Peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa pada pokok bahasan besaran dan satuan serta vektor oleh siswi-siswi kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository
PETA KONSEP SEBAGAI ALTERNATIF
ALAT EVALUASI PEMAHAMAN SISWA
PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN
SERTA VEKTOR OLEH SISWI-SISWI KELAS XB
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Maria Immaculata Lulut Cahyani
NIM: 041424038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PETA KONSEP SEBAGAI ALTERNATIF
ALAT EVALUASI PEMAHAMAN SISWA
PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN
SERTA VEKTOR OLEH SISWI-SISWI KELAS XB
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Maria Immaculata Lulut Cahyani
NIM: 041424038
Aku tidak A k ingin me enuntut h hidupku m mulus tanp pa gelomb bang....
M Memangg ul salib it tulah tuga asku seba agai pengi ikut-Mu, dan . bukannya b lari meng ghindar
Waktu k kebingun ngan dan n kekhaw watiran m melanda a diriku,
jan gan lepa askan tan nganku.
Bantula ah aku untu uk bersaba ar, penuh k kasih dan k kerendahan n hati.
B iarlah deka apan-Mu m menguatkan n aku untuk k berjuang .
Menya darkan aku u bahwa ak ku tidak se endiri,
melainkan m Engkau tet tap lena da an tetap m emangku,
me ndekapku d dalam seg ala suasan na.
Tuha an, biarka anlah aku makin m murni
da alam geng ggaman ta angan-M u
Karya in ni kuperse embahkan n untuk :Yang ku sebut Ia ya ang Maha P Penguasa Bapak k dan Ibuku u tercinta Keluarga a kecilku ya ang indah : Joko‐Bag gas‐Banyu
ABSTRAK
Maria Immaculata Lulut Cahyani, “Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat
Evaluasi Pemahaman Siswa pada pokok besaran dan satuan serta vektor
oleh siswi-siswi kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta ”. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta 2011.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peta konsep dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi untuk mengukur pemahaman
siswa pada pokok bahasan besaran dan satuan serta vektor. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus sampai 27 Agustus 2009 di kelas XB SMU
Santa Maria Yogyakarta.Instrumen yang digunakan adalah tes pemahaman dan tes peta konsep. Tes
pemahaman dibuat berdasarkan kriteria pemahaman. Kualitas tes pemahaman
ditentukan melalui ujicoba dan validasi isi. Sedangkan tes peta konsep dibuat oleh
siswa berdasarkan kemampuan siswa memetakan konsep-konsep pada materi
yang diujikan.Ada dua macam data yang diperlukan dalam penelitian ini; yaitu (1) data
yang berkaitan dengan pemahaman konsep dan (2) data berkaitan dengan
kemampuan siswa membuat peta konsep.Penggunaan peta konsep sebagai salah satu alat untuk mengukur
pemahaman konsep, disimpulkan dari korelasi antara skor tes pemahaman dan
skor peta konsep. Nilai korelasi dinyatakan dengan koefisien korelasi yang
dihitung mengunakan korelasi product-moment dari Pearson pada taraf
signifikansi 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi dengan nilai
koefisien korelasi Pearson r = 0,957 . Nilai tersebut lebih besar daripada
xykoefisien kritikalnya, r = 0,537. Korelasi dalam penelitian ini memiliki pola
critpositif. Oleh karena memiliki pola positif, maka dapat dikatakan bahwa peta
konsep dapat digunakan sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa.
ABSTRACT
Maria Immaculata Lulut Cahyani. “Concept Map as An Alternative for
Evaluation Instrument of Students’ Comprehention on Magnification &
Th
Units and Vector by 10 B Grade Student of Santa Maria High School
Yogyakarta.” Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, The Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University.This research has a purpose to know what a concept map can be used as an
alternative to measure students’ comprehension about physics concepts. The
th thobservation was carried out on September14 until September 27 2009 in the
XB grade of Santa Maria Yogyakarta High school.The instrument used was a understanding test and conceptual maps test.
