PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN SOSIAL
PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BRUDERAN PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Rosalina Ina Rianghepat
NIM : 041114002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN SOSIAL
PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BRUDERAN PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Rosalina Ina Rianghepat
NIM : 041114002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:Untuk mendapat sesuatu yang terbaik dalam hidup itu butuh perjuangan dan
pengorbanan (penulis)PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahan kepada Tuhan Yesus Kristus, kedua Orangtuaku tercinta, dan Kakak-kakakku tercinta
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 04 Mei 2010 Peneliti (Rosalina Ina Rianghepat)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Rosalina Ina Rianghepat NIM: 041114002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Persepsi terhadap Penerimaan Sosial pada Siswa Kelas XI IPS SMA
BRUDERAN Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010 dan Implikasinya
Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan beserta perangkat yang diperlukan (bilaada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanyadalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 4 Juni 2010 Yang menyatakan, (Rosalina Ina Rianghepat)
ABSTRAK
PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN SOSIAL
PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BRUDERAN PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Rosalina Ina Rianghepat
Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsiterhadap penerimaan sosial pada siswa kelas XI IPS SMA Bruderan Purworejo Tahun
Pelajaran 2009/2010. Masalah pertama yang diteliti adalah “Bagaimanakah deskripsi
persepsi terhadap penerimaan sosial pada siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo
Tahun Pelajaran 2009/2010?”. Masalah yang kedua adalah “Topik-topik bimbingan
apa sajakah yang tepat untuk mengembangkan penerimaan sosial siswa XI SMA
Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010?”.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI
SMA Bruderan Purworejo yang berjumlah 79 siswa. Alat pengumpul data yang
digunakan adalah kuesioner Penerimaan sosial. Kuesioner ini disusun berdasarkan
tiga aspek dalam penerimaan sosial. Jumlah seluruh item yang digunakan sebanyak
55 butir item. Teknik analisis data yang ditempuh adalah dengan membuat tabulasi
skor dari masing-masing item, menghitung skor total masing-masing item,
menghitung mean kelompok secara keseluruhan dan mean masing-masing aspek,
selanjutnya mengkategorisasikan penerimaan sosial menjadi dua yaitu: tinggi atau
rendah.Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, persepsi terhadap
penerimaan sosial pada siswa kelas XI SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran
2009/2010 terbagi dalam 2 kategori, yaitu: 42 siswa (53,164%) memiliki persepsi
terhadap penerimaan sosial tinggi, dan 27 siswa (34,177%) memiliki persepsi
terhadap penerimaan sosial rendah. Kedua, berdasarkan hasil penelitian disusunlah
suatu usulan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk para siswa kelas XI SMA
Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.
ABSTRACT
th
PERCEPTION OF SOCIAL ACCEPTANCE TO THE 11 GRADE SOCIAL
PROGRAM STUDENTS OF SMA BRUDERAN PURWOREJO ACADEMIC
YEAR 2009 / 2010 AND THE IMPLICATIONS TOWARD THE PROPOSED
GUIDANCE TOPICS
Rosalina Ina Rianghepat
Sanata Dharma University
2010
thThis research intends to get perception of social acceptance to the 11 grade
social program students of Bruderan Purworejo academic year 2009/2010. First
thproblem about description of perception social acceptance to the 11 grade social
program students of Bruderan Purworejo academic year 2009/2010 and second
thproblem is what guidance topics for developing social acceptance to the 11 grade
social program students of Bruderan Purworejo academic year 2009/2010.This research used descriptive research with survey method. The research th
subject is all students 11 grade social program of SMA Bruderan Purworejo. They
are 79 person. The tool for collecting files is questionnaire social acceptance. This
questionnaire based on three aspets in social acceptance. The total items used are 55.
the analitycal data technique used in this research is by making the tabulation score
from each, counting the total score of each items, counting the group
“mean”thoroughly and “mean” of each aspects, and then categorizing of social
acceptance become high or low. thThis research results are as follow perception of social acceptance to the11
grade social program students of Bruderan Purworejo academic year 2009/2010 is
divided in two category. They are 42 students (53, 164 %) having a high perception
social acceptance and 27 students (34, 177 %) having a low perception social
thacceptance. Second, based on research result to the 11 grade social program
students of Bruderan Purworejo academic year 2009/2010, the proposed topics were
composedKATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat
dan kekuatan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adnya dukungan
dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si, sebagai ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Dra. M. J. Retno Priyani, M Si, sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi peneliti.
