MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL. (STUDI KASUS PADA ANAK PINGGIRAN REL KERETA API JALAN SALAK MEDAN).
MOTIVASI BELAJAR ANAK
PADA KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL
(Studi Kasus Pada Anak Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Salak Medan)SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh :
EKO HARYANTO
071211310028
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
MOTIVASI BELAJAR ANAK
PADA KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL
(Studi Kasus Pada Anak Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Salak Medan)SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh :
EKO HARYANTO
071211310028
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(3)
(4)
(5)
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur hanya bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia kepada setiap hamba-Nya, termasuk kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motivasi Belajar Anak Pada Keluarga Pekerja Sektor Informal. (Studi Kasus Pada Anak Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Salak Medan)”. Dengan dukungan dan kasih sayang dari kedua orang tua yang sangat saya cintai, saya mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda (Bambang Purwantara dan Khadijah), yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang dan didikan yang luar biasa. Dan adik-adikku tercinta yaitu Dwi Chandra Handoko dan Tri Budi Prasetyo yang selalu memberikan warna keceriaan dalam kehidupan hingga saat ini.
Dalam proses penyelesaian skripsi, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S. sebagai Pembantu Dekan I FIP sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PLS FIP Unimed. 5. Bapak Dr. Sudirman, S.E, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PLS. 6. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd. sebagai dosen pembimbing akademik.
(6)
iii
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan dan seluruh staff pegawai Jurusan PLS.
8. Kepada teman-teman PLS seluruhnya, mulai dari kakak senior hingga adik-adik junior dan khususnya untuk sahabat seperjuangan PLS 2007.
9. Kepada Kak Dosriana Bakara, S.Sos. selaku pembina Dian Bersinar Foundation sekaligus kakak angkat saya, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi. Semua kisah pengalamannya dapat memberikan titik terang dalam kebuntuan. “Keep focus! I will remember it.”
10. Kepada seluruh sahabat relawan di Dian Bersinar Foundation. Semoga semakin solid dan terus berkarya memajukan anak bangsa.
11. Kepada seluruh awak kru UKM. Pers Mahasiswa Kreatif Unimed, Relawan Armada Trainer TIK (AT-TIK SUMUT), IMADIKLUS dan Komunitas lainnya yang telah memberikan berbagai pengalaman di luar kuliah.
12. Kepada Bang Anca, Bang Arif, Bang Ahmad, Bang Rudi, Suci Arsih, Winda Sriana, Andi Petta, Kak Surya, Kak Ayu, dan para sahabat dekat yang tak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih banyak untuk semua yang telah kalian berikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca khususnya bagi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Amin.
Medan, Januari 2013 Penulis
EKO HARYANTO NIM. 071211310028
(7)
i
ABSTRAK
Eko Haryanto. NIM. 071211310028. Motivasi Belajar Anak Pada Keluarga Pekerja Sektor Informal. (Studi kasus pada anak pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan). Januari 2013
Penelitian ini dilakukan di pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan, salah satu daerah pemukiman kumuh di Kota Medan. Permasalahan penelitian adalah tingkat motivasi belajar anak-anak yang tinggal di daerah pinggir rel kereta api. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar anak dari keluarga pekerja sektor informal di daerah pinggir rel kereta api Jalan Salak Medan.
Winkels dalam Ali Imron (1996:87) mengatakan bahwa “motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak fisik dalam diri anak yang menimbulkan kegiatan belajar, serta menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai tujuan.” Dilihat dari (1) motivasi ekstrinsiknya meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang tua terhadap motivasi belajar anak, (2) motivasi instrinsiknya meliputi bentuk-bentuk belajar yang dilakukan anak.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah seluruh anak yang orang tuanya berprofesi pada sektor informal yang tinggal di daerah pinggir rel kereta api sebanyak 20 responden. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu observasi dan angket dengan menggunakan rumus P=F/N x 100%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motivasi ekstrinsik pada anak diperoleh sebesar 44,44% (kurang baik) dan (2) motivasi instrinsik anak diperoleh 62,5% (baik). Hasil temuan lainnya adalah anak-anak yang tinggal di Jalan Salak mengikuti bimbingan belajar setelah pulang sekolah, dengan adanya bimbingan ini motivasi belajar anak dapat terbantu, mengarahkan anak-anak untuk terus giat belajar dan menggantikan peran orang tua membimbing belajar anaknya di rumah.Selain peran dari pendidikan sekolah dan non formal sebaiknya orang tua juga memperhatikan perkembangan belajar dan kasih sayang terhadap anaknya, karena pengaruh dari lingkungan terhadap motivasi belajar anak lebih besar daripada motivasi belajar dari dalam diri anak.
