KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK “SEPATU BARU” MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS II SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI

  

KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK “SEPATU BARU”

MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS II

SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun oleh:

  

Regina Nona

NIM: 071134076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011 ii

MOTO

  Jika kamu kamu saling mencintai dan saling mendukung, kamu akan banyak melakukan mujizat.

  (Konf. S. M. E: 68) Tersembunyi bagi orang yang bijak dan pandai, tapi Kau nyatakan kepada orang kecil dan bodoh.

  (Mat: 11: 25 ) Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal samapi akhir.

  (Pengkhotbah 3: 11) iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya kecil ini kupersembahkan untuk: Hati Kudus Yesus dan Maria yang selalu menuntun dan membimbing aku pada setiap langgkahku.

  St. Maria Euphrasia pendiri Kongregasi Suster-suster Gembala Baik yang mendoakan aku Keluarga besar Suster-suster Gembala Baik Propinsi Indonesia yang selalu mendoakan dan mendukung aku

  Ibu, kakak-kakak dan semua keponakan yang mendukung aku v vi

vii

  

ABSTRAK

  Nona, Regina. 2011. Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui

  Media Audiovisual Pada Siswa Kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahuan Ajaran 2010/2011 . Skripsi. Yogyakarta: Program

  Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini meneliti tingkat kemampuan menyimak siswa kelas II SD

  Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dalam menyimak cerita anak melalui media audiovisual. Dengan judul cerita “Sepatu Baru”. Peneliti menggunakan tes semi obyektif pada kategori tes jawaban singkat (short answer) dengan memakai teori Nurgiyantoro dan Masidjo.

  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari laki-laki 17 orang dan perempuan 13 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan menghitung hasil tes jawaban siswa.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kemampuan menyimak siswa dalam menyimak cerita anak melalui media audiovisual berkategori baik sekali (A) dengan skor rata-rata 54,1 atau nilai 85,8%. Dari hasil penelitian ini manfaat yang dapat diambil adalah pembelajaran menyimak dapat menggunakan media audiovisual yang efektif dan efisien bagi guru dan siswa itu sendiri seperti contoh video. viii

ABSTRACT

  Nona, Regina. 2011. Ability to Scrutinize the Children Stories Through Audiovisual Media by the Students in Elementary School, in Class II of Canisius School at Wirobrajan Yogyakarta in the Year 2010/2011. Thesis.

  Yogyakarta: The Course of Study of the Education of the Primary School Teacher at the Faculty of Teacher Training and Education, at the University of Sanata Dharma.

  This research examines levels of listening ability of the elementary school students of Grade II at Canisius school Wirobrajan Yogyakarta in listening to stories of children through audiovisual media. With the title “New Shoes”. Researcher used the semi objective test categories short answer test using the theory of Masidjo and Nurgiyantoro.

  The population in this study were students of Class II, which amount to 30 consisting of 17 males and 13 female. The method used in this research is the quantitative description by counting the results of the students’ answers.

  The results of this research shoes that level of students’ listening ability to stories of children through audiovisual media, categorized as very good (A) with an average score of 54,1 or 85’8% value. From the results of this study, the benefits that can be drawn is learning to listen bay using audiovisual media such as video is very effective an efficient for both teacher and students themselves. ix

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Yesus Sang Gembala Baik dan Bunda Maria atas segala rahmat yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

  Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. B. Widharyanto, M. Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia membimbing dalam kelancaran skripsi.

  2. Drs. P. Hariyanto, selaku pembimbing skripsi 2 yang telah bersedia membimbing skripsi

  3. Drs. Puji Purnomo, M. Si, selaku ketua Program Studi PGSD beserta seluruh dosen yang telah mendidik penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

  4. Bp. Hr. Klidiatmoko, selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

  5. Ibu Helena Tiwi, selaku guru kelas IIA SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

  6. Teman-teman PGSD angkatan 2007 dan 2008, adik-adik angkatan PGSD x xi

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii HALAMAN MOTO ........................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................. vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. . 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Rumusan Variabel dan Batasan Istilah ................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7 F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 7

  BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan .................................................................... 9 B. Kerangka Teori ............................................................................... 11

