Kajian Jumlah Benih per Lubang Tanam dan Paket Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Varietas Vima-1.

(1)

i

KAJIAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

DAN PAKET PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

VARIETAS VIMA-1

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh

I Putu Panca Diantara Putra NIM. 1005105058

KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 12 Mei 2016 Yang menyatakan

I Putu Panca Diantara Putra NIM. 1005105058


(3)

iii

ABSTRAK

I Putu Panca Diantara Putra. NIM 1005105058. Kajian Jumlah Benih per Lubang Tanam dan Paket Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Varietas Vima-1. Dibimbing oleh : Dr. Ir. Gede Wijana, MS. dan Ir. Ketut Kartha Dinata, MS.

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Rendahnya hasil disebabkan belum dilakukan teknik budidaya yang semestinya, diantaranya jumlah benih per lubang tanam dan pemberian pupuk.

Penelitian bertujuan untuk menentukan jumlah benih per lubang tanam dan pupuk terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1. Penelitian dilaksanakan di Banjar Basangbe, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, bulan Oktober - Desember, 2014.

Penelitian di rancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok secara faktorial. Faktor pertama jumlah benih per lubang tanam (1, 2, 3 benih), sedangkan faktor kedua pemberian pupuk ( pupuk organik padat kompos, pupuk kimia urea + TSP + KCl, pupuk organik cair biourin, pupuk organik padat kompos + pupuk kimia urea + TSP + KCl, pupuk organik padat kompos + pupuk organik cair biourin, pupuk kimia urea + TSP + KCl + pupuk organik cair biourin).

Pertumbuhan kacang hijau varietas Vima-1 terutama tinggi tanaman dan jumlah daun dipengaruhi secara sangat nyata oleh jumlah benih per lubang tanam dan paket pupuk. Perlakuan jumlah benih per lubang tanam dan paket pupuk berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap komponen hasil terutama jumlah polong dan jumlah biji per tanaman pada kacang hijau varietas Vima-1. Perlakuan jumlah benih per lubang tanam mempengaruhi sebagian besar komponen pertumbuhan tanaman dan komponen hasil kacang hijau. Hasil tertinggi pada penanaman tiga benih per lubang tanam yaitu 3,67 ton/ha berat kering oven. Kata kunci : kacang hijau, jumlah benih per lubang tanam dan pupuk.


(4)

iv

ABSTRACT

I Putu Panca Diantara Putra. NIM 1005105058. Study of the number of the amount of seed a hole planting and packages fertilizer on growth and yield of mung bean (vigna radiata L.) Varieties Vima-1. Supervised by Dr. Ir. Gede Wijana, MS. And Ir. Ketut Kartha Dinata, MS.

Mung bean (Vigna radiata L.) is one of bean plant – nuts for many consumption in Indonesia. The low product was’nt cultivation techniques that supposed to, including the amount of seed each hole planting and fertilizer giving them.

The study aims to determine the amount seed hole the planting and fertilizer best to the growth and yield of mung bean varieties vima-1. Research carried out in Subak Basangbe, Perean Kangin village, Baturiti – Tabanan, in October – December, 2014.

The study was designed using a factorial randomized block design. The first factor the amount of seed a hole planting (1, 2, 3 seed), factor two of fertilizer (organic fertilizer compost, fertilizer chemical urea + TSP + KCl, organic fertilizer liquid biourin, organic fertilizer compost and fertilizer chemical urea + TSP + KCl, organic fertilizer compost and organic fertilizer liquid biourin, fertilizer chemical urea + TSP + KCl and organic fertilizer liquid biourin).

The growth of mung bean varieties Vima-1 is mainly of plant height and number of leaves affected very real by the number of seeds planting hole and fertilizer package. Treatment of the amount of seed planting hole and fertilizer packages to very significant effect on yield components, especially the number of pods and number of seeds of plants on mung bean varieties Vima-1. Treatment of the amount of seed planting hole affects most of the components of plant growth and yield components of mung bean. The highest yield on three planting seeds per hole that is 3,67 t / ha dry weight oven.

Keywords : mung bean, amount of seed hole planting, fertilizer .


(5)

v

RINGKASAN

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau mempunyai arti yang strategis karena menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan serta sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Tanaman kacang hijau mengandung amilum, protein, besi, belerang, kalsium, lemak, mangan, magnesium, niasin, dan vitamin (B1, A, dan E). Kebutuhan akan kacang hijau semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Disisi lain produksi kacang hijau yng dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pengembangan kacang hijau harus terus diupayakan dan ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan tersebut dan tentunya akan berdampak pula pada peningkatan pendapatan petani dan menggerakan kegiatan perekonomian di wilayah pedesaan.