(8)
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ……… ii
DAFTAR ISI ………... iv
DAFTAR TABEL ………... vi
DAFTAR GAMBAR………... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Identifikasi Masalah ……….. 5
C. Batasan Masalah ………... 5
D. Rumusan Masalah ………. 5
E. Tujuan Penelitian ………... 6
F. Manfaat Penelitian ……… 6
Manfaat Praktis ………. 6
Manfaat Teoritis ……… 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori ………. 7
1. Pengertian Motivasi Belajar……… 7
1.1 Pengertian Motivasi...……….. 7
1.2 Pengertian Belajar...………. 8
1.3 Pengertian Motivasi Belajar...……….. 10
1.4 Aspek-aspek Motivasi Belajar...……….. 11
1.5 Ciri-ciri Motivasi Belajar...……….. 13
1.6 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...……….. 14
1.7 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...………. 19
1.8 Fungsi Motivasi Belajar...……….... 23
2. Pengertian Pekerja Sektor Informal ……… 24
3. Pola Pengasuhan Anak dalam Keluarga ………. 26
(9)
v BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……….. 30
B. Subjek Penelitian………... 30
C. Operasional Variabel Penelitian……… 30
D. Alat Pengumpulan Data ……… 31
E. Teknik Analisis Data ……… 32
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 34
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian………... 35
C. Pembahasan ………... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.……… 64
B. Saran. ……….. 65 DAFTAR PUSTAKA
(10)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-Kisi Angket………... 32
Tabel 2.1 : Usia Responden……….... 36
Tabel 2.2 : Pekerjaan Orang Tua Responden………. 37
Tabel 2.3 : Jenis Kelamin Respnden……….. 38
Tabel 2.4 : Tingkat Pendidikan Responden……….... 38
Tabel 3.1 : Frekuensi Orang Tua Menyuruh Anak untuk Belajar……... 39
Tabel 3.2 : Bantuan Orang Tua Dalam Belajar Anak………. 39
Tabel 4.1 : Kondisi Rumah………... 40
Tabel 4.2 : Pemenuhan Fasilitas Belajar………. 41
Tabel 5 : Perhatian Orang Tua Terhadap Perolehan Nilai Anak…….. 42
Tabel 6 : Penghargaan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak……….... 42
Tabel 7 : Dorongan Pergi Sekolah………... 43
Tabel 8 : Dorongan Mengikuti Kegiatan Belajar di Luar Sekolah….. 43
Tabel 9.1 : Keinginan Anak Untuk Bersekolah……….. 44
Tabel 9.2 : Pendidikan Dalam Pandangan Anak……….... 44
Tabel 9.3 : Aktivitas Mengikuti Pembelajaran di Sekolah... 45
Tabel 9.4 : Keinginan Untuk Mendapatkan Prestasi……….. 45
Tabel 9.5 : Keadaan Absen atau Bolos di Sekolah………. 46
Tabel 9.6 : Perhatian Anak Terhadap Guru Saat Pembelajaran……….. 46
Tabel 10.1 : Keikutsertaan Anak Membantu Orang Tua Mencari Nafkah... 47
Tabel 10.2 : Alokasi Waktu Belejar Dengan Waktu Bekerja………….. 48
Tabel 10.3 : Keadaan Anak Belajar di Rumah……… 48
Tabel 10.4 : Penyelesaian Pekerjaan Rumah (PR)……….. 49
Tabel 11 : Intensitas Waktu Belajar Anak di Rumah………... 49
Tabel 12 : Kesulitan Dalam Mengikuti Pembelajaran di Sekolah... 50
Tabel 13 : Kegiatan Diskusi Belajar Kelompok di Rumah………..… 50
Tabel 14 : Kegiatan Diskusi Belajar di Sekolah.………. 51
Tabel 15.1 : Kegiatan Belajar di Luar Sekolah………... 52
Tabel 15.2 : Kesenangan Mengikuti Pembelajaran di Luar Sekolah…... 52
Tabel 15.3 : Pandangan Terhadap Bimbingan Belajar Membantu Permasalahan Belajar………... 53
Tabel 16 : Motivasi Ekstrinsik... 54
(11)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak-anak adalah masa anak untuk belajar, bermain dan awal masa pertumbuhannya. Motivasi belajar anak merupakan landasan awal untuk mendorong anak belajar sehingga dapat tumbuh, berkembang, dan mencapai prestasi belajar yang baik.