  1. Menyimak

  a. Pengertian Menyimak ............................................................ 11

  b. Jenis-Jenis Menyimak ............................................................ 12

  c. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah dasar ......................... 13

  d. Tujuan Menyimak Cerita Anak ............................................. 14

  e. Manfaat Menyimak Cerita Anak ............................................ 17

  f. Tahap-Tahap Menyimak ......................................................... 19

  g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menyimak ...................... 21

  h. Indikator Kemampuan Menyimak .......................................... 23

  2. Cerita Anak ................................................................................ 23

  a. Hakekat Cerita Anak ............................................................... 23

  b. Ciri-Ciri Cerita Anak ............................................................... 24

  c. Unsur-Unsur Cerita Anak ....................................................... 25 1) Tokoh dan Penokohan ........................................................ 26 2) Latar atau Setting ................................................................ 26 3) Tema dan Amanat .............................................................. 27 4) Alur atau Plot ..................................................................... 27

  3. Media Pembelajaran ........................................................................ 28

  a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................. 28 1). Syarat-Syarat Pemilihan Media .......................................... 29

  2). Jenis-Jenis Media .............................................................. 31 3). Kegunaan Media Pembelajaran .......................................... 32

  b. Media Audiovisual ................................................................. 33 1) Pengertian Media Audiovisual ............................................ 33 2) Karakteristik Media Audiovisual ........................................ 34 3) Peranan Media Audiovisual ................................................ 34 4) Tahap-Tahap Penggunaan Media Audiovisual .................... 35

  C. Kerangka Berpikir............................................................................ 36

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. 38 B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 39

  1. Populasi ...................................................................................... 39

  2. Sampel ......................................................................................... 39

  C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

  D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 41

  E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 45

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .................................................................................. 49 B. Analisis Data .................................................................................... 58 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 65

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 69 B. Implikasi ................................................................................................. 69 C. Saran ....................................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 73 LAMPIRAN ...................................................................................................... 74

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas II ......................................................................... 39 Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Menyimak Cerita “Sepatu Baru”.................................... 43 Tabel 3. Penentuan Patokan Perhitungan Persentase Skala Lima ........................ 48 Tabel 4. Skor Aspek Ingatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak

  “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual” ........................................ 50 Tabel 5. Persiapan Perhitungan Skor Rata-Rata Aspek Ingatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual .................................................................. 51 Tabel 6. Skor Aspek Pemahaman Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual ..................... 51 Tabel 7. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Pemahaman Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual ................................................................. 52 Tabel 8. Skor Aspek Aplikasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak

  “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual ........................................... 53 Tabel 9. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Aplikasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media

  Audiovisual .......................................................................................... 54 Tabel 10. Skor Aspek Evaluasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak

  “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual......................................... 54

  Tabel 11. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Aspek Aplikasi Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”

  Melalui Media Audiovisual ................................................................ 55 Tabel 12. Skor Keseluruhan Aspek Kemampuan Menyimak Cerita Anak

  “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual......................................... 56 Tabel 13. Persiapan Perhitungan Skor Rata-rata Keseluruhan Aspek Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru”

  Melalui Media Audiovisual ................................................................ 57 Tabel 14. Penghitungan Persentase .................................................................... 63 Tabel 15. Kedudukan Perolehan Skor Hasil Kemampuan Menyimak ................. 64 xvii

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Cerita Anak ”Sepatu Baru”............................................................ 74 Lampiran 2. Soal Tes Menyimak Cerita Anak ”Sepatu Baru” dan Kunci Jawaban ..................................................................... 79 Lampiran 3. Skor Hasil Tes Menyimak Cerita Anak ”Sepatu Baru”

  Melalui Media Audiovisual ........................................................... 82 Lampiran 4. Foto-Foto KegiatanPembelajaran .................................................. 90 Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian Di SD Kanisius Wirobrajan ........................... 92 Lampiran 6 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ....................................... 93 xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui bahasa

  seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Menurut Tarigan (1986: 2) keterampilan berbahasa sangat penting dimiliki oleh setiap manusia karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang dalam berbahasa, maka semakin jelas pula jalan pikiran orang tersebut. Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan dasar, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

  Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan latihan yang banyak. Tarigan (1986: 2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa biasanya diperoleh manusia secara berurutan. Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki jenjang sekolah.