Populasi tanaman pada budidaya kacang hijau perlu diperhatikan, diantaranya jumlah benih per satuan luas. Kerapatan tanaman sangat mempengaruhi hasil atau produksi tanaman. Hal ini terkait dengan tingkat kompetisi antar tanaman dalam memperoleh cahaya, air, ruang, serta unsur hara. Kerapatan tanaman dapat diatur dengan penggunaan jumlah benih yang tepat. Penggunaan jumlah benih yang tepat akan memberikan hasil akhir yang baik, selain itu lebih efisien dalam penggunaan lahan (Harjadi, 2002). Pemberian pupuk melalui tanah dan daun adalah cara penyediaan hara bagi tanaman. Menurut Siswadi (2006) tanaman kacang hijau perlu pemupukan, sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk memacu pertumbuhan dan hasil.


(6)

vi

Selama ini petani masih jarang memperhatikan populasi atau jumlah benih per lubang tanam dan juga pemupukan. Petani dalam budidaya kacang hijau dilakukan dengan menyebar benih setelah panen padi dan tanpa jarak tanam yang pasti, dan penggunaan pupuk masih jarang dilakukan. Dalam rangka pengembangan teknik budidaya kacang hijau yang baik, maka perlu dikaji populasi tanaman melalui pengaturan jumlah benih per lubang tanam dan dilengkapi dengan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik yang diberikan secara tunggal atau dikombinasikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah benih per lubang tanam dan paket pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) varietas vima-1. Penelitian telah di lakukan di Banjar Basangbe, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, dari bulan Oktober sampai Desember, 2014. Alat yang digunakan antara lain alat-alat pertanian, alat tulis (buku dan pulpen), oven, dan alat ukur berat (timbangan) . Bahan-bahan yang digunakan anatara lain benih kacang hijau varetas Vima-1, pupuk organik padat (kompos), pupuk organik cair (biourin), pupuk kimia (urea, TSP, KCl).

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan yang disusun secara faktorial. Perlakuan yang diuji terdiri dari dua faktor yaitu :

Faktor pertama adalah jumlah benih per lubang tanam (B) terdiri dari : B1 = satu benih per lubang tanam

B2 = dua benih per lubang tanam B3 = tiga benih per lubang tanam


(7)

vii

Faktor kedua adalah paket pupuk organik dan kimia (P) terdiri dari : Po = pupuk organik padat (kompos 2,5 ton/ha)

Pk = pupuk kimia (100 kg urea/ha + 100 kg TSP/ha + 75 kg KCl/ha) Pc = pupuk organik cair (bio urin 100 liter/ha)

PoPk = pupuk organik padat + pupuk kimia PoPc = pupuk organik padat + pupuk organik cair PkPc = pupuk kimia + pupuk organik cair

Percobaan ini terdiri atas 18 unit perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperlukan 54 petak percobaan.

Persiapan lahan dilakukan dengan menggemburkan tanah dengan traktor kemudian dibagi menjadi tiga blok dan masing-masing blok dibagi lagi menjadi 18 petak dengan ukuran petakan 3 m x 2 m. Tinggi guludan 25 cm, jarak antar petak 50 cm dan jarak antar blok (ulangan) 1 m. Penanaman benih dilakukan secara tugal sedalam ± 3 cm dengan jarak tanam 20 cm x 30 cm sehingga pada setiap petak percobaan terdapat 100 tanaman. Benih dimasukan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 benih per lubang, 3 benih per lubang dan 4 benih per lubang dan setelah 14 hari dilakukan penjarangan dengan mempertahankan 1, 2, dan 3 tanaman per lubang tanam.

Penyiraman dilakukan sebelum tanam dengan tujuan membasahi tanah dengan cara mengaliri air pada lahan yang sudah digemburkan dan menjadi petakan. Selanjutnya penyiraman disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Pemupukan dengan pupuk organik padat (kompos) dilakukan tiga hari sebelum tanam dengan cara mencampurkan pupuk organik pada petakan dengan dosis 1,5 kg/petak. Pupuk kimia diberikan sebanyak tiga kali yaitu, pertama pada


(8)

viii

saat tanam, kedua diberikan pada umur 14 hst dan ke tiga diberikan pada umur 28 hst dengan dosis masing-masing sepertiga bagian (60 g urea/petak + 60 g TSP/petak + 45 g KCl/petak). Bio urin diberikan tiga kali pada umur 14, 28, dan 54 hst dengan cara menyemprot tanaman dan tanah dengan dosis sepertiga bagian (60 ml/petak).