Motivasi belajar anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternalnya. Selain dari motivasi dari dalam diri untuk belajar, peran keluarga juga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Lingkungan keluarga menjadi media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak terutama pada pendidikannya.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini (1992: 19), keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak.
Keluarga adalah kunci dalam keharmonisan juga terhadap pola pikir anak sendiri, dimana anak tergantung kendali orang tua. Anak akan tumbuh dengan sifat dan sikap yang ditanamkan oleh orang tua. Bila sifat dan sikap yang ditanamkan baik maka anak akan tumbuh berkembang baik dan sebaliknya.
(12)
2
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pembentukan kepribadian anak serta memberikan pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikannya. Salah satu dari peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Perhatian orang tua berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang tidak mudah untuk diatasi. Seringkali menjadi penghambat dan sumber masalah dalam pencapaian pendidikan secara layak. Tingginya angka pengangguran dan rendah lapangan pekerjaan, serta tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, membuat para orang tua memilih bekerja pada sektor informal yang tidak membutuhkan keahlian khusus dan tidak menuntut persyaratan kerja seperti jenjang pendidikan dan lainnya. Umumnya masyarakat yang bekerja pada sektor informal memiliki pendapatan yang minim, jam kerja yang tidak tentu, hingga masalah tempat tinggal dan pendidikan anak tidak dapat terpenuhi secara layak.
Keberadaan ekonomi yang sulit, membuat para orang tua sering melibatkan anaknya untuk berperan mencari uang, guna mencukupi kebutuhan hidup dan kelangsungan pendidikan anak-anak mereka. Kebanyakan dari orang tua pekerja sektor informal dan anak-anaknya mengandalkan penghasilan dari jalanan, karena dianggap lebih mudah dan cepat mendapatkan uang.
Keberadaan anak-anak di jalanan, membuat waktu mereka banyak tersita mencari uang di jalan sehingga kurang mendapat perhatian dari keluarga. Selain
(13)
3
itu menyebabkan anak mengalami berbagai permasalahan dalam hidupnya, mulai dari psikologisnya, kelelahan fisik, pola hidup yang tak teratur dan pembagian waktu belajar yang sulit untuk dilakukan. Sehingga banyak anak tidak termotivasi untuk bersekolah atau melanjutkan pendidikannya, walaupun kebanyakan orang tua menginginkan anaknya bersekolah.
Keterbatasan orang tua dalam membimbing dan pola asuh terhadap anak-anaknya dikarenakan pendidikan orang tua yang rendah, waktu bersama keluarga sangat minim dan komunikasi antara orang tua dan anak sangat jarang, dan keterbatasan ekonomi dalam pemenuhan fasilitas belajar anak-anaknya, hal tersebut tentu mempengaruhi motivasi anak untuk belajar.
Pemenuhan sarana belajar anak merupakan pendorong anak untuk melakukan belajar, meskipun bukan menjadi suatu ukuran mutlak untuk perwujudan peningkatan motivasi belajar. Sarana fisik dapat berpengaruh positif bagi peningkatan motivasi belajar anak apabila dimanfaatkan secara efektif. Sementara pada orang tua yang berekonomi rendah, tentu akan mengalami kesulitan dalam memenuhi fasilitas belajar anaknya, karena lebih mementingkan kebutuhan hidup sehari-hari daripada kepentingan untuk belajar anak-anaknya.