3. Kepala Sekolah SMA St. Mikhael yang telah memberikan ijin pada peneliti
untuk melakukan ujicoba penelitian. .
4. Dra. Th. Rini Purwani, sebagai Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo
yang telah memberikan ijin dan kemudahan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.
5. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA Bruderan Purworejo yang telah bersedia
membantu peneliti untuk mengisi kuesioner.
6. Kedua orang tua saya Bapak Vitalis Rianghepat dan Ibu Anna Hingi, kakak-
kakak saya: Kakak Suster, Kakak Romo, Kakak Tulit, Abang Carlo, Abang Julio, Kakak Moniq, Amick, Awe yang telah memberikan dukungan moril dan material.
7. Sahabat-sahabat saya Dutty, Lupsi, Lshe, Ellalabebe, Jrink, Odung, Elnino,
Miss Peddy, Ria Kiwil, Pimpom, Sr. Lina, Yasinta, Simbah, Martha Menur, Tina Menur, Putri Menur, Evin Menur, Doeli, Ka. Hans, Ka. Edi yang telah memberi saya semangat, keceriaan, dan motivasi sehingga penulis tetap semangat dalam mengerjakan skripsi. Thanks for everything
8. Teman-teman seperjuangan di program studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2004 yang telah memberikan semangat dan kecerian selama kuliah bersama 9. Alexander Mario Wara Mbuu. Terima kasih atas cinta dan kesabaranmu.10. Teman seperjuangan bimbingan skripsi yang telah memberikan masukan yang berguna dan semangat bagi peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Disadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik terhadap karya ini sangat disyukuri dan dihargai. Diharapkan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan berminat dalam
pelayanan Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta, 04 Mei 2010 Peneliti Rosalina Ina Rianghepat
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………… iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO……………………………………………………... iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………..…..... vi ABSTRAK……………………………………………………………….... vii ABSTRACT………………………………………………......………….... viii KATA PENGANTAR……………………………………..…....……..….. ix DAFTAR ISI………………………………………..…....….…………….. x DAFTAR TABEL……………………………………...…....…………….. xii DAFTAR LAMPIRAN………….……………….…..……..…..……..…... xiii
BAB I PENDAHULUAN………………………..…….…..…………….... 1 A. Latar Belakang………………………..….…..………….…….. 1 B. Perumusan Masalah……………………...…………..……....... 7 C. Tujuan Penelitian…………………………….…..………......... 7 D. Manfaat Penelitian……………………………..………..…....... 8 E. Definisi Operasional……………………………………..…...... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS……………………………………………..... 10 A. PERSEPSI……………………………………...………………. 10
1. Pengertian Persepsi………………...………………………... 10
2. Aplikasi Persepsi dalam Kehidupan Sehari-hari............……. 11 B. PENERIMAAN SOSIAL REMAJA………....………………… 12 1.
Pengertian Penerimaan Sosial.….........................…..…........ 12 2. Penerimaan Sosial Remaja……………..………......…......... 13 3. Klasifikasi Anggota Kelompok Berdasarkan Tingkat Penerimaan Sosial ................................................... 18
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Sosial..................................................................................... 20
5. Manfaat Penerimaan Sosial .................................................. 27 6.
Aspek-aspek Penerimaan Sosial………….……................... 29 C. Peranan Bimbingan dalam Penerimaan Sosial Siswa................. 34 1.
Pengertian Bimbingan…….………………....…....…........... 34 2. Tujuan Bimbingan …………………...….…………............. 36 3. Peran Bimbingan dalam Penerimaan Sosial Siswa.…........... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………...…...…............. 44 A. Jenis Penelitian…………………………..………………..…..... 44 B. Subyek Penelitian……………………………………….……… 44 C. Instrumen Penelitian…………………..….………..………........ 45 D. Validitas dan Reliabilitas………………...……………..…......... 48 1. Validitas……………………….....……………..……........... 48 2. Reliabilitas………………………..…………………..…...... 51
E.