Comprehension tests based on the criteria of understanding. Quality of
understanding tests was determined by testing and validation of content. The
concept maps test created by students based on students' ability to map the
concept of tested material.There are two kinds of data which are needed in this research. The first is
data that has relationship with concept understanding and the second is data that
has relationship with in making concept map are made by students.To know whether a concept map can be used as one of an equipment to
measure concept understanding or not, it will be conclude if there is any
correlation between the understanding test scores and concept map scores. There
is any correlation or not will be stated by correlation coefficient and analyzed
using product-moment correlation from Pearson and the standard of significant is
0,05.The result shows that any correlation with coefisien correlation from
Pearson on r = 0,957. This point more bigger than crictical coefisien that r =
xy crit
0,537. There is positive correlation between understanding test scores and the
capability in making concept map scores. Therefore, it can be concluded that: A
concept map can be used as an alternative to measure students’ comprehension
about physics concepts.KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan
penyertaanNya yang senantiasa hadir seperti udara yang kuhirup setiap hari, sehingga
penelitian dengan judul “ Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman
Siswa Pada Pokok Besaran dan Satuan serta Vektor oleh Siswi-Siswi Kelas Xb
Smu Santa Maria Yogyakarta ” dapat terselesaikan dengan baik.Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di FPMIPA Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:1 Bapak Drs. Fr. Kartika Budi M.Pd, selaku dosen pembimbing sekaligus dosen
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing
dengan penuh kesabaran dan keramahan.2 Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si selaku kaprodi.
3 Sr. M. Cornelia OSF.S.Ag, selaku kepala sekolah SMU Santa Maria Yogyakarta yang telah mengizinkan dan menyediakan tempat untuk peneliti melakukan penelitian.
4 Dra. MF Sutilah, selaku guru fisika SMU Santa Maria Yogyakarta yang tak
henti-hentinya mendukung dan memberi semangat kepada peneliti untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
6 Dosen–dosen Pendidikan Fisika, terimakasih untuk ilmu yang telah diberikan kepada
saya.7 Sekretariat FKIP dan JPMIPA untuk segala bantuannya selama saya menempuh pendidikan.
8 Bapak-Ibuku tercinta dan Mas Gatot atas segala kasih sayang, kepercayaan, kesabaran dan dukungan dalam doa, semangat, dan biaya sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini
9 Ignatius Joko Pitoyo, Joseph Bagas Jatmiko Bayuputra dan Claudius Banyu Ardhie-
keluarga kecilku sekaligus kereta api hidupku terimakasih atas segala cinta,semangat, kesabaran, doa dan dukungan dan kesempatan. Aku bersyukur hidup
bersama kalian..10 Mbak anit dan Bara yang telah mengisi hari-hari keluargaku, menyediakan tempat untuk sejenak bermain, dan maaf atas segala kerusakan mainan dan bukunya.
11 Bapak-Ibu Daryanto terima kasih atas segala kasih sayang, semangat, doa dan dukungannya
12 Keluarga Baturono dan keluarga Botton : Mbak Ani-Mas Agus sekeluarga, Mba Gun
sekeluarga, Mas Gendut-Mba Iwuk yang sangat sabar dan telaten, Mas Yono-Alm.
Mbak Nanik-Ajeng-Kristin-Wisnu, Mas Tulus –Mbak Ninok-calon adek beserta
seluruh keluarga yang tidak dapat disebutkan detail satu-persatu, terima kasih atas
kasih sayang, cinta, dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan skripsi.
