaya, Wina. (2010) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kecana Prenanda Media Group.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sapriya. (2012) Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sari, Kartika. (2012) Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan

Memecahkan Masalah HAM Pada Mata Pelajaran PKn. (Skripsi


(6)

143

Fanny Nurul Jannah, 2014

Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Ips

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV.Alfabeta.

Soerjono, S (2003) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali

Sutisna, Asep. (2011) Pengaruh Penerapan Metode Problem Based Learning

Terhadap Hasil Belajar Siswa. (Tesis Program Sekolah Magister).

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja,Rochiati. (2012) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Wulandari, Tia (2013) Penerapan Pembelajaran IPS Berbasis Masalah

(Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Karater Rasa Ingin Tahu (Curiousty) Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII B SMP

Pasundan 6 Bandung). (Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Vyrgin, Regina (2013) Penerapan Metode Mind Mapping untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII B SMP Negeri 10

Bandung).(Skripsi Program Sekolah Sarjana). Universitas Pendidikan