Prosedur Pengumpulan Data ……...……………..….………..... 53 F. Analisis Data…………………..………………………….…..... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….….......... 57
A. Hasil Penelitian………………………………...…………......... 57 B. Pembahasan Hasil Penelitian………......…...………………...... 60 BAB V USULAN TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN PENERIMAAN SOSIAL………………...……………………....... 70BAB VI PENUTUP………………..………...……………………............. 94
A. Kesimpulan……………….……...………….……………........ 94 B. Keterbatasan penelitian……...…...…………………................. 95 C. Saran…………………………..…..……………….……........... 95DAFTAR PUSTAKA……………………...….………………………........ 97
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Rincian Subyek Penelitian ....................................................... 45
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Penerimaan Sosial Siswa Kelas XI SMA Bruderan Tahun Pelajaran 2009/2010............. 47 Tabel 3. Kuesioner Penerimaan Sosial setelah Ujicoba......................... 51 Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur................................. 52 Tabel 5. Kelas dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA Bruderan Purworejo.................................................... 54 Tabel 6. Kategorisasi Penerimaan Sosial Siswa Kelas XI SMA Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.................. 58
Tabel 7. Kategorisasi Penerimaan Sosial Berdasarkan Masing-masing Aspek................................................................ 59 Tabel 8. Usulan Topik Bimbingan Untuk Mengembangkan dan meningkatkan Penerimaan Sosial Siswa Kelas XI SMA
Bruderan Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010...................... 72
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Kuesioner Penerimaan Sosial Sebelum Ujicoba........... 100
Lampiran 2: Validitas dan Realibilitas…………......……................... 106 Lampiran 3: Kuesioner Penelitian Penerimaan Sosial .…………….... 113 Lampiran 4: Hasil Pengolahan Data Penelitian ................................... 117 Lampiran 5: Surat Keterangan Penelitian dari SMA
Bruderan Purworejo.......................................................... 123
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Manusia secara hakiki adalah makhluk sosial. Sejak ia dilahirkan ia membutuhkan pergaulan dengan orang-orang lain (Gerungan, 2002 : 24). Manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu mencari kasih sayang dan
penerimaan orang lain, oleh karena itu manusia tidak bisa hidup seorang diri, ia butuh orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Individu perlu bergaul dan berhubungan dengan orang lain sejak masih kecil hingga individu berhasil menjadi manusia yang mampu hidup bermasyarakat.
Hasil dari hubungan dan interaksi dengan orang lain dapat mempengaruhi tingkah laku dan cara pandang orang lain juga. Lewat interaksi dengan orang lain individu akan membentuk persepsinya. Menurut Rani Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya (http://id.shvoong.com diakses tanggal 1 Mei 2010).
Dalam kehidupan sosial sebagian individu cenderung mengandalkan persepsinya. Hal ini juga akan terjadi dalam perkembangan sosial remaja. Saat remaja berada dan berinteraksi dengan orang lain maka akan ada perbedaan dalam memandang suatu pengalaman atau peristiwa. Demikian halnya dalam penerimaan sosial. Melalui persepsi remaja dapat mengukur seberapa jauh mereka diterima maupun ditolak oleh orang lain. Desmita (2008: 219) mengatakan bahwa perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan dan bergaul dengan teman sebaya mereka. Kebutuhan untuk berelasi pada remaja khususnya remaja yang duduk di kelas XI SMA cenderung meningkat baik itu kebutuhan untuk bergabung dengan teman sebaya di sekolah maupun dengan kelompok teman sebaya di luar lingkungan sekolah. Melalui kelompok teman sebaya, remaja mulai belajar melepaskan diri dari pengaruh orang tua. Mereka mulai terjun ke dalam masyarakat. Bahkan remaja suka membuat kelompok atau gank tersendiri. Remaja ingin membentuk kelompok sosial tertentu sesuai dengan norma-norma yang mereka tetapkan dalam kelompok tersebut. Pembentukan sikap, tingkah laku, dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya.
Soesilowindradini (1982: 117) menegaskan kembali bahwa kelompok teman sebaya ini lebih berpengaruh terhadap anak dalam hal sikap-sikapnya, minat-minatnya, nilai-nilai yang dianutnya, dan tingkah lakunya daripada norma dalam keluarganya. Hal ini mendorong remaja untuk terus menjalin relasi dengan teman sebayanya. Mappiare (1982 : 153) mengatakan bahwa Kebutuhan remaja untuk menjalin relasi menuntut dua kebutuhan dominan yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penerimaan kelompok teman sebaya dan kebutuhan untuk menghindari penolakan kelompok teman sebaya.
