MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI MESIN BUBUT KELAS XI SMK NEGERI 1 BALIGE.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI MESIN BUBUT

KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK N 1 BALIGE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

SUPRIANDO MARJUKI SINAMBELA

5103121040

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang terus membimbing kita dijalan kebenaran sepanjang masa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Dalam penulisan skripsil ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Benyamin Situmorang, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran- saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik UNIMED.

3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UNIMED.

4. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh staff jurusan Teknik Mesin UNIMED yang telah mendidik sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik.

6. Bg Forcenly, Bg Arisman, Bg Riduan, Bg Parman, Bg Rinto, Bg Marsinar, Chandra Aritonang, dan Parno Mahulae yang menjadi teman-teman istimewa penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

7. Teman- teman Teknik Mesin seperjuangan angkatan 2010 dan abang- abang stambuk, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

8. Dan yang paling istimewa kekasihku tercinta, Anastasia Cristin Maranata Manurung yang selalu memberikan perhatian dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Dan yang paling akhir adalah kedua orangtua saya yang luarbiasa R. Sinambela/P. br. Sigalingging, kedua abang saya Chandra dan Adi, dan ketiga adiksaya tercinta Dores, Sartika dan Ifan yang selalu mendukung dengan doa, moril dan material selama penulis menyelesaikan studi.Demikianlah ucapan terima kasih penulis, semoga Tuhan Yesus Kristus selalu memberikan rahmatNya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini. Penulis selalu berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi pengajaran teknik mesin pada khususnya.. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2015

Supriando M Sinambela NIM. 5103121040


(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Massalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 8

1. Hakikat Hasil Belajar Mesin Bubut ... 8

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 11

3. Aktivitas Belajar ... 12

4. Upaya Peningkatan Hasil Belajar ... 13

5. Pengertian Dan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

6. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 17

7. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ( Numbered Head Together) ... 18

B. Penelitian Yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 23

D. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 25

B. Jenis Penelitian ... 25

C. Subjek Dan Objek Penelitian ... 25

D. Mekaisme Dan Rancangan Penelitian ... 26


(7)

1. Siklus I ... 27

2. Siklus II ... 30

F. Definisi Operasional Variabel ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian... 33

1. Teknik Pengumpulan Data ... 33

2. Instrumen Penelitian ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 38

I. Simpulan Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I ... 41

A. Permasalahan ... 41

B. Alternatif Pemecahan Masalah I ... 43

C. Pelaksanaan Tindakan I ... 45

D. Observasi I ... 46

E. Analisis Data I ... 48

F. Refleksi I ... 52

2. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus II ... 53

A. Permasalahan II ... 53

B. Alternatif Pemecahan Masalah II ... 54

C. Pelaksanaan Tindakan II ... 55

D. Observasi II ... 56

E. Analisis Data II... 59

F. Refleksi II ... 61

B. Pembahasan Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA... ... 68 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

Tabel 2. Data Nilai Te Awal ... 44

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 52

Tabel 4. Data Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I ... 53

Tabel 5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I ... 54

Tabel 6. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siswa THB I ... 54

Tabel 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 61

Tabel 8. Data Nilai Teshasil Belajar Siklus II ... 62

Tabel 9. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II ... 63

Tabel 10. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Pada Siswa THB II ... 64

Tabel 11. Deskripsi Tingkat Kemampuan Iswa Setiap Siklus ... 66


(9)

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT Siklus I ... 70

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT Siklus II ... 72

Lampiran 3 Data Nilai Tes Awal Siswa... 74

Lampiran 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 75

Lampiran 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 76

Lampiran 6 Lembar Observasi PTK Komponen Aktivitas Siswa Siklus I ... 77

Lampiran 7 Lembar Observasi PTK Komponen Aktivitas Siswa Siklus II ... 78

Lampiran 8 Analisis Evaluasi Tes Hasil Belajar Siklus I ... 79

Lampiran 9 Analisis Evaluasi Tes Hasil Belajar Siklus II ... 80

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 81

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 83

Lampiran 12 Nama-Nama Siswa Kelas XI TP-1 ... 85

Lampiran 13 Soal Tes Awal ... 86

Lampiran 14 Kunc Jawaban Tes awal ... 87

Lampiran 15 Tes Hasil Belajar Siklus I ... 89

Lampiran 16 Tes Hasil Belajar Siklus II ... 92

Lampiran 17 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 95


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk menentukan perkembangan individu baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka diperlukan peranan pendidikan sehingga terwujudnya individu yang berintelektual dan berkarakter sesuai dengan cita-cita Bangsa dan Negara. Oleh sebab itu pendidikan sangat dibutuhkan, agar pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung sesuai yang diharapkan. Maka perlu mendapatkan perhatian semua pihak melalui Departemen Pendidikan Nasional pemerintah telah mencanangkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini. Beberapa langkah nyata yang diambil pemerintah antaranya perubahan kurikulum dalam kurun waktu tertentu dengan berbagai bentuk dan model hingga kurikulum yang diberlakukan sekarang yaitu Kurikulum 2013 yang memberikan peluang kepada guru dan siswa untuk mengembangkan potensinya.

”Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya”. Belajar siswa tersebut tergantung tinggi rendahnya minat belajar siswa. Jika minat belajar siswa tinggi, maka belajar siswa menjadi efektif dan efisian serta bermakna bagi mereka namun sebaliknya jika minat belajar merek rendah, belajar siswa tersebut tidak efektif dan efisien seta tidak bermakna bagi mereka.

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus


(11)

belajar baik ada atau tidak ada guru. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya baik dari aspek kognitif, psikomotorik, dan efektif. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat normal.

Pelaksanaan pengajaran yang dilakukan guru-guru di sekolah SMK N 1 Balige dilakukan sebagai mana guru-guru SMK lainnya, dimana siswa diarahkan sedemikian rupa, sehingga mau tidak mau siswa dituntut untuk memenuhi ketentuan yang telah diterapkan dan ditetapkan oleh pihak sekolah terutama dalam plajaran mesin bubut.

Pelajaran mesin bubut merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi atau diminati para siswa terutama dikelas XI SMK N 1 Balige. Padalah minat sangatlah penting menentukan seseorang untuk menekuni pelajaran disekolah dan pembelajaran mesin bubut mempunyai peran yang sangat penting bagi lulusan SMK Permesinan untuk siap diterjunkan kedunia kerja.

Kurangnya minat belajar siswa dikelas XI SMK N 1 Balige terhadap mata pelajaran mesin bubut dikarenaka sebagian siswa beranggapan kalau pelajaran mesin bubut itu pelajaran yang rumit dan memeras otak. Ini dapat dilihat dari sikap dan pola tingkah laku siswa pada saat pembelajaran mesin bubut banyak yang gelisah dan tidak tenang, pandangan siswa tidak fokus dan cenderung melihat samping kiri samping kanan, setiap guru menenerangkan materi ajar siswa selalu acuh tak acuh dan siswa cenderung ramai sndiri, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Ketika guru meminta siswa mengerjakan soal,


(12)

kebanyakan siswa tidak berusaha mencari penyelesaian soal itu tetapi lebih senang menunggu guru untuk memberi penyelesaian soal tersebut. Siswa cenderung diam jika diberi pertanyaan oleh guru. Ketika guru memberi ksempatan untuk bertanya, siswa tidak bertanya walaupun mereka belum memahami tentang materi yang telah diajarkan. Apabila guru memberi tugas, banyak siswa yang hanya menyontek dari pekerjaan temannya, dan mengobrol dengan temannya bahkan ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk atau mengganggu temannya selama dalam proses pembelajaran.

Masalah timbul disebabkan karena pengajaran guru yang masih bersifat konvensional dan selalu menggunakan metode yang bersifat ceramah yang tidak melibatkan siswa, kurangnya kesempatan siswa dalam mengemukakan pendapat bahkan hampir tidak ada, seringkali guru lagsung memberi tugas, pengelolaan suasana pembelajaran yang terjadi dalam kelas kurang tepat, penjelasan guru yang selalu rancu sehingga siswa tidak paham mengenai materi yang disampaikan guru, kurangnya kemampuan guru untuk menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat belajar tersebut berpengaruh pada prestasi belajar siswa, yang dibuktikan dengan perolehan nilai ulangan siswa secara indinidu masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (KKM = 70). Pada tahun 2011 hasil belajar Mesin Bubut siswa kelas XI TP1 ketuntasan KKM masih mencapai 63%. Pada tahun 2012 ketuntasan KKM masih mencapai 65%, dan pada tahun 2013 ketuntasan KKM masih mencapai 64%. Demikian dengan ketuntasan secara klasikal dimana siswa yang memperoleh ketuntasan belum mencapai 70% atau nilai rata-rata klasikal masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.


(13)

Maka dalam proses pembelajaran berlangsung, guru harus mampu membangkitkan minat belajar siswa, karena tanpa minat bealajar tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan efektif da efisien. Guru sangat perlu memperhatikan siswa yang minat belajarnya sangat rendah dengan demikian guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat sehingga siswa boleh mendapatkan pembelajaran yang lebih baik, menyenangkan, dan bermakna. Menurut Winkel (2007:28) “Dengan belajar yang terarah dan terpimpin, anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang

mengantarkannya kedewasaan”.