Selain itu, kondisi lingkungan rumah juga mempengaruhi kemauan anak untuk belajar di rumah. Keadaan rumah yang nyaman akan membuat anak mudah berkonsentrasi untuk belajar, tetapi jika keadaan rumah tidak nyaman akan sebaliknya. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, sebagian besar masyarakat memanfaatkan lahan kosong dipinggir kota, pinggir rel ataupun pinggir sungai menjadi tempat tinggal mereka (bangunan liar), rumah yang tidak memiliki izin dan tak sedikit masyarakat yang tak terdaftar dalam kependudukan.
(14)
4
Adapun pemukiman kumuh di Kota Medan antara lain di Kampung Baru, Kampung Aur, pinggir rel kereta api Mandala, Kelurahan I Sei Rengas, pinggir rel kereta api Jalan Salak, Martapura dan masih banyak lagi. Dalam penelitian ini, penulis tertarik pada daerah pingiran rel kereta api Jalan Salak Medan, karena letaknya yang strategis berada di pusat kota, permasalahan yang kompleks dan kondisi lingkungan yang kurang baik.
Kondisi lingkungan mempengaruhi semangat dan motivasi anak untuk belajar di rumah. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar anak antara lain suasana rumah yang gaduh atau ribut dan semrawut, tegang dan ribut serta sering terjadi pertengkaran antar anggota atau dengan keluarga lain sehingga menyebabkan anak menjadi bosan di rumah dan suka keluar rumah akibatnya belajarnya menjadi kacau. Ditambah lagi pemukiman tempat tinggal di pinggir lintasan rel kereta api yang sempit dan akrab dengan barang bekas (sampah plastik). Walaupun mereka sudah terbiasa akan kondisi tersebut, namun tetap saja untuk melakukan pembelajaran di rumah sangat sulit.
Aktivitas anak-anak yang orang tuanya bekerja pada sektor informal di daerah Jalan Salak Medan menjadi sorotan bagi penulis karena banyak dari anak-anak tersebut bersekolah formal dan aktif membantu orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan hidup. Banyak anak-anak yang akhirnya harus putus sekolah kemudian mengikuti jejak orang tuanya bekerja pada sektor informal, dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang sulit tidak dapat melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya, pengaruh lingkungan tempat tinggal yang buruk, perhatian dan dorongan orang tua terhadap pendidikan anak yang kurang baik.
(15)
5
Dari uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang
“Motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal. Studi kasus pada
anak di pinggiran rel kereta api di Jalan Salak Medan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah yaitu:
1. Rendahnya penghasilan orang tua untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak.
2. Faktor ekonomi keluarga yang sulit, memaksa anak untuk bekerja membantu orang tua setiap harinya sehingga mereka tidak memiliki banyak waktu untuk belajar.
3. Keterbatasan orang tua dalam membantu belajar anak di rumah.
4. Faktor lingkungan yang mempengaruhi motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka
peneliti membatasi masalah penelitian pada “Motivasi belajar anak pada keluarga
pekerja sektor informal di pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah seberapa kuat motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal di daerah pinggir rel kereta api Jalan Salak Medan?
(16)
6
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi tujuan adalah untuk mendeskripsikan tingkat motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal di daerah pinggir rel kereta api Jalan Salak Medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak pinggir rel, serta membantu penulisan karya ilmiah yang dalam hal ini adalah skripsi. b. Bagi kalangan akademis, untuk bahan masukan meningkatkan kualitas
pendidikan melalui pemberian motivasi belajar bagi anak-anak yang kurang beruntung.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan baik pemerintah maupun swadaya masyarakat, khususnya Dian Bersinar Foundation sebagai tempat penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar anak. b. Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk mengasuh dan
membimbing anak-anaknya dalam mengikuti pembelajaran baik di sekolah maupun di luar persekolahan.
c. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan peneliti lain yang ingin meneliti masalah yang sama.
(17)
65
BAB V
SIMPULAN & SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di pemukiman daerah pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan, tentang motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Motivasi ekstrinsik yang meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh orang tua dalam memotivasi belajar anak seperti bimbingan orang tua dalam kegiatan belajar anak diperoleh 48,35%, fasilitas dan pemenuhan kebutuhan belajar di rumah diperoleh 42,5%, dan memantau perkembangan anak dalam belajar 36,25%, sehingga dapat dirangkum menjadi aktvitas-aktivitas yang dilakukan orang tua dalam memotivasi belajar anak dinyatakan 44,4% (kurang termotivasi).