Penerimaan sosial merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan remaja. Kebutuhan untuk dapat diterima oleh lingkungan bagi setiap individu merupakan suatu hal yang sangat mutlak sebagai makhluk sosial. Demikian juga bagi remaja yang juga akan mengalami perkembangan secara sosial. Pengertian dan penerimaan dari teman sebaya dalam kelompok akan membantu dirinya dalam penerimaan keadaan dirinya sendiri dan juga sangat membantu remaja dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain.
Desmita (2008: 222) mengatakan bahwa remaja lebih suka berbicara tentang pengalaman dan minat-minat yang lebih bersifat pribadi kepada teman sebayanya. Dalam masalah yang lebih bersifat pribadi ini remaja lebih enak berbicara dengan teman-temannya. Mereka percaya bahwa teman sebaya akan memahami perasaan mereka dengan lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. Melalui teman sebaya remaja mencurahkan apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan, pemikiran dan perasaan. Remaja mengungkapkan secara bebas tentang rencana, cita-cita dan dorongan- dorongan dalam dirinya. Setiap remaja memiliki kemampuan yang berbeda dalam usahanya mendapatkan penerimaan dari orang lain. Ada remaja yang berhasil mendapatkan penerimaan sosial tetapi ada juga yang kurang berhasil mendapatkan penerimaan dalam kelompok teman sebaya. Remaja yang mendapat penerimaan sosial bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain baik dan suka menolong teman-temannya, mengikuti norma-norma dalam kelompok, bisa diajak kerjasama dan mampu menunjukan kesetiaan dalam kelompok. Remaja yang kurang mendapat penerimaan sosial bisa saja disebabkan karena remaja ini suka ribut di kelas, usil, dan suka memeras teman-temannya. Soesilowindradini (1982: 178-179) menjelaskan bahwa hal-hal yang menyebabkan bahwa anak remaja disenangi oleh teman- temannya karena dia aktif, suka bekerjasama dan membantu, bersikap sopan dan memperhatikan orang lain, jujur dan dapat dipercaya, tidak pelit/kikir, mempunyai inisiatif, mempunyai tampang yang baik setidaknya cukup rapi, mampu menyesuaikan diri secara tepat. Sedangkan hal-hal yang menyebabkan anak remaja tidak disenangi adalah sombong, suka menguasai anak-anak lain, suka menentang, malu-malu, selalu mengikuti kemauan sendiri, suka rebut, tidak sopan pada teman-temannya dan orang lain.
Menurut Chaplin (1989) penerimaan sosial adalah tingkat sejauh mana seseorang diterima orang lain atau kelompok. Remaja yang diterima oleh kelompok teman sebaya akan merasa senang, gembira, puas, dan meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi sehingga bisa menimbulkan konsep diri yang positif pada diri remaja tersebut. Sebaliknya jika siswa atau remaja tersebut tidak diterima dalam kelompok teman sebaya maka remaja tersebut akan mengalami ketidakpuasan dalam diri dan siswa tersebut cenderung menyendiri sehingga bisa membentuk konsep diri yang negatif dalam diri. Hutagalung (2007: 12) yang berpendapat bahwa penerimaan sosial yang tinggi menimbulkan rasa percaya diri tinggi yang berpengaruh pada peningkatkan konsep diri positif, sedangkan penerimaan sosial yang rendah menjadikan seseorang menjadi rendah diri, menarik diri dari kontak sosial, dan menjadi kecenderungan menutup diri yang akan berpengaruh pada pengembangan konsep diri negatif.
Sindrom penerimaan dalam kelompok sosial dilukiskan seperti kesan pertama yang positif karena penampilan yang menarik (sesuai dengan gaya saat itu), mudah bergaul, atau mudah diajak kerjasama. Bila remaja berhasil diterima maka tidak ada masalah. Namun, apabila ia gagal maka ia akan merasa minder atau tertolak. Lingkungan dan kelompok sosial (peer) seperti apa yang menerima mereka menentukan kepribadian remaja di masa yang akan datang. Jadi kesuksesan dalam perkembangan sosial sangat penting bagi seorang remaja.