13 Teman-teman kost “BEE”, terima kasih atas dukungan, semangat, kebersamaannya
serta hiburan setiap hari
14 Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2004-2007, yang telah bekerjasama dalam
menempuh studi di Pendidikan Fisika .15 Semua pihak yang belum dapat disebutkan.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan
ini. Supaya dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..... viABSTRAK.................................................................................................................. vi
ABSTRACT............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................................ viii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xiii DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xivBAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 3 BAB II DASAR TEORI........................................................................................... 5 A. Hakekat Peta Konsep........................................................................................... 5
1. Pengertian Konsep ..................................................................................... 5
2. Pengertian Peta Konsep ................................................................................ 7
B. Hakekat evaluasi ................................................................................................. 16
1. Pengertian Evaluasi .................................................................................... 16
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi ........................................................................ 18
3. Alat Evaluasi .............................................................................................. 19
C. Pemahaman Konsep ........................................................................................... 21
D. Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa .................... 23
E. Pengukuran dan Satuan Pengukuran.................................................................. 26
F. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 42
1. Populasi ....................................................................................................... 44
2. Sampel Penelitian....................................................................................... 45
C. Variabel Penelitian ............................................................................................ 45
1. Variabel Bebas ........................................................................................... 46
2. Variabel Terikat ......................................................................................... 46
D. Desain Penelitian ............................................................................................... 47
E. Instrumen Penelitian........................................................................................... 48
1. Tes Peta Konsep .......................................................................................... 48
2. Tes Pemahaman ........................................................................................... 48
F. Uji keandalan instrumen..................................................................................... 52
G. Treatmen ............................................................................................................ 54
H. Metode Analisis Data.......................................................................................... 55
1. Penentuan Skor Tes Pemahaman ................................................................. 55
2. Penentuan Skor Tes Peta Konsep ................................................................. 58
I. Analisa Data ........................................................................................................ 62 J. Uji Normalitas Dan Uji Homogenitas.................................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 64 A. Data Penelitian..................................................................................................... 64
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 64
2. Deskripsi data Skor Tes Pemahaman dan Skor Tes Peta Konsep ................ 67
3. Deskripsi Pemahaman Siswa Pada Pokok Besaran dan Satuan Serta Vektor dalam Peta Konsep yang Dibuat Siswa ...................................................... 73 B. Analisis Data........................................................................................................ 79
1. Uji Normalitas ............................................................................................... 79
2. Uji Homogenitas ........................................................................................... 81
3. Korelasi antara Tes Pemahaman dan Tes Peta Konsep ................................ 82
C. Pembahasan........................................................................................................... 84
D. Peta konsep sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa ...........,........... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 88 A. Kesimpulan............................................................................................................ 88 B. Keterbatasan Penelitian......................................................................................... 88
1. Keterbatasan pada Sampel Penelitian ........................................................... 88
2. Kesulitan yang Dihadapi Siswa .................................................................... 89
DAFTAR TABEL