Penanganan terhadap hama dan penyakit dilakukan bila ditemukan pada tempat percobaan. dan penggunaan pestisida dilakukan apabila serangan hama tidak dapat dikendalikan.

Panen dilakukan sekali bila polong telah berwarna hitam atau coklat serta telah kering dan mudah pecah. Dengan cara memetik tandan polong masing-masing tanaman sampel.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

Perlakuan jumlah benih per lubang tanam dan paket pupuk berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap komponen hasil terutama jumlah polong dan jumlah biji per tanaman pada kacang hijau varietas Vima-1.

Secara tunggal perlakuan jumlah benih per lubang tanam mempengaruhi sebagian besar pertumbuhan tanaman dan komponen hasil kacang hijau. Hasil tertinggi ditemukan pada penanaman tiga benih per lubang tanam yaitu 3,67 ton/ha berat kering oven.


(9)

ix

Kajian Jumlah Benih per Lubang Tanam dan paket Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Varietas Vima-1

I Putu Panca Diantara Putra NIM. 1005105058

Menyetujui, Pembimbing I

Dr. Ir. Gede Wijana, MS. NIP.19610707 1986031 001

Pembimbing II

Ir. Ketut Kartha Dinata, MS. NIP. 19511231198003 1 008

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP : 19630515 198803 1 001


(10)

x

KAJIAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

DAN PAKET PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

VARIETAS VIMA-1

Dipersiapkan dan diajukan oleh

I Panca Diantara Putra NIM. 1005105058

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada tanggal 12 Mei 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Uiversitas Udayana No : 82/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 12 Mei 2016 Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Ir. I Ketut Arsa Wijaya, M.Si Anggota : Ir. I Wayan Wiraatmaja, M.P Ir. I Gusti Ngurah Raka, MS. Ir. Ketut Kartha Dinata, MS. Dr. Ir. Gede Wijana, MS.


(11)

xi

RIWAYAT HIDUP

I Putu Panca Diantara Putra lahir di Tabanan 22 Juni 1992. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan I Ketut Murca dengan Ni Ketut Suryati. Pendidikan dasar ditempuh di SD N 2 Perean Kangin (1998-2004). Kemudian melanjutkan ke SMP N 2 Baturiti (2004-2007). Pendidikan sekolah lanjutan tingkat kejuruan ditempuh di SMK N 1 Denpasar (2007-2010). Penulis, melalui ujian masuk perguruan tinggi negeri tahun 2010 dan diterima di Universitas Udayana Bali melalui jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) pada Program Studi Agroekoteknologi konsentrasi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.


(12)

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas berkat, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul “Kajian Jumlah Benih per Lubang Tanam dan Paket Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L) Varietas Vima-1” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Konsentrasi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ir. Nyoman Rai, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS., selaku ketua program studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas segala fasilitas dan arahannya.

3. Prof. Dr. Ir. I Nengah Netera Subadiyasa, MS, selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberi semangat.

4. Dr. Ir. Gede Wijana, MS. dan Ir. Ketut Kartha Dinata, MS. selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan kesabarannya.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Pertanian Unud terutama staf pengajar Konsentrasi Agronomi dan Hortikultura Unud.

6. Kedua orang tua, I Ketut Murca, dan Ni Ketut Suryati atas dukungan moril dan materiilnya.


(13)

xiii

7. Teman-teman Agroekoteknologi, khususnya Konsentrasi Agronomi dan Hortikultura angkatan 2010 dan 2011, terimakasih atas kebersamaannya. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat, terutama bagi mereka yang memerlukan informasi berkaitan dengan penelitian ini.