Seperti yang sudah dikatakan di atas bahwa penerimaan yang dialami oleh siswa mengakibatkan siswa merasa bahagia dalam hidupnya serta semakin aktif dalam pergaulannya di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Di lingkungan sekolah misalnya dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, dalam kelompok belajar dan kegiatan ekstrakurikuler. Di luar lingkungan sekolah misalnya belajar kelompok di luar jam sekolah, kegiatan di luar jam sekolah dan lain-lain.
Menurut Winkel (1987), siswa yang mengalami penerimaan sosial akan merasa dirinya berharga, aman, nyaman dan cenderung lebih percaya diri dalam beraktivitas. Kondisi ini memotivasi siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam belajar di kelas, sehingga siswa dapat memperoleh keberhasilan akademik. Sunaryati (1999) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penerimaan sosial memotivasi siswa untuk berprestasi dalam bidang studi tertentu khususnya bidang studi bahasa Inggris.
Penerimaan sosial siswa dalam kelompok teman sebaya dapat membantu pengembangan konsep diri individu yang semakin positif. Hal ini semakin dikuatkan dengan pendapat Medinnus (1969) yang mengatakan bahwa penerimaan sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri, rasa aman, dan keberhargaan.
Siswa yang mengalami penolakan dalam kelompok teman sebaya akan mengakibatkan siswa merasa kesepian, tidak bahagia, tidak percaya diri, minder, sedih dan menimbulkan konsep diri yang negatif. Hal ini akan menghambat siswa dalam menjalin relasi sosial dengan orang lain baik di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa juga menjadi tidak semangat dalam belajar sehingga cenderung bermasalah dalam bidang akademik. Prestasi belajar siswa menjadi menurun.
Realitas di SMA Bruderan menunjukan bahwa banyak siswa kelas XI yang cenderung membentuk gang atau kelompok sendiri. Ada yang memilih teman dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok. Mereka cenderung memilih sendiri teman-temannya tidak berdasarkan kelompok yang berikan oleh guru mata pelajaran. Dari kondisi ini peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi penerimaan sosial siswa di SMA bruderan Purworejo. Berdasarkan kondisi ini juga, peneliti ingin menyusun usulan topik bimbingan untuk meningkatkan penerimaan sosial siswa dalam kelompok teman sebaya.
Dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa penerimaan sosial siswa dalam kelompok teman sebaya sangatlah penting untuk mencapai perkembangan pribadi yang optimal dan memotivasi siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih memuaskan. Mengingat pentingnya penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya ini, maka peneliti perlu memperoleh gambaran mengenai sejauh mana tingkat penerimaan sosial siswa kelas XI
IPS SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah persepsi terhadap penerimaan sosial pada siswa kelas XI
IPS SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010? 2. Topik-topik bimbingan apakah yang tepat bagi siswa kelas XI IPS SMA
Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010? C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mendeskripsikan persepsi penerimaan sosial siswa kelas XI IPS SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.
2. Dapat menyusun topik bimbingan yang tepat bagi siswa kelas XI IPS SMA Bruderan Purworejo tahun pelajaran 2009/2010
D. Manfaat Penelitian 1.
Konselor Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan oleh konselor sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan program bimbingan di sekolah, khususnya dalam merancang topik-topik bimbingan pribadi- sosial.
2. Guru Bidang Studi
Guru bidang studi mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk turut serta meningkatkan penerimaan sosial di kalangan siswa di kelas.
3. Peneliti Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bagian dari proses belajar dan berlatih menulis, khususnya dalam penulisan ilmiah dan dapat mengembangkan pengetahuan peneliti.
4. Siswa Siswa mampu meningkatkan penerimaan sosialnya terhadap teman–teman sebayanya baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
E. Definisi Operasional 1.
Persepsi adalah interpretasi terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan yang bersifat individual, meskipun stimulus ynag diterima itu sama, tetapi karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, kemampuan berpikir yang berbeda, maka hal tersebut sangat memungkin terjadi perbedaan persepsi pada setiap individu.