TabelTabel 1 Definisi Satuan SI untuk Besaran Pokok ..................................................................,,... 28
Tabel 2 Satuan SI untuk Besaran Turunan .................................................................................. 30
Tabel 3 Dimensi untuk Besaran Turunan..................................................................................... 31
Tabel 4 Kisi-kisi Pemahaman....................................................................................................... 50
Tabel 5 Kisi-kisi Variabel yang Diukur....................................................................................... 53
Tabel 6 Kriteria Skor Tes Pemahaman......................................................................................... 55
Tabel 7 Kriteria Skoring Penyusunan Peta Konsep...................................................................... 62
Tabel 8 Skor Tes Pemahaman Konsep......................................................................................... 68
Tabel 9 Skoring Peta Konsep Dari Unsur Penyusun Peta Konsep............................................... 69
Tabel 10 Statistik Deskriptif ......................................................................................................... 70
Tabel 11 Deskripsi Frekuensi Tes Pemahaman ............................................................................ 71
Tabel 12 Deskripsi Frekuensi Tes Peta Konsep............................................................................. 72
Tabel 13 Contoh Hirarki Pada Peta Konsep Yang Dibuat Siswa................................................... 73
Tabel 14 Contoh Konsep Pada Peta Konsep Yang Dibuat Siswa ................................................. 75
Tabel 15 Contoh Yang Muncul Pada Peta Konsep Yang Dibuat Siswa....................................... 78
Tabel 16 Deskripsi Uji Normalitas Tes Pemahaman Konsep........................................................ 79
Tabel 17 Deskripsi Uji Normalitas Tes Peta Konsep.................................................................... 80
Tabel 18 Deskripsi Uji Homogenitas Tes Pemahaman Dan Tes Peta Konsep ............................ 81
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Tes Pemahaman dan Peta Konsep.......... 82
Tabel 20 Hasil Korelasi Tes Pemahaman dan Peta Konsep........................................................ 82
DAFTAR GAMBAR Gambar halaman
2.1 Peta Konsep Paling Sederhana......................................................................... 10
2.2 Peta konsep yang agak kompleks...................................................................... 11 2.3 (a) Peta Konsep yang Mengandung Perantara.................................................. 12 (b) Peta Konsep yang Perantaranya dijadikan bagian dari proposisinya ......... 12
2.4 Bagian-bagian Peta Konsep ............................................................................... 14
4.1 Histogram Deskripsi Frekuensi Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan serta Vektor.......................................................... 71
4.2 Histogram Deskripsi Frekuensi Peta Konsep Siswa pada Pokok Bahasan
Besaran dan Satuan serta Vektor......................................................................... 72
DAFTAR BAGAN
Bagan halaman
2.1 Desain pelaksanaan penelitian ............................................................................. 47
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi memiliki peranan penting dalam proses pendidikan karena dalam
proses evaluasi tersebut kita dapat melihat, menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Selain itu evaluasi juga merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, tingkat pemahaman, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik lewat proses evaluasi.
Dalam proses evaluasi diperlukan instrumen atau alat evaluasi. Alat evaluasi tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan nontes. Khusus untuk evaluasi hasil pembelajaran siswa di kelas, alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes. Di Indonesia bentuk soal pilihan ganda dan bentuk soal uraian menjadi pilihan alat evaluasi yang kerap digunakan.
Dalam situasi akademik, obyek pengukuran atau obyek evaluasi yang perlu menjadi sorotan utama adalah karakteristik individu siswa, seperti pengetahuan, pemahaman ataupun keahlian siswa diberbagai bidang ilmu pengetahuan.
Permasalahan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana evaluator menentukan dan menyusun suatu alat evaluasi agar tujuan yang ingin dievaluasi dapat tercapai dan tepat sasaran. Salah satu solusi yang ditempuh yaitu penggunaan peta konsep sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa.
Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi tersebut diharapkan dapat menjadi alat penilaian yang ideal, yaitu dapat memperlihatkan struktur pemahaman siswa yang hasilnya sesuai dengan keadaan dan dapat diandalkan.
Beberapa para ahli pendidikan telah melakukan riset untuk mewujudkan peta konsep sebagai alat evaluasi yang dapat mengungkap pemahaman. Penelitian tersebut misalnya berkisar tentang penggunaan peta konsep sebagai alat pendeteksi miskonsepsi siswa. Penelitian yang lain yaitu penggunaan peta konsep untuk mempermudah konsep sulit dalam pembelajaran dan penggunaan peta konsep untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Dalam artikelnya mengenai alat evaluasi, Novak (1990) dalam Holil (2008) menjelaskan adanya potensi penggunaan peta konsep untuk peningkatan belajar dan mengajar sains dalam ruang kelas. Tentunya potensi tersebut dapat mencakup fungsi peta konsep sebagai alat evaluasi pemahaman siswa dalam belajar sains di kelas.