Mulai diterapkannya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) kegiatan pembelajaran selalu berpusat pada siswa, maka disini guru lebih bersifat sebagai fasilitator atau motivator yang dapat membuat suasana pembelajaran yang dilakukan dikelas tetap hidup dan bermakna. Dalam hal ini salah satu upaya guru untuk membuat suasana kelas tetap hidup serta membangkitkan minat belajar siswa dan memotivasi siswa dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran mesin bubut adalah dengan menggunakan atau menerapkan model kerja kelompok. Kerja kelompok dapat merangsang siswa dalam berpikir dan mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri.

Setelah peneliti melakukan wawancara dan juga diskusi dengan guru yang bersangkutan, dalam hal ini guru mata pelajaran teknik pemesinan bubut ada strategi pembelajaran yang bisa mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Salah satunya mengubah metode belajar yang lama dengan sebuah model pembelajaran yang baru yang bisa membuat proses belajar mengajar di dalam kelas lebih menarik.


(14)

Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian mengenai Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Together (NHT) pada pelajaran mesin bubut di SMK N 1 Balige Kab.Tobasa T.P 2014/2015. Dimana nantinya peneliti dan juga guru mata pelajaran yang bersangkutan berkolaborasi dalam menerapkan model pembelajaran NHT tersebut di dalam kelas. Hal ini juga lah yang menjadi alasan peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai jenis penelitian yang digunakan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang berkaitan dengan rendahnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran mesin bubut dikelas XI SMK N 1 Balige yang telah dikemukakan sebelumnya, maka ada beberapa masalah teridentifikasi, yaitu:

1. Hasil belajar siswa pada pelajaran mesin bubut masih rendah. Ini ditandai dengan nilai yang diperoleh siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan yang ditetapkan, yaitu 70.

2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional dan selalu bersifat ceramah.

3. Kurangnya kesempatan siswa dalam mengemukakan pendapat bahkan hampir tidak ada.

4. Pengelolaan suasana dalam pembelajaran yang terjadi dalam kelas belum tepat.


(15)

5. Aktifitas belajar siswa lebih cenderung kepada mendengar dan menerima informasi pengetahuan dari guru (pasif). Sehingga dalam proses pembelajaran berlangsung ada siswa yang mau mendengar penjelasan guru dan banyak yang membuat kesibukan masing-masing.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti perlu membatasi agar penelitian dapat lebih terarah. Masalah yang dibatasi itu adalah pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran mesin bubut yang belum mencapai KKM (masih rendah).

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka perumusan dalam penelitian masalah ini adalah : Apakah setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered Head Together (NHT) minat dan hasil belajar siswa SMK N 1 Balige pada mata pelajaran mesin bubut akan meningkat.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK N 1 Balige pada pelajaran mesin bubut dengan menerapkan model pembelajaran Koooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT).

F. Manfaat Penelitian


(16)

1. Menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. 2. Agar guru (peneliti) dapat meningkatkan strategi pengelolaan di kelas saat

pembelajaran khususnya pembelajaran mesin bubut, guru (peneliti) dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelasnya dan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan minat serta menambah wawasan tentang model pembelajaran tentang Koooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT).

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi sekolah untuk meningkatkan pemahaman tentang fungsi penelitian tindakan kelas.


(17)

BAB V

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil dan pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi teknik pemesinan bubut yakni aktivitas siswa secara keseluruhan pada siklus I memperoleh nilai pesrsentase 60,41% (kategori kurang aktif) dan pada siklus II menjadi 79,16% (kategori aktif).

2. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa tes hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rta-rata kelas pada siklus I sebesar 62,05 dan meningkat pada siklus II menjadi 74,57 sehingga diperoleh peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 12,52. Selain itu diperoleh peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 11 orang (31,42%), yaitu dari 20 orang siswa (57,14%) pada siklus 1 meningkat menjadi 31 orang siswa (88,57%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 88,57% sudah mencukupi syrat ketuntasan klasikal yaitu > 80 % siswa yang mencapai tes hasil belajar ≥ 70.

B. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :


(18)

1. Kepada guru teknik pemesinan bubut hendaknya mulai menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik pemesinan bubut siswa.

2. Kepada guru teknik pemesinan bubut diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami oleh guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. 3. Kepada siswa SMK Negeri 1 Balige disarankan agar lebih berani dan aktif

dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide dalam diskusi dan berani untuk menanyakn hal-hal yang kurang dipahami kepada guru dalam pembelajaran teknik pemesinan bubut demi menambah pengetahuan secara maksimal. 4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang

sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang sesuai.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Aqib Zainal. (2003). Model-model, Meddia, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif). Bandung: Yrama Widya

Arikunto, S. (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Dimiyanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. (2012). Buku pedoman penulisan proposal dan skripsi mahasiswa program studi pendidikan. Medan: FT unimed.