2. Tingkat penerimaan sosial adalah: sejauhmana individu merasa diterima oleh orang lain dalam suatu relasi sehingga individu tersebut akan mendapatkan pengalaman yang positif seperti merasa aman, dihargai, didukung, diteguhkan serta puas dengan relasinya tersebut (tingkat penerimaan sosial ini terungkap sejauh kuesioner yang dibuat).
3. Kelompok teman sebaya (peer friendship group) adalah kelompok anak- anak atau pemuda yang berumur sama atau berasosiasi sama dan mempunyai kepentingan umum tertutup, seperti persoalan-persoalan anak- anak umur sekolah sampai dengan masa remaja (adolescent).
4. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu di dalam ataupun diluar kelompok yang bermasalah ataupun yang tidak bermasalah agar dapat menemukan dan mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun keadaan sekitar. Bimbingan yang berkaitan dengan masalah penerimaan sosial adalah bidang bimbingan pribadi-sosial.
BAB II KAJIAN TEORITIS Dalam bab ini akan diuraikan pengertian persepsi, pengertian penerimaan
sosial remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sosial remaja, tanda- tanda penerimaan sosial, penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya dan peran bimbingan di sekolah.
A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi
Persepsi memiliki berbagai macam definisi yang satu sama lain saling melengkapi. Morgan, King & Robinson mengatakan bahwa persepsi adalah bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan,mengecap, dan mencium dunia sekitar kita. Dengan kata lain persepsi adalah segala sesuatu yang dialami oleh manusia (Adi, 1994: 105). Rakhmat juga menjelaskan persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, dan hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (2004: 51). Menurut Rani bahwa dalam teori Bower dijelaskan bahwa peersepsi merupakan interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (http://id.shvoog.com akses tanggal 1 Juni 2010). Menurut Martin, dalam teori Walgito dijelaskan bahwa persepsi sebagai stimulus yang diinderakan oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera (http://duniapsikologi.dagdigdug.com akses tanggal 1 Juni 2010).
Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa persepsi adalah interpretasi terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan yang bersifat individual, meskipun stimulus ynag diterima itu sama, tetapi karena setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, kemampuan berpikir yang berbeda, maka hal tersebut sangat memungkin terjadi perbedaan persepsi pada setiap individu. Demikian halnya dalam penerimaan sosial setiap orang juga akan memiliki persepsi yang berbeda. Dengan pengalaman yang berbeda maka akan mempengaruhi persepsi kita dalam menerima dan menolak orang lain.
2. Aplikasi Persepsi dalam Kehidupan Sehari-hari
Persepsi sangat berperan penting dalam pergaulan dengan orang lain. Dimana kita berada, kita akan berhadapan dengan orang lain yang berbeda sehingga akan mempengaruhi persepsi kita. Persepsi juga berperan dalam kehidupan remaja. Dengan pengalaman yang berbeda akan mempengaruhi persepsi mereka dalam menerima dan menolak temannya.
Karena persepsi sangat berperan penting dalam kehidupan sehari- hari maka Adi ( 1994: 114-116) menjelaskan beberapa hal penting yang berperan dalam persepsi yaitu: a.
Impression Formation
Proses dimana informasi tentang orang lain diubah menjadi pengetahuan/ pemikiran yang relatif menetap tentang orang tersebut. Misalnya:jenis kelamin, ciri-ciri fisik, kelas sosial, sedangkan impression formation ini terbentuk melalui klasifikasi kepribadian yang implisit dan mempertimbangkan positif dan negatif.
b.
Attribution
Atribusi adalah proses dimana kita menjelaskan dan menginterpretasikan kejadian yang kita temukan baik dari dunia fisik maupun dunia sosial.
c.
Social Influence Bagaimana kehadiran orang lain mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Misalnya hubungan kakak-adik. Berkaitan dengan pengaruh sosial (social
Influence ) ini bentuk tingkah laku dapat terbentuk karena imitasi, konformitas,
dan kepatuhan.d.
Social Relationship
Suatu perepsi sosial banyak dipengaruhi oleh keakrabannya dengan orang lain. ketertarikan interpersonal dapat dipengaruhi melalui kedekatan fisik, kesamaan sikap, penampilan yang menarik.