Untuk itu penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Peta Konsep sebagai
Alternatif Alat
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah peta konsep dapat dijadikan alternatif alat evaluasi pemahaman siswa?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peta konsep dapat dijadikan alternatif alat evaluasi pemahaman siswa
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat menambah referensi mengenai alternatif alat evaluasi, terutama alat evaluasi yang dapat menggambarkan pemahaman siswa. Selain itu penelitian ini menindaklanjuti penelitian- penelitian sebelumnya mengenai peta konsep.
BAB II DASAR TEORI A. Hakikat Peta Konsep
1. Pengertian Konsep
Konsep menjadi sangat berarti bagi siswa dalam penguasaan materi di berbagai bidang ilmu pengetahuan karena dalam materi tercakup fakta, konsep dan hubungan antar konsep. Konsep memiliki pengertian yang bermacam-macam. Masing-masing ahli memiliki pendapat yang berbeda- beda, sehingga belum ada batasan pasti mengenai pengertian konsep ini. Salah satu batasan yang dikemukakan oleh Dahar, bahwa konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Konsep-konsep itu merupakan penyajian internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati, dan harus disimpulkan dari perilaku. Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar.
Dahar (1989) menyiratkan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yaitu: permukaan datar dan sambungan-sambungan yang mengarah kebawah yang mengangkat permukaan dari lantai.
b. Struktur. Struktur yaitu cara bagaimana atribut tersebut saling terkait.
Ada tiga macam struktur yaitu (1) struktur konjungtif yaitu konsep di mana terdapat contoh konsep, seperti percepatan adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu. Dua atribut yaitu perubahan kecepatan dan selang waktu harus ada agar memenuhi konsep percepatan, (2) konsep
disjungtif yaitu konsep di mana satu dari dua atau lebih sifat harus ada,
(3) konsep relasional menyatakan hubungan tertentu antara atribut- atribut konsep, seperti superposisi.
c. Keabstrakan. Ada konsep yang begitu konkrit dan abstrak, misalnya: jarak dan elektron.
d. Generalitas atau keumuman. Bila diklasifikasikan konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau subordinat, misalnya energi merupakan superordinat dari energi kinetik.
e. Ketepatan, menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk membedakan contoh-contoh dari non contoh.
f. Kekuatan ditentukan sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting.
Konsep dalam kehidupan sehari-hari memiliki dua arti yang berbeda.Satu arti mengenai benda-benda, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, kondisi- kondisi, dan ciri-ciri.
Kartika Budi, (1991: 39) menjelaskan bahwa konsep dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu konsep fisis, konsep logika matematis, dan konsep filosofis. Konsep fisis adalah konsep yang mengacu pada objek, sifat yang menyatu pada objek, proses yang terjadi pada objek, dan relasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Konsep logika matematis adalah konsep yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap objek.
Misalnya; perkalian, penjumlahan, pengurangan. Konsep filosofis adalah konsep yang berkaitan dengan sifat manusia. Misalnya; senang, jujur, kagum.
Dalam pembelajaran fisika yang kita hadapi adalah konsep-konsep fisis, sedangkan konsep-konsep logika-matematis merupakan alat.Untuk itu perlu disadari agar kegiatan belajar mengajar tidak bergeser menjadi kegiatan belajar mengajar matematik, maka konsep-konsep fisis dalam pembelajaran fisika perlu ditekankan. Siswa yang belajar fisika mencoba menafsirkan dan menangkap makna dari konsep-konsep fisika yang dipelajari. Tafsiran tersebut dapat berbeda-beda untuk setiap siswa. Satu konsep dapat memiliki beberapa definisi. Tafsiran seseorang akan suatu konsep dinamakan konsepsi.
Dari keseluruhan penjelasan mengenai definisi konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan dasar pemikiran yang terbentuk di
Penyajian dasar pemikiran tersebut tidak dapat diamati secara langsung, karena harus disimpulkan melalui perilaku atau penerapan.