Denpasar, 12 Mei 2016

Penulis


(14)

xiv

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

RINGKASAN ... v

HALAMAN PERSETUJUAN ... ix

TIM PENGUJI ... x

RIWAYAT HIDUP ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau ... 5

2.2 Morfologi Tanaman Kacang Hijau ... 6


(15)

xv

2.4 Populasi Tanaman ... 7

2.5 Pemupukan ... 8

BAB III BAHAN DAN METODELOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 10

3.2 Alat dan Bahan ... 10

3.3 Perlakuan dan Rancangan ... 10

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 11

3.4.1 Penyiapan lahan ... 11

3.4.2 Penanaman ... 12

3.4.3 Penyiraman ... 12

3.4.4 Pemupukan ... 12

3.4.5 Pengendalian hama dan penyakit ... 13

3.4.6 Penen ... 13

3.5 Variabel Pengamatan ... 13

3.6 Analisis Data ... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN 4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 22

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 26

5.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

4.1 Signifikansi jumlah benih per lubang tanam (B), paket pupuk (P) dan interaksinya (B x P) ... 17 4.2 Pengaruh interaksi antara jumlah benih per lubang tanam dan paket

pupuk terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun ... 18 4.3 Pengaruh jumlah benih per lubang tanam dan paket pupuk terhadap

luas daun dan indeks luas daun ... 19 4.4 Pengaruh interaksi antara jumlah benih per lubang tanam dan paket

pupuk terhadap jumlah polong dan jumlah biji ... 20 4.5 Pengaruh jumlah benih per lubang tanam dan paket pupuk terhadap

brangkasan dan berat biji ... 21 4.6 Pengaruh jumlah benih per lubang tanam dan paket pupuk terhadap


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

3.1 Denah tata letak penelitian di lapangan satu ulangan ... 11 3.2 Grafik pengaruh jumlah benih per lubang tanam terhadap berat kering


(18)

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau mempunyai arti yang strategis karena menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan serta sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Tanaman kacang hijau mengandung amilum, protein, besi, belerang, kalsium, lemak, mangan, magnesium, niasin, dan vitamin (B1, A, dan E). Kebutuhan akan kacang hijau semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Disisi lain produksi kacang hijau yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu maka pengembangan kacang hijau harus terus diupayakan dan ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan tersebut dan tentunya akan berdampak pula pada peningkatan pendapatan petani dan menggerakan kegiatan perekonomian di wilayah pedesaan.

Upaya-upaya pengembangan kacang hijau dilakukan melalui peningkatan luas areal tanam, panen dan produktivitas, nilai tambah dan daya saing. Daerah-daerah sentra kacang hijau yang selama ini menurun luas tanamnya bahkan mengalihkan kekomoditas lain perlu diarahkan dan dibimbing untuk menanam kembali kacang hijau (Mustakim, 2014).

Populasi tanaman pada budidaya kacang hijau perlu diperhatikan, diantaranya jumlah benih per lubang tanam. Kerapatan tanaman sangat mempengaruhi hasil atau produksi tanaman. Hal ini terkait dengan tingkat kompetisi antar tanaman dalam memperoleh cahaya, air, ruang, serta unsur hara.


(19)

2 Kerapatan tanaman dapat diatur dengan penggunaan jumlah benih yang tepat. Penggunaan jumlah benih yang tepat akan memberikan hasil akhir yang baik, selain itu lebih efisien dalam penggunaan lahan (Harjadi, 2002). Semakin ditingkatkan populasi maka diperlukan ketersedian hara yang mencukupi. Pemberian pupuk melalui tanah dan daun adalah cara penyediaan hara bagi tanaman. Menurut Siswadi (2006) tanaman kacang hijau perlu pemupukan, sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk memacu pertumbuhan dan hasil.

Berdasarkan asal bahan baku pembuatan pupuk, dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik dan anorganik (pupuk kimia). Lahan yang baik adalah yang mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Tanaman kacang hijau membutuhkan unsur makro seperti N, P dan K, juga unsur lainnya (Mustakim, 2014).

Selama ini petani masih jarang memperhatikan populasi atau jumlah benih per lubang tanam dan juga pemupukan. Petani dalam budidaya kacang hijau dilakukan dengan menyebar benih setelah panen padi dan tanpa jarak tanam yang pasti. Demikian juga dengan pemupukan masih jarang dilakukan. Dalam rangka pengembangan teknik budidaya kacang hijau yang baik, maka perlu dikaji populasi tanaman melalui pengaturan jumlah benih per lubang tanam dan dilengkapi dengan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk an-organik yang diberikan secara tunggal atau dikombinasikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang

pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) melalui kajian jumlah


(20)

3

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh jumlah benih per lubang tanam terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.

2. Bagaimana pengaruh pupuk organik dan kimia terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.

3. Bagaimana pengaruh kombinasi pupuk organik dan kimia terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah benih per lubang tanam terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.