  Pembelajaran keterampilan berbahasa sangat penting dilakukan di sekolah dengan tujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan. Susilowati (2008: 1) salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menjadikan siswa mahir dan terampil dalam berbahasa Indonesia. Kemahiran berbahasa ini tercermin dalam aktivitas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian siswa dikatakan mahir berbahasa Indonesia jika terampil dalam kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

  Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai seseorang mempunyai peranan penting sebagai awal dari keterampilan- keterampilan yang lain. Pada saat seorang bayi belajar berbicara, dia menyimak bunyi-bunyi yang dia dengar lalu ia berusaha menirukannya walaupun belum mengerti makna bunyi-bunyi tersebut. Demikian juga saat seseorang belajar membaca dan menulis, seseorang akan menyimak cara membaca dan menulis dari guru yang mengajarinya (Prahastomo, 2007: 1-2).

  Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari banyak hal, apalagi di dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah memerlukan keterampilan menyimak. Guru mentransferkan ilmunya sebagian besar melalui ujaran. Di sinilah keterampilan menyimak sangat dibutuhkan bagi siswa.

  Mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka keterampilan tersebut harus diajarkan sejak dini dalam pelajaran bahasa di sekolah dasar. Hal ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk jenjang pendidikan yang selanjutnya.

  Semakin banyak dan sering menyimak kosa kata, pola-pola kalimat, intonasi dan sebagainya semakin berkembang pula keterampilan berbicara. Bila sudah ada tradisi tulisan pada masyarakatnya maka keterampilan membaca dan menulispun turut berkembang.

  Meskipun keterampilan menyimak sangat penting namun pada kenyataannya keterampilan menyimak peserta didik masih rendah. Melalui wawancara dengan guru kelas II dan pengalaman saya waktu kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM), terbukti bahwa setelah guru membacakan cerita dan memberikan pertanyaan pada siswa, hanya sedikit sekali siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Di sisi lain suasana kelas ramai. Artinya kosentrasi siswa mendengarkan cerita sangat terganggu. Penyebab rendahnya kemampuan menyimak tersebut, tidak terlepas juga dari akibat penggunaan metode dan media yang digunakan oleh guru. Metode mengajar guru yang masih konvensional membuat pembelajaran berbahasa menjadi sesuatu yang membosankan. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran membuat siswa menjadi kurang aktif dan kreatif. Kenyataan yang terjadi di lapangan, siswa mendengarkan ceramah guru mengenai teori kebahasaan, termasuk menyimak.

  Hal itu juga karena guru kurang memberdayakan media pembelajaran yang ada, yaitu belum menggunakan media yang sesuai dengan metode yang diterapkan.

  Padahal di SD Kanisius Wirobrajan telah tersedia fasilitas yang lengkap yaitu tersedia laboratorium komputer, tersedia labtob, LCD, dan juga ada televisi.

  Media pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang ikut mempengaruhi hasil belajar. Dengan penggunaan media yang cocok dengan materi yang disampaikan maka dapat merangsang siswa untuk mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan hasil yang maksimal.

  Media pendidikan merupakan suatu bagian terpenting dari pendidikan di sekolah, karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru profesional. Media pembelajaran adalah untuk memudahkan berkomunikasi. Media pembelajaran terdiri dari instruktur, hasil cetakan, penyampaian dan beberapa peralatan lain yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran

  (Susilowati, 2008: 3). Kemanfaatan media pendidikan yang digunakan secara tepat dalam proses pembelajaran memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Di satu sisi, media dapat membantu pemahaman siswa akan materi-materi yang diajarkan, yaitu memperkonkrit pengetahuan yang tidak mungkin dihadirkan di ruang kelas. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik (Sadiman, M. SC, dkk: 1984: 17).

  Di sisi lain, sudah menjadi kenyataan bahwa kehadiran media dapat membantu guru dalam memperlancar proses transfer ilmu kepada anak didiknya.

  Akan tetapi kegiatan pembelajaran yang terjadi saat ini cenderung memberikan kedudukan dominan pada guru. Selain itu, guru kurang menyadari bahwa media pendidikan seharusnya menjadi bagian internal bukan lagi menjadi bagian eksternal dari proses pembelajaran.

  Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu penggunaan media pembelajaran yang tepat juga dapat meningkatkan kemampuan apresiasi siswa terhadap informasi yang mereka simak. Salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan menyimak cerita anak adalah media audiovisual (video) dengan teknik menjawab pertanyaan. Teknik menjawab pertanyaan merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi peserta didik dengan memberikan pertanyaan kepada anak didik secara lisan atau tertulis. Dan apabila siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar maka siswa tersebut dapat memahami isi cerita dari yang telah disimaknya.

  Dengan latar belakang masalah tersebut, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang pembelajaran kemampuan menyimak dengan memanfaatkan media audiovisual dengan teknik menjawab pertanyaan. Penelitian ini, peneliti tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul ”Kemampuan Menyimak Cerita Anak “Sepatu Baru” Melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa tinggikah kemampuan siswa dalam menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melaui media audiovisual pada siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

  D. Rumusan Variabel dan Batasan Istilah

  1. Rumusan Variabel penulisan ini hanya satu variabel saja yaitu kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual

  pada siswa kelas II SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 .

  2. Batasan Istilah Istilah yang perlu dibatasi dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (Poerwadarminta,

  1976: 628). Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1985: 19). Kemampuan menyimak adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan seseorang pada suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan

  2) Menurut Endraswara (2002: 115) bahwa cerita anak yang fokus utamanya demi perkembangan anak. Cerita anak adalah suatu cerita yang didalamnya mencerminkan liku-liku kehidupan, yang dapat dipahami oleh anak, melukiskan perasaan anak, dan menggambarkan pemikiran-pemikiran anak.

  Dalam hal ini patut ditegaskan bahwa cerita anak tidak harus semua tokohnya seorang anak.

  3) Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi (Sadiman, M. SC, dkk: 1984: 7).

  Alat–alat audiovisual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengarkan dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Alat-alat audiovisual itu termasuk gambar, foto, slaid, model, pita kaset tape recorder , film bersuara, dan televisi (Suleiman, 1985: 11).

  E. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk pembelajaran menyimak.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Guru 1) Memberi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran keterampilan menyimak 2) Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajarkan keterampilan menyimak pada siswa.

  b. Bagi Siswa 1) Memacu kegiatan belajar menyimak siswa 2) Melatih siswa untuk terampil menyimak.

  F. Sistematika Penulisan

  Penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan enam hal, yaitu (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) rumusan variabel dan batasan istilah,

  (E) manfaat penelitian, (F) sistematika penulisan. Keenam hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini.

  Bab II adalah landasan teori. Dalam bab ini akan diuraikan 3 hal, yaitu (A) penelitian terdahulu yang relevan, (B) kerangka teori, (C) kerangka berpikir. Ketiga hal itu yang secara teoritis melandasi penelitian ini. Bab III adalah metodologi penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan lima hal, yaitu (A) jenis penelitian, (B) populasi dan sampel (C) teknik pengumpulan data, (D) instrumen penelitian, (E) dan teknik analisis data. Kelima hal itulah yang secara teknis dipakai peneliti dalam penelitian ini.

  Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan tiga hal, yaitu (A) deskripsi data, (B) analisis data, (C) pembahasan hasil penelitian. Ketiga hal itu memuat hasil penelitian ini.

  Bab V adalah penutup. Dalam bab ini akan dikemukakan tiga hal, yaitu (A) kesimpulan, (B) implikasi, dan (C) saran. Ketiga hal tersebut menjadi bagian akhir dari penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Keterampilan menyimak sudah cukup banyak dikaji dan dilakukan. Akan

  tetapi, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi, baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Karena keterampilan menyimak harus dikuasai setiap orang terlebih bagi siswa SD karena sangat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman pengetahuan dan dalam berkomunikasi sehari-hari.