2. Pengertian Peta Konsep
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa sebelumnya (pengetahuan ataupun konsep awal siswa). Kemudian pada proses selanjutnya siswa akan menerima, mendapat dan menemukan pengetahuan atau konsep baru saat ia belajar. Tentu saja agar proses belajar tersebut menjadi bermakna, maka konsep atau pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa sebelumnya. Berbagai metode digunakan untuk mengetahui struktur pengetahuan siswa, namun belum ada alat atau cara yang tepat yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa (Dahar, 1989: 149). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1985) dalam Dahar (1988: 149) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep- konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep. Peta konsep diusulkan dan dikembangkan Prof. Joseph D. Novak seorang ahli psikologi pendidikan dari Universitas Cornell, AS pada tahun 1983. Peta dalam Asmin (2004), mendefinisikan peta konsep sebagai suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi. Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep disusun hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta konsep.
Dan menurut Mohammad Nur ( 2000 : 36 ) dalam Sucipto (2008) , “Peta
Konsep adalah suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide- ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain “.
Beberapa penelitian (Dorrow&O’neal, 1994; Robert Ornstein, 1992) dalam Watson,Bruce and Kopernicek. (1990) menunjukkan bahwa proses berfikir adalah kombinasi kompleks, kata, gambar skenario, warna dan bahkan suara dan musik. Proses menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi alamiah dalam proses berfikir.
Pearsal (1996 : 199) dalam Wilantara, (2005:51) menyatakan bahwa dengan peta konsep kita dapat melihat refleksi pengetahuan yang dimiliki siswa.
Dengan mencermati kompleksitas peta konsep tersebut kita dapat mendeteksi konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus perubahan konsepnya.
Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep tersebut ada baiknya peta konsep itu digabung dengan interview klinis.
1. Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
2. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional antara konsep- konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep.
3. Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif dari pada konsep- konsep lain.
4. Ciri keempat adalah hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut.
Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa peta konsep merupakan suatu
Hubungan antara konsep-konsep tersebut dalam peta konsep dapat berupa hubungan sederhana ataupun kompleks.Sehingga peta konsep dapat dibedakan menjadi peta konsep sederhana dan kompleks.Peta konsep yang paling sederhana terdiri dari dua konsep dan satu hubungan seperti pada Gambar 2.1.
Berpindah secara
KALOR KONDUKSIGambar 2.1.Peta Konsep Paling Sederhana Peta konsep tersebut memuat konsep kalor dan konsep konduksi.
Hubungannya adalah kalor berpindah secara konduksi. Hubungan berpindah secara adalah hubungan proporsional, karena hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk proposisi. Bila peta konsep dikembangkan lagi dengan menambah konsep-konsep lain beserta hubungannya, maka peta konsep akan menjadi kompleks. Berikut contoh peta konsep yang lebih kompleks. adalah Bentuk Energi kondu ksi Berpindah secara
KALOR Konveksi Radiasi Kalor i
Benda dapat satuan
Jumlahnya sama
Melepas kalorMenerima Kalor merupakan
Asas Black
akibatnya akibatnya Perubahan WujudGambar 2.2.Peta Konsep yang agak kompleks dalam Kartika Budi, Fr. Y. 1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains), dalam Widya Dharma.
Yogyakarta.
Dalam arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hubungan hierarkis antara konsep yang satu dengan yang lain (Moreire, 1987) dalam Kartika (1990: 68). Dalam peta konsep yang demikian dapat ditunjukan mana konsep yang paling umum dan konsep yang khusus. Konsep yang paling umum dapat diletakkan paling atas, konsep yang paling khusus diletakkan paling bawah, atau sebaliknya. Konsep-konsep yang tingkatannya sebagai konsep yang merupakan unsur peta tersebut, dapat juga dijadikan bagian dari proposisinya. Contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
(Kartika Budi, Fr. Y. (1990:70 )).