B. Penerimaan Sosial Remaja 1. Pengertian Penerimaan Sosial
Menurut Chaplin (1989) penerimaan sosial adalah tingkat sejauhmana seseorang merasa diterima oleh orang lain. Hurlock (1978) mengatakan bahwa penerimaan sosial adalah suatu tanggapan positif dari orang lain terhadap seluruh kepribadian seseorang remaja sehingga remaja tersebut merasa diterima. Melalui rasa diterima orang tersebut akan mendapatkan kesenangan, keuntungan, manfaat, dan akibat positif lainnya dalam interaksi sosialnya.
Sunaryati (1999) berpendapat bahwa penerimaan sosial adalah suatu keadaan individu ketika menggabungkan diri dalam kelompok dan keadaan ini membuat individu merasa aman dan bahagia dalam kelompoknya. Sementara New Comb,Turner & Coverse (1965) mendefinisikan penerimaan sosial sebagai suatu sikap saling tertarik terhadap ciri kepribadian positif yang menghasilkan pengalaman positif dalam suatu relasi. Penerimaan sosial menurut Sutanto (1992) adalah keadaan individu yang dapat diterima oleh teman-temannya dalam interaksi kelompok.
Dari uraian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penerimaan sosial adalah tingkat sejauhmana individu diterima oleh orang lain dalam suatu relasi sehingga individu tersebut akan mendapatkan pengalaman yang positif seperti merasa aman, dihargai, didukung, diteguhkan serta puas dengan relasinya tersebut.
2. Penerimaan Sosial Remaja
Siswa kelas II SMA adalah remaja yang berada pada rentang usia 15 sampai dengan 18 tahun. Pada usia ini remaja sudah mulai belajar untuk bermasyarakat dan remaja juga mulai mengembangkan minat dan sikap sosialnya. Mappiare (1982 : 58) mengatakan bahwa pada masa remaja awal sikap remaja yang lebih berkembang adalah sikap sosial, lebih-lebih sikap sosial yang berhubungan dengan teman sebaya.
Berkaitan dengan hubungan sosial pada masa remaja, hampir seluruh waktu yang digunakan remaja adalah berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di luar rumah khususnya dengan kelompok teman sebaya. Kondisi ini sejalan dengan salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja yaitu menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin (Mappiare, 1982 : 99).
Agar dapat berhasil dalam menjalani tugas perkembangan ini remaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam masyarakat di mana ia tinggal khususnya teman sebayanya. Penerimaan oleh semua pihak terlebih teman sebaya menyebabkan remaja merasa aman dan bahagia. Rasa aman dan bahagia ini karena adanya dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Penerimaan dari orang lain merupakan motivasi yang baik bagi remaja untuk lebih puas dalam menghadapi kehidupannya.
Penerimaan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial remaja. Kebutuhan akan penerimaan dari orang-orang terdekat seperti orang tua, keluarga, dan teman sebaya merupakan faktor penting untuk mencapai rasa diterima oleh masyarakat.
Kadang-kadang kegagalan remaja dalam pelajaran disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan penerimaan sosial. Menurut Saputro bahwa dalam penelitian Koch (http://www.my life spring.com diakses pada tgl 22 Desember 2008) menemukan remaja yang disukai oleh teman-teman sekelasnya lebih baik kemampuannya untuk menyelesaikan rutinitas dan tugas-tugas sekolah daripada remaja yang tidak disukai di kalangan teman- temannya.
Hetherington & Parke (Desmita, 2008 : 145) mendefinisikan teman sebaya sebagai semua orang yang memiliki kesamaan sosial atau yang memiliki kesamaan ciri-ciri, seperti kesamaan tingkat usia. Lewis & Rosenblum (Desmita, 2008: 145) mengatakan bahwa teman sebaya lebih menekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologis. Menurut Ali (http://digilib.unnes.ac.id diakses tangga 25 Agustus 2009) kelompok teman sebaya (peer friendship group) adalah kelompok anak-anak atau pemuda yang berumur sama atau berasosiasi sama dan mempunyai kepentingan umum tertutup, seperti persoalan-persoalan anak-anak umur sekolah sampai dengan masa remaja (adolescent).