2. Motivasi instrinsik yang meliputi bentuk-bentuk belajar yang dilakukan anak motivasi belajar anak di rumah diperoleh 34%, dimana masih dinyatakan kurang termotivasi. Namun untuk motivasi belajar di sekolah diperoleh 62,55%, dan motivasi belajar mengikuti pembelajaran di luar sekolah diperoleh 88,35%, hal ini menunjukkan motivasi yang sangat termotivasi. Sehingga dapat dirangkum bahwa bentuk-bentuk belajar yang dilakukan anak mempengaruhi motivasi anak untuk belajar dinyatakan 62,5% (termotivasi).
(18)
65
B. Saran
Anak-anak merupakan masa keemasannya untuk belajar. Anak bukan untuk melakukan pekerjaan orang dewasa, seharusnya orang tua tidak melibatkan anak-anaknya untuk bekerja mencukupi kebutuhan keluarga. Jika terus berlanjut, justru menciptakan berbagai permasalahan terhadap perkembangan anak, baik psikologis maupun fisiknya.
Perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, sangat menentukan bagaimana kedekatan seorang anak pada keluarganya. Dalam pola asuh anak, keluarga menjadi bagian terpenting dalam perkembangan psikologis anak. Adapun upaya yang dilakukan orang tua sudah baik, yaitu memasukkan dan memotivasi anaknya ke bimbingan belajar di rumah belajar yang ada disekitar tempat tinggal mereka.
Akan tetapi perhatian orang tua terhadap motivasi belajar anak juga harus ditingkatkan lagi, sehingga anak terus giat untuk belajar, hal ini guna meningkatkan pengetahuan dan prestasi. Semakin giat anak untuk belajar maka semakin baik pula prestasi yang akan diraih.
Dian Bersinar Foundation, sebagai lembaga sosial yang menjadi sarana / wadah anak untuk melakukan belajar di luar sekolah untuk terus berperan aktif membantu menumbuhkembangkan motivasi anak.
Kepada pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak yang kurang mampu untuk pendidikannya, seperti pemberian beasiswa, menggratiskan biaya pendidikan bagi anak kurang mampu, dan memberikan fasilitas belajar kepada anak-anak yang kurang mampu. Kemudian memberikan pengertian kepada para orang tua bahwa pendidikan itu penting.
(19)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986. Pekerja Sektor Informal di Indonesia. Jakarta : Biro Pusat Statistik.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Ali Imron.1996. Evaluasi Pengajaran di Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia
Bagong, Suyanto. 2000. Pekerja Anak, Masalah, Kebijakan dan Upaya Penanganannya. Surabaya : Lutfansah Mediatama.
Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Sosial dan Kependudukan Sumatera Utara. Hasil Susenas. Jakarta : PS.
BAPEMNAS. Online. http://www.tempo interaktif.go.id. (diakses 06 Mei pukul 18: 15 WIB).
Data BPS. 2008.online. dalam http://www.pemkomedan. go.id/selayang/kepen- dudukan.diakses pada 06 Mei 2012, pukul 18.15 WIB.
Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendikan Nasional. Semarang : Aneka Ilmu.
Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Cetakan Pertama. Jakarta : Rineka Cipta Dmiyati. 2002. Psikologi Belajar. Bandung : Puspa Swara.
Effendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja, dan Kemiskinan. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Ertanto, Kirik. Online. dalam www.kunci. or.id/htm diakses pada 20 Februari 2012, pukul 22.45 WIB.
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspaswara.
ILO.1993. “Development of the Rural Informal Sectors : Policies and Strategies
(A Discussion Paper)”. Makalah dalam Asian Sub-regional seminar on
Employment Policies for the rural Informal sector in East and Southeast Asia, 24-28 May, Yogyakarta.
Kartono Kartini. 1992. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta : Rajawali Press Cet.Ke-2.