  Ada beberapa penelitian terdahulu yang sejenis, dan sampai saat ini masih relevan untuk dilakukan penelitian. Penelitian Hartiningsih (2003) yang berjudul “Kemampuan Menyimak Dongeng “Detektif Kancil” Melalui Media Audiovisual Siswa Kelas I SD Pius I Wonosobo Tahun Ajaran 2002/2003. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitiannya sebagai berikut: a) kemampuan menyimak siswa kelas I SD Pius I Wonosobo dalam menyimak dongeng “Detektif Kancil” melalui media audiovisual secara keseluruhannya, baik. b) kemampuan menyimak dongeng “Detektif Kancil” aspek pengetahuan, baik sekali. c) kemampuan menyimak dongeng “Detektif

  

Kancil” aspek pemahaman, cukup. d) kemampuan berdasarkan soal tes aplikasi,

baik sekali.

  Penelitian Evarista Cahya Tri (2004) dengan judul Kemampuan Menyimak Siswa Kelas II SMU Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menyimak siswa Kelas II SMU Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004 termasuk kategori baik (B)

  Penelitian Kurniawati (2004) berjudul Kemampuan Menyimak Rekaman Audio Cerpen “Seteguh Batu Karang” Siswa kelas II Sekretaris SNKN II Purworejo Tahun ajaran 2003/2004. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan menggunakan metode wawancara serta observasi. Hasil dari penelitiannya menunjukan bahwa kemampuan menyimak siswa kelas II SMKN II Purworejo dalam menyimak “Seteguh Batu Karang” baik.

  Penelitian Veronica (2007) berjudul Perbedaan Hasil Pembelajaran Menyimak Cerita Rakyat Tidak Menggunakan Media Audiovisual Siswa Kelas V (Studi Kasus di SD Kanisius Jetisdepok dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual ada peningkatan pembelajaran. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menyimak cerita rakyat tanpa menggunakan media audiovisual dan dengan menggunakan media audiovisual. Pembelajaran menyimak dengan menggunakan media audiovisual lebih meningkat dibandingkan dengan tanpa menggunakan media audivisual.

  Keempat penelitian di atas secara umum meneliti kemampuan menyimak siswa. Namun ada dua penelitian yang meneliti kemampuan menyimak siswa di tingkat Sekolah Dasar dengan menggunakan media audiovisual, dan dua penelitian yang meneliti kemampuan menyimak siswa di tingkat SMU (satu penelitian menggunakan media rekaman radio, dan satu tidak menggunakan media).

  Penelitian ini akan menelaah tentang kemampuan menyimak cerita anak “Sepatu Baru” melalui media audiovisual pada siswa kelas II SD. Alasan peneliti mengambil subyek kelas II karena disesuaikan dengan materi KTSP 2006, belum ada penelitian sejenis di tempat tersebut, dan ingin mengetahui lebih lanjut tingkat kemampuan siswa dalam menyimak melalui media audiovisual.

B. Kerangka Teori 1. Menyimak

  a. Pengertian Kemampuan Menyimak Menurut kamus bahasa Indonesia, kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (Poerwadarminta, 1976: 628). Sedangkan Menyimak menurut Tarigan (1985: 19), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

  Dari pengertian di atas maka kemampuan menyimak adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan seseorang pada suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan b. Jenis-Jenis Menyimak Ada beraneka ragam menyimak menurut Tarigan (1985: 22) yaitu: a) menyimak ekstensif, b) menyimak intensif, c) menyimak sosial atau konversional, d) menyimak sekunder, e) menyimak estetif atau apresiatif, f) menyimak kritis, g) menyimak konsertratif, h) menyimak kreatif, i) menyimak interogatif, j) menyimak eksplorasi, k) menyimak pasif, l) menyimak selektif.

  Dari beranekaragam menyimak di atas, peneliti ingin menyoroti menyimak intensif (intensif listening). kategori menyimak kritis (critical listening).

  Alasannya bahwa dalam penelitian ini membutuhkan bimbingan seorang guru dengan bantuan media audiovisual untuk mengarahkannya dan menuntun siswa untuk memperoleh kebenaran dari wacana atau cerita yang didengarnya.