2. Untuk mengetahuai pengaruh pupuk terbaik terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.

3. Untuk mengetahui pengaruh paket pupuk terbaik terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.

1.4 Hipotesis

1. Diduga jumlah 2 benih per lubang tanam mampu memberikan

pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan 1 benih per lubang dan 3 benih per lubang.

2. Diduga pupuk organik memberikan hasil yang baik terhadap tanaman


(21)

4

3. Terjadi interaksi antara jumlah benih per lubang tanam dengan paket

pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.


(22)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau

Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan merupakan sumber protein yang baik, dengan kandungan protein berkisar antara 20 - 35 %. Kacang-kacangan juga merupakan sumber lemak, vitamin, mineral dan serat pangan (dietary protein). Kadar serat kacang-kacangan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu mencegah berbagai penyakit rendah serat (Astawan, 2009).

Tanaman kacang hijau termasuk (famili) Leguminosaceae yang memiliki

banyak varietas. Kedudukan kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospremae

Klass : Dicotyledonae

Ordo : Leguminales

Familia : Leguminosaceae

Genus : Phaseolus

Spesies : Vigna radiata L.


(23)

6

2.2 Morfologi Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar, sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang kearah bawah.

Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerah-merahan. Batang tumbuh tegak mencapai ketinggian 30-110 cm dan cabang menyebar. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal.

Daun tanaman kacang hijau terdiri dari 3 helaian (trifoliat) dan letaknya bersilang. Tangkai daunnya cukup panjang dari daun. Daunnya berwarna hijau muda sampai hijau tua ( Andrianto dan Indarto 2004).

Bunga kacang hijau berkelamin sempurna (hermaprodite), berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu.

Kacang hijau memiliki buah yang berbentuk polong, dengan panjang 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 butir biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi coklat kehitaman (Marzuki dan Soeprapto 2004).


(24)

7 Biji kacang hijau lebih kecil dibandingkan biji kacang-kacangan lainnya, warna biji kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap dan beberapa ada yang berwarna kuning, coklat dan hitam.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya, tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan indikator di daerah sentra produsen tersebut keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25o C – 27o C dengan kelembaban udara 50-80%, curah hujan antar 50-200 mm/bulan dan cukup mendapat sinar matahari (tempat terbuka ). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi hasil kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanaman pada musim kering (kemarau) yang rataan curah hujannya rendah.

Tanaman kacang hijau memerlukan tanah yang gembur, banyak mengandung humus, aerase dan drainase baik. Tanaman kacang hijau menghedaki tanah yang tidak terlalu berat, artinya tidak terlalu banyak mengandung liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau.

2.4 Populasi Tanaman

Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam dan jumlah benih per lubang yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi


(25)

8 utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang dan luas daun. Apabila jumlah cabang sedikit, maka jumlah daun juga menjadi sedikit. Hal tersebut berkaitan langsung dengan luas daun seluruh tanaman. Menurut Sitompul dan Guritno (1995), daun sangat berperan dalam pemanenan cahaya yang bermanfaat dalam proses fotosintesis.

Pengaturan kepadatan tanaman merupakan suatu cara yang sederhana untuk mengatur cahaya yang diterima oleh tanaman (Janick, et al., 1969 dalam asro’ Laelani Indrayanti. 2010). Umumnya hasil yang meningkat per satuan luas akan tercapai dengan kepadatan yang tinggi, karena penggunaan cahaya secara maksimal pada awal pertumbuhan, tetapi akhirnya sifat tiap-tiap individu menurun karena persaingan cahaya dan faktor-faktor tumbuh lain, dalam hal ini respon ditunjukkan dengan menurunnya ukuran tanaman atau bagian lainnya. Sumpena (2007) menyatakan bahwa jumlah benih per lubang sangat menentukan hasil mentimum. Kepadatan populasi tanaman yang tinggi akan mempengaruhi petumbuhan tanaman dan pada akhirnya penampilan tanaman secara individu akan menurun karena persaingan dalam intersepsi radiasi sinar matahari, absorbsi air dan unsur hara serta pengambilan CO2 dan O2.

2.5. Pemupukan

Pupuk organik (kompos) merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. seperti bungkil, guano, tepung tulang dan sebagainya. Pupuk organik berasal dari bahan organik yang mengandung segala macam unsur (baik makro maupun mikro).