(20)
Luthfi, Asrizal. 2008. Kemiskinan Kota dan Sektor Informal, (http://id.acehinstitute.org/index.php?view=article&catid=23%3Aseja rah-dan-perubahan-sosial&id=242%3Akemiskinan-kota-dan-sektor informal&tmpl=component&print=1&page=&option=comcontent&Ite mid=35&5012663a399d8501cca34a5c0b4f005a=ad29002223fc32ed52 e190696a463b8a).
Manning, Chris. 1987. ”Penyerapan Tenaga Kerja dan Pedesaan Jawa: Pelajaran Revolusi Hijau dan Bonanza Minyak, dan Prospeknya di masa Depan”. Seminar Strategi Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta, 1-3 Oktober 1987.
Monks. 2001. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada. University Press.
Oemar, Hamalik. 1980. Metode Belajar & Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Poerdarminta, Wjs.1990. Kamus Bahasa Indonesia, PN.Jakarta : Balai Pustaka. Purwanto. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rain, Amin. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia.Yogyakarta :Aditya Media.
Rochaeti, Nur dkk. 2012. Online. dalam www. undip. ac. id/riset/htm. diakses pada 20 Februari 2012, pukul 22.20 WIB.
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Grafindo Persada.
Uno, Hamzah. B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.
Winkel,W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
(1)
Dari uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang “Motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal. Studi kasus pada anak di pinggiran rel kereta api di Jalan Salak Medan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah yaitu:
1. Rendahnya penghasilan orang tua untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak.
2. Faktor ekonomi keluarga yang sulit, memaksa anak untuk bekerja membantu orang tua setiap harinya sehingga mereka tidak memiliki banyak waktu untuk belajar.
3. Keterbatasan orang tua dalam membantu belajar anak di rumah.
4. Faktor lingkungan yang mempengaruhi motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada “Motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal di pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah seberapa kuat motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal di daerah pinggir rel kereta api Jalan Salak Medan?
(2)
6
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi tujuan adalah untuk mendeskripsikan tingkat motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal di daerah pinggir rel kereta api Jalan Salak Medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak pinggir rel, serta membantu penulisan karya ilmiah yang dalam hal ini adalah skripsi. b. Bagi kalangan akademis, untuk bahan masukan meningkatkan kualitas
pendidikan melalui pemberian motivasi belajar bagi anak-anak yang kurang beruntung.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan baik pemerintah maupun swadaya masyarakat, khususnya Dian Bersinar Foundation sebagai tempat penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar anak. b. Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk mengasuh dan
membimbing anak-anaknya dalam mengikuti pembelajaran baik di sekolah maupun di luar persekolahan.
c. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan peneliti lain yang ingin
(3)
BAB V
SIMPULAN & SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di pemukiman daerah pinggiran rel kereta api Jalan Salak Medan, tentang motivasi belajar anak pada keluarga pekerja sektor informal dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Motivasi ekstrinsik yang meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh orang tua dalam memotivasi belajar anak seperti bimbingan orang tua dalam kegiatan belajar anak diperoleh 48,35%, fasilitas dan pemenuhan kebutuhan belajar di rumah diperoleh 42,5%, dan memantau perkembangan anak dalam belajar 36,25%, sehingga dapat dirangkum menjadi aktvitas-aktivitas yang dilakukan orang tua dalam memotivasi belajar anak dinyatakan 44,4% (kurang termotivasi).
2. Motivasi instrinsik yang meliputi bentuk-bentuk belajar yang dilakukan anak motivasi belajar anak di rumah diperoleh 34%, dimana masih dinyatakan kurang termotivasi. Namun untuk motivasi belajar di sekolah diperoleh 62,55%, dan motivasi belajar mengikuti pembelajaran di luar sekolah diperoleh 88,35%, hal ini menunjukkan motivasi yang sangat termotivasi. Sehingga dapat dirangkum bahwa bentuk-bentuk belajar yang dilakukan anak mempengaruhi motivasi anak untuk belajar dinyatakan 62,5% (termotivasi).
(4)
65
B. Saran
Anak-anak merupakan masa keemasannya untuk belajar. Anak bukan untuk melakukan pekerjaan orang dewasa, seharusnya orang tua tidak melibatkan anak-anaknya untuk bekerja mencukupi kebutuhan keluarga. Jika terus berlanjut, justru menciptakan berbagai permasalahan terhadap perkembangan anak, baik psikologis maupun fisiknya.
Perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, sangat menentukan bagaimana kedekatan seorang anak pada keluarganya. Dalam pola asuh anak, keluarga menjadi bagian terpenting dalam perkembangan psikologis anak. Adapun upaya yang dilakukan orang tua sudah baik, yaitu memasukkan dan memotivasi anaknya ke bimbingan belajar di rumah belajar yang ada disekitar tempat tinggal mereka.
Akan tetapi perhatian orang tua terhadap motivasi belajar anak juga harus ditingkatkan lagi, sehingga anak terus giat untuk belajar, hal ini guna meningkatkan pengetahuan dan prestasi. Semakin giat anak untuk belajar maka semakin baik pula prestasi yang akan diraih.
Dian Bersinar Foundation, sebagai lembaga sosial yang menjadi sarana / wadah anak untuk melakukan belajar di luar sekolah untuk terus berperan aktif membantu menumbuhkembangkan motivasi anak.
Kepada pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak yang kurang mampu untuk pendidikannya, seperti pemberian beasiswa, menggratiskan biaya pendidikan bagi anak kurang mampu, dan memberikan fasilitas belajar kepada anak-anak yang kurang mampu. Kemudian memberikan pengertian kepada para orang tua bahwa pendidikan itu penting.
(5)
Anonim. 1986. Pekerja Sektor Informal di Indonesia. Jakarta : Biro Pusat Statistik.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Ali Imron.1996. Evaluasi Pengajaran di Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia
Bagong, Suyanto. 2000. Pekerja Anak, Masalah, Kebijakan dan Upaya Penanganannya. Surabaya : Lutfansah Mediatama.
Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Sosial dan Kependudukan Sumatera Utara. Hasil Susenas. Jakarta : PS.
BAPEMNAS. Online. http://www.tempo interaktif.go.id. (diakses 06 Mei pukul 18: 15 WIB).
Data BPS. 2008.online. dalam http://www.pemkomedan. go.id/selayang/kepen- dudukan.diakses pada 06 Mei 2012, pukul 18.15 WIB.
Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendikan Nasional. Semarang : Aneka Ilmu.
Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Cetakan Pertama. Jakarta : Rineka Cipta Dmiyati. 2002. Psikologi Belajar. Bandung : Puspa Swara.
Effendi, Tadjuddin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja, dan Kemiskinan. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Ertanto, Kirik. Online. dalam www.kunci. or.id/htm diakses pada 20 Februari 2012, pukul 22.45 WIB.
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspaswara.
ILO.1993. “Development of the Rural Informal Sectors : Policies and Strategies
(A Discussion Paper)”. Makalah dalam Asian Sub-regional seminar on
Employment Policies for the rural Informal sector in East and Southeast Asia, 24-28 May, Yogyakarta.
Kartono Kartini. 1992. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta : Rajawali Press Cet.Ke-2.
(6)
Luthfi, Asrizal. 2008. Kemiskinan Kota dan Sektor Informal, (http://id.acehinstitute.org/index.php?view=article&catid=23%3Aseja rah-dan-perubahan-sosial&id=242%3Akemiskinan-kota-dan-sektor informal&tmpl=component&print=1&page=&option=comcontent&Ite mid=35&5012663a399d8501cca34a5c0b4f005a=ad29002223fc32ed52 e190696a463b8a).
Manning, Chris. 1987. ”Penyerapan Tenaga Kerja dan Pedesaan Jawa: Pelajaran Revolusi Hijau dan Bonanza Minyak, dan Prospeknya di masa Depan”. Seminar Strategi Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta, 1-3 Oktober 1987.
Monks. 2001. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada. University Press.
Oemar, Hamalik. 1980. Metode Belajar & Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Poerdarminta, Wjs.1990. Kamus Bahasa Indonesia, PN.Jakarta : Balai Pustaka. Purwanto. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rain, Amin. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia.Yogyakarta :Aditya Media.
Rochaeti, Nur dkk. 2012. Online. dalam www. undip. ac. id/riset/htm. diakses pada 20 Februari 2012, pukul 22.20 WIB.
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Grafindo Persada.
Uno, Hamzah. B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.
Winkel,W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.