Ditentukan oleh GAYA memiliki PERCEPATAN BESAR
MASSA Ditentukan oleh
Gambar 2.3. (a) Peta konsep yang mengandung konsep perantaraGAYA Besarnya ditentukan oleh PERCEPATAN
MASSA
Gambar 2.3 (b) Peta konsep yang konsep perantaranya dijadikan bagian dari proposisinyaDari penjelasan mengenai peta konsep tersebut, maka dapat ditentukan digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep.
2. Konsep penyajian internal dasar pemikiran yang terbentuk di dalam pikiran manusia mengenai sesuatu objek atau benda, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi, dan ciri-ciri yang menyertainya,.
Penyajian dasar pemikiran tersebut tidak dapat diamati secara langsung, karena harus disimpulkan melalui perilaku atau penerapan.Konsep disini diwujudkan dalam bentuk kata.
3. Proposition
a. Pernyataan yang menghubungkan konsep yang satu dengan yang lain.
b. Tanda panah penghubung konsep
4. Crosslinks Didefinisikan hubungan antara konsep-konsep yang berbeda yang terletak di hierarki cabang.
5. Contoh Konsep yang paling khusus pada peta konsep
Bagian-bagian peta konsep dapat dilihat pada Gambar 2.4.
adalah Bentuk Energi kondu ksi
1 Berpindah secara KALOR Konveksi Kalori
Radiasi Benda dapat satuan
2 Jumlahnya sama
Melepas kalor Menerima Kalor merupakan akibatnya akibatnya
Asas Black
3 4 .b
Terdapat pada peristiwa Perubahan Wujud 3 .a
Terdapat pada peristiwa Es mencair
5 Air membeku Gambar 2.4.Bagian-bagian peta konsep dalam Kartika Budi, Fr. Y. 1990.
Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains), dalam Widya Dharma.
Yogyakarta.
3. Pengertian Pemetaan Konsep Pemetaan konsep adalah proses untuk menghasilkan peta konsep.
Dalam proses pembuatan peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep- konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami. Sedang penyesuaian integratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya.Oleh karena itu belajar bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsep baru dikaitkan dengan konsep yang inklusif. Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat.
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna.Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep.
1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
2. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
3. Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
4. Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep, yaitu :
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan atau mengidentifikasi konsep-konsep yang relevan dalam bacaan
3. Mengelompokkan dan mengurutkan konsep-konsep dari yang paling inklusif (umum) ke yang paling spesifik (khusus)
4. Mendefinisikan dan mengintepretasikan konsep-konsep tersebut menurut pemahaman siswa
5. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam peta konsep. Konsep- konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misal nya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.
B. Hakekat Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris evaluation Namun, dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni: a) Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b) Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
c) Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.
Meskipun kini memiliki makna yang lebih luas, namun pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Menurut Cronbach dan Stufflebeam, proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan (dalam Arikunto, 2006:3). Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan
Dalam penilaian dibutuhkan langkah-langkah atau metode penilaian. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pengumpulan data, (3) verifikasi data, (4) analisis data, dan (5) interpretasi data.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam angka perbaikan.
Selain fungsi di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan diagnostik guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari setiap fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.yaitu menyeleksi calon
b. Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
c. Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.
3. Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melaksanakan tugas atau mencapai tujuan melaksanakan evaluasi serta mencapai tujuan evaluasi. Alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi.
Dari sekian banyak alat evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan nontes.
1. Alat tes Yang tergolong alat tes adalah : 1) Tes formatif, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan umpan balik yang dimaksudkan untuk bahan memperbaiki proses belajar-mengajar. 2) Tes sumatif yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan pemberian nilai, merupakan penentuan atau keputusan mengenai hasil belajar siswa
3) Tes penempatan, yaitu evaluasi yang bersangkutan dengan usaha penempatan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat
2. Alat nontes Yang tergolong alat nontes, misalnya skala bertingkat (rating scale),
Kuesioner (angket), wawancara, daftar cocok, pengamatan (observasi), riwayat hidup.