Kelompok teman sebaya merupakan salah satu lingkungan sosial remaja belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Menurut Zulkifli (2003) remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok teman sebayanya sehingga tidak jarang orangtua dinomorduakan sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Gunarsa & Gunarsa (1984 : 95) mengatakan bahwa kelompok teman sebaya sulit ditiadakan karena para remaja membutuhkan rasa aman dan perlindungan yang diperolehnya dalam kelompok.
Remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan khususnya teman sebaya. Dalam kelompok teman sebaya remaja membutuhkan penerimaan dari teman-teman kelompok sehingga bisa tercipta rasa aman. Teman sebaya sangat berperan dalam pembentukan sikap, tingkah laku, dan perilaku sosial remaja. Hubungan dengan teman sebaya mempunyai berbagai macam fungsi antara lain dapat memfasilitasi proses belajar dan perkembangan remaja.
Menurut Saputro bahwa dalam teori Asher (http://www.my life spring. com diakses pada tgl 22 Desember 2008) mengatakan bahwa melalui hubungan teman sebaya, remaja memperoleh kesempatan untuk belajar keterampilan sosial yang penting untuk kehidupannya terutama keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai dan memelihara hubungan sosial dan untuk memecahkan konflik sosial yang mencakup keterampilan berkomunikasi, berkompromi, dan berdiplomasi.
Menurut Ali (http:// digilib.unnes. ac. Id diakses tanggal 25 Agustus 2009) kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah, oleh karenanya mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya.
Hurlock (1992) mengatakan bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada orangtua. Bagi remaja, kelompok atau teman-teman adalah sumber inspirasi dan identitas diri. Remaja cenderung menjadi apa yang diharapkan atau dikatakan oleh orang lain tentang dirinya sehingga remaja membutuhkan kelompok untuk berinteraksi. Remaja menganggap bahwa dengan diterimanya dalam kelompok, akan membuatnya merasa dihargai oleh kelompok. Secara tidak langsung remaja merasa diterima dan dibutuhkan dalam kelompok. Menurut Saputro bahwa dalam penelitiannya, Burton menemukan remaja yang melibatkan dirinya dengan teman sebayanya juga dapat memperoleh kesempatan untuk membangun rasa percaya diri sosial
’social self-confidence’ . (http://www.my life spring.com diakses pada tgl 22
Desember 2008) Mappiare (1982 : 171) berpendapat bahwa remaja yang diterima atau ditolak dalam kelompok teman sebaya disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan aspek pribadi remaja itu sendiri. Hal-hal yang menyebabkan remaja diterima dalam kelompok teman sebaya adalah tampang yang baik, atau paling rapi serta aktif dalam urusan-urusan kelompok, mempunyai inisiatif, banyak memikirkan kepentingan kelompok, bersikap sopan, memperhatikan orang lain, penyabar, suka menyumbangkan pengetahuannya pada orang lain, jujur, dapat dipercaya, bertanggungjawab, menaati peraturan- peraturan kelompok, mampu menyesuaikan diri secara tepat dalam berbagai situasi dan pergaulan sosial. Remaja yang ditolak oleh teman sebayanya karena sering menantang, malu-malu, melanggar norma-norma kelompok, suka menguasai anak lain, suka curiga, dan suka melaksanakan kemauan sendiri dan faktor rumah yang terlalu jauh dari teman-teman sekelompok.
Remaja yang tidak mampu membina pertemanan yang memuaskan juga akan merasa terpencil dan tidak bahagia. Demikian halnya dengan anak remaja yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya akan mempengaruhinya dalam menjalin relasi dengan teman sebaya. Remaja akan mengalami kesulitan dalam menjalin relasi dengan teman dalam pergaulan, sehingga akan menimbulkan dampak negatif bagi diri remaja.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya sangat dibutuhkan oleh remaja.
Penerimaan dari orang lain khususnya teman sebaya sangat mempengaruhi perkembangan pribadi remaja tersebut. Dengan diterimanya dalam suatu kelompok, remaja akan merasa dihargai, nyaman dan aman dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Penerimaan akan berpengaruh pada pengembangan konsep diri remaja.
3. Klasifikasi Anggota Kelompok Berdasarkan Tingkat Penerimaan Sosial
Hurlock (1978:294) membuat klasifikasi anggota kelompok berdasarkan tingkat penerimaan sosial adalah sebagai berikut:
a.
Stars (kelompok yang Jadi bintang)