  Maka sebagai peneliti perlu memperhatikan hal-hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan menyimak kritis sebagaimana yang dikatakan oleh Tarigan (1985: 29), a) menyimak untuk menentukan alasan “mengapa”, b) menyimak untuk memahami makna-makna petunjuk-petunjuk konteks, c) menyimak untuk menarik kesimpulan–kesimpulan, d) menyimak untuk menentukan informasi baru atau informasi tambahan mengenai suatu topik, e) Menyimak untuk menemukan jawaban-jawaban bagi pertanyaan atau masalah tertentu yang memerlukan konsentrasi, g) informasi tertentu, h) merasakan serta menghayati ide-ide utama seseorang pembicara atau sesuatu kelompok, baik sasaran maupun organisasinya, i) mencatat fakta-fakta penting, j) menyimak eksploratori (exploratory listening) c. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Tarigan mengutip dari buku petunjuk mengenai Keterampilan Berbahasa yang disebut ”Tulare County Cooperative language Arts Guide” khusus mengenai keterampilan berbahasa menyimak (1985: 40) adalah sebagai berikut: 1) Taman Kanak-kanak (4½-6 tahun): a) Menyimak pada teman sebaya dalam kelompok-kelompok permainan, b) mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap cerita-cerita, c) dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang sederhana.

  2) Kelas I ( 5½-7 tahun): a) menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pemikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan- pertanyaan. b) dapat mengulangi secara tepat apa-apa yang telah didengarnya, c) menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungannya

  3) Kelas II (6½-8 tahun): a) menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat, b)membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk mencek pengertiannya, c) sadar akan situasi- situasi, bila sebaiknya menyimak, bila sebaiknya tidak usah menyimak.

  4) Kelas III dan IV (7½-10 tahun): a) sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dan kesenangan, b) menyimak pada laporan-laporan orang lain, pita-pita rekaman laporan-laporan mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta pertanyaan- pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu, c) memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi-ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.

  5) Kelas V dan VI (9½-12 tahun): a) menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan, kesalahan-kesalahan, propaganda-propaganda, tuntutan-tuntutan yang keliru. b) menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan memperoleh kesenangan dalam memenuhi tipe-tipe baru.

  Dari beberapa tahapan menyimak di atas, peneliti ingin membimbing siswa kelas II dalam menyimak sesuai dengan masalah yang peneliti uraikan di atas. Alasannya agar sesuai dengan kemampuan menyimak siswa kelas II, akhirnya mereka dapat mengemukakan pendapat melalui pertanyaan- pertanyaan yang diberikan dari seorang guru atau peneliti untuk mencek pengertiannya.

  d. Tujuan Menyimak Cerita Anak Menurut Logan (dalam Tarigan 1994: 56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain berikut ini:

  1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara 2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang di perdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).

  3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain). 4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan)

  5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat

  6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker)

  7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

  Menurut Sutari, dkk. (1997: 22-26), ada beberapa tujuan menyimak sebagai berikut: 1) Mendapatkan fakta

  Kegiatan menyimak dengan tujuan memperoleh fakta di antaranya melalui kegiatan membaca, baik melalui majalah, koran, maupun buku-buku. Selain itu, mendapatkan fakta melalui radio, televisi, pertemuan menyimak ceramah-ceramah, dan sebagainya

  2) Menganalisis fakta yaitu proses menafsir kata-kata atau informasi sampai pada tingkat unsur-unsurnya, menafsir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta itu

  3) Mengevaluasi fakta Penyimak yang kritis akan mempertanyakan hal-hal mengenai nilai fakta- fakta itu, keakuratan fakta-fakta tersebut, dan kerelevanan fakta-fakta tersebut. Setelah itu, pada akhirnya penyimak akan memutuskan untuk menerima atau menolak materi simakannya itu. Selanjutnya penyimak diharapkan dapat memperoleh inspirasi yang dibutuhkannya

  4) Mendapatkan inspirasi Inspirasi sering dipakai alasan oleh seseorang untuk menyimak suatu pembicaraaan. Kita menyimak bukan untuk memperoleh fakta saja melainkan untuk memeperoleh inspirasi. Kita mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk tujuan mendapatkan inspirasi

  5) Mendapatkan hiburan Hiburan merupakan kebutuhan manusia yang cukup mendasar. Dalam kehidupan yang serba kompleks ini kita perlu melepaskan diri dari berbagai tekanan, ketegangan, dan kejenuhan. Kita sering menyimak radio, televisi, film layar lebar antara lain untuk memperoleh hiburan dan mendapatkan kesenangan batin. Karena tujuan menyimak di sini untuk menghibur, maka pembicara harus mampu menciptakan suasana gembira dan tenang. Hal ini bukan menjadi tujuan utama peneliti dalam penelitian . Dari beberapa tujuan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran menyimak cerita anak dalam penelitian ini mempunyai tujuan supaya siswa belajar agar memperoleh pengetahuan, mengevaluasi agar dapat menilai, mengapresiasi materi simakan melalui cerita anak tersebut.