Harahap, Fitri. M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Nergi Di Kelas XI SMA N 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.

Hutagaol, H. (2013). Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT Pada Materi Pokok Listrikdinamis Kelas XI SMA Negeri 1 Tigalingga Tahun Ajaran 2013/2014. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.

Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA. Ibrahim. (2011). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.

Ishjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar Kagen, S. (1993). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman. (2010). Media Pedidikan. Jakarta: Rajawali Press. Siantar, L. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta


(20)

Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunardi. (2010). Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Minat Belajar IPA Fisika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas VIII1 SMP Negeri 1 Sungai Lilin Tahun Ajaran

2009/2010. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Tarsito. Winkel. (1987). Aktivitas Dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.


(1)

5. Aktifitas belajar siswa lebih cenderung kepada mendengar dan menerima informasi pengetahuan dari guru (pasif). Sehingga dalam proses pembelajaran berlangsung ada siswa yang mau mendengar penjelasan guru dan banyak yang membuat kesibukan masing-masing.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti perlu membatasi agar penelitian dapat lebih terarah. Masalah yang dibatasi itu adalah pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran mesin bubut yang belum mencapai KKM (masih rendah).

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka perumusan dalam penelitian masalah ini adalah : Apakah setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered Head Together (NHT) minat dan hasil belajar siswa SMK N 1 Balige pada mata pelajaran mesin bubut akan meningkat.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK N 1 Balige pada pelajaran mesin bubut dengan menerapkan model pembelajaran Koooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT).

F. Manfaat Penelitian


(2)

1. Menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. 2. Agar guru (peneliti) dapat meningkatkan strategi pengelolaan di kelas saat

pembelajaran khususnya pembelajaran mesin bubut, guru (peneliti) dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelasnya dan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan minat serta menambah wawasan tentang model pembelajaran tentang Koooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT).

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi sekolah untuk meningkatkan pemahaman tentang fungsi penelitian tindakan kelas.


(3)

BAB V

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil dan pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi teknik pemesinan bubut yakni aktivitas siswa secara keseluruhan pada siklus I memperoleh nilai pesrsentase 60,41% (kategori kurang aktif) dan pada siklus II menjadi 79,16% (kategori aktif).

2. Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa tes hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rta-rata kelas pada siklus I sebesar 62,05 dan meningkat pada siklus II menjadi 74,57 sehingga diperoleh peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 12,52. Selain itu diperoleh peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 11 orang (31,42%), yaitu dari 20 orang siswa (57,14%) pada siklus 1 meningkat menjadi 31 orang siswa (88,57%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 88,57% sudah mencukupi syrat ketuntasan klasikal yaitu > 80 % siswa yang mencapai tes hasil belajar ≥ 70.

B. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :


(4)

1. Kepada guru teknik pemesinan bubut hendaknya mulai menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik pemesinan bubut siswa.

2. Kepada guru teknik pemesinan bubut diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami oleh guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. 3. Kepada siswa SMK Negeri 1 Balige disarankan agar lebih berani dan aktif

dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide dalam diskusi dan berani untuk menanyakn hal-hal yang kurang dipahami kepada guru dalam pembelajaran teknik pemesinan bubut demi menambah pengetahuan secara maksimal. 4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang

sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang sesuai.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Aqib Zainal. (2003). Model-model, Meddia, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif). Bandung: Yrama Widya

Arikunto, S. (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Dimiyanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. (2012). Buku pedoman penulisan proposal dan skripsi mahasiswa program studi pendidikan. Medan: FT unimed.

Harahap, Fitri. M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Nergi Di Kelas XI SMA N 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.

Hutagaol, H. (2013). Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT Pada Materi Pokok Listrikdinamis Kelas XI SMA Negeri 1 Tigalingga Tahun Ajaran 2013/2014. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.

Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA. Ibrahim. (2011). Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.

Ishjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar Kagen, S. (1993). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman. (2010). Media Pedidikan. Jakarta: Rajawali Press. Siantar, L. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta


(6)

Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunardi. (2010). Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Minat Belajar IPA Fisika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas VIII1 SMP Negeri 1 Sungai Lilin Tahun Ajaran

2009/2010. Medan: Skripsi FMIPA Unimed.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Tarsito. Winkel. (1987). Aktivitas Dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

1 17 95

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI KIMIA SISWA KELAS XI IPA 3 SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG

0 1 10