(26)

9 Hanya saja, ketersediaan unsur tersebut biasanya dalam jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai dengan ciri-ciri :

1. Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah diserap tanaman.

2. Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah.

3. Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat

arang.

Pupuk kimia (Urea) adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea merupakan pupuk nitrogen yang paling mudah dipakai. Pupuk ini mudah larut didalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah dipakai.


(1)

3. Terjadi interaksi antara jumlah benih per lubang tanam dengan paket pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau varietas Vima-1.


(2)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau

Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan merupakan sumber protein yang baik, dengan kandungan protein berkisar antara 20 - 35 %. Kacang-kacangan juga merupakan sumber lemak, vitamin, mineral dan serat pangan (dietary protein). Kadar serat kacang-kacangan mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu mencegah berbagai penyakit rendah serat (Astawan, 2009).

Tanaman kacang hijau termasuk (famili) Leguminosaceae yang memiliki banyak varietas. Kedudukan kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisio : Spermatophyta Subdivisi : Angiospremae Klass : Dicotyledonae Ordo : Leguminales Familia : Leguminosaceae Genus : Phaseolus Spesies : Vigna radiata L.


(3)

2.2 Morfologi Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar, sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang kearah bawah.

Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelatan atau kemerah-merahan. Batang tumbuh tegak mencapai ketinggian 30-110 cm dan cabang menyebar. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal.

Daun tanaman kacang hijau terdiri dari 3 helaian (trifoliat) dan letaknya bersilang. Tangkai daunnya cukup panjang dari daun. Daunnya berwarna hijau muda sampai hijau tua ( Andrianto dan Indarto 2004).

Bunga kacang hijau berkelamin sempurna (hermaprodite), berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu.

Kacang hijau memiliki buah yang berbentuk polong, dengan panjang 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 butir biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda


(4)

Biji kacang hijau lebih kecil dibandingkan biji kacang-kacangan lainnya, warna biji kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap dan beberapa ada yang berwarna kuning, coklat dan hitam.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya, tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan indikator di daerah sentra produsen tersebut keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25o C – 27o C dengan kelembaban udara

50-80%, curah hujan antar 50-200 mm/bulan dan cukup mendapat sinar matahari (tempat terbuka ). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi hasil kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanaman pada musim kering (kemarau) yang rataan curah hujannya rendah.

Tanaman kacang hijau memerlukan tanah yang gembur, banyak mengandung humus, aerase dan drainase baik. Tanaman kacang hijau menghedaki tanah yang tidak terlalu berat, artinya tidak terlalu banyak mengandung liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau.

2.4 Populasi Tanaman

Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam dan jumlah benih per lubang yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi


(5)

utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukan bahwa semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang dan luas daun. Apabila jumlah cabang sedikit, maka jumlah daun juga menjadi sedikit. Hal tersebut berkaitan langsung dengan luas daun seluruh tanaman. Menurut Sitompul dan Guritno (1995), daun sangat berperan dalam pemanenan cahaya yang bermanfaat dalam proses fotosintesis.

Pengaturan kepadatan tanaman merupakan suatu cara yang sederhana untuk mengatur cahaya yang diterima oleh tanaman (Janick, et al., 1969 dalam asro’ Laelani Indrayanti. 2010). Umumnya hasil yang meningkat per satuan luas akan tercapai dengan kepadatan yang tinggi, karena penggunaan cahaya secara maksimal pada awal pertumbuhan, tetapi akhirnya sifat tiap-tiap individu menurun karena persaingan cahaya dan faktor-faktor tumbuh lain, dalam hal ini respon ditunjukkan dengan menurunnya ukuran tanaman atau bagian lainnya. Sumpena (2007) menyatakan bahwa jumlah benih per lubang sangat menentukan hasil mentimum. Kepadatan populasi tanaman yang tinggi akan mempengaruhi petumbuhan tanaman dan pada akhirnya penampilan tanaman secara individu akan menurun karena persaingan dalam intersepsi radiasi sinar matahari, absorbsi air dan unsur hara serta pengambilan CO2 dan O2.

2.5. Pemupukan

Pupuk organik (kompos) merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. seperti


(6)

Hanya saja, ketersediaan unsur tersebut biasanya dalam jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai dengan ciri-ciri :

1. Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah diserap tanaman.

2. Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah.

3. Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat arang.

Pupuk kimia (Urea) adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea merupakan pupuk nitrogen yang paling mudah dipakai. Pupuk ini mudah larut didalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah dipakai.