  e. Manfaat Menyimak Cerita Anak Menurut Setiawan (dalam Suratno, 2006: 16-18), manfaat menyimak sebagai berikut:

  1) Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemampuan siswa, sebab menyimak memiliki nilai informatif, yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita menjadi berpengalaman

  2) Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan 3) Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yag tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak, komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variasi

  4) Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan obyektif

  5) Meningkatkan kepekaaan dan kepedulian sosial. Lewat menyimak kita dapat mengenal seluk beluk kehidupan dengan segala dimensinya. Dengan bahan-bahan semakin baik, dapat membuat kita dalam perenungan- perenungan nilai kehidupan sehingga tergugah semangat kita untuk memecahkan problem yang ada, sesuai dengan kemampuan kita

  6) Meningkatkan citra artistik, jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya indah. Banyak menyimak dapat menumbuhsuburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita

  7) Menggugah kualitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak kita akan mendapatkan ide-ide cemerlang dan pengalaman hidup yang berharga.

  Berdasarkan manfaat menyimak di atas dan dilihat dari tujuannya maka manfaat menyimak untuk siswa SD sangatlah penting. Hal ini untuk menambah ilmu pengetahuan, menambah perbendaharaan kosa kata, memperluas wawasan dengan semakin mampu terbuka dan menilai secara obyektif, semakin peka terhadap situasi sosial, mampu menghargai orang lain, dan akhirnya siswa dapat mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Maka peneliti berharap kiranya dari menyimak cerita anak melalui media audiovisual siswa dapat mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Akhirnya siswa dapat memahami materi yang disimaknya. f. Tahap-Tahap menyimak Cerita Anak Strickland (dalam Tarigan 1994: 29) menyimpulkan adanya sembilan tahapan menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai yang bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu sebagai berikut. 1) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya 2) Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapt gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan

  3) Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang terpendam dalam hati

  4) Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya

  5) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; perhatian karena seksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja. 6) Menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan, yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara. 7) Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan

  8) Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara sang anak

  9) Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.

  Logan (dalam Tarigan, 1994: 58-59) menyebutkan tahap-tahap menyimak sebagai berikut: 1) Tahap mendengar

  Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih berada dalam tahap hearing. 2) Tahap memahami

  Setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara, maka sampailah kita dalam tahap understanding. 3) Tahap menginterpretasi

  Penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara. Dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dengan demikian sang penyimak telah tiba pada tahap

  interpreting .

  4) Tahap mengevaluasi Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicara, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, di mana keunggulan dan kelemahan, di mana kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating derstanding. 5) Tahap menanggapi

  Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Sang penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi (responding).

  Berdasarkan pendapat para ahli mengenai tahap menyimak di atas maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap menyimak dari beberapa pendapat tersebut sangat tepat digunakan dalam penelitian ini adalah tahap mendengar, memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi. Pada tahap ini adalah tahap sesuai dengan tahap usia perkembangan menyimak siswa Sekolah Dasar. Jadi tahap-tahap menyimak cerita anak yaitu tahap mendengar cerita anak, memahami isi cerita anak, menginterpretasi cerita anak, mengevaluasi cerita anak, dan akhirnya menanggapinya dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA VCD DONGENG ANAK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS 4 DI SDN PETORAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 20102011

0 7 70

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SD NEGERI MOJOKERTO 3, KEDAWUNG, SRAGEN TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DELEGAN 2, PRAMBANAN, SLEMAN.

0 4 231

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA FIKSI ANAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS V SD

0 1 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA SISWA KELAS V SD TARAKANITA NGEMBESAN SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

0 0 165

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 114

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK SISWA KELAS II SD KANISIUS BANTUL SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

0 0 152

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN PADA TAHUN AJARAN 20102011

0 1 148

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SD KANISIUS BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 20102011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidika

0 0 170

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 20102011